• Tidak ada hasil yang ditemukan

2010 Dok Konsultasi Publik HCVF Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2010 Dok Konsultasi Publik HCVF Revisi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH PERUM PERHUTANI KPH KENDAL Jl. Soekarno Hatta No. 322 Kendal Telp (0294) 381350 Fax (0294) 381726

LAPORAN

KONSULTASI PUBLIK

IDENTIFIKASI DAN PENGELOLAAN

KAWASAN BERNILAI KONSERVASI

TINGGI

KPH KENDAL

(2)

DAFTAR ISI

BAB III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ……….. 7

LAMPIRAN ………. 17

A. Surat – Surat ………. 18

B. Absensi ……….. 22

C. Foto – Foto Kegiatan ………...……… 25

(3)

KATA PENGANTAR

Dokumen Laporan Konsultasi Publik Identifikasi dan Pengelolaan Kawasan

Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) disusun sebagai bukti dokumentasi

pelaksanaan kegiatan konsultasi publik dalam kegiatan kelola lingkungan dan

sosial di Perum Perhutani KPH Kendal.

Semoga bermanfaat.

Kendal, Nopember 2010 Administratur / KKPH Kendal

(4)
(5)
(6)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi/KBKT atau HCVF (High

Conservation Value Forest) di KPH Kendal ini dilakukan sebagai salah satu

pemenuhan terhadap prinsip dan kriteria pengelolaan hutan lestari yang

dikeluarkan oleh FSC (Forest Stewardship Council).

Penilaian keberadaan KBKT di KPH Kendal dilakukan oleh Perum Perhutani,

TFT dan Masyarakat Desa Hutan. Metoda yang digunakan adalah

Tropenbos; Konsultasi dengan Masyarakat Desa Hutan menggunakan PCP

(Participatory Conservation Planning); konsultasi bidang ekologi dilakukan

melalui overview lapangan bekerja sama dengan TFT untuk menyusun

strategi pengelolaan KBKT.

Sedangkan kegiatan SCP (Site Conservation Planning) merupakan

kelanjutan dari proses identifikasi awal keberadaan HCVF (High

Conservation Value Forest) / Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT)

khususnya aspek ekologi hutan disamping proses PCP (Participatory

Conservation Planning) yang sudah dijalankan. SCP ini juga merupakan tool

pengelolaan target-target konservasi dan sekaligus sebagai kegiatan

assessment penuh terhadap target-target konservasi.

Dari hasil identifikasi dan rencana pengelolaan KBKT, PCP dan SCP maka

perlu dilakukan konsultasi publik kepada masyarakat / stakeholder yang

terkait dengan kegiatan tersebut.

Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat / stakeholder terlibat dalam proses

identifikasi dan pengelolaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi, ikut

berperan aktif melestarikan flora, fauna yang dilindungi yang ada di

wilayahnya, adanya masukan / kritikan yang membangun di dalam

(7)

B. Dasar Pelaksanaan

1. Surat Administratur / KKPH Kendal tanggal no. 1177/022.2/Keu/Knd/I

tanggal 19 Nopember 2010 perihal Persetujuan Biaya Konsultasi Publik.

2. Pemenuhan prinsip FSC Kriteria 9.1 dan 9.2 yaitu untuk mengetahui

apakah di dalam wilayah unit managemen hutan Perum Perhutani KPH

Kendal terdapat KBKT dengan melalui proses konsultasi (ekologi dan

sosial).

3. Pemenuhan prinsip FSC Kriteria 9.3 yaitu membangun strategi

pengelolaan KBKT dengan menggunakan proses PCP (Participotory

Conservation Planning) dan SCP (Site Conservation Planning)

4. Pemenuhan prinsip FSC Kriteria 9.4. yaitu membangun sistem

monitoring pengelolaan KBKT untuk mengetahui apakah strategi yang

dikembangkan sudah tepat atau belum.

C. Tujuan

Kegiatan Konsultasi Publik ini diselenggarakan dengan tujuan :

1. KPH Kendal melaksanakan kegiatan konsultasi publik terhadap

kegiatan identifikasi dan pengelolaan KBKT.

2. KPH Kendal melibatkan masyarakat / stakeholder di dalam kegiatan

identifikasi dan pengelolaan KBKT.

