• Tidak ada hasil yang ditemukan

cek plagiat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "cek plagiat"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh Oleh ALDIANSYAH ALDIANSYAH 1515031051 1515031051

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 2018

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PROTEKSI MENGGUNAKAN SEL-300G GENERATOR

SISTEM PROTEKSI MENGGUNAKAN SEL-300G GENERATOR RELAYRELAY PADA GENERATOR UNIT 1 PLTGU PT PLN SEKTOR

PADA GENERATOR UNIT 1 PLTGU PT PLN SEKTOR PENGENDALIA

PENGENDALIAN N PEMBANGKITAPEMBANGKITAN N KERAMASANKERAMASAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja

Diajukan Untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Kerja PraktikPraktik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Universitas Lampung Oleh Oleh Aldiansyah Aldiansyah NPM. 1515031051 NPM. 1515031051 Mengetahui, Mengetahui,

Pembimbing kerja praktik Pembimbing kerja praktik

Ir.Abdul Haris, M.T. Ir.Abdul Haris, M.T. NIP. 196308011996031001 NIP. 196308011996031001 Menyetujui, Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Elektro Unila Ketua Jurusan Teknik Elektro Unila

Dr. Ing. Ardian Ulvan, M.Sc. Dr. Ing. Ardian Ulvan, M.Sc.

NIP 197311281999031005 NIP 197311281999031005

(4)

ABSTRAK ABSTRAK

SISTEM PROTEKSI MENGGUNAKAN SEL-300G GENERATOR

SISTEM PROTEKSI MENGGUNAKAN SEL-300G GENERATOR RELAYRELAY PADA GENERATOR UNIT 1 PLTGU

PADA GENERATOR UNIT 1 PLTGU PT PLN SEKTORPT PLN SEKTOR PENGENDALIA

PENGENDALIAN N PEMBANGKITAPEMBANGKITAN N KERAMASANKERAMASAN

Oleh Oleh

ALDIANSYAH ALDIANSYAH

Sistem rele proteksi sangat penting untuk sebagai pengaman peralatan tenaga Sistem rele proteksi sangat penting untuk sebagai pengaman peralatan tenaga listrik. Perlindungan ini dirancang untuk melindungi dan juga meminimalkan listrik. Perlindungan ini dirancang untuk melindungi dan juga meminimalkan kerusakan yang terjadi saat gangguan.

kerusakan yang terjadi saat gangguan. Sistem perlindungan harus bekerja sesuaiSistem perlindungan harus bekerja sesuai kondisi cepat bereaksi jika terjadi gangguan, selektif, sensitif atau tidak sensitif kondisi cepat bereaksi jika terjadi gangguan, selektif, sensitif atau tidak sensitif terhadap interferensi, andal atau reliabilitas, stabilitas dan juga ekonomis. Jika itu terhadap interferensi, andal atau reliabilitas, stabilitas dan juga ekonomis. Jika itu syaratnya tidak terpenuhi, itu akan mempengaruhi kinerja alat tersebut. Sistem syaratnya tidak terpenuhi, itu akan mempengaruhi kinerja alat tersebut. Sistem  proteksi

 proteksi generator generator juga juga bertujuan bertujuan untuk untuk melindungi melindungi kehandalan kehandalan dan dan keandalankeandalan layanan generator listrik kontinuitas. Dengan pencapaian keandalan sistem dan layanan generator listrik kontinuitas. Dengan pencapaian keandalan sistem dan efisiensi terpenuhi. Pada SEL-300G juga dapat membaca parameter dari generator efisiensi terpenuhi. Pada SEL-300G juga dapat membaca parameter dari generator apakah dia normal atau abnormal, bila terjadi abnormal pada generator, maka apakah dia normal atau abnormal, bila terjadi abnormal pada generator, maka SEL-300G akan bekerja dan memberi perintah alarm atau trip pada unit.

SEL-300G akan bekerja dan memberi perintah alarm atau trip pada unit. Kata kunci

(5)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena hanya Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan kerja praktik dan dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan kerja praktik dan laporannya, hal yang merupakan salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah laporannya, hal yang merupakan salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah Kerja Praktik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Kerja Praktik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan bobot 2 SKS.

dengan bobot 2 SKS.

Laporan ini disusun berdasarkan kerja praktik yang dilakukan di PT PLN Laporan ini disusun berdasarkan kerja praktik yang dilakukan di PT PLN Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, yang Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, yang dilaksanakan pada 23 Juli 2018 sampai

dilaksanakan pada 23 Juli 2018 sampai 23 Agustus 2018.23 Agustus 2018.

Selama melakukan kerja praktik hingga penyusunan laporan kerja praktik ini Selama melakukan kerja praktik hingga penyusunan laporan kerja praktik ini  penulis

 penulis banyak banyak mendapat mendapat bantuan bantuan baik baik ilmu ilmu material, material, petunjuk, petunjuk, bimbingan bimbingan dandan  juga

 juga saran saran dari dari berbagai berbagai pihak. pihak. Dalam Dalam kesempatan kesempatan ini ini penulis penulis inginingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1.

1. Allah SWT dan Nabi Muhamad SAW yang selalu memberikan indahnyaAllah SWT dan Nabi Muhamad SAW yang selalu memberikan indahnya nikmat dibalik sebuah kesabaran.

nikmat dibalik sebuah kesabaran. 2.

2. Kedua orang tua saya beserta keluarga besar, yang senantiasa tanpa hentiKedua orang tua saya beserta keluarga besar, yang senantiasa tanpa henti selalu memberikan dukungan kepada saya.

