PEMBERANTASAN
KORUPSI
TERINTEG
RASI
KOORDINATOR WILAYAH VI
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
OPTIMALISASI PENDAPATAN
DAERAH MALANG
TUGAS DAN FUNGSI K
P
K
Komisi Pemberantasan
Korupsi adalah lembaga
negara yang dalam
melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat
independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun. Pasal 3 • networking counterpartner • tidak memonopoli tugas dan wewenang lid-dik-tut; • trigger mechanism Koordinasi Supervisi Penyelidikan, Penyidikan, dan Penuntutan Pencegahan Monitoring Pasal 7 Pasal 8 Pasal 11 Pasal 13 Pasal 14
PENCEGAHAN KORUPSI
PENCEGAHAN KORUPSI KEPATUHAN LHKPN PELAPORAN GRATIFIKASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN4 Optimalisasi Penerimaan Daerah (OPD) Pendidikan Kesehatan Infrastruktur Sumber Daya Alam (SDA) Barang Milik Daerah Penguatan APIP Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Manajemen ASN e-planning dan e-budgeting Dana Desa
PROGRAM KORSUPGAH 2019
PROGRAM KORSUPGAH 2019FOKUS KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN
Perencanaan dan Penganggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pengadaan Barang dan Jasa Kapabilitas APIP Manajemen SDM Dana Desa Optimalisasi Pendapatan Daerah Manajemen BMD • Alokasi tidak fokus pada kepentingan publik • Hibah dan Bansos yang tidak tepat • Intervensi pihak luar • e-planning dan e-budgeting yang terintegrasi • Program dan Kegiatan RKPD, Renja SKPD mengacu pada RPJMD • Standar Satuan Harga (SSH) dan Analisis Standar Biaya (ASB) • Pelimpahan 100% kewenangan • Informasi perizinan (online & offline) • Aplikasi perizinan • Ketersediaan aturan • Rekomendasi Teknis • Penyuapan/ Pemerasan/ Gratifikasi • Pelayanan yang kurang • Perizinan tidak transparan • Lemahnya pengendalian • Organisasi ULP yang mandiri • Pokja Permanen • 100% Pengadaan Belanja Modal via ULP • E-Katalog • Kecukupan jumlah & kualitas APIP • Kelembaga an APIP • Kecukupan anggaran pengawasan • Melaksana kan workshop APIP • Perbaikan Manajemen APIP • ANJAB, ABK, EVAJAB • Implemen tasi Tunjangan Penghasilan Pegawai • Proses yang tidak transparan • Mark up harga • Pemecahan proyek • Pelaksana tidak independen • Spesifikasi yang berbeda • Kurangnya jumlah dan kualitas APIP • APIP yang tidak independen • Anggaran pengawasan belum memadai • Lemahnya manaje men SDM • Penghasil an PNS belum memadai • Publikasi APBDes • Implemen tasi SISKEUDES • Pengawas an Dana Desa • Pengguna an Dana Desa tidak transparan • Penyalahgu naan Dana Desa • Database Wajib Pajak tidak handal • Belum ada inovasi peningkatan PAD • Kurang tergalinya potensi PAD • Tersedianya database WP • Tax Clearance • Inovasi Peningkatan PAD • Database BMD yang handal • Pengaman an, Pemanfaat an, Pemindahta nganan BMD • Aset tidak dikelola dengan baik • Potensi BMD dikuasai pihak ketiga TITIK RAWAN ACTION PLANTAHAPAN IMPLEMENTASI
Koordinasi di Tingkat Pusat
Pengamatan dan Pemetaan Permasalahan
Komitmen Bersama dan Rencana Aksi
Implementasi Rencana Aksi
PROGRAM PENCEGAHAN KORUPSI
SEKTOR GENERIKManajemen ASN (15%)
Dana Desa (5%)
Barang Milik Daerah (10%)
Perencanaan dan Penganggaran APBD (15%)
Pengadaan Barang dan Jasa
(15%)
Kapabilitas APIP (15%)
Optimalisasi Pendapatan Daerah (10%)
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
FOKUS
TEMATIK
Optimalisasi
Pendapatan
Daerah
Manajemen
Aset Daerah
• Target PAD belum sesuai dengan potensi real
• Terjadi kebocoran dalam penerimaan PAD
FOKUS TEMATIK
Latar Belakang
• Meningkatkan PAD
• Kontribusi PAD terhadap APBD
• Berdampak pada kesejahteraan ASN
Tujuan PP 54/ 2018 : STRANAS PK
Aksi Optimalisasi Penerimaan Pajak
• Aset belum disertifikatkan
• Tumpang tindih aset antara Pemda satu dengan Pemda/ instansi lainnya
• Aset diklaim oleh pihak lain
• Penyalahgunaan pemanfaatan aset
Latar Belakang
• Legalisasi aset
• Kejelasan status kepemilikan aset
• Pemanfaatan aset yang bertanggungjawab
• Efektivitas dan efisiensi pemanfaatan aset Tujuan Permendagri 21 Th 2018 Pengelolaan Barang Milik Daerah
KPK MENDORONG
Pemetaan: • Stakeholders dan kepatuhan • Permasalahan lintas BASELINE • Penagihan pemenuhan kewajiban stakeholders • Debottlenecking permasalahan lintas EKSEKUSI • Penegakan Sanksi • Upaya transisi • Upaya lanjutan • Case Building END PERBAIKAN SISTEMREGULASI KEBIJAKAN KELEMBAGAAN
PELIBATAN PUBLIK
PENCEGAHAN OFENSIF
13
LATAR BELAKANG
[Latar Belakang Dilaksanakannya Program OPD] 13
•
Komitmen Bersama Program Pemberantasan Korupsi Terintegrasi.