3. Menginformasikan kepada masyarakat / stakehoder hasil identifikasi

(8)

BAB II. PELAKSANAAN

A. Nama Kegiatan

Konsultasi Publik Identifikasi dan Pengelolaan Kawasan Bernilai Konservasi

Tinggi (KBKT) KPH Kendal Tahun 2010.

B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

1. Dilaksanakan pada hari Senin, 29 Nopember 2010

2. Lokasi di Gedung Serba Guna Kantor KPH Kendal

C. Narasumber

1. Tenaga Ahli : Dwi T. Andriyanti (Dosen UGM)

2. Bidang Lingkungan : Sri Sulistyowati, S.Hut (KSS Lingkungan)

3. Bidang Sosial : Senen (KSS PHBM/BinLing)

4. Konsultan/Moderator : Samsul Ulum (TFT)

D. Peserta

No Nama Peserta Jumlah

1 Ibu Dwi T Andriyanti 1

2 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal 1

3 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Batang 1

4 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang 1

5 Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Kendal 1

6 Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Batang 1

7 Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Semarang 1

8 Kepala BAPEDALDA Kab. Kendal 1

9 Kepala BAPEDALDA Kab. Batang 1

10 Kepala BAPEDALDA Kota Semarang 1

11 Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kendal 1

12 Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Batang 1

(9)

No Nama Peserta Jumlah

14 Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah 1

15 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah 1

16 Kepala Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Tengah 1

17 Kepala BKSDA Propinsi Jawa Tengah 1

18 Kepala Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah 1

19 Kapolres Kendal 1

20 Walhi Jawa Tengah 1

21 Ketua PERBAKIN Jawa Tengah 1

22 Perwakilan Mahasiswa 1

23 Kasi PHL Biro Perencanaan 1

24 Kasi Lingkungan Unit I 1

25 KSS Wilayah SPH I Pekalongan 1

26 LSM Racika Palm Batang 1

27 Samsul Ulum – TFT 1

28 Ismoyo TFT 1

29 Wartawan Harian Suara Merdeka 1

30 Wartawan Harian Kompas 1

31 Wartawan Harian Jawa Pos 1

32 Ketua LMDH Trimulyo Triharjo 1

33 Ketua LMDH Tirto Utomo – Surokonto Wetan 1

34 Ketua LMDH Tani Subur - Curugsewu 1

35 Ketua LMDH Duren Jati Lestari – Durenombo 1

36 Ketua LMDH Jati Indah – Tedunan 1

37 Ketua LMDH Jati Makmur – Cacaban 1

38 Ketua LMDH Srendeng Indah – Wates 1

39 Ketua LMDH Wana Makmur Lestari – Jatisari 1

40 Ketua LMDH Rukun Makmur – Subah 1

(10)

No Nama Peserta Jumlah

47 Kepala Desa Plelen 1

48 Kepala Desa Wonosari 1

49 Kepala Desa Sojomerto 1

50 Kepala Desa Kertosari 1

51 Kepala Desa Wates 1

52 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Jatisari 1

53 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Kutosari 1

54 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Curugsewu 1

55 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Besokor 1

56 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Darupono 1

57 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Podorejo 1

58 LSM LPPLT Huda Kendal 1

64 Asper / KBKPH Sojomerto 1

65 Asper / KBKPH Kalibodri 1

66 Asper / KBKPH Boja 1

67 Asper / KBKPH Mangkang 1

68 Ketua Saka Wana Bhakti KPH Kendal 1

(11)

E. Susunan Acara

No Nama Peserta Jumlah

70 KSS Lingkungan KPH Ciamis 1

71 Prabawa Jati Asmara – KPH Cepu 1

72 Supriyono – KPH Randublatung 1

73 Supangat – KPH Kebonharjo 1

74 KRPH Dalam Wilayah KPH Kendal 12

75 KPH Kendal 12

No Waktu Acara Penanggungjawab

(12)

BAB III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Konsultasi Publik Identifikasi dan Pengelolaan KBKT dibuka oleh Wakil

Administratur/KKPH Kendal pada pukul 10.00 WIB.

2. Sambutan Wakil Adm/KSKPH Kendal antara lain :

- KPH Kendal sedang berupaya dalam pengelolaan hutan sesuai dengan

prinsip Pengelolaan Hutan Lestari (PHL).

- Diharapkan masyarakat memahami bahwa kawasan konservasi juga

bermanfaat bagi masyarakat sekitar lokasi.

