• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Niko NIM: TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Niko NIM: TUGAS AKHIR"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

i

A STATUS OF DIG WATER WELLS QUALITY IN THE VILLAGES AROUND NGRONGGO CONTROLL LANDFILL SITE, SALATIGA

[STUDY BASED ON HEAVY METAL CADMIUM (Cd2+) AND ZINC (Zn2+)]

Oleh Niko NIM: 652011001

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2015

(2)
(3)
(4)
(5)

1

A STATUS OF DIG WATER WELLS IN THE VILLAGES AROUND NGRONGGO CONTROLL LANDFILL SITE, SALATIGA

[STUDY BASED ON HEAVY METAL CADMIUM (Cd2+) AND ZINC (Zn2+)] Niko*, A.Ign. Kristijanto**, dan Sri Hartini**

*Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika **Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jln. Diponegoro no. 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia nikonick86@gmail.com

ABSTRACT

Study on the status of dig water wells quality in the villages around TPA (landfill) Ngronggo Salatiga has been conducted between July until December 2014. The purpose of this study are Firstly, to determine the status of water quality of dig water wells in the villages around TPA Ngronggo Salatiga using STORET method. Secondly, to determine the concentration of heavy metals zinc (Zn2+) and Cadmium (Cd2+) of dig water wells in the villages around TPA Ngronggo Salatiga. Water well samples are taken by disproportional stratification sampling and the data of heavy metals (Zn and Cd), physico-chemical parameters and bacteriological, rescpectively, were analyzed using STORET method according to the Decree of Environment Minister No. 115/2003. The water status is compared water quality classification and criteria using first-class quality standards according to the Government Regulation No. 82/2001. The status of dig water wells quality were analyzed by PCA (Principal Component Analysis) The results of this study showed that the status of water quality wells in 12 villages around the TPA Ngronggo were bad. This result indicated that the residents’ access to clean water in 12 villages was not qualified to be consumed. The content of heavy metal (Zn & Cd) showed that as many as 42 of the 88 water wells (47.72%) of water wells had been contaminated Cd2+ and as many as 88 of the 88 water wells (100%) had been polluted Zn2+. This results showed that the application of the controlled landfill system did not able to reduce and overcome groundwater contamination which occurred in the villages around the TPA Ngronggo Salatiga.

(6)

PENDAHULUAN

TPA Ngronggo berada di Kelurahan Kumpul rejo, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga merupakan satu-satunya TPA yang ada di Kota Salatiga. Menurut Pramusinta (2013) TPA ini mempunyai kapasitas seluas 5,3 Ha dan menampung sampah sebanyak 326 m3 atau 82 ton per hari sehingga pada tahun 2013 luas lahan yang tertimbun sampah mencapai 3,2 Ha. Bertambahnya jumlah sampah di TPA Ngronggo berdampak pada meningkatnya jumlah air lindi. Pada tahun 1994 hingga akhir tahun 2011 TPA Ngronggo menggunakan sistem terbuka (open dumping), yaitu sampah dibuang begitu saja tanpa ada perlakuan apapun. Sehingga air lindi dapat dengan mudah merembes ke dalam tanah dan mencemari air tanah dan aliran air tanah di sekitarnya. Salah satu penyusun komposisi air lindi adalah senyawa logam berat (Van Harling, 2008).

Sampai sejauh ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai dampak dari open dumping TPA Ngronggo terhadap kondisi fisik lingkungan dan kandungan logam berat terhadap kualitas air tanah. Van Harling (2008) melaporkan bahwa pada radius kurang maupun lebih 1 kilometer dari TPA Ngronggo semua tercemar bakteri Escherichia coli

(E.coli.) Astuty (2010) juga melaporkan bahwa Indeks Pencemaran logam berat Cd2+ dan Zn2+ dalam air sumur di dusun – dusun sekitar TPA Ngronggo telah melebihi baku mutu untuk semua cuplikan di semua arah (Utara, Timur, Timur Laut, dan Barat). Kemudian Wibowo (2008) melaporkan bahwa pada radius kurang atau lebih 1 km konsentrasi Cd2+ berkisar antara 0,001 – 0,018 mg/L di sumur – sumur sekitar TPA Ngronggo. Hasil penelitian Awang (2011) menunjukkan Zn2+ dalam air sumur di sekitar TPA Ngronggo adalah sebesar 0,49 – 0,51 mg/L. Lebih lanjut hasil penelitian Anu (2012) pada tahun 2011 konsentrasi Cd2+ dalam air sumur di sekitar TPA Ngronggo adalah sebesar 0,001 – 0,008 mg/L.

Mulai tahun 2012 teknik pengelolaan sampah yang digunakan di TPA ini sudah menggunakan sistem controlled landfill (Suara Merdeka, 2012). Pada sistem ini, sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah sehingga air lindi tidak meresap ke dalam air tanah (Manvi, 2006). Dengan diterapkannya sistem ini diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran dan meningkatkan kualitas air tanah. Untuk itu penelitian

(7)

tentang status mutu air perlu dilakukan untuk mengetahui air sumur gali di sekitar TPA Ngronggo melebihi baku mutu atau tidak. Salah satu cara penentuan status mutu air dapat menggunakan Metode STORET. Metode ini menggunakan sistem nilai dari US-EPA (Environmental Protection Agency) (Matahelumual, 2007). Klasifikasi mutu air yang dihasilkan dikelompokkan dalam empat kelas mulai dari kelas yang memenuhi baku mutu sampai tercemar berat.

Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan status mutu air sumur gali di dusun – dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga menggunakan metode STORET.

2. Menentukan konsentrasi logam berat Seng (Zn2+) dan Kadmium (Cd2+) dalam air sumur gali di dusun – dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Lingkungan, Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air sumur yang diambil dari lokasi pemukiman penduduk di dalam desa di sekitar TPA. Bahan - bahan kimiawi yang digunakan antara lain: alkali iodida, zincover, sulfaver, DPD free chlorine,

Lactose Broth (LB), Brilliant Green Lactose Broth (BGLB), MnSO4, H2SO4, HgSO4,

Na2S2O3, K2Cr2O7, AgSO4, indikator ferroin, indikator amilum, dan indikator metil orange.

Bahan kimia tersebut merupakan bahan kimiawi PA (E-Merck, Germany).

Piranti

Piranti yang digunakan antara lain pH meter (HANNA Instrument, 9812), peralatan refluks, Spektrofotometer HACH DR/EL 2000, dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) Perkin Elmer 3110.

(8)

Metode

Lokasi Pengambilan Sampel

Sampel air sumur diambil dari 12 dusun di sekitar TPA Ngronggo Salatiga sesuai dengan arah mata angin. Di arah Utara dusun Ngemplak dan Slumut; arah Timur: Salam; arah Timur Laut: Tetep, Tetepwates, Randuacir, dan Promasan; arah Tenggara: Ploso, Sugihwaras dan Kembang; dan arah Barat Laut: Belon dan Ngronggo (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air Dusun – Dusun

(9)

Cuplikan sumur di dusun-dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga diambil dengan metode cuplikan contoh disproportional stratified dan jumlah cuplikan sumur disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Cuplikan Sumur Dari 12 Dusun di Sekitar TPA Ngronggo Salatiga

Arah dari TPA Dusun Jumlah Cuplikan Sumur

Barat laut Belon 6 Ngronggo 10 Timur Salam 4 Utara Ngemplak Slumut 6 4 Timur Laut Tetep Tetepwates Promasan Randuacir 10 10 10 8 Tenggara Ploso Sugihwaras Kembang 10 8 2

Cara Pengambilan Sampel

Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan deterjen, setelah bersih dicuci kembali dengan HNO3 3 – 5 M, kemudian

dibilas dengan air ledeng dan akuades. Dari setiap sumur, diambil sampel air sebanyak 1 liter lalu diasidifikasi dengan menambahkan HNO3 sampai pH ≤ 2, hal ini berlaku untuk

sampel logam berat. Setelah ditutup rapat kemudian disimpan dalam almari es untuk selanjutnya dipakai dalam pengukuran konsentrasi Seng dan Cadmium. Sampel air yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam botol gelas atau plastik dan langsung didinginkan segera khususnya untuk pengukuran parameter pendukung.