•
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mengatur dan
mengurus rumah tangga daerah termasuk pengelolaan keuangan
daerah.
•
Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali potensi
sumber-sumber penerimaan daerah dalam membiayai segala aktivitas
pembangunan daerah melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
•
Pemerintah daerah diberikan keleluasaan untuk berkreasi dan
memungut jenis pajak daerah baru sepanjang belum dipungut oleh
tingkatan pemerintahan lainnya.
14
TUJUAN PROGRAM
14
•
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, khususnya
administrasi pengelolaan penerimaan daerah yang bebas dari KKN.
•
Mendorong Pemda untuk:
menerapkan sistem administrasi pencatatan penerimaan daerah yang
memungkinkan pembayaran pajak daerah lebih efektif, efisien, dan akuntabel dengan berbasis teknologi informasi.
meningkatkan sistem pengawasan dan pemantauan atas kepatuhan Wajib Pajak
(WP)/Wajib Pungut (WAPU) dalam pemenuhan kewajiban pajak daerah yang terutang, terutama pajak hotel, restoran, hiburan, parkir, reklame, dan
15
TAHAPAN UTAMA KEGIATAN
15
Rapat Koordinasi
Awal Program
OPD
Implementasi
Program OPD
Monitoring dan
Evaluasi
Program OPD
Entry meeting Program OPD dengan Kada dan jajaran terkait 16 Rapat koordinasi awal dengan BPD setempat dan Mitra Teknologi Informasi terkait (Sistem Pajak Online) Rapat persiapan dan evaluasi perencanaan program dengan Kada/Sekda dan jajaran Bapenda (Prov/Kab/Kota) (Sistem Pajak Online) Rapat persiapan dan evaluasi perencanaan program dengan Bapenda, Dinas PUPR, DPMPTSP, Satpol PP, & SKPD terkait lainnya (Penertiban Reklame) Rapat persiapan dan evaluasi perencanaan program dengan Bapenda, Kanwil BPN, Kantah setempat
(Integrasi Data/host to host PBB &
BPHTB)
TAHAP
1
Rapat Koordinasi Awal Program OPD
PKS BPD dg Kada ttg Layanan Penerimaan Pajak
Daerah melalui TI/host to host &
Penyediaan Alat Rekam Data Transaksi usaha
(Sistem Pajak Online)
17 Koordinasi dan audiensi dengan WP/WAPU Provinsi (PAP, PBB-KB, dll) dan Kab/Kota (Hotel, Resto, Hiburan, Parkir, dll) (Sistem Pajak Online) Supervisi atas implementasi Sistem Penerimaan Pajak Online melalui alat rekam data transaksi usaha) (Sistem Pajak Online) - Apel siaga penertiban reklame (choice) - Pelaksanaan penertiban reklame (Penertiban Reklame) - PKS Bapenda dg Kantah setempat ttg integrasi data/host to host
PBB & BPHTB - Proses integrasi data (BPN/Pusdatin)-koord, kom, workshop)
(Integrasi Data/host to host PBB & BPHTB
TAHAP
2
Implementasi Program OPD
1818
TAHAP
3
MONEV PROGRAM OPD
Rekonsiliasi dan validasi data dengan WP/WAPU
Debottlenecking
implementasi Program OPD di
Daerah/Pusat
19
10 PROBLEM MENDASAR PAJAK DAERAH
Add a Footer 19
1. Pemungutan pajak pada sebagian wajib pajak yang belum memiliki izin/rekomendasi/clearance/dll
2. Setoran pajak dari wajib pajak tidak sepenuhnya dapat dipercaya (accountable) 3. Sejumlah celah regulasi dalam penarikan pajak
4. Terdapat piutang pajak yang belum disetorkan kepada kas daerah 5. Belum ada sistem monitoring terintegrasi pemenuhan kewajiban 6. Arus komunikasi data dan informasi belum berjalan lancar
7. Tujuan pemungutan pajak orientasi terbatas pada pemenuhan penerimaan daerah, belum pada tujuan lain dari instrumen pajak daerah
8. Pemeriksaan, pengawasan dan pengendalian belum berjalan dengan optimal 9. Prosedur yang berbelit/rumit/tidak mudah dalam pemenuhan kewajiban wajib
pajak
Korupsi Dalam Pajak
Kejahatan perpajakan yang dilakukan pegawai (Pasal 36A UU KUP) :
