• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01280

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01280"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE

“EYETRACKING ANALYSIS BASED CAMERA”

(STUDI KASUS

PADA PEMBELAJARAN HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM)

Maya Wulandari1*, Diane Noviandini1, Debora Natalia Sudjito1 1

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Jln. Diponegoro No. 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah - Indonesia maya.fisika22@yahoo.co.id

ABSTRAK

Inovasi baru dalam pembelajaran yaitu denganeyetracking analysis based cameradan program analisis video dibahas dalam makalah ini. Penelitian ini bertujuan: 1)memanfaatkan kamera digital dan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran hukum kekekalan momentum, 2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang hukum kekekalan momentum dengan menggunakan program analisis video logger pro, 3)mengujicobakan RPP dalam pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini hukum kekekalan momentum dipelajari melalui tumbukan dua koin karambol yang direkam dengan menggunakan fasilitas video pada kamera digital dan kemudian hasil rekaman video tersebut dianalisis dengan program analisis video, yaitulogger pro. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Kristen Satya Wacana. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu RPP, lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi, lembar observasi, dan kuisioner. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif-kualitatif. Dari hasil penelitian, sebanyak 89% kelas memperoleh nilai di atas 75 dan lebih dari 70% siswa terlibat aktif dan memberi respon positif terhadap setiap tahap pembelajaran. Dari penelitian dapat disimpulkan pembelajaran dengan metodeeyetracking analysis based cameradan program analisis video

logger prosebagai media pembelajaran untuk studi kasus pada materi hukum kekekalan momentum dapat diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran di kelas dan siswa lebih aktif serta mudah memahami konsep hukum kekekalan momentum.

Kata-kata kunci:koin karambol, tumbukan, momentum, eyetracking analysis based camera,logger pro, pembelajaran

PENDAHULUAN

Fisika merupakan salah satu ilmu yang sangat erat kaitannya dengan proses pengamatan. Akan tetapi dalam proses pembelajaran, siswa seringkali mengalami kesulitan dalam observasi karena keterbatasan indera manusia, misalkan untuk mengamati gerak benda yang sangat cepat dalam selang waktu yang singkat seperti peristiwa tumbukan. Untuk itu telah dikembangkan media pembelajaran fisika dengan memanfaatkan kamera digital dan komputer, di mana kamera digital tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengambil gambar suatu obyek, tetapi dapat juga digunakan untuk merekam benda yang bergerak cepat.

Dalam penelitian yang pernah dilakukan, hasil rekaman video dikonversi ke dalam format JPEG sehingga dapat diketahui posisi suatu benda pada waktu tertentu. Namun ada

beberapa kendala dalam menganalisis video dengan cara tersebut, yaitu gambar yang dihasilkan terkadang ada yang blur setelah video dikonversi menjadi JPEG. Kemudian dalam mengekstraknya harus disesuaikan dengan kemampuan kecepatan kamera dalam mengambil gambar tiap detiknya (fps). Padahal belum diketahui sebelumnya gambar bagian mana yang diambil dan bagian mana yang dibuang oleh software tersebut. Apabila gambar yang dibuang adalah bagian penting, maka akan menghasilkan data yang kurang baik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu inovasi. Salah satunya dengan menggunakan metode eyetracking analysis based camera dengan bantuan program analisis videologger pro.

(2)

tumbukan (tabrakan) seringkali diartikan sebagai kecelakaan lalu lintas. Namun dalam hal ini akan dibahas lebih luas mengenai pengertian tumbukan, yaitu sebagai interaksi yang terjadi antara dua buah benda yang berlangsung dalam selang waktu yang relatif singkat. Contoh peristiwa tumbukan tidak hanya pada kecelakaan mobil tetapi dapat diamati juga pada dua buah bola yang bertumbukan pada meja bilyard, tumbukan antara dua kelereng, dua buah koin karambol yang bertumbukan, bola bowling yang menerjang pin-pinnya, neutron yang menghantam inti atom dalam reaktor nuklir, dan masih banyak lagi peristiwa tumbukan dalam kehidupan sehari-hari [1].

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kamera digital dan program analisis video sebagai media pembelajaran tentang hukum kekekalan momentum, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi hukum kekekalan momentum dengan menggunakan program analisis videologger pro, dan mengujicobakan RPP dalam pembelajaran di kelas.

Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan [2]. Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, poster, spanduk, gambar, internet dan sebagainya [3]. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan belajar [4].

Eyetracking AnalysisdanSoftware Logger Pro

Eyetracking analysis merupakan suatu metode analisis yang dapat menganalisis gerak benda yang sangat cepat dalam selang waktu yang singkat, dengan bantuan kecanggihan teknologi kamera dansoftware analisis video.

Program Logger Pro merupakan salah satu software yang mempunyai keistimewaan

mampu menyajikan gejala fisika secara nyata baik berupa data kuantitatif dan grafiknya secara simultan dan memberikan jembatan antara pengamatan langsung dengan representasi abstrak dari berbagai fenomena fisika [5].

Software Logger Pro dapat memberikan warna tampilan grafik yang berbeda untuk posisi gerak benda (x dan y) dari suatu gambar video, dan mampu mengubah data yang dihasilkan ke dalam bentuk nilai dan grafik secara jelas sehingga menawarkan banyak kemungkinan untuk membangun dan menguji model fisika, baik secara konseptual maupun analitis.

Dengan programLogger Prodapat disajikan secara bersama-sama kejadian fisis tumbukan, yaitu hubungan antara jarak tempuh(x)sebagai fungsi waktu(t).Melalui media ini pula memungkinkan pengamat

untuk memprediksikan dan

membandingkan hasil kesimpulan yang diperoleh secara teoritis dengan perilaku yang diamati secara objektif [5].

Hukum Kekekalan Momentum

Apabila ada dua partikel A dan B bertumbukan, maka partikel B mengerjakan gaya pada partikel A dituliskan

A

. Dalam kondisi sistem terisolasi (isolated system),laju perubahan momentum dari kedua partikel tersebut berdasarkan hukum kedua Newton adalah [1]:

dt

Momentum dari setiap partikel berubah, tetapi karena yang bekerja hanya gaya-gaya internal maka perubahan itu tidak bebas, tetapi berdasarkan hukum ketiga Newton, gaya FA pada B

dan FB pada A

(3)

besar tetapi berlawanan arah. Artinya

atau dapat ditulis:

0

Laju dari perubahan momentum total adalah nol. Jadi, momentum total dari suatu sistem adalah konstan, walaupun momentum masing-masing partikel yang membentuk sistem dapat berubah.

Jika resultan gaya yang bekerja pada sistem (kedua benda A dan B) sama dengan nol, maka jumlah momentum benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum benda setelah tumbukan.

(3) Karena momentum merupakan besaran vektor, maka besarnya momentum total sebelum dan setelah tumbukan untuk gerak benda dua dimensi dirumuskan:

dan

(4)

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas di mana guru bertindak sebagai peneliti. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Kristen Satya Wacana (Laboratorium UKSW) sebanyak 28 siswa. Adapun alat pengumpul data yang digunakan berupa: (i) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (ii) lembar kerja siswa, (iii) lembar soal evaluasi, (iv) lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan (v) kuisioner. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi momentum dan hukum kekekalan momentum dibuat dengan mengintegrasikan analisis video program logger pro. Lembar kerja siswa terdiri dari lembar petunjuk untuk memberikan langkah-langkah analisis video dengan menggunakan program logger pro dan lembar hasil pengamatan untuk menuliskan

hasil pengamatan siswa dalam menganalisis video dengan logger pro. Soal evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Lembar observasi KBM digunakan untuk melihat reaksi siswa selama KBM dan lembar kuisioner digunakan untuk melihat tingkat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap refleksi. Pada tahap persiapan, seluruh alat pengumpul data dan video tumbukan dua koin karambol disiapkan. Pada tahap pelaksanaan, KBM dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, lembar observasi diisi oleh observer. Setelah KBM selesai, siswa diberi soal evaluasi dan kuisioner. Tahap yang terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi, hasil evaluasi siswa dikoreksi, kemudian nilai siswa direkap untuk menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran secara kuantitatif. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila (i) minimal 70% dari siswa memberikan respon yang positif dan aktif dalam KBM serta (ii) minimal 70% dari siswa memperoleh nilai tes minimal 75 pada tes evaluasi. Pada tahap ini hasil tes, lembar observasi dan kuisioner dianalisa secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui apakah indikator keberhasilan tercapai atau tidak. Apabila hasil yang didapat belum mencapai target yang diinginkan, maka perlu dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran dan siklus diulang. Apabila hasil yang didapat sudah mencapai target yang diinginkan, maka penelitian selesai.

