• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mine Plan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Mine Plan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

yang telah memberikan

kesehatan, kesempatan dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya, sehingga penulis

kesehatan, kesempatan dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, oleh karena atas perjuangan beliaulah yang telah memperjuangkan islam mulai

SAW, oleh karena atas perjuangan beliaulah yang telah memperjuangkan islam mulai

dari alam kebodohan sampai alam yang terang benderang

dari alam kebodohan sampai alam yang terang benderang seperti apa yang kita

seperti apa yang kita

rasakan sekarang ini.

rasakan sekarang ini.

Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak, tantangan dan hambatan itu

hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak, tantangan dan hambatan itu

dapat teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

dapat teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

terhormat

terhormat

Ibu Fitrani Amin S.T., M.T.,Ibu Fitrani Amin S.T., M.T.,

selaku dosen

selaku dosen mata kuliah

mata kuliah Perencanaan

Perencanaan

Tambang yang telah memberi pembekalan dari segi materi dan menginspirasi penulis

Tambang yang telah memberi pembekalan dari segi materi dan menginspirasi penulis

untuk membuat dan menyelesaikan laporan ini. Tak

untuk membuat dan menyelesaikan laporan ini. Tak lupa pula penulis ucapkan

lupa pula penulis ucapkan

terimakasih banyak kepada teman-teman yang telah

terimakasih banyak kepada teman-teman yang telah mendukung penulis dalam

mendukung penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

menyelesaikan laporan ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini

Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak 

masih banyak 

terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

penulis

sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca yang positif 

sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca yang positif 

untuk lebih menyempurnakan laporan ini.

untuk lebih menyempurnakan laporan ini.

K

Ke

en

nd

da

arrii,

,

JJu

un

ni

i 2

20

01

17

7

Penulis Penulis

(4)
(5)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

yang telah memberikan

kesehatan, kesempatan dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya, sehingga penulis

kesehatan, kesempatan dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, oleh karena atas perjuangan beliaulah yang telah memperjuangkan islam mulai

SAW, oleh karena atas perjuangan beliaulah yang telah memperjuangkan islam mulai

dari alam kebodohan sampai alam yang terang benderang

dari alam kebodohan sampai alam yang terang benderang seperti apa yang kita

seperti apa yang kita

rasakan sekarang ini.

rasakan sekarang ini.

Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak, tantangan dan hambatan itu

hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak, tantangan dan hambatan itu

dapat teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

dapat teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

terhormat

terhormat

Ibu Fitrani Amin S.T., M.T.,Ibu Fitrani Amin S.T., M.T.,

selaku dosen

selaku dosen mata kuliah

mata kuliah Perencanaan

Perencanaan

Tambang yang telah memberi pembekalan dari segi materi dan menginspirasi penulis

Tambang yang telah memberi pembekalan dari segi materi dan menginspirasi penulis

untuk membuat dan menyelesaikan laporan ini. Tak

untuk membuat dan menyelesaikan laporan ini. Tak lupa pula penulis ucapkan

lupa pula penulis ucapkan

terimakasih banyak kepada teman-teman yang telah

terimakasih banyak kepada teman-teman yang telah mendukung penulis dalam

mendukung penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

menyelesaikan laporan ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini

Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak 

masih banyak 

terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

penulis

sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca yang positif 

sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca yang positif 

untuk lebih menyempurnakan laporan ini.

untuk lebih menyempurnakan laporan ini.

K

Ke

en

nd

da

arrii,

,

JJu

un

ni

i 2

20

01

17

7

Penulis Penulis

(6)
(7)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

... i

... i

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

... ii

... ii

DAFTAR GAMBAR  DAFTAR GAMBAR 

... ii

... ii

DAF DAFTARTAR TABTABELEL  ... iv

  ... iv

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1.1

1.1 Identitas

Identitas Perusahaan. ...

Perusahaan. ...

...

...

...

...

...

... 1

1

1.2

1.2 Deposit

Deposit Nikel

Nikel...

...

...

...

...

...

...

...

... 1

1

1.3 Luas Area... 2

1.3 Luas Area... 2

BAB II RENCANA BUKAAN LAHAN BAB II RENCANA BUKAAN LAHAN

2.1 Bukaan Tambang... 4

2.1 Bukaan Tambang... 4

2.2 Metode

2.2 Metode dan Tata

dan Tata Cara Penambangan

Cara Penambangan ...

...

...

...

... 4

.. 4

2.2.1 Metode

2.2.1 Metode Penamban

Penambangan

gan ...

...

...

...

...

... 4

... 4

2.2.2 Tahapan

2.2.2 Tahapan Penambanga

Penambangan

n ...

...

...

...

...

... 5

... 5

2.3

2.3 Jalan

Jalan Tambang...

Tambang...

...

...

...

...

...

... 8

8

2.3.1 Letak

2.3.1 Letak Jalan Keluar

Jalan Keluar Tambang

Tambang ...

...

...

...

... 8

... 8

2.3.2 Lebar Jalan dan Kemiringan Jalan Tambang ... 8

2.3.2 Lebar Jalan dan Kemiringan Jalan Tambang ... 8

2.3.3 Pertimbangan Keamanan ... 9

2.3.3 Pertimbangan Keamanan ... 9

2.4 Stockpile ... 10

2.4 Stockpile ... 10

2.4.1 Stockpile ... 10

2.4.1 Stockpile ... 10

2.4.2 Disposal ... 10

2.4.2 Disposal ... 10

2.5

2.5 Infrastruktur Tambang

Infrastruktur Tambang ...

...

...

...

...

...

...

... 11

11

2.5.1

2.5.1 Fasilitas

Fasilitas Operasiona

Operasional

l ...

...

...

...

...

... 11

... 11

2.5.2

2.5.2 Fasilitas

Fasilitas Karyawan

Karyawan ...

...

...

...

...

...

... 12

.. 12

BAB III KONDISI HIDROLOGI DAN GEOTEKNIK  BAB III KONDISI HIDROLOGI DAN GEOTEKNIK 

3.1 Data Hidrologi ... 13

3.1 Data Hidrologi ... 13

3.2

3.2 Data

Data Geoteknik

Geoteknik ...

...

...

...

...

...

...

... 14

.. 14

BAB IV OPERASIONAL TAMBANG DAN REKLAMASI BAB IV OPERASIONAL TAMBANG DAN REKLAMASI

4.1

4.1 Operasional Tambang

Operasional Tambang ...

...

...

...

...

...

...

... 15

15

4.1.1 Jenis dan

4.1.1 Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan ...

Spesifikasi Teknis Peralatan ...

...

...

...

.... 15

15

4.1.2 Kebutuhan Peralatan ... 18

4.1.2 Kebutuhan Peralatan ... 18

4.2

4.2 Jadwal Produksi

Jadwal Produksi dan Umur

dan Umur Tambang...

Tambang...

...

... 19

... 19

4.2.1 Urutan Operasi Penambangan ... 19

4.2.1 Urutan Operasi Penambangan ... 19

4.2.2 Umur

4.2.2 Umur Tambang

Tambang ...

...

...

...

...

...

...

... 20

20

4.3

4.3 Reklamasi

Reklamasi ...

...

...

...

...

...

...

...

... 20

20

BAB V BIAYA BAB V BIAYA

5.2

5.2 Estimasi

Estimasi...

...

...

...

...

...

...

...

...

