PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH MENAMANG KANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Agus Maryono, ST Kelompok Kerja Energi Fosil
S A R I
Penyelidikan batubara di daerah Menamang Kanan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur adalah untuk mengetahui aspek-aspek geologi umum yang menunjang kegiatan penyediaan data potensi sumberdaya batubara serta dalam upaya penyiapan Wilayah Pencadangan Nasional (WPN).
Geologi regional daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Kutai, Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun oleh batuan Tersier berumur mulai Oligosen Akhir – Miosen Akhir yaitu dari tua ke muda Formasi Maau, Formasi Pamaluan, Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan yang ditutupi di bagian atas oleh Endapan Aluvium berumur Kuarter.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lapisan batubara ditemukan pada Fm. Balikpapan dimana penyebaran endapan lapisan batubara mengikuti sayap sinklin dengan arah Utara – Selatan menempati + 25% lokasi penyelidikan dengan ketebalan bervariasi antara 0,40 – 5.0 meter.
Hasil analisis kimia, kualitas batubara di daerah penyelidikan menunjukan Kandungan air bebas (FM,ar) berkisar antara 13,29 % - 19,06 %; Kandungan air total (TM, ar) berkisar antara 17,76 % - 25, 45%; Kandungan air terikat (M, adb) antara 3,89 % - 8,29 %; Kandungan gas terbang (VM, adb) antara 20,67 % - 46,78 %; Karbon tertambat (FC, adb) antara 44,53 % - 76,74 %; Kandungan abu (Ash, adb) antara 0,84 % - 4,51 %; Kadar sulfur total (St, adb) antara 0,14 % - 3,18 %; Indeks kekerasan (HGI, adb) anatara 37 – 46; Berat jenis (SG, adb) antara 1,31 – 1,40 dan Nilai kalori (CV, adb) antara 6110 kal/gr – 7154 kal/gr.
Kualitas batubara batubara di daerah penyelidikan umumnya termasuk dalam jenis batubara kalori menengah.
Total sumber daya batubara hipotetik di daerah penyelidikan adalah 32.429.915,8 ton.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyelidikan batubara di daerah Menamang Kanan, Kab. Kutai Timur, Prop. Kalimantan Timur adalah dalam rangka pelaksanaan program kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2010, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Maksud Dan Tujuan
Kegiatan penyelidikan batubara ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek geologi umum yang menunjang kegiatan penyediaan data potensi sumberdaya batubara, yang tujuannya untuk mengetahui kualitas dan kuantitas batubara serta penyebaran dan pola penyebarannya, guna mendukung program pemerintah dalam upaya penyiapan Wilayah Pencadangan Nasional (WPN).
Lokasi Daerah Penyelidikan
Daerah penyelidikan terletak pada wilayah Menamang Kanan, tepatnya Kecamatan Rantau Pulung. Secara geografis terletak antara 00025’ - 00040’ LU dan 117008’ – 117023’ BT, Daerah penyelidikan tercakup dalam peta-peta Bakosurtanal lembar 1916-13 Menamang Kanan, lembar 1916-14 Sungai Nyudan, lembar 1916-41 Sungai Benumuda dan lembar 1916-42 Sungai Sangata.
PENYELIDIK TERDAHULU
Daerah sekitar lokasi penyelidikan telah diselidiki oleh beberapa penyelidik terdahulu, baik penyelidikan geologi secara umum maupun penyelidikan khusus mengenai potensi endapan batubara.
Sukardi, dkk., (Puslitbang
Geologi Bandung, 1994) dalam
publikasi Peta Geologi Lembar
Sangatta, Kalimantan telah
menginformasikan beberapa formasi pembawa batubara di daerah ini yaitu Formasi Pulubalang berumur Miosen Awal – Miosen Tengah, Formasi Balikpapan berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan Formasi Pamaluan berumur Miosen Awal. Namun formasi pembawa endapan batubara yang cukup potensial adalah Formasi
Balikpapan dan Formasi Pulaubalang, sedangkan lapisan batubara pada Formasi Pamaluan biasanya berupa sisipan-sisipan tipis.
