• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN STROKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN STROKE"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG

DENGAN STROKE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

AFIAH EFEDRA

G0006175

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

(2)

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan antara Ukuran Lingkar Pinggang dengan Stroke

Afiah Efedra, NIM: G0006175, Tahun 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari Jumat, Tanggal 24 Juni 2011

Pembimbing Utama

Nama : Agus Soedomo, dr., Sp.S(K)

NIP : 19490516 197603 1 002 (...)

Pembimbing Pendamping

Nama : Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes

NIP : 19470927 197610 2 001 (...)

Penguji Utama

Nama : Risono, dr., Sp.S(K)

NIP : 19491111 197610 1 001 (...)

Anggota Penguji

Nama : Slamet Riyadi, dr., M.Kes

NIP : 19600418 199203 1 001 (...)

Surakarta, Juli 2011

Ketua Tim Skripsi

Muthmainah, dr., M.Kes NIP: 19660702 199802 2 001

Dekan FK UNS

(3)

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 13 Juni 2011

(4)

commit to user

iv

ABSTRAK

Afiah Efedra, G0006175, 2011. Hubungan antara Ukuran Lingkar Pinggang dengan Stroke, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan : Berbagai laporan mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas di seluruh dunia telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Ini merupakan ancaman besar bagi dunia kesehatan sendiri karena obesitas meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, osteoarthritis, dan ginjal. Pengukuran lingkar pinggang akan memberikan informasi berupa distribusi lemak dimana ini tidak didapatkan dalam skor BMI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan stroke.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jumlah sampel 30 orang, diambil secara acak dari populasi pasien berusia 40-70 tahun dengan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah metline untuk mengukur lingkar pinggang. Data dihitung dengan uji Chi-Square menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

Hasil : Hasil analisis uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan 1, diperoleh nilai Asymp.Sig : 0,025. Sehingga p < 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara ukuran lingkar

pinggang dengan stroke.

Simpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan stroke.

(5)

commit to user

v

ABSTRACT

Afiah Efedra, G0006175, 2011. The Relation between Waist Circumference and Stroke, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.

Objective : Many reports indicated that prevalence of obesity in the entire world has been increased in a serious numbers. This is a major threat for world health because obesity increases risk of heart disease, stroke, diabetes mellitus, cancer, hypertensi, osteoarthritis, and kidney disease. Waist circumference gives the information about fat distribution that doesn’t found on BMI score. This research aimed to determine and analyze the relation between waist circumference and stroke.

Methods : This was an analytical observasional study with cross sectional approach. Being conducted on May 2011 at Neurology Department, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta. There were 30 sample, taken randomly from the population of patients at the age of 40-70 years old by accidental sampling methods. Using metline to measure wasit circumference. Data were analyzed using Chi-Square test by SPSS 16.0 for Windows.

Results : Analyzing use Chi Square test with 0,05 signification level and 2 degrees of freedom, we got Asymp.Sig value : 0,025. Therefore p<0,05 , so H0

being rejected and H1 received. It means there was relation between waist

circumference and stroke.

Coclusion : This research conluded that there was relation between waist circumference and stroke.

(6)

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

laporan skripsi dengan judul “Hubungan antara Ukuran Lingkar Pinggang

dengan Stroke”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1.

Alloh SWT yang telah memberikan semua nikmat, petunjuk, kesehatan,

kesabaran dan kekuatan dalam penyusunan skripsi ini;

2.

Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyusun skripsi ini;

3.

Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi yang telah memberikan

kesempatan dalam penyusunan skripsi ini;

4.

Agus Soedomo, dr., Sp.S (K) dan Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes, selaku

pembimbing yang telah banyak membimbing dalam penyusunan skripsi ini

sampai selesai;

5.

Risono, dr., Sp.S (K) dan Slamet Riyadi, dr., M.Kes selaku penguji yang telah

menguji dan memberi masukan dalam penulisan skripsi ini;

6.

Seluruh staf yang membantu penelitian skripsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta;

7.