(10)

Penentuan Konsentrasi Cd, Zn, bakteriologis, dan Parameter Fisiko-Kimiawi

Parameter logam berat dan data pendukung serta piranti disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Parameter Fisiko-Kimiawi dan Bakteriologis Serta Metode / Piranti

Parameter Metode / Piranti

Fisikawi

Suhu (oC) DHL (µs/cm) TDS (mg/L)

Termometer

Conductivity / TDS-meter YK-2001 CT

Conductivity / TDS-meter YK-2001 CT

Kekeruhan (FTU) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000

Warna (PtCo) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000

Kimiawi

pH Conductivity / TDS-meter YK-2001 CT

Alkalinitas (mg CaCO3/L) Digital Titrator

BOD5 (mg/L) Titrasi (Alaerts dan Santika, 1987)

COD (mg/L) Cl2 (mg/L)

SO42- (mg/L)

Titrasi (Alaerts dan Santika, 1987) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 Zn2+ (mg/L)

Cd2+ (mg/L)

Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 Perkin Elmer AAS 3110

Bakteriologis

Total Koliform MPN (Most Probable Number) (Randa, 2012) Keterangan :Parameter kimiawi dilakukan uji presisi, akurasi, dan standarisasi

(11)

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode STORET (Matahelumual, 2007)

Penentuan status mutu badan air dengan metode STORET dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengukuran dengan baku mutu yang sesuai dengan kelas air. Jika hasil pengukuran memenuhi baku mutu air maka diberi skor 0 namun jika hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu air maka diberi skor sesuai Tabel 3.

Tabel 3. Skor untuk metode STORET

Jumlah Percontoh Nilai Parameter

Fisika Kimia Biologi

< 10 Maksimum -1 -2 -3 Minimum -1 -2 -3 Rata-rata -3 -6 -9 ≥ 10 Maksimum -2 -4 -6 Minimum -2 -4 -6 Rata-rata -6 -12 -18

Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung lalu ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan kriteria menjadi 4 status (Matahelumual, 2007) :

Status A : baik sekali, skor = 0  memenuhi baku mutu Status B : baik, skor = -1 s.d -10  cemar ringan

Status C : sedang, skor = -11 s.d -30  cemar sedang Status D : buruk, skor = ≤ -31  cemar berat

ANALISA DATA

Data kandungan logam berat (Zn dan Cd), fisiko – kimiawi dan bakteriologis air sumur dianalisis dengan metode STORET (Matahelumual, 2007) kemudian dibandingkan klasifikasi dan kriteria mutu air menggunakan baku mutu kelas satu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82/2001.Tebaran mutu status mutu air sumur gali selanjutnya dianalisis dengan PCA (Principal Component Analysis) (MATLAB).

(12)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Status Mutu Air Sumur Gali di 12 Dusun Sekitar TPA

Hasil pengukuran parameter fisiko-kimiawi dan bakteriologis air sumur gali diolah dengan menggunakan metode STORET sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115/2003. Hasil pengukuran air 88 sumur gali di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo disajikan pada Tabel 4(dan Lampiran 1).

Tabel 4. Nilai Status Mutu air di Dusun – Dusun Sekitar TPA

Dusun Status Nilai STORET

Ploso Buruk -82 Kembang Buruk -43 Sugihwaras Buruk -41 Salam Buruk -43 Randuacir Buruk -51 Tetep Buruk -90 Tetepwates Buruk -86 Promasan Buruk -86 Slumut Buruk -43 Ngemplak Buruk -43 Belon Buruk -35 Ngronggo Buruk -94

Dari Tabel 4 terlihat bahwa nilai status mutu air 88 sumur gali yang tersebar di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo berdasarkan STORET berkisar antara -35 sampai dengan -94. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air 88 sumur gali di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo berstatus buruk.

Parameter yang berpengaruh terhadap mutu air sumur gali di dusun – dusun tersebut adalah total coliform. Hasil analisis total coliform dalam air ke 88 sumur gali yang tersebar di 12 dusun berkisar antara 200 –7.800 MPN/100 ml dan angka ini berada jauh di atas baku mutu yang ditetapkan, yaitu 100 MPN/100ml. Hasil ini menunjukkan bahwa semua air sumur gali yang tersebar di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo tercemar bakteri

(13)

demam, kram perut, dan muntah-muntah (Bambang dkk., 2014). Hal ini menunjukkan bahwa akses penduduk terhadap air bersih di 12 dusun tersebut masih belum layak.

Berkaitan dengan total coliform hasil nilai BOD5 (Biological Oxygen Demand)

menunjukkan bahwa 18 air sumur gali telah melebihi baku mutu BOD yang ditetapkan yaitu 2 mg/L. Hasil ini menunjukkan kehadiran bakteri coliform sebanyak 20,45 % (18 dari 88) dalam air sumur gali di 12 dusun yang berstatus buruk di sekitar TPA Ngronggo.

Hasil Pengujian Parameter Fisiko-Kimiawi

Seluruh hasil pengukuran konsentrasi Zn2+, Cd2+ dan parameter fisiko-kimiawi terhadap 88 air sumur gali disajikan dalam Lampiran 1. Hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001.

Dari parameter kimiawi, terlihat nilai pH dari 81 air sumur gali masih berada dalam rentang baku mutu yang ditetapkan yaitu 6-9, sedangkan sisanya berada di bawah baku mutu. Kandungan BOD5 dari 70 air sumur berada di bawah baku mutu yang ditetapkan

yaitu 2 mg/L. Sedangkan18 air sumur yang lain berada di atas baku mutu. Anu (2012) melaporkan bahwa kandungan BOD5 berkisar antara 0 – 2,95 mg/L. Nilai BOD5 yang

tinggi menunjukkan bahwa di dalam air sumur tersebut terdapat banyak jumlah bahan – bahan organik yang diuraikan secara biologis. Nilai COD (ChemicalOxygenDemand) dari 88 air sumur gali berkisar antara 8 – 984 mg/L. Hasil penelitian Anu (2012) menunjukkan bahwa nilai COD berkisar antara 11,66 – 43,06 mg/L. Besarnya nilai COD yang melebihi baku mutu menunjukkan tingginya jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik dalam sampel air secara kimia (Sunarto & Setyaningsih, 2005).

Hasil Pengukuran Kandungan Logam Berat Cd2+ dan Zn2+

Hasil pengukuran logam berat Cd2+ dan Zn2+disajikan dalam Lampiran 1.

Sedangkan data jumlah sumur yang memiliki kandungan Cd2+ dan Zn2+ di atas baku mutu disajikan dalam Tabel 5 berikut :

(14)

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 42 dari 88 air sumur (47,72%) telah tercemar Cd2+. Nilai Cd2+ tertinggi berada di Dusun Ngronggo dengan kandungan tertinggi yaitu 0,052 mg/L. Dibandingkan dengan penelitian Anu (2012) yang melaporkan bahwa nilai kandungan Cd2+ air sumur mempunyai rentang yang berkisar antara 0,001 – 0,008 mg/L. Untuk kandungan logam berat Zn2+ terlihat pada Tabel 5 bahwa sebanyak 88 dari 88 air sumur (100 %) telah tercemar Zn2+ yang berkisar antara 0,09 - 0,88 mg/L. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Astuty (2010) yang melaporkan bahwa kandungan Zn2+ dalam air sumur berkisar antara 0,1 – 0,86 mg/L. Dalam air sumur ini Zn2+ ditemukan dalam jumlah besar diikuti dengan keberadaan Cd2+ yang kecil. Hal ini didukung oleh Astuty (2010) yang menyatakan bahwa dalam kompetisinya, bentuk terhidrasi ion Zn2+(aq)

relatif lebih stabil daripada bentuk terhidrasi ion Cd2+(aq).