Sumarna, N., dkk., 2002, telah memetakan konfigurasi sebaran lapisan batubara dan menghitung potensi endapan batubara di daerah Sungai Santan yang terletak di sebelah selatan daerah penyelidikan. Hasil penyelidikan dimuat pada publikasi
Laporan Pemetaan Endapan Batubara Bersistem di Daerah Sungai Santan, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kukar, Provinsi Kaltim, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM), Bandung
Ilyas, S., dkk., 2005, dalam
Laporan Pemboran Dalam Batubara Daerah Sungai Santan, Bontang, Kab. Kutai Timur dan Kab. Kukar, Prov. Kalimantan Timur, DIM, Bandung.
Penyelidikan yang meliputi pemetaan endapan batubara permukaan dan pemboran dalam telah melengkapi konfigurasi sebaran endapan batubara di daerah Sungai Santan dan sekitarnya.
Kedua penyelidik terdahulu tersebut (Sumarna, N., dan Ilyas, S.,) menginformasikan bahwa formasi pembawa batubara yang cukup potensial adalah Formasi Balikpapan.
GEOLOGI REGIONAL
Geologi daerah penyelidikan meliputi tektonik dan fisiografi, struktur geologi dan stratigrafi regional termasuk penamaan formasi mengacu pada Peta Geologi Lembar Sangatta dengan sekala 1 : 250.000 ( Sukardi,N. Sikumbang,I. Umar dan R.Sunaryo, 1995 ), Publikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Cekungan Kutai yang dibatasi oleh Cekungan Tarakan di bagian Utara, Cekungan Pasir di bagian Selatan Cekungan Barito di bagian Barat dan di bagian Timur dibatasi oleh Selat Makasar. Secara fisiografi dicirikan oleh dataran dan kelompok perbukitan bergelombang sampai pegunungan.
Morfologi
Secara umum morfologi daerah penyelidikan dapat dibedakan atas dua satuan morfologi, satuan perbukitan bergelombang sedang dan satuan pegunungan, dengan perbedaan ketinggian antara lembah dan puncak bukit berkisar antara 40 – 180 meter dpl dengan kemiringan lereng 100 - 450 ketebalan soil relatif tebal 1 – 5 m, sedangkan di bagian tengah lokasi penyelidikan merupakan perbukitan yang mendekati pedataran dengan ketinggian sekitar 10 – 30 meter di atas muka laut. Pada wilayah sebelah barat merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 50 m dpl yang ditempati oleh endapan aluvium dan hutan belukar. Perbedaan ketinggian lebih mencerminkan tingkat resistensi batuan terhadap erosi dibandingkan dengan pengaruh struktur geologi, sungai dan anak sungai umumnya memperlihatkan pola dendritik
Stratigrafi
Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun oleh batuan Tersier berumur mulai Oligosen Akhir – Miosen Akhir yaitu dari tua ke muda Formasi Maau, Formasi Pamaluan, Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan yang ditutupi di bagian atas oleh Endapan Aluvium berumur Kuarter.
Formasi Maau (Tomm) terdiri dari batulempung, batulanau dan batupasir, kearah atas selang – seling batupasir dan batulanau, memperlihatkan struktur sedimen seperti perairan sejajar atau menggelombang. Batupasir berwarna kelabu, halus – sedang, terpilah buruk, menyudut tanggung – membundar. Pada batupasir sering dijumpai struktur-struktur turbidit seperti lapisan bersusun, perairan sejajar dan struktur lengser, tikas seruling dan gelembur gelombang. Makin keatas perselingan batupasir dan betulumpur makin rapat, tebal lapisan bervariasi, berkisar beberapa cm sampai puluhan cm. Lingkungan pengendapan laut dalam dengan sistim kipas laut dalam proksimal.
Formasi Pamaluan (Tmp) tersusun dari batulempung dengan sisipan tipis napal, batupasir dan batubara. Pada bagian atas terdiri dari batulempung pasiran yang mengandung sisa tumbuhan. Formasi ini dapat dikorelasikan dengan bagian atas dari Formasi Lembak (Toml). Lingkungan pengendapannya berkisar dari neritik dalam sampai neritik dangkal.
