Bappeda Kabupaten Bulukumba
Jl. Kenari No.1 Telp/Fax. 0413
Email:
TAHUN 2015
Bappeda Kabupaten Bulukumba
Jl. Kenari No.1 Telp/Fax. 0413-81011 Bulukumba 92511
Email: bappedablk
@
gmail.com
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat atas terlaksananya semua tugas
serta terselesaikannya penyusunan L Bulukumba Tahun 201
Laporan Kinerja
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
atas Laporan Kinerja
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai sasaran strategis. Laporan Kinerja (LKj) berperan sebagai alat kendali, ala
kinerja, dan alat pendorong terwujudnya dukungan dan peran serta s
masyarakat umum maupun
utama dalam menyusun laporan kinerja
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami telah berupaya secara maksimal, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, masukan dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan serta p
tahun yang akan datang. Semoga pada penyampaian lebih terarah dan dapat memenuhi
Wabillahi taufiq Walhidayah
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se-Kabupaten Bulukumba,
terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Bulukumba Tahun 2015.
Kinerja (LKj) disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Laporan kinerja merupakan laporan tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai sasaran strategis.
Laporan Kinerja (LKj) berperan sebagai alat kendali, ala
kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance. Semua itu memerlukan dukungan dan peran serta secara aktif baik dari aparatur pemerintah d
asyarakat umum maupun dunia usaha. Dukungan tersebut merupakan pendorong usun laporan kinerja sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami telah berupaya secara namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, masukan dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan serta penyempurnaan penyusunan laporan
tahun yang akan datang. Semoga pada penyampaian laporan tahun berikutnya dapat lebih terarah dan dapat memenuhi harapan sesuai ketentuan.
Wabillahi taufiq Walhidayah
Bulukumba, Maret
BUPATI BULUKUMBA,
A. M. SUKRI A. SAPPEWALI
Halaman | i
Tuhan Yang Maha EsaKabupaten Bulukumba, Pemerintah Kabupaten
) disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai sasaran strategis.
Laporan Kinerja (LKj) berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas . Semua itu memerlukan ecara aktif baik dari aparatur pemerintah daerah, dunia usaha. Dukungan tersebut merupakan pendorong sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam
Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami telah berupaya secara namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, masukan dan saran yang konstruktif sangat enyempurnaan penyusunan laporan kinerja di tahun berikutnya dapat
Maret 2016
BUPATI BULUKUMBA,
Halaman | ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Laporan Kinerja ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2015, yang diformulasikan dari hasil kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dikarenakan setiap SKPD dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsinya serta mempertanggungjawabkan program dan kegiatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Laporan kinerja tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga sebagai sarana yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja kedepan. Dengan langkah ini setiap SKPD dapat senantiasa melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-pratek penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten Bulukumba tahun 2015 dilaksanakan dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Penetapan Kinerja tersebut, memuat sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2015 berikut target kinerja yang akan dicapai. Dalam mencapai sasaran tersebut telah ditetapkan kebijakan, indikator kinerja sasaran, serta program dan kegiatan yang bersifat operasional. Materi Perjanjian Kinerja Tahun 2015, disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) APBD Tahun Anggaran 2015.
Laporan kinerja ini mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan, selain itu juga mengungkapkan strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di masa mendatang agar sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Laporan Kinerja Kabupaten Bulukumba tahun 2015 merupakan perwujudan pertanggungjawaban tahun kelima atas Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) 2010-2015, yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bulukumba 2010-2015. Capaian kinerja ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen seluruh aparat Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk “Sejahterakan Masyarakat Bulukumba dengan Membangun Desa, Menata Kota, melalui Kemandirian Lokal yang Bernafaskan Keagamaan”.
Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten Bulukumba menunjukkan beberapa kesimpulan:
Halaman | iii
yakni sasaran strategis (9) dan (22); 8 sasaran tercapai dengan predikat cukup memuaskan yakni sasaran strategis (5), (6), (11), (16), (18), (19), (21) dan (27); 1 sasaran dengan predikat kurang memuaskan yakni sasaran strategis (4); dan 3 sasaran dengan predikat tidak memuaskan yakni sasaran strategis (7), (15) dan (20). Secara kumulatif, rata-rata capaian ke-28 sasaran strategis sebesar 114,44 persen atau dengan predikat Sangatmemuaskan.Kedua: Dari 42 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang mendukung sasaran strategis dalam RPJMD, maka terdapat 25 indikator kinerja yang telah memenuhi kriteria sangat memuaskan atau 59,52 persen, 3 indikator kinerja yang telah memenuhi kriteria memuaskan atau 7,14 persen, 8 indikator kinerja yang telah memenuhi kriteria cukup memuaskan atau 19,05 persen, 1 indikator kinerja dengan kriteria kurang memuaskan atau 2,38 persen, dan 5 indikator kinerja lainnya dengan kriteria tidak memuaskan atau dan 11,90 persen.
Ketiga: Indikator kinerja yang mendukung 28 sasaran strategis dari pelaksanaan rencana pembangunan tahun 2015 sebanyak 119 Indikator.
Keempat: Dari 119 indikator sasaran strategis sampai dengan tahun 2015 terhadap target jangka menengah didapatkan hasil yakni 68 indikator sasaran dengan notifikasi hijau (sudah tercapai/on track/on trend) atau 57,14 persen; 40 indikator sasaran dengan notifikasi kuning (membutuhkan kerja keras untuk mencapainya) atau 33,61 persen; 11 indikator sasaran dengan notifikasi merah (sulit untuk tercapai) atau 9,24 persen.
Kelima: Kinerja anggaran yang diukur yakni program/kegiatan yang mendukung keberhasilan sasaran strategis tahun kelima RPJMD 2010-2015 dengan anggaran sebelum perubahan (Perjanjian kinerja) sebesar Rp568.716.168.954 dan setelah perubahan menjadi Rp676.956.675.817 dan dari jumlah tersebut terealisasi sebesar Rp617.736.812.197 atau 91,25 persen. Anggaran tersebut di luar dari anggaran program/kegiatan pelayanan administrasi kantor, program peningkatan sarana dan prasarana aparat dan kegiatan rutin kantor lainnya dengan anggaran sebesar Rp93.216.077.920 atau 12,10 persen dari belanja langsung.
