• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J009168 11.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J009168 11."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

I.

PENDAHULUAN

Sargassum merupakan rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi, bersifat perenial atau setiap musim barat maupun timur dapat dijumpai di berbagai perairan. Rumput laut Sargassum memiliki manfaat sebagai sumber penghasil alginat yang digunakan sebagai bahan pembuat cangkang kapsul. Kandungan koloid alginat juga digunakan sebagai bahan pembuat sabun, shampo dan cat rambut. Sargassum duplicatum merupakan salah satu jenis rumput laut yang tumbuh di perairan Indonesia (Kadi, 2005).

Penggunaan alginat untuk industri semakin hari semakin meningkat, oleh karena itu perlu dilakukan budidaya yang intensif di perairan yang cocok untuk pertumbuhan rumput laut S. duplicatum. Rumput laut S. duplicatum tumbuh di perairan jernih yang mempunyai substrat dasar batu karang, karang mati, batuan vulkanik dan benda-benda bersifat besar yang berada di dasar perairan. Kedalaman untuk pertumbuhan dari 0,5-10 m. Berbagai faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, salinitas, pH, gerakan air (arus), zat hara dan faktor biologis, berpengaruh penting pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup rumput laut (Kadi, 2005; Syahlun et al., 2013).

Para petani rumput laut dalam budidaya umumnya menggunakan sistem tali tunggal yang memiliki beberapa kelemahan diantaranya bibit rumput laut mudah hilang, mudah diserang hewan herbivordan bibit yang berukuran kecil sulit diikatkan pada tali ris. Pada penelitian ini digunakan sistem penanaman waring tabung dan waring rakit. Sistem waring rakit merupakan hasil modifikasi rakit yang diberi waring/penutup untuk tempat tumbuh dari rumput laut. Waring rakit berbentuk segi empat diikat dengan kuat pada sisi-sisi dari bambu yang dibentuk segi empat. Cara penanamanmenggunakan waring rakit dilakukan dengan waring menutupi rakit pada permukaan air dan terapung sehingga mengikuti naik turunnya permukaan air laut (Hamid, 2009).

Sistem waring pada perkembangannya cocok untuk dasar berkarang, pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Sistem waring dapat dimodifikasi menjadi bentuk tabung (dengan rangka yang terbuat besi atau kawat) dan waring tubuler (tanpa rangka). Waring tabung adalah sistem jaring yang ditempelkan pada rangka besi atau kawat hingga membentuk silindris. Sistem penanaman waring tabung dilakukan menggunakan waring bentuk tabung pada permukaan air dan

(2)

2

terapung sehingga rumput laut terlindung dan mengikuti naik turunnya permukaan air laut (Widyartini dan Insan, 2007).

Bobot awal merupakan banyaknya bobot dari rumput laut yang digunakan sebagai bibit untuk setiap ikatan rumput laut, bobot awal tanam berhubungan dengan populasi rumput laut. Dalam persatuan luas lahan rumpu laut akan menentukan bobot kering atau produksi dari rumput laut. Bobot awal dari bibit rumput laut yang baik adalah antara 50-200 g. Bibit yang baik akan tumbuh optimal setelah beberapa hari ditanam (hari setelah tanam) (Afrianto dan Livawati, 1989). Menurut Hidayat (2014), bahwa pada umur 7 hst perlakuan menggunakan sistem waring rakit menghasilkan pertumbuhan tertinggi yaitu 1.929gram.hari-1. Pertumbuhan akan meningkat sesuai dengan lingkungannya.

Lingkungan yang sesuai untuk budidaya rumput laut S. duplicatum adalah gerakan air (arus) yang cukup 20-40 cm/detik. Suhu perairan 270C-300C dan salinitas 30-35 o/o. Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan S. duplicatum adalah antara 0,5-10 m (Anggadiredja, 2008).

Pantai Cilacap mempunyai pontensi untuk mengembangkan rumput laut. Keadaan perairan pantai yang mempunyai gelombang tidak terlalu besar, kedalaman air saat pasang mencapai 210 cm sedangkan saat surut 100 cm, salinitas air laut berkisar antara 27 o/oo- 35 o/oo dengan pH berkisar 7-8 (Masyahoro dan Mappiratu, 2010).

