• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. A. Anak Pertama... 5 B. MOS C. Mimpi D. Pangeran Bertopeng E. Acara Blogger. 54. F. Secret Admirer...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. A. Anak Pertama... 5 B. MOS C. Mimpi D. Pangeran Bertopeng E. Acara Blogger. 54. F. Secret Admirer..."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI A. Anak Pertama ………... 5 B. MOS …….……….. 16 C. Mimpi .………….………... 24 D. Pangeran Bertopeng ……….…... 37 E. Acara Blogger ………. 54 F. Secret Admirer ………..….. 64

G. Music Box Relationship .………... 76

H. Ada yang Aneh ………..………... 86

I. Kesalahan ………... 93

J. Sebuah Rahasia ………. 104

(2)

Anak Pertama

Tak ada kata yang bisa menghentikan permintaan calon seorang ibu yang lagi mengandung, mereka menjadi begitu merepotkan dengan keinginan-keinginan yang harus dituruti. Capek, bete, letoy, tetap harus dihadapi dengan mempertahankan senyuman diwajah calon seorang ayah menghadapi istrinya.

Dua ibu hamil dipertemukan oleh sebuah kotak musik yang menarik perhatian, membuat mereka bertindak gesit untuk mengambil kotak musik itu.

“Eh..” kata Clara menunjukkan senyuman manis kepada orang yang tak dikenalnya.

“Eh maaf bu.., saya yang sudah pegang kotak musik ini duluan” kata Rara tersenyum.

Mereka tarik-menarik, gak mau kalah memperebutkan kotak musik itu. Seorang lelaki menghampiri mereka dengan penuh cinta.

“Sudahlah Bun..” kata Fazan.

“Tapi bunda yang duluan yah..” kata Clara. Tetap tak ada yang mau mengalah, membuat penjaga toko mengambil tindakkan siaga dengan hentakkan kaki yang begitu keras mengusik kesunyian lantai, menghampiri kedua calon ibu rempong itu. Pertanyaan langsung dilontarkan oleh kedua calon

(3)

ibu mengenai kotak musik, “Masih ada yang sama atau tidak”.

“Maaf bu, pak.. kotak musik ini limited edition, jadi cuma ada yang ini” kata penjaga toko.

Kedua calon ibu tetap mempertahankan genggamannya, samakin erat dari genggaman pertama memegang kotak musik dengan sisi yang berbeda itu.

“Tunggu sebentar ya…” kata penjaga toko dengan senyuman, mengambil kotak musik yang takut kalau sesaat malah rusak.

“Kotak musik ini punya keunikan” sambung penjaga toko membuka kotak musik itu, terdengar suara indah termainkan dengan sepasang miniatur

Prince-Princess bergerak mengikuti alunan nada

yang ada.

Dua calon ibu itu mengeluarkan ekspresi kaget yang gak banget, dan kompak mengucapkan kata “Tidak..!! O Tuhan…”. Perasaan mereka tercampakkan, persis seperti kehilangan separuh jiwa saat kotak musik itu terbelah dua bagian, masih dipegang penjaga toko.

“Inilah keunikannya.., kotak musik ini memang bisa terbagi dua. Bisa dipasang, membuat miniatur Prince dan Princess menyatu dalam sebuah pesta dansa, ya bisa dibilang begitu, atau pun dilepaskan membuat mereka terpisah dan menari sendiri mengikuti nada indah yang ada. Sekarang kalau ibu–ibu memang menginginkan

(4)

kotak musik ini, kalian bisa mengambil satu bagian, satu bagian. Atau merelakannya dibeli dua bagian sekaligus, ya itu keputusan kalian mau memisahkan atau…” kata penjaga toko menjelaskan.

Kedua calon ibu itu saling berpandangan, mereka menemukan satu pandangan keyakinan, membuat mereka mengucapkan kata yang sama dengan serempak, “Ambil satu bagian, satu bagian!”. Penjaga toko dan para suami tidak bisa melakukan apa-apa kecuali tersenyum, mereka lebih memilih memisahkan sepasang miniatur Prince-Princess itu.

Rara lebih memilih kotak musik yang berminiaturkan Prince, karena dia sungguh mengharapkan anak pertamanya seorang lelaki, begitu sebaliknya. Clara memilih kotak musik yang berminiaturkan Princess.

Sembilan bulan telah berlalu, tidak melakukan USG adalah keinginan mereka untuk tidak mengetahui jenis kelamin sang bayi, karena mereka ingin sesuatu yang mengejutkan.

Pada tanggal yang sama, terjadilah kontraksi rahim dan air ketuban kedua calon ibu itu pun pecah. Kedua calon ayah langsung membawa istrinya masing-masing ke rumah sakit terdekat.