Halaman | iv
dan meningkat menjadi Rp1.371.245.147.188,79 pada tahun 2015 atau meningkat 27,82 persen. Alokasi Anggaran belanja Pemerintah Kabupaten Bulukumba tahun 2015 sebesar 1.519.329.177.031,00 terealisasi sebesar Rp1.371.245.147.188,79 atau 90,25 persen, dengan rincian sebagai berikut: belanja tidak langsung terealisasi sebesar 88,29 persen dan belanja langsung terealisasi sebesar 92,16 persen.Ketujuh: Dari hasil kinerja pemerintah Kabupaten Bulukumba pada tahun 2015 telah berhasil meraih beberapa penghargaan yakni:
1. Penghargaan dari BPK RI dalam meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2014.
2. Penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2014 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.
3. Meraih predikat sangat tinggi dalam Evaluasi Kinerja Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2015 terhadap Laporan Penyeleggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2014 dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
4. Piala Adipura Tahun 2015 untuk ketiga kalinya sebagai lambang supremasi/penghargaan atas kebersihan Kabupaten/kota di Indonesia.
5. Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 dengan Predikat nilai “CC” dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 6. Penghargaan Kabupaten Sehat Nasional yakni Swasti Saba Wistara Tahun
2015 dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
7. Menerima Sertifikat “WAHANA TATA NUGRAHA” Tahun 2015 sebagai Kabupaten Tertib Berlalu Lintas dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia;.
8. Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala BKKBN Pusat yang diberikan kepada Bupati Bulukumba atas kepedulian di bidang KB.
9. Penghargaan tertinggi apresiasi pendidikan Islam bagi Kepala Daerah Tahun 2015 dari Menteri Agama Republik Indonesia;
10. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tahun 2015, terdiri atas : Piagam
Penghargaan Adiwiyata Nasional yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup sebanyak 7 sekolah sedangkan piagam penghargaan dari Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan untuk tingkat propinsi sebanyak 2 sekolah.
11. Juara umum Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PGRI Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng.
Beberapa kendala yang dihadapi diantaranya masih minimnya kemampuan aparat dalam penyusunan dan penentuan indikator kinerja di setiap kegiatan SKPD, komitmen dan kapasitas aparat belum memadai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Dan sebagai langkah antisipati direkomendasikan: Pertama membangun sistem informasi perencanaan pembangunan daerah, Kedua mengintensifkan sosialisasi atau workshop penyusunan Laporan Kinerja dan Perjanjian Kinerja,
Ketiga mengintensifkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi disetiap SKPD,
Keempat, Penyusunan program dan kegiatan harus mengacu pada dokumen perencanaan (RPJMD/Renstra SKPD) dengan target indikator yang telah ditetapkan agar tidak terjadi gap (kesenjangan) antara target dan realisasi program/kegiatan,
Halaman | v
indikator sasaran strategis supaya berorientasi hasil (outcome), Keenam Indikator sasaran strategis supaya terdapat satuan dan spesifikasi target yang lebih jelas, data capaian awal yang akurat dan target capaian setiap tahun harus dihitung menggunakan analisis yang lebih ilmiah, Ketujuh Indikator sasaran RPJMD periode selanjutnya supaya lebih spesifik dan bahasa yang jelas/tidak multi tafsir, KedelapanPerjanjian kinerja yang telah ditandatangani supaya dibuatkan rencana aksi untuk mengukur capaian kinerja yang telah diperjanjikan setiap triwulan, Kesembilan
Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam peningkatan pendapatan khususnya yang bersumber dari dana perimbangan,
Kesepuluh Peningkatan kualitas pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan masyarakat serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan, Kesebelas
Mengupayakan program dan kegiatan pada SKPD agar direncanakan sesuai dengan indikator kinerja yang dapat diukur, dan Kedua belas Melakukan koordinasi yang intensif kepada pemerintah dan pemerintah provinsi terkait dengan penerimaan daerah.
Bulukumba, Maret 2016
BUPATI BULUKUMBA,
Halaman | vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Ringkasan Eksekutif ... ii
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... viii
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 1
1.3 Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba ... 2`
1.4 Kondisi Geografis Daerah... 3
1.5 Gambaran Demografi Daerah ... 5
1.6 Kondisi Perekonomian Daerah ... 9
1.7 Struktur Pemkab Bulukumba ... 14
1.8 Sumberdaya Manusia Pemkab Bulukumba ... 17
1.9 Metode Pengukuran Kinerja ... 18
1.10 Permasalahan Utama ... 20
1.11 Sistematika Penulisan ... 20
BAB II Perencanaan Kinerja 2.1 RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2010-2015 ... 22
2.2 Perjanjian Kinerja dan Rencana Anggaran ... 34
BAB III Akuntabilitas Kinerja 3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 45
3.2 Realisasi Anggaran ... 173
Halaman | vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba ADHB dan ADHK Tahun 2010-2014 ... 10 Tabel 2 Perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten
Bulukumba Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-2014 ... 11 Tabel 3 Peranan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
tahun 2010-2014 (persen) ... 11 Tabel 4 Laju pertumbuhan riil PDRB menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku tahun 2010-2014 (persen) ... 13 Tabel 5 Rata-rata PDRB perkapita penduduk Kabupaten Bulukumba dan
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010-2014 (rupiah) ... 14 Tabel 6 Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemkab
Bulukumba Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2015 ... 17 Tabel 7 Rencana Belanja Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran
2015 ... 39 Tabel 8 Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten
Halaman | viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Administrasi (Desa/ Kelurahan) per kecamatan Kabupaten Bulukumba ... 3 Gambar 2 Luas wilayah Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan (Km²)
Tahun 2015 ... 4 Gambar 3 Jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan
(jiwa) Tahun 2014 ... 5 Gambar 4 Persentase jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba berdasarkan
jenis kelamin Tahun 2014 ... 6 Gambar 5 Relevansi perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Bulukumba (metode baru) dengan IPM Provinsi Sulawesi Selatan dan IPM nasional (Indonesia) Tahun 2010-2014 6 Gambar 6 Perkembangan IPM Kabupaten Bulukumba metode lama dengan
metode baru Tahun 2006-2014 ... 7 Gambar 7 Perkembangan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (jiwa) ... 8 Gambar 8 Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kab. Bulukumba
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan Tahun 2014 (jiwa) ... 8 Gambar 9 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (persen) ... 9 Gambar 10 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (persen) ... 9 Gambar 11 Pertumbuhan PDRB Kab. Bulukumba Tahun 2010-2014 ADHB
dan ADHK dengan metode lama dan metode baru ... 11 Gambar 12 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin ... 17 Gambar 13 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan ... 18 Gambar 14 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan golongan ... 18 Gambar 15 Perbandingan antara target dan realisasi pendapatan Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014-2015 ... 176 Gambar 16 Perbandingan antara target dan realisasi belanja Pemerintah
Halaman 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Semangat reformasi dan otonomi daerah telah menimbulkan perubahan yang strategis dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Pemerintah semakin menjadi sorotan masyarakat yang menghendaki agar pemerintah dapat menerapkan paradigma pemerintahan yang baik (good governance).
