• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budy Wiryawan Kuliah 03 Mei 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budy Wiryawan Kuliah 03 Mei 2013"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Budy Wiryawan

bud@psp-ipb.org

Kuliah 03 Mei 2013

(2)

How Well Will We Govern It?

It’s Our Ocean and It’s

Our Fishing Ground

(3)

Proses dan Daya yang mempengaruhi

dinamika DPI

(1) Bagaimana menempatkan kegiatan manusia (pembangunan) pada lokasi yang secara biofisik dan sosekbud sesuai dengan peruntukan kegiatan perikanan.

(2) Bagaimana mengelola DPI sehingga tingkat/laju pemanfaatan SDA (terutama yang dapat diperbaharui), sehingga tidak melampaui kemampuan pulih (potensi lestari) sumberdaya ikan.

(3) Bagaimana mengendalikan pencemaran, sehingga kualitas air di

sekitar DPI tetap terpelihara dan layak untuk kehidupan sumberdaya ikan, termasuk manusia.

(4) Bagaimana merancang (to design) dan membangun (to construct) bangunan, dan prasarana serta sarana lainnya, sehingga tidak menimbulkan pola akresi/sedimentasi dan abrasi/erosi.

(4)

Angin

Angin merupakan parameter lingkungan sebagai gaya

Penggerak baik di atmosfer maupun di lautan (arus&angin).

Angin merupakan gerakan udara dari tempat yang berbeda tekanan:

Pressure gradient (PGF) ~ densitas udara, tekanan udara & jarak

Udara yang bergerak tsb. Dipengaruhi gaya sekunder (Coriolis),

Resultante dari PGF dan gaya Coriolis - kecepatan angin geost.

Ug = 1/fg dp/dx,

f = gaya Coriolis = 2W.sin a

W = kecepatan sudut rotasi

(5)

Empat kelompok faktor yang menjadikan dinamika lingkungan

kawasan pesisir dan laut :

(1) Angin, Gelombang, Pasang surut, Arus dan transport sedimen. - Kawasan pesisir merupakan lingkungan sangat dinamis, dimana

bentuk-bentuk lahan (landforms), seperti garis pantai, pantai

berpasir, delta, dan pulau penghalang, terbentuk dan berubah dari waktu ke waktu (over time) mengikuti masukan energi dan material ke dalam lingkungan kawasan pesisir.

- Masukan energi berupa : gelombang, pasang surut, dan angin.

- Masukan material (sedimen, partikel, dan pollutants) melalui : aliran air sungai, erosi yang diakibatkan oleh angin (wave-induced

erosion), pembentukan “landforms” secara biologis (seperti

terumbu karang yang dibentuk atas “simbiose mutualisme” antara zooxanthellae dengan hewan karang), dan pre-existing offshore sediment deposit.

(6)

- Pola sedimentasi (akresi) dan erosi dipengaruhi oleh berbagai

faktor, seperti sistem transpor pasir (sedimen) yang kompleks, yang merupakan akibat (resultante) dari interaksi yang kompleks antar angin, pasang surut, gelombang, dan material (sedimen, pasir, dll). - Karakteristik/kondisi gelombang sangat berpengaruh terhadap pola

transport sedimen di pesisir dan ini bervariasi secara musiman. - Salah satu sifat gelombang yang sangat berpengaruh (penting)

adalah “ketajaman gelombang” (wave steepness), yaitu : rasio antara tinggi gelombang (wave height) terhadap panjang

gelombang (wave length).

- Gelombang tajam, biasanya terjadi pada saat angin kencang

(musim barat, winter) atau terjadi badai (hurricanes). Pada saat ini erosi pantai banyak terjadi. Sebaliknya, pada saat angin tenang (summer), pada umumnya tidak terjadi erosi yang hebat

(7)

(1) Angin, Gelombang, …

- Perubahan karakteristik gelombang sesuai dengan musim

mengakibatkan lebar pantai di kawasan pesisir berubah secara musiman pula. Saat Summer, pantai-pantai pada umumnya lebar. Dan, sebaliknya pada saat winter (musim barat atau angin

kencang).