(6)

3. Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T.,M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung.

4. Ir.Abdul Haris, M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktik telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam penyelesaian laporan kerja  praktik ini.

5. Diah Permata, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing akademik 6. Doso Kartopo selaku pembimbing kerja praktik di lapangan.

7. Bapak Ibu Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Informatika yang telah mendidik, membimbing dan memberikan ilmu pengetahuanya.

8. Seluruh Pimpinan dan Karyawan PT PLN Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, yang telah membimbing dan mengajarkan banyak ilmu selama menjalankan kerja praktik.

9. Teman saya kerja praktik yaitu Wira Jerry Kusuma Wardana dan Arnold Parulian Sipangar yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat berguna selama melakukan kerja praktik.

10. Seluruh Angkatan 2015 Teknik Elektro yang telah memberikan semangat yang luar biasa selama penyusunan laporan kerja praktik ini.

(7)

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi seluruh  pembaca, selain itu penulis juga membutuhkan saran serta kritik yang

membangun guna kemajuan penulis dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya. Kepada seluruhnya penulis mengucapkan sangat berterima kasih.

Bandar Lampung, 5 November 2018

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... ii

ABSTRAK   ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viv

DAFTAR TABEL  ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.2.1 Tujuan Umum ………... 2

1.2.2 Tujuan Khusus ………... 3

1.3 Tempat dan Waktu Kerja Praktek ... 3

1.4 Batasan Masalah Kerja Praktek ... 3

1.5 Metode Penulisan ... 4

1.6 Sistem Penulisan ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan ... 6

2.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) pembangkitan Sumbagsel…... 8

2.3 Tugas dan Fungsi………. 9

2.4 Wilayah Usaha PT. PLN (Persero) pembangkitan Sumbagsel …………... 10

2.5 Organisasi dan Manajemen Perusahaan ………... 10

(9)

2.7 Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramas an... 13

BAB III STUDI PUSTAKA 3.1 Pengertian Generator …………...……… 14

3.1.1 Prinsip Kerja Generator ... 15

3.2 Cara Mengubah Energi Mekanik Menjadi Energi Listrik ... 16

3.2.1 Generator Arus Searah ... 16

3.2.2 Generator Arus Bolak-balik ... 17

3.3 Gangguan Yang Terjadi Pada Generator ... ... 18

3.3.1 Gangguan Belitan Stator ... 18

3.3.2 Gangguan Belitan Medan ... 19

3.3.3 Kondisi-kondisi Berjalan Normal ... 20

3.4 Sistem Proteksi Pada Generator ... ... 25

3.4.1 Metode Proteksi ... 25 3.4.2 Metode Pentanahan ... 26 3.5 Kehhandalan Sistem ... 27 3.5.1 Konfigurasi Seri ... 28 3.5.2 Konfigurasi Paralel ... 28 3.5.3 Konfigurasi Campuran ... 29 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan ... 30

4.2 Spesifikasi Generator Pada PLTGU…………... 30

(10)

4.3.1 Spesifikasi SEL-300G Generator Relay ... 33

4.4 Sistem Proteksi Generator ... 35

4.4.1 Over Current Relay ... 35

4.4.2 Over Voltage Relay ... 35

4.5 Kondisi Alat SEL-300G Generator Relay di PLTGU Keramasan ... 36

46 Data Setting Relay Proteksi Pada SEL-300G Generator Relay ... 37

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 38

5.2 Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pengendalian pembangkitan keramasan sebagai salah satu sektor  pembangkit besar yang berada di sumatera, dalam menjalankan aktivitas

senantiasa didukung oleh tersedianya sumber tenaga listrik. Sumber tenaga listrik untuk produksi menggunakan generator set (genset). Sumber tenaga listrik untuk  penerangan dan yang menunjang proses produksi menggunakan tegangan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pembangkit listrik yang digunakan pada Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

Generator sebagai salah satu peralatan listrik harus menggunakan sistem  pengaman yang standar. Baik pengamanan terhadap manusia,hewan dan peralatan  jika terjadi gangguan. Sistem pengamanan diperlukan untuk melindungi

generator dari kondisi-kondisi abnormal.

Gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan yang fatal pada peralatan listrik yaitu hubung singkat. Gangguan-gangguan pada hubung singkat yang sering

(12)

terjadi pada suatu generator adalah hubung singkat antar fasa, hubung singkat antar lilitan, hubung singkat dengan tanah pada belitan rotor dan hubung singkat antar lilitan pada belitan rotor.

Gangguan ini juga akan menimbulkan kondisi abnormal, sehingga dapat menggunakan proses produksi dari industri ini. Kondisi abnormal ini harus ditanggulangi dan diperbaiki dengan cepat sebelum menimbulkan kerusakan yang  berat pada generator dan sistem disekitar generator. Untuk menghindari kondisi

seperti ini digunakan sistem proteksi yang handal, sehingga diharapkan gangguan-gangguan yang terjadi tidak dapat mengganggu atau merusak generator dan sistem lain yang ada disekitarnya.

1.2 Tujuan Kerja Praktik

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari kerja praktik ini adalah :

a. Mendapatkan pengalaman kerja praktik dalam dunia kerja dengan mempelajari, memahami dan mengikuti proses kerja serta aturan-aturan yang  berlaku.

 b. Mengenal berbagai macam peralatan yang di gunakan pada bidang industri. c. Mengetahui penerapan ilmu yang didapat selama kuliah dalam dunia kerja

(13)

1.2.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari kerja praktik ini adalah :

a. Mengetahui dan memahami proses produksi listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di PT. PLN Keramasan.

 b. Mengetahui proses sistem proteksi generator dan dapat melokalisir gangguan dan meminimalkan kerusakan yang terjadi akibat gangguan.