- Di dalam acara ini agar ada kririk, saran, masukan yang membangun

di dalam identifikasi dan pengelolaan kawasan konservasi.

- Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua.

3. Sambutan dari Biro Perencanaan (Bp. Rukman)

- Masyarakat dapat memberikan masukan/kritikan agar dokumen KBKT

lebih sempurna.

- Jika ada yang terlewatkan dalam identifikasi agar memberi masukan

- Salah satu tujuan kegiatan ini adalah melengkapi hasil identifikasi yang

telah dilakukan.

4. Paparan Konsep dan Interaksi HCVF oleh Samsul Ulum (TFT)

- Latar belakang HCVF

a. Disusun oleh FSC (Badan Sertifikasi dalam pengelolaan hutan)

sebagai bagian dari standar pengelolaan hutan berkelanjutan.

b. Ditujukan untuk menentukan hutan – hutan yang mempunyai nilai

keanekaragaman hayati penting, penting dalam pelayanan

lingkungan dan penting untuk masyarakat

c. Konsep yang digunakan jelas dan terarah pada nilai – nilai penting

d. Nilai penting yang telah diidentifikasi dilindungi

- HCVF adalah alat yang diakui dan digunakan secara internasional

(13)

- HCV/NKT menyangkut nilai non komersial dari hutan yang meliputi :

keanekaragaman hayati, jasa lingkungan serta sosial dan kultur yang

penting.

- Nilai tersebut sangat penting, unik dan terancam.

- Enam komponen HCV/NKT :

a. NKT 1. Kawasan hutan secara global, regional atau nasional berisi

konsentrasi yang signifikan nilai-nilai keanekaragaman hayati

(contoh : spesies endemis, langka, refugia)

b. NKT 2. Kawasan hutan secara global, regional atau nasional berisi

lanskap hutan yang luas, berada di dalam, atau unit manajemen

berada di dalamnya, dimana populasi yang tumbuh didalamnya

kebanyakan atau jika tidak semuanya merupakan spesies alami

dengan penyebaran dan kelimpahan pola alami.

c. NKT 3. Kawasan hutan berada atau berisi ekosistem langka,

terancam dan hampir punah

d. NKT 4. Kawasan hutan dapat memberikan jasa alam dasar dalam

kondisi kritis (contoh : perlindungan tata air, kontrol erosi).

e. NKT 5. Kawasan Hutan secara fundamental memenuhi keperluan

dasar masyarakat lokal (contoh : kehidupan, kesehatan).

f. NKT 6. Kawasan hutan memiliki identitas budaya tradisional

(kawasan budaya, ekologi, ekonomi atau religi) diidentifikasi

bersama masyarakat.

- Perkembangan HCVF digunakan di bidang kehutanan, perkebunan,

pertambangan, perencanaan daerah, perbankan dan perpajakan.

5. Paparan Hasil Identifikasi HCVF KPH Kendal oleh KSS Lingkungan KPH

Kendal (Sri Sulistyowati, S.Hut)

- Identifikasi telah dilaksanakan sejak tahun 2003 hingga 2010 melalui

kegiatan survey biodiversity, identifikasi situs dan study dampak sosial.

(14)

a. NKT 1.

 Cagar Alam Ulolanang seluas 69,7 ha di desa Gondang Kec. Subah Kab. Batang yang dikelola oleh BKSDA Jawa Tengah.

 Cagar Alam Pagerwunung seluas 33,2 ha di desa Darupono Kec. Kaliwungu Kab. Kendal yang dikelola oleh BKSDA Jawa Tengah.  Cagar Alam Peson I Subah seluas 104.000 m2 di desa Kuripan Kec.

Subah Kab. Batang yang dikelola oleh BKSDA Jawa Tengah.

 Hutan Alam Sekunder (HAS) Subah seluas 238,1 Ha di desa Gondang Kec. Subah Kab. Batang, merupakan kawasan penyangga

Cagar Alam Ulolanang.

 Hutan Alam Sekunder (HAS) Kaliwungu seluas 276,7 Ha di desa Darupono Kec. Kaliwungu Kab. Kendal, merupakan kawasan

penyangga Cagar Alam Pagerwunung

 Ditemukan macan tutul di petak 9 RPH Besokor BKPH Sojomerto (KPPN)

 Ditemukan lutung di kawasan CA Ulolanang, HAS Subah dan pt. 61 Curugsewu

 Ditemukan kelelawar di gua Kiskendo yang berada di desa Trayu Kec. Singorojo Kab. Kendal.