.... 30

30

(8)
(9)

DAFTAR GAMBAR 

Gambar 1 Peta Lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT.APM ... 3

Gambar 2

Desain Pit ... 8

Gambar 3 Rancangan Luas Jalan Tambang ... 9

Gambar 4

Desain Runaway Ramps ... 9

Gambar 5

Perumahan Karyawan PT.APM ... 12

Gambar 6 Masjid Babul Jannah PT.APM ... 12

Gambar 7 Puskesmas Lapadde di PT.APM ... 12

Gambar 8 Wahana Hiburan PT.APM ... 12

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Lokasi Dalam Wilyah Operasi Produksi ... 2

Tabel 2 Jumlah Hari Hujan Rata-Rata Per Tahun ... 13

Tabel 3 Jumlah Curah Hujan Rata-Rata Per Tahun ... 13

Tabel 4

Pemilihan Jenis Peralatan ... 15

Tabel 5 Jenis Peralatan Utama Penambangan ... 18

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 IDENTITAS PERUSAHAAN

PT Andy Putra Mining Tbk (APM) merupakan anak perusahaan dari PT. Brazil

Internasional Nikel (BIN). Sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor

pusat di Brasil. Perusahaan kami mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik 

pengolahan di Parepare, Sulawesi Selatan, sejak tahun 2014. Saat ini, kami menjadi

produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia.

Kami menambang nikel laterit dan mengolahnya menjadi nickel matte, yang

dikirim ke konsumen tetap kami di Jepang. Nikel banyak dikombinasikan dengan

logam lain untuk membentuk campuran yang dikenal karena fleksibilitas dan

ketahanannya terhadap oksidasi dan korosi. Logam ini mampu mempertahankan

karakteristiknya bahkan dalam suhu ekstrem. Nikel digunakan dalam berbagai

produk, seperti televisi, baterai isi ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong

kereta.

Lini produksi kami beroperasi dengan energi terbarukan yang dihasilkan oleh

tiga pembangkit listrik tenaga air, yang secara keseluruhan menghasilkan 365 mega

watt tenaga listrik. Saat ini, tingkat produksi tahunan kami mencapai rata-rata

550.000 metrik ton nickel matte. Dengan investasi lanjutan sebesar AS$2 miliar,

kami menargetkan peningkatan produksi tahunan menjadi 905.000 metrik ton nikel

matte di tahun ke dua dan di tahun berikutnya perusahaan menargetkan produksi

sebesar 776.500 metric ton dalam empat tahun ke depan. PT Andy Putra Mining

Tbk (APM) berkomitmen untuk memberi nilai tambah dan mengembangkan warisan

yang positif bagi generasi selanjutnya.

1.2 DEPOSIT NIKEL

Berdasarkan hasil perhitungan cadangan pada database yang diberikan di

dapatkan volume dan luasan area yang telah di estimasi yakni volume ore/bijih di

lokasi pertambangan sebesar 3.008.000 ton Bijih Nikel dengan luas area 420.000

,

dimana di area tersebut terdapat 5 Blok penambangan yang di rencanakan, yang

terdiri dari Blok Elang, Blok Merpati, Blok Cendrawasih, Blok Nuri, dan Blok Bangau.

(14)
(15)

Untuk 

Cut off Grade

(COG) yang ditetapkan yaitu 1,7 Up dan Stripping Ratio

(SR) 1:3 dimana ketebalan Over Burden rata-rata 2 meter pada tiap blok. Dari hasil

perhitungan berdasarakan SR ditentukan jumlah Over Burden di keseluruhan Blok 

yaitu 1.002.666 m

3

.

1.3 LUAS AREA

PT. Andy Putra Mining Tbk. (APM) memiliki luas wilayah Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Eksplorasi seluas

±300 Ha (Berdasarkan Keputusan

Bupati/Walikota No. 126 Tahun 2007 tentang pemberian Izin Kuasa Pertambangan

Eksplorasi kepada PT. APM), yang terletak di Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung,

Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan. Dan mendapatkan Izin Usaha

Pertambangan (IUP) untuk Operasi Produksi (OP) di tahun 2016 seluas

±200 Ha,

dimana pada wilayah Operasi Produksi terdiri dari;

No. Lokasi Luas(Ha) Luas (m2)

1 Pit / Front 42 420.000

2 Stockpile 60 600.000

3 Disposal 60 600.000

4 Mess 10 100.000

5 Pabrik Peleburan (Smelter) 43 430.000

6 Workshop 5 50.000

Tabel 1. Luas Lokasi Dalam Wilayah Operasi Produksi

Dalam area pit akan terdiri dari 5 (lima) blok dimana Blok Elang memiliki luas

area 7,2 Ha atau 72.000m

2

, Blok Merpati dengan luas area 5,3 Ha atau 53.000m

2

,

Blok Cendrawasih seluas 5,5 Ha atau 55.000m

2

, Blok Nuri dan Blok Bangau

masing-masing memiliki luas area 11,85 Ha atau sekitar 118.500m

2

.

Stockpile memiliki luas area 600.000m

2

, dan disposal area memiliki luas yang

sama dengan stockpile yakni 600.000m

2

, di area operasi produksi juga dibangun

mess karyawan yang bertujuan untuk lebih memudahkan para karyawan

beristirahat setelah jam kerja selesai, mess dibangun diatas area dengan luas

100.000m

2

atau setara dengan 10 Ha, di wilayah operasi produksi juga telah

dibangun pabrik peleburan (smelter) dengan luas area 430.000m

2

dan workshop

seluas 50.000m

2

dengan tujuan maintenance peralatan tambang yang beroperasi di

sekitar wilayah operasi produksi (OP).

(16)
(17)
(18)
(19)

BAB II

RENCANA BUKAAN LAHAN

2.1

BUKAAN TAMBANG

Rencana bukaan tambang akan dimulai pada Blok Elang dengan luas area

bukaan 72.000m

2

di tahun pertama produksi, yang dilanjutkan ke Blok Merpati dan

Blok Cendrawasih di tahun ke dua yang memiliki luas area keseluruhan 58.000m

2

,

setelah target di tahun kedua tercapai, maka bukaan lahan tambang akan

dilanjutkan ke Blok Nuri seluas 118.500m

2

yang direncanakan berjalan ditahun

ketiga produksi sebelum nantinya membuka lahan ke Blok Bangau yang memiliki

luas lahan sama dengan Blok Nuri sebagai target rencana produksi akhir.

Sesuai dengan skenario penggalian Bijih Nikel dan pembuangan tanah

penutup, maka Bijih Nikel dari tiap block akan habis digali selama kurun waktu 4

tahun dan akan dilanjutkan dengan kegiatan penutupan lahan tambang (pasca

tambang) di tahun ke 5.

2.2

METODE DAN TATA CARA PENAMBANGAN

2.2.1 Metode Penambangan

PT. Andy Putra Mining Tbk. (APM) saat ini memiliki sebuah konsesi

pertambangan nikel dan telah

mendapatkan izin usaha pertambangan operasi

produksi yang diperoleh dari tahun 2016 seluas 200 Ha. Sampai dengan saat ini

PT. Andy Putra Mining Tbk. (APM) telah merencanakan akan melakukan kegiatan

produksinya ditahun pertama produksi dengan target 550.000 ton, usaha tambang

memerlukan modal awal dan modal kerja yang besar.

Hasil eksplorasi yang telah dilakukan menunjukkan terdapatnya cadangan

nikel yang potensial, yaitu sebanyak 3.008.000m

3

dengan kadar nikel 1,8 %. Sesuai

dengan kedudukan, laterisasi, keadaan topografi daerah dan skala operasi

penambangan yang direncanakan, maka cara penambangan yang dapat dilakukan

adalah tambang terbuka (Open Pit) yang menggunakan kombinasi alat berat,

antara lain dozer, excavator, loader dan dump truck sebagai alat berat utama dan

dibantu sejumlah peralatan penunjang lainnya. Hasil dari kegiatan penambangan

sebagian akan disaring terlebih dahulu sebelum di bawa ke penampungan atau

(20)
(21)

stockpile yang terletak tidak jauh dari lokasi tambang, yang merupakan tempat

penumpukan laterit nikel yang siap dikapalkan.