Segenap tim skripsi dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

telah memungkinkan terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi

penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

Surakarta, 4 Juli 2011

(7)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN ... .ix

BAB I PENDAHULUAN ... ..1

A. Latar Belakang Masalah ... ..1

B. Rumusan Masalah ... ..2

C. Tujuan Penelitian ... ..2

D. Manfaat Penelitian ... ..3

BAB II LANDASAN TEORI ... ..4

A. Tinjauan Pustaka ... ..4

1. Stroke ... ..4

2. Obesitas ... ..9

3. Obesitas Abdominal sebagai Faktor Resiko Metabolik ... 13

4. Stroke pada Obesitas Abdominal ... 16

B. Kerangka Pemikiran ... 19

C. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Lokasi Penelitian ... 20

C. Subjek Penelitian ... 20

D. Teknik Sampling ... 21

E. Desain Penelitian ... 22

F. Identifikasi Variabel Penelitian ... 22

G. Definisi Operasional Variabel ... 22

H. Sumber Data ... 23

I. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 25

BAB V PEMBAHASAN ... 33

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Simpulan ... 35

B. Saran ... 35

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi IMT (IDF, 2005) 10

Tabel 2. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis (IDF, 2005) 12

Tabel 3. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Perempuan 25

Tabel 4. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Laki-laki 26

Tabel 5. Klasifikasi Status Obesitas Berdasarkan Lingkar Pinggang pada

Seluruh Sampel 26

Tabel 6. Distribusi Penderita Stroke Seluruh Sampel 27

Tabel 7. Distribusi Status Obesitas terhadap Stroke 27

(9)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Fakultas

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Lampiran 3. Data Responden Penelitian

Lampiran 4. Hasil Uji Chi Square

(10)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas

di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan (Hanley

et al., 2001; Chu, 2001; Flegal et al., 2001; Booth et al., 2003). Berdasarkan

National Center for Health Statistics (NCHS) prevalensi orang Amerika yang

overweight dan atau obesitas meningkat dari 47 % sampai 61 % selama tahun

1980-1999. Ini merupakan ancaman besar bagi dunia kesehatan sendiri

karena obesitas meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke,

diabetes mellitus, kanker, hipertensi, osteoarthritis, dan ginjal.

Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan

fungsi otak secara lokal atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau

kelainan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali

gangguan vaskuler (World Health Organization/WHO, 1989). Laporan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) mencatat bahwa stroke

merupakan penyebab kematian yang utama di RS. Sedangkan National Stroke

Association mengemukakan bahwa, di Amerika Serikat, stroke merupakan

pembunuh ketiga.

Lima belas tahun terakhir, BMI (Body Mass Index)/IMT (Indeks

(11)

commit to user

2

beberapa studi klinik. Namun saat ini yang lebih akurat dan lebih bermakna

dalam kesehatan/penentu faktor penyakit sindrom metabolik adalah

pengukuran lingkar pinggang karena pada pengukuran lingkar pinggang akan

memberikan informasi berupa distribusi lemak dimana ini tidak didapatkan

dalam skor BMI (Griffith, 2007). Sebuah riset yang dilakukan di Universitas

Birmingham, Inggris, menunjukkan bahwa sel lemak di sekitar pinggang

bukanlah bongkahan lemak yang pasif melainkan sel-sel aktif berlebih yang

dapat mengacaukan stabilitas insulin dan meningkatkan tekanan darah dan

kolesterol dalam darah (Anonim, 2009).

Dengan melihat latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian

yang menilai hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan angka

kejadian stroke di RSUD Dr.Moewardi, di mana RSUD Dr.Moewardi sebagai

rumah sakit terbesar di lingkup karesidenan Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan

stroke ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara ukuran

(12)

commit to user

3

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, dapat diketahui hubungan antara ukuran lingkar pinggang

dengan stroke.

2. Secara aplikatif, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai upaya

(13)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjaun Pustaka

1. Stroke

a. Definisi

Beberapa definisi stroke :

1) Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,

baik fokal maupun menyeluruh, yang terjadi dengan cepat,

berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa

ditemukannya penyebab selain dari gangguan vaskuler

(Harsono, 1996).

2) Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal

maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung

lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak (WHO,

1989).

Stroke terjadi ketika otak tidak lagi mendapat aliran darah

atau oksigen untuk sel-sel otak (Torpy, 2010).

b. Faktor risiko

Faktor risiko adalah faktor yang dimiliki seseorang yang

dapat mendorong ke arah terjadinya serangan stroke. Semakin

(14)

commit to user

 

 

 

kemungkinannya mendapat serangan stroke dikemudian hari

(Mansjoer et al., 2000).

Faktor risiko stroke dibagi dua kelompok besar, yaitu yang

dapat diubah dan yang tidak dapat diubah (Siewe, 2002). Dapat

dijabarkan sebagai berikut (Rhodes, 2009) :

1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah

a) Umur

b) Ras

c) Jenis kelamin

d) Hereditas / turunan / riwayat keluarga

e) Riwayat stroke sebelumnya

2) Faktor resiko yang dapat diubah

a) Hipertensi

b) Diabetes mellitus

c) Hiperkolesterolemmi

d) Penyakit arteri koronaria (coronary artery disease)

e) Penyakit- penyakit jantung, seperti atrial fibrillation,

endocarditis, heart valve conditions, patent foramen ovale,

atau heart failure.

f) Beberapa gaya hidup yang buruk, antara lain :

(1) Merokok (termasuk perokok pasif)

(15)

commit to user

 

 

 

(3) Overweight dan obesitas

(4) Kurang makan sayur dan buah-buahan, serta terlalu

banyak makan garam-garaman.

