PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH PERUM PERHUTANI KPH KENDAL Jl. Soekarno Hatta No. 322 Kendal Telp (0294) 381350 Fax (0294) 381726
LAPORAN
KONSULTASI PUBLIK
IDENTIFIKASI DAN PENGELOLAAN
KAWASAN BERNILAI KONSERVASI
TINGGI
KPH KENDAL
DAFTAR ISI
BAB III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ……….. 7
LAMPIRAN ………. 17
A. Surat – Surat ………. 18
B. Absensi ……….. 22
C. Foto – Foto Kegiatan ………...……… 25
KATA PENGANTAR
Dokumen Laporan Konsultasi Publik Identifikasi dan Pengelolaan Kawasan
Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) disusun sebagai bukti dokumentasi
pelaksanaan kegiatan konsultasi publik dalam kegiatan kelola lingkungan dan
sosial di Perum Perhutani KPH Kendal.
Semoga bermanfaat.
Kendal, Nopember 2010 Administratur / KKPH Kendal
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi/KBKT atau HCVF (High
Conservation Value Forest) di KPH Kendal ini dilakukan sebagai salah satu
pemenuhan terhadap prinsip dan kriteria pengelolaan hutan lestari yang
dikeluarkan oleh FSC (Forest Stewardship Council).
Penilaian keberadaan KBKT di KPH Kendal dilakukan oleh Perum Perhutani,
TFT dan Masyarakat Desa Hutan. Metoda yang digunakan adalah
Tropenbos; Konsultasi dengan Masyarakat Desa Hutan menggunakan PCP
(Participatory Conservation Planning); konsultasi bidang ekologi dilakukan
melalui overview lapangan bekerja sama dengan TFT untuk menyusun
strategi pengelolaan KBKT.
Sedangkan kegiatan SCP (Site Conservation Planning) merupakan
kelanjutan dari proses identifikasi awal keberadaan HCVF (High
Conservation Value Forest) / Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT)
khususnya aspek ekologi hutan disamping proses PCP (Participatory
Conservation Planning) yang sudah dijalankan. SCP ini juga merupakan tool
pengelolaan target-target konservasi dan sekaligus sebagai kegiatan
assessment penuh terhadap target-target konservasi.
Dari hasil identifikasi dan rencana pengelolaan KBKT, PCP dan SCP maka
perlu dilakukan konsultasi publik kepada masyarakat / stakeholder yang
terkait dengan kegiatan tersebut.
Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat / stakeholder terlibat dalam proses
identifikasi dan pengelolaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi, ikut
berperan aktif melestarikan flora, fauna yang dilindungi yang ada di
wilayahnya, adanya masukan / kritikan yang membangun di dalam
B. Dasar Pelaksanaan
1. Surat Administratur / KKPH Kendal tanggal no. 1177/022.2/Keu/Knd/I
tanggal 19 Nopember 2010 perihal Persetujuan Biaya Konsultasi Publik.
2. Pemenuhan prinsip FSC Kriteria 9.1 dan 9.2 yaitu untuk mengetahui
apakah di dalam wilayah unit managemen hutan Perum Perhutani KPH
Kendal terdapat KBKT dengan melalui proses konsultasi (ekologi dan
sosial).
3. Pemenuhan prinsip FSC Kriteria 9.3 yaitu membangun strategi
pengelolaan KBKT dengan menggunakan proses PCP (Participotory
Conservation Planning) dan SCP (Site Conservation Planning)
4. Pemenuhan prinsip FSC Kriteria 9.4. yaitu membangun sistem
monitoring pengelolaan KBKT untuk mengetahui apakah strategi yang
dikembangkan sudah tepat atau belum.
C. Tujuan
Kegiatan Konsultasi Publik ini diselenggarakan dengan tujuan :
1. KPH Kendal melaksanakan kegiatan konsultasi publik terhadap
kegiatan identifikasi dan pengelolaan KBKT.
2. KPH Kendal melibatkan masyarakat / stakeholder di dalam kegiatan
identifikasi dan pengelolaan KBKT.
3. Menginformasikan kepada masyarakat / stakehoder hasil identifikasi
BAB II. PELAKSANAAN
A. Nama Kegiatan
Konsultasi Publik Identifikasi dan Pengelolaan Kawasan Bernilai Konservasi
Tinggi (KBKT) KPH Kendal Tahun 2010.