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem waring dan bobot awal berbeda mempengaruhi pertumbuhan S. duplicatum di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap.

2. Sistem waring dan bobot awal berbeda mana yang menghasilkan pertumbuhan S. duplicatum tertinggi di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pertumbuhan rumput laut S. duplicatum yang ditanam menggunakan sistem waring dan bobot awal berbeda S. duplicatum di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap.

2. Mengetahui sistem waring apa dan bobot awal berapa yang menghasilkan pertumbuhan rumput laut S. duplicatum tertinggi di Pantai Nusakambangan Timur Cilacap.

(3)

3

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengaruh sistem dan bobot yang berbeda terhadap pertumbuhan S. duplicatum. Sistem penanaman dan bobot awal yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan rumput laut

S. duplicatum yang maksimal. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi rumput laut yang tinggi bagi pendapatan petani budidaya rumput laut di Perairan Nusakambangan Timur, Cilacap.

Penggunaan bobot awal pada usaha budidaya menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan rumput laut itu sendiri. Bobot awal yang kecil pada rumput laut mempunyai hasil tertinggi karena ruang tumbuh lebih luas sedangkan bobot awal besar hasilnya kurang baik tetapi pertumbuhan rumput laut lebih optimal (Sulistijo dan Atmadja 1977). Menurut Soegiarto et al (1999), berat awal yang lebih kecil akan memberikan pertumbuhan yang lebih cepat karena nutrien yang tersedia lebih melimpah di lingkungan karena menurunnya tingkat persaingan.

Menurut Astuti (2006), bahwa pada bobot awal 10 gram rumput laut memberikan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan berat awal 30 gram. Penelitian tersebut menggunakan sistem jaring bertingkat dengan 5 titik tanam di setiap tingkatan jaringnya. Jaring tubuler memiliki ukuran yang cukup luas (panjang 25 cm dan diameter ± 20 cm) sehingga dimungkinkan untuk melakukan penanaman dengan berat awal bibit yang lebih besar yaitu berat awal bibit 50 gram (5 x 10 gram) atau lebih.

Kualitas rumput laut yang dihasilkan tidak hanya dipengaruhi oleh teknik budidaya yang digunakan tetapi juga dipengaruhi oleh umur tanaman, cara panen dan keadaan cuaca pada saat panen. Rumput laut siap dipanen pada umur 1-1,5 bulan setelah ditanam. Apabila dipanen sebelum umur tersebut maka kualitas rumput laut yang dihasilkan menjadi rendah karena kandungan agar/karaginannya rendah dan kekuatan gel dari agar/karaginan juga rendah tetapi kadar airnya tinggi. Panen yang dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan, perbandingan antara berat basah dan kering berkisar 8 : 1, sedangkan bila tanaman berumur 2 bulan perbandingan berat basah dengan berat kering adalah 6 : 1 (Aslan, 2006).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rumput laut yang ditanam pada sistem waring dan bobot awal berbeda akan menunjukkan pertumbuhan yang berbeda.

2. Rumput laut yang ditanam dengan sistem waring rakit dengan bobot awal 25 gram akan menghasilkan pertumbuhan yang tertinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Keberlanjutan ini menjelaskan upaya yang kami lakukan untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan baik dari aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan sesuai sumber

Sesuai PERPRES Nomor 54 Tahuh 2010, dan PERPRES Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas PERPRES Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah kepada para

[r]

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi paket pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kecamatan Lawe Sigala-gala pada Dinas Pendidikan TP&H Kabupaten

Human ResouRces Development about telkom ImpRovIng tHe economy enHancIng customeR satIsfactIon SuSTAINABILITy gOVERNANCE Shareholder Group activity Frequency of.

syarat sah lelang, maka untuk itu kami akan melaksanakan pelelangan kembali dikemudian hari dan terbuka untuk umum. Demikian disampaikan untuk pelaksanaan lebih lanjut dan

[r]

TELKOM menunjukkan kinerja keuangan yang sehat di tahun 2008. Total pendapatan operasional tumbuh menjadi Rp.60,7 triliun dari Rp.59,4 triliun pada tahun 2007 dimana Perusahaan