• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PROFIL KOTA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PROFIL KOTA MOJOKERTO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I -

1

BAB VI

PROFIL KOTA MOJOKERTO

6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang pada 7o 33’ Lintang Selatan dan 112o 28’ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata - rata 22 m diatas permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%. Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 1.646 Ha, merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang memiliki satuan wilayah ataupun luas wilayah terkecil, dengan wilayah administrasi hanya terbagi 2 Kecamatan yakni Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari, 18 Kelurahan, 655 Rukun Tetangga (RT), 176 Rukun Warga (RW) dan 72 dusun/lingkungan, data selengkapnya lihat pada Tabel 4.1. dan Peta 4.1. Administrasi

Kota Mojokerto berbatasan langsung dengan : a. Batas Sebelah Utara : Sungai Brantas

b. Batas Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto c. Batas Sebelah Barat : Kec. Sooko dan Kec. Puri Kabupaten Mojokerto d. Batas Sebelah Timur : Kec. Puri dan Kec. Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

Tabel 4.1. Luas Area Setiap Kelurahan Kota Mojokerto

6.2 Gambaran Demografi

6.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur

Jumlah penduduk Kota Mojokerto akhir tahun 2011 hasil registrasi penduduk, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto tercatat sebesar 134.222 jiwa yang tersebar di 2 (dua) kecamatan dan 18 (delapan belas) kelurahan. Penduduk lakilaki sebanyak 66.365 jiwa atau sebesar 49,44 persen dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 67.857 jiwa atau sebesar 50,56 persen. Dari komposisi penduduk laki-laki dan perempuan itu bisa dilihat bahwa Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Mojokerto adalah sebesar 97,80 persen, artinya di setiap 100 penduduk wanita terdapat 98 penduduk laki-laki.

(2)

I -

2

Bila dilihat dari status kewarganegaraan, hanya terdapat 37 jiwa yang berkewarganegaraan asing (WNA) dari total penduduk Kota Mojokerto.

Tabel 4.2. Penduduk Akhir Tahun Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin No Kecamatan / Kelurahan

Laki

laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin 1 Kecamatan Prajurit Kulon

Surodinawan 3.501 3.471 6.972 100,86 Kranggan 6.446 6.703 13.149 96,17 Miji 4.639 4.629 9.268 100,22 Prajurit Kulon 3.856 3.738 7.594 103,16 Blooto 2.964 2.852 5.816 103,93 Mentikan 3.656 3.872 7.528 94,42 Kauman 1.568 1.690 3.258 92,78 Pulorejo 3.611 3.623 7.234 99,67 Sub Total 30.241 30.578 60.819 98,90 2 Kecamatan Magersari Meri 3.967 4.055 8.022 97,83 Gunung Gedangan 3.351 3.367 6.718 99,52 Kedundung 7.284 7.159 14.443 101,75 Balongsari 3.949 4.016 7.965 98,33 Jagalan 1.627 1.714 3.341 94,92

(3)

I -

3 Sentanan 1.197 1.305 2.502 91,72 Purwotengah 852 916 1.768 93,01 Gedongan 1.150 1.239 2.389 92,82 Magersari 2.849 2.997 5.846 95,06 Wates 9.898 10.511 20.409 94,17 Sub Total 36.124 37.279 73.403 96,90 Total 66.365 67.857 134.222 97,80 Sumber :

Sebagai modal dasar pembangunan, kelompok umur produktif dari komposisi penduduk Kota Mojokerto mencapai 91.338 jiwa atau 68,05% dari total penduduk Kota Mojokerto tahun 2011. Komposisi yang besar ini diharapkan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah data sebaran jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Mojokerto tahun 2011.

Tabel 4.3. Sebaran Penduduk Kota Mojokerto Menurut Umur Tahun 2011 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah %

0-14 16.442 15.058 31.500 23,47% 15-59 44.983 46.355 91.338 68,05% 59 + 4.940 6.444 11.384 8,48%

Sumber : Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012 6.2.2. Laju Pertambahan Penduduk

Perkembangan penduduk di Kota Mojokerto dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya memiliki pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 pertumbuhan penduduk Kota Mojokerto mengalami kenaikan sebesar 11,15 persen disbanding dengan tahun sebelumnya. Kenaikan laju pertumbuhan penduduk ini terkait dengan perpindahan penduduk dari luar Kota Mojokerto yang meningkat serta meningkatnya angka kelahiran.