• Menghitung/menetapkan pajak tidak sesuai ketentuan UU
• Bertindak di luar ketentuan peraturan perundang-undangan
• Melakukan pemerasan dan pengancaman kepada WP untuk menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum
• Menyalahgunakan kekuasaannya dengan
meminta/memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar/menerima pembayaran, atau untuk
Kejahatan Dalam Perpajakan (1)
Kejahatan perpajakan karena kesengajaan yang dilakukan WP (Pasal 38 UU KUP) :
• Tidak mendaftarkan diri untuk NPWP dan melapor untuk PKP
• Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP/PKP
• Tidak menyampaikan SPT
• Menyampaikan SPT dan/ atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap
• Menolak dilakukan proses pemeriksaan
• Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu/dipalsukan seolah benar/tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya
Kejahatan Dalam Perpajakan (2)
• Tidak menyelenggarakan pembukuan/pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan/tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain
• Tidak menyimpan buku, catatan atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan
• Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong/dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pendapatan negara
• Setiap orang melakukan perobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan/menggunakan tanpa hak NPWP/PKP
• Sengajat menerbitkan faktur dan/ atau faktur pajak, bukti pot-put dan/ setoran pajak tak berdasar transaksi sebenernya atau
OPTIMALISASI PENDAPATAN DAERAH
1
2
3
4
5
• Data PAD Tahun sebelumnya
• Potensi Pajak Daerah • Penentuan target PAD
Identifikasi Permasalahan
• Monitoring atas capaian PAD yang dilakukan secara harian – bulanan -tahunan
• Monitoring atas tunggakan Pajak Daerah
Monitoring & Evaluasi • Pembangunan database
Pajak Daerah yang handal • Mekanisme pemungutan,
pembayaran sampai monitoring
• Kemudahan pembayaran Pembangunan Infrastruktur
• Penagihan tunggakan pajak • Pemeriksaan Wajib Pajak • Penertiban izin usaha
Kepatuhan Pajak
• Pemberian izin usaha jika telah memenuhi seluruh kewajiban perpajakan, baik pajak pusat maupun pajak daerah
• Rekonsiliasi data perizinan dan data perpajakan
Tax Clearance Tahapan Kegiatan
OPTIMALISASI PENDAPATAN DAERAH
Strategi Pencapaian Target
PAJAK DI KABUPATEN/ KOTA
Kerjasama pemasangan alat perekaman pajak online
dengan BPD
Penguatan regulasi dan diseminasi kepada WAPU Monitoring alat perekaman dan penegakan kepatuhan
WAPU
Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Parkir
PBB dan BPHTB
01
Kerjasama dengan BPN dalam bidang pertanahan02
Koneksihost to host PBB dan BPHTB03
Reviu NJOP dan Pemanfaatan Zona Nilai TanahPajak Penerangan Jalan Umum
01
Rekonsiliasi dg PLN sebagai WAPU PPJU02
MoU Pemda dengan PLN utk kemudahan rekonsiliasiPajak Reklame
Rekonsiliasi data izin yang dikeluarkan dibandingkan dengan pembayaran pajak reklame
Penertiban reklame
OPTIMALISASI PENDAPATAN DAERAH
Kerjasama dengan Pihak LainPemda
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Badan Pertanahan Nasional
1
2
3
Koneksi host to host PBB/ BPHTB
Update & Pemanfaatan Data Zona Nilai Tanah
Dukungan terhadap Pendaftaran Tanah Sistemik Lengkap (PTSL)
1
2
3
Pemasangan Alat Perekaman Pajak (Alat Disediakan oleh BPD)
Pembayaran Pajak Daerah melalui BPD
Penempatan Kas Daerah pada BPD
PENEMPATAN KAS DAERAH PADA BPD
Analisis perbandingan giro vs giro/ deposito vs deposito
Perlu diwaspadai adanya penerimaan gratifikasi atas penempatan Deposito on