HASIL DAN DISKUSI Proses Pembelajaran

(4)

mengayuh sepeda dengan kecepatan 20 m/s dan B mengayuh sepeda dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian keduanya sama-sama menabrak tembok di ujung jalan.

Siswa diminta untuk memprediksi kerusakan mana yang lebih parah dari kedua cerita tersebut. Sebagian besar siswa menjawab kerusakan yang lebih parah dialami oleh dinding pembatas jalan yang ditabrak truk pada cerita pertama dan sepeda A mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan sepeda B pada cerita

kedua. Kemudian guru bertanya: ”Dari cerita di atas, mengapa truk dan sepeda A

mengalami kerusakan yang lebih parah?”

Sebagian besar siswa menjawab karena truk peti kemas memiliki berat yang lebih besar daripada mobil dan sepeda A memiliki kecepatan yang lebih besar daripada sepeda B. Melalui pertanyaan-pertanyaan penggiring siswa dapat mengingat kembali persamaan momentum.

Kegiatan selanjutnya adalah menurunkan persamaan hukum kekekalan momentum dari dua balok yang bertumbukan dengan bantuan gambar seperti di bawah ini:

Dua orang siswa ditugaskan untuk menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing balok sebelum dan saat tumbukan secara bergantian pada papan tulis, dan siswa yang lainnya diminta untuk menggambarkan pada buku mereka masing-masing. Dengan bantuan pertanyaan penggiring, sebagian besar siswa dapat menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing balok sebelum dan saat tumbukan. Gaya-gaya yang bekerja pada

masing-masing balok sebelum dan saat tumbukan dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 berikut:

Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada kedua balok sebelum dan saat tumbukan berdasarkan hukum Newton hingga menemukan persamaan (3) untuk menghitung momentum total sistem sebelum dan setelah tumbukan.

Kegiatan yang terakhir adalah menentukan besarnya momentum dua koin karambol yang bertumbukan. Guru bertanya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi momentum suatu benda berdasarkan persamaan (3). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya momentum benda berdasarkan persamaan tersebut adalah massa benda dan kecepatan. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa untuk menghitung besarnya kecepatan mobil atau truk yang melaju dapat menggunakan speedometer. Namun untuk kegiatan di laboratorium, sulit menghitung kecepatan benda-benda yang bergerak begitu cepat dalam selang waktu yang singkat. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara merekam gerakan benda-benda tersebut dengan menggunakan fitur video pada kamera digital. Gerak benda tersebut dianalisa dengan menggunakan program

Gambar 3.Gaya-gaya yang bekerja pada balok A dan B saat tumbukan

Gambar 1.Balok A bergerak ke kanan, menumbuk balok B yang diam di atas permukaan licin, dan keduanya saling

memantul.

(5)

analisis video di komputer/laptop. Kemudian

guru bertanya: ”Pernahkah kalian bermain karambol?” Sebagian siswa yang laki-laki mengatakan bahwa mereka pernah bermain karambol. Berikutnya video percobaan tumbukan dua koin karambol yang merupakan hasil rekaman kamera digital ditunjukkan kepada siswa. Guru bertanya:

”Berapa besarnya momentum dua koin

karambol masing-masing sebelum dan

setelah tumbukan?” Ada siswa yang

menjawab tidak tahu karena tidak tahu besarnya massa dan kecepatannya. Kemudian guru menjelaskan bahwa kecepatan kedua koin karambol dapat dicari dengan menggunakan analisis video yang disebutlogger pro. Guru menunjukkan cara menganalisis video tersebut dengan menggunakan logger pro. Sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik dan antusias saat guru memberi contoh cara menganalisis video dengan logger pro. Karena jumlah laptop yang tersedia hanya tiga buah, maka guru membagi siswa dalam tiga kelompok. Kemudian guru meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok dan menganalisis video tumbukan dua koin karambol untuk mencari kecepatan dan momentumnya. Untuk mempermudah langkah siswa menganalisis video maka guru membagikan lembar petunjuk. Guru menunjuk satu siswa dalam tiap kelompok sebagai ketua kelompok. Tiap ketua kelompok diminta untuk menirukan cara menganalisis video seperti yang telah dilakukan guru tadi. Dan ternyata mereka dapat menganalisis video seperti yang dicontohkan guru. Siswa yang sebagai ketua kelompok harus mengajari anggotanya cara menganalisis video dengan logger pro sehingga hampir semua siswa mencoba fitur tracking pada logger pro. Setelah itu tiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil pengamatan mereka pada lembar hasil pengamatan.