(5) Penggunaan beberapa obat-obatan, seperti penggunaan

obat KB (terutama pada wanita perokok)

(6) Konsumsi alkohol berlebihan

(7) Penyalahgunaan obat-obatan, seperti stimulant (kokain)

c. Klasifikasi dan Etiologi

1) Stroke Iskemik (Ischemic Stroke)

Stroke iskemik adalah stroke dengan tanda gejala

neurologik fokal yang mendadak, yang disebabkan karena

obstruksi atau penyempitan pembuluh darah arteri otak dan

menunjukkan gambaran infark pada CT-Scan kepala (Soeharto,

2004). Disebut pula defisit neurologis yang timbul secara akut

dan berlangsung lebih dari 24 jam (Sutrisno, 2007).

Stroke ini sebagai hasil dari kekurangan darah (Torpy,

2010). Stroke jenis ini paling banyak didapat, sekitar 80% dari

(16)

commit to user

 

 

 

Etiologi stroke jenis ini bisa terjadi karena (Torpy,

2010):

a) Penyumbatan pada pembuluh darah arteri yang memberi

darah ke otak, misal pada penyakit arteri carotis (artery

carotid disease)

b) Penyumbatan pada arteri yang lebih kecil di otak itu sendiri,

ini disebut sebagai stroke trombotik (thrombotic stroke).

c) Sumbatan darah dari jantung yang berjalan menuju ke otak,

ini disebut sebagai stroke embolik (embolic stroke).

Penggumpalan darah terjadi di jantung, menjadikan darah

tidak bisa mengalir dengan sempurna, sehingga otak

kekurangan oksigen dan nutrisi. Atau adanya embolus yang

terlepas dari jantung dan menyebabkan penyumbatan

pembuluh darah di otak (Sutrisno, 2007).

d) Lemahnya aliran darah ke otak karena gagal jantung.

2) Stroke Perdarahan (Haemorrhagic Stroke)

Stroke hemoragik terjadi bila arteri di otak pecah, darah

tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar otak dan

tengkorak (Soeharto, 2004). Kerusakan yang terjadi diakibatkan

(17)

commit to user

 

 

 

Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga

menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke

dalam suatu daerah di otak dan menekan otak. Hampir 70 persen

kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi

(Misbach, 2007).

Terdapat dua tipe stroke perdarahan/haemorrhagic stroke

menurut WHO, yaitu :

a) Perdarahan Subarachnoid

Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak,

lalu darah keluar dan mengisi ruang subarachnoid otak.

Penyebab perdarahan subarachnoid yang paling sering

adalah ruptur aneurisma (pelebaran setempat pada arteri).

Penyebab lain adalah anomali arteriovenosa dan perluasan

intraserebral primer ke subarachnoid (Feigin, 2006).

b) Perdarahan Intracerebral

Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak,

lalu darah merembes di dalam otak sehingga menekan

struktur otak.

Gejala neurologik timbul karena ekstravasasi darah ke

(18)

commit to user

 

 

 

2. Obesitas

a. Definisi

Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh

tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu (Mahan et al.,

2000). Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu

apabila ditemukan total lemak tubuh >25% pada pria dan >33%

pada wanita (Reilly, 2006). Menurut The Obesity Society, obesitas

didefinisikan sebagai kelebihan jaringan adiposa.

b. Tipe Obesitas

Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh.

Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh menurut Dr. Jean

Vague, dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper

body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity)

(Leow, 2008).

Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominasi penimbunan

lemak tubuh di truncal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan

lemak pada truncal, yaitu truncal subcutaneus yang merupakan

kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan

retroperitoneal (Tchernof, 2007). Obesitas tubuh bagian atas lebih

banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih

(19)

commit to user

10 

 

 

 

lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler

daripada obesitas tubuh bagian bawah (Boivin et al., 2007).

Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan

tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe

obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut

gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan

gangguan menstruasi pada wanita (Bergman et al., 2001).

c. Cara Pengukuran

1) IMT (Indeks Massa Tubuh)/BMI (Body Mass Index)

Yaitu BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam

kilogram dan TB adalah tinggi badan dalam meter

(Caballero, 2005).

Klasifikasi IMT berdasarkan International Diabetes

Federation (IDF) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Klasifikasi IMT (IDF, 2005).

(20)

commit to user

11 

 

 

 

Cara mengukur IMT/BMI :

2) Lingkar Pinggang

IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh,

tetapi IMT bukan merupakan indikator satu-satunya untuk

obesitas (Grundy, 2004). Metode lain untuk pengukuran

antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar

pinggang (Bell et al., 2005).

Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling

sulit dilakukan karena perbedaan cut off point setiap etnis

terhadap IMT maupun lingkar pinggang (Khan et al., 2005).

Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation)

mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang pada obesitas

(21)

commit to user

12 

 

 

 

Tabel 2. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis (IDF, 2005).

Negara/grup etnis Lingkar pinggang (cm) pada obesitas

Eropa Pria >94

Wanita >80 Asia Selatan

Populasi China, Melayu, & Asia- India Amerika Tengah dan

Selatan

Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik

Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik Timur Tengah Gunakan rekomendasi Eropa

hingga tersedia data spesifik

Sedangkan berdasarkan WHO, terdapat 3 kategori :

Pria :

<94,0 cm Æ normal

(22)

commit to user

13 

 

 

 

Wanita :

<80,0 cm Æ normal

80,0 cm – 87,9 cm Æoverweight ≥88,0 cm Æ obesitas

3. Obesitas Abdominal sebagai Faktor Risiko Metabolik

a. Definisi Sindroma Metabolik

Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor

risiko metabolik yang berkaitan secara langsung terhadap

terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko

tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik,

peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma,

keadaan prototombik, dan proinflamasi (Semiardji, 2004).

Beberapa kriteria definisi sindroma metabolik yang sering

digunakan antara lain WHO tahun 1998, European Group for The

Study of Insulin Resistance (EGIR) tahun 1999, National

Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel

(NCEP-ATP III) tahun 2001, dan American Association of

Clinical Endocrinologist (AACE) tahun 2003 (Tjokroprawiro A.,

(23)

commit to user

metabolik terdiri dari (Grundy, 2005):

1) Obesitas abdominal, adalah bentuk dari obesitas yang paling

kuat berhubungan dengan sindroma metabolik. Hal ini dapat

terlihat secara klinis dengan meningkatnya lingkar pinggang.

2) Dislipidemia atherogenik bermanifestasi dengan penurunan

kadar HDL, peningkatan kadar trigliserid, dan LDL.

3) Peningkatan tekanan darah berhubungan dengan obesitas dan

biasanya terjadi pada resistensi insulin.

4) Resistensi insulin/intoleransi glukosa terjadi pada sebagian

populasi dengan sindroma metabolik. Hal ini berhubungan erat

dengan komponen sindroma metabolik lainnya dan berbanding

lurus dengan risiko PKV (penyakit kardiovaskuler).

5) Keadaan proinflamasi meningkatkan kadar hsCRP sebagai

akibat dilepaskannya sitokin proinflamasi merupakan

pertanda risiko terjadinya infark myocard.

6) Keadaan prototombik memiliki karakteristik peningkatan

plasminogen activator inhibitor (PAI-1), fibrinogen, dan faktor

VII.

Menurut WHO tahun 1998, komponen sindrom metabolik :

1) Waist-to-Hip ratio >0,85 pada wanita dan >0,9 pada pria atau

(24)

commit to user

15 

 

 

 

2) Trigliserida >150mg% dan atau kolesterol HDL < 35%mg

(pria) atau < 40%mg (wanita)

3) Tekanan darah > 140/90 mm Hg

4) Peningkatan sekresi albumin dalam urin

b. Patogenesis Sindroma Metabolik

Peningkatan faktor risiko metabolik selalu berhubungan

dengan tingginya akumulasi jaringan adiposa abdominal, terutama

jaringan adiposa visceral (Tjokroprawiro, 2006). Salah satu

karakteristik obesitas abdominal/lemak visceral adalah terjadinya

pembesaran sel-sel lemak, sehingga sel-sel lemak tersebut akan

mensekresi produk-produk metabolik, di antaranya sitokin

proinflamasi, prokoagulan, peptida inflamasi, dan angiotensinogen.

Produk-produk dari sel lemak dan peningkatan asam lemak bebas

dalam plasma bertanggung jawab terhadap berbagai penyakit

metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, hiperlipidemia, gout,

dan hipertensi (Semiardji, 2004; Widjaya et al., 2004).

c. Manifestasi Klinik Sindroma Metabolik

ATP III menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler

merupakan manifestasi utama sindroma metabolik (Grundy, 2005).

(25)

commit to user

16 

 

 

 

yang menyebutkan bahwa sindrom metabolik memiliki hubungan

kuat dan konsisten dengan infark miokard/stroke atau infark

miokard dengan stroke (Ninomiya et al., 2004).

ATP III juga menyebutkan bahwa sindroma metabolik

memiliki hubungan dengan beberapa keadaan seperti polikistik

ovarii, fatty liver, batu empedu kolesterol, asma, sleep apnea, dan

beberapa jenis kanker (Pranoto, 2005).