Hasil penelitian kandungan logam berat Zn2+ dan Cd2+ sesudah diterapkan sistem

controlled landfill menunjukkan bahwa pencemaran air tanah masih meningkat. Besar kemungkinan kandungan logam berat ini disebabkan karena kondisi air tanah yang sudah terlebih dahulu tercemar logam Zn2+ dan Cd2+ ketika TPA Ngronggo masih menggunakan

Tabel 5. Jumlah Sumur Yang Tercemar Logam Berat Cd2+ dan Zn2+

Dusun Cd2+ Zn2+ Banyak Sampel

Ploso 6 10 10 Kembang 2 2 2 Sugihwaras 4 8 8 Salam 3 4 4 Randuacir 3 8 8 Tetep 1 10 10 Tetepwates 2 10 10 Promasan 4 10 10 Slumut 3 4 4 Ngemplak 2 6 6 Belon 2 6 6 Ngronggo 10 10 10 Total 42 (47,72 %) 88 (100 %) 88

(15)

sistem Open Dumping dari awal didirikan pada tahun 1994 hingga akhir 2012. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan sistem controlled landfill belum dapat mengurangi dan mengatasi pencemaran air tanah yang terjadi di dusun - dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga.

Keterkaitan antara beberapa parameter sangat diperlukan untuk dianalisis sehingga dapat terlihat korelasi dari setiap parameter. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik PCA (Principal Component Analysis). Analisa PCA digunakan untuk menentukan komponen yang paling berperan kemudian digunakan untuk menginterpretasikan seluruh data analisa. Pada penelitian ini ada 16 variabel yang digunakan untuk menentukan komponen yang paling berperan yaitu : jarak dari TPA, kedalaman sumur, suhu, TDS, DHL, warna, turbiditas, pH, alkalinitas, BOD, COD, Cl2,

SO42-, Zn2+, Cd2+, dan total koliform. Hasil analisa PCA disajikan pada Gambar 2.

(16)

Dari Gambar 2 terlihat bahwa parameter yang berperan dan memiliki korelasi yang cukup besar adalah jarak dengan logam berat (Zn2+ dan Cd2+) yang memiliki arah vektor berlawanan yang berarti berkorelasi negatif. Sedangkan parameter seng dengan kadmium memiliki arah vektor searah yang berarti berkorelasi positif. Hasil ini didukung dengan hasil analisis korelasi berganda antara jarak dari TPA dengan logam berat yang disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Korelasi Berganda antara Logam Berat dan Jarak dari TPA

Jarak Seng Kadmium

Jarak 1,000

Seng -0,522 1,000

Kadmium -0,654 0,636 1,000

Dari Tabel 6 terlihat bahwa konsentrasi Zn2+dan Cd2+berkorelasi negatif dengan jarak. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak terhadap sumber cemaran TPA Ngronggo maka semakin berkurang kandungan logam berat Zn2+ dan Cd2+. Hasil ini sesuai dengan penelitian Indriati (2012) melaporkan bahwa semakin jauh jarak sumur dengan TPA sampah, maka akan semakin berkurang kadar Zn2+pada air sumur gali. Sedangkan korelasi antara logam Zn2+dengan Cd2+ menunjukkan korelasi positif . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Zn2+ ada kecenderungan diikuti dengan kenaikan konsentrasi Cd2+. Hasil ini sesuai dengan penelitian Astuty (2010) yang melaporkan bahwa konsentrasi Zn2+ yang semakin tinggi ada kecenderungan kenaikan konsentrasi Cd2+.

KESIMPULAN

1. Status mutu air 88 sumur gali di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga dengan metode STORET semuanya berstatus buruk.

2. Dari 88 air sumur gali di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga semua air sumur tercemar logam berat Zn2+. Sedangkan sebanyak 42 dari 88 air sumur telah tercemar logam berat Cd2+.

(17)

SARAN

Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Indeks Pencemaran terhadap air sumur di dusun – dusun sekitar TPA Ngronggo. Selain itu keadaan musim pada penelitian perlu dipantau sehingga dapat diketahui apakah ada pengaruh terhadap kualitas air

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan S.S Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional : Surabaya. Anu, O., 2012. Kualitas Air Sumur dan Indeks Pencemaran Kadmium [Cd(II)] dan

Tembaga [Cu(II)] di Dusun – dusun Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ngronggo, Salatiga. Skripsi. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga.

Astuty, W, W., 2010. Kualitas Air Sumur dan Indeks Asupan Berdasarkan Kandungan Kadmium (Cd2+) dan Seng (Zn2+) di Dusun – Dusun Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ngronggo, Salatiga. Skripsi. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga.

Awang, W.W., 2011. Pola Sebaran Air Lindi Dan Indeks Asupan Masyarakat Berdasarkan Kandungan Timbal (Pb) dan Seng (Zn) di Dusun – Dusun Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo, Salatiga. Skripsi. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga.

Bambang, A.G., Fatimawali., dan Novel, S.K., 2014. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Isi Ulang dari Depot di Kota Manado. Indriati, H., 2012. Analisis Kandungan Logam Berat Besi (Fe) dan Seng (Zn) Pada Air

sumur Gali di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Jurnal Saintika, Vol 12 (2): 165.

Matahelumual, B.C., 2007. Penentuan Status Mutu Air Dengan Sistem Storet di Kecamatan Bantar Gebang. Jurnal Geologi Indonesia, Vol 2 No. 2 Juni 2007: 113-118 : Bandung.

Manvi, S.P.H., 2006. Efektivitas Pelaksanaan Pembuangan Sampah Kota Bukit Tinggi Ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Kota Payakumbuh Menurut Undang – Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Universitas Muhammadiyah : Sumatera Barat.

(18)

Pramusinta, 2013. Kebijakan Pengelolaan Sampah Di Kota Salatiga. Pemerintah Kota Salatiga Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang : Salatiga.

Randa, M.S., 2012. Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Non Fekal) Pada Air Sumur Di Komplek Roudi Manokwari. Universitas Negeri Papua : Papua.

Suara Merdeka, 2012. Sistem Control Landfill TPA Ngronggo dioperasikan. Suara Merdeka.com (Diunduh tanggal 6 Oktober 2014 jam 17.31 WIB).

Sunarto, A.A.P & Setyaningsih, R., 2005. Kualitas Air Tanah di Sekitar Aliran Sungai Pepe Surakarta.

Van Harling, V.N., 2008. Kualitas Air Tanah Berdasarkan Kandungan Tembaga [Cu(II)], Mangan [Mn(II)] dan Seng [Zn(II)], di Dusun – Dusun Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ngronggo, Salatiga. Skripsi. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga.

Wibowo, E.M.S., 2008. Pola Sebaran Timbal [Pb(II)], Kadmium [Cd(II)], dan Nikel [Ni(II)] Dalam Air Tanah di Dusun – dusun Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ngronggo, Salatiga. Skripsi. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga.