Tabel berikut adalah hasil yang diperoleh tiap kelompok dalam mencari kecepatan koin karambol dengan menggunakan program analisislogger prodan menghitung besarnya momentum koin sebelum dan setelah tumbukan.

Tabel 1.Kecepatan koin karambol

Kelompok

Tabel 2.Momentum koin karambol

K

Posisi Arah Sumbu X (kg m/s)

Px=0,002438

Py =

(6)

X (kg m/s) Sumbu Y (kg m/s)

Sebelum tumbukan

PAx = 0,00246409

PAy= 0,000122798 PBx = 0 PBy= 0 Px =

0,00246409

Py = 0,000122798

Setelah tumbukan

PAx’ = 0,0011472

PAy’ = 0,0000905 PBx’ =

0,001284303

PBy’ = -0,00009 Px’ =

0,002431503

Py’ = 0,00000049

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, besarnya momentum total dua koin karambol sebelum dan setelah tumbukan dihitung berdasarkan persamaan (4) dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.Hasil perhitungan momentum total tiap kelompok

Kelompok

Ptotal sebelum tumbukan(kg

m/s)

Ptotal setelah tumbukan(kg

m/s)

A 0,0024 0,0021

B 0,0025 0,0025

C 0,0025 0,0024

Hasil perhitungan besarnya momentum total dua koin karambol yang diperoleh siswa dalam tiap kelompok mendekati nilai yang diperoleh peneliti yaitu:

Tabel 4.Hasil perhitungan momentum total peneliti

Ptotal sebelum tumbukan

(kg m/s)

Ptotal setelah tumbukan

(kg m/s)

0,0025 0,0020

Dari perhitungan diperoleh nilai momentum total dua koin karambol sebelum dan setelah tumbukan nilainya hampir mendekati. Melalui kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa pada tumbukan dua koin karambol berlaku hukum kekekalan momentum.

Respon Siswa Dalam Pembelajaran Respon siswa selama kegiatan belajar mengajar terangkum dalam lembar observasi (lampiran A).

Berdasarkan tabel lembar observasi di-dapatkan, lebih dari 70% siswa memberikan respon positif selama proses pembelajaran. Respon tersebut dalam bentuk keaktifan dan

antusias siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penggiring yang diberikan guru, berhipotesa, mencoba menganalisis dengan program logger pro, menghitung besarnya momentum dua koin karambol yang bertumbukan, menarik kesimpulan. Secara garis besar pembelajaran fisika dengan metode eyetracking analysis based camera dan program analisis logger pro dapat diikuti oleh siswa. Dalam lembar observasi terlihat bahwa siswa mampu mengikuti langkah-langkah untuk menentukan kecepatan koin sebelum dan setelah tumbukan dengan program analisis logger pro dan menghitung momentum koin karambol sebelum maupun setelah tumbukan. Sebagian kecil siswa yang belum mampu menirukan cara menganalisis yang dilakukan guru disebabkan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan. Sebenarnya siswa masih asing dengan program logger pro karena baru mengenalnya saat SMA ini, namun karena keingintahuan yang tinggi, siswa tertarik mencobanya.

Pemahaman Siswa

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai dilaksanakan, siswa diberikan soal evaluasi sebanyak lima soal. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, lembar soal evaluasi beserta jawabannya dikumpulkan. Kemudian lembar jawaban siswa dikoreksi dan nilai siswa direkap seperti pada Tabel 6.

Tabel 6.Rekap nilai siswa

SISWA NILAI SISWA NILAI

A 55 O 90

B 80 P 80

C 80 Q 85

D 75 R 100

E 90 S 45

F 100 T 80

G 80 U 85

H 95 V 90

I 65 W 90

J 100 X 85

K 90 Y 85

L 100 Z 90

M 85 Aa 100

(7)

Dari tabel 6 terlihat dari 28 siswa, sebanyak 25 siswa berhasil memperoleh nilai di atas standar kelulusan yaitu 75. Dengan demikian presentase keberhasilan pembelajaran tersebut adalah:

Berdasarkan presentase keberhasilan yang diperoleh, pembelajaran yang dilakukan berhasil membuat siswa paham cara menentukan momentum benda dan mampu menerapkan hukum kekekalan momentum pada soal-soal.