Dengan teknik penambangan ini diharapkan semua lapisan (seam) Bijih Nikel

yang sebarannya jelas, dapat ditambang dengan baik. Pada umumnya tak semua

cadangan terukur dapat diambil Bijihnya karena faktor-faktor berikut:

-

Keterbatasan peralatan

-

Kondisi perlapisan pembentuk Bijih Besi

-

Struktur geologi

-

Morfologi daerah tambang

-

Kualitas produk yang diinginkan

2.2.2 Tahapan Penambangan

Kegiatan operasi penambangan Bijih Nikel yang direncanakan pada setiap

bukaan tambang akan mencakup:

1. Operasi Pembersihan Lahan

Operasi pembersihan lahan penambangan dilakukan pada lokasi dimana tambang akan dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan beberapa pekerjaan, yaitu :

 A. Operasi Penebangan Pohon dan Pemotongan Kayu

Dalam operasi pembersihan lahan, apabila ditemukan pohon-pohon, maka

terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan operasi pemotongan kayu.

Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu ditumbangkan dengan tenaga dorong

bulldozer, maka operator akan langsung menggunakan bulldozer. Untuk

pohon-pohon berukuran besar, untuk penebangannya perlu dibantu dengan menggunakan

gergaji mesin (chain shaw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki ukuran yang besar,

maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ketempat penyimpanan

kayu ini perlu dipergunakan alat angkat untuk beban berat (crane) dan rantai besi

untuk pengikat dan penarik, serta truk pengangkut kayu. Bila kayu memiliki ukuran

yang kecil, maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ke lokasi

penyimpanan kayu ini cukup dipergunakan tenaga manusia dan truk pengangkut

kayu.

(22)
(23)

Kayu-kayu hasil penebangan dan pemotongan akan disimpan di lokasi

penyimpanan yang telah direncanakan. Lokasi penyimpanan kayu dapat dipilih pada

lahan-lahan terbuka yang dekat dengan daerah penambangan dan dilintasi oleh

 jalan angkut. Kayu-kayu yang disimpan ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan

bangunan, jembatan, bahan bakar atau kepentingan lainnya.

B. Operasi Pembabatan Semak dan Perdu

Pekerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan dengan

menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan dorong dengan

memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari alat tersebut. Semak dan

perdu yang sudah dibabat tersebut selanjutnya akan didorong ke daerah-daerah

lembah yang dekat dengan areal penambangan.

2. Operasi Pengupasan Tanah Atas (Top Soil)

Setelah operasi pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan operasi pengupasan

lapisan atas (top soil) yang banyak mengandung bahan-bahan organik hasil

pelapukan, yang sangat baik untuk penyuburan tanah. Lapisan tanah subur ini

dikupas dengan menggunakan blade dari bulldozer. Operator bulldozer sambil

mengupas tanah subur tersebut sekaligus mendorong dan mengumpulkannya pada

lokasi tertentu di dekat daerah operasi bulldozer. Dengan demikian pada lahan

penambangan akan terdapat lokasi timbunan tanah subur yang pada gilirannya akan

dimanfaatkan untuk reklamasi lahan bekas penambangan. Apabila lokasi timbunan

top soil ini relatif jauh, maka pekerjaan pemindahan top soil ini akan memerlukan

excavator sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat angkut.

3. Operasi Pemidahan Tanah Penutup (Overburden)

Operasi penggalian tanah penutup berupa overburden dan interburden,

dilakukan dengan menggunakan excavator dan dibantu dengan bulldozer. Untuk 

material lemah sampai sedang, excavator dapat langsung melakukan penggalian

dan pemuatan ke atas dump truck. Sedangkan untuk material agak keras, bulldozer

akan membantu memberaikan material tersebut, sebelum digali dan dimuat oleh

excavator. Pemakaian ripper pada bulldozer akan disesuaikan dengan kebutuhan

operasi pemberaian material. Selanjutnya apabila diketemukan lapisan tanah

penutup yang keras sampai sangat keras, maka akan dipergunakan stone breaker

untuk memberaikan material tersebut sebelum dimuat ke atas dump truck.

(24)
(25)

Dalam batas-batas penggalian yang telah direncanakan, operator excavator

akan melakukan pembentukan jenjang (bench), dibantu oleh operator bulldozer.

Dump truck sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari daerah

penambangan menuju lokasi penimbunan (dumping area), yang telah direncanakan

di daerah dengan morfologi lembah atau datar yang ada di lokasi terdekat.

Timbunan tanah penutup ini akan diatur secara berjenjang dengan menggunakan

dozer shovel dan selanjutnya akan ditutup dengan lapisan tanah subur (top soil)

untuk persiapan proses penanaman bibit pohon (revegetasi).

Kemajuan tambang dimulai dari Block Elang, pada tahun 2016, pemindahan

tanah akan diarahkan ke waste dump area, sedangkan di tahun 2017, pemindahan

tanah akan dilakukan secara back filling ke bekas block tambang yang telah selesai

ditambang (mine out) yaitu Block Merpati dan Blok Cendrawasih ke Block Elang,

sedangkan Block merpati dan Blok Cendrawasih akan mulai dilakukan back filling

pada tahun 2018. Block Elang akan dimulai back filling pada tahun 2017 , Block 

Merpati dan Blok Cendrawasih akan dilakukan pada tahun 2018, dan Block Nuri akan

dilakukan pada tahun 2019, setelah Block Bangau mulai dikerjakan. Selanjutnya

pada setiap waste dump area juga untuk penimbunan tanah pucuk (top soil) dimana

tanah pucuk tersebut akan dipergunakan untuk program reklamasi tambang.

Timbunan tanah penutup di waste dump area akan dibuat berjenjang,

masing-masing setinggi 6m, dimana lebar jenjang adalah sebesar 10m, sudut jenjang

tunggal sebesar 30°, dan sudut jenjang keseluruhan adalah sebesar 15°. Desain pit

ini disesuaikan dengan posisi endapan mineral dan faktor keamanan pit misalnya

dari bahaya longsor.

4. Operasi Penggalian Dan Pemindahan Bijih Nikel

Dalam operasi pemindahan Ore akan digunakan excavator sebagai alat muat

dan dump truck sebagai alat angkut. Dump truck akan mengangkut Ore dari

daerah penambangan (Run Of Mine) menuju ke lokasi penimbunan Ore (raw

stockpile), yang lokasinya berdekatan dengan unit pengolahan Ore (Mine Iron ore

Crushing Plant).

(26)
(27)

Operasi penambangan Bijih Nikel berlangsung tidak secara serentak pada semua

block tambang.

Dapat ditambahkan bahwa bukaan tambang akan dibuat berjenjang,

masing-masing setinggi 10m, dimana lebar jenjang keseluruhan adalah sebesar 10m,

sudut jenjang tunggal sebesar 60°, dan sudut jenjang keseluruhan adalah sebesar

39,5°.

Gambar 2. Desain Pit

2.3

JALAN TAMBANG

2.3.1 Letak Jalan Keluar Tambang

Untuk suatu tambang yang baru, yang sangat penting diperhitungkan yaitu

letak jalan-jalan keluar dari tambang. Biasanya kita ingin akses yang baik ke lokasi

pembuangan tanah penutup (waste dump) dan peremuk bijih (crusher).

Jadi dalam hal ini topografi merupakan faktor yang penting, karena akan

sulit sekali bagi truk untuk keluar dari pit ke medan yang curam. Maka dari itu

pemilihan lokasi bukaan untuk jalan keluar tambang dipilih didaerah dimana

topografinya landai, itu untuk bertujuan untuk memudahkan akses truck untuk 

keluar masuk pit.