(19)

Ploso 1 1.489 15,2 28 140 290 0 0 6,1 53,42 0,3 8 0,2 0,27 0,009 17 2.100 (RW-VI) 2 1.476 13,3 29 90 180 0 0 6,3 56,45 0,9 64 0,18 0,23 0,008 14 200 3 1.422 12,4 28,5 110 290 0 0 6,3 55,44 0,2 32 0,21 0,26 0,01 11 700 4 1.368 12,8 28,5 70 140 30 4 6,4 56,45 0,4 128 0,06 0,19 0,009 4 1.100 5 1.341 13,2 28 90 180 0 0 6,3 56,45 0,2 24 0,09 0,23 0,011 6 1.100 6 1.261 10,4 28 60 120 0 0 6,4 55,44 0,8 32 0,07 0,19 0,013 3 200 7 1.237 13,7 28 70 140 0 0 6,3 53,42 0,4 64 0,03 0,16 0,011 0 700 8 1.218 9,7 28 60 120 12 1 6,2 53,42 1,3 16 0,06 0,18 0,012 2 2.800* 9 1.215 12,4 28 100 210 0 0 6,1 50,40 0,7 56 0,15 0,24 0,018 4 700 10 1.159 15,9 28 70 140 18 3 6,2 52,42 1,9 48 0,11 0,31 0,023 0 200 Kembang 11 1.046 15,7 29 80 170 28 5 6,5 57,46 1,3 8 0,1 0,22 0,018 8 200 (RW-VII) 12 939 10,3 29 70 150 3 1 6,3 56,45 0,3 40 0,09 0,23 0,025 3 200 Sugihwaras 13 1.207 21 29 120 240 0 0 6,3 53,42 1 40 0,07 0,24 0,011 3 700 (RW-V) 14 1.245 17,5 29 90 200 0 0 6,2 51,41 1,4 80 0,03 0,26 0,008 1 1.100 15 1.315 17,2 27 90 190 0 0 6,3 53,42 1,2 16 0 0,21 0,007 0 1.100 16 1.288 14,2 26,5 130 270 0 0 6,3 53,42 0,5 8 0,05 0,32 0,005 0 200 17 1.256 15,9 27 110 220 0 0 6,2 50,40 1,9 88 0,09 0,28 0,007 2 200 18 1.180 17,9 26,5 110 220 0 3 6,1 51,41 1,2 16 0,04 0,29 0,012 0 700 19 1.087 15,6 27 220 460 31 4 6,2 51,41 1,8 40 0,12 0,53 0,021 16 1.300 20 1.127 14,1 27 190 390 0 0 6,1 51,41 1,7 16 0,07 0,42 0,017 4 200 Salam 21 724 9,8 30 130 270 0 0 6,1 55,44 0,2 16 0,12 0,22 0,009 0 1.500 (RW-I) 22 698 13,2 30 160 330 0 0 6,6 58,46 0,1 24 0,09 0,21 0,011 0 200 23 657 9,3 30 160 320 1 3 6,6 56,45 1,8 80 0,08 0,29 0,019 11 700 24 671 15,2 30 160 340 0 0 6,3 53,42 0,7 16 0,06 0,27 0,017 9 200 Randuacir 25 805 15,7 28 100 220 0 0 6,4 56,45 0,3 16 0,06 0,36 0,008 0 200 (RW-II) 26 885 13,3 28 110 220 0 0 5,8 44,35 0,4 8 0,05 0,39 0,01 1 1.100 27 832 15,1 28 90 190 0 0 5,9 43,34 1,5 72 0,03 0,68 0,018 0 700 28 845 15,4 28 100 210 0 0 5,7 40,32 2,2 120 0,05 0,76 0,016 0 700 29 1.049 13,9 28 90 190 0 0 5,6 43,34 0,3 8 0,04 0,26 0,011 2 200 30 1.060 15 28,5 80 170 0 0 5,7 42,34 0,8 72 0,05 0,24 0,007 1 700 31 1.226 12,8 28 80 170 0 1 5,7 43,34 0,5 112 0,07 0,24 0,009 4 1.100 32 1.280 13,6 27,5 80 180 0 0 5,8 43,34 1,4 96 0,09 0,22 0,006 7 200

(20)

Tetep 33 2.052 10,5 27 100 210 31 1 6,9 60,48 1,3 80 0,2 0,18 0,01 7 1.100 (RW-III) 34 1.985 10,7 27 100 200 4 0 6,7 58,46 1,7 72 0,19 0,21 0,008 12 700 35 2.012 10,4 27 150 300 10 0 6,9 59,47 8,3 968 0,16 0,32 0,003 5 7.800* 36 1.999 11,9 26 140 280 0 0 6,8 59,47 7,9 824 0,12 0,36 0,002 1 6.300* 37 1.972 12,8 27,5 90 180 93 16 6,9 60,48 2,3 296 0,06 0,19 0,007 2 200 38 1.932 13 26 90 190 24 10 6,9 57,46 2,2 248 0,08 0,23 0.008 0 200 39 1.865 14,9 27 110 220 20 3 6,8 59,47 0,2 16 0,03 0,19 0,006 7 1.100 40 1.824 14,3 27,5 100 210 23 1 6,9 59,47 0,3 64 0,06 0,17 0,009 11 200 41 1.784 9,3 27 90 180 0 1 6,9 58,46 1,6 88 0,02 0,11 0,01 2 200 42 1.744 9,2 27 80 170 0 0 6,7 56,45 1,8 104 0 0,08 0,011 5 700 Tetepwates 43 2.018 13,3 25,5 170 350 4 1 6,4 56,45 3,2 88 0,13 0,29 0,009 7 1.100 (RW-VI) 44 1.918 13,1 25 160 330 7 2 6,4 56,45 2,9 72 0,09 0,26 0,007 17 700 45 1.945 14,6 25 110 220 15 0 6,4 57,46 1,8 80 0,05 0,35 0,007 6 700 46 1.838 14,2 25 100 210 8 0 6,3 56,45 2,1 104 0,04 0,31 0,01 9 700 47 1.771 18,3 25,5 160 330 20 0 6,2 54,43 4,5 16 0,11 0,09 0,009 2 200 48 1.792 15,2 25 160 320 0 0 6,3 55,44 4,3 8 0,09 0,14 0,006 0 700 49 1.757 18,8 25 130 260 0 0 6,3 55,44 2,7 32 0,06 0,16 0,001 5 200 50 1.765 19,7 25,5 120 240 0 0 6,3 54,43 2,2 56 0,05 0,18 0,003 1 1.100 51 1.704 13,5 25 90 190 63 8 6,4 57,46 2 344 0,02 0,21 0,016 7 6.700* 52 1.650 12,2 25 100 200 29 10 6,2 53,42 1,5 168 0,05 0,15 0,023 3 200 Promasan 53 1.449 9,6 25,5 100 210 0 0 6,8 56,45 1,6 24 0,15 0,18 0,006 11 200 (RW-II) 54 1.382 13,8 25 100 200 0 0 6,7 58,46 1,9 8 0,12 0,15 0,009 3 700 55 1.328 12,6 25 60 130 18 3 6,6 56,45 2,7 48 0,02 0,25 0,007 2 200 56 1.478 14,8 25 70 140 6 1 6,7 57,46 2,5 24 0,03 0,23 0,01 0 1.100 57 1.527 9,9 25 130 260 0 0 6,7 57,46 1,1 8 0,22 0,18 0,009 5 1.100 58 1.288 13,4 25,5 120 250 0 0 6,6 55,44 0,7 32 0,17 0,15 0,008 1 200 59 1.033 16,5 25,5 130 270 0 0 6,6 57,46 1 32 0,26 0,22 0,011 3 200 60 864 17,9 26 120 240 0 0 6,4 56,45 1,3 8 0,19 0,18 0,016 0 700 61 791 15,8 25 90 180 0 0 6,4 56,45 1,1 16 0,15 0,22 0,014 6 1700 62 765 14,6 25 90 190 0 1 6,5 56,45 1,5 8 0,13 0,25 0,019 5 1100 Slumut 63 1.274 12,6 26 80 170 0 0 6,8 58,46 1,1 96 0,08 0,32 0,009 3 1.100 (RW-III) 64 1.248 14,7 26 100 180 0 0 6,8 59,47 0,8 64 0,09 0,26 0,013 1 700 65 1.234 10,3 26 60 140 183 35 6,8 59,47 1,9 32 0 0,23 0,011 0 4.600* 66 1.221 10,4 27 70 160 56 17 6,8 60,48 2 56 0,01 0,42 0,028 5 3.100*