1.3 Tempat dan Waktu Kerja Praktik

Kerja praktik ini dilakukan pada waktu dan tempat sebagai berikut :

Tempat : PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan Jl. Abikusno Cokrosuyoso No.24 Kertapati Palembang 30259. Waktu : 23 Juli 2018 s/d 23 Agustus 2018

1.4 Batasan Masalah Kerja Praktik

Adapun batasan masalah pada laporan kerja praktik adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gangguan yang terjadi pada generator untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi akibat gangguan yang di sebabkan.

2. Mengetahui prinsip kerja dari sistem proteksi generator pada over current relay, over voltage relay,  pada alat SEL-300G Generator Relay yang digunakan pada PLTGU keramasan.

(14)

1.5 Metode Penulisan

Adapun metode penyusunan laporan kerja praktik ini adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut :

1. Observasi Langsung

Melakukan pengamatan secara langsung di PT.PLN(Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan yang berada di Jl.Abikusno Cokrosuyoso No.24 Kertapati Palembang 30259.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung kepada pembimbing lapangan, tenaga ahli teknisi, serta pegawai. Dengan melakukan wawancara maka diharapkan akan mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang proses pendistribusian energi listrik ke konsumen di PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan melalui buku referensi yang ada di PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan serta melalui situs online.

1.6 Sistem Penulisan

Untuk memudahkan penulis mengenai materi yang diangkat sebagai judul tema dalam penulisan laporan kerja praktik ini, maka laporan ini dibagi menjadi lima  bab, sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I-PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, tempat dan waktu, metode  pengumpulan data dan sistematika penulisan.

(15)

BAB II-PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini membahas tentang profil singkat PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan.

BAB III-TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjabarkan teoritis yang berkaitan dengan pokok utama yang dibahas  pada laporan Kerja Praktik yaitu mengenai sistem proteksi generator yang

digunakan PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramas an.

BAB IV-PEMBAHASAN

Membahas sistem proteksi generator yang terjadi di lapangan serta melakukan  perhitungan dari hasil pengukuran untuk mengetahui masalah yang terjadi serta

mencari solusinya.

BAB V-KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran setelah melakukan kerja praktik yang dapat diberikan oleh penulis.

(16)

BAB II

PROFIL PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN

2.1 Sejarah PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan

Gambar 2.1 Gambar area produksi listrik PT. PLN (Persero) SKRM

Dalam rangka meingkatkan efesiensi dan produktivitas pengelolaan tenaga listrik dikawasan sumatera maka Direksi PT. PLN (Persero) menetapkan kebijakan untuk melakukan restrukrisasi organisasi pengelola kelistrikan pengelola kelistrikan dikawasan pulau sumatera yang saat ini dilaksanakan oleh PT. PLN (persero) wilayah III dan IV dengan membentuk unit Organisasi pembangkitan Sumatera Bagian Selatan berdasarkan keputusan direksi PT. PLN (Persero) No.

(17)

177.K/010./DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004. tujuan utama dari kantor Induk PT PLN (Persero) Pembangkitan adalah untuk mengusahakan pembangkitan dan  penyedian listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai serta melakukan usaha

sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepentingan stake holder serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pembentukan PLN Sektor Keramasan dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 1975, yaitu setelah selesainya pembangunan dan trial  operasi PLTU unit I dan unit II. Pambangunan PLN Sektor Keramasan pada mulanya diawali dengan perencanaan  pembangunan unit PLTU Keramasan yaitu pada tahun 1962, dimana pada saat itu kemampuan dari PLTD Boom Baru (dibawah pengelolaan PLN Cabang Palembang) tidak dapat lagi memenuhi permintaan tenaga listrik untuk para konsumen.

Pada tahun 1963 dimulai dengan pelaksanaan pembangunan berupa penyediaan tanah, penimbunan rawa-rawa dan penyediaan tempat penampungan bahan baku yang didatangkan dari Yoguslavia. Pada tahun 1964  –   1968, kegiatan  pembangunan mengalami slow down, akibat tidak tersedianya dana pembangunan. Setelah ditetapkannya proyek Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) keramasan sebagai salah satu bagian dari proyek Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I  Nasional (1 April 1969) tahap demi tahap dilanjutkan pembangunannya sampai tahun 1974. Dalam usaha mempertinggi kehandalan pembangkitan, maka pada tahun 1968 dimulai pengembangan Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) unit I yang terletak di Boom Baru, kemudian pada tahun 1975 dibangun Pusat Listrik Tenaga

(18)

Gas (PLTG) unit II di keramasan dan tahun 1979 PLTG unit III yang juga terletak di keramasan.

Kemudian untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah sumatera bagian selatan karena PLTU I dan II Keramasan berhenti operasi tanggal 15 Desember 2012. Sebelumnya, pada tanggal 22 Maret 2011, dilakukan penandatanganan kontrak  pembangunan PLTGU I dan II, dimana PT PLN (Persero) mengandeng Marubeni Corp sebagai kontraktor dengan nilai kontrak mencapai ± satu miliyar. Hal ini  bertujuan untuk menggantikan peran PLTU unit I dan II Keramasan yang akan stop beroperasi. Lalu dua tahun setelah setelahnya, dua blok PLTGU berkapasitas 2x40 MW yang berada 3 km dari pusat kota Palembang ini selesai dibangun dan melakukan komisioning pada tanggal 31 Desember 2013.[1]

2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan Distribusi Lampung sama dengan perusahaan yang lainnya di mana juga memiliki visi dan misi.