Formasi Pulaubalang (Tmpb)
Perselingan batupasir dengan batulempung dan batulanau, setempat bersisipan lignit, batugamping atau batupasir gampingan. Berumur Miosen Awal bagian atas – Miosen Tengah bagian bawah (Koesdarsono dan Tahalele 1975). Sedimentasi nya diperkirakan terjadi di daerah Prodelta, dengan tebaran terumbu di bebera tempat
Formasi Balikpapan (Tmbp)
silang-siur dan perairan. Setempat mengandung sisipan batubara dengan ketebalan antara 20 – 40 cm. Lempung berwarna kelabu, getas, mengandung muskovit, bitumen dan oksida besi. Kandungan fosil terdiri dari Cycloclypeus annulatus, C. Innornatus, C. Communis, Cycloclypeus sp, Lepidoclyclina rutteni, L. Sumateraensis, Miogypsina irregulasis,
Operculina dan Operculinella, yang menunjukan umur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Tebal formasi + 2000 m, dengan lingkungan pengendapan muka-dataran delta. Formasi ini tertindih selaras oleh Formasi Kampungbaru.
Struktur Geologi
Struktur yang berkembang di daerah penyelidikan berupa perlipatan dan sesar naik. Struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin berarah Utara - Selatan begitupun dengan sesar naik berarah utara-selatan juga. Adapun sesar-sesar lain yang terjadi disekelilingnya yang dimensinya lebih kecil disimpulkan sebagai sesar lokal yang terbentuk akibat adanya sesar-sesar yang utama dan terbentuk kemudian.
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan Lapangan
Kegiatan penyelidikan diutamakan pada pemetaan geologi
permukaan dengan cara mencari
singkapan-singkapan batuan, khususnya batubara. Kegiatan ini
dilakukan dengan menyusuri sungai, menyusuri jalan setapak, merintis serta memanfaatkan akses jalan yang sudah ada bila memang pencapaiannya dapat memperingan pekerjaan. Semua temuan singkapan diukur kedudukan
lapisan nya dan diplot pada peta dasar sekala 1:50.000.
Pengumpulan Data Primer
Penyelidikan batubara dilakukan melalui pemetaan permukaan (surface mapping) yaitu dengan mengamati ciri-ciri fisik batuan (batubara khususnya), Floating lokasi singkapan, pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden (OB), juga dilakukan penelitian roof, floor,
parting dan key bed untuk mengetahui
pelamparan batubara serta pengambilan conto (sampling). Survei dilakukan dengan menyusuri aliran-aliran sungai dan jalan untuk mencari
singkapan-singkapan batubara (outcrop), yang kelak data-data ini akan digunakan dalam penentuan
seam dan korelasi singkapan batubara.
Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dilakukan guna mengetahui kualitas batubara. Metode Analisis yang dilakukan adalah analisis kimia dan analisis fisika, Analisis Kimia meliputi : Analisis Proksimat ini dilakukan untuk
menentukan kandungan air, zat
terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan Analisis Ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
apakah kandungan organiknya tersebut sesuai. Selain itu analisa ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan batuan melalui reflektansi vitrinit.
Conto yang dianalisa adalah conto-conto yang diambil dari daerah Menamang Kanan dan sekitarnya, yang di anggap cukup mewakili keberadaan conto batubara di daerah penyelidikan.
HASIL PENYELIDIKAN
Potensi Endapan Batubara
Indikasi batubara di daerah penyelidikan ini di tunjukkan oleh adanya formasi pembawa batubara yang cukup luas, diantaranya adalah formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan, dengan melihat beberapa hasil penyelidikan terdahulu baik itu yang dilakukan oleh Pusat Sumberdaya Geologi (dulu : Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral) ataupun dari hasil publikasi Puslitbang Geologi Bandung, 1995 Peta Geologi Lembar Sangatta oleh Sukardi, dkk., telah menginformasikan beberapa formasi pembawa batubara di daerah ini yaitu Formasi Pulaubalang berumur Miosen Awal – Miosen Tengah, Formasi Balikpapan berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan Formasi Pamaluan berumur Miosen Awal. Namun formasi pembawa endapan batubara yang cukup potensial adalah Formasi Balikpapan dan Formasi Pulaubalang, sedangkan lapisan batubara pada Formasi Pamaluan biasanya berupa sisipan-sisipan tipis, hal ini diharapkan penyebaran lapisan batubaranya akan menerus ke daerah penyelidikan.