(21)

pH (m) (m) (oC) (mg/L) (µS/cm) (PtCo) (FTU) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (MPN/100ml) Ngemplak 67 1.113 13,2 25 90 180 4 0 6,6 57,46 0,8 88 0,03 0,21 0,008 3 200 (RW-IX) 68 1.062 12,3 25,5 80 170 2 1 6,4 56,45 0,9 104 0,05 0,26 0,019 0 200 69 1.108 12,5 26 90 180 0 0 6,3 56,45 0,8 24 0,03 0,23 0,01 1 700 70 1.073 11,3 25 140 290 11 0 6,6 54,43 0,7 72 0,02 0,29 0,015 11 2.800* 71 1.020 12,2 25 150 310 4 0 6,4 53,42 0,6 112 0,11 0,32 0,007 9 1.300 72 1.006 11,3 25 160 320 0 0 6,5 57,46 0,8 104 0,15 0,27 0,006 16 700 Belon 73 877 13,2 25,5 90 180 1 0 6,7 57,46 0,9 8 0,02 0,14 0,013 3 200 (RW-X) 74 899 12,3 26 80 170 0 0 6,7 58,46 1,2 32 0,07 0,17 0,008 9 200 75 818 12,5 25 60 130 15 2 6,8 54,43 1,1 80 0,05 0,26 0,016 0 700 76 850 11,3 25 70 140 5 0 6,6 55,44 1,7 72 0,02 0,21 0,002 0 200 77 947 12,2 25,5 170 340 0 0 6,7 57,46 1,1 80 0,06 0,39 0,008 2 200 78 1.070 11,3 26 160 320 0 0 6,8 58,46 1,5 104 0,08 0,33 0,009 7 200 Ngronggo 79 376 10,3 26 80 170 2 2 6,9 60,48 1,7 968 0,12 0,83 0,052 0 200 (RW-IV) 80 362 10,1 26 80 160 0 0 6,9 61,49 1,6 816 0,14 0,88 0,048 1 1.700 81 443 12,5 26 170 340 21 4 6,9 60,48 0,9 984 0,23 0,63 0,031 6 3.400* 82 499 12,5 26,5 160 320 19 1 7,2 61,49 1,3 424 0,26 0,65 0,033 10 700 83 408 12,8 26 170 350 0 0 7,1 62,50 2,8 24 0,25 0,57 0,046 3 6.300 84 394 13,7 26 160 330 0 0 7 62,50 2,7 8 0,21 0,61 0,047 0 700 85 569 14,5 26 210 420 38 5 6,9 60,48 0,5 280 0,29 0,29 0,037 0 1.100 86 537 15,8 27 200 400 17 7 7.1 62,50 0,9 88 0,26 0,23 0,042 2 200 87 673 17,2 26,5 80 170 2 0 7,2 62,50 3,1 24 0,15 0,33 0,038 8 1.100 88 751 17,5 26 90 180 0 0 7,2 63,50 3,7 40 0,13 0,31 0,022 6 700 BM 1000 6-9 2 10 600 0.05 0.01 400 100

(22)

2a. Nilai Status Mutu Air dengan Metode STORET pada Sampel Air Sumur Gali di Dusun Ploso Sekitar TPA Ngronggo.

Ket: * Baku Mutu PP 82/2001 Kelas Satu; (-) Tidak Ada Baku Mutu

2b. Nilai Status Mutu Air dengan Metode STORET pada Sampel Air Sumur Gali di Dusun Kembang Sekitar TPA Ngronggo.

Ket: * Baku Mutu PP 82/2001 Kelas Satu; (-) Tidak Ada Baku Mutu

Parameter Baku Mutu*

Hasil Skor Maks Min

Rata-rata Fisikawi DHL (µs/cm) (-) 290 120 181 - Kekeruhan (FTU) (-) 4 0 0,8 - Suhu (0C) (-) 29 28 28,2 - TDS (mg/L) 1000 140 60 86 0 Warna (PtCo) (-) 30 0 6 - Kimiawi pH 6-9 6,4 6,1 6,26 0 Alkalinitas (mg/L) (-) 56,448 50,4 54,331 - BOD5 (mg/L) 2 1,9 0,2 0,71 0 COD (mg/L) 10 128 8 47,2 -16 Cl2 (mg/L) 600 0,21 0,03 0,116 0 SO4 (mg/L) 400 17 0 6,1 0 Zn2+ (mg/L) 0,05 0,31 0,16 0,226 -20 Cd2+ (mg/L) 0,01 0,023 0,008 0,012 -16 Bakteriologis Total Koliform (MPN/ml) 100 2800 200 980 -30 Total -82 Kelas D (Buruk) Parameter Baku Mutu* Hasil Skor Maks Min

Rata-rata Fisikawi DHL (µs/cm) (-) 170 150 160 - Kekeruhan (FTU) (-) 5 1 3 - Suhu (0C) (-) 29 29 29 - TDS (mg/L) 1000 80 70 75 0 Warna (PtCo) (-) 28 3 15,5 - Kimiawi pH 6-9 6,5 6,3 6,4 0 Alkalinitas (mg/L) (-) 57,456 56,448 56,952 - BOD5 (mg/L) 2 1,3 0,3 0,8 0 COD (mg/L) 10 40 8 24 -8 Cl2 (mg/L) 600 0,1 0,09 0,095 0 SO42- (mg/L) 400 8 3 5,5 0 Zn2+ (mg/L) 0,05 0,23 0,22 0,225 -10 Cd2+ (mg/L) 0,01 0,025 0,018 0,022 -10 Bakteriologis Total Koliform (MPN/ml) 100 200 200 200 -15 Total -43 Kelas D (Buruk)

(23)

Standarisasi

COD

Diketahui volume titrasi FAS adalah 1. 25.6 ml

2. 25.8 ml 3. 25.7 ml

Volume rata – rata : 25.7 ml

Normalitas FAS : : : 0.0973 N  BOD5

Diketahui volume titrasi Na2S2O3 adalah

1. 20.4 ml 2. 20.6 ml 3. 20.5 ml

Volume rata – rata : 20.5 ml Normalitas Na2S2O3 : : : 0.0244 N  Alkalinitas

Diketahui volume titrasi NaOH adalah 1. 1.8 ml

2. 1.7 ml 3. 1.9 ml

Volume rata – rata : 1.8 ml Normalitas H2SO4 : : : 0.018 N Presisi Akurasi Cl2 SO4 Cd Zn Larutan 0.2 100 0.05 0.5 U1 0.17 96 0.042 0.47 U2 0.19 89 0.045 0.45 U3 0.17 90 0.046 0.49 Rata2 0.18 91.67 0.04 0.47 Akurasi % 88.33 91.67 88.67 94.00

(24)

VAR=['Jarak ' 'Kedalaman ' 'suhu ' 'TDS ' 'DHL ' 'Warna ' 'Kekeruhan ' 'pH ' 'Alkalinitas ' 'BOD ' 'COD ' 'Klorida ' 'Seng ' 'Cadmium ' 'Sulfat ' 'Total Koliform']; SAMPEL=[]; for i=1:9 SAMPEL=[SAMPEL;['V000' num2str(i)]]; end for i=10:88 SAMPEL=[SAMPEL;['V00' num2str(i)]]; end

[fn,ph]=uigetfile('*.txt','Ambil data'); D=load([ph fn]);

%figure(1)