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), sedikitnya harus terdapat 3 prinsip utama yang mendasari penyelenggaraan kepemerintahan tersebut yakni: partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Berdasarkan prinsip tersebut, maka penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam mengukur keberhasilan/kegagalan proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan kinerja dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Tujuannya memberikan informasi yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dan ditandatangani diawal tahun dengan fokus utama pada pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan anggaran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka laporan kinerja tingkat pemerintah kabupaten disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BPPN, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Halaman 2
Bulukumba selama tahun 2015 dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis instansi.
Tujuan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 adalah:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
1.3.
Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba
Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah, dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap Kolonial Belanda dan Jepang menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 diawali dengan terbentuknya “Barisan Merah Putih” dan “Laskar Brigade Pemberontakan Bulukumba Angkatan Rakyat”.
Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita-cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Dari sisi budaya Bulukumba telah tampil menjadi sebuah “legenda modern”, dalam kancah percaturan kebudayaan nasional. Bahkan melalui industri budaya dalam bentuk perahu baik itu perahu jenis Pinisi, Padewakkang, Lambo, Pajala, maupun jenis Lepa-lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba didunia internasional. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subyek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.
Masyarakat Bulukumba juga telah bersentuhan dengan ajaran agama Islam sejak awal abad ke-17 Masehi, yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran Agama Islam ini dibawa oleh 3 ulama besar dari Pulau Sumatera yang masing-masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang (Luwu). Ajaran Agama Islam yang berintikan tasawwuf ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhud, suci lahir batin selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid “appasewang” atau meng-Esakan Allah SWT.
1.4.
Kondisi Geografis Daerah
1.4.1.
Batas Administrasi
Kabupaten Bulukumba berjarak 153 km dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan) terletak di
berada diantara 05º20´ sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan Kabupaten Sinjai
- Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone dan Pulau Sela
- Sebelah Selatan be
- Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Bantaeng;
Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kelurahan, dengan perincian sebagai berikut:
- Kecamatan Gantarang, terdiri atas 18 desa dan 3 kelurahan;
- Kecamatan Ujungbulu (
- Kecamatan Ujung Loe, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan; - Kecamatan Bontobahari, terdiri atas 4 desa dan 4 kelurahan; - Kecamatan Bontotiro, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan; - Kecamatan Herlang, terdiri atas 6 desa dan 2 kelurahan; - Kecamatan Kajang, terdiri atas 17 desa dan 2 kelurahan;
- Kecamatan Bulukumba, terd
- Kecamatan rilau Ale, terdiri atas 14 desa dan 1 kelurahan; - Kecamatan Kindang, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan.
Dari 10 kecamatan
diantaranya termasuk daerah pesisir sebagai perikanan yaitu: Kecamatan
Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Herlang.
pengembangan pertanian Rilau Ale, dan Kecamatan
Selain itu Kabupaten Bulukumba juga mempunyai 2 buah pulau yang terdapat di Kecamatan Bontobahari yakni Pulau Liukang Loe (berpenghuni) d Pulau Kambing (tidak berpenghuni).
Kondisi Geografis Daerah
Batas Administrasi
Kabupaten Bulukumba berjarak 153 km dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan) terletak di bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan,
diantara 05º20´-05º40´ LS dan 119º58´-120º28´ BT dengan batas
ebelah utara berbatasan Kabupaten Sinjai;
Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone dan Pulau Selayar Sebelah Selatan berbatasan Laut Flores;
[image:13.595.129.529.163.396.2]Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Bantaeng;
Gambar 1.
Peta Administrasi (Desa/ Kelurahan) per kecamatan Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Bulukumba, 2015
Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan, 109 desa, dan 27 kelurahan, dengan perincian sebagai berikut:
Kecamatan Gantarang, terdiri atas 18 desa dan 3 kelurahan;
Kecamatan Ujungbulu (ibukota kabupaten), terdiri atas 9 kelurahan; Kecamatan Ujung Loe, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan;
Kecamatan Bontobahari, terdiri atas 4 desa dan 4 kelurahan; Kecamatan Bontotiro, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan; Kecamatan Herlang, terdiri atas 6 desa dan 2 kelurahan; Kecamatan Kajang, terdiri atas 17 desa dan 2 kelurahan; Kecamatan Bulukumba, terdiri atas 14 desa dan 3 kelurahan; Kecamatan rilau Ale, terdiri atas 14 desa dan 1 kelurahan; Kecamatan Kindang, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan.
kecamatan yang ada di Kabupaten Bulukumba
diantaranya termasuk daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan : Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu,
Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Herlang. Sedangkan 3 kecamatan lainnya merupakan pengembangan pertanian dan perkebunan yaitu: Kecamatan Kindang,
Kecamatan Bulukumpa.
Kabupaten Bulukumba juga mempunyai 2 buah pulau yang Kecamatan Bontobahari yakni Pulau Liukang Loe (berpenghuni) d Pulau Kambing (tidak berpenghuni).
Halaman 3
Kabupaten Bulukumba berjarak 153 km dari Kota Makassar (Ibukota
bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan, T dengan batas-batas
Gambar 1.
Peta Administrasi (Desa/ Kelurahan) per kecamatan Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Bappeda Kabupaten Bulukumba, 2015
, 109 desa, dan 27
), terdiri atas 9 kelurahan;
yang ada di Kabupaten Bulukumba 7 kecamatan sentra pengembangan pariwisata dan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Kecamatan Kajang, dan lainnya merupakan sentra Kindang, Kecamatan
Halaman 4
Panjang garis pantai Kabupaten Bulukumba yakni 128 km dengan luas laut + 204,83 km2 menjadikan Kabupaten Bulukumba sebagai daerah bahari/maritim dengan potensi unggulan perikanan dan kelautan.
1.4.2.
Luas Wilayah
Kabupaten Bulukumba tercatat memiliki luas 1.154,67 km² atau 1,85 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Ditinjau dari segi luas wilayah maka
Kecamatan Gantarang dan Kecamatan Bulukumpa merupakan dua wilayah
[image:14.595.86.480.248.396.2]kecamatan terluas masing-masing seluas 173,51 km² dan 171,33 km² atau sekitar 30 persen dari luas kabupaten. Kemudian disusul kecamatan lainnya dan yang terkecil adalah Kecamatan Ujungbulu yang merupakan pusat kota kabupaten dengan luas 14,40 km² atau hanya sekitar 1 persen.