Adapun Visi dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan adalah sebagai berikut :

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Adapun Misi dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan adalah sebagai berikut :

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham, menjadikan

(19)

tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi, menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3 Tugas dan Fungsi

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan berfungsi untuk mengelola  pendistribusian dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen listrik di

Palembang dan sekitarnya. Sistem kelistrikan yang terdapat di Palembang merupakan tugas dan tanggung jawab dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan dengan dibantu oleh beberapa area dari pembagian unit kerjanya.

Sehingga sekarang, mesin pembangkit listik yang dikelola oleh Pusat Listrik dan Unit Penyaluran Keramasan, dibawah Sektor Pembangkitan Keramasan yaitu :

1. PLTG I dan II berkapasitas 2x13 MW (Dalam Perbaikan). 2. PLTG III Keramasan berkapasitas 18 MW.

3. PLTG Talang Duku 1x20 MW dan 1x14 MW 4. PLTG Jakabaring 3x20 MW.

(20)

2.4 Wilayah Usaha PT. PLN (Persero) pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Terdapat beberapa wilayah kerja kantor induk PT. PLN (Persero) pembangkitan Sumatera Bagian Selatan meliputi 8 Sektor Pembangkitan, yaitu :

1. Sektor Pembangkitan Bukit Tinggi. 2. Sektor Pembangkitan Ombilin. 3. Sektor Pembangkitan Bukit Asam. 4. Sektor Pembangkitan Keramasan. 5. Sektor Pembangkitan Bengkulu.

6. Sektor Pembangkitan Bandar lampung. 7. Sektor Pembangkitan Tarahan.

8. Sektor Pembangkitan Jambi.

2.5 Organisasi dan Manajemen Perusahaan

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan memiliki tipe struktur organisasi line and staff dan dikepalai oleh seorang manajer sektor yang membawahi asisten manajer engineering, asisten manajer operasi, asisten manajer  pemeliharaan dan asisten manajer SDM & administrasi.

Manajer sektor bertugas merumuskan rencana dan program kerja, membina  bawahan, mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan di lingkungan sektor serta mengendalikan penggunaan sumber daya manusia agar efisien dan efektif dalam memproduksi tenaga kerja.

(21)

Adapun tugas masing-masing Asisten Manajer adalah sebagai berikut : 1. Asisten Manajer Engineering.

Asisten manajer engineering yaitu jabatan struktural, asisten manajer engineering bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan tugas, memberi petunjuk kegiatan bagian engineering, mengkoordinasikan  penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan termasuk minyak  pelumas. Selain itu, bagian engineering juga mengendalikan pengelolaan

lingkungan hidup.

2. Asisten Manajer Operasi / Pemeliharaan.

Asisten manajer operasi / Pemeliharaan membawahi supervisor produksi PLTU/PLTG A, B, C, D, supervisor operasi, supervisor bahan bakar. Asisten manajer operasi / Pemeliharaan bertugas mengkoordinir kegiatan  pusatan tenaga listrik, agar dapat terlaksana secara optimal serta mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan pembangkitan tenaga listrik untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari proses  pembangkitandan membawahi supervisor pemeliharaan mesin, supervisor  pemeliharaan listrik, supervisor har kontrol & instrument. Asisten manajer operasi / pemeliharaan bertugas mengkoordinir pemeliharaan mesinr listrik dan instrument agar proses operasi terlaksana secara optimal untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari proses pembangkitan.

3. Asisten Manajer SDM & Administrasi.

Asisten manajer SDM & administrasi membawahi supervisor sekretariat dan umum, supervisor kepegawaian dan diklat, supervisor anggaran dan keuangan, supervisor akuntansi, supervisor perbekalan. Adapun tugas dari

(22)

asisten manajer tata usaha adalah menyusun rencana kerja bagian tata usaha sebagai pedoman kerja, mengkoordinir tugas-tugas seksi di lingkungan bagian tata usaha, mengkoordinir penyusunan rencana anggaran operasi, usulan investasi dan anggaran intarisasi tahunan, serta menyusun konsep usulan pengangkatan pegawai.

2.6 Proses Produksi

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan gabungan dari PLTG dan PLTU untuk menghasilkan listrik . Perjalanan menghasilkan ini  berawal dari udara atmosfir dihisap masuk dan dikompressi didalam kompressor sampai tekanan tertentu, kemudian dialirkan masuk kedalam ruang bakar. Didalam ruang bakar, bahan bakar dibakar sehingga udara tadi memuai dan keluar ruang bakar dengan kecepatan yang tinggi. Udara / gas panas dengan kecepatan tinggi masuk kedalam turbin, sehingga mampu mendorong sudu sudu turbin untuk berputar. Gas panas keluar turbin dibuang ke udara atau dimanfaatkan kembali untuk diambil energinya guna membangkitkan uap atau lainnya. Tenaga yang diperoleh didalam turbin sebagian besar digunakan untuk memutar kompressor dan sisanya untuk memutar generator listrik atau peralatan lainnya

.