Menunggu, proses yang lama dialami mereka untuk kelahiran seorang bayi, hingga proses kelahiran

(5)

berlangsung, penuh ketegangan serta penantian dan sesaat…,

suara bayi menangis terdengar, senyuman muncul diwajah mereka.

“Wah.. kita ketemu lagi, istri kamu lahiran juga?” kata Fazan, yang baru menjadi seorang ayah dan baru memasuki ruangan pasien.

“Iya..” jawab Riki, yang sudah menjadi seorang ayah juga.

Perkenalan dan obrolan berlangsung, begitupun ibu-ibu yang sudah dipindahkan ke ruang pasien atau tempat yang berbeda dari sebelumnya, mereka dipertemukan pula ditempat yang sama. Ibu Clara dan ibu Rara, mereka tersenyum mendapati pertemuan itu. Dengan kondisi tubuh yang sudah terasa lebih bertenaga dari sebelumnya.

“Wah.. ternyata anak ibu perempuan ya?, anak saya malah laki–laki” kata Clara.

“Hm.. iya, soal kotak musik itu… apakah kita perlu menukar miniaturnya?” kata Rara tersenyum manis.

“Haha mungkin iya bu…”

Karena sebuah kotak musik mereka dipertemukan, dan bertemu lagi saat kelahiran anak mereka yang sama.

“Nanti anaknya mau dikasih nama apa bu?” tanya Clara.

(6)

“Duh belum kepikiran bu.., sebelum lahiran saya malah lihat–lihat nama bayi untuk anak laki–laki” kata Rara dengan senyuman.

“Sama, saya malah cari nama–nama perempuan” kata Clara nyengir.

Dihari itu, mereka sama–sama memiliki keluarga kecil yang baru dan bahagia, tapi tersirat sedikit kebingungan dibenak mereka tentang yang dikhayalkan dengan kenyataan, bahwa anak mereka...

… Lima belas tahun kemudian,

Median Karisma Wijaya, cowok yang begitu populer di salah satu sekolah terbaik di Jakarta. Dian panggilannya, dia cowok yang tinggi, putih, pinter, ramah, punya lesung pipi disebelah kanan, ya pokoknya perfect deh. Kalau dia senyum, bisa-bisa remuk da jantung cewek, deg-degan jleb-jleb gitu, tapi dibalik itu semua, dia bisa menjadi serigala yang menerkam siapa saja. Seperti kejadian tiga bulan yang lalu, Dian merasa benar-benar diisengin sama orang yang iri dengannya. Buku tugas hilang, dihukum sama guru, sampai baju olahraganya pun ikut hilang, padahal dia akan tanding basket antar kelas hari itu. Rasa sial, bete, dan sebel campur aduk memenuhi kepalanya, pusing menerpa hingga saat jam istirahat, Dian melampiaskan kekesalannya dengan menghempaskan mangkok bakso yang dia dipesan, untung aja kursi-kursi gak pada dibanting. Semua teman-teman Dian kaget banget, ya gimana

(7)

enggak, cowok yang gak pernah sekali pun terlihat marah, eh tiba-tiba jadi serigala. Wajah manisnya berubah dan matanya melotot seperti ingin menggigit mangsanya.

Setelah mandi, Dian langsung turun ke lantai bawah untuk sarapan, tak lupa dia langsung memegang kepala adik perempuannya, bermaksud mengusutkan rambutnya, tapi maksud sebenarnya pengungkapan rasa sayang kok. Adiknya langsung merengek sambil spontan memukul bergelangan tangan Dian. Dian hanya tersenyum tanpa dosa, bundanya yang melihat hanya geleng-geleng kepala.

“Pagi bunda..”sapa Dian dengan senyuman, langsung duduk dikursi makan.

“Pagi sayang..” Jawab bundanya sambil menyiapkan sarapan.

“Ayah kapan pulang bun?”

“Katanya besok kerjaannya selesai, jadi.. mungkin besok malam pulangnya”

Dian menganggukkan kepala mendengar perkataan bundanya, diikuti gerakan tangan memakan nasi goreng yang ada.

Sesampai di sekolah, Dian langsung masuk ke kelasnya XI IPA1, disana sudah ada tiga sahabat

terbaiknya. Randy, Satria dan Adam yang telah duduk dibangkunya masing-masing.

(8)

“Wah.. kayaknya gue kurang pagi ni datangnya, sampai-sampai kalian udah pada ngumpul” kata Dian sembari meletakkan tasnya di meja dan duduk.

“Haha iya, benar tu Dian, kita kan anak rajin,” jawab Adam sembari tersenyum.

“Jiah...biasanya juga kalian yang selalu telat, ini mah tumben-tumbenan” jawab Dian.

“Haha benar tu Dian, si Adam banget tu” sambung Satria.

“Lu juga iya Sat” cemberut Adam sok polos. “Udah..gue juga iya” sambung Randy ngaku sendiri.