- Sistem gelombang pantai juga menimbulkan “arus menyisir pantai” (longshore currents, atau littoral drift).

- Di kebanyakan kawasan pesisir, gelombang menghampiri pantai secara menyudut (at oblique angles). Oleh karenanya, material sedimen secara kontinu mengalir (terpindahkan) dari “updrift locations” ke “downdrift locations”.

- Pekerjaan dan konstruksi pantai, seperti reklamasi, pembangunan pelabuhan, “groins”, darmaga (jetty), dan pemecah gelombang (breakwaters), seringkali menimbulkan masalah (pola akresi-erosi yang tidak diinginkan), karena tidak memperhatikan sistem “arus menyisir pantai” ini dan dinamika oseanografi lainnya.

(8)

Teori Gelombang

(x,t)= fluktuasi muka air terhadap muka air rerata H = tinggi gelombang L = panjang gelombang T = periode gelombang

L

d

T

g

L

2

tanh

2

2

(9)

Gelombang di Pesisir

Gelombang di permukaan, krn alih energi angin ke permu

kaan laut atau gempa dasar laut.

Gelombang di pantai akan membentuk hempasan ombak,

Refraksi (pembiasan), memusat (konvergen) atau menyebar

(divergen), disamping itu dalam perambatan ke pantai mengala-

mi spilling, plunging, collapsing atau surging

Kecepatan gelombang (C) merupakan fungsi:

dari panjang gel. (L) dan kedalaman perairan (h)  kriteria

Gelombang, jika h/L > ¼ (gelombang air dalam) dan h/L < 1/20

C

2

= (g.h) untuk gelombang air dalam (gelombang panjang)

Energi gelombang = 1/32 d g A

2

(densitas, gravitasi &ampli)

(10)

Gelombang di Pesisir

Gelombang di permukaan, krn alih energi angin ke permu

kaan laut atau gempa dasar laut.

Gelombang di pantai akan membentuk hempasan ombak,

Refraksi (pembiasan), memusat (konvergen) atau menyebar

(divergen), disamping itu dalam perambatan ke pantai mengala-

mi spilling, plunging, collapsing atau surging

Kecepatan gelombang (C) merupakan fungsi:

dari panjang gel. (L) dan kedalaman perairan (h)  kriteria

Gelombang, jika h/L > ¼ (gelombang air dalam) dan h/L < 1/20

C

2

= (g.h) untuk gelombang air dalam (gelombang panjang)

Energi gelombang = 1/32 d g A

2

(densitas, gravitasi &ampli)

(11)
(12)

Transformasi Gelombang

(13)

Pasut dari lautan luas akan merambat sebagai gelombang

ke pesisir, maka gelombang akan mengalami proses

Perubahan, karena kedalaman

C

2

/C

1

= (h

2

/h

1

)

1/2

C = kecepatan gelombang (pantai = 2, lautan =1)

h = kedalaman perairan

(14)

Tipe PASUT ditentukan oleh : frekwesi air pasang & surut

setiap hari - tipe tunggal atau ganda/campuran

Secara kuantitatif : rasio antara amplitudo (tinggi gelombang)

unsur pasut tunggal dengan unsur pasut ganda utama (Formzahl):

F = (O

1

+ K

1

)/(M

2

+S

2

)

O

1

= amplitudo komponen pasut tunggal utama krn. Bulan

K

1

= amplitudo komponen pasut tunggal utama krn. Bulan+Mth.

M

2

= amplitudo komponen pasut ganda utama krn bulan

S

2

= amplitudo komponen pasut ganda utama krn Matahari

Nilai F = 0,25 (pasut ganda) – 3,00 (pasut tunggal)

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

arus pasut

juni

(20)
(21)
(22)

(3) Peningkatan Paras Laut (sea level rise)

- Pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (CO, CH4, dll.) dapat meningkatkan paras/permukaan perairan laut (sea level rise), karena dua alasan: (1) ekspansi panas dan (2) Mencairnya es kutub (glacial melting)

- Meskipun belum ada konsensus bulat di antara masyarakat

ilmiah tentang realitas pemanasan global, hampir semua setuju bahwa pemanasan global merupakan fenomena yang nyata. - Ketidak-sepakatan di antara ilmuan sebenarnya hanya pada soal

laju (rate) dan derajat (degree) dari pemanasan global

- Prediksi : sebelum akhir abad-21 suhu rata-rata dunia akan meningkat sebesar + 3oC.