Sebaran Batubara
Penafsiran dari data yang didapat di lapangan baik berdasarkan korelasi singkapan batubara maupun aspek geologi lainnya pada Formasi Balikpapan di lokasi penyelidikan terdapat 5 (lima) lapisan batubara masing-masing diberi notasi lapisan 01, 02, 03 sampai 05. Lapisan-lapisan tersebut memanjang berarah hampir Utara – Selatan dengan kemiringan hampir ke arah Barat – Timur sehingga membentuk sinklin, ketebalan masing-masing lapisan adalah sekitar 0,40 - 5 m.
Pada Formasi Pamaluan ditemukan beberapa singkapan batubara, salah satunya diberi kode MG-26, namun sangat tipis dan lebih menyerupai serpih. Dilokasi lain masih pada Formasi Pamaluan juga ditemukan batubara berupa serpih, tipis terdapat di bagian selatan tengah daerah penyelidikan.
Kualitas Batubara
Berdasarkan hasil analisis kimia, kualitas batubara tersebut di atas menunjukan Kandungan air bebas (FM,ar) berkisar antara 13,29 % - 19,06 %; Kandungan air total (TM, ar) 46,78 %; Karbon tertambat (FC, adb) antara 44,53 % - 76,74 %; Kandungan abu (Ash, adb) antara 0,84 % - 4,51 %; Kadar sulfur total (St, adb) antara 0,14 % - 3,18 %; Indeks kekerasan (HGI, adb) anatara 37 – 46; Berat jenis (SG, adb) antara 1,31 – 1,40 dan Nilai kalori (CV, adb) antara 6110 kal/gr – 7154 kal/gr.
Didalam hasil analisis ada satu
7154 kal/gram, sedangkan conto-conto yang lain dilihat dari hasil analisis hanya mencapai kualitas menengah atau Sub-bituminus, hal ini kemungkinan akibat adanya sesar. (tabel 7).
Sumber Daya Batubara
Berdasarkan Klasifikasi Sumber daya dan Cadangan Batubara Standar Nasional Indonesia (SNI) amandemen 1–SNI 13–5014–1998 dari Badan Standarisasi Nasional, sumber daya batubara di daerah Menamang Kanan dapat dikelompokan kedalam sumber daya hipotetik dengan kriteria perhitungan adalah sebagai berikut :
• Tebal lapisan batubara yang
dihitung adalah tebal terukur dari lokasi batubara pada titik koordinat singkapan dengan kriteria untuk batubara energi rendah ketebalan minimal 1 m dan untuk batubara energi tinggi ketebalan minimal 0.4 m.
• Panjang sebaran ke arah jurus
atau jarak terjauh dari titik singkapan dibatasi sampai 1.000 m, sehingga total panjang sebaran kedua arah yang berlawanan dari satu titik informasi mencapai 2.000 m.
• Besar sudut kemiringan lapisan
yang dipakai adalah besar sudut kemiringan yang terukur
pada masing-masing singkapan.
• Apabila besar sudut kemiringan
pada lokasi singkapan kurang jelas maka digunakan sudut kemiringan dari titik informasi lain yang terdekat.
• Lebar yang dihitung kearah
kemiringan dibatasi sampai kedalaman 100 m, rumus yang digunakan untuk menghitung
lebar adalah L = 50, 100 atau
150/sinα ( L = lebar; = batas
kedalaman sampai 100 m; α =
besar sudut kemiringan lapisan batubara ).
• Berat jenis yang digunakan
adalah berat jenis dari hasil analisis, dengan catatan apabila berat jenis di titik informasi tidak diketahui, digunakan berat jenis dari titik informasi lain yang terdekat.
• Rumus untuk menghitung
sumber daya adalah :
Keterangan :
C : Cadangan batubara
P : Panjang strike penyebaran batubara (m)
T : Tebal Batubara
Bj : Berat jenis batubara (1,3) Dd : Down dip / Lebar batubara
kearah kemiringannya berdasarkan
cross section
Berdasarkan rumus perhitungan di atas maka sumber daya
batubara daerah Menamang Kanan dan sekitarnya dapat dilihat pada tabel 11. Lapisan-lapisan batubara ini terdapat pada Formasi Balikpapan dan membentuk struktur sinklin yang memiliki kemiringan antara 70 - 400, dengan arah lembah hampir Utara – Selatan.