2.3.2 Lebar Jalan dan Kemiringan Jalan Tambang

Untuk lebar jalan tambang yang akan dikerjakan itu tergantung pada lebar

alat angkut, yang mana pada umumnya dalam desain jalan tambang dibuat 4x lebar

truk / alat muat, agar memungkinkan lalu lintas untuk dua arah, ruangan untuk truk 

(28)
(29)

pengaman. Untuk truk tambang yang digunakan saat ini yaitu truck dengan muatan

240 ton, maka lebar jalan yang akan dibuat yaitu 30 – 35 m.

Gambar 3. Rancangan Luas Jalan Tambang

Jalan angkut di tambang ini dirancang dengan kemiringan 8

°

. Ini bertujuan

untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pembuatannya, serta

memudahkan dalam pengaturan masuk ke jenjang tanpa menjadi terlalu terjal di

beberapa tempat.

2.3.3 Pertimbangan Keamanan

Di lokasi jalan tambang akan dibuat belokan tanjangan darurat (runaway

ramps) yang memiliki tujuan untuk menghentikan truk yang tak terkontrol, tapi itu

bila geometri pit memungkinkan.

(30)
(31)

Dalam pekerjaan ini membutuhkan pengupasan ekstra yang besar untuk 

membuat fasilitas tersebut, maka hal ini akan dilakukan jika biaya untuk 

pengupasan memungkinkan. Untuk faktor keamanan maka akan dibuat tanggul

pemisah di tengah jalan untuk dibeberapa lokasi, dan Straddle Berm semacam ini

memiliki biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan Runaway Ramps.

2.4

STOCKPILE

2.4.1 Stockpile

Lokasi stockpile berada di sisi utara dari batas lokasi pit tambang karena

merupakan lokasi yang paling dekat dengan pelabuhan jetty untuk memudahkan

pemuatan ore ke kapal tongkang. Jarak stockpile dengan pit penambangan terbilang

cukup dekat yaitu 700 meter. Jarak tersebut akan semakin dekat seiring dengan terus

dilakukannya proses penggalian di area pit penambangan.

Hal tersebut

memungkinkan penekanan biaya operasional alat angkut dan jumlah alat angkut yang

beroperasi.

2.4.2 Disposal

Lokasi disposal ada dua dan terletak di sisi tenggara area penambangan dan

sudah masuk di wilayah Kecematan Bacukiki. Satu disposal untuk tanah pucuk yang

mengandung humus tinggi, dan satu disposal untuk over burden. Masing-masing

Disposal diperkirakan dapat menampung material waste sebesar ± 600.000 lcm.

Kapasitas tersebut memang tidak bisa menampung waste secara keseluruhan.

Hal tersebut dikarenakan area yang tidak terlalu luas untuk pembuatan disposal yang

sangat dekat dengan perkebuan masyarakat. Olehnya itu, pembuatan disposal tetap

menjaga jarak aman terhadap area lahan pekerjaan warga sekitar dan Perusahaan

merencanakan reklamasi akan dilakukan pada akhir tahun ketiga operasi produksi

agar sebelum pengupasan tanah pucuk dilakukan pada blok terakhir, tanah yang

berada pada disposal area dapat dikembalikan pada bagian laterit yang telah diangkut

untuk memulai kegiatan reklamasi. Jarak antar disposal sekitar 150 meter. Tiap

disposal dirancang dengan sudut kemiringan tiap lereng sebesar 26

o

-33

o

dengan

tinggi lereng 2,8 meter.

(32)
(33)

2.5

INFRASTRUKTUR TAMBANG

2.5.1 Fasilitas Operasional

PT. Andy Putra Mining Tbk (APM) juga membangun berbagai infrastruktur dan

sarana transportasi di area lokasi pertambangan Bijih Nikel. PT. APM memiliki

dermaga (Jetty) yang dapat disandari tongkang 300 feet atau sekitar 10.000 DWT

dan stockpile di atas lahan seluas 60 hektar yang didukung dengan fasilitas loading

dan unloading menggunakan conveyor system di tepi sungai Salo Karaja. Selain itu,

PT. APM memiliki fasilitas hauling road sepanjang 85,5 km yang menghubungkan

Lokasi OP hingga ke lokasi dermaga (Jetty) yang berada di tepi sungai Salo Karajae.

Semua infrastruktur PT. APM dipersiapkan untuk melayani penanganan dan

pengangkutan Bijih Nikel dari sejumlah produsen potensial lainnya yang banyak 

terdapat di sekitar wilayah operasional PT. APM.

Selain itu, pelabuhan Salo Karajae sudah dapat disandari kapal dengan

kapasitas 210.000 DWT sejak memasuki bulan Juni 2018 ini. Kini ada empat

dermaga selain dua dermaga sebelumnya (berkapasitas 80.000 DWT) yang dapat

digunakan bersandar bagi jenis ukuran kapal Panamax. Sedangkan sebuah dermaga

(berkapasitas 10.000 DWT) yang sering digunakan kapal jenis tongkang untuk 

bersandar.

Kini PT. APM telah menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan oleh PLTU milik 

sendiri. Di Tanjung Bacukiki, dukungan listrik yang berasal dari PLTU yang

berkapasitas 3 x 10 MW telah dipergunakan untuk operasional penambangan serta

sarana pendukung lainnya. Sedangkan untuk menggerakan peralatan operasional

pelabuhan di pelabuhan Salo Karaja bersumber dari PLTU berkapasitas 2 x 8 MW.

PLTU Lapadde 2 x 110 MW yang di bangun anak perusahaan PT. APM, yaitu PT

Madani Pembangkit Innovativ di Lapadde, Sulawesi Selatan diharapkan dapat

beroperasi secara komersial di Juni 2018 ini. Sedangkan PLTU Lapadde tengah 2 x

620 MW yang memulai ground breaking pada pertengahan kedua tahun 2018 ini

direncanakan dapat beroperasi secara komersial pada 2019. Nantinya PT. APM

mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.500 MW.

(34)
(35)

2.5.2 Fasilitas Karyawan

Wilayah pertambagan biasanya identik dengan area terpencil dan kondisi

kehidupan yang kurang nyaman. Asumsi umum ini mungkin akan menjadi sebuah

acuan kandidat karyawan potensial mengurungkan niat untuk bekerja dengan kami.

Demi menarik bakat-bakat baru dan menjaga pegawai, kami membangun fasilitas

dan infrastruktur untuk memastikan bahwa setiap karyawan, kontraktor dan tamu,

mendapatkan kenyamanan yang sama seperti di rumah.

Kompleks perumahan para Karyawan tersebar di Tanjung Bacukiki, Lapadde

Tengan, dan Soreang Barat. Banyak fasilitas yang tersedia pada akses dari Lapadde

Tengah dan Soreang Barat, dari perumahan, perkantoran, sarana ibadah, sarana

pendidikan, kesehatan, wahana bermain, bank, dan masih banyak yang lainnya. PT.

 APM bekerja sama dengan berbagai pihak, dari swasta dan sektor pemerintah dalam

mengolah dan menjalankan fasilitas-fasilitas ini.

Gambar 5. Perumahan Karyawan PT.APM Gambar 6. Masjid Babul Jannah PT.APM

(36)
(37)

BAB III

KONDISI HIDROLOGI DAN GEOTEKNIK 

3.1 DATA CURAH HUJAN

PT. Andy Putra Mining Tbk (APM) merencanakan umur tambang selama 5 tahun, yaitu

mulai dari tahun 2016 hingga tahun 2020. Untuk mengefisienkan operasi produksi, maka

PT.APM harus mengetahui periode ulang hujan di daerah sekitar penambangan.

Berikut tabel jumlah hari hujan rata-rata dan tabel curah hujan rata-rata Kelurahan

Lapadde, Kecematan Ujung, Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan dalam rentan waktu

tahun 1990 sampai 2000 yang diperoleh dari BMKG Provinsi Sulawesi Selatan.