Tanggapan Siswa

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based cameradan bantuan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran untuk mencari kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan diperoleh melalui kuisioner.

Sebanyak 89% siswa menjawab bahwa model pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based camera merupakan hal yang baru bagi mereka dengan alasan belum pernah menjumpai pembelajaran dengan cara seperti ini sebelumnya, pembelajaran yang biasanya hanya teori saja. Dan 11% siswa lainnya menjawab bukan hal baru karena mereka sudah pernah menggunakan fitur tracking, yaitu pada aplikasieditingvideo dangame. Sebanyak 86% siswa berpendapat bahwa model pembelajaran fisika dengan kamera dan komputer sebagai media pembelajaran adalah hal yang menarik bagi mereka dengan alasan siswa dapat praktek langsung dan menemukan sendiri nilai besaran fisika sehingga menambah pengetahuan, cara seperti ini menyenangkan karena seperti bermain game. Siswa yang lainnya yaitu 14% dari siswa berpendapat model pembelajaran dengan kamera dan komputer sebagai media pembelajaran bukanlah hal yang menarik dengan alasan langkah-langkah mengerjakannya agak ribet karena harus mengulangi tracking dari awal lagi apabila ada kesalahan. Sebanyak 82% dari siswa berpendapat bahwa penggunaan kamera digital dan komputer (program analisis video logger pro) mempermudah

dalam menentukan kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan untuk menghitung momentum benda. 18% lainnya berpendapat tidak mempermudah karena mereka ada yang belum mencoba dan bermain sendiri. Sebanyak 75% dari siswa termotivasi untuk belajar fisika setelah mereka belajar menentukan momentum dengan metode eyetracking analysis based camera. Mereka berpendapat ternyata ada cara yang lebih menyenangkan untuk belajar fisika. Sisanya berpendapat dengan berbagai alasan mereka belum termotivasi untuk belajar fisika, salah satu alasannya karena perlu waktu untuk mempelajari program logger pro itu terlebih dahulu. Sebanyak 71% dari siswa berpendapat dapat menghitung kecepatan gerak benda dengan menggunakan program analisis logger pro apabila diberi video benda yang bergerak karena sudah mengerti caranya. Siswa yang lainnya sebanyak 29% berpendapat belum dapat menghitung sendiri karena tidak mempunyai programnya tersebut dan alasannya masih perlu dibimbing langkah-langkahnya agar lebih lancar.

(8)

Jadi dapat disimpulkan bahwa (i) metode eyetracking analysis based camera dan program analisis video logger pro dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada materi hukum kekekalan momentum, dan (ii) secara garis besar, penggunaan metode eyetracking analysis based camera dan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran untuk menghitung momentum benda merupakan hal yang menarik dan menyenangkan serta dapat mempermudah menentukan kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan untuk menghitung momentum benda.

KESIMPULAN

Secara garis besar kamera digital dan program analisis video logger pro dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada materi hukum kekekalan moementum. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode eyetracking analysis based cameradan program analisis video logger pro sebagai media pembelajaran pada materi hukum kekekalan momentum dapat diterapkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dan siswa aktif serta lebih memudahkan untuk menghitung besarnya kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan, sehingga mudah memahami konsep hukum kekekalan momentum.

Adanya keterbatasan jumlah laptop dalam pembelajaran sehingga ada siswa yang belum mencoba analisis logger pro dan memilih bermain sendiri. Untuk penelitian selanjutnya, bisa ditambah jumlah laptop yang disediakan atau bisa juga

melaksanakan pembelajaran di laboratorium komputer sekolah sehingga masing-masing siswa dapat mencoba semua.

UCAPAN TERIMA KASIH

1) Terima kasih kepada SMA Kristen Satya Wacana (Laboratorium UKSW) yang telah memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengambil data sampel.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Young, H. D. & Freedman, R. A., University Physics Tenth Edition, In: Endang Juliastuti, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1, Jakarta, Erlangga: 2002.

[2] Criticos, C., International Encyclopedia of Educational Technology 2nd edition, In: plomp, t. & Ely, D, P.(Eds.),Media selection, New York: Elsevier Science Inc, 1996.

