• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN AL-TIRMIDHI DAN AL-ALBANI TENTANG KUALITAS HADIS ADHAN UNTUK BAYI YANG BARU LAHIR : STUDI PERBANDINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENILAIAN AL-TIRMIDHI DAN AL-ALBANI TENTANG KUALITAS HADIS ADHAN UNTUK BAYI YANG BARU LAHIR : STUDI PERBANDINGAN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Muhammad Kudhori, ‚Penilaian al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni> Tentang Kualitas Hadis Adha>n Untuk Bayi Yang Baru Lahir (Studi Perbandingan)‛.

Penilaian kualitas hadis merupakan ijtihad yang dilakukan oleh ahli hadis. Terbukti, meskipun para ahli hadis telah sepakat dalam menentukan kriteria kesahih}an hadis, dalam beberapa kasus, mereka berbeda pendapat dalam menilai kualitas hadis. Perbedaan penilaian ini tentunya akan berdampak pada penggalian hukum dari hadis tersebut. Al-Tirmidhi> dalam kitabnya al-Ja>mi‘ menilai hadis adhan untuk bayi yang baru lahir sebagai hadis h}asan s}ah}i>h}. Penilaian al-Tirmidhi> ini mendapat kritik tajam dari Na>s}iruddi>n al-Alba>ni, dimana dalam kitabnya Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah ia menilai bahwa hadis adhan untuk bayi yang baru lahir adalah d}a‘i>f dan tidak layak diamalkan, karena sanadnya lemah. Bahkan dalam beberapa riwayatnya teridentifikasi sebagai hadis yang palsu. Pro kontra pun kemudian muncul terkait dengan pengamalan hadis ini.

Untuk mengurai perbedaan penilaian al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni tentunya harus diketahui terlebih dahulu konsep kualitas hadis menurut keduanya. Dari konsep yang telah ditetapkan oleh kedua tokoh tersebut akan dapat diketahui pandangan keduanya dalam menilai kualitas hadis adhan untuk bayi yang baru lahir, sehingga dapat diketahui letak perbedaan dan sudut pandang keduanya dalam menilai hadis tentang adhan untuk bayi yang baru lahir. Penilaian kedua tokoh ini kemudian dianalisis, lalu diimplementasikan dalam pengamalannya.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengeksplorasi pemikiran al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni> untuk mengetahui pemikiran dan konsepnya dalam menentukan kualitas hadis. Setelah itu dilakukan takhri>j (penelusuran sumber hadis) dari berbagai macam literatur kitab-kitab hadis induk. Dari upaya takhri>j ini akan diketahui, selain al-Tirmidhi> siapa saja yang meriwayatkan hadis sejenis.

Hasil penelitian menyimpulkan, hadis adhan untuk bayi yang baru lahir riwayat al-Tirmidhi> berkualitas d}a‘i>f. Ked}a‘i>fan hadis ini terletak pada rawi yang

bernama ‘A<s}im bin ‘Ubaydilla>h. Jalur-jalur lain yang menjadi shawa>hid (penguat

eksternal) hadis al-Tirmidhi> juga tidak dapat mengangkatnya, karena kualitasnya yang terlalu d}a‘i>f atau bahkan palsu. Permasalahan yang muncul adalah, bagaimana hukum mengamalkan hadis d}a‘i>f? Berdasarkan realita dan fakta sejarah, pendapat yang ra>jih} (kuat), hadis-hadis d}a‘i>f dapat diamalkan dalam

fad}a>’il al-a’mal, termasuk di dalamnya adalah hadis adhan untuk bayi yang baru

lahir.

Kata kunci: al-Tirmidhi>, al-Alba>ni>, d}a‘i>f, fad}a>’il al-a‘ma>l.

(2)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

PERSEMBAHAN ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

DAFTAR ISI ... xii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi dan Batasan Masalah ... 8

C.Rumusan Masalah ... 8

D.Tujuan Penelitian ... 9

E..Kegunaan Penelitian ... 9

F. .Penelitian Terdahulu ... 10

G.Metode Penelitian ... 11

H.Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II: KAIDAH UMUM KESAHIHAN HADIS DAN JARH{ WA TA‘DI<L ... 15

A.Kaidah Umum Kesahihan Hadis ... 18

(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Definisi hadis sahih menurut ulama al-Mutaqaddimi>n ... 18

b. Definisi hadis sahih menurut ulama al-Muta’akhkhiri>n .... 23

2. Syarat-syarat Hadis Sahih ... 31

a. Sanad yang bersambung ... 31

b. Rawi yang adil ... 35

c. Rawi yang d{a>bit} atau rawi yang d}abitnya kurang akan tetapi dikuatkan dari jalur yang lain ... 39

d. Tidak sha>dh... 41

e. Tidak mengandung ‘illat ... 46

B.Al-Jarh} wa al-Ta‘di>l ... 48

1. Definisi al-Jarh} wa al-Ta‘di>l ... 48

2. Syarat-syarat al-Ja>rih} dan al-Mu‘addil ... 49

3. Etika-etika al-Ja>rih} dan al-Mu‘addil ... 52

4. Klasifikasi al-Ja>rih} dan al-Mu‘addil... 52

5. Tingkatan-tingkatan al-Jarh} wa al-Ta‘di>l ... 54

6. Kontradiksi jarh} dan ta‘di>l pada seorang rawi ... 59

BAB III: AL-TIRMIDHI< DAN AL-ALBA<NI< ... 61

A.Al-Tirmidhi ... 61

1 Biografi al-Tirmidhi ... 61

2 Reputasi Ilmiah al-Tirmidhi ... 63

3 Kitab Ja>mi‘ al-Tirmidhi> ... 79

4 Konsep Kualitas Hadis Menurut al-Tirmidhi ... 85

5 Penilaian al-Tirmidhi> Terhadap Hadis Adhan Untuk

(4)

Bayi Yang Baru Lahir ... 92

B.Al-Albani ... 94

1 Biografi al-Alba>ni>> ... 94

2 Reputasi Ilmiah al-Alba>ni>> ... 96

3 Kitab Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah wa Atharuha> al-Sayyi’ fi al-Ummah ... 111

4 Konsep Kualitas Hadis Menurut al-Alba>ni ... 115

5 Penilaian al-Alba>ni>> Terhadap Hadis Adhan Untuk Bayi Yang Baru Lahir... 116

BAB IV: ANALISIS PENILAIAN AL-TIRMIDHI< DAN AL-ALBA<NI< TERHADAP HADIS ADHAN UNTUK BAYI ... 125

A.Hadis Adhan Untuk Bayi Yang Baru Lahir ... 125

1 Teks hadis dan terjemahannya ... 125

2 Takhri>j hadis riwayat Abu> Ra>fi‘ ... 125

3 Bagan keseluruhan sanad hadis ... 131

4 Biografi ‘A<s}im bin ‘Ubaydilla>h ... 132

5 Makna ungkapan jarh} ‚Munkar al-H{adi>th, Yarwi al-Mana>kir, H{adi>thuhu al-Munkar‛ ... 137

6 Hadis adhan untuk bayi yang baru lahir selain dari Abu> Ra>fi‘ ... 140

(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C.Analisis Penilaian al-Alba>ni> Terhadap Hadis Adhan

Untuk Bayi Yang Baru Lahir ... 155

D.Implikasi Pengamalan Hadis Adhan Untuk Bayi Yang Baru Lahir ... 156

BAB V: PENUTUP ... 175

A.Kesimpulan ... 175

B.Saran ... 176

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 177

LAMPIRAN

(6)

PENILAIAN

AL-TIRMIDHI DAN AL-ALBANI TENTANG KUALITAS

HADIS ADHAN UNTUK BAYI YANG BARU LAHIR

(STUDI PERBANDINGAN)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Ilmu Hadis

Oleh:

Muhammad Kudhori

NIM. F08213263

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(7)
(8)
(9)
(10)

Sementara al-Hadis merupakan dasar kedua setelah al-Qur’a>n. Keberadaan al

-Hadis dalam penggalian hukum Islam tidak bisa dipisahkan dengan al-Qur’a>n,

karena al-Hadis berfungsi sebagai penjelas sekaligus pemerinci terhadap

hal-hal yang disebutkan secara global oleh al-Qur’a>n.1 Para ulama salaf sering

mengatakan bahwa al-Qur’a>n lebih membutuhkan al-Hadis daripada al-Hadis

kepada al-Qur’a>n. 2 Hal ini karena banyak sekali hukum-hukum yang

disebutkan oleh al-Qur’a>n secara global, kemudian dirinci dan dijelaskan oleh

al-Hadis.3

Permasalahan yang muncul sejak dulu adalah, tidak semua hadis yang

beredar di kalangan umat Islam dapat digunakan untuk menjelaskan

1‘Abd al-Wahha>b Khala>f, ‘Ilm Us}u>l al-Fiqh (Jakarta: Da>r al-Kutub al-Isla>miyyah, 2010), 37-38. 2 Makhu>l berkata: ‚al-Qur’a>n lebih membutuhkan Sunnah daripada Sunnah kepada

al-Qur’a>n.‛ (al-Khat}i>b al-Baghda>di>, al-Kifa>yah fi> ‘Ilm al-Riwa>yah (Beirut: Da>r Kutub al-‘Ilmiyyah, 2006), 19.