Batubara di daerah Menamang Kanan dan sekitarnya dilihat dari segi kuantitas mempunyai sumberdaya dengan jumlah yang cukup banyak, yaitu sebesar 32.429.915,8
ton yang tersebar pada enam lapisan. Dilihat dari segi kualitas batubara tersebut cukup baik, maka dengan jumlah dan kualitas yang ada daerah penyelidikan sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut, hal tersebut penting untuk dilakukan guna mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan upaya konservasi Wilayah Pencadangan Nasional.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari semua hasil penyelidikan yang telah dikerjakan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
Secara geologi daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Kutai.
• Formasi pembawa batubara
yang potensial di daerah penyelidikan adalah Formasi Balikpapan yang berumur Miosen Akhir, pada Formasi Pamaluan yang berumur Miosen Awal terdapat juga batubara namun hanya berupa sisipan.
• Terdapat lima lapisan batubara
yang ditemukan pada formasi balikpapan membentuk sinklin dengan sumbu berarah hampir Utara - Selatan, besar sudut kemiringan lapisan berkisar antara 4o – 40o.
• Kualitas batubara daerah
penyelidikan khususnya untuk nilai kandungan air total (TM), kandungan abu (Ash), kadar Belerang total (St) dan nilai kalori (CV) rata-rata adalah :
(TM) = 22,82%, (Ash) = 2,34%, (St) = 0,72% dan (CV) = 6423 kal/gr.
• Sumberdaya batubara hipotetik
daerah Manamang Kanan dan Sekitarnya secara keseluruhan adalah sebesar 32.429.915,8 ton yang digolongkan sebagai sumberdaya hipotetik yang terbagi dalam lima lapisan batubara.
• Prospek dan pengembangan
batubara di wilayah penyelidikan ini cukup baik, untuk batubara di luar area Taman Nasional sangat potensial untuk di kembangkan lebih lanjut, sedangkan batubara yang diperkirakan berada di dalam area Taman Nasional sangat mendukung untuk upaya penyiapan Wilayah Pencadangan Nasional (WPN).
SARAN :
• Penyelidikan-penyelidikan
untuk mengetahui potensi endapan batubara di seluruh Indonesia, khusus nya di wilayah kawasan Taman Nasional atau Kawasan Konservasi merupakan hal yang wajib dilakukan guna mendukung program penyiapan
Wilayah Pencadangan Nasional, hal ini sangat penting
dilakukan untuk mengetahui sumberdaya batubara yang masih terkandung di dalam area-area yang menjadi daerah perlindungan/pengelolaan pemerintah.
laksanakan guna kelancaran pekerjaan dan tercapainya tujuan penyelidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, R.P., dan Hardjono., 1977; Kerangka sedimenter endapan batubara
Tersier Indonesia. Pertemuan Ilmiah Tahunan ke VI, IAGI.
Addison dan Herudiyanto, 1982., The Coal Geology of south Prangat Area,
Kutai Basin, East Kalimantan, DMR, Bandung.
Geoservice Report No.10.151, 1980; Recent Development in Indonesia Coal Geology, (Unpublished).
Badan Standarisasi Nasional, 1998., Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara , Standar Nasional Indonesia Amandemen 1-SNI 13-5014-1998, ICS
73.020.
Sukardi, N. Sikumbang, I.Umar dan R. Sunaryo, 1995, Peta Geologi Lembar Sangata
Sekala 1 : 250.000, Kalimantan - PPPG, Bandung.
Ir. Nanan S. Kartasumantri, 2002 ; Inventarisasi Batubara Bersistim Daerah Sungai
Santan Dan Sekitarnya Kabupaten Kutai Timur Dan Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.
Ir. Syufra Ilyas, 2005 ; Pemboran Dalam Batubara Daerah Sungai Santan-Bontang,
Kabupaten Kutai Timur Dan Kabupaten Kutai Kertanegara Propinsi Kalimantan Timur.
Gbr 1. Lokasi Penyelidikan Daerah Menamang Kanan Dan Sekitarnya LOKASI
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penyelidikan.