4. Stroke pada Obesitas Abdominal

Dalam suatu studi yang meneliti tentang efek dari BMI dan

obesitas abdominal, obesitas abdominal cenderung menjadi prediktor

kuat risiko stroke (Suk et al, 2003). Sebuah penelitian menunjukkan

bahwa penilaian terhadap adiposit abdominal menghasilkan hubungan

yang signifikan dan kuat dengan risiko stroke atau TIA (Transcient

Ischemic Attack), lepas dari faktor risiko penyakit vaskuler lainnya

(Winter et a.l, 2010). Studi lain menyebutkan bahwa ukuran lingkar

pinggang adalah prediktor yang lebih baik dibanding BMI pada

kejadian penyakit cerebrovascular atau stroke pada wanita Jepang

(Furukawa et al., 2010).

Stroke pada dasarnya terjadi karena adanya kerusakan atau

gangguan pada pembuluh darah otak. Proses ini dapat berupa

(26)

commit to user

17 

 

 

 

pecahnya dinding pembuluh darah, dan perubahan viskositas maupun

kualitas darah itu sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta

komponen lainnya itu dapat bersifat primer karena kelainan kongenital

maupun degeneratif, atau akibat proses lain seperti peradangan,

aterosklerosis, hipertensi, dan diabetes melitus (Misbach, 1999).

Obesitas abdominal berhubungan dengan hipertensi dan

diabetes, yang diketahui sebagai faktor resiko stroke (Chan et al., 1994 ;

Selby et al., 1989). Juga telah diketahui bahwa obesitas abdominal

sendiri sebagai faktor risiko sindroma metabolik, dimana sindrom

metabolik ini ikut menyumbang terjadinya stroke. Sehingga dengan

sendirinya, faktor risiko stroke pun menjadi meningkat. Mekanismenya

adalah, obesitas abdominal akan meningkatkan produksi asam lemak

bebas (free fatty acid) (Jensen, 2008). Asam lemak bebas ini akan :

a. Meningkatkan LDL (low density lipoprotein). LDL yang meningkat

akan mengakibatkan penimbunan kolestrol di dalam sel. Hal ini

akan memicu terjadinya proses atherosclerosis, yaitu pengerasan

dinding pembuluh darah arteri. Proses ini mempengaruhi organ otak,

yang kemudian menjadikan stroke (Anonim, 2011).

b. Penurunan HDL (high density lipoprotein). HDL yang menurun

akan memicu terjadinya proses atherogenik, yaitu pembentukan plak

di dinding pembuluh darah arteri. Proses ini kemudian menjadikan

(27)

commit to user

18 

 

 

 

c. Peningkatan PAI-1 (plasminogen activator inhibitor) dan fibrinogen

serum mencetuskan keadaan protrombik, yang kemudian

merangsang aterogenesis, yang kemudian berlanjut menjadi stroke.

d. Menurunkan NO (nitrit oxide) dan meningkatkan RAAS (renin

angiotensin aldosteron), yang menyebabkan peningkatan saraf

simpatik, sehingga tekanan darah meningkat, dan menjadikan

(28)

commit to user

19 

 

 

 

B. Kerangka Berpikir

Keterangan :

WC = Waist Circumference (lingkar pinggang)

C. Hipotesis

(29)

commit to user

20  BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta

pada bulan Mei 2011.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian diambil dari populasi pasien di Poli Saraf RSUD Dr.

Moewardi, Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi

kriteria eksklusi.

1. Kriteria inklusi :

Pasien laki-laki dan perempuan, umur 40-70 tahun, tidak

membedakan wanita yang pernah melahirkan dan belum pernah

melahirkan.

2. Kriteria Eksklusi :

a. Pasien yang menolak berpartisipasi dalam penelitian

b. Pasien dengan kehamilan

(30)

commit to user

21 

 

d. Pasien yang menderita gangguan anatomi sehingga tidak dapat

diukur antropometrinya.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Besar

sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus (Sastroasmoro,

2000):

α : batas kepercayaan, dalam penelitian ini dipilih nilai 0,05

zα : nilai konversi pada kurva normal, dalam penelitian ini 1,96

P : proporsi kejadian/outcome di antara pajanan yang diteliti (0,5)

Q : 100% - P

L : derajat kesalahan, dalam penelitian ini digunakan 10%

(

)

Namun, dikarenakan keterbatasan waktu dan jumlah sampel yang

tersedia maka peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 30 sampel dengan

(31)

commit to user

22 

 

E. Desain Penelitian

F. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : lingkar pinggang (cm)

2. Variabel tergantung : stroke

3. Variabel luar

a. Variabel luar terkendali : umur pasien

b. Variabel luar tak terkendali : makanan yang dikonsumsi, dan

aktivitas sehari-hari.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

Lingkar pinggang (waist circumference) adalah besaran lingkar

pinggang yang diukur dengan pita pengukur (metline) dalam centimeter

Populasi 

Sampel  

Ukur lingkar 

pinggang (cm) 

Tidak obesitas  Obesitas 

(32)

commit to user

23 

 

(cm). Pengukuran dilakukan dengan posisi berdiri tegak dan pakaian

ditanggalkan, diukur di antara crista illiaca dan costa XII.

