Perkembangan
Sosial
Psikologi Anak Usia Dini
Perkembangan Psiko-Sosial: Erik Erikson
Stage 1 :
Basic Trust vs Mistrust
Stage 2 :
Autonomy vs Shame-Doubt
Stage 3 :
Initiative vs Guilt
Perkembangan Emosi
Reaksi subjektif terhadap pengalaman yang
diasosiasikan dengan perubahan fisiologis & tingkah
laku.
Perkembangan emosi terjadi secara bertahap:
sederhana
rumit.
Merupakan elemen dasar kepribadian.
Emosi muncul dalam bentuk: ekspresi wajah, aktivitas
motorik, bahasa tubuh, dan perubahan fisiologis.
Tanda-tanda Pertama Emosi
Bayi baru lahir – menunjukkan dengan jelas bila mereka tidak senang – menangis, menggerakkan tangan & kaki, dan mengakukan tubuh.
Bulan pertama – tenang ketika mendengar suara seseorang / ketika digendong, & tersenyum ketika tangan digerakkan untuk bermain puk ame-ame.
Seiring berjalannya waktu – bayi lebih merespon terhadap orang sekitarnya tersenyum, mengeluarkan bunyi tanpa arti, menjamah, mendekati mereka.
Bayi menyampaikan pesan – respon menumbuhkan rasa keterikatan mampu berpartisipasi aktif dalam mengatur kehidupan emosional mereka.
Mengidentifikasi emosi bayi – menantang – bayi belum bisa menyampaikan apa yang mereka rasakan.
Emosi Bayi
Menangis – cara terkuat/kadang satu2nya bagi bayi u/ mengkomunikasikan kebutuhannya. Tangisan lapar, tangisan marah, tangisan sakit, & tangis frustasi (Wood & Gustafson, 2001).
Tersenyum – senyum kecil paling dini terjadi secara spontan segera setelah lahir - merupakan aktivitas system saraf subkortikal – sering muncul pada periode tidur REM – berkurang pada usia tiga bulan pertama dg makin matangnya jaringan korteks (Sroufe, 1997).
Carroll Izard dkk memvideokan ekspresi wajah bayi – senang, sedih, tertarik, dan takut, marah, terkejut, serta jijik (1980) ekspresi emosi mirip seperti orang dewasa. emosi dasar
Emosi Usia Dini
Memahami & mengatur emosi sendiri membantu kompetensi sosial anak, kemampuan mereka u/ akur dg orang lain (Denham et al., 2003).
Bagian dari kebingungan anak kecil – kesulitan untuk mengenali reaksi emosi yang bersamaan.
Masa kanak-kanak tengah – anak memperoleh pemahaman yg lebih canggih mengenai emosi yang berbarengan & kemampuan yg lebih u/ mengaturnya.
Temperamen
Disposisi karakteristik / gaya / bagaimana individu bereaksi terhadap berbagai situasi.
Temperamen memiliki dimensi emosional. Tetapi temperamen relatif konsisten dan menetap. Temperamen membentuk perkembangan kepribadian seseorang.
Temperamen: Easy Child, Difficult Child, Slow to Warm up.
Temperamen berkembang bersamaan dengan munculnya berbagai emosi dan kapasitas
regulasi regulasi diri (Rothbart et al, 2000) dan dapat berubah sebagai respon terhadap sikap & perlakuan orang tua (Belsky, Fish, & Isabella, 1991).
Self Concept
Citri diri – gambaran utuh tentang kemampuan dan sifat diri.
Menggambarkan apa yg kita ketahui & rasakan tentang diri kita dan memandu tindakan kita.
Pengasuhan, responsivitas, emosi yg menyenangkan/tidak terkait dg pengalaman sensorimotorik berperan penting dalam pengorganisasian diri.
Usia 4 – 10 bln bayi belajar meraih, menggenggam, & membuat berbagai hal terjadi – Sense of Personal Agency – kesadaran bahwa mereka dapat mengendalikan kejadian eksternal – cikal bakal Self Efficacy (Bandura).
Usia 18 – 24 bln - Self Awareness – kesadaran tentang diri sbg makhluk yg berbeda dari yg lain & dapat diidentifikasi – menyadari citra diri / mengenali diri mereka sendiri.
Usia 20 – 30 bln menggunakan kata sebut orang pertama “Aku”, menggunakan istilah deskriptif (mis. Besar, kecil, keriting), dan evaluatif terhadap diri mereka sendiri (mis. Bagus, cantik)
Next…
Perkembangan konsep diri mengalami lompatan di usia 5 – 7 thn Self Definition – anak mendeskripsikan diri mereka dg karakteristik kemampuan tertentu.
Biasanya anak usia dini menggambarkan diri mereka dengan perilaku konkret dan dapat diamati,
karakteristik eksternal seperti tampilan fisik (rambutku panjang, pakai kuteks, dll), kepemilikan
(punya kelinci, punya boneka, dll) serta anggota keluarga (ada uti, kung, ayah, bunda, dll),
menyebut keterampilan tertentu dan bukan umum (memanjat, menari, dll). Gambaran dirinya sangat positif & tidak realistis.
SELF-ESTEEM (HARGA DIRI) - Penilaian yang dibuat seseorang mengenai keberhargaan dirinya sendiri.
PERKEMBANGAN GENDER
Gender mengacu pada perilaku/ psikososial/ dimensi sosial tentang menjadi laki-laki atau perempuan.