KETERANGAN :
SIMBOL FORMASI
NAMA FORMASI
UMUR
Tmbp Formasi
Balikpapan
MIOSEN
Akhir
Tmpb Formasi
Pulaubalang
Tengah
Tmp Formasi
Pamaluan
Awal
Tomm Formasi
Maau
OLIGOSEN AKHIR –
MIOSEN AWAL
Lbr Sangatta ( Sukardi, N. Sikumbang, I. Umar dan R. Sunaryo, 1995).
Tmp
Tomm
Tmbp
T m p
Tomm
Tabel 1. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan Menamang Kanan (penulis 2010).
Tabel 2. Hasil Analisis Petrografi.
No Kode
Material Mineral (%)
Formasi Maau (Tomm) : Batulanau dan batupasir ; ke arah atas seling-seling batupasir dan batulanau, memperlihatkan struktur sedimen seperti perairan sejajar atau menggelombang. Batupasir warna kelabu, halus - sedang, terpilah buruk, menyudut tanggung - membundar.
Tomm
LITOLOGI KETERANGAN PENGENDAPAN LINGKUNGAN
16,6 11,2
23,7
30,0
Laut dalam Neritik - Neritik dangkal
Prodelta Formasi Pulaubalang (Tmpb) : Batupasir berselingan
dengan batulempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis lignit, batugamping atau batupasir gampingan.
Formasi Pamaluan (Tmp) : Batulempung dgn sisipan tipis napal, batupasir , bagian atas terdiri dari batu lempung pasiran mengandung tumbuhan, pasir gampingan.
Tmbp Akhir
5,1
Muka - Dataran delta
Disederhanakan dari kolom stratigrafi regional lembar sangatta (Sukardi, N. Sikumbang, I.Umar dan R. Sunaryo, 1995) Fm Balikpapan (Tmbp) : batupasir, lpg, lanau, tuf,
Tabel 3. Hasil analisis kimia batubara Daerah Menamang Kanan dan sekitarnya.
NO KODE
CONTO
A N A L I S I S FM
%
(ar)
TM %
(ar)
IM %
(adb)
VM %
(adb)
FC %
(adb)
Ash %
(adb)
TS %
(adb)
SG Ton/m3
HGI %
(adb)
CV Kal/gr
(adb)
1 MG-01 17,79 21,46 7,47 45,59 46,10 0,84 0,15 1,36 41 6438
2 MG-02 17,33 23,89 7,94 46,07 44,56 1,43 0,14 1,36 45 6329
3 MG-03 17,20 23,54 7,66 44,65 45,75 1,94 0,23 1,40 39 6263
4 MG-04 13,29 19,52 7,18 46,78 44,53 1,51 0,20 1,32 42 6591
5 MG-05 19,06 25,45 3,89 41,46 47,12 3,53 0,21 1,40 46 6123
6 MG-06 17,92 23,58 6,89 43,34 47,72 2,05 2,32 1,38 41 6565
7 MG-07 16,52 21,75 6,26 44,61 46,13 3,00 3,18 1,35 43 6597
8 MG-08 13,58 17,76 4,84 20,67 69,98 4,51 0,20 1,40 37 7154
9 MG-10 18,27 24,41 7,51 42,78 47,34 2,37 0,88 1,40 45 6110
10 MG-16 18,04 24,50 7,88 44,46 46,18 1,48 0,28 1,31 46 6395
11 MG-23 18,41 25,17 8,29 41,89 76,74 3,08 0,21 1,40 44 6094
Tabel 4. Perhitungan Sumber Daya Batubara Daerah Menamang Kanan dan sekitarnya.
Lap. Batubara Panjang
(m)
Tebal (m) Lebar (m) BJ SD (ton)
LAP –I 5.500 1 833,33 1,3 5.958.309,5
LAP – II 4.000 4 588,23 1,3 12.235.184
LAP – III 4.000 3 294,11 1,3 4.588.116
LAP – IV 4.000 3 285,71 1,3 4.457.076
LAP – V 4.500 2 294,11 1,3 3.441.087
LAP – V
Sayap kiri 2.000 0,40 238,10 1,3 190.143,3
LAP – IV
Sayap kiri 4.000 1 200 1,3 1.040.000
LAP –III
Sayap kiri 4.000 0,5 200 1,3 520.000