Kemudian di dalam generator turbin gas tersebut diubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pada pembangkit ini, panas hasil pembakaran di dalam turbin gas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air di HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) sehingga menjadi uap. Uap inilah yang akan memutar turbin uap. Setelah itu, putaran dari turbin uap akan memutar generator turbin uap yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi listik yang dihasilkan

(23)

dari pembangkitan tersebut dialirkan ke area distribusi menggunakan transmisi tegangan tinggi untuk mengurangi loses atau kerugian  –   kerugian energi yang terjadi akibat perjalanan mentransmisikan energi dengan jarak yang jauh. Hingga  pendistribusian dari stasiun listrik atau biasa disebut Gardu Induk dan Gardu

distribusi dengan membagi jalur energi listrik menjadi banyak jaringan, mengubah tegangan listrik yang saat melewati jalur transmisi mempunyai tegangan tinggi menjadi tegangan rendah sehingga tidak membahayakan pengguna.[2]

2.7 Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan

Adapun alamat lengkap dari PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan  berada diJl. Abikusno Cokrosuyoso No.24 Kertapati Palembang 30259.

(24)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Generator

Generator merupakan suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga mekanik. Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik  yang mempunyai prinsip kerja sebagai  bila mana rotor diputar maka belitan kawatnya akan memotong gaya-gaya magnit pada kutub magnit, sehingga terjadi perbedaan tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut menggeser  sikat-sikat, sebagai terminal  penghubung keluar.

(25)

Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan menimbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt.

3.1.1 Prinsip kerja generator

Jika penghantar berada di dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah setiap saat maka dalam penghantar tersebut akan timbul gaya gerak listrik atau tegangan ( Hukum Faraday).

Hukum Faraday : apabila suatu lilitan penghantar atau konduktor diputar memotong garis-garis gaya magnit yang diam atau lilitan yang diam dipotong oleh garis-garis gaya magnit yang berputar maka pada penghantar tersebut timbul gaya gerak listrik atau tegangan induksi.

Kumparan medan yang terdapat di rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi yang disuplai oleh arus searah sehingga menimbulkan fluks yang besarnya tetap terhadap waktu. Kemudian penggerak mula yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya sesuai dengan persamaan:

 = 120.   dimana: n = Kecepatan putar rotor (rpm)

 p = Jumlah kutub rotor  f = frekuensi (Hz)

Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan  pada kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor akan menginduksikan tegangan tiga fasa pada kumparan jangkar sehingga akan

(26)

menimbulkan medan putar pada stator. Perputaran tersebut akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi  pada ujung-ujung kumparan tersebut.[3]

3.2 Cara Mengubah Energi Mekanik Menjadi Energi Listrik 3.2.1 Generator Arus Searah (Generator DC)

Generator DC terdapat dua bagian yaitu stator bagian mesin DC yang diam/tidak  bergerak, dan pada bagian rotor bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box, sedangkan bagian rotor terdiri dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Gambar 3.2. Generator DC

Prinsip kerja dari generator DC sama dengan generator AC, namun pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. karna disebabkan cincin yang digunakan  pada generator DC yaitu berupa cincin belah (komutator).

(27)

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin yaitu sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodik/berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, menggunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

3.2.2 Generator Arus Bolak-balik (Generator AC)

Generator AC terdiri bagian magnet permanen, kumparan (solenoida), cincin geser, dan sikat. Pada generator perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karna di hubungkan dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. Oleh karena itu, arus induksi yang ditimbulkan yaitu berupa arus AC, adanya arus AC ini ditunjukan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.

Gambar 3.3. Generator AC

Contoh dari generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda merupakan sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap di putar,  perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah

(28)

lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung kumparan. Maka lampu tersebut akan dilalui oleh arus induksi AC, dan akibatnya lampu tersebut akan menyala. Lampu akan semakin terang jika  perputaran magnet tetap semakin cepat (laju sepeda semakin kencang).[3]

3.3 Gangguan yang terjadi pada generator

Generator merupakan sebuah objek yang memiliki potensi bahaya yang sangat  banyak, untuk itu dibutuhkan atensi dan perhatian lebih dalam hal proteksi nya.

Masalah dan proteksi bahaya yang akan dikemukakan antara lain : 1. Gangguan Internal

a. Gangguan pada fasa dan atau gangguan tanah pada stator dan daerah  proteksi yang berhubungan.

 b. Gangguan tanah pada rotor (belitan medan) 2. Kondisi sistem dan atau operasi tidak normal

a. Kehilangan eksitasi (kehilangan medan) atau eksitasi kurang  b. Beban lebih

c. Tegangan lebih

d. Frekuensi kurang atau lebih

e. Arus tidak seimbang-fasa tunggal f. Kehilangan penggerak mula

g. Unit hubungan ketidak serempakan h. Out-of step (kehilangan sinkronisasi) i. Osilasi subsinkronisasi

(29)

Gangguan-gangguan pada generator dapat dibagi dalam pengertian sebagai  berikut :

3.3.1 Gangguan belitan stator

Gangguan pada suatu belitan stator akan mempengaruhi gulungan jangkar (armature). Dalam hal ini juga generator harus segera di shutdown. Membuka sirkit bukanlah jalan yang membantu untuk memperbaiki suatu keadaan.

Yang termasuk ganguan stator yaitu : a. Gangguan fasa ke tanah

Gangguan ini biasanya terjadi di celah jangkar (armature slot). Gangguan  pada titik tersebut secara langsung di hubungkan kepada  Natural Earthing  Resistor . Dengan arus gangguan lebih kecil dari 20 A, terbakarnya inti  besi (iron core) masih belum masalah asalkan mesin segera trip dalam  beberapa detik. Coil dapat diganti tanpa harus melapis kembali laminasi inti. Bagaimanapun, earthing resistor   akan juga dilewati arus gangguan (>200A), sehingga kebakaran yang berat pada inti stator akan terjadi, jadi diperlukan pelapisan laminasi kembali.