Gambar 2.
Luas wilayah Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan (km²) Tahun 2015.
Sumber: BPS Kab. Bulukumba (Bulukmba Dalam Angka Tahun 2015)
1.4.3.
Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28 persen maka dataran tinggi mencapai 49,72 persen.
Berdasarkan ketinggian tempat maka wilayah Kabupaten Bulukumba memiliki topografi yang bervariasi antara 0 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl) yang dapat dibagi ke dalam 3 satuan ruang morfologi yaitu:
- Morfologi Daratan
Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s.d. 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.
- Morfologi Bergelombang
- Morfologi Perbukitan
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara dengan ketinggian 100 s.d. di
dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale. Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata
27,68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominas Mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah
dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat di pesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah
daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.
1.5.
Gambaran Demografi Daerah
1.5.1.
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 201 Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba
di 10 kecamatan. Dari 10
jumlah penduduk terbesar yakni 73.545 jiwa dan Kecamatan Bontotiro memiliki jumlah penduduk terkecil yakni 22.237
Terjadi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu dari 404.896 jiwa tahun
jiwa di tahun 2015
sebanyak 0,71 persen dibandingkan tahun lalu.
Penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk berjenis kelamin laki
dengan rasio jenis kelamin (
penduduk perempuan maka terdapat 90 orang penduduk laki Morfologi Perbukitan
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara nggian 100 s.d. diatas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 ºC 27,68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan dengan klasifikasi iklim lembab atau agak basah.
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah . Secara spesifik terdiri atas tanah Alluvial Hidromorf
dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat di pesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.
Gambaran Demografi Daerah
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2014 berdasarkan data Bad Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba berjumlah 407.775
. Dari 10 kecamatan tersebut, Kecamatan Gantarang mempunyai umlah penduduk terbesar yakni 73.545 jiwa dan Kecamatan Bontotiro
[image:15.595.130.520.382.541.2]umlah penduduk terkecil yakni 22.237 jiwa.
Gambar 3.
Jumlah penduduk
Bulukumba menurut kecamatan (jiwa) Tahun 2014
Sumber: BPS Kab. Bulukumba (Bulukmba Dalam Angka Tahun 2015
Terjadi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu dari 404.896 jiwa tahun 2014 menjadi 407.775 jiwa di tahun 2015, sehingga bertambah sebanyak 2.879 jiwa atau meningkat sebanyak 0,71 persen dibandingkan tahun lalu.
Penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk -laki yakni 215.091 jiwa perempuan dan 192.6
dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 90, yang berarti dalam setiap 100 orang penduduk perempuan maka terdapat 90 orang penduduk laki-laki.
Halaman 5
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara
atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
rata berkisar antara 23,82 ºC– 27,68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan
klasifikasi iklim lembab atau agak basah.
i jenis tanah Latosol dan Alluvial Hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat di pesisir pantai dan sebagian di terdapat pada
daerah-berdasarkan data Badan jiwa yang tersebar kecamatan tersebut, Kecamatan Gantarang mempunyai umlah penduduk terbesar yakni 73.545 jiwa dan Kecamatan Bontotiro tercatat
Jumlah penduduk Kabupaten urut kecamatan (jiwa) Tahun 2014.
Sumber: BPS Kab. Bulukumba Bulukmba Dalam Angka Tahun 2015)
Terjadi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba jika 2014 menjadi 407.775 bertambah sebanyak 2.879 jiwa atau meningkat
Penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk a perempuan dan 192.684 jiwa laki-laki, ) 90, yang berarti dalam setiap 100 orang
Gambar 4.
Persentase jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba berdasarkan jenis kelamin Tahun 2014.
Sumber: BPS Kab. Bulukumba (Bulukmba Dalam Angka Tahun 2015
Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 yakni 353 per km² yang berarti bertambah 2
Kecamatan paling padat penduduknya adalah orang per km², hal ini disebabkan karena k Kabupaten Bulukumba.
1.5.2.
Kondisi IPM
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba
baru dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, indeks pembangunan manusia Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebesar 65,24 atau mengalami peningkatan 0,97 dari tahun 2013 yang sebesar 64,27
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menduduki peringkat 17 dari 24 kabupaten/ selatan, IPM tertinggi ditempati ole
IPM yang terendah ditempati oleh Kabu
Trend peningkatan IPM Kabupaten
mengalami peningkatan dan perkembangannya relevan dengan peningkatan IPM Provinsi Sulawesi Selatan dan
tahun 2014 yakni 65,24 angka tersebut masih dibawah IPM Provinsi Sulawesi Selatan yakni 68,49 dan IPM seca
Halaman
Kabupaten Bulukumba berdasarkan
m Angka Tahun 2015)
k Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 yakni 353
per km² yang berarti bertambah 2 orang per km² dibandingkan tahun sebelumnya. paling padat penduduknya adalah Kecamatan Ujungbulu yakni 3.595 orang per km², hal ini disebabkan karena kecamatan tersebut merupakan ibu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba dengan metode dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, indeks pembangunan a Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebesar 65,24 atau mengalami peningkatan 0,97 dari tahun 2013 yang sebesar 64,27.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 dari 24 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi selatan, IPM tertinggi ditempati oleh Kota Makassar yakni sebesar 79,35
IPM yang terendah ditempati oleh Kabupaten Jeneponto yakni sebesar 61,45
Gambar 5.
Relevansi perkembangan I Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba (metode baru) dengan IPM Provinsi
Sulawesi Selatan dan IPM nasional (Indonesia) Tahun
2010-Sumber: BPS Provinsi Sulsel (Analisis Pembangunan Manusia Sulawesi selatan Tahun 2014
rend peningkatan IPM Kabupaten Bulukumba dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan dan perkembangannya relevan dengan peningkatan IPM
dan IPM nasional. Posisi IPM Kabupaten Bulukumba angka tersebut masih dibawah IPM Provinsi Sulawesi dan IPM secara nasional (Indonesia) yakni 68,90.