(4)

I -

4

6.3 Gambaran Topografi

Kota Mojokerto berada pada ketinggian antara 18,75 - 25 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah di Kota Mojokerto berada pada ketinggian 18,75 mdpl. Data dan peta topografi di Kota Mojokerto dapat dilihat pada Tabel 4.5. dan Peta 4.3.

Tabel 4.5. Luas Topografi Kota Mojokerto

6.4 Gambaran Geohidrologi

Kondisi geohidrologi Kota Mojokerto sangat dipengaruhi oleh sungai-sungai yang melintasi Kota Mojokerto dan kedalaman air tanahnya. Terdapat 7 sungai yang melintasi Kota Mojokerto yaitu Sungai Brantas, Sungai Brangkal, Sungai Sadar, Sungai Cemporat, Sungai Ngrayung, Sungai Watu Dakon, dan Sungai Ngotok. Air tanah di Kota Mojokerto memiliki kedalaman antara 25 m. Lebih jelasnya dilihat pada Tabel 4.6. dan Peta 4.5 serta Peta 4.6.

Tabel 4.6. Panjang Sungai di Kota Mojokerto

NO NAMA SUNGAI PANJANG SUNGAI (M) KAR

6.5 Gambaran Geologi

Kondisi Geologis lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian besar merupakan seri batuan Aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan Alluvium Fasies Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi disebagian besar wilayah di Kota Mojokerto seluas 980,35 Ha, Plistosen Fasies Sedimen seluas 223,40 Ha terdapat di Kelurahan Gunung Gedangan dan Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 442,79 Ha meliputi Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajurit Kulon, Blooto, Mentikan, Kauman, Pulorejo, Jagalan, Sentanan, Purwotengan dan Magersari. Luas geologi setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 4.7. dan Peta 4.7.

Jenis tanah di Kota Mojokerto yaitu berupa Grumosol kelabu tua dan Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan. Jenis tanah Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan terdapat di Kelurahan Mentikan, Kauman , Pulorejo, dan seluruh wilayah di Kecamatan Magersari

(5)

I -

5

seluas 624,57 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol mendominasi jenis tanah di Kota Mojokerto, luas wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah 1.021,97 Ha terdapat di Kelurahan Meri, Gunung Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan seluruh wilayah di Kecamatan Prajurit Kulon. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. dan Peta 4.8.

Kawasan rawan bencana yang ada di Kota Mojokerto merupakan kawasan rawan bencana kota yaitu banjir. Dimana banjir ini terjadi sesaat serta adanya genangan di beberapa tempat tertentu, terutama pada musim hujan. Kawasan rawan banjir yaitu terdapat pada Kelurahan Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Magersari, Kelurahan Wates, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gunung Gedangan dan Kelurahan Meri.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.9. berikut ini.

6.6 Gambaran Klimatologi

Kota Mojokerto mempunyai perubahan iklim 2 jenis setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Rata-rata curah hujan pada bulan April merupakan tertinggi yang terjadi selama tahun 2011 yaitu mencapai 40,00 mm.

Sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 9,44 mm. Namun pada tahun 2007 ada bulan yang tidak terdapat hari hujan yaitu bulan Juli, September, dan November. Kemudian untuk kondisi temperatur udara, Kota Mojokerto memiliki temperature udara maksimum 34,80C yang terjadi pada bulan Januari dan Nopember, dan minimum sebesar 14,80C yang terjadi pada bulan Februari. Sedangkan kelembaban udara pada bulan September mengalami tahap paling rendah sebesar 42%, sedangkan bulan januari dan bulan mei mengalami tahap paling tinggi kelembabannya yakni 98%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. dan Peta 4.10.