Bahkan juga dengan memasang  High Speed Earth Fault Diferential  Protection, kerusakan berat juga dapat terjadi disebakan oleh konstanta waktu dari sirkit medan ( field sirkit ) yang besar dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk menekan tuntas field flux nya.

Untuk mendeteksi pada gangguan ini di gunakan Sensitive Earth Fault  Protection. Proteksi gangguan stator hubung tanah kebanyakan di tentukan

oleh jenis pentanahan titik netral. Besaran yang di gunakan untuk mendeteksi pada ganggaun adalah arus atau tegangan urutan nol.

(30)

 b. Gangguan antar belitan stator

Hubung pendek antar belitan stator dalam satu coil dapat terjadi apabila stator itu terbuat dari multi turn coil. Gangguan semacam ini berkembang  biasanya karena adanya surge arus yang masuk dengan bagian depan gelombang yang curam, yang dapat menyebabkan suatu tegangan tinggi melewati belitan pada jalan masuk belitan stator. Jika belitan stator terbuat dari single turn coil (gulungan tunggal), dengan satu coil per slot, tidak mungkin terjadi gangguan antar belitan. Proteksi yang di gunakan adalah  Interturn Fault Protection atau Stator Earth Fault Protection.

3.3.2 Gangguan belitan medan

Gangguan rotor juga termasuk gangguan antar gulungan rotor dan konduktor ke tanah umumnya disebabkan mekanikal atau temperature stress. Sistem medan umumnya tidak di hubungkan ke tanah sehingga pada gangguan tanah yang tunggal umumnya tidak akan memberikan kenaikkan arus gangguan.

Gangguan tanah yang kedua dapat menghubung singkat sebagian belitan dan akan menghasilkan sistem medan tak simetris, memberikan gaya tak seimbang pada rotor.

Gaya yang seperti ini dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan pada bantalan dan juga distorsi poros, dan rotor akan bergetar. Proteksi rotor hubung tanah menggunakan relay arus searah. Relay akan bekerja apabila salah satu (kutub  positif atau negatif) dari rangkaian penguat, terhubung tanah. Untuk mendeteksi nya digunakan Rotor Earth Fault Protection yaitu pada generator besar dan rotor temperature indikator untuk mendeteksi overheating   karena bebannya tak seimbang.[5]

(31)

3.4 Dasar

 – 

dasar Sistem Proteksi

Sistem proteksi merupakan sebagai pengaman pada suatu sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi tenaga listrik dan generator listrik. mengamankan sistem tenaga listrik dari gangguan listrik atau beban lebih, dengan cara memisahkan bagian pada sistem tenaga listrik yang terganggu. Sehingga sistem kelistrikan yang tidak terganggu dapat terus  bekerja. Jadi pada intinya pengaman pada sistem tenaga listrik yaitu untuk

mengamankan seluruh sistem tenaga listrik supaya kehandalannya tetap terjaga. Adapun macam-macam gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik seperti :

a. Gangguan beban lebih gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi jika dibiarkan terus-menerus berlangsung, maka akan dapat merusak  peralatan listrik yang dialiri oleh arus tersebut.

 b. Gangguan hubung singkat gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa nya.

c. Gangguan tegangan lebih terjadi akibat adanya kelainan pada suatu sistem tenaga listrik, seperti tegangan lebih karena adanya surja petir yang mengenai peralatan listrik.

d. Gangguan ketidakstabilan gangguan ini disebabkan karena adanya gangguan hubung singkat pada sistem tenaga listrik atau lepasnya  pembangkit, yang akibatnya menyebabkan unit-unit pada pembangkit lepas

(32)

Kegunaan sistem proteksi tenaga listrik antara lain untuk :

a. Mencegah kerusakan pada peralatan-peralatan sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.

 b. Mengurangi kerusakan pada peralatan-peralatan sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal. c. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak akan

melebar pada sistem yang lebih luas.

d. Memberikan pelayanan pada tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada konsumen.

e. Mengamankan manusia dari bahayanya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.

Dalam sistem proteksi pembagian tugas dapat diuraikan menjadi :

a. Proteksi utama, berfungsi untuk mempertinggi kehandalan, kecepatan kerja, dan fleksibilitas sistem proteksi terhadap suatu sistem tenaga.

 b. Proteksi pengganti, berfungsi jika proteksi utama menghadapi kerusakan, maka proteksi pengganti akan berganti untuk mengatasi gangguan yang terjadi.

c. Proteksi tambahan, berfungsi untuk pemakaian pada waktu tertentu sebagai pembantu proteksi utama pada daerah tertentu sesuai yang dibutuhkan.[4]

(33)

3.5 Relay Proteksi

Reley proteksi merupakan susunan peralatan pengaman yang dapat merasakan atau mengukur adanya gangguan atau ketidakstabilan sist em, yang kemudian akan secara otomatis dapat memberikan respon berupa sinyal untuk menggerakkan sistem mekanis pemutus tenaga agar dapat terpisahkan bagian yang terganggu. Tujuan dari rele proteksi yang digunakan pada sistem tenaga listrik adalah :

a. Mencegah kerusakan pada peralatan-peralatan sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.

 b. Mengurangi kerusakan pada peralatan-peralatan sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal. c. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak akan

melebar pada sistem yang lebih luas.

d. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan kehandalan dan mutu tinggi kepada konsumen.

e. Mengamankan manusia dari suatu bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.[4]

3.6

Relay Over Current

Rele arus lebih merupakan rele yang bekerja berdasarkan arus, yang mana rele ini akan bekerja apabila terjadi arus yang melampaui batas tertentu yang telah ditetapkan yang disebut arus kerja atau arus setting rele. Didalam distribusi, rele arus lebih ini biasanya sering juga disebut pengaman gangguan antar fasa yang dipergunakan untuk mengamankan sistem distribusi, jika terdapat gangguan hubung singkat 3 fasa atau 2 fasa.