3 Sebagai contoh adalah hukum bagi orang yang mencuri. Dalam al-Qur’a>n disebutkan:

38

‚Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.‛ [QS. al-Ma>’idah: 38]

Jika berhenti pada ayat ini tanpa mencari penjelasan dari hadis, maka konsekuensinya semua orang yang mencuri harus dipotong tangannya, berapapun nilai barang yang dicurinya. Keputusan hukum semacam ini tentunya sangat berbahaya. Oleh karena itu dalam memutuskan hukum tentang pencuri, selain telah menemukan dalilnya dalam al-Qur’a>n juga harus membahasnya dalam hadis, karena hadis telah menjelaskan bahwa pencuri yang dipotong tangannya adalah yang mencuri seperempat dinar atau lebih, sebagaimana sabda Nabi Saw.:

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Qur’a>n, karena hadis-hadis yang beredar di kalangan umat Islam tidak

semuanya maqbu>l (bisa diterima). Banyak sekali hadis-hadis yang beredar di

kalangan kaum muslimin yang tidak terjamin keotentikannya.

Salah satu faktor menyebarnya hadis-hadis yang bermasalah di

kalangan kaum muslimin adalah kurangnya perhatian mereka dalam meneliti

hadis-hadis yang ada. Ketika mereka menemukan sebuah hadis yang terdapat

dalam kitab-kitab yang ditulis oleh bukan ahli hadis mereka dengan mudah

segera mengamalkan hadis itu, tanpa lebih dulu merujuk dalam kitab-kitab

hadis, lebih-lebih meneliti kualitas hadis tersebut, apakah layak diamalkan

atau tidak. Hal ini dapat dimaklumi, karena meneliti sebuah hadis bukan

merupakan pekerjaan yang mudah. Meneliti hadis hanya dapat dilakukan oleh

orang-orang yang benar-benar mendalami ilmu hadis.

Hadis sebagai bentuk sabda, perilaku dan keputusan Rasulullah Saw..

dalam aktifitas kesehariannya tidak menutup kemungkinan dalam

periwayatannya oleh para perawi hadis hingga sampai kepada kita memiliki

potensi dipalsukan oleh oknum-oknum tertentu. Untuk membentengi hal itu,

dikembangkanlah sebuah displin ilmu yang berkonsentrasi pada kajian sanad

dan matan hadis untuk menguji validitas sebuah hadis. Ulama pun kemudian

mengembangkan kaidah-kaidah untuk membentengi pemalsuan hadis dengan

menciptakan kaidah-kaidah kesahihan hadis dan juga kaidah-kaidah untuk

mengetahui hadis-hadis palsu.

Namun dalam perkembangannya, meskipun para ulama hadis telah

(12)

3

mereka masih berbeda pendapat dalam menetapkan kualitas sebuah hadis.

Efeknya perbedaan penentuan kualitas hadis itu juga berimbas pada produk

hukum yang dihasilkan oleh hadis tersebut. Perbedaan penilaian sebuah hadis

telah terjadi di kalangan ulama salaf. Sebagai contoh dalam kasus ini adalah

hadis yang diriwayatkan oleh Muslim yang banyak dikritik oleh ahli hadis

yang lain, baik yang kelasnya di bawah Muslim, setara, maupun lebih tinggi

dari Muslim.4 Hadis itu adalah:

5

‚Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan tanah pada hari Sabtu,

menciptakan gunung pada hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan al-makru>h (sesuatu yang dibenci) pada hari Selasa, menciptakan al-nu>r (cahaya) pada hari Rabu, kemudian Allah menebarkan hewan-hewan di dalamnya pada hari Kamis, menciptakan Adam AS setelah waktu ashar pada hari Jum’at pada akhir penciptaan

dan pada akhir waktu Jum’at antara ashar dan waktu malam.‛

Hadis di atas mendapat kritik tajam dari para ulama, seperti Yah}ya> bin

Ma’i>n, al-Bukha>ri> dan yang lainnya. Bahkan al-Bukha>ri> dalam kitabnya

al-Ta>ri>kh al-Kabi>r menyebutkan bahwa hadis di atas merupakan ucapan Ka’b

al-Ah}ba>r. Al-Bukha>ri> menulis:

4Ah}mad bin ‘Abd al-H{ali>m Ibnu Taimiyah, ‘Ilmu al-Hadi>th (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah,

1989), 14-15.

5 Muslim bin al-Hajja>j bin Muslim al-Naysa>bu>ri>, al-Ja>mi’ al-S{ah}i>h}, Vol. 8 (Beirut: Dar al-Jail,

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

6

‚Isma‘i>l bin Umayyah meriwayatkan dari Ayyu>b bin Kha>lid al-Ans}a>ri>, dari ‘Abdulla>h bin Ra>fi‘dari Abu> Hurayrah dari Nabi Saw., beliau

bersabda: ‚Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu.‛ Sebaian ulama

berpendapat bahwa hadis ini berasal dari Abu> Hurayrah, dari Ka‘b. pendapat ini adalah pendapat yang as}ah} (lebih kuat).‛

Sekelompok ulama yang lain seperti Abu> Bakar bin Anba>ri>, Abu>

al-Farj Ibn al-Jawzi> dan yang lainnya menilai hadis di atas sebagai hadis sahih.

Adapun al-Baihaqi> dan ulama yang lainnya sepakat dengan para ulama yang

menilai d}a’i>f hadis di atas. Menurut Ibn Taymiyah, pendapat inilah yang

benar, alasannya karena telah mutawatir bahwa Allah SWT menciptakan

langit, bumi dan apa-apa yang terkandung di dalamnya dalam waktu enam

masa, sebagaimana Allah SWT berfirman:

‚Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsh.‛ [QS. al-A’ra>f: 54 dan QS. Yu>nus: 3]7

‚Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.

Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsh.‛ [QS. al-H{adi>d: 4]

Muh}ammad bin S}a>li>h} al-‘Uthaymi>n (1347-1421 H.) juga sepakat

menilai bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Muslim di atas bukanlah

6Muh}ammad bin Isma>’i>l al-Bukha>ri>, al-Ta>ri>kh al-Kabi>r, Vol. 1 (t.t.: t.p., t.th.), 413-414.