call/ semi deposito
Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham yang akan mendapatkan deviden
setiap tahunnya
Kendala layanan publik dan besarnya bunga giro/ deposito dapat didiskusikan oleh Kepala Daerah bersama Direksi BPD
Kepmendagri 62 Tahun 1999
Pasal 2
Bank mempunyai tugas pokok mengembangkan perekonomian dan menggerakkan Pembangunan Daerah
melalui kegiatannya sebagai Bank
Pasal 3
Bank Daerah mempunvai fungsi: a. Pendorong terciptanya tingkat
pertumbuhan perekonomian dan Pembangunan Daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat;
b. Pemegang Kas Daerah dan atau menyimpan Uang Daerah;
c. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
Pemberian izin setelah Pajak (Pusat dan Daerah) dilunasi Tanda Lunas Pajak sebagai persyaratan pemberian izin
Pajak
Pusat
Pajak
Daerah
Izin
• Kanwil DJP/ KPP memberikan data WP yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena memiliki tunggakan pajak (negative list) kepada DPMPTSP
• Koneksi host to host DJP dengan Pemda (akses KSWP Pajak Pusat)
• Bapenda memberikan data WP yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena memiliki tunggakan pajak (negative list) kepada DPMPTSP
• Koneksi host to host Bapenda dengan DPMPTSP (akses KSWP Pajak Daerah)
Rekonsiliasi secara berkala
Tertuang dalam SOP Perizinan
OPTIMALISASI PENDAPATAN DAERAH
•Fiscal Kadaster (pendataan pajak) •Legal Kadaster (pendataan izin) Database Pajak •Regulasi Perpajakan •Regulasi Tax Clearance Penguatan Regulasi dan Diseminasi •KSWP •Pelunasan pajak (pusat dan daerah) sebagai dasar dalam pemberian izin Tax Clearance •WAPU •Wajib Pajak Penunggak Pajak Pemeriksaan
•Naming and Shaming
•Penalty/ Denda
•Pe-non aktifan izin usaha
Sanksi
Sosialisasi kepada Wajib Pajak, Wajib Pungut Pajak, dan instansi terkait
OPTIMALISASI PENDAPATAN DAERAH
Kepatuhan Pajak DaerahPemeriksaan kepada WAPU dan WP yang melanggar regulasi perpajakan atau menunggak pajak dalam jumlah signifikan
Data Penerimaan Pajak Pajak Pajak Pajak Retribusi Retribusi Retribusi PAD Lainnya
Harian Bulanan Tahunan
OPTIMALISASI PENDAPATAN DAERAH
Monitoring Pajak Secara Real Time
•Monitoring aktivasi alat
•Pemeriksaan lapangan jika alat tidak aktif
•Pemantauan data pajak setiap hari
•Pemantauan data pajak setiap bulan •Evaluasi perbandingan setiap bulannya •Pemantauan data pajak setiap tahun •Evaluasi perbandingan setiap tahunnya
34
PERBANDINGAN TARGET PAJAK DAERAH
(SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI SISTEM PAJAK ONLINE)NO. SEBELUM SESUDAH
1. Besaran nilai pajak ditaksasi per bulan Besaran nilai pajak berdasarkan rekap
data online selama satu bulan
2. Transaksi tidak terlaporkan yang
sebenarnya
Seluruh transaksi dan pajaknya terlapor secara online
3. Berpotensi adanya suatu bentuk
komunikasi dan kesepakatan tertentu antara petugas dan WP
Proses transaksi pajak dilakukan tanpa tatap muka
4. WP menghitung sendiri ketetapan pajaknya (Self-Assesment)
Pemerintah Daerah mempunyai data pembanding hasil rekapitulasi data
online bulanan setiap WP
TINDAK LANJUT PEMDA
3
2
1
Memenuhi indikator keberhasilan dengan menyampaikan dokumen kelengkapan sebagai bukti pencapaian target melalui aplikasi MCP (https://korsupgah.kpk.go.id)
Monitoring Center for Prevention (MCP)
1. Menyusun rencana akselerasi peningkatan PAD 2. Melaksanakan strategi pencapaian target
3. Melaksanakan langkah-langkah signifikan dalam rangka meningkatkan PAD
4. Menyampaikan laporan hasil peningkatan PAD setiap bulannya kepada KPK