%boxplot(D,'orientation','horizontal','labels',VAR); % LOOP BEGIN HERE

OK=1; while OK [coefs,scores,variances,t2] = princomp(D); vektor=sqrt(coefs(:,1).^2+coefs(:,2).^2); stdvektor=std(vektor(:,1)); H=find(vektor>=0*max(vektor)); % MISKIN=[4 5 7 17 29]; % KAYA=[33 20 32 34 19]; figure(1)

pp=plot(scores(:,1),scores(:,2),'ko','markersize',22); xx=xlabel('1st Principal Component');

yy=ylabel('2nd Principal Component'); tt=title([fn ' scores']);

set([xx yy tt],'fontsize',20);

for i=1:length(scores(:,1))

te=text(scores(i,1),scores(i,2),num2str(i));

set(te,'fontsize',18,'HorizontalAlignment','center');

end % for k=1:5 % i=MISKIN(k); % j=KAYA(k); % te=text(scores(i,1),scores(i,2),KAB(i,:)); % set(te,'fontsize',18,'HorizontalAlignment','left','color','r'); % te=text(scores(j,1),scores(j,2),KAB(j,:));

(25)

% set(te,'fontsize',18,'HorizontalAlignment','left'); % end %gg=gname(KAB); %set(gg,'fontsize',20); fp=fn; fp(end-3:end)=[]; fp=[fp 'a.png']; %print(fp,'-dpng') figure(2)

bb=biplot(coefs(H,1:2),'varlabels',VAR(H,:)); title([fn ' coefs']) fp=fn; fp(end-3:end)=[]; fp=[fp 'b.png']; print(fp,'-dpng') % report pscores=sqrt(scores(:,1).^2+scores(:,2).^2); [psort,Ipsort]=sort(pscores,1,'descend'); ikab=[1:35]'; kuadran=zeros(35,1); for i=1:35 if (scores(i,1)>=0)&(scores(i,2)>=0) kuadran(i)=1; elseif (scores(i,1)>=0)&(scores(i,2)<0) kuadran (i)=2; elseif (scores(i,1)<0)&(scores(i,2)<0) kuadran(i)=3; else kuadran(i)=4; end end % clc % disp(fn);

% disp(['Kabupaten scores(1) scores(2) jarak_origin kuadran']) % for j=1:35

% i=Ipsort(j);

% fprintf('%10s \t %3.0f \t %3.0f \t %3.0f \t %1d

\n',KAB(i,:),scores(i,1), scores(i,2), pscores(i), kuadran(i) ); % end % pcoefs=sqrt(coefs(:,1).^2+coefs(:,2).^2); % vkuadran=zeros(40,1); % for i=1:40 % if (coefs(i,1)>=0)&(coefs(i,2)>=0) % vkuadran(i)=1; % elseif (coefs(i,1)>=0)&(coefs(i,2)<0) % vkuadran (i)=2; % elseif (coefs(i,1)<0)&(coefs(i,2)<0) % vkuadran(i)=3; % else % vkuadran(i)=4; % end % end % [Vsort,IVsort]=sort(pcoefs,1,'descend');

(26)

% %

disp('___________________________________________________________________ ________________________')

% disp([' Variable coefs(1) coefs(2) panjang_vektor kuadran'])

% for j=1:40

% i=IVsort(j);

% %disp([VAR(i,:) num2str([coefs(i,1) coefs(i,2) pcoefs(i) vkuadran(i)])] );

% fprintf('%50s \t %6.4f \t %6.4f \t %6.4f \t

%1d\n',VAR(i,:), coefs(i,1),

coefs(i,2), pcoefs(i), vkuadran(i) );

% end

ihapus=find(vektor==max(vektor)); ihapus=ihapus(1);

disp(['Akan dihapus variabel ' VAR(ihapus,:) ', kemudian hitung

ulang??']); D(:,ihapus)=[]; VAR(ihapus,:)=[]; [mx,mx,mb]=ginput(1); if mb==1 OK=1; else OK=0; end %OK=input('Ulangi? yes=1,no=0:'); end

(27)
(28)

mutu air perlu dilakukan untuk mengetahui air sumur gali di sekitar TPA Ngronggo melebihi baku mutu atau tidak. Salah satu cara

penentuan status mutu air adalah

menggunakan Metode STORET yang

menggunakan sistem nilai dari US-EPA

(Environmental Protection Agency) [5]. Klasifikasi mutu air yang dihasilkan dikelompokkan dalam empat kelas mulai dari kelas yang memenuhi baku mutu sampai tercemar berat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan :

Menentukan status mutu air sumur gali di dusun – dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga menggunakan metode STORET.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di

Laboratorium Kimia Lingkungan, Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga antara bulan Juli sampai Desember 2014. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan antara lain : sampel air sumur gali yang diambil dari pemukiman penduduk di dusun - dusun sekitar TPA. Sedangkan bahan kimia yang digunakan antara lain : IKI, MnSO4, H2SO4, HgSO4,

Na2S2O3, K2Cr2O7, EDTA, AgSO4, buffer pH

10, indikator ferroin, indikator EBT, dan indikator metil orange. Bahan kimiawi tersebut merupakan bahan kimiawi PA (E-Merck, Germany). Piranti yang digunakan antara lain :

pH meter (HANNA Instrument, 9812),

DR/EL 2000.

Lokasi Pengambilan Sampel

Sampel air sumur diambil dari 12 dusun di sekitar TPA Ngronggo Salatiga sesuai dengan arah mata angin. Di arah Utara dusun Ngemplak dan Slumut; arah Timur: Salam; arah Timur Laut: Tetep, Tetepwates, Randuacir, dan Promasan; arah Tenggara: Ploso, Sugihwaras dan Kembang; dan arah Barat Laut: Belon dan Ngronggo (Gambar 1).

Cuplikan sumur di dusun-dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga diambil dengan

metode cuplikan contoh stratifikasi

disproportional dan jumlah cuplikan sumur masing – masing dusun disajikan dalam Tabel 1.

Penentuan Parameter Fisiko-Kimiawi dan Bakteriologis

Parameter fisiko-kimiawi dan

bakteriologis serta metode atau piranti disajikan dalam Tabel 2.

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode STORET [5]

Penentuan status mutu badan air dengan metode STORET dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengukuran dengan baku mutu yang sesuai dengan kelas air. Jika hasil pengukuran memenuhi baku mutu air maka diberi skor 0 namun jika hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu air akan diberi skor tertentu Tabel 3.

Analisa Data

Data parameter fisiko-kimiawi dan bakteriologis dianalisis dengan metode

(29)

baku mutu kelas satu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82/2001.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Status Mutu Air Sumur Gali di 12 Dusun Sekitar TPA

Hasil pengukuran parameter fisiko-kimiawi air sumur gali diolah dengan menggunakan metode STORET sesuai Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No.115/2003. Hasil

pengukuran air 88 sumur gali di 12 dusun sekitar TPA Ngronggodisajikan pada Tabel 4 (dan Lampiran 1).

Berdasarkan ketentuan sistem STORET

yang dikeluarkan EPA (Environmental

Protection Agency) maka mutu air diklasifikasikan ke dalam empat kelas, yaitu: [5]

- Kelas A : Baik Sekali (Skor = 0) - Kelas B : Baik (Skor = -1 sampai

dengan -10)

- Kelas C : Sedang (Skor = -11 sampai dengan -30)

- Kelas D : Buruk (Skor ≥ -31)

Dari Tabel 4 terlihat bahwa nilai status mutu air 88 sumur gali yang tersebar di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo berdasarkan STORET berkisar antara 23 sampai dengan -66. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air dari 88 sumur di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo 58 sumur gali di 6 dusun berstatus buruk dan sisanya 30 sumur gali 6 dusun berstatus sedang.

Parameter fisiko-kimiawi dan

bakteriologis yang berpengaruh terhadap mutu air sumur gali di dusun – dusun tersebut

coliform dalam air ke 88 sumur gali yang tersebar di 12 dusun berkisar antara 200 – 7.800 MPN/100 ml. Total coliform berada jauh di atas baku mutu yang ditetapkan, yaitu 100 MPN/100ml. Hasil ini menunjukkan bahwa semua air sumur gali yang tersebar di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo tercemar bakteri

coliform. Bakteri coliform salah satunya E.coli

merupakan mikroba penyebab gejala diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah [8].