6.7 Kondisi Sosial dan Eko

6.7.1 Penduduk Rawan Sosial dan Sarana

Permasalahan kemiskinan sebenarnya memiliki dampak luas dan seringkali terkait dengan kehidupan sosial budaya masyarakat. Berbagai dampak sering timbul sebagai akibat ketidakmampuan warga masyarakat mengakses berbagai sumbersumber ekonomi, sebagai

(6)

I -

6

contoh wanita susila dan anak jalanan seringkali merupakan bentuk keterpaksaan sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok / dasar untuk hidup. Namun, seringkali ketidakmampuan mereka mengakses sumber ekonomi juga diakibatkan berbagai faktor seperti cacat ataupun karena memiliki latar belakang yang sudah terlanjur dianggap negatif oleh masyarakat. Jumlah penduduk rawan social dan sarana di Kota Mojokerto ditampilkan dalam tabel berikut ini :

6.7.2 4.7.2. Profil Ekonomi

Kinerja perekonomian suatu daerah secara makro dapat digambarkan dari nilai produk domestik regional bruto (PDRB). Hal ini karena di dalam nilai tersebut mencakup semua output barang dan jasa yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dari nilai PDRB tersebut dapat diketahui berbagai indikator antara lain; pertumbuhan ekonomi, inflasi di tingkat produsen, sektor yang dominan dan PDRB perkapita.

Tabel 4.13. Perekonomian Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2011

dengan peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku. Selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku selalu menunjukkan peningkatan. Peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku selain dipengaruhi oleh peningkatan produksi juga dipengaruhi kenaikan harga. Beberapa sektor yang dominan dalam pembentukan PDRB Kota Mojokerto adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa dan sektor industry pengolahan. Sektor usaha yang paling dominan di Kota Mojokerto adalah sector perdagangan, hotel dan restoran, dengan nilai tambah pada tahun 2011 sebesar Rp, 1.221.125,22 juta. Selama tahun 2009 sampai tahun 2011 nilai tambah dari sektor ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

Tabel 4.14. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Mojokerto Tahun 2009 - 2011 Keterangan 2009 2010 2011

1 Pertanian 30.279,17 29.708,05 29.531,40 2 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00

3 Industri Pengolahan 410.781,00 474.865,82 533.098,57 4 Listrik, Gas & Air Bersih 63.758,06 69.616,18 76.862,70 5 Kontruksi 19.890,89 23.181,79 26.970,03

(7)

I -

7

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 932.562,23 1.100.613,95 1.221.125,22 7 Pengangkutan & Komunikasi 349.065,22 386.194,78 446.417,65 8

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

171.464,54 193.801,34 219.874,75

9 Jasa - Jasa 473.242,75 521.017,88 656.490,15

BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA

6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah 6.2 Gambaran Demografi

6.3 Gambaran Topografi 6.4 Gambaran Geohidrologi 6.5 Gambaran Geologi 6.6 Gambaran Klimatologi

Referensi

Dokumen terkait

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan cara membagikan Kuisioner pada 9 Bidan, Dari 9 Bidan terdapat 4

a) Pegawai Toko Oki Bike akan siap membantu menjawab pertanyaan dari pelanggan dan memberikan informasi tentang sepeda mana yang dibutuhkan pelanggan.. b) Produk

Kegiatan Kolaborasi di Kota Tanjungbalai dimulai pada tahun 2015 di 9 Kelurahan, yaitu Kelurahan Gading, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Matahalasan, Kelurahan

Pada tanggal 2 s/d 7 Pebruari 2010 Komisi I Bidang Pemerintahan dan Hukum DPRD Provinsi Sumatera Barat melaksanakan Kunjungan Kerja Study Komperatif ke Provinsi Bali dan DKI

Tabel Tabel Pengujian Id kas us uji Deskripsi Prosedur pengujian Input pengujian Output yang diharapka n Hasil yang diperole h kesimpul an UC- 1 Mengelola data

Kecamatan Pekanbaru Kota terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang, Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan kemurahan-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

Penggunaan Benzil Amino Purine pada Pertumbuhan Kalus Kapas secara In Vitro.. Embriogenesis Somatik Langsung Pada