Cut off point lingkar pinggang pada obesitas berdasarkan

International Diabetes Federation (IDF), adalah pada pria : > 90 cm dan

pada wanita : > 80 cm. Skala data lingkar pinggang adalah nominal.

2. Variabel Tergantung

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,

baik fokal maupun menyeluruh, yang terjadi dengan cepat, berlangsung

lebih dari 24 jam, tanpa ditemukannya penyebab selain dari gangguan

vaskuler (Harsono, 1996). Skala data stroke adalah nominal.

H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Rekam medis, untuk mengetahui subjek menderita stroke atau tidak.

2. Tape measuring/metline. Metline yang digunakan adalah jenis plastic

tape measuring merk Butterfly, dengan ketelitian 1mm.

I. Cara Kerja

1. Menentukan subjek penelitian

2. Setelah didapatkan subjek penelitian, ukur lingkar pinggangnya.

a. Jelaskan kepada pasien tujuan pengukuran lingkar pinggang dan

tindakan apa saja yang akan dilakukan.

(33)

commit to user

24 

 

c. Pengukuran dilakukan saat akhir ekspirasi normal, dalam keadaan

berdiri tegak dan tenang, serta tangan relaksasi di samping.

d. Tentukan titik batas tepi tulang rusuk terakhir (costa XII) dan titik

ujung lengkung tulang panggul (crista illiaca).

e. Letakkan pita pengukur di antara crista illiaca dextra dan costa XII

dextra. Kemudian pita pengukur dilingkarkan ke sekeliling perut

secara sejajar horizontal kembali ke titik awal pengukuran. Yakinkan

bahwa pita pengukur tidak menekan kulit terlalu ketat.

J. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan teknik

analisis statistik yaitu Chi Square untuk mengetahui hubungan antara ukuran

lingkar pinggang dan stroke. Pengolahan data dilakukan menggunakan

(34)

commit to user

25 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Karakteristik Sampel

Pengambilan data dilakukan di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi

Soerakarta selama bulan Mei 2011. Jumlah total sampel sebanyak 30 sampel,

diambil secara acak.

Dari data yang diperoleh dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 3

. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Perempuan

Frekuensi

80 cm

7

41,18%

>80 cm

10

58,82%

Jumlah

17

100%

Dari tabel 3, jumlah subyek pada perempuan berjumlah 17 orang. Dapat

dilihat bahwa frekuensi pasien dengan lingkar pinggang

80 cm sebanyak 7

orang (41,18%) dan frekuensi pasien dengan lingkar pinggang > 80 cm sebanyak

(35)

commit to user

26 

 

Tabel 4

. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Laki-laki

Frekuensi

90cm

8

61,54 %

>90 cm

5

38,46 %

Jumlah

13

100%

Dari tabel 4, jumlah subyek pada laki-laki berjumlah 13 orang. Dapat

dilihat bahwa frekuensi pasien dengan lingkar pinggang

90cm sebanyak 8

orang (61,54%) dan frekuensi pasien dengan lingkar pinggang > 90 cm sebanyak

5 orang (38,46%).

Tabel 5

. Klasifikasi Status Obesitas Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Seluruh

Sampel

Frekuensi

Obesitas

15

50%

Tidak Obesitas

15

50%

Jumlah

30

100%

Dari tabel 5, untuk klasifikasi status obesitas pada seluruh sampel baik

laki maupun perempuan yang seluruhnya berjumlah 30 orang, didapatkan sampel

yang menderita obesitas sebanyak 15 orang (50%) dan yang tidak obesitas

(36)

commit to user

27 

 

Tabel 6

. Distribusi Penderita Stroke Seluruh Sampel

Frekuensi

Stroke

18

60%

Tidak Stroke

12

40%

Jumlah

30

100%

Dari tabel 6, distribusi penderita stroke pada seluruh sampel yang

berjumlah 30 orang, didapatkan sampel yang menderita stroke sebanyak 18 orang

(60%) dan yang tidak stroke sebanyak 12 orang (40%).

Tabel 7

. Distribusi Status Obesitas terhadap Stroke

Stroke

Non Stroke

Jumlah

Obesitas

12

40%

3

10%

15

50%

Tidak Obesitas

6

20%

9

30%

15

50%

Jumlah

18

60%

12

40%

30

100%

Sumber: Data Primer dan Sekunder, Mei 2011

Dari tabel 7, pasien obesitas yang stroke sebanyak 12 sampel (40%),

sedangkan pasien obesitas yang tidak stroke sebanyak 3 sampel (10%). Lalu,

pasien tidak obesitas yang stroke sebanyak 6 sampel (20%), sedangkan pasien

(37)

commit to user

28 

 

Selanjutnya, deskripsi statistik dari sampel yang didapat adalah sebagai

berikut :

Tabel 8

. Statistik Deskriptif

Deskripsi Sampel

Variabel N

Mean

Median

SD

Lingkar Pinggang

(cm)

30 87,2 87,0 11,79

Berdasarkan tabel 8, nilai rata-rata lingkar pinggang dari 30 sampel

tersebut adalah 87,2 cm. Sedangkan nilai tengahnya adalah 87 cm, dan nilai

standar deviasi (simpangan baku) adalah 11,79.