Identitas gender (Gender Identity) – kesadaran bahwa seseorang adalah laki-laki atau perempuan. Identitas gender pada kebanyakan anak menjadi lebih jelas pada usia 3 tahun.
Peran gender (Gender Role) – seperangkat harapan tentang bagaimana seharusnya perempuan dan laki-laki berpikir, bertindak dan merasa.
Misal: anak laki-laki lebih agresif, anak perempuan lebih empatik dan suka menolong. Ayah & ibu memiliki peran psikologis sama penting dalam perkembangan gender anak.
Perbedaan gender akan semakin tampak seiring dengan pertambahan usia dan menjadi sangat dipengaruhi lingkungan (misal: anak usia 1 tahun bisa dibedakan antara perempuan dan laki-laki)
PERKEMBANGAN MORAL
Moral Development kesepakatan dan aturan mengenai apa yang harus dilakukan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sampai usia 9 tahun preconventional
Tingkat Tahap
Penalaran Prakonvensional Orientasi hukuman dan ketaatan Individualisme dan tujuan
Penalaran Konvensional Norma-norma interpersonal Moralitas sistem sosial
Penalaran Pascakonvensional Hak2 masyarakat Vs hak2 individual Prinsip-prinsip etis universal
Faktor-faktor Kesuksesan Sosialisasi
Cara orang tua menjalankan tugas mensosialisasikan anak Temperamen anak
Kualitas hubungan orang tua – anak
(Kochanska, 1993, 1995, 1997, 2002)
Kelekatan aman
Modelling terhadap orang tua Responsivitas ortu – anak
Attachment
(Kelekatan)
Ikatan emosional yg menetap dan timbal balik antara bayi dan pengasuh yang berkontribusi terhadap kualitas hubungan.
Memiliki nilai adaptif – memastikan bahwa kebutuhan psikososial & fisik bayi terpenuhi. Kelekatan berhubungan konsep Basic Trust Erikson.
Pola Kelekatan:
Pola Kelekatan Keterangan Secure Attachment (kelekatan
aman)
Pola dimana bayi sedih ketika pengasuh pergi dan senang jika pengasuh kembali.
Bayi menggunakan pengasuh sbg dasar rasa aman mereka. Avoidant Attachment
(kelekatan menghindar)
Pola dimana bayi jarang menangis jika pengasuh pergi dan menghindari kontak dengan pengasuh.
Mereka cenderung marah & tidak mencoba menghampiri pengasuh ketika mereka membutuhkan sesuatu.
Ambivalent-resistant-attachment (kelekatan ambivalen-resistant)
Pola dimana bayi menunjukkan kecemasan cemas sebelum ditinggal pengasuh, gusar ketika tidak ada pengasuh, mencari pengasuh namun ketika pengasuh sudah hadir menolak untuk kontak.
Parenting Styles
- Diana Baumrind
(1971)
AUTHORITATIVE AUTHORITARIAN INDULGENT/ PERMISIVE NEGLECTFUL DEMANDING, CONTROLLING UNDEMANDING, UNCONTROLLING ACCEPTING, RESPONSIVE REJECTING, UNRESPONSIVENext…
Parenting Styles Parents Characteristics Child Characteristics Authoritarian - Less warm
- Their direction &their effort
- Spank the child frequently
- Enforce rules rigidly, no explain
- Unhappy; Fearful;
- Anxious;
- Fail to initiate
- Weak communication skill
Authoritative - Encourages children to be independent but still places control & limit
- Pleasure & support child’s behavior
- Cheerful; Self-controlled; Achievement-oriented
- Friendly with peers; Cooperate with adult
- Cope well with stress
Neglectful - very uninvolved in the child’s life - poor self control
- low self-esteem
- immature
- Alienated from family
Indulgent - Highly involved with their child
- Place few demands or controls (believe that their style will produce a creative & confident child)
- Domineering
- Egocentric
- Have diffculties in peer relation
SIBLING
Hubungan saudara kandung memainkan peras khusus dalam sosialisasi (Vandell, 2000). Konflik saudara kandung meningkat setelah usia anak yg lebuh muda menginjak 18 bln (Vandell & Bailey, 1992).
Seiring berkembangnya pemahaman sosial & kognitif, konflik saudara kandung semakin konstruktif.
Konflik konstruktif membantu anak untuk mengenal kebutuhan, keinginan, dan sudut pandang masing-masing, belajar berjuang, berselisih paham, & berkompromi dalam konteks yang benar.
TEMAN SEBAYA
Mengembangkan ketrampilanyg diperlukan u/ sosiabilitas & keintiman Meningkatkan hubungan Mendapatkan perasaan memilikiPositif
Menjadi klik –eksklusif & inklusi.
Memperkuat prasangka (Prejudice) Mendorong kecenderungan antisosial
Negatif
Tahap perkembangan hubungan sebaya pada masa kanak-kanak
Batita sebelum umur 3 tahun bermain di area yang sama, jam yang sama tanpa interaksi sosial yang nyata
Balita sekitar 3 tahun mulai membentuk ‘real friendship’ (teman yang memiliki kualitas spesial dan saling berbagi)
Usia 3 – 12 tahun anak lebih suka menghabiskan waktu dengan teman bermain sejenis kelamin Masuk SD anak bermain, berkelompok & membina persahabatan
Klik kelompok kecil yang berkisar antara 2- 12 individu dan rata-rata 5 – 6 individu. Biasanya memiliki jenis kelamin yang sama, usia kira-kira sama. Klik terbentuk karena terlibat dalam aktivitas yang sama & karena pertemanan