7 Al-Qur’a>n dan terjemahan ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya dikutip dari Al-Qur’a>n dan

Terjemahannya yang diterbitkan oleh Departemen Agama Repubik Indonesia dalam Al-Qur’a>n

(14)

5

merupakan hadis sahih, karena bertentangan dengan al-Qur’a>n, sedangkan

segala sesuatu yang bertentangan dengan al-Qur’a>n adalah batil.8

Namun sekelompok ulama yang sepakat dengan Muslim menilai bahwa

hadis di atas adalah sahih. Hadis di atas juga tidak bertentangan dengan

al-Qur’a>n. Al-Qur’a>n mengabarkan bahwa penciptaan langit dan bumi terjadi

selama enam hari, sementara hadis di atas menjelaskan penciptaan sesuatu

yang ada di bumi, seperti tanah, gunung dan yang lainnya. Dengan demikian

tujuh hari yang disebutkan oleh hadis di atas bukanlah enam hari yang

disebutkan oleh al-Qur’a>n. Tentang hal ini al-Alba>ni> berkata: ‚Hadis ini

sedikitpun tidak bertentangan dengan al-Qur’a>n sebagaimana yang disangka

oleh sebagian ulama. Hadis ini hanya memerinci proses penciptaan yang

terjadi di bumi dan itu terjadi selama tujuh hari. Keterangan al-Qur’a>n yang

menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi selama enam hari dan bumi

selama dua hari tidaklah bertentangan dengan hadis ini, karena enam hari ini

bukanlah tujuh hari yang disebutkan dalam hadis di atas. Hadis ini bercerita

tentang periode penciptaan yang terjadi di bumi sehingga bumi tersebut layak

untuk ditempati. Dengan demikian hadis ini tidaklah bertentangan dengan

al-Qur’a>n.‛9

Contoh yang lain adalah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam

kitab S{ah}i>h}}nya yang berbunyi:

8 Muh}ammad bin S}a>li>h} al-‘Uthaimin, Sharh Riya>d} al-S{a>lih}i>n (t.t.: t.p., t.th.), 2231.

9 Lajnah Fata>wa> bi al-Shabakah al-Isla>miyyah, Fata>wa> al-Shabakah al-Isla>miyyah, Vol. 2 (t.t.:

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

‚Seseorang dijadikan imam itu hanya untuk diikuti, maka ketika ia

takbir, bertakbirlah kalian.‛10

Dalam S{ah}i>h} Muslim ternyata redaksi hadis di atas mempunyai

tambahan:

‚Ketika imam membaca, maka dengarkanlah.‛11

Tambahan redaksi hadis ‚ ‚ dinilai sahih oleh Muslim dan

diterima oleh Ahmad bin H{anbal dan ulama yang lainnya. Namun tambahan

redaksi ini dinilai d}a’i>f oleh al-Bukha>ri>. Dalam kasus ini, menurut Ibn

Taymiyah kebenaran berpihak pada Muslim, karena redaksi tambahan tersebut

sesuai dengan firman Allah SWT:

‚Dan apabila dibacakan a-Qur’a>n, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.‛ [QS. al -A’ra>f: 204]

Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian sahih

terhadap sebuah hadis merupakan sebuah ijtihad yang dilakukan oleh para ahli

hadis. Terbukti dalam beberapa kasus, meskipun para ahli hadis telah sepakat

dalam menentukan kriteria kesahih}an hadis, mereka terkadang berbeda

pendapat dalam menilai kesahihan sebuah hadis. Perbedaan penilan ini

tentunya akan berdampak pada penggalian hukum dari hadis tersebut. Inilah

yang kemudian menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perbedaan

pendapat di kalangan para ulama dalam menentukan sebuah hukum.

10 Muslim bin al-Hajja>j bin Muslim al-Naysa>bu>ri>, al-Ja>mi’ al-S{ah}i>h}, Vol. 2 (Beirut: Dar al-Jail,

t.t.), 20.

(16)

7

Berdasarkan realita di atas, dalam menilai hadis tentang adhan untuk

bayi, para ulama hadis ternyata juga mengalami perbedaan. Al-Tirmidhi> (w.

279 H.) yang notabenenya termasuk dalam jajaran ulama mutaqaddimi>n12

dalam kitabnya al-Sunan menilai hadis itu sebagai hadis yang hasan dan

sahih.13 Penilaian al-Tirmidhi> ini ternyata juga berpengaruh terhadap penilaian

ulama setelahnya, seperti Bayhaqi>, Nawawi>, Ibn Taymiyah dan Ibn

al-Qayyim yang setidaknya mereka menganjurkan untuk mengamalkan hadis ini

dalam kitab-kitab mereka.

Kritik tajam terhadap hadis ini kemudian muncul dan dilontarkan oleh

Nas}iruddi>n al-Alba>ni, dimana dalam kitabnya Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah ia

menilai bahwa hadis ini tidak layak diamalkan karena sanadnya lemah, bahkan

dalam beberapa riwayatnya teridentifikasi sebagai hadis yang palsu, karena

dalam sanadnya terdapat rawi pemalsu hadis yang bernama Yah}ya> bin al-‘Ala>’

dan Marwa>n bin Sa>lim.14

Akibat dari penilaian al-Alba>ni ini, kemudian terjadilah pergesekan

antara yang pro terhadap amaliyah ini dan yang menolak. Pasalnya jika hadis

ini diidentifikasi sebagai hadis palsu maupun sangat lemah, maka

12 Menurut al-Dhahabi>, tahun 300 Hijriyah adalah batas untuk memisahkan antara ulama

mutaqaddimi>n dan muta’akhiri>n. Maksudnya, ulama-ulama yang hidup sebelum tahun 300 H.

tergolong dalam kelompok mutaqaddimi>n, sedangkan ulama-ulama yang hidup setelah tahun 300

H., mereka termasuk dalam kategori muta’akhiri>n. (lihat Muh}ammad Khalaf Sala>mah, Lisa>n al-Muh}addithi>n, Vol.5 (t.t.: t.p., 2007), 14. Juga Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni>, Lisa>n al-Mi>za>n, Vol. 1 (Beirut: Mu’assasah al-A‘la>mi> li al-Mat}bu>‘a>t, 1986), 8.)

13 Muh}ammad bin Isa> al-Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi>, Vol. 4 (Beirut: Da>r Ihya>’ al-Tura>th

al-‘Arabi>, t.th.), 97.

14 Muh}ammad Na>s}iruddi>n al-Alba>ni>, Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah wa Atharuha>

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

mengamalkannya merupakan sebuah bid‘ah, karena tidak berdasarkan pada

dalil yang sahih.

Oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis mencoba membahas secara

komprehensif tentang kualitas hadis adhan untuk bayi di atas, mengapa antara

penilaian al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni> berbeda. Dalam tulisan ini, penuli juga

akan melakukan upaya tarji>h} (upaya melakukan penilaian terhadap pendapat

yang lebih kuat di antara dua pendapat tersebut) terhadap dua pendapat di atas

sesuai dengan disiplin ilmu hadis.

B.Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam tulisan ini penulis

hanya akan membahas dan mengkaji hadis adhan untuk bayi yang baru lahir

yang dinilai oleh al-Tirmidhi> dalam kitabnya al-Sunan dan al-Alba>ni> dalam

kitabnya Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah wa Atharuha> al

-Sayyi’ fi al-Ummah. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah

perbedaan penilaian antara al-Tirmidhi> dan al-Albani> dalam menilai kualitas

hadis adhan untuk bayi yang baru lahir.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep kualitas hadis menurut al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni>? 2. Bagaimana kualitas hadis adhan untuk bayi yang baru lahir menurut

al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni>?

(18)

9

D.Tujuan Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui konsep kualitas hadis menurut al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni>.

2. Mengetahui kualitas hadis adhan untuk bayi yang baru lahir menurut

al-Tirmidhi> dan Na>s}iruddi>n al-Alba>ni>.

3. Mengetahui implikasi dari kualitas hadis adhan untuk bayi yang baru lahir

terhadap pengamalannya.

E.Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai bentuk aplikasi

disiplin ilmu hadis, khususnya dalam kajian analisis sanad (naqd al-sanad)

dan analisis matan (naqd al-matn), sehingga dapat diketahui kualitas hadis

yang diteliti.

2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan

umat Islam, baik yang pro maupun yang kontra terhadap hadis di atas.

Harapannya, masing-masing kubu dapat saling menghargai terhadap

perbedaan penilaian tersebut dan dapat mengambil pendapat yang lebih

kuat serta sesuai dengan norma-norma syara’ dan masyarakat.