Tahun Hari Hujan (mm)

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total

1990 12 11 11 14 7 7 8 7 8 8 11 14 118 1991 8 13 12 9 9 4 1 1 1 6 15 10 89 1992 9 4 2 3 7 4 3 7 4 7 13 17 80 1993 8 8 14 7 5 10 9 4 0 7 7 13 92 1994 15 5 9 9 9 8 4 2 0 6 2 18 87 1995 4 13 11 13 11 13 5 13 11 12 13 10 129 1996 11 9 7 12 8 11 8 5 10 8 9 15 113 1997 8 13 13 8 4 2 4 1 1 5 5 9 73 1998 4 0 0 1 9 11 10 11 9 9 12 9 85 1999 7 11 11 9 10 8 5 6 7 12 13 11 110 2000 14 13 13 14 6 6 7 6 7 8 12 13 119 Rata-2 9 9 9 9 8 8 6 6 5 8 10 13

Jumlah hari hujan rata-rata per tahun 100 Tabel 2. Data curah hujan rata-rata per hari

Tahun Curah Hujan (mm)

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total

1990 217 132 240 185 126 96 177 136 213 131 176 313 2142 1991 118 238 345 164 154 68 33 37 19 95 364 146 1781 1992 152 61 50 53 166 62 61 139 63 259 227 239 1532 1993 143 143 309 280 87 192 152 45 0 188 232 228 1999 1994 224 96 161 177 215 207 97 74 0 90 54 340 1735 1995 80 267 188 279 228 286 161 224 247 229 309 261 2759 1996 401 208 123 268 269 200 131 83 227 179 205 218 2512 1997 150 407 321 167 121 61 82 10 9 75 86 216 1705

(38)
(39)

1999 145 227 277 215 275 118 151 105 85 210 309 261 2378

2000 215 144 237 190 137 97 152 127 88 152 199 315 2053

Rata-2 176 175 205 185 185 168 133 113 107 159 225 252

Jumlah hari hujan rata-rata per tahun 2083 Tabel 3. Data curah hujan rata-rata per tahun

(40)
(41)

BAB IV 

OPERASIONAL TAMBANG DAN REKLAMASI

4.1

PERALATAN TAMBANG

4.1.1 Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan

Metode penambangan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah

Open Cut mining. Untuk menentukan jenis peralatan yang digunakan dalam metode

ini, maka perlu dikaji terlebih dahulu jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam

operasi penambangan tersebut. Dengan gambaran jenis kegiatan yang jelas, maka

penentuan spesifikasi peralatan yang akan digunakan lebih mudah dilakukan. Hasil

dari pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan dalam operasi penambangan

Bijih Nikel dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.

Pemilihan Jenis Peralatan

No. Nama Peralatan Merk Jumlah

1. Excavator Caterpillar 3 unit

2. Bulldozer Caterpillar 3 unit

3. Wheel Loader Caterpillar 4 unit

4. Road Grader Komatsu 1 unit

5. Dump Truck Hino Jumbo Ranger 10 unit

Jumlah 21 unit

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis peralatan utama penambangan

yang mutlak dipergunakan adalah excavator, dump truck dan bulldozer.

 A. Excavator

 Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut alat gali muat. Pada operasi

penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:

1. Melakukan penggalian, pemuatan dan pemindahan serta pencurahan material

lemah seperti humus atau top soil pada lokasi penimbunan atau langsung ke atas

alat angkut.

2. Melakukan penggalian, pemuatan, dan pencurahan lapisan tanah penutup

(overburden), dan mengumpulkannya pada suatu lokasi dekat tambang atau

langsung memuat ke atas alat angkut.

(42)
(43)

3. Melakukan penggalian, pemuatan dan pencurahan lapisan Bijih Besi

dan

mengumpulkannya pada lokasi dekat tambang atau langsung memuat ke atas alat

angkut.

4. Melakukan perintisan dan pembuatan saluran-saluran air di tambang untuk sistem

drainase tambang.

5. Melakukan perintisan dan pembuatan kolam air di tambang (settling pond) dalam

rangka pengelolaan dan pemantauan lingkungan tambang.

Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:

Kemampuan daya gali yang besar

Kemampuan memotong untuk permukaan yang relatif se-block dengan

memanfaatkan blade pada bucket-nya

Kemampuan melakukan manuiver pada medan yang se-block 

Dengan memanfaatkan kemampuan track yang dimilikinya

B. Dump Truck 

 Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut truk jungkit dan pada

operasi penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:

1. Melakukan pengangkutan, pencurahan hasil penggalian tanah penutup

(overburden) ke lokasi penimbunan tanah penutup (dumping area)

2. Melakukan pengangkutan, pencurahan Bijih Nikel hasil tambang (Run Of Mine)

dari tambang ke stockpile Bijih Nikel

Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:

Kemampuan muat yang besar dari bucket-nya

Kemampuan mobilitas yang cepat untuk jarak angkut yang jauh

Kemampuan untuk melakukan dumping dari bucket-nya

Kemampuan untuk melakukan manuiver pada medan yang se-block 

C. Bulldozer

 Alat ini fungsi utamanya adalah alat gali, dorong dan gusur. Pada operasi

penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut :

(44)
(45)

3. Melakukan

pengupasan

tanah atas

atau

humus

(stripping)

dan

mengumpulkannya dekat lokasi tambang

4. Melakukan

pembersihan Iapisan tanah

penutup

(overburden)

dan

mengumpulkanya pada suatu lokasi dekat tambang. Apabila berhadapan dengan

material keras, maka digunakan alat tambahan yang disebut ripper

5. Melakukan perintisan dalam pembuatan lantai kerja dan jalan angkut tambang

6. Mengatur bentuk geometri lereng tambang

Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan-pekerjaan seperti di atas akan

di dukung oleh:

Kemampuan daya dorong yang besar yang dimilikinya

Kemampuan memotong untuk ukuran yang cukup lebar

dengan

memanfaatkan blade dan daya dorong yang besar

Kemampuan merobek material keras dengan memanfaatkan kemampuan

ripper dan daya dorong yang besar

Kemampuan untuk melakukan manuiver pada medan yang se-block dengan

memanfaatkan kemampuan track yang dimilikinya

Jenis atau tipe bulldozer yang akan digunakan adalah Caterpillar D 6 G yang dapat

melakukan pekerjaan seperti:

1. Melakukan pemuatan tanah penutup ke atas bucket dump truck dan atau ke

atas timbunan tanah penutup di waste dump area

2. Mengatur bentuk geometri lereng timbunan tanah penutup

3. Mendorong tanah penutup ke posisi yang direncanakan

D. Wheel Loader

 Alat ini fungsi utamanya adalah alat muat. Akan tetapi dapat berfungsi pula

sebagai alat dorong dan pada operasi penambangan akan digunakan untuk 

melakukan tugas-tugas sebagai berikut:

1. Melakukan penggalian, pengangkutan, dan pencurahan Bijih Besi di stockpile

atau ke atas copper atau ke atas dump truck 

(46)
(47)

Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas di dukung oleh:

Kemampuan muat yang besar dari bucket-nya

Kemampuan mobilitas cepat untuk jarak angkut yang tidak terlalu jauh

Kemampuan untuk melakukan digging dan dumping yang cepat

Memiliki daya dorong yang besar

Jenis atau tipe wheel loader yang akan digunakan adalah Caterpillar LW 220.

Tabel 5.