- Perkiraan tentang dampak pemanasan global sangat bervariasi, tetapi kisarannya antara 0,5 – 2 m pada tahun 2100.

- Dampak : banjir, kehilangan/keerusakan biodiversity, kerusakan bangunan dan infrastruktur.

(23)

(4) Siklus hidrologi

- Perairan pesisir (coastal waters) dipengaruhi oleh interaksi dinamis antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air tawar (freshwater).

- Aliran air tawar ke laut merupakan fungsi dari : karakteristik Daerah Aliran Sungai (watershed, drainage basin) dan aliran air permukaan (creeks, streams, rivers, etc.) serta aliran air tanah (groundwater).

(24)

Estuarine Process

Krn. Limpasan air sungai dengan arus pasut yang mengkasilkan

Sirkulasi massa air di pesisir

Lapisan yang bersalinitas rendah disebut dengan plume, yang

dipisahkan oleh halocline (perbedaan salinitas yang tajam)

Dinamika front ditentukan oleh pola arus, dengan kecepatan :

C = (Y.g.h)

1/2

Y = (d

2

-d

1

)/d

2

densitas lapisan air bawah-atas

(25)

suatu contoh

Abrasi Pantai Kuta

akibat perpanjangan

Runway Ngurah Rai

(26)

SIRKULASI MASSA AIR

REGIONAL DAN GLOBAL

(27)
(28)

Oseanografi, Konektivitas Biologi dan Pembentukan DPI

(29)

Tektonik di Asia Tenggara (Daerah-daerah sesar dan subduksi)

o

Pusat-pusat Gempa

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Oseanografi, Konektivitas Biologi dan Pembentukan DPI

(46)

1940-m 1300-1500-m 580-m 1350-m 680-m ~1000-m ~1200-m

Primary ITF portals

Important Freshwater flux.

N.Pacific

S.Pacific

2800-m

Proses dinamik perairan Indonesia

(47)
(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait

Dari percobaan yang telah dilakukan sebanyak 30 data uji didapatkan hasil keluaran sistem yang sesuai sebanyak 28 dimana ketidak sesuaian keluaran dari sistem

Psikologi sastra digunakan untuk membahas definisi kebahagiaan pengarang serta kebahagiaan tokoh yang ada di dalam cerita.. Tidak hanya sampai pada kajian itu saja,

Penjabat Bupati Nias Selatan, Penjabat Bupati Pakpak Bharat dan Penjabat Bupati Humbang Hasundutan diusulkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara kepada Menteri Dalam Negeri

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat secara statistik dengan menggunakan uji korelasi spearman diperoleh hasil p = 0, 672 (p&gt;0,05) yang berarti tidak ada hubungan

ANALISIS TINGKAT KETEPATAN KONSEP DAN TINGKAT AKOMODASI SCIENTIFIC APPROACH (PENDEKATAN SAINTIFIK) BUKU TEKS IPA BIOLOGI KURIKULUM 2013 KELAS XI SMA PADA KONSEP SISTEM

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Wonorejo sudah memberikan kepuasan terhadap pasien karena beberapa elemen-elemen pendukung kenyamanan pelayanan seperti fasilitas dan

Kerusakan jalan yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan berkurangnya daerah resapan air yang menyebabkan banjir di jalan raya. Salah satu upaya pencegahan masalah

• Lebih dari 90% perdagangan dunia menggunakan kapal sebagai alat angkut (kurang lebih 50.000 kapal dagang) • ari !9&#34;0#$00&#34; Lebih dari !00 outbreak terjadi di kapal