- NKT 2

Ditemukan 3 jenis spesies interest, yaitu :

 Macan Tutul (Panthera pardus) di Ds. Surokonto Wetan

 Kepodang (Oriolus chinensis) di Ds. Gondang, Ds. Darupono, Ds. Kuripan, Ds. Surokonto Wetan)

 Rusa (Cervus timorensis) di Ds. Darupono - NKT 3

Kawasan hutan alam dataran rendah KPH Kendal, yaitu

(15)

trenggiling dan Pt 39f seluas 12 Ha sebagai habitat kepodang (Di

desa Triharjo)

 Curug Sewu (HAS Curam) petak 61A seluas 57,2 Ha BKPH Sojomerto merupakan kawasan curam dan sebagai habitat lutung

dan kepodang (Di desa Curugsewu)

 Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN) Petak 9b BKPH Sojomerto seluas 70,6 HA sebagai habitat Macan tutul (Di desa

Surokonto Wetan)

- NKT 4

 Kawasan hutan KPH Kendal teridentifikasi 13 mata air yang digunakan masyarakat sebagai sumber air minum, pengairan

sawah dan untuk keperluan mandi – cuci yang memiliki fungsi

kritis sebagai penyedia air bersih baik musim penghujan maupun

musim kemarau.

 DAS Kawasan KPH Kendal yang terdiri dari 12 DAS memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas tanah terjal dan rawan

longsor serta kontinuitas pasokan air untuk masyarakat yang hidup

di sekitar kawasan hutan KPH Kendal.

 Dari data RPKH KPH Kendal Periode Tahun 2008-2017 diketahui bahwa wilayah KPH Kendal memiliki areal dengan kelerengan > 45

% seluas 320,7 Ha atau setara dengan 1,57 % dari luasan total

KPH Kendal.

 Secara proporsional luasan kawasan yang memiliki kelerengan > 45 % cukup luas dalam wilayah KPH Kendal.

- NKT 5

Masyarakat sekitar hutan KPH Kendal memiliki ketergantungan

terhadap hutan dalam hal sistem tumpangsari, hijauan pakan ternak

(16)

- NKT 6

 KPH Kendal terdapat situs budaya, situs-situs ini sudah menjadi milik masyarakat umum dan bukan menjadi milik khusus

masyarakat adat.

 Terdapat 10 situs yang telah teridentifikasi, yaitu goa Kukulan, goa Kiskendo, Makam Mbah Demang, Petilasan Tulang Bawang,

Makam Kyai Kathik Tunggul Prabowo Sumekta, Petilasan Kyai

Merto, Makam Kyai Gering, Makam Kyai Gluput, Makam Kyai

Santri, Makam Ki Tirto Maruto

6. I S O M A

7. Paparan PCP (Participatory Conservation Planning/Rencana Konservasi

Partisipatif) oleh KSS PHBM/Binling (Senen)

- Metode PCP dilakukan secara FGD (Focus Group Disscussion) dan tim

pemandu PCP berperan sebagai fasilitator.

- Proses PCP :

 Identifikasi Sumber Daya Alam Penting (System)  Arti SDA Penting

 SDA Penting Sbg Target/Obyek Konservasi - Diskripsi SDA Penting (System) :

 Mendeskripsikan jenis/macam2 dari SDA penting  Mendeskripsikan manfaat dari SDA penting tsb. - Kreteria / Kategori SDA Penting (System) :

 SANGAT BAIK  BAIK

 SEDANG/CUKUP  KURANG/JELEK

- Kreteria meliputi sebuah kondisi yang dijelaskan berdasarkan

(17)

- Kondisi SDA Penting

Penilaian didasarkan pada kreteria yang sudah dibuat untuk setiap

SDA Penting berdasarkan kondisi :  Saat ini

 10 tahun lalu

 10 tahun yang akan datang - Slove kerusakan

Semakin menurun slove searah jarum jam semakin besar kerusakan

yang terjadi terhadap SDA Penting

- Tekanan dan Sumber Tekanan  Tekanan = Kerusakan

 Sumber Tekanan = Penyebab Kerusakan

- Contoh kondisi sumber mata air Tuk Tumpang di desa Darupono

8. Paparan Hasil SCP dan RKL – RPL oleh KSS Lingkungan

Target konservasi KPH Kendal :