Jenis Peralatan Utama Penambangan

Jenis Kegiatan Nama Alat Type

Pembersihan lahan Bulldozer Cat. D 6 G

Pembuatan jenjang, Pendamping excavator

Bulldozer Cat. D 6 G Penggalian dan Pemuatan Tanah Penutup Excavator ( Back hoe ) PS 125 Penggalian dan Pemuatan Bijih Besi Excavator ( Back hoe ) PC 320

Pengangkutan Tanah Penutup Dump Truck PS 125

Pengangkutan Bijih Nikel Dump Truck HT 130

Pemuatan Bijih Nikel di stockpile Wheel Loader Cat. LW 220

4.1.2 Kebutuhan Peralatan

Dalam melakukan perhitungan jumlah kebutuhan unit peralatan untuk 

operasi penambangan Bijih Nikel maupun operasi pengupasan tanah penutup, harus

diperhatikan beberapa batasan-batasan yang berkaitan dengan karakteristik Bijih

Nikel, karakteristik overburden, maupun karakteristik masing-masing peralatan yang

digunakan serta asumsi-asumsi yang perlu diterapkan berkaitan dengan gambaran

operasional penambangan yang direncanakan. Berdasarkan besarnya volume

pekerjaan pemindahan Bijih Nikel ke stockpile dan volume pekerjaan pemindahan

tanah penutup ke dumping area per tahun, maka dapat ditentukan jumlah kebutuhan

peralatan utama setiap tahun untuk operasi penambangan Bijih Nikel, seperti terlihat

pada tabel 5.

(48)
(49)

Tabel 6.

Jumlah Kebutuhan Peralatan Utama Operasi Penambangan Bijih Nikel Tahun Jumlah Bijih Nikel (ton) Jumlah Tanah Penutup (BCM) Pemindahan Tanah

Penutup Penambangan Bijih Nikel PC 320 D PS 125 PC 320 D HT 130 2016 550.000 183.333 1 2 1 2 2017 905.000 301.666 1 4 1 4 2018 776.500 258.833 1 3 1 3 2019 776.500 258.833 1 3 1 3

4.2

JADWAL PRODUKSI DAN UMUR TAMBANG

4.2.1 Urutan Operasi Penambangan

Urutan (sekuen) operasi penambangan Bijih Nikel selain menggambarkan

arah kemajuan tambang per tahun, juga menyangkut jumlah pemindahan tanah

penutup dan produksi Bijih Nikel per tahun menggambarkan arah kemajuan

tambang senantiasa mengikuti arah sebaran Bijih Nikel.

 A. Tahap Produksi (Tahun 2016)

Operasi penambangan Bijih Nikel akan dilakukan pada block Elang dengan

produksi 550.000 ton/tahun dan jumlah tanah penutup sebesar 183.333 BCM. Pada

tahap ini operasi penambangan berjalan dengan Stripping Ratio (SR) sebesar 1 : 3.

B. Tahap Produksi (Tahun 2017)

Operasi penambangan Bijih Nikel akan dilakukan terus pada Block Merpati dan

Block Cendrawasih dilakukan dalam rangka pemenuhan target produksi sebesar

905.000 ton/tahun. Dari Block Merpati akan di tambang sebesar 412.000 ton dan

dari Block Cendrawasih dengan produksi 493.000 ton. Jumlah tanah penutup sebesar

137.333 m

3

yang berasal dari Block Merpati dan sebesar 164.333 m

3

dari Block 

(50)
(51)

sebesar 301.666 m

3

dan Sebagian tanah penutup akan di back filling ke Block Elang

dan sebagian lagi akan di angkut ke area disposal. Pada tahap ini operasi

penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3.

C. Tahap Produksi (Tahun 2018)

Operasi penambangan Bijih Nikel akan dilanjutkan pada Block Nuri. Hal ini

menentukan rangka pemenuhan target produksi sebesar 776.500 ton di tahun

tersebut. Jumlah tanah penutup pada Blok Nuri sebesar 258.833 m

3

.Pada tahap ini

operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3

D. Tahap Produksi (Tahun 2019)

Operasi penambangan Bijih Nikel di akhir tahun 2019 akan dilakukan di Block 

terakhir yakni pada Blok Bangau dengan target produksi 776.500 ton dan jumlah

tanah penutup sebesar 258.833 m

3

. Jumlah produksi di tahun ini diprediksikan akan

sama dengan di tahun 2018 yakni di Blok Nuri. Pada tahap ini, operasi penambangan

berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3

4.2.2 Umur Tambang

Kegiatan penambangan Bijih Nikel direncanakan beroperasi selama kurun

waktu 5 (Lima) tahun dengan asumsi di tahun ke 5 (Lima) yakni di tahun 2020 akan

di lakukan kegiatan penutupan tambang (pasca tambang).

4.3

REKLAMASI

Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus dimulai sesuai dengan rencana tahunan

pengelolaan lingkungan (RTKL) yang telah disetujui dan harus sudah selesai pada

waktu yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan reklamasi, perusahaan

pertambangan bertanggungjawab sampai kondisi/rona akhir yang telah disepakati

tercapai.

Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi

pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari

pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran pembuangan air (SPA),

bangunan pengendali lereng, chek dam, penangkap oli bekas (oil chatcher) dan lain

-lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

(52)
(53)

Pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam, sistim penanaman

(monokultur, multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan kondisi setempat,

tanaman penutup (cover crop) dan lain-lain.

Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut:

a) Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan

bentuk lahan (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar

rendah (low grade) yang belum dimanfaatkan

b) Pengendalian erosi dan sedimentasi

c) Pengelolaan tanah pucuk (top soil)

d) Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan lahan bekas tambang

untuk tujuan lain.

 A. PERSIAPAN LAHAN

1.

Pengamanan Lahan Bekas Tambang

Kegiatan ini meliputi.

a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak 

digunakan di lahan yang akan direklamasi

b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun dan

berbahaya (B-3) dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.

c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dan “scrap” pada tempat

khusus

d. Penutupan lubang bukaan tambang dalam secara aman dan permanen

e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan

direklamasi

2.

Pengaturan Bentuk Lahan

Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi

setempat. Kegiatan ini meliputi:

a. Pengaturan bentuk lereng

1. Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan air

limpasan (run off); erosi dan sedimentasi serta longsoran

2. Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berteras-teras

b. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA)

(54)
(55)

1. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksud untuk pengatur air agar

mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan

akibat erosi.

2. Jumlah/kerapatan dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan (topografi)

dan luas areal yang direklamasi.

3. Pengaturan/Penempatan Low Grade

Maksud pengaturan dan penempatan “low grade” (bahan tambang kadar

rendah) adalah agar bahan tambang tersebut tidak tererosi/hilang apabila

ditimbun dalam waktu yang lama karena belum dapat dimanfaatkan.

B. PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI

Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama kegiatan

penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat mengakibatkan berkurangnya

kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di alur sungai.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah : curah hujan,

kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan terhadap tanah)

dan tanaman penutup tanah.

Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagaia berikut:

1. Meminimasikan areal terganggu dengan:

a. membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi

b. membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan

c. penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penambangan

d. pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan

2. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan:

a. pembuatan teras-teras

b. pembuatan saluran diversi (pengelak)

c. pembuatan SPA 

d. dam pengendali

e chek dam

3. Meningkatkan infiltrasi (persesapan air tanah)

a. dengan pengaturan tanah searah kontur

b. akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai

media perakaran tanah

(56)
(57)

4. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi pertambangan

a. penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan

peraturan yang berlaku dan harus didalam wilayah Kuasa Pertambangan, Izin

Usaha Pertambangan (IUP)

b. membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak mengandung

sedimen

c. bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang

dilengkapi dengan saluran pengelak 

d. letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah ditampung

dan dibelokan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan terlalu curam

e. bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan sebaiknya

sedimen di keruk dan dapat dipakai sebagai lapisan tanah atas.

f. dalam membuat bendungan permanen harus dilengkapi dengan saluran

pelimpah (spilways) untuk menangani keadaan darurat dan saluran pembuangan

(decant, syphon), dan lain yang dianggap perlu

g. kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, sheck dam dari

beton, batu, kayu atau dalam bentuk lain.