“Haha, cuma Dian yang jarang telat, begitulah faktanya” kata Adam.

“Tersanjung gue” jawab Dian sok imut.

Sesaat, mereka mengubah topik tentang rapat OSIS hari ini mengenai MOS yang akan diadakan besok. Ekspresi-ekspresi aneh muncul diraut wajah mereka, kata “Ngerjain” ada ditengah–tengah pembahasan. Mereka tertawa dengan obrolan yang ada, yang kayaknya gak terlalu penting dan gak begitu lucu, tapi karena perasaan lagi bahagia, semua yang gak penting menjadi penting dan semua yang gak lucu menjadi lucu, benar gak tu?!.

Persahabatan Dian dan teman-temannya ini, diberi nama ISARAAM (Dian, Satria, Randy, Adam). Mereka lebih dikenal dengan geng Iii...

(9)

SARAAM (itu ma iii seram kali ya). Biasanya cewek-cewek yang suka bilang begitu, entah itu sebuah ledekan atau cuma cari perhatian, tapi yang pastinya, bukan geng yang dilandasi dengan kekerasan dan yang suka nodong adik kelas ya.., ISARAAM jauh dari ungkapan-ungkapan itu. Mereka hanya sebuah geng persahabatan yang indah… dan sangat-sangat mencintai perdamaian. Jam pelajaran berakhir. Seperti yang sudah diperbincangkan, Dian CS berkumpul di ruang OSIS untuk rapat persiapan MOS. Para cewek mulai tebar pesona melihat kegantengan Dian dengan sikapnya yang begitu bijaksana menyampaikan berbagai saran untuk kegiatan MOS, Dian yang menyadari itu hanya bisa tersenyum manis.

Beberapa menit berlangsungnya rapat OSIS, akhirnya mencapai satu tujuan, walau awalnya dipenuhi berbagai perselisihan.

Ditempat berbeda, seorang gadis mengikat rambut panjangnya, dengan tubuh seperti seorang atlet, dan pakaian sporty, membuatnya terkesan tomboy kece.

“Melody…!” teriak seorang ibu.

“Iya umi.., nih Melody udah mau turun” katanya menuruni anak tangga.

(10)

Uminya hanya bisa menggelengkan kepala melihat anak gadisnya yang begitu tomboy dengan pakaiannya.

“Melody.., sudah berapa kali umi bilang, jangan pakai pakaian kayak cowok gitu.”

“Apa sih mi.., ini tu standar, gak cowok juga gak cewek banget. Umi mau lihat Melody pakai rok mini dan tanktop gitu?”

“Gak gitu juga sayang.., Umi kan sudah belikan kamu rok panjang. Kamu pasti anggun kalau pakai itu”

“Hm… udahlah mi, umi itu masih bisa bersyukur karena ni rambut, gak Melody pendekin kayak cowok. O ya mi, uang untuk beli titipan umi itu mana?, lebihin dikit ya mi.., Melody kan sekalian mau beli perlengkapan MOS.” kata Melody sambil nyengir.

Uminya hanya menarik nafas sejenak dan memberikan sejumlah uang kepada anaknya itu.

Pulang sekolah, geng ISARAAM pastinya pulang bareng dong, naik mobilnya Dian dan Dian sendiri yang nyetir. Kebetulan mereka lewat jalan pintas dan gak kena macet nih. Itu membuat Dian untuk ngebut-ngebutan (dasar niat berandalannya muncul, jangan ditiru ya), saking ngebutnya hampir aja nabrak orang (emang dasar gila!), mana cewek juga yang hampir

Referensi

Dokumen terkait

Agus Salim No.126, Kepek, Wonosari, untuk melakukan observasi terhadap bahan-bahan promosi wisata daerah Gunungkidul sekaligus merencanakan jadwal wawancara dengan

Oleh karena itu, kegiatan, Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh dosen Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro yaitu terkait

GABUNGAN INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL LISTING DATA BARANG MILIK NEGARA. NAMA UAPKPB : 005.01.19.307491.000 PENGADILAN

Bersama ini Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan Bina Marga Kota Batu Tahun Anggaran 2015, setelah melaksanakan prosedur pengadaan langsung

Selama kegiatan observasi pengamatan di kedua sekolah, kelompok kami melihat sedikit perbedaan antara permainan anak dan interaksi didalamnya, di sekolah yang berada

Kecenderungan yang sarna terjadi pada tekanan yang lebih besar (5,4 ton/cm1, akan tetapi panjang pelet mentah UO2 ex-ADU lebih pendek dibandingkan pelet mentah UO2

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana penggunaan alat bantu dalam pembelajaran  pendidikan jasmani

enunjukkan pengetahuan sejarah lokal, dari guru yang diteliti rata-rata guru sudah memahami tetapi belum sistematis dalam memberikan penjelasan kepada siswa. Di