1. Cagar Alam Ulolanang Kecubung dan HAS Subah

2. Cagar Alam Peson I Subah

3. Cagar Alam Pagerwunung Darupono dan HAS Kaliwungu

4. Macan Tutul (Panthera pardus)

5. Lutung (Trachypitecus auratus)

6. Goa Kiskendo

7. Rusa (Cervus timorensis)

8. Kepodang (Oriolus chinensis)

9. Ekosistem RTE

10.Daerah Aliran Sungai (DAS)

(18)

9. Diskusi dipandu oleh Samsul Ulum (TFT)

a. Kairun (LMDH Kutosari Gringsing)

Pertanyaan :

- Melihat slove kerusakan pada situs gua kukulan untuk mencapai

baik sekali mohon dukungan dan kerjasama dalam pengelolaan

situs

- Mengapa jika terjadi pergantian pimpinan di Perhutani, ada

perubahan di dalam program kerja.

Jawaban :

- KSS Lingkungan : Terkait dengan komitmen pengelolaan situs

bahwa dalam pengelolaan situs ada tahapan – tahapan kegiatan

sesuai dengan tata waktu

- Waka Adm : Tidak akan ada pergantian pimpinan di KPH Kendal

maka pergantian program pengelolaan situs.

b. Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal

Pertanyaan :

- Dalam kegiatan ini saya sangat apresiatif

- Di dalam DPPL, Perhutani dalam pengelolaan hutan terbagi

menjadi beberapa kawasan, salah satu kawasan adalah kawasan

perlindungan yang di dalamnya ada kawasan sempadan pantai,

namun mengapa sempadan pantai tidak dibahas sama sekali.

Padahal sempadan pantai (hutan mangrove) juga mempunyai nilai

yang sama pentingnya dengan kawasan yang lain. Kawasan

mangrove merupakan salah satu konservasi yang patut

diperhatikan.

- Selain kawasan mangrove, terdapat pula hutan wisata, kenapa

(19)

Jawaban :

- Waka Adm : Kawasan sempadan pantai dan hutan wisata baru

sebagai tindakan identifikasi

c. Sutopo (LMDH Cacaban)

Pertanyaan :

- Di desa Cacaban juga terdapat kera, tidak hanya mata air, agar

dimasukan.

- Selain itu masih ada sendang, curug yang belum diidentifikasi.

- Sarana dan prasarana jalan agar diperbaiki.

Jawaban :

- Waka Adm : Sarana dan prasarana jalan terkait dengan tebangan.

- TFT : untuk satwa kera, karena melihat populasi, masih ada

spesies payung yang lain.

d. Agus Suryo

Pertanyaan :

- Di cagar alam terdapat larangan berburu, tapi kenyataannya

banyak yang berburu

- Terkait dengan pengamanan di cagar alam wewenang siapa.

- Perda larangan berburu, mengapa tidak ada

Jawaban :

- Waka Adm : CA Ulolanang dikelola oleh BKSDA, namun jika ada

tindak pelanggaran maka tetap ada tindakan hukum. Pada bulan

Juli 2010 telah dilakukan penandatanganan MoU dengan BKSDA

terkait pengamanan bersama satwaliar di CA Ulolanang dan CA

Pagerwunung. Salah satu bentuk program adalah patroli rutin

(20)

e. LMDH Trimulyo

Pertanyaan :

- Goa Kukulan sebagai tempat peristirahatan, sehingga dalam

pengelolaannya ditingkatkan fasilitasnya.

Jawaban :

- Waka Adm : terima kasih atas masukannya. Mengenai prioritas

rangking pengelolaan situs akan dikoreksi.

f. C. Nur Ulifah (Biro Perencanaan)

- Perlu adanya Perda dalam pengelolaan situs budaya

- Pentingnya komitmen managemen

g. Agus Suryo

Di dalam papan larangan agar dicantumkan dasar / UU

h. BKSDA

Di CA Pagerwunung khususnya sudah ada papan larangan yang

mencantumkan UU.

i. Polres Kendal

- Sosialisasi lebih aktif dari pihak cagar alam

- Jika tertangkap tangan pelaku perburuan satwaliar agar

diserahkan ke Kepolisian untuk ditindak lanjuti

j. Waka Adm

- Perlunya kolaborasi Perhutani dan masyarakat agar dalam

pengelolaan dapat dijaga dan ditingkatkan

- Penambahan situs di wilayah LMDH Cacaban akan ditindak lanjuti

(21)

- Pengamanan hutan dilaksanakan secara bersama – sama antara

Perhutani dan BKSDA.