Pengendalian erosi selengkapnya supaya mengacu kepada pedoman teknis yang

telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pertambangan Umum melalui Surat

Keputusan No. 693.K/008/DDJP/1996 tentang pedoman Teknis Pengendalian Erosi

Pada Kegiatan Pertambangan Umum.

C. PENGELOLAAN TANAH PUCUK 

Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah pucuk 

dengan lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media tumbuh bagi

tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan

tanaman pada kegiatan reklamasi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk adalah:

1. Pengamatan profil tanah dan identifikasi perlapisan tanah tersebut sampai dengan

bahan galian

2. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan ditempatkan pada

tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk tidak melebihi

dari 2 meter

(58)
(59)

3. Pembentukan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah semula dengan tanah

pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimum 0,15 m

4. Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung racun dianjurkan

lebih tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan perlakuan khusus dengan cara

mengisolasi dan meisahkannya

5. Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk 

menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah

6. Bila lapisan tanah pucuk tipis (terbatas/sedikit) perlu dipertimbangkan:

a. penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka terhadap erosi

sehingga perlu penanganan konservasi tanah dan pertumbuhan tanaman dengan

segera

b. penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman (jenis tanah yang peka terhadap

erosi dapat dilihat pada tabel 3.1)

c. jumlah tanah pucuk yang terbatas (sangat tipis) dapat dicampur dengan tanah

bawah (sub soil)

d. dilakukan penanaman langsung dengan tanaman penutup (cover crop) yang

cepat tumbuh dan menutup permukaan tanah

7. Yang perlu dihindari dalam memanfaatkan tanah pucuk adalah apabila:

a. sangat berpasir (70% pasir atau kerikil)

b. sangat berlempung (60% lempung)

c. mempunyai pH < 5.00 atau > 8.00

d. mengandung khlorida > 3% dan

e. mempunyai electrical conductivity (ec) > 400 milisimens/meter

D. REVEGETASI

Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis

tanaman, persiapan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman

dan pemeliharaan tanaman.

1. Penyusunan Rancangan Teknis Tanaman

Rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan revegetasi yang

menggambarkan kondisi lokal, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis

pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya dan

tata waktu pelaksanaan kegiatan.

(60)
(61)

Rancangan tersebut disusun berdasarkan hasil analisis kondisi biofisik dan sosial

ekonomi setempat. Kondisi biofisik meliputi topografi atau bentuk lahan, iklim,

hidrologi, kondisi vegetasi awal dan vegetasi asli. Sedangkan data sosial ekonomi yang

perlu mendapat perhatian antara lain demografi, sarana, prasarana dan aksesibilitas

yang ada.

Jenis tanaman yang dipilih kalau dapat diarahkan pada tanaman jenis tumbuhan

asli. Sebaiknya dipilih jenis tumbuhan lokal yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah

setempat saat ini. Sehingga perlu selalu mengingat perkembangan pengetahuan

mengenai jenis-jenis tanaman yang cocok untuk keperluan revegetasi lokasi bekas

tambang. Perlu konsultasi dengan instansi yang berwenang di dalam pemilihan jenis

tanaman yang cocok.

2. Persiapan Lapangan

Pada umunya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan,

pengolahan tanah dan kegiatan perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting

agar keberhasilan tanaman dapat tercapai.

a. Pembersihan lahan

Kegiatan pembersihan lahan merupakan salah satu penentuan dalam persiapan

lapangan. Kegiatan ini antara lain : pembersihan lahan dari tanaman penganggu

(alang-alang, liliana, dll) dengan tujuan agar tanaman pokok dapat tumbuh baik tanpa

ada persaingan dengan tanaman penganggu dalam hal mendapatkan unsur hara, sinar

matahari, dll

b. Pengolahan tanah

Tanah diolah supaya gembur agar perakaran tanaman dapat dengan mudah

menembus tanah dan mendapat unsur hara yang diperlukan dengan baik, diharapkan

pertumbuhan tanaman sesuai dengan yang diinginkan

c. Perbaikan tanah

Kualitas tanah yang kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman perlu mendapat

perhatian khusus melalui perbaikan tanah seperti penggunaan gypsum, kapur, mulsa,

pupuk (organik maupun an-organik). Dengan perlakuan tersebut diharapkan dapat

memperbaiki persyaratan tumbuh tanaman.

1) Penggunaan Gypsum

a. Gypsum digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah yang mengandung banyak 

lempung dan untuk mengurangi pembentukan kerak tanah (crushing) pafa tanah

padat (hard-setting soil). Penggunaan gypsum akan menggantikan ion sodium

(62)
(63)

dengan ion kalsium sehingga dapat meningkatkan struktur tanah, meningkatkan

daya resap tanah terhadap air, aerasi (udara), penguranangan kerak tanah dan

dengan pelindihan (leaching) akan mengurangi kadar garam.

b. Bila lapisan tanah bagian bawah (sub soil) yang diperbaiki, maka perlu dibuat alur

garukan yang dalam agar gypsum dapat diserap. Jika tanah kerak yang diperbaiki

sebarkan gypsum pada lapisan permukaan saja

c. Penggunaan gypsum sebanyak 5 ton/ha biasanya cukup untuk memperbaiki tanah

kerak. Penggunaan 110 ton/ha diperlukan untuk mengolah lapisan tanah bagian

bawah yang bersifat lempung

d. Pengolahan biasanya dilakukan sekali saja. Pengaruh pengolahan tanah dengan

gypsum akan tahan selama beberapa tahun, pada saat mana

tumbuh-tumbuhansudah mempu menghasilkan bahan-bahan organik yang membetikan

dampak positif bagi pertumbuhannya.

2) Penggunaan kapur

a. Kapur digunakan khususnya untuk mengatyur pH akan tetapi dapat juga

memperbaiki struktur tanah

b. Pengaturan pH dapat merangsang tersedianya zat hara untuk tanaman dan

mengurangi zat-zat racun

c. Kapur biasanya digunakan dalam bentuk tepung batu hamping, kapur dolomit,

Kapur tohor (hydrated lime) jarang digunakan

d. Kapur atau batu gamping giling kasar (coarsely crushed) dan kapu dolomit

mempunyai daya kerja yang lebih lambat akan tetapi pengaruhnya dalam

menetralisir pH lebih lama dibandingkan dengan kapur tohor

e. Penggunaan gamping secara bertahap mungkin diperlukan jika kesinambungan

kenaikan pH dibutuhkan

f. Kapur tohor akan berpengaruh menurunkan kemampuan jenis pupuk yang

mengsndung nitrogen. Karena itu penggunaannya harus terpisah

g. Tingkat penyesuaian pH akan bergantung dari tingkat keasaman, jenis tanah dan

kualitas batu gamping. Sebagai contoh, penggunaan kapur sebanyak 2,5 – 3,5

ton/ha per tahun yang memiliki pH > 5,0 akan menaikkan pH lebih dari 0,5.

3) Penggunaan Mulsa, Jerami dan Bahan Organik lainnya

a. Mulsa adalah bahan yang disebarkan dipermukaan tanah sebagai upaya

perbaikan kondisi tanah. Tanaman penutup berumur pendek dapat juga

digunakan sebagai mulsa

(64)
(65)

b. Mulsa berfungsi mengendalikan erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan

mengatur suhu permukaan tanah

c. Pada umumnya penggunaan mulsa hanya terbatas pada lokasi yang memerlukan

revegetasi cepat dan memerlukan perlindungan pada tempat-tempat tertentu

(seperti tanggul) atau jika akan diperlukan perbaikan tanah atau media

d. Jerami jenis batang padi umumnya digunakan sebagai mulsa untuk lokasi yang

luas. Tingkat penggunaan bervariasi antara 2,5 – 5,0 ton/ha

e. Berbagai jenis bahan-bahan organik atau limbah pertanian dapat digunakan

sebagai mulsa yang penggunaannya tergantung dari ketersediaan dan harganya.