Nilai total coliform tinggi dalam air sumur karena ada beberapa sumur relatif dekat dengan kamar mandi atau wc. Nilai total

coliform tinggi juga menunjukkan tingginya tingkat risiko kehadiran bakteri – bakteri patogen lain [9].

Berkaitan dengan total coliform hasil nilai BOD5 (Biological Oxygen Demand)

menunjukkan bahwa 18 air sumur gali di 6 dusun berstatus buruk telah melebihi baku mutu BOD yang ditetapkan yaitu 2 mg/L. Hasil ini menunjukkan kehadiran bakteri coliform

(lebih dari 30 %) dalam air 58 sumur gali di 6 dusun yang berstatus buruk di sekitar TPA

Ngronggo. Sedangkan persen cemaran

bakteri coliform dalam air sumur gali di 6 dusun berstatus buruk berkisar antara 12,5 % - 70 %.

KESIMPULAN

Status mutu air 88 sumur gali di 12 dusun sekitar TPA Ngronggo Salatiga dengan metode STORET menunjukkan 58 sumur gali di 6 dusun berstatus buruk dan hanya 30 sumur gali di 6 dusun yang sisanya berstatus sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa akses

(30)

tersebut masih belum layak DAFTAR RUJUKAN

[1] Pramusinta, 2013. Kebijakan

Pengelolaan Sampah Di Kota

Salatiga. Pemerintah Kota Salatiga Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang : Salatiga.

[2] Van Harling, V.N., 2008. Kualitas Air

Tanah Berdasarkan Kandungan

Tembaga [Cu(II)], Mangan [Mn(II)] dan Seng [Zn(II)], di Dusun – Dusun Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ngronggo, Salatiga. Skripsi. Program Studi Kimia/S1. Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga.

[3] Suara Merdeka, 2012. Sistem Control Landfill TPA Ngronggo dioperasikan. Suara.Merdeka.com (Diunduh tanggal 6 Oktober 2014 jam 17.31 WIB). [4] Osaki, K., Kashiwada,S., Tatarazako

N., & Ono, Y., 2006. Toxicity testing of Leachate From Waste Landfills Using Medaka (Oryzias Latipes) fer Monitoring Environtmental Savety. Enviromental Monitoring and Assessment, 73 – 84.

[5] Matahelumual, B.C., 2007. Penentuan Status Mutu Air Dengan Sistem Storet di Kecamatan Bantar Gebang. Jurnal Geologi Indonesia, Vol 2 No. 2 Juni 2007: 113-118 : Bandung.

[6] Alaerts, G. dan S.S Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional : Surabaya.

Coliform (Fekal dan Non Fekal) Pada

Air Sumur Di Komplek Roudi

Manokwari. Universitas Negeri Papua : Papua.

[8] Bambang, A.G., Fatimawali., dan Novel, S.K., 2014. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Isi Ulang dari Depot di Kota Manado.

[9] Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan

Parasitologi untuk Akademi

Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Bandung: Citra Adtya Bakti.

(31)

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air Sumur Dusun – Dusun Di Sekitar TPA Ngronggo, Salatiga

(32)

Arah dari TPA Dusun Jumlah Cuplikan Sumur Timur Salam 4 Utara Slumut Ngemplak 4 6

Barat Laut Belon

Ngronggo 6 10 Timur Laut Tetep Tetepwates Promasan Randuacir 10 10 10 8 Tenggara Ploso Sugihwaras Kembang 10 8 2

Tabel 3. Skor untuk metode STORET

Parameter Metode / Piranti

Fisikawi

Suhu (oC)

DHL (µs/cm) TDS (mg/L)

Termometer

Conductivity / TDS-meter YK-2001 CT

Conductivity / TDS-meter YK-2001 CT

Kekeruhan (FTU) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000

Warna (PtCo) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000

Kimiawi

pH Conductivity / TDS-meter YK-2001 CT

Alkalinitas (mg CaCO3/L) Digital Titrator (HACH DR/EL 2000)

BOD5 (mg/L) Titrasi [6]

COD (mg/L)

Cl2 (mg/L)

SO42- (mg/L)

Titrasi [6]

Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 Bakteriologis

Total Koliform MPN (Most Probable Number) [7]

Tabel 4. Nilai Status Mutu air di Dusun – Dusun Sekitar TPA

Dusun Status Nilai STORET

Ploso Buruk -46 Kembang Sedang -23 Sugihwaras Sedang -23 Salam Sedang -25 Randuacir Buruk -33 Tetep Buruk -66 Tetepwates Buruk -62 Promasan Buruk -50 Slumut Sedang -25 Ngemplak Sedang -25 Belon Sedang -23 Ngronggo Buruk -54 Jumlah Percontoh Nilai Parameter

Fisika Kimia Biologi

< 10 Maksimum -1 -2 -3 Minimum -1 -2 -3 Rata-rata -3 -6 -9 ≥ 10 Maksimum -2 -4 -6 Minimum -2 -4 -6 Rata-rata -6 -12 -18

(33)

Total koliform

Dusun No Jarak Kd Suhu TDS DHL Warna Turbidity

pH Alkalinitas BOD5 COD Cl2 SO4

(m) (m) (oC) (mg/L) (µS/cm) (PtCo) (FTU) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (MPN/100ml) Ploso 1 1.489 15,2 28 140 290 0 0 6,1 53,42 0,3 8 0,2 17 2.100 (RW-VI) 2 1.476 13,3 29 90 180 0 0 6,3 56,45 0,9 64 0,18 14 200 3 1.422 12,4 28,5 110 290 0 0 6,3 55,44 0,2 32 0,21 11 700 4 1.368 12,8 28,5 70 140 30 4 6,4 56,45 0,4 128 0,06 4 1.100 5 1.341 13,2 28 90 180 0 0 6,3 56,45 0,2 24 0,09 6 1.100 6 1.261 10.4 28 60 120 0 0 6,4 55,44 0,8 32 0,07 3 200 7 1.237 13,7 28 70 140 0 0 6,3 53,42 0,4 64 0,03 0 700 8 1.218 9,7 28 60 120 12 1 6,2 53,42 1,3 16 0,06 2 2.800* 9 1.215 12,4 28 100 210 0 0 6,1 50,40 0,7 56 0,15 4 700 10 1.159 15,9 28 70 140 18 3 6,2 52,42 1,9 48 0,11 0 200 Kembang 11 1.046 15,7 29 80 170 28 5 6,5 57,46 1,3 8 0,1 8 200 (RW-VII) 12 939 10,3 29 70 150 3 1 6,3 56,45 0,3 40 0,09 3 200 Sugihwaras 13 1.207 21 29 120 240 0 0 6,3 53,42 1 40 0,07 3 700 (RW-V) 14 1.245 17,5 29 90 200 0 0 6,2 51,41 1,4 80 0,03 1 1.100 15 1.315 17,2 27 90 190 0 0 6,3 53,42 1,2 16 0 0 1.100 16 1.288 14,2 26,5 130 270 0 0 6,3 53,42 0,5 8 0,05 0 200 17 1.256 15,9 27 110 220 0 0 6,2 50,40 1,9 88 0,09 2 200 18 1.180 17,9 26,5 110 220 0 3 6,1 51,41 1,2 16 0,04 0 700 19 1.087 15,6 27 220 460 31 4 6,2 51,41 1,8 40 0,12 16 1.300 20 1.127 14,1 27 190 390 0 0 6,1 51,41 1,7 16 0,07 4 200 Salam 21 724 9,8 30 130 270 0 0 6,1 55,44 0,2 16 0,12 0 1.500 (RW-I) 22 698 13,2 30 160 330 0 0 6,6 58,46 0,1 24 0,09 0 200 23 657 9,3 30 160 320 1 3 6,6 56,45 1,8 80 0,08 11 700 24 671 15,2 30 160 340 0 0 6,3 53,42 0,7 16 0,06 9 200 Randuacir 25 805 15,7 28 100 220 0 0 6,4 56,45 0,3 16 0,06 0 200 (RW-II) 26 885 13,3 28 110 220 0 0 5,8 44,35 0,4 8 0,05 1 1.100 27 832 15,1 28 90 190 0 0 5,9 43,34 1,5 72 0,03 0 700 28 845 15,4 28 100 210 0 0 5,7 40,32 2,2 120 0,05 0 700 29 1.049 13,9 28 90 190 0 0 5,6 43,34 0,3 8 0,04 2 200 30 1.060 15 28,5 80 170 0 0 5,7 42,34 0,8 72 0,05 1 700 31 1.226 12,8 28 80 170 0 1 5,7 43,34 0,5 112 0,07 4 1.100 32 1.280 13,6 27,5 80 180 0 0 5,8 43,34 1,4 96 0,09 7 200