10.Kesimpulan

Kesimpulan dilakukan oleh tenaga ahli dari UGM, Ibu Dwi T Andriyanti

a. Metode, strategi dan RKL-RPL, hasil identifikasi cukup jelas.

b. Masuk dalam kreteria FSC

c. Hasil NKT 1 s/d NKT 6 sudah betul

d. Pada prinsipnya KBKT diidentifikasi, masyarakat ikut berpartisipasi

e. Jika tidak terbukti, maka harus dikeluarkan dari daftar, khususnya

mata air, karena mata air harus benar – benar dimanfaatkan dan

tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.

f. Pada musim kemarau, jika mata air kering maka harus ada tindakan

penghijauan dan jenis yang digunakan jenis langka endemik

g. Kawasan yang teridentifikasi terbatas, karena adanya acuan yang

digunakan.

h. Perlunya kerjasama antara Perhutani dan masyarakat sebagai

pengambil manfaat.

i. Penambahan situs di wilayah LMDH Cacaban ( Sendang Biyung Sami,

Sendang Kenyes, Batu Mushola dan Curug Liseng) ditindak lanjuti

dengan melakukan identifikasi.

11.Lain-lain.

Dalam konsultasi publik ini juga disampaikan oleh KSS PHBM apakah di

wilayah KPH Kendal ada masyarakat adat yang mempunyai ciri-ciri :

- Merupakan kelompok minoritas

- Mempunyai nilai aturan tertentu

- Ada struktur kepemimpinan tertentu

- Menempati wilayah tertentu

(22)

Dari hasil diskusi ternyata di wilayah KPH Kendal tidak terdapat

masyarakat adat sebagaimana ciri-ciri di atas.

12.Penutup

- Kegiatan ditutup pada pukul 15.15 WIB oleh Wakil Adm/KSKPH Kendal

(23)
(24)

A. Surat – Surat

1. Surat Persetujuan Adm/KKPH Kendal

(25)

2. Surat Undangan Narasumber

(26)

3. Surat Undangan Peserta

(27)
(28)

B. Daftar Hadir

(29)
(30)
(31)

C. Foto – Foto Kegiatan

Gambar 1. Pembukaan oleh Wakil Administratur/KSKPH Kendal

(32)

Gambar 3. Penyampaian materi dari TFT

(33)

Gambar 5. Penyampaian Materi Identifikasi HCVF dan SCP Oleh KSS Lingkungan

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Gambar

Gambar 1. Pembukaan oleh Wakil Administratur/KSKPH Kendal
Gambar 3. Penyampaian materi dari TFT
Gambar 5. Penyampaian Materi Identifikasi HCVF dan SCP Oleh KSS Lingkungan
Gambar 7. Sesi Diskusi (Tanya – Jawab )
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah tetapi

Disamping itu, akan dijelaskan makna yang tersembunyi dibalik ungkapan penyesalan dalam kedua teks lagu tersebut di atas seperti dikemukakan Wellek dan Waren (1990 :23),

Pada saat lahir, saluran pencernaan bayi yang pada awalnya steril, selanjutnya terkontaminasi (terkolonisasi) oleh bakteri yang berada di jalan lahir (vagina) dan saluran

yang membuat partisipan cemas menghadapi operasi adalah.. cemas dengan sakitnya operasi, cemas menghadapi

Panitia Pengadaan Pembangunan Rumah Dinas BPS Kabupaten Tapanuli Selatan telah mengadakan rapat untuk melaksanakan addendum dokumen pengadaan, dimana pada dokumen:.. - Daftar

Akan tebpi banya{nya perusahaan ini juga TJ*lb": akan mengganggu reseimranga; ;;ift ;'ii"e*unsan bila I imbah vana drbuang tidak diolah tedebih dahuru..

Laporan akhir yang berjudul “Rancang Bangun Alat Penguji Generator Set dengan Variasi Bahan Bakar Hidrocarbon”, bertujuan untuk m enguji suatu generator set sesuai