3. Ikut melengkapi dan memperkaya khazanah perpustakaan Islam, sehingga

dapat membantu masyarakat dalam memperluas wawasan tentang kualitas

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

F. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pembacaan penulis, ada beberapa ulama yang

mencantumkan hadis tentang anjuran adhan untuk bayi yang baru dilahirkan

dalam kitab mereka. Mereka antara lain adalah:

1. Al-Bayhaqi> dalam kitabnya Shu‘ab al-Ima>n. Dalam kitab ini al-Bayhaqi>

setidaknya menampilkan hadis ini dengan empat riwayat yang terdapat

dalam jilid 11, halaman 104-106.15

2. Al-Nawawi> mencantumakan hadis ini pada kitabnya Adhka>r pada bab

al-Adhan fi> al-Adhan al-Mawlu>d (al-Adhan untuk bayi yang baru dilahirkan). Ia

juga mengutip tas}h}i>h} yang dilakukan al-Tirmidhi> tanpa adanya komentar

sedikitpun.16

3. Ibn Taymiyah mencantumakan hadis ini pada kitabnya al-Kalim al-T{ayyib

pada bab Fas}l fi> al-Wila>dah (Pasal tentang kelahiran). Dalam kitabnya ini

Ibn Taymiyah juga tidak mengomentari kualitas hadis yang ditampilkannya

ini.17

4. Ibn Qayyim Jawziyah juga mencantumkan hadis ini pada kitabnya

al-Wa>bil al-S{ayyib min al-Kalim al-T{ayyib dan Tuh}fat al-Mawdu>d fi> Ah}ka>m

al-Mawlu>d. Dalam al-Wa>bil al-S{ayyib, Ibn al-Qayyim juga mengamini

penilaian al-Tirmidhi> yang mengatakan bahwa hadis ini adalah h}asan

s}ah}i>h}.18 Sementara dalam Tuh}fat Mawdu>d fi> Ah}ka>m Mawlu>d, Ibn

15 Ah}mad bin al-H{usayn al-Bayhaqi>, Shu‘ab al-I>ma>n, Vol. 11 (Riya>d}: Maktabah al-Rushd, 2003),

104-106.

16 Yah}ya> bin Sharaf al-Nawawi>, al-Adhka>r (Jakarta: Da>r al-Kutub al-Isla>miyyah, 2004), 298-299. 17 Ibn Taymiyyah, al-Kalim al-T{ayyib (Beirut: Maktabah al-Isla>mi>, 1977), 160-161.

(20)

11

Qayyim mengutip hadis ini pada bab ke empat yang berjudul Ba>b

al-Ra>bi‘ fi> Istih}ba>b al-Ta’dhi>n fi> Udhunih al-Yumna> wa al-Iqa>mah fi> Udhunih

al-Yusra> (Bab keempat tentang kesunahan mengadhani bayi yang baru lahir

pada telinganya yang kanan dan mengiqamahi pada telinganya yang kiri).19

5. Nas}iruddi>n al-Alba>ni> mengupas dan melakukan kritik tajam terhadap

penilaian ulama sebelumnya dalam kitabnya Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah

wa al-Mawd}u>‘ah wa Atharuha> al-Sayyi’ fi al-Ummah, vol. 1, 491-494 dan

vol. 13, 271-273.20

6. Penelitian berbahasa Indonesia tentang kualitas hadis ini sejauh yang

penulis ketahui pernah dilakukan oleh Muhsin Hariyanto, Dosen Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul

Kontroversi Hadis Tentang Adhan Untuk Bayi Yang Baru Lahir.21 Namun

berdasarkan pembacaan penulis, penelitian yang dilakukan hanya sebatas

meniliti kualitas hadisnya saja, belum membandingkan penilaian

al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni>.

G.Metode Penelitian

1. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif untuk

mendapatkan data yang komprehensif tentang konsep al-Tirmidhi> dan

19 Ibn al-Qayyim al-Jawziyah, Tuh}fat al-Mawdu>d fi> Ah}ka>m al-Mawlu>d (Damaskus: Maktabah

Da>r al-Baya>n, 1971), 30-31.

20 Muh}ammad Na>s}iruddi>n al-Alba>ni>, Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah wa Atharuha>

al-Sayyi’ fi al-Ummah, Vol. 1 (Riya>d}: Da>r al-Ma‘a>rif, 1992), 491-494 dan Vol. 13, 271-273.

21 Penelitian ini dapat diakses di

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Na>s}iruddi>n al-Alba>ni> tentang kualitas hadis adha>n untuk bayi yang baru

lahir.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-empirik yang

menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan). Oleh

karena itu, sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari bahan-bahan tertulis, baik berupa literatur berbahasa Arab,

Inggris maupun Indonesia yang mempunyai relevansi dengan permasalahan

penelitian ini.

3. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen

perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber, yakni primer dan sekunder.

Sumber primer adalah rujukan utama yang akan dipakai, yaitu:

a. Sunan al-Tirmidhi> karya Muh}ammad bin Isa> al-Tirmidhi>

b. Sunan Abi> Da>wud karya Abu> Da>wud al-Sijista>ni>

c. Musnad Ah}mad karya Ah}mad bin H{anbal

d. Al-Mustadrak ‘ala> al-S{ah}ih}ayn karya al-H{a>kim

e. Shu‘ab al-I<ma>n karya al-Bayhaqi>

f. Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah wa Atharuha> al-Sayyi’ fi

al-Ummah karya Muh}ammad Na>s}iruddi>n al-Alba>ni>.

Sedangkan sumber sekunder yang dijadikan sebagai pelengkap

(22)

13

a. Talkhi>s} al-H{abi>r fi> Takhri>j Ah}a>di>th al-Rafi>‘i> al-Kabi>r, karya Ah}mad bin

‘Ali> bin Muh>ammad bin H{ajar al-‘Asqala>ni>.

b. Al-Futu>h}a>t al-Rabba>niyyah ‘ala> al-Adhka>r al-Nawawiyah karya

Muh}ammad ‘Ali> bin Muh}ammad ‘Ala>n al-Siddiqi>

c. Al-Majmu>‘ Sharh} al-Muhadhdhab karya al-Nawawi>

d. Taysi>r Must}alah} al-H{adi>th, karya Mah}mu>d al-T{ah}h}a>n

e. Tahdhi>b al-Kama>l karya al-Mizi>

f. Tahdhi>b al-Tahdhi>b karya Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni>

g. Siyar A‘la>m al-Nubala>’ karya al-Dhahabi> dan lain sebagainya.

4. Metode pengumpulan data

Dalam metode pengumpulan data, digunakan metode dokumentasi.

Metode ini diterapkan terbatas pada benda-benda tertulis seperti buku,

jurnal ilmiah atau dokumentasi tertulis lainnya.

5. Metode analisis data

Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder

diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing.

Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas karya-karya yang memuat

objek penelitian dengan menggunakan analisis isi, yaitu suatu teknik

sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya dengan tujuan

menangkap pesan yang tersirat dari satu atau beberapa pernyataan.22 Selain

itu, analisis isi dapat juga berarti mengkaji bahan dengan tujuan spesifik

yang ada dalam benak peneliti.

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

H.Sistematika Pembahasan

Untuk lebih memepermudah secara utuh isi tesis ini, maka disusun

konsep sistematika bahasan sebagai berikut:

Bab pertama, sebagai pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan

sistematika pembahasan.

Bab kedua, merupakan landasan teori, yang berisi kaidah-kaidah umum

kesahihan hadis dan jarh} wa ta‘di>l.

Bab ketiga akan membincangkan tentang kehidupan dan

perkembangan intelektual al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni, karya-karya mereka

berdua serta pandangan para ulama terhadap dua tokoh ini, khususnya dalam

kapasitasnya sebagai ulama yang kompeten dalam menilai kualitas sebuah

hadis.

Bab keempat merupakan pemaparan penilaian hadis adhan untuk bayi

yang baru dilahirkan oleh al-Tirmidhi> dan al-Albani> beserta data-datanya.

Kemudian dilakukan tarji>h terhadap kedua penilaian ulama tersebut.

Bab kelima berisi kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dibahas

dalam keseluruhan penulisan penelitian ini. Bahasan ini juga berisi jawaban

terhadap masalah-masalah yang diajukan dalam rumusan masalah. Sehingga

sintesis dari beberapa data diharap bisa memberikan kontribusi khazanah

(24)

175

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari uraian dan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tentang konsep kualitas hadis, al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni> sama-sama

menggunakan kaidah kesahihan hadis yang telah ditetapkan oleh para

ulama hadis. Hadis sahih menurut al-Tirmidhi> dan al-Alba>ni> harus

memenuhi lima syarat, yaitu sanadnya bersambung (ittis}a>l al-sanad), para

perawinya adil (‘adalat al-ruwah), para perawinya thiqah (thiqat al-ruwah),

tidak shadh (‘adam al-shudhu>dh) dan tidak mengandung ‘illat (‘adam al

-‘illat).