[3] Agung Sutjiono dan Thomas Wibowo,

“Pendayagunaan Media Pembelajaran,”

Jurnal Pendidikan Penabur, No. 04/Th.IV, 2005.

[4] I Wayan Santyasa, “Landasan Konseptual Media Pembelajaran,”

Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA BanjarAngkan, 2007. [5] Vernier International, Data Collection

with Computer and Handhelds 2004 Catalog, 2004. [Online] Available: http://www.vernier-intl.com (21 Desember, 2013)

A. Lampiran A

Tabel 5.Lembar Observasi KBM

NO KEGIATAN

SISWA YANG MEMBERIKAN

RESPON (%)

RESPON SISWA

1 Motivasi

 Respon siswa saat guru memberikan pertanyaan prediksi

71

Siswa termotivasi dan aktif menjawab pertanyaan prediksi

2 Hipotesa

 Antusiasme siswa dalam memberikan

75

Siswa antusias memberikan

(9)

hipotesa 3 Kegiatan inti

 Kemampuan siswa

menurunkan persamaan momentum

71

Siswa aktif dan mampu menurunkan persamaan dengan benar

 Kemampuan siswa ketika

menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing benda sebelum dan saat tumbukan

93

Siswa mampu

menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing benda sebelum dan saat tumbukan

 Antusiasme siswa ketika guru menunjukkan cara menganalisis video tumbukan dua koin karambol

89

Siswa antusias dan memperhatikan dengan rasa ingin tahu yang tinggi saat guru menunjukkan cara menganalisis video

 Kemampuan siswa dalam menirukan cara menganalisis video seperti yang telah dilakukan guru

93

Hampir semua siswa mampu menirukan cara menganalisis video

 Keaktifan siswa saat menentukan

kecepatan koin sebelum dan setelah tumbukan

menggunakan programlogger pro

93

Siswa aktif dan dapat melakukantracking dengan baik serta dapat menentukan kecepatan koin sebelum dan setelah tumbukan

 Kemampuan siswa menghitung

besarnya momentum masing-masing koin sebelum dan setelah tumbukan

berdasarkan persamaan yang telah ditemukan

79

Siswa dapat menghitung besarnya momentum koin sebelum dan setelah tumbukan

 Kemampuan siswa menghitung

besarnya momentum total sistem sebelum dan setelah

tumbukan

86

(10)

4 Kesimpulan  Antusias siswa

dalam menjawab pertanyaan

menggiring menarik kesimpulan

71

Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru

 Kemampuan siswa menarik kesimpulan

71 Siswa mampu menarik

kesimpulan dengan benar

DISKUSI

Pertanyaan

:Metode Eyetracking ada dimana?

Sintesa eyetracking?

Gambar

Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada
Tabel 1. Kecepatan koin karambol
Tabel 6. Rekap nilai siswa
Tabel 5. Lembar Observasi KBM

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bila tekanan darah penderita hipertensi berbeda dengan klasifikasi sebagai contoh TDS 170 mmHg sedangkan TDD 90 mmHg maka derajat hipertensi ditentukan dari tekanan sistolik

kebutuhan filter press sebagai berikut. Perhitungan RAB dilakukan dengan menghitung beban pekerjaan dikalikan faktor indeks yang ada di HSPK. Hasil RAB dapat dilihat

Kalau pagi biasanya anak-anak melaksanakan shalat dhuha 4 rakaat dan diimami guru oleh guru PAI secara bergantian untuk kelas XII, kemudian juga tadarus pagi masing-masing kelas

Positioning berperan penting dalam memperhitungkan dan menciptakan sebuah produk. Perancangan logo dan media promosi wisata Pantai Lumbung memposisikan sebagai

Pada tabel Hasil Perhitungan Model Summary Regresi Linier Variabel Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Pelanggan terdapat R Square sebesar 0,382 dari koefisien korelasi

Mewawancarai minimal 5 orang temannya mengenai kebiasaan belajar di rumah dan bersama siapa mereka belajar  melakukan berjalan di papan titian guru mengajak siswa untuk

Dengan penetapan tarif kamar sesuai perhitungan dengan target penjualan pengembalian modal untuk investasi pada massa hunian ini maka jika dibandingkan dengan

ball likes game pada materi pembelajaran permainan bola voli, maka. observer harus mengetahui hakikat tentang pembelajaran aktivitas