Bahan-bahan yang baik digunakan sebagai mulsa, antara lain tumbuh-tumbuhan

yang tergusur pada waktu pengupasan tanah, potongan-potongan kayu dan

serbuk gergaji limbah pabrik pengolahan dan penggergajian kyu, ampas pabrik 

gula tebu dan berbagai kulit jenis kacang-kacangan

f. Nitrogen mungkin perlu ditambahkan untuk memenuhi kekurangan nitrogen

yang terjadi pada saat mulsa segar mulai membusuk/terurai

g. Penyebaran mulsa secara mekanis dapat menggunakan alat pertanian biasa

(misalnya penyebaran pupuk kandang) atau dengan alat khusus

h. Alat khusus penyebar mulsa digunakan untuk penyebaran bahan mulsa (biasanya

 jerami atau batang padi) yang dicampur dengan biji tumbuhan

4) Pupuk 

a. Persyaratan penggunaan pupuk akan sangat bervariasi sesuai dengan kondisi

dan maksud peruntukan lahan sesudah selesai penambangannya.

b. Meskipun jenis tumbuhan asli beradaptasi dengan tingkat nutrisi yang rendah

namun dengan pemberian pupuk yang cukup dapat meningkatkan

pertumbuhannya.

c. Reaksi dari tiap tumbuhan bervaeriasi, anggota dari rumpun “proteaseae” sensitif 

terhadap peningkatan kandungan fosfor dan kemungkinan menimbulkan efek 

yang kurang baik.

d. Pupuk organik (lumpur kotoran, pupuk alami atau kompos, darah dan tulang dan

sebagainya) umumnya bermanfaat sebagai pengubah siofat tanah.

e. Jenis, dosis dan waktu pemberian pupuk anorganik sebaiknya dilakukan sesuai

dengan hasil analisis tanah.

(66)
(67)

f. Pupuk anorganik komersial selalu mengandung satu atau lebih nutrisi makro

(yaitu nitrogen, fosfor, kalium). Selain itu juga mengandung belerang, kalsium

dan magnesium.

g. Apabila terdapat tanda-tanda tumbuhan kekurangan unsur atau keracunan,

harus meminta saran dari ahli tanah.

h. Waspada terhadap kemungkinan penggunaan pupuk yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan pencemaran air khususnya pada daerah tanah pasiran.

i. Pemberian pupuk dalam bentuk butir atau tablet dapat dilakukan pada jarak

10-15cm di bawah atau disebelah tiap lubang semaian pada waktu penanaman.

Harus dicegah kontak langsung antara pupuk dengan akar semaian.

Hal yang dipertimbangkan dalam mengumpulkan benih/biji antara lain:

1. Menentukan daerah pengumpulan dan spesies yang diinginkan sebelum bijih

tersebut matang.

2. Menghindarkan buah yang menunjukkan adanya tanda serangan serangga atau

gangguan jamur.

3. Mengumpulkan biji yang sudah matang saja, antara lain:

a. Kelompok biji yang berkulit keras (contoh casurinas, eucaliptus dan lain-lain)

menunjukkan kematangan bila warnanya sudah berubah hijau kecoklatan.

b. Kelpompok buah yang berdaging seperti mangga menjadi lebih lunak dan

berubah warna bila sudah matang.

c. Polong (akasia dan tumbuhan polong lainnya) berubah warna dari hijau ke coklat,

 jadi rapuh dan biji (khususnya akasia) akan menjadi hitam dan mengkilat.

4. Hindarkan penempatan biji atau kelompok biji di dalam kantong plastik, gunakan

kantong kain atau kertas.

 Apabila membeli biji perlu diperhatikan:

1. Penjual biji yang mempunyai reputasi baik/penyalur resmi

2. Biji komersial dan yang dibeli harus terbungkus dalam kemasan berlabel sehingga

terjamin tingkat perkembangannya dan jelas asal serta tanggal pengambilan biji.

Penyimpanan bijih dilakukan dengan cara:

1. Memberikan tanda pengenal secara jelas dengan mencantumkan jenis biji, tanggal

pengumpulan, lokasi dan sebagainya

2. Simpan biji di dalam wadah kering, bebas serangga dan kutu serta bubuhi dengan

serbuk anti jamur dan serangga

(68)
(69)

3. Bijih disimpan temperatus di bawah 20

C dengan kelembaban yang rendah. Biji

tumbuhan tropis mungkin mati pada temperatus di bawah 10

C

a. Pembuatan persemaian

1.Pemilihan lokasi persemaian

Lokasi persemaian yang dipilih harus memenuhi persyaratan yaitu ada/dekat

dengan sumber air, tanahnya datar dan mudah dicapai serta cukup mendapat

cahaya matahari. Kondisi ekologisnya mendekati calon areal penanaman.

2.Tahap dan Kegiatan Pembuatan persemaian

a. Perlakuan pendahuluan

Untuk benih yang mempunyai umur panjang (benih ortodok) perlu diberi

perlakuabn khusus sebelum disemaikan

b. Penaburan benih

Benih yang berukuran harus sebelum ditabur terlebih dicampur dengan pasir

halus, tanah halus atau gambut yang telah dihancurkan sedangkan benih yang

berukuran lebih besar dapat ditabur langsung di bedeng tabur atau dalam

kantong semai.

c. Penyapihan

Penyapihan dilakukan untuk memindahkan bibit siap sapih dari bak 

perkecambahan ke dalam pot yang telah diisi media sapih dan dilaksanakan

di rumah pertumbuhan

d. Pemeliharaan bibit

Untuk memperoleh bibit yang baik perlu dilakukan penyiraman, pemupukan,

penyulaman, penyiangan rumput, pemotongan akar serta pemberantasan

hama dan penyakit.

3. Pelaksanaan penanaman

Tahapan pelaksanaan penanaman meliputi pengaturan arah larikan tanaman,

pemasangan ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang tanam dan penananam.

4. Pemeliharaan

Tingkat keberhasilan dari semua metode penanaman akan berkurang bila tidak 

dilakukan pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk 

memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan

keadaan optimum bagi pertumbuhan tanaman.

(70)

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggan tak perlu menunggu terlalu lama dalam melakukan perawatan berkala Toyota Pelanggan di bengkel Auto2000. karena dapat manfaatkan Layanan Express maintenance,

Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

(2009), media kromogenik α-MUG dan DFI menunjukkan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan EsPM karena media tersebut tidak dapat mendeteksi 3 koloni positif C.

SUGANI DUKU PINANG 03 01 SUGANI GILING PADI GILINGAN PADI 1 271 ANYAMAN IDAH DUKUH PINANG 02 01 IDAH MEMBUAT ANYAMAN ANYAMAN 2 272 ANYAMAN YETI KP DUKU PINANG 02 01 YETI MEMBUAT

Judul Skripsi: Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) berbantuan Multimedia Interaktif Berbasis Swish Max terhadap Civic Knowledge Siswa

Pada penelitian akan diamati pengaruh suhu, campuran pelarut dan waktu perendaman terhadap kelarutan parafin dan asphaltan dalam minyak mentah serta mengetahui komposisi

Seluruh kawan-kawan fakultas ilmu budaya dan se Universitas Sumatera Utara dimulai dari kawan satu stambuk, senior, alumni, dan adik-adik junior yang penulis banggakan, terima

Pengikut yang sudah secara resmi mendaftarkan diri menjadi anggota tetap lazim disebut warga tetap atau siswa tetap. Pengikut dalam kategori tetap diasumsikan telah memahami maksud