2. Al-Tirmidhi dalam kitabnya al-Ja>mi‘ dengan jelas menyatakan bahwa hadis

adhan untuk bayi yang baru lahir adalah h}asan s}ah}i>h}. Sementara Al-Alba>ni>

dalam menilai hadis adhan untuk bayi yang baru lahir riwayat Abu> Rafi‘

yang dinilai h}asan s}ah}i>h} oleh al-Tirmidhi> mengalami perubahan. Pada

awalnya al-Alba>ni> menilai hadis itu sebagai hadis h}asan. Namun kemudian

al-Alba>ni> meralat pendapatnya itu dan menilai hadis Abu> Ra>fi‘ sebagai

hadis d}a‘i>f, karena dalam sanad hadis Abu> Ra>fi‘ terdapat ‘A<s}im bin

‘Ubaydilla>h yang d}a‘i>f. Sedangkan hadis-hadis senada dari jalur lain tidak

dapat mengangkat ked}a‘i>fan hadis Abu> Ra>fi‘.

3. Berbicara tentang pengamalan hadis adhan untuk bayi yang baru lahir

berarti berbicara tentang pengamalan hadis d}a‘i>f, karena hadis adhan untuk

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

176

d}a‘i>f. Tentang pengamalan hadis d}a‘i>f, ulama terbagi menjadi tiga

kelompok. Menerima secara mutlak, menerima dalam fad}a>’il dan menolak

secara mutlak. Pendapat yang ra>jih} dalam masalah ini adalah pendapat

yang memperbolehkan mengamalkan hadis d}a‘i>f dalam fad}a’il al-a‘ma>l dan

sejenisnya. Dengan demikian hadis tentang adhan untuk bayi yang baru

lahir juga masuk dalam kategori ini, yakni fad}a’il al-a‘ma>l, karena adhan

sendiri merupakan dzikir yang di dalamnya terkandung kalimat-kalimat

yang mengagungkan Allah Swt.

B.Saran

Kajian tentang hadis dan kehujjahannya masih akan terus berlanjut,

termasuk juga kajian tentang kehujjahan hadis adhan untuk bayi yang

kualitasnya memang d}a‘i>f. Hal ini mengingat adanya perbedaan pendapat

dalam hal mengamalkan hadis d}a‘i>f. Meskipun mayoritas ulama mengamalkan

hadis ini, namun sebagian ulama ada juga yang tidak mengamalkan hadis ini,

sehingga menurut mereka mengumandangkan adhan pada telinga bayi yang

baru lahir bukanlah sesuatu yang disyariatkan.

Perbedaan semacam ini adalah perbedaan dalam masalah ijtiha>diyyah

yang sebenarnya sudah sering terjadi sejak masa sahabat ra. Yang terpenting

dalam menyikapi perbedaan ini, kita harus bijak, saling menghormati dan

mengedepankan ukhuwah isla>miyyah. Jangan sampai hanya karena perbedaan

semacam ini umat Islam saling mengecam dan bertengkar, sehingga akan

(26)

177

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Departemen Agama Repubik Indonesia. Al-Qur’a>n dan Terjemahannya , 2004.

A<ba>di>, Muh}ammad bin Ya‘qu>b al-Fairuz. al-Qa>mu>s al-Muh}i>t{, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

A‘d}ami> (al), Muh}ammad Mus}t}afa>. Manhaj al-Naqd ‘Inda al-Muh}addithi>n. Saudi

Arabia: Maktabah al-Kawthar, 1990.

Afri>qi> (al), Ibn al-Manz}u>r. Lisa>n al-‘Arab, Vol. 7. Beirut: Da>r al-S{a>dir, t.th.

Alba>ni> (al), Muh}ammad Na>s}iruddi>n. Silsilah al-Ah}adi>th al-D{a‘i>fah wa al -Mawd}u>‘ah wa Atharuha> al-Sayyi’ fi al-Ummah, Vol. 1. Riya>d}: Da>r al-Ma‘a>rif, 1992.

_______. Silsilah al-Ah{a>di>th al-S{ah}i>h}ah, Vol. 2. Riya>d}: Maktabah al-Ma‘a>rif, 2002.

_______. Silsilah al-Ah}a>di>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah, Vol. 4. Riya>d}: Da>r al-Ma’a>rif, 1992.

_______. Silsilah al-Ah}a>di>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah, Vol. 7. Riya>d}: Da>r al-Ma’a>rif, 1992.

_______. Silsilah al-Ah}a>di>th al-D{a‘i>fah wa al-Mawd}u>‘ah, Vol. 13. Riya>d}: Da>r al-Ma’a>rif, 1992.

_______. S{ah}i>h} wa D{a‘i>f Sunan al-Tirmidhi. t.t.: t.tp.t.th.

_______. As}l S{ifat S{ala>t al-Nabi>, Vol. 1. Riya>d}: Maktabah al-Ma‘a>rif, 2006.

_______. al-Thamar al-Mustat}a>bfI> al-Fiqh al-Kita>b wa al-Sunnah. t.t.: Ghara>s li al-Nashr wa al-Tawzi>‘, t.th.

_______. Tama>m al-Minnah fi> al-Ta‘li>q ‘ala> Fiqh al-Sunnah. t.t.: Maktabah al-Isla>miyyah, 1409 H.

Alkhin, Mus}t}afa>. Mus}t}afa al-Bugha> dan ‘Ali> al-Sirbiji>, al-Fiqh al-Manhaji> ‘ala> al -Madhhab al-Ima>m al-Sha>fi‘i>, Vol. 1. Damaskus: Da>r al-Mus}t}afa>, 2010.

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

178

Ans}a>ri> (al), Isma>‘i>l. Tas}h}i>h} H{adi>th S{ala>t al-Tara>wi>h} ‘Ishri>na Rak‘atan wa al -Radd ‘ala> al-Alba>ni> fi> Tad}‘i>fih wa ma‘ah Iba>h}at al-Tah}alli> bi al-Dhahab al-Muh}allaq li al-Nisa>’ wa al-Radd ‘ala> al-Alba>ni> fi> Tah}ri>mih. Riya>d}: Maktabah al-Ima>m al-Sha>fi‘i>, 1988.

‘Asa>kir, Ibn. Ta>rikh Madi>nat Dimashqa, Vol. 26. Beirut: Da>r al-Fikr, 1997.

_______.Ta>rikh Madi>nat Dimashqa, Vol. 57. Beirut: Da>r al-Fikr, 1997.

As}baha>ni>> (al), Abu> Nu‘aym. Ma‘rifat al-S{ah}a>bah, Vol. 2. Riya>d}: Da>r al-Wat}an, 1998.

‘Asqala>ni> (al), Ibn H{ajar. Lisa>n al-Mi>za>n, Vol. 1. Beirut: Mu’assasah al-A‘la>mi> li al-Mat}bu>‘a>t, 1986.

_______. Lisa>n al-Mi>za>n, Vol. 9. t.t.: Maktab al-Mat}bu>‘a>t al-Isla>miyyah, t.th.

_______. al-Nukat ‘ala> Kita>b Ibn al-S{ala>h}, Vol. 1. Madinah: ‘Ima>dat al-Bah}th al-‘Ilmi> bi al-Ja>mi‘ah al-Isla>miyyah, 1984.

_______. Fath} al-Ba>ri> (Muqaddimah). Beirut: Da>r al-Ma‘rifah, 1379 H.

_______. Nukhbat al-Fikr fi> Mus}t}alah} Ahl al-A<thar . Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Turath al-‘Arab, t.th.

_______. Nuzhat al-Naz}r fi> Tawd}i>h} Nukhbat al-Fikr. Riya>d}: Mat}ba‘ah Safi>r, 1422 H.

_______. Taqri>b al-Tahdhi>b, Vol. 1. H{alb: Da>r al-Rashi>d, 1406 H.

_______. Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Vol. 9. t.t.: t.p., t.th.

_______. Talkhi>s} al-H{abi>r fi> Takhri>j Ah}a>di>th al-Ra>fi‘i> al-Kabi>r, Vol. 4. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1989.

Athi>r (al), Maj al-Din Ibn. Ja>mi‘ al-Us}u>l min Ah}a>di>th al-Rasu>l, Vol. 1. t.t.: Maktabah al-H{alwa>ni>, 1969.