Halaman 6
k Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 yakni 353 orang
orang per km² dibandingkan tahun sebelumnya. Kecamatan Ujungbulu yakni 3.595 ecamatan tersebut merupakan ibukota
dengan metode dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, indeks pembangunan a Kabupaten Bulukumba tahun 2014 sebesar 65,24 atau mengalami
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 kota yang ada di Provinsi Sulawesi sedangkan paten Jeneponto yakni sebesar 61,45.
perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
metode ) dengan IPM Provinsi
dan IPM nasional -2014
Sumber: BPS Provinsi Sulsel (Analisis Pembangunan Manusia
2014)
[image:16.595.88.479.457.611.2]Saat ini perhitungan IPM oleh BPS di Indonesia menggunakan metode baru, Metode tersebut mengadopsi teknik perhitungan IPM yang telah digunakan oleh United Nations Development Programme
tahunan pembangunan manusia (
Penggunaan metode baru dalam perhitung
konsekuensi yang patut diperhatikan oleh para pengguna data
dengan metode baru dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi capaian pembangunan manusia. Pertama, perubahan metode perhitungan berdampak penurunan leve Secara umum, skor IPM dengan metode baru lebih rendah dibanding skor IPM dengan metode lama untuk tahun yang sama.
provinsi juga mengalami perubahan. Karena it dengan menggunakan metod
Walaupun memberi sejumlah konsekuensi berbeda, IPM dengan metode baru tetap memberi gambaran yang sama ihwal tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memacu capaian pembangunan manusia. Salah satu tantangan tersebut
tingginya disparitas atau kesenjangan capaian pemban
baik antarprovinsi maupun antar kabupaten/kota dalam provinsi. Kesenjangan tidak hanya terjadi secara agregat tapi juga pada masing
manusia (kesehatan, pendidikan, dan standar hidup). Karena itu, pemerataan pembangunan, baik antar wilayah maupun antar kelompok masyarakat, merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena tanpa pemerataan pembangunan, pembangunan manusia Indonesia ak
Sebagai perbandingan perbedaan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba perhitungan dengan metode lama dan metode baru, berikut akan kami gambarkan perbandingan IPM Kabupaten Bulukumba tahun 2006-2014 sebagai berikut:
1.5.3.
Penduduk Miskin
Secara umum kurun waktu 2003-2014
Tahun 2003 jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba tahun 2014 menjadi 34.19
selama kurun waktu tersebut.
Saat ini perhitungan IPM oleh BPS di Indonesia menggunakan metode baru, Metode tersebut mengadopsi teknik perhitungan IPM yang telah digunakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dalam penyusunan laporan tahunan pembangunan manusia (Human Development Report) sejak tahun 2010.
Penggunaan metode baru dalam perhitungan IPM memberi sejumlah konsekuensi yang patut diperhatikan oleh para pengguna data, terutama ketika IPM dengan metode baru dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi capaian pembangunan
, perubahan metode perhitungan berdampak penurunan leve Secara umum, skor IPM dengan metode baru lebih rendah dibanding skor IPM dengan metode lama untuk tahun yang sama. Kedua, peringkat IPM menurut provinsi juga mengalami perubahan. Karena itu, perbandingan peringkat antar dengan menggunakan metode IPM yang berbeda tidak bisa dilakukan.
Walaupun memberi sejumlah konsekuensi berbeda, IPM dengan metode baru tetap memberi gambaran yang sama ihwal tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memacu capaian pembangunan manusia. Salah satu tantangan tersebut
tingginya disparitas atau kesenjangan capaian pembangunan manusia antarwilayah, provinsi maupun antar kabupaten/kota dalam provinsi. Kesenjangan tidak hanya terjadi secara agregat tapi juga pada masing-masing komponen pembangunan kesehatan, pendidikan, dan standar hidup). Karena itu, pemerataan pembangunan, baik antar wilayah maupun antar kelompok masyarakat, merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena tanpa pemerataan pembangunan, pembangunan manusia Indonesia akan sulit ditingkatkan.
Sebagai perbandingan perbedaan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba perhitungan dengan metode lama dan metode
[image:17.595.129.521.438.593.2]akan kami gambarkan perbandingan IPM Kabupaten Bulukumba ebagai berikut:
Gambar 6.
Perkembangan IPM Kabupaten Bulukumba metode lama dengan metode baru Tahun 2006
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba (Indeks Pembangunan
Kab. Bulukumba Tahun 2014)
Penduduk Miskin
Secara umum trendline jumlah penduduk miskin di Kabupaten 2014 cenderung mengalami penurunan yang
Tahun 2003 jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba yakni 54.900 jiwa dan tahun 2014 menjadi 34.190 jiwa atau mengalami penurunan sebesar 20
selama kurun waktu tersebut.
Halaman 7
Saat ini perhitungan IPM oleh BPS di Indonesia menggunakan metode baru, Metode tersebut mengadopsi teknik perhitungan IPM yang telah digunakan oleh (UNDP) dalam penyusunan laporan
) sejak tahun 2010. an IPM memberi sejumlah
erutama ketika IPM dengan metode baru dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi capaian pembangunan , perubahan metode perhitungan berdampak penurunan level IPM. Secara umum, skor IPM dengan metode baru lebih rendah dibanding skor IPM , peringkat IPM menurut u, perbandingan peringkat antarwaktu e IPM yang berbeda tidak bisa dilakukan.
Walaupun memberi sejumlah konsekuensi berbeda, IPM dengan metode baru tetap memberi gambaran yang sama ihwal tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memacu capaian pembangunan manusia. Salah satu tantangan tersebut adalah gunan manusia antarwilayah, provinsi maupun antar kabupaten/kota dalam provinsi. Kesenjangan tidak masing komponen pembangunan kesehatan, pendidikan, dan standar hidup). Karena itu, pemerataan pembangunan, baik antar wilayah maupun antar kelompok masyarakat, merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena tanpa pemerataan pembangunan,
Sebagai perbandingan perbedaan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba perhitungan dengan metode lama dan metode akan kami gambarkan perbandingan IPM Kabupaten Bulukumba mulai
Perkembangan IPM Kabupaten Bulukumba metode lama dengan metode baru Tahun 2006-2014
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba (Indeks Pembangunan Manusia Kab. Bulukumba Tahun 2014)
Selama kurun waktu tersebut terjadi naik turun (
miskin Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir diseluruh wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh per
[image:18.595.93.481.165.318.2]dinamika kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin.
Gambar 7.
Perkembangan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2003-2014 (jiwa)
.
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
Posisi relatif jumlah penduduk miski yakni 34.190 jiwa atau 4,24 persen
Selatan yaitu 806.350 jiwa dan 0,12 (Indonesia) yaitu 27.727.780 jiwa.
jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada posisi 17 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Penduduk
Pare-Pare yakni 8.070 jiwa, dan tertinggi Kabupaten Bone yakni 80.460 jiwa.
Secara umum trendline
waktu 2003-2014 cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tahun 2003 tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba
menjadi 8.37 persen atau mengalami penurunan sebesar 6.43 persen waktu tersebut.