(34)

Pemasangan rele ini terdapat pada incoming feeder (penyulang masuk), outgoing feeder (penyulang keluar) atau di gardu hubungnya.

Keuntungan pada penggunaan proteksi rele arus lebih ini antara lain : a. Sederhana dan murah

 b. Mudah Penyetelan

c. Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan cadangan

d. Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa atau satu fasa ke tanah e. Pengaman cadangan untuk generator, trafo, dan saluran transmisi

3.6.1 Karakteristik relay over current 

Rele arus lebih mempunyai beberapa karakteristik seperti : a. Rele arus lebih waktu seketika

rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika adalah jika jangka waktu rele mulai saat reley arusnya pick up sampai selesainya kerja rele sangat singkat (10-20 ms), yaitu tanpa penundaan waktu. Rele ini jarang  berdiri sendiri namun tetapi umumnya dikombinasikan dengan rele arus

lebih dengan karakteristik waktu tertentu atau waktu ter balik.

(35)

 b. Rele arus lebih waktu tertentu

rele ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui arus settingnya, dan pada jangka waktu kerja rele ini mulai pick up sampai kerja rele diperpanjang dengan waktu tertentu dan tidak akan tergantung dari  besarnya arus yang menggerakkan rele.

Gambar 3.5. Karakteristik Rele Arus Lebih Waktu Tertentu

c. Rele arus lebih waktu terbalik

Rele ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik, makin besar arus makin kecil juga waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik juga dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda.

(36)

3.6.2 Prinsip kerja rele arus lebih

Prinsip kerja rele arus lebih yaitu berdasarkan adanya arus lebih yang dirasakan rele, baik disebabkan adanya gangguan hubung singkat maupun beban lebih dan kemudian memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan karakteristik waktunya.

 pada prinsip kerja rele ini kita dapat lihat pada gambar rangkaian dibawah ini :

Gambar 3.7. Peralatan dan Hubungan Sistem Pengaman Cara kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut :

Pada kondisi normal arus beban (Ib) mengalir pada SUTM / SKTM dan pada trafo arus besaran arus ini di transformasikan ke besaran sekunder (Ir). pada arus sekunder (Ir) mengalir pada kumparan rele tetapi karena arus ini masih lebih kecil dari pada suatu nilai yang ditetapkan (setting), maka rele tidak akan bekerja.

Bila nanti terjadi gangguan hubung singkat, arus beban (Ib) akan naik dan maka menyebabkan arus sekunder (Ir) naik juga, apabila nanti arus sekunder (Ir) naik melebihi suatu nilai yang telah ditetapkan (diatas setting), maka rele akan bekerja

(37)

dan memberikan perintah trip pada tripping coil untuk bekerja dan membuka PMT, sehingga SUTM / SKTM yang terganggu akan dipisahkan dari jaringan.[4]

3.7

Relay Over Voltage

Pada rele tegangan lebih berkerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur, rele tegangan lebih akan berkerja jika tegangan terdeteksi melebihi nilai settingnya.

Adapun penyebab rele tegangan lebih adalah : a. Kegagalan AVR.

 b. Kesalahan operasi sistem eksitasi.

c. Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual. d. Pemisahan generator dari sistem saat islanding.

Aplikasi rela tegangan lebih yaitu :

a. sebagai pengaman gangguan fasa ke tanah pergeseran pada jaringan yang disuplay dari trafo tenaga, dimana titik netralnya ditanahkan melalui tahanan tinggi.

 b. sebagai pengaman gangguan fasa ke tanah stator generator dimana titik netral generator di tanahkan lewat trafo distribusi.

(38)

3.7.1 Prinsip kerja rele tegangan lebih Asas elektromekanik (induksi piringan)

Gambar 3.9. Prinsip kerja rela tegangan lebih

Bila tegangan dipasang maka akan timbul arus pada kumparan utama dan bila mana arus ini melampaui nilai tertentu akan menghasilakan torsi pada piringan akan berputar serta menutup kontaknya.[4]

(39)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan

PT PLN (Persero) sektor pembangkitan keramasan adalah perusahaan yang  bergerak dibidang listrik. Pembangkit yang digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Generator pertama kalinya dioperasikan pada saat diadakan komisioning pada tanggal 31 Desember 2013.

4.2 Speksifikasi Generator Pada PLTGU

(40)

PLTGU PT PLN (Persero) Keramasan memiliki spesifikasi generator, sistem  proteksi yang terpasang maupun energi listrik yang dibangkitkan.