(28)

179

Ayyu>b, Ah}mad bin Sulayma>n. Muntaha> al-Ama>ni> bi Fawa>’id Mus}t}alah} al-H{adi>th li al-Muh}addith al-Alba>ni>. Kairo: al-Fa>ru>q al-H{adi>thah li al-T{iba>‘ah wa al-Nashr, 2003.

A‘z}ami> (al), H{abi>b al-Rah}ma>n. al-Alba>ni> Shudhu>dhuh wa Akht}a>’uh. Kuwait: Maktabah Da>r al-‘Aru>bah, 1984.

Baghda>di> (al), al-Khat}i>b. al-Kifa>yah fi> ‘Ilm al-Riwa>yah. Beirut: Da>r Kutub al-‘Ilmiyyah, 2006.

_______. Ta>rikh Baghda>d, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.

Baghawi> (al), al-H{usayn bin Mas‘u>d. Sharh} Sunnah, Vol. 11. Damaskus: al-Maktab al-Isla>mi>, 1983.

Barr (al), Ibnu ‘Abd. al-Tamhi>d Lima> fi> al-Muwat}t}a’ min al-Ma’a>ni> wa al -Asa>ni>d, Vol. 1. t.t.: Mu’assasah al-Qurt}ubah, t.th.

Bayhaqi> (al), Ah}mad bin al-H{usayn. Shu‘ab al-I>ma>n, Vol. 11. Riya>d}: Maktabah al-Rushd, 2003.

_______. Sunan al-Bayhaqi> al-Kubra>, Vol. 2. Makkah al-Mukarramah: Maktabah Da>r al-Ba>z, 1994.

_______. al-Sunan al-Kubra>, Vol. 9. H{aydar A<bad: Majlis Da>’irahal-Ma‘a>rif al -Niz}a>miyyah al-Ka>’inah, 1344 H.

Bayqu>ni> (al), ‘Umar bin Muh}ammad. Manz}u>mah Bayqu>niyyah. t.t.: Da>r al-Mughni>, 1420 H.

Bazza>r (al), Ah}mad bin ‘Amr Musnad Bazza>r, Vol. 9. Madinah: Maktabah

al-‘Ulu>m wa al-H{ikam, 2009.

Bishra>n, Ibn. Ama>li> Ibn Bishra>n, Vol. 1. Riya>d}: Da>r al-Wat}an, 1997.

Bukha>ri> (al), Muh}ammad bin Isma>’i>l. al-Ta>ri>kh al-Kabi>r, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

_______. al-Ja>mi‘al-S{ah}i>h}, vol. 2. Kairo: Da>r al-Sha‘b, 1987.

_______. al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h}, Vol. 3. Kairo: Da>r al-Sha‘b, 1987.

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

180

Buqa>‘i>, ‘Ali> Na>yif. al-Ijtiha>d fi> ‘Ilm al-H{adi>th wa Atharuh fi> al-Fiqh al-Isla>mi>. Beirut: Da>r al-Basha>’ir al-Isla>miyyah, t.th.

Busti> (al), Ibn H{ibba>n. S{ah}i>h} Ibn H{ibba>n, vol. 1. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, t.th.

_______. al-Thiqa>t, Vol. 6. Beirut: Da>r al-Fikr, 1975.

_______. al-Thiqa>t, Vol. 9. Beirut: Da>r al-Fikr, 1975.

Dahlawi> (al), Shah Waliyulla>h. H{ujjat Alla>h Ba>lighah, Vol. 1. Kairo: Da>r al-Kutub al-H{adi>thah, t.th.

Dhahabi> (al), Muh}ammad bin Ah}mad. Tadhkirat al-H{uffa<z}, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998.

_______. Tadhkirat al-H{uffa<z}, Vol. 2. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998.

_______. Tadhkirat al-H{uffa<z}, Vol. 3. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 7. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 11. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A‘la>m al-Nubala>’, Vol. 12. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 13. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 17. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 23. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 25. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Siyar A’la>m al-Nubala>’, Vol. 31. t.t.: Mu’assasah al-Risa>lah, 1985.

_______. Mi>za>n al-I‘tida>l fi> Naqd al-Rija>l, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

_______. Mi>za>n al-I‘tida>l fi> Naqd al-Rija>l, Vol. 3. t.t.: t.p., t.th.

_______. Mi>za>n al-I‘tida>l, Vol. 4 (t.t.: .t.p., t.th.), 416.

(30)

181

_______. Dhikr Man Yu‘tamad Qawluh fi> al-Jarh} wa al-Ta‘di>l (dicetak dalam Arba‘ Rasa>’il fi< ‘Ulu>m al-H{adi>th). H{alb: Maktab al-Mat}bu>‘a>t al -Isla>miyyah, t.th.

_______. Ta>rikh al-Isla>m, Vol. 5. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>, 1987.

_______. Ta>rikh al-Isla>m, Vol. 20. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>, 1987.

_______. al-Mughni> fi> al-D{u‘afa>’, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

Dimashqi> (al), Ibn Kathi>r. al-Bida>yah wa al-Niha>yah, Vol. 11. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, 1988.

_______. al-Ba>‘ith al-H{athi>th fi> Ikhtis}a>r ‘Ulu>m al-H{adi>th. t.t.: t.p., t.th.

Di>nawari> (al), Ah}mad bin Marwa>n. al-Muja>lasah wa Jawa>hir al-‘Ilm, Vol. 7. Beirut: Da>r Ibn H{azm, 1419 H.

Dunya> (al), Ibn Abi> Kita>b al-‘Iya>l, Vol. 1. Damma>m: Da>r Ibn al-Qayyim, 1990.

Ghawri> (al), Sayyid ‘Abd al-Ma>jid. Mawsu>‘ah ‘Ulu>m al-H{adi>th wa Funu>nih, Vol. 1. Damaskus: Da>r Ibn Kathi>r, 2007.

_______. Mawsu>‘ah ‘Ulu>m al-H{adi>th wa Funu>nih, Vol. 3. Damaskus: Da>r Ibn Kathi>r, 2007.

Ghuma>ri> (al), ‘Abdulla>h bin Muh}ammad bin al-S{iddi>q. Juz fi>h al-Radd ‘ala> al -Alba>ni.> Beirut: Da>r al-Masha>ri>‘, 1996.

H{a>kim (al), Muh}ammad bin ‘Abilla>h. al-Mustadrak ‘ala> al-S{ah}ih}ayn, Vol. 3. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah 1990.

H{alabi> (al), Abu> al-Wafa>. al-Kashf al-H{athi>th ‘Amman Rumiya Biwad}‘i al -H{adi>th, Vol. 1. Beirut: ‘Ala>m al-Kutub, 1987.

H{amawi> (al), Ah}mad bin Muh}ammad. al-Mis}ba>h} al-Muni>r, Vol. 4. t.t.: t.p., t.th.

H{abashi> (al), ‘Abdulla>h al-Harari>. Tabyi>n D{alala>t Alba>ni> Shaykh al-Wahha>biyyah al-Mutamah}addith. Beirut: Da>r al-Masha>ri>‘, 2007.

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

182

H{anbali> (al), Ibn Rajab. Sharh} ‘Ilal al-Tirmidhi>, Vol. 2. Riya>d}: Maktabah al-Rushd, 2001.

Hara>zi> (al), Mashhu>r bin Marzu>q. Tah}qi>q Nisbat Tajhi>l Ima>m Ibn H{azm li al-Ima>m al-Tirmidhi>. t.t.: t.p., 1428 H.

Hindi> (al), Abu> al-H{asana>t Muh}ammad ‘Abd al-H{ayyi al-Luknawi>. al-Raf‘ wa al -Takmi>l fi al-Jarh} wa al-Ta‘di>l. H{alb: Maktab al-Mat}bu>‘a>t al-Isla>miyyah, 1407 H.

‘I<d (al), ‘Ibn Daqi>q. al-Iqtira>h}. t.t.: t.p., t.th.

‘Ira>qi> (al), ‘Abdurrah}ma>n bin al-Husayn. Taqyi>d wa I<d{a>h. Madinah: al-Maktabah al-Salafiyyah, 1969.

_______. Fath} Mughi>th Sharh} Alfiyyat H{adi> Beirut: Da>r Kutub al-‘Ilmiyah, 2001.

_______. Sharh} al-Tabshirah wa al-Tadhkirah. t.t.: t.p., t.th.

Jama>‘ah, Muh}ammad bin Ibra>hi>m bin. al-Manhal al-Rawi> fi> Mukhtas}ar ‘Ulu>m al -H{adi>th al-Nabawi>. Damaskus: Da>r al-Fikr, 1406 H.