Selama kurun waktu tersebut terjadi naik turun (
Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir diseluruh wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh perkembangan dina
Halaman
Selama kurun waktu tersebut terjadi naik turun (fluktuatif) jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir diseluruh wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh perkembangan dinamika kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah
Perkembangan jumlah penduduk
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/
Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 persen dari jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi 0 jiwa dan 0,12 persen dari jumlah penduduk miskin nasional 0 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk miskin, maka jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada posisi 17 i Sulawesi Selatan. Penduduk miskin terendah adalah Kota Pare yakni 8.070 jiwa, dan tertinggi Kabupaten Bone yakni 80.460 jiwa.
Gambar 8.
Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kab. Bulukumba dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan Tahun 2014 (jiwa)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
trendline tingkat kemiskinan di Kabupaten Bulukumba kurun 2014 cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tahun
Kabupaten Bulukumba yakni 14,80 persen dan tahun u mengalami penurunan sebesar 6.43 persen selama kurun
Selama kurun waktu tersebut terjadi naik turun (fluktuatif) tingkt ke
Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir diseluruh wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh perkembangan dina
Halaman 8
jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir kembangan dinamika kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah
n Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 vinsi Sulawesi in nasional Berdasarkan jumlah penduduk miskin, maka jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada posisi 17 terendah adalah Kota Pare yakni 8.070 jiwa, dan tertinggi Kabupaten Bone yakni 80.460 jiwa.
tif jumlah penduduk miskin Kab. Bulukumba dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab.
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
di Kabupaten Bulukumba kurun 2014 cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tahun dan tahun 2014 selama kurun
[image:18.595.89.480.424.590.2]kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin.
Gambar 9.
Perkembangan Tingkat
Kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2003-2014 (persen
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
Posisi relatif persentase tingkat kemiskina 2014 masih lebih rendah yakni 8,37 persen tingkat kemiskinan Prov
tingkat kemiskinan nasional (Indonesia) yait
Jika diurut berdasarkan rendahnya persentase tingkat kemiskinan kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, maka persentase tingkat kemiskina Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada urutan 8 (delapan) terendah dengan persentase 8,37 persen
4,48 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Pangkep dengan 16,38 persen.
1.6.
Kondisi Perekonomian Daerah
Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada
ekonomi yang merupakan cermin dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan
serta pergeseran struktur perekonomian daerah, maka diperlukan penghitungan PDRB Kabupaten.
kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin.
Tingkat
Kabupaten Bulukumba (persen)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
Posisi relatif persentase tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 masih lebih rendah yakni 8,37 persen jika dibandingkan dengan persentase tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 9,54 persen
nasional (Indonesia) yaitu 11,25* persen.
Jika diurut berdasarkan rendahnya persentase tingkat kemiskinan kabupaten/ yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, maka persentase tingkat kemiskina Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada urutan 8 (delapan) terendah dengan persentase 8,37 persen, tingkat kemiskinan terendah adalah Kota Makassar
4,48 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Pangkep dengan
Gambar 10.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2003 (persen)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
Kondisi Perekonomian Daerah
Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada
ekonomi yang merupakan cermin dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor serta pergeseran struktur perekonomian daerah, maka diperlukan penghitungan
Halaman 9
kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin.
n Kabupaten Bulukumba Tahun jika dibandingkan dengan persentase insi Sulawesi Selatan yaitu 9,54 persen dan persentase
Jika diurut berdasarkan rendahnya persentase tingkat kemiskinan kabupaten/ yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, maka persentase tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada urutan 8 (delapan) terendah dengan Kota Makassar dengan 4,48 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Pangkep dengan
Gambar 10.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2003-2014
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab.
Kab. Bulukumba 2015)
[image:19.595.129.523.397.567.2]Halaman 10
BPS melakukan adaptasi pencatatan statistik nasional dengan melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 menjadi tahun 2010. Perubahan tahun dasar PDB mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam System of National Account (SNA 2008). SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan perhitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Manfaat perubahan tahun dasar PDRB menyebabkan informasi perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas data PDRB, dan menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional. Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha metode baru menggunakan KBLI2009, sebelumnya PDRB dengan tahun dasar 2000 terdiri dari 9 klasifikasi jenis usaha dan PDRB dengan tahun dasar 2010 menjadi 17 klasifikasi jenis usaha.
Berdasarkan penghitungan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2014, jumlah PDRB Kabupaten Bulukumba atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.345.259,00 milyar, dan PDRB atas dasar harga konstan yaitu Rp6.395.647,00 milyar. Terdapat 3 sektor dengan kontribusi terbesar bagi peningkatan PDRB Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi.
[image:20.595.92.479.437.593.2]Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba dari tahun 2010-2014 berfluktuasi, pertumbuhan PDRB tahun 2014 ADHB tumbuh menjadi 16,39 persen dibandingkan tahun 2013 yakni 14,84 persen, demikian juga dengan pertumbuhan PDRB ADHK yang tumbuh menjadi 8,21 persen dibandingkan tahun 2013 yakni 7,79 persen. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2010-2014 sebesar 13,30 persen (ADHB) dan 7,97 persen (ADHK).
Tabel 1. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba ADHB dan ADHK Tahun 2010-2014
Tahun Jumlah Harga Berlaku Harga Konstan (Tahun 2000) (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) (Juta Rupiah) Jumlah Pertumbuhan (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
2010 4.740.631,60 5,71 4.740.631,60 5,71
2011 5.306.438,50 11,93 5.000.759,80 5,49
2012 6.243.256,30 17,65 5.483.244,70 9,65
2013 7.170.121,60 14,84 5.910.218,40 7,79
2014 8.345.259,00 16,39 6.395.647,00 8,21
Rata-Rata 13,30 7,97
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015
Kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Selatan tahun 2014 sebesar 2,77
[image:21.595.127.523.24.227.2]PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi kurun waktu 5 tahun terahir mencapai 2,74
Tabel 2. Perkembangan PDRB Bulukumba
Tahun Sulawesi selatanPDRB
(Juta Rp) (1)
2010 171.740.744,13
2011 198.649.724,64
2012 229.061.473,72
2013 259.588.131,21
2014 301.185.259,17
Rata-rata
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015
Struktur ekonomi dapat lapangan usaha terhadap total PDRB
setiap usaha dapat dilihat dari struktur ekonomi di wilayah tersebut. Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Bulukumba tidak
pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing
[image:21.595.132.522.297.460.2]usaha ini terhadap pembentukan PDRB Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun 2014, dihasilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kemudian Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Konstruksi, Industri Pengolahan, dan lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Tabel 3.