Data generator sebagai berikut :

Merk : Brush/HMA

Type : DG215Z-04

Apparent Power : 35,250 kVA Active Power : 27,920 kW

Tegangan : 11 kV

Arus : 1.850 A

Kecepatan Rotasi : 1.500 rpm

Phasa : 3phasa

4.3 SEL-300G Generator Relay

Gambar 4.2 Alat SEL-300G Generator Relay yang digunakan PLTGU keramasan

SEL-300G Generator Relay adalah relay untuk memproteksi atau melindungi  peralatan –  peralatan tenaga listrik.

(41)

Gambar 4.3 Gambar SEL-300G Generator relay di panel

Gambar 4.4 Aplikasi SEL-300G Generator Relay.

4.3.1 Speksifikasi SEL-300G Generator Relay

(42)

Gambar 4.6 Spesifikasi Arus Input Pada SEL-300G Generator Relay.

Gambar 4.7 Spesifikasi Tegangan Input Pada SEL-300G Generator Relay.

(43)

Gambar 4.9 Spesifikasi Output Pada SEL-300G Generator Relay.

Gambar 4.10 Spesifikasi Frekuensi Pada SEL-300G Generator Relay.[6]

4.4 Sistem Proteksi Generator

Adapun relai proteksi yang digunakan untuk mengamankan generator pada PT PLN (Persero) Keramasan adalah :

4.4.1 Over current relay

Over current relay  yang berfungsi untuk memproteksi generator bila terjadi hubung singkat yang menyebabkan arus lebih.

(44)

4.4.2 Over voltage relay

Over voltage relay yang berfungsi untuk mengamankan generator dari kerusakan yang disebabkan oleh tegangan lebih.

Gambar 4.12 Spesifikasi Over Voltage Relay Pada SEL-300G Generator Relay.[6]

4.5 Kondisi Alat SEL-300G Generator Relay di PLTGU Keramasan

Pada PLTGU keramasan tentang kondisi alat tersebut pada inti nya alat tersebut dalam kondisi baik, dan alat nya juga berfungsi normal.

Alat proteksi jika tidak berfungsi secara optimal maka dapat membahayakan unit di sisi generator nya.

Pada SEL-300G juga dapat membaca parameter dari generator apakah dia normal atau abnormal, bila nanti terjadi abnormal pada generator, maka nanti SEL-300G akan bekerja dan memberi perintah alarm atau trip pada unit.

Gambar 4.13 Alat SEL-300G Generator Relay yang terpasang di panel PLTGU keramasan

(45)

Gambar 4.14 Alat SEL-300G Generator Relay yang terpasang di panel PLTGU keramasan

4.6 Data Setting Relay Proteksi Pada SEL-300G Generator Relay 4.6.1 Data setting SEL-300G pada proteksi relay over current

Tabel 4.1 Data setting SEL-300G pada proteksi relay over current

 Nilai Setting Nilai Batas Nilai Tetap

0.50 to 16.00 3.00 2.00

0.50 to 15.00 3.00 3.00

(46)

4.6.2 Data setting SEL-300G pada proteksi relay over voltage Tabel 4.2 Data setting SEL-300G pada proteksi relay over voltage

 Nilai Setting Nilai Batas Nilai Tetap

0.00 to 200.0 74.0 74.0

0.00 to 200.0 10.0 10.0

Pada tabel di atas beberapa nilai setting relay over current dan over voltage yang di gunakan di PT PLN Keramasan pada alat SEL-300G generator relay dan pada nilai batas, nilai tetap, yang dapat dilihat berbeda  –  beda, karena dalam mesetting nilai sesuai kebutuhan dan keadaan di unit.

Jadi proteksi relay over current dan over voltage bekerja di alat SEL-300G pada saat terjadi gangguan, maka alat tersebut akan memberi perintah bunyi alarm pada alat SEL-300G atau trip pada unit. Jadi tidak akan merusak peralatan  –  peralatan tenaga listrik yang ada di unit.

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dihasilkan pada laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut:

1. Bila terjadi suatu gangguan pada peralatan listrik maka harus diamankan dan  bagian yang terganggu harus di pisahkan dalam waktu secepatnya, guna mencegah atau memperkecil kerusakan yang dapat diakibatkan oleh gangguan itu, sehingga bagian peralatan listrik yang tidak terganggu dapat berfungsi dengan baik.

2. Pada alat proteksi SEL-300G jika tidak berfungsi secara optimal maka dapat membahayakan unit di sisi generator nya, bahkan merusak peralatan  –   peralatan listrik yang semula nya tidak rusak.

3. Alat SEL-300G generator relay dapat di katakan alat proteksi yang baik, karena alat tersebut berfungsi sesuai kemampuan nya dalam melindungi  peralatan –  peralatan listrik di unit PLTGU keramasan.

(48)

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah :

Pemeliharaan terhadap sistem proteksi yang telah ada perlu perhatian lebih terutama CB dan relay. Setting parameter - parameter berada dalam posisi yang diinginkan dan peralatan masih memenuhi syarat-syarat teknis yang ada.

Gambar

Gambar 2.1 Gambar area produksi listrik PT. PLN (Persero) SKRM
Gambar 2.2 Kantor PT PLN (Persero) SKRM
Gambar 3.1. Gambar Generator PLTGU Keramasan
Gambar 3.2. Generator DC
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Fungsi peralatan sistem proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih dalam keadaan normal

Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus

Relai pengaman harus dapat bekerja dengan cepat segera setelah merasakan adanya gangguan pada sistem guna mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan atau

Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama bila terjadi gangguan hubung

Fungsi utama dari peralatan sistem proteksi adalah untuk mengidentifikasi atau mendeteksi adanya gangguan serta memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian

Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama bila terjadi gangguan hubung