B.

Normalitas Sebaran Sampel

Normalitas data diperlukan untuk menjamin validitas penelitian. Pada

umumnya data tidak diuji secara spesifik, melainkan secara langsung

diasumsikan menyebar normal berdasar atas Teorema Limit Pusat (

Central Limit

Theory

) (Riwidikdo, 2009).

Indikator yang digunakan untuk menilai normalitas distribusi dalam

(38)

commit to user

29 

 

1.

Histogram

Keterangan :

WC :

waist circumference

(lingkar pinggang)

Berdasarkan statistik deskriptif, nilai mean dan median berada dalam

letak yang dekat dengan masing-masingnya. Sehingga dapat dikatakan data

(39)

commit to user

30 

 

2.

Uji

One-Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

WC

N 30

Normal Parametersa Mean 87.200

Std. Deviation 11.7895

Most Extreme Differences Absolute .111

Positive .111

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .610

Asymp. Sig. (2-tailed) .851

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji dapat dilihat :

a.

Pada nilai Kolmogorov-Smirnov Z, dengan hasil 0,610. Dengan

demikian, nilai Z hitung : 0,610, yang kemudian dibandingkan dengan

nilai Z tabel : 1,96. Jadi, nilai Z hitung < nilai Z tabel, maka Ho diterima,

yang artinya data berdistribusi normal.

b.

Harga signifikasi (

Asymp.Sig

) : 0,851, yang kemudian dibandingkan

dengan

α

= 0,05. Jadi nilai signifikasi > 0,05 (p > 0,05), maka Ho

(40)

commit to user

31 

 

C.

Analisis Data

Secara manual, hubungan ukuran lingkar pinggang dengan stroke bisa

disajikan sebagai berikut :

Stroke

Non Stroke

Jumlah

Obesitas

12 (a)

3 (b)

15 (a+b)

Tidak Obesitas

6 (c)

9 (d)

15 (c+d)

Jumlah

18 (a+c)

12 (b+d)

30 (N)

Perhitungan uji

Chi Square

didapatkan hasil :

Nilai

χ

2

hitung = 5,000

Nilai

χ

2

tabel = 3,841 (dengan taraf signifikan = 0,05 ; derajat bebas = 1)

Bila dilihat dari hasil menunjukkan bahwa :

χ

2

hitung >

χ

2

tabel. Keputusannya

H

0

ditolak dan H

1

diterima, sehingga dapat disimpulkan secara statistik bahwa

(41)

commit to user

32 

 

Sedangkan melalui perhitungan SPSS, dapat dilihat sebagai berikut :

WC * STROKE Crosstabulation

Count

STROKE

Total stroke tidak stroke

WC obese 12 3 15

tidak obese 6 9 15

Total 18 12 30

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.000a 1 .025

Continuity Correctionb 3.472 1 .062

Likelihood Ratio 5.178 1 .023

Fisher's Exact Test .060 .030

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Pada tabel tersebut, nilai

Pearson Chi Square

(

χ

2

hitung) : 5,000.

Sedangkan harga

χ

2

tabel (pada db 1 dengan taraf signifikasi 0,05) : 3,481.

Ini berarti

χ

2

hitung >

χ

2

tabel, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan

antara lingkar pinggang dengan stroke.

Di samping itu bisa dilihat dari nilai

Asymp.Sig

: 0,025.

Ini berarti p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara lingkar

(42)

commit to user

33 

BAB V

PEMBAHASAN

Dari tabel 7, pasien obesitas yang stroke sebanyak 12 sampel (40%),

sedangkan pasien obesitas yang tidak stroke sebanyak 3 sampel (10%). Lalu, pasien

tidak obesitas yang stroke sebanyak 6 sampel (20%), sedangkan pasien tidak obesitas

yang tidak stroke sebanyak 9 sampel (30%).

Dari hasil analisis normalitas sebaran sampel terhadap variabel lingkar

pinggang yang secara spesifik dilakukan dengan uji

Kolmogrov-Smirnov

menunjukkan nilai signifikansi > 0,05. Nilai signifikansi tersebut mengindikasikan

bahwa sebaran sampel pada penelitian ini normal sehingga menjamin validitas

penelitian dan keakuratan dalam penarikan kesimpulan.