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010
NO LAPANGAN USAHA
(1)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Gambar 11
Pertumbuha
Bulukumba Tahun 2010 ADHB dan ADHK
metode lama dan metode baru
Sumber:
BPS Kab. Bulukumba, 2015
Kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB tahun 2014 sebesar 2,77 persen, dan secara akumulatif PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi
tahun terahir mencapai 2,74 persen.
Tabel 2. Perkembangan PDRB Prov. Sulawesi Selatan dan Bulukumba atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010
PDRB Sulawesi selatan (Juta Rp) PDRB Kab. Bulukumba (Juta Rp)
% PDRB Kab. Bulukumba terhadap
PDRB Prov. Sulsel
(2) (3)
171.740.744,13 4.740.631,60
198.649.724,64 5.306.438,50
229.061.473,72 6.243.256,30
259.588.131,21 7.170.121,60
301.185.259,17 8.345.259,00
r: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai distribusi sumbangan sektor lapangan usaha terhadap total PDRB. Ini dapat diartikan bahwa peranan sektor di setiap usaha dapat dilihat dari struktur ekonomi di wilayah tersebut.
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Bulukumba tidak
pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing
usaha ini terhadap pembentukan PDRB Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun asilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kemudian Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Konstruksi, Industri Pengolahan, dan lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
el 3. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha s Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014 (persen)
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012
(2) (3) (4) (5)
Pertanian, Kehutanan, dan 46,78 44,80 44,55
Halaman 11
Gambar 11.
Pertumbuhan PDRB Kab. Bulukumba Tahun 2010-2014 ADHB dan ADHK dengan metode lama dan metode baru
BPS Kab. Bulukumba, 2015
Kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan selama
elatan dan Kabupaten Tahun 2010-2014
% PDRB Kab. Bulukumba terhadap
PDRB Prov. Sulsel (4) 2,76 2,67 2,73 2,76 2,77 2,74
diartikan sebagai distribusi sumbangan sektor Ini dapat diartikan bahwa peranan sektor di setiap usaha dapat dilihat dari struktur ekonomi di wilayah tersebut.
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Bulukumba tidak mengalami pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun asilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kemudian Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Konstruksi, Industri Pengolahan, dan lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan,
Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 4 (persen)
2013 2014
[image:21.595.133.521.627.752.2]Halaman 12
NO LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014
B Pertambangan dan Penggalian 1,30 1,51 1,64 1,71 2,04 C Industri Pengolahan 7,14 7,36 7,16 7,12 6,79 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,16 0,15 0,13 0,12 E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,03 0,03 0,03 0,04 0,04
F Konstruksi 8,38 8,42 8,51 8,43 8,31
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
13,42 13,99 14,08 14,23 14,13
H Transportasi dan Pergudangan 1,97 1,99 2,01 2,05 2,17 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0,43 0,48 0,50 0,53 0,54
J Informasi dan Komunikasi 2,46 2,47 2,70 3,11 3,09 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,81 2,98 3,26 3,24 3,22
L Real Estate 3,24 3,37 3,52 3,90 3,72
M, N Jasa Perusahaan 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7,53 7,98 7,28 6,84 6,39
P Jasa Pendidikan 2,72 2,86 2,93 2,96 2,77
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0,97 1,02 1,04 1,03 1,05
R,S,T,U Jasa Lainnya 0,64 0,59 0,60 0,59 0,60
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015
Perekonomian Bulukumba pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Bulukumba tahun 2014 mencapai 8,21 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 7,79 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 25,45 persen.
Halaman 13
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014 (persen)
NO LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 0.33 2.38 8.73 5.47 9.72
B Pertambangan dan Penggalian 12.62 12.71 18.46 6.44 19.21 C Industri Pengolahan -0.63 6.95 7.92 7.03 4.11 D Pengadaan Listrik dan Gas 4.43 11.89 14.66 6.69 10.74 E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
21.25 13.84 22.78 18.17 18.36
F Konstruksi 5.02 5.82 10.73 7.98 3.50
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
16.72 6.26 11.18 10.66 9.35
H Transportasi dan Pergudangan 13.61 8.39 11.57 7.09 10.61 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum -6.64 15.34 14.58 13.87 10.02
J Informasi dan Komunikasi 47.79 11.76 13.98 30.72 15.27 K Jasa Keuangan dan Asuransi 14.28 17.54 15.39 7.43 7.51
L Real Estate 23.85 9.30 14.24 17.44 10.79
M, N Jasa Perusahaan 3.34 10.21 15.21 14.95 25.45 O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
2.81 7.91 2.18 4.31 0.95
P Jasa Pendidikan 19.22 10.69 15.01 7.50 2.55 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 7.75 8.54 10.26 7.62 9.06
R,S,T,U Jasa Lainnya 24.13 11.80 12.06 8.29 7.15
Produk Domestik Regional Bruto 5.71 5.49 9.65 7.79 8.21 Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015
Untuk mengetahui tingkat kemakmuran Kabupaten Bulukumba, salah satu indikator yang dapat dipakai adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Pada tahun 2014, PDRB per kapita Bulukumba mencapai Rp.20.465.352,15 dengan pertumbuhan sebesar 11,04 persen pada tahun 2011 dan berturut-turut berfluktuasi sebesar 16,82 persen, 13,99 persen, dan 15,57 persen pada tahun 2012-2014.
Halaman 14
Tabel 5. Rata-rata PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Bulukumba dan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010-2014 (rupiah)
Tahun Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan
2010 11,977,340.96 21,306,721.75
2011 13,299,344.51 24,311,754.39
2012 15,534,352.53 27,670,969.69
2013 17,708,376.44 31,076,765.97
2014 20,465,352.15 35,592,789.18
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2015
1.7.
Struktur Pemkab Bulukumba
Organisasi pemerintah daerah merupakan wadah bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan dan sebagai proses interaksi antara pemerintah dengan institusi daerah lainnya dan dengan masyarakat sebagai pilar pembangunan daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003, memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten dan kota untuk menyusun dan menetapkan organisasi perangkat daerahnya sesuai kebutuhan.
Dengan kewenangan yang diberikan kepada daerah dalam menentukan pola organisasinya, diperlukan dukungan kemampuan teknis dan wawasan yang luas dari
pelaku pemerintahan didalam merumuskan, merencanakan, dan
mengimplementasikan visi dan misi pemerintah daerah kedalam pola organisasi pemerintah daerah.