(34)
(35)

Parameter fisikawi Bakteriologis Parameter kimiawi Parameter

Dusun No Jarak Kd Suhu TDS DHL Warna Turbidity

pH

Alkalinitas BOD5 COD Cl2 SO4

2- Total koliform (m) (m) (oC) (mg/L) (µS/cm) (PtCo) (FTU) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (MPN/100ml) Ngemplak 67 1.113 13,2 25 90 180 4 0 6,6 57,46 0,8 88 0,03 3 200 (RW-IX) 68 1.062 12,3 25,5 80 170 2 1 6,4 56,45 0,9 104 0,05 0 200 69 1.108 12,5 26 90 180 0 0 6,3 56,45 0,8 24 0,03 1 700 70 1.073 11,3 25 140 290 11 0 6,6 54,43 0,7 72 0,02 11 2.800* 71 1.020 12,2 25 150 310 4 0 6,4 53,42 0,6 112 0,11 9 1.300 72 1.006 11,3 25 160 320 0 0 6,5 57,46 0,8 104 0,15 16 700 Belon 73 877 13,2 25,5 90 180 1 0 6,7 57,46 0,9 8 0,02 3 200 (RW-X) 74 899 12,3 26 80 170 0 0 6,7 58,46 1,2 32 0,07 9 200 75 818 12,5 25 60 130 15 2 6,8 54,43 1,1 80 0,05 0 700 76 850 11,3 25 70 140 5 0 6,6 55,44 1,7 72 0,02 0 200 77 947 12,2 25,5 170 340 0 0 6,7 57,46 1,1 80 0,06 2 200 78 1.070 11,3 26 160 320 0 0 6,8 58,46 1,5 104 0,08 7 200 Ngronggo 79 376 10,3 26 80 170 2 2 6,9 60,48 1,7 968 0,12 0 200 (RW-IV) 80 362 10,1 26 80 160 0 0 6,9 61,49 1,6 816 0,14 1 1.700 81 443 12,5 26 170 340 21 4 6,9 60,48 0,9 984 0,23 6 3.400* 82 499 12,5 26,5 160 320 19 1 7,2 61,49 1,3 424 0,26 10 700 83 408 12,8 26 170 350 0 0 7,1 62,50 2,8 24 0,25 3 6.300 84 394 13,7 26 160 330 0 0 7 62,50 2,7 8 0,21 0 700 85 569 14,5 26 210 420 38 5 6,9 60,48 0,5 280 0,29 0 1100 86 537 15,8 27 200 400 17 7 7,1 62,50 0,9 88 0,26 2 200 87 673 17,2 26,5 80 170 2 0 7,2 62,50 3,1 24 0,15 8 1100 88 751 17,5 26 90 180 0 0 7,2 63,50 3,7 40 0,13 6 700 Keterangan: Kd : kedalaman sumur

(36)

Sumur Gali di Dusun Ploso Sekitar TPA Ngronggo.

Ket: * Baku Mutu PP 82/2001 Kelas Satu; (-) Tidak Ada Baku Mutu

Sumur Gali di Dusun Kembang Sekitar TPA Ngronggo

Ket: * Baku Mutu PP 82/2001 Kelas Satu; (-) Tidak Ada Baku Mutu

Parameter Baku

Mutu*

Hasil Skor

Maks Min Rata-rata

Fisikawi DHL (µs/cm) (-) 290 120 181 - Kekeruhan (FTU) (-) 4 0 0,8 - Suhu (0C) (-) 29 28 28,2 - TDS (mg/L) 1000 140 60 86 0 Warna (PtCo) (-) 30 0 6 - Kimiawi pH 6-9 6,4 6,1 6,26 0 Alkalinitas (mg/L) (-) 56,448 50,4 54,331 - BOD5 (mg/L) 2 1,9 0,2 0,71 0 COD (mg/L) 10 128 8 47,2 -16 Cl2 (mg/L) 600 0,21 0,03 0,116 0 SO4 (mg/L) 400 17 0 6,1 0 Bakteriologis Total Koliform (MPN/ml) 100 2800 200 980 -30 Total -46 Kelas D (Buruk) Parameter Baku Mutu* Hasil Skor

Maks Min Rata-rata

Fisikawi DHL (µs/cm) (-) 170 150 160 - Kekeruhan (FTU) (-) 5 1 3 - Suhu (0C) (-) 29 29 29 - TDS (mg/L) 1000 80 70 75 0 Warna (PtCo) (-) 28 3 15,5 - Kimiawi pH 6-9 6,5 6,3 6,4 0 Alkalinitas (mg/L) (-) 57,456 56,448 56,952 - BOD5 (mg/L) 2 1,3 0,3 0,8 0 COD (mg/L) 10 40 8 24 -8 Cl2 (mg/L) 600 0,1 0,09 0,095 0 SO42- (mg/L) 400 8 3 5,5 0 Bakteriologis Total Koliform (MPN/ml) 100 200 200 200 -15 Total -23 Kelas C (Sedang)

(37)

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air Dusun – Dusun                                        Di Sekitar TPA Ngronggo Salatiga
Tabel 1. Jumlah Cuplikan Sumur Dari 12 Dusun di Sekitar TPA Ngronggo Salatiga  Arah dari TPA  Dusun  Jumlah Cuplikan Sumur
Tabel 2. Parameter Fisiko-Kimiawi dan Bakteriologis Serta Metode / Piranti
Tabel 3. Skor untuk metode STORET
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kode tersebut menunjukan pemanggilan penampil 3 dimensi Collada dengan file ekstensi Obj yang telah tersedia pada database berdasarkan nama file yang sama dengan nama

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada SMK Negeri 1 Sudimoro menemukan berbagai permasalahan yaitu kesulitan dalam mengolah data penerimaan peserta didik baru, pengolahan

Teradu menyatakan tidak meminta, tidak mengetahu perihal transfer tersebut, dan tidak mengetahui maksud pengiriman uang tersebut; [4.3] Menimbang bahwa berdasarkan

Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh peternak dan seberapa besar tingkat efisiensi usaha peternak selaku plasma maka perlu diadakan penelitian tentang

Kekejaman terhadap Ibu Kandung juga terjadi di Bugangan Semarang Timur, pelaku pembunuhan Ruben (25) yang merupakan anak pertama telah membunuh ibunya Debora

(3) Kewenangan Pemerintah Daerah dalam melakukan upaya kesehatan lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disesuaikan dengan Peraturan Daerah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap financial distress pada

Defisit perdagangan pada Februari menyempit dari posisi USD756 juta menjadi USD116 yang disebabkan oleh penurunan impor.. Kami perkirakan bahwa pada Maret nilai impor