Jawziyyah (al), Ibn al-Qayyim. Tuh}fa>t al-Mawdu>d bi Ah{ka>m al-Mawlu>d. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005.

_______. al-Wa>bil al-S{ayyib. Kairo: Da>r Ibn al-Jawzi>, 2006.

_______. al-Mana>r al-Muni>f fi> al-S{ah}i>h} wa al-D{a‘i>f . Beirut: Da>r Kutub

al-‘Ilmiyyah, 1988.

_______. I‘la>m al-Muwaqqi‘i>n, Vol. 3. Beirut: Da>r al-Jayl, 1973.

Jaza>’iri> (al), T{a>hir. Tawji>h Naz}r Ila> Us}u>l Athar, Vol. 1. H{alb: Maktabah al-Mat}bu‘a>t al-Isla>miyyah, 1995.

Jiyla>ni> (al), Fad}lulla>h. Fad}lulla>h al-S{amad fi> Tawd}i>h} al-Adab al-Mufrad. Beirut:

Shirkah Fu’ad al-Ba‘aynu>, t.th.

Jurja>ni> (al), Ibn ‘Addi>. al-Ka>mil fi> D{u‘afa>’ al-Rija>l, Vol. 2. Beirut: Da>r al-Kutub

(32)

183

_______. al-Ka>mil fi> D{u‘afa>’ al-Rija>l, Vol. 8. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1997.

_______. al-Ka>mil fi> D{u‘afa>t al-Rija>l, Vol. 9. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1997.

Katta>ni> (al), Al-H{asan bin ‘Ali>. al-Radd ‘ala> al-T{a>‘in fi> Abi> Hurairah. t.t.: t.p., t.th.

Khala>f, ‘Abd al-Wahha>b. ‘Ilm Us}u>l al-Fiqh. Jakarta: Da>r al-Kutub al-Isla>miyyah, 2010.

Khali>fah, H{a>ji>. Kashf al-Dhunu>n, Vol. 1. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, t.th.

Khali>l, Shawqi> Abu>. At}las al-H{adi>th al-Nabawi>. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2005.

Khalili> (al), Abu> Ya‘la>. al-Irsha>d fi> Ma‘rifat ‘Ulama>’ al-H{adi>th, Vol. 1. Riya>d}: Maktabah al-Rushd, 1409 H.

_______. al-Irsha>d fi> Ma‘rifat ‘Ulama>’ al-H{adi>th, Vol. 3. Riya>d}: Maktabah al-Rushd, 1409 H.

Khat}i>b (al), Muh}ammad ‘Ajja>j. al-Sunnah Qabl al-Tadwi>n. Beirut: Da>r al-Fikr, 1993.

Kha>t}ir, Khali>l bin Ibra>hi>m Mulla>. Khut}urah Musa>wa>t al-H{ad}i>th al-D{a‘i>f bi al -Mawd}u>‘ . t.t.: t.p., t.th.

Khat}t}a>bi> (al), Ah}mad bin Muh}ammad. Ma‘a>lim al-Sunan, Vol. 1. H{alb:

al-Mat}ba‘ah al-‘Ilmiyyah, 1932.

Khud}ari> (al), Muh}ammad bin ‘Afi>fi>. Nu>r al-Yaqi>n fi> Si>rah Sayyid al-Mursali>n. Beirut: Da>r al-Ma‘rifah, 2004.

Khud}ayr (al), ‘Abd al-Kari>m bin ‘Abdulla>h. al-H{adi>th al-D{a‘i>f wa al-Ih}tija>j Bih. Riya>d}: Da>r al-Muslim, 1997.

Lajnah Fata>wa> bi al-Shabakah al-Isla>miyyah, Fata>wa> al-Shabakah al-Isla>miyyah, Vol. 2. t.t.: t.p., 2009.

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

184

Ma>liki> (al), Muhammad bin ‘Alwi>. al-Manhal al-Lat}i>f fi> Us}u>l al-Hadi>th al-Shari>f.

Jeddah: Mat}abi’ Sah}r, 1982.

Ma>liki> (al), Ibn al-‘Arabi>. A<rid}at al-Ah}wadhi> bi Sharh} S{ah}i>h} al-Tirmidhi>, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.

_______. A<rid}at Ah}wadhi> bi Sharh} S{ah}i>h} Tirmidhi>, Vol. 10. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.

Maqdisi> (al), Muh}ammad bin T{a>hir. Shuru>t} al-A’immah al-Sittah. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1984.

Maws}ili> (al), Abu> Ya‘la>. Musnad Abi> Ya‘la>, Vol. 12. Damaskus: Da>r al-Ma’mu>n li al-Tura>th, 1984.

Mizzi> (al), Yu>suf bin al-Zakki>. Tahdhi>b al-Kama>l, Vol. 1. Beirut: Mu’assasah al -Risa>lah, 1980.

_______. Tahdhi>b al-Kama>l, Vol. 13. Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1980.

_______. Tahdhi>b al-Kama>l, Vol. 26. Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1980.

Mubarakfu>ri> (al), ‘Abd al-Rah}ma>n bin ‘Abd al-Rah}i>m. Muqaddimah Tuhfat al-Ahwadhi> . Beirut: Da>r al-Fikr, 2003.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin,1993.

Muna>wi> (al), ‘Abd al-Ra’u>f. Faid} al-Qadi>r Sharh} al-Ja>mi‘ al-S{aghi>r, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1994.

Nawawi> (al), Yah}ya> bin Sharaf. al-Adhka>r. Jakarta: Da>r al-Kutub al-Isla>miyyah, 2004.

_______. Yahya> bin Sharaf al-Majmu>’ Sharh al-Muhadhdhab, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

_______. Sharh} S{ah}i>h} Muslim, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Fikr, 2004.

Naysa>bu>ri> (al), Muslim bin al-H{ajja>j. S{ah}i>h} Muslim, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Jayl, t.th.

(34)

185

_______. S{ah}i>h} Muslim, Vol. 5. Beirut: Da>r al-Jail, t.th.

_______. S{ah}i>h} Muslim, Vol. 8. Beirut: Da>r al-Jail, t.th.

Naysa>bu>ri> (al), al-H{a>kim. al-Mustadrak ‘ala> al-S{ah}i>h}ayn ma’a Ta‘li>qa>t al -Dhahabi> fi> Talkhi>s}, Vol. 3. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1990.

Nuqt}ah, Muh}ammad bin ‘Abd al-Ghani> Ibn. al-Taqyi>d li Ma‘rifat Ruwa>t al

-Sunan wa al-Masa>nid, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1408 H.

Qa>dir, Abu> Yah}ya> Zakariya> bin Ghula>m. al-Alba>ni> wa Manhaj al-A’immah al -Mutaqaddimi>n fi> ‘Ilm al-H{adi>th . Riya>d}: Maktabah al-Ma‘a>rif, 2010.

Qa>ri> (al), al-Mala> ‘Ali>. Jam‘ al-Wasa>’il fi> Sharh} al-Shama>’il, vol. 1. Mesir:

Mat}ba‘ah al-Sharafiyyah, t.th.

_______. Sharh} Nukhbat al-Fikr . t.t.: t.p., t.th.

Qat}t}a>n (al), ‘Ali> bin Muh}ammad Ibn. Baya>n Wahm wa I<ha>m fi> Kita>b al-Ahka>m, Vol. 5. Riya>d}: Da>r al-T{ayyibah, 1997.

Qust}ant}i>ni> (al), Mus}t}afa> bin ‘Abdilla>h Kashf al-Z{unu>n ‘an Asa>mi> al-Kutub wa al-Funu>n, Vol. 1. t.t.: t.p., t.h.

Ra>zi> (al), ‘Abd al-Rah}ma>n bin Abi> H{a>tim. al-Jarh} wa al-Ta‘di>l, Vol. 2. Beiurut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, 1952.

Ra>zi> (al), Tama>m. al-Fawa>’id, Vol. 1. Riya>d}: Maktabah al-Rushd, 1412 H.