Halaman 15
Sekretariat Kabupaten
Sekretariat Kabupaten adalah unsur staf pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang sekretaris kabupaten, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati. Tugas pokok Sekretariat Kabupaten yakni membantu bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana, serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat kabupaten.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Kabupaten adalah :
a. Koordinasi staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam lingkungan pemerintah kabupaten dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
b. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta memantau perkembangan penyelenggaraan pemerintahan;
c. Pembinaan pelaksanaan pembangunan dalam arti mengumpulkan dan
menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta memantau perkembangan penyelenggaraan pembangunan perekonomian;
d. Pembinaan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data, memantau perkembangan penyelenggaraan kemasyarakatan;
e. Pengelolaan sumberdaya aparatur, keuangan, prasarana, dan sarana pemerintah kabupaten.
Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD adalah unsur staf yang membantu pimpinan DPRD dalam menyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Untuk menjalankan tugasnya, Sekretariat Dewan mempunyai fungsi:
a. Koordinasi dalam arti mengatur dan membina kerjasama, mengintegrasi, dan mensinkronisasikan seluruh penyelenggaraan tugas Sekretaris DPRD;
b. Perencanaan dalam arti menyiapkan rencana mengolah, menelaah,
mengkoordinasikan perumusan kebijakan Pimpinan DPRD;
c. Pembinaan administrasi dalam arti membina urusan tata usaha, mengolah dan membina kepegawaian, mengolah keuangan perbekalan DPRD;
d. Menyelenggarakan persidangan dan pembuatan risalah rapat-rapat yang diselenggarakan oleh DPRD;
e. Memelihara dan membina ketertiban serta keamanan.
Dinas Kabupaten
Dinas Kabupaten merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris kabupaten. Dinas kabupaten ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu.
Halaman 16
Dinas Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Perda Nomor 11 Tahun 2014 sebagai berikut:
1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga 2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
4. Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, dan Informatika 5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
6. Dinas Bina Marga
7. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air
8. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Cipta Karya 9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
10. Dinas Koperasi, UMKM, Perindag, Pertambangan dan Energi 11. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura
12. Dinas Kelautan dan Perikanan 13. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 14. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 15. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Lembaga Teknis Daerah
Lembaga teknis daerah merupakan unsur penunjang pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris kabupaten.
Lembaga-lembaga teknis di Kabupaten Bulukumba diatur pada Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Kabupaten Bulukumba sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014, sebagai berikut :
1. Inspektorat Kabupaten
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
5. Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan, dan Kearsipan
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
7. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
9. Badan Penanaman Modal dan Perizinan
10. Badan Lingkungan Hidup Daerah 11. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 12. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 13. Kantor RSUD H. A. Sultan Dg .Radja
Kecamatan
dan seksi-seksi. Kabupaten Bulukumba 109 desa dan 27 kelurahan
1.8.
Sumberdaya Manusia Pemkab Bulukumba
Pemerintah Kabupaten Bulukumba saat Manusia (SDM) dalam jumlah dan kualitas y jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN)
7.598 orang, dengan
[image:27.595.128.519.220.361.2]perempuan sebanyak 3.851 orang (50,68 perimbangan gender yang cukup baik.
Gambar 12.
Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bulukumba
2015 berdasarkan jenis kelamin
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2015
Berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, maka persentase terbesar adalah jenjang pendidikan
kemudian D-I s/d D-IV sebanyak 1. jenjang pendidikan SMA sebanyak 1.036 pendidikan S2 cukup banyak dengan
orang (7,25 persen) dan S3 sebanyak 3 orang (0,04 persen)
bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba memiliki aparatur SDM yang dapat dikatakan baik dari segi tingkat pendidikannya.
Tabel 6. Banyaknya
Bulukumba Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
(1) 1 2 3 4 5 6 7
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2015
Kabupaten Bulukumba terbagi atas 10 kecamatan elurahan.
aya Manusia Pemkab Bulukumba
Pemerintah Kabupaten Bulukumba saat ini memiliki kapasitas Sumberd Manusia (SDM) dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tercatat tahun 2015
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bulukumba sebanyak orang, dengan komposisi laki-laki sebanyak 3.747 orang (49,32
erempuan sebanyak 3.851 orang (50,68 persen), jumlah ini menunjukkan perimbangan gender yang cukup baik.
paratur Pemerintah abupaten Bulukumba Tahun
berdasarkan jenis kelamin
Badan Kepegawaian dan
Berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, maka persentase terbesar adalah jenjang pendidikan S1 (Sarjana) yakni sebanyak 4.660 orang
IV sebanyak 1.200 orang (15,79 persen), kemudian yang ketiga ng pendidikan SMA sebanyak 1.036 orang (13,64 persen). Selain itu jenjang pendidikan S2 cukup banyak dengan menempati posisi ke empat yakni sebanyak 554
dan S3 sebanyak 3 orang (0,04 persen). Hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba memiliki aparatur SDM yang dapat dikatakan baik dari segi tingkat pendidikannya.
Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemkab Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Tingkat Pendidikan
YangDitamatkan Jumlah
(2) S-3 S-2
S-1 4.660
D-I s/d D-IV 1
SLTA 1.
SLTP SD
Jumlah 7.5
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2015
Halaman 17
ecamatan yang terdiri dari
ini memiliki kapasitas Sumberdaya ang memadai. Tercatat tahun 2015 bupaten Bulukumba sebanyak orang (49,32 persen) dan , jumlah ini menunjukkan
Berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, maka persentase terbesar orang (61,33 persen), , kemudian yang ketiga . Selain itu jenjang sisi ke empat yakni sebanyak 554 . Hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba memiliki aparatur SDM yang
Lingkup Pemkab ang Ditamatkan Tahun 2015
[image:27.595.133.521.520.678.2]Grafik persentase banyaknya jumlah Pemerintah Kabupaten Bulukumba tahun 2015 telah ditamatkan digambarkan sebagai berikut.
Sementara jika dipilah lagi berdasarkan golongannya, maka jumlah terbesar berada pada Aparatur Sipil Negara (ASN)
masing-masing sebanyak 3.206 orang (golongan III) dan 2.681 selanjutnya Aparatur Sipil Negara (ASN)
[image:28.595.89.480.123.272.2]masing sebanyak 1.591 orang (golongan II) dan
Gambar 14.
Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan golongan
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2015
Melihat perkembangan pemerintahan yang terus mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan kompleks,
senantiasa melakukan kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur daerah sebagai upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
1.9.
Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Dalam laporan kinerja ini pengukuran dengan membandingkan antara rencana (target) kinerja ditetapkan/diperjanjikan dengan capaian (realisasi) kinerja
indikator-indikator yang ada