Dari hasil perhitungan Chi Kuadrat didapatkan nilai

χ

2

hitung (5,000) > nilai

χ

2

tabel (3,481). Nilai tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara

ukuran lingkar pinggang dengan stroke. Hasil penelitian ini sesuai seperti pada

penelitian yang sudah ada yang menunjukkan bahwa penilaian terhadap adiposit

abdominal menghasilkan hubungan yang signifikan dengan risiko stroke atau TIA

(Winter

et al.

, 2010). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan studi yang sudah ada,

yaitu obesitas abdominal sebagai prediktor kuat risiko stroke (Suk

et al.

, 2003).

Dari tabel 3 dan 4, didapatkan penderita obesitas berdasarkan lingkar

(43)

commit to user

34 

 

penelitian dari

Framingham Heart Study

yang menyebutkan bahwa prevalensi

jaringan adiposa viseral tinggi adalah sebesar 44% pada wanita dan 42% pada pria

(Pon, 2009). Juga disebutkan pada survei nasional yang dilakukan pada tahun

1996/1997 di ibukota seluruh provinsi Indonesia menunjukkan bahwa 8,1%

penduduk laki-laki dewasa mengalami

overweight

(BMI 25-27) dan 6,8%

mengalami obesitas, sedangkan pada wanita 10,5 %

overweight

dan 13,5 % obesitas.

(Hadi, 2005).

Seperti yang diketahui, jumlah lemak kurang lebih 12-14 % dari berat badan

seorang pria dan kurang lebih 25 % dari berat badan seorang wanita

(Fawcett, 2002).

Hal ini menyebabkan jumlah penderita obesitas lebih banyak pada wanita

dibandingkan pada pria, selain karena adanya pola hidup yang tidak sehat, misal pola

konsumsi makanan (makanan berlemak, makanan cepat saji) tanpa diimbangi

aktivitas fisik seperti olahraga.

Ukuran lingkar pinggang merupakan alternatif pengukuran antropometri tubuh

sebagai

screening

obesitas. Sebuah studi menyebutkan bahwa ukuran lingkar pinggang

adalah prediktor yang lebih baik dibanding BMI pada kejadian penyakit

cerebrovascular atau stroke pada wanita Jepang (Furukawa

et al.,

2010).

Internasional Diabetes Federation

(IDF) mengeluarkan kriteria ukuran

lingkar pinggang pada obesitas berdasarkan etnis (Alberti, 2005; Tjokroprawiro,

2006). Untuk Asia, lingkar pinggang pada obesitas pada pria > 90 cm dan pada

(44)

commit to user

35 

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

1.

Terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dan stroke.

2.

Peningkatan ukuran lingkar pinggang akan meningkatkan risiko terjadinya

stroke.

B.

Saran

1.

Perlunya diadakan pengelolaan terhadap penderita obesitas secara efisien dan

efektif agar tidak terjadi stroke. Sedangkan penderita obesitas yang sudah

terkena stroke, perlu dilakukan pemahaman agar menurunkan lingkar

pinggangnya dengan berolahraga serta gaya hidup sehat, agar setidaknya

mengurangi resiko terjadinya stroke ulangan atau stroke baru di tempat lain

2.

Perlu ditingkatkan penyuluhan tentang stroke, faktor risiko stroke,

komplikasi, terapi, serta pencegahan kepada masyarakat.

Gambar

Tabel 2. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis (IDF, 2005)
Tabel 1. Klasifikasi IMT (IDF, 2005).
Tabel 3. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Perempuan
Tabel 4. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Laki-laki
+4

Referensi

Dokumen terkait

Apabila obligasi yang dimiliki dengan tujuan untuk penanaman modal jangka panjang dijual sebelum jatuh temponya maka perhitungan laba atau rugi penjualan didasarkan pada jumlah

Dari analisa permasalahan di temukan bahwa penggunaan kartu dalam pembuatan data pasien dan rekam medik, serta tidak terintegrasinya sistem administrasi yang ada

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh lama fermentasi terhadap kadar bioetanol dari fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa tandan

Adapun wujud ketidaksantunan bahasa larangan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) larangan mendahului saat berkendara: (a) ngebut benjut dan (b) yen ora

Prototipe situs web pemberitaan elektronik dengan segmentasi khusus di dunia hiburan yang dapat memenuhi keinginan para pengguna informasi berita industri hiburan

B Usaha Aksesoris Pengantin Tetap Eksis Melestarikan Batik Motif Jogja

Dengan menggunakan Metode Cost-Plus Dengan Pendekatan Full-Costing, yang dapat dijalankan melalui beberapa cara tentang Penentuan Harga Jual Perusahaan yaitu Total Biaya Variable

Dalam hal ini berita dapat dengan mudah diakses di media sosial yang banyak digunakan oleh manusia untuk mendapatkan informasi maupun dijadikan sebagai media