Rid}a> Bu>sha>mah, ‚al-Ah}a>di>th al-Wa>ridah fi> al-Ta’dhi>n fi> Udhun al-S{abiy Ba‘da

Wila>datih‛, dalam

http://www.rayatalislah.com/index.php/al-hadith/item/35-2013-06-30-10-09-24 (10 April 2015)

Ru>ya>ni> (al), Muh}ammad bin H{a>ru>n. Musnad al-Ru>ya>ni>, Vol. 1. Kairo: Mu’assasah Qurt}ubah, 1416 H.

Sa‘i>d (al), ‘Abd al-‘Azi>z bin Muh}ammad. Sharh Kita>b al-Mu>qiz}ah. t.t.: t.p., t.th.

Sakhawi> (al), Muh}ammad bin ‘Abd al-Rah}ma>n Fath} Mughi>th Sharh} Alfiyat al-H{adi>th, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1403 H.

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

186

S{ala>h}, Ibn. Muqaddimah Ibn S{ala>h}. Beirut: Da>r al-Fikr al-Mu‘a>s}ir, 1986.

Sala>mah, Muh}ammad Khalaf. Lisa>n al-Muh}addithi>n, Vol.5. t.t.: t.p., 2007.

S{an‘a>ni> (al), ‘Abd al-Razza>q. Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q, Vol. 4. Beirut: al-Maktab al-Isla>mi>, 1403 H.

Saqa>f (al), Al-H{asan bin Ali>. Tana>qud}a>t Alba>ni> Wa>d}ih}a>t, Vol. 1. t.t.: al-Maktabah al-Takhs}is}iyyah li al-Radd ‘ala> al-Wahha>biyyah, t.th.

Sarkhasi> (al), Muh}ammad bin Ah}mad. Us}u>l Sarkhasi>, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Ilmiyyah, 1993.

Sha>fi‘i> (al), Muh}ammad bin Idri>s. al-Umm, Vol. 7. Beirut: Da>r al-Ma‘rifah, 1393

H.

_______. al-Risa>lah. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, t,th.

Shahbah, Muha}mmad bin Muh}ammad Abu>. al-Wasi>t} fi> ‘Ulu>m wa Mus}t}alah} al -H{adi>th. Kairo: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, t.th.

Shahrazu>ri> (al), Abu> ‘Amr ‘Uthma>n. Muqaddimah Ibn S{ala>h}. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2006.

Shahrazu>ri> (al), ‘Uthma>n bin ‘Abd al-Rah}ma>n. S{iya>nat S{ah}i>h} Muslim. Beirut: Da>r al-Gharb al-Isla>mi>, 1408 H.

Shahu>d (al), ‘Ali> bin Na>yif. al-Khula>s}ah fi> Ah}ka>m al-H{adi>th al-D{a‘i>f. t.t.: t.p., t.th..

Shayba>ni> (al), Ah}mad bin H{anbal. Musnad Ah}mad bin H{anbal, Vol. 6. Kairo: Mu’assasah Qurt}ubah, t.th.

Siba>‘i> (al), Mus}t}afa>. al-Sunnah wa Maka>natuha> fi> Tashri>‘ al-Isla>mi>. Kairo: Da>r al-Sala>m, 2008.

Sijista>ni> (al), Abu> Da>wud. Sunan Abi> Da>wud, Vol. 4. Beirut: Da>r Kita>b al-‘Arabi>, t.th.

_______. Risa>lah Abi> Da>wud Ila> Ahli Makkah. Beirut: Da>r al-‘Arabiyyah, t.th.

Subuki> (al), Ta>j al-Di>n. Tabaqa>t al-Sha>fi‘iyyah al-Kubra>, Vol.2. t.t.: Hijr li

(36)

187

Sunni> (al), Ibn. ‘Amal al-Yawm wa al-Laylah, Vol. 3. t.t.: t.p., t.th.

Suyu>t}i> (al), ‘Abdurrahma>n bin Abu Bakar. Tadri>b Ra>wi>. Riyad}: Maktabah al-Riyad} al-H{adi>thah, t.th.

_______. Tadri>b al-Ra>wi>. Beirut: Dar Al-Kutub al-’Ilmiyah, 2002.

_______. T{abaqa>t al-H{uffa>z}, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

T{abari> (al), Muh}ammad bin Jari>r. Ja>mi‘ al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n, Vol. 5. t.t.: Da>r Hijr, t.th.

T{abba>‘ (al), Iya>d Kha>lid. al-Ima>m al-Tirmidhi> al-H{a>fiz} al-Na>qid Faqi>h al-Salaf

wa Ja>mi‘ al-Sunan. Damaskus: Da>r al-Qalam, 2001.

T{abra>ni> (al), Sulayma>n bin Ah}mad. al-Mu‘jam al-Kabi>r, Vol. 1. t.t.: t.p., t.th.

_______. al-Mu‘jam al-Kabi>r, Vol. 3. t.t.: t.p., t.th.

_______. al-Mu‘jam al-Awsat}, Vol. 9. Kairo: Da>r al-H{aramayn, 1415 H.

_______. al-Du‘a>’. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1413 H.

T{ah}h}a>n (al), Mah}mu>d. Taysi>r Must}alah al-Hadi>th. Beirut: Dar al-Fikr, t.th.

T{aya>lisi> (al), Sulayma>n bin Da>wud. Musnad Abi> Da>wud al-T{aya>lisi>, Vol. 2. t.t.: Da>r Hijr, 1999.

Taymiyah, Ah}mad bin ‘Abd al-H{ali>m Ibn. Majmu>’ al-Fata>wa>, Vol. 18. t.t.: Dar

al-Wafa>’, 2005.

_______. ‘Ilmu al-Hadi>th. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1989.

_______. ‘al-Kalim al-T{ayyib. Beirut: Maktabah al-Isla>mi>, 1977.

Tirmidhi> (al), Muh}ammad bin ‘I<sa>. al-Ja>mi‘, tahqi>q: Ah}mad Sha>kir dll, Vol. 4. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>, t.th.

_______. al-Ja>mi‘ al-Kabi>r, tah}qi>q: Shu‘ayb al-Arna’ut}, Vol. 3. Beirut: Da>r al-Risa>lah al-‘A<lamiyyah, 2009.

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

188

_______. Ja>mi‘ al-Tirmidhi>, tah}qi>q: Kha>lid ‘Abd al-Ghani> Mah}fu>z. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2011.

_______. Sunan al-Tirmidhi>, Vol. 3. Beirut: Da>r Ih}ya>' al-Tura>th al-‘Arabi>, t.th.

‘Uthaimin (al), Muh}ammad bin S}a>li>h. Sharh Riya>d} al-S{a>lih}i>n. t.t.: t.p., t.th.

Zarqa>ni (al), Muh}ammad ‘Abdul ‘Az}i>m. Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2004.

Zayla‘i> (al), ‘Abdulla>h bin Yu>suf Nas}b al-Ra>yah, Vol. 2. Beirut: Mu’asassah al -Rayya>n, 1997.

http://www.ahlalhdeeth.com/vb/archive/index.php/t-13515.html

http://www.hadaik.com/vb/showthread.php?t=11818

http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/kontroversi-hadis-tentang-adzan-untuk-bayi-yang-baru-lahir/

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat

Dalam melaksanakan tugasnya Tenaga Pengajar yang bersangkutan bertanggungjawab kepada Direktur Politeknik Negeri Pontianak melalui Kefua Jurusan llmu Kelautan

Wanita dan konsumen yang berpendapatan menengah keatas adalah karakteristik konsumen yang paling puas dan loyal terhadap Ultramilk, selain itu mereka juga cenderung

per Unit Penyertaan Yang Sama Besarnya Bagi Semua Pemegang Unit Penyertaan Pada Tanggal Jatuh Tempo yaitu dimana seluruh Efek Bersifat Utang yang menjadi basis proteksi dalam

Berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar tersebut, maka tingkat pelayanan pejalan

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa likuiditas yang diukur dengan Current Ratio, Quick Ratio, solvabilitas yang diukur dengan Debt to Asset Ratio, Debt to

Untuk itu, para mahasiswa serta dosen Jurusan Teknik Geomatika memerlukan aplikasi yang dapat memberikan informasi lengkap tentang tugas akhir dan persebaran

Orang tua peneliti, Mama Ipa dan Papa Mato tersayang, terima kasih atas kepercayaan yang mama dan papa berikan sehinga Nhu bisa berkuliah di Yogyakarta juga