B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
1. Dilaksanakan pada hari Senin, 29 Nopember 2010
2. Lokasi di Gedung Serba Guna Kantor KPH Kendal
C. Narasumber
1. Tenaga Ahli : Dwi T. Andriyanti (Dosen UGM)
2. Bidang Lingkungan : Sri Sulistyowati, S.Hut (KSS Lingkungan)
3. Bidang Sosial : Senen (KSS PHBM/BinLing)
4. Konsultan/Moderator : Samsul Ulum (TFT)
D. Peserta
No Nama Peserta Jumlah
1 Ibu Dwi T Andriyanti 1
2 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal 1
3 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Batang 1
4 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang 1
5 Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Kendal 1
6 Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Batang 1
7 Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Semarang 1
8 Kepala BAPEDALDA Kab. Kendal 1
9 Kepala BAPEDALDA Kab. Batang 1
10 Kepala BAPEDALDA Kota Semarang 1
11 Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kendal 1
12 Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Batang 1
No Nama Peserta Jumlah
14 Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah 1
15 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah 1
16 Kepala Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Tengah 1
17 Kepala BKSDA Propinsi Jawa Tengah 1
18 Kepala Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Tengah 1
19 Kapolres Kendal 1
20 Walhi Jawa Tengah 1
21 Ketua PERBAKIN Jawa Tengah 1
22 Perwakilan Mahasiswa 1
23 Kasi PHL Biro Perencanaan 1
24 Kasi Lingkungan Unit I 1
25 KSS Wilayah SPH I Pekalongan 1
26 LSM Racika Palm Batang 1
27 Samsul Ulum – TFT 1
28 Ismoyo – TFT 1
29 Wartawan Harian Suara Merdeka 1
30 Wartawan Harian Kompas 1
31 Wartawan Harian Jawa Pos 1
32 Ketua LMDH Trimulyo – Triharjo 1
33 Ketua LMDH Tirto Utomo – Surokonto Wetan 1
34 Ketua LMDH Tani Subur - Curugsewu 1
35 Ketua LMDH Duren Jati Lestari – Durenombo 1
36 Ketua LMDH Jati Indah – Tedunan 1
37 Ketua LMDH Jati Makmur – Cacaban 1
38 Ketua LMDH Srendeng Indah – Wates 1
39 Ketua LMDH Wana Makmur Lestari – Jatisari 1
40 Ketua LMDH Rukun Makmur – Subah 1
No Nama Peserta Jumlah
47 Kepala Desa Plelen 1
48 Kepala Desa Wonosari 1
49 Kepala Desa Sojomerto 1
50 Kepala Desa Kertosari 1
51 Kepala Desa Wates 1
52 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Jatisari 1
53 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Kutosari 1
54 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Curugsewu 1
55 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Besokor 1
56 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Darupono 1
57 Tokoh Masyarakat Desa / Kearifan Lokal Desa Podorejo 1
58 LSM LPPLT Huda Kendal 1
64 Asper / KBKPH Sojomerto 1
65 Asper / KBKPH Kalibodri 1
66 Asper / KBKPH Boja 1
67 Asper / KBKPH Mangkang 1
68 Ketua Saka Wana Bhakti KPH Kendal 1
E. Susunan Acara
No Nama Peserta Jumlah
70 KSS Lingkungan KPH Ciamis 1
71 Prabawa Jati Asmara – KPH Cepu 1
72 Supriyono – KPH Randublatung 1
73 Supangat – KPH Kebonharjo 1
74 KRPH Dalam Wilayah KPH Kendal 12
75 KPH Kendal 12
No Waktu Acara Penanggungjawab
BAB III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Konsultasi Publik Identifikasi dan Pengelolaan KBKT dibuka oleh Wakil
Administratur/KKPH Kendal pada pukul 10.00 WIB.
2. Sambutan Wakil Adm/KSKPH Kendal antara lain :
- KPH Kendal sedang berupaya dalam pengelolaan hutan sesuai dengan
prinsip Pengelolaan Hutan Lestari (PHL).
- Diharapkan masyarakat memahami bahwa kawasan konservasi juga
bermanfaat bagi masyarakat sekitar lokasi.
- Di dalam acara ini agar ada kririk, saran, masukan yang membangun
di dalam identifikasi dan pengelolaan kawasan konservasi.
- Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua.
3. Sambutan dari Biro Perencanaan (Bp. Rukman)
- Masyarakat dapat memberikan masukan/kritikan agar dokumen KBKT
lebih sempurna.
- Jika ada yang terlewatkan dalam identifikasi agar memberi masukan
- Salah satu tujuan kegiatan ini adalah melengkapi hasil identifikasi yang
telah dilakukan.
4. Paparan Konsep dan Interaksi HCVF oleh Samsul Ulum (TFT)
- Latar belakang HCVF
a. Disusun oleh FSC (Badan Sertifikasi dalam pengelolaan hutan)
sebagai bagian dari standar pengelolaan hutan berkelanjutan.
b. Ditujukan untuk menentukan hutan – hutan yang mempunyai nilai
keanekaragaman hayati penting, penting dalam pelayanan
lingkungan dan penting untuk masyarakat
c. Konsep yang digunakan jelas dan terarah pada nilai – nilai penting
d. Nilai penting yang telah diidentifikasi dilindungi
- HCVF adalah alat yang diakui dan digunakan secara internasional
- HCV/NKT menyangkut nilai non komersial dari hutan yang meliputi :
keanekaragaman hayati, jasa lingkungan serta sosial dan kultur yang
penting.
- Nilai tersebut sangat penting, unik dan terancam.
- Enam komponen HCV/NKT :
a. NKT 1. Kawasan hutan secara global, regional atau nasional berisi
konsentrasi yang signifikan nilai-nilai keanekaragaman hayati
(contoh : spesies endemis, langka, refugia)
b. NKT 2. Kawasan hutan secara global, regional atau nasional berisi
lanskap hutan yang luas, berada di dalam, atau unit manajemen
berada di dalamnya, dimana populasi yang tumbuh didalamnya
kebanyakan atau jika tidak semuanya merupakan spesies alami
dengan penyebaran dan kelimpahan pola alami.
c. NKT 3. Kawasan hutan berada atau berisi ekosistem langka,
terancam dan hampir punah
d. NKT 4. Kawasan hutan dapat memberikan jasa alam dasar dalam
kondisi kritis (contoh : perlindungan tata air, kontrol erosi).
e. NKT 5. Kawasan Hutan secara fundamental memenuhi keperluan
dasar masyarakat lokal (contoh : kehidupan, kesehatan).
f. NKT 6. Kawasan hutan memiliki identitas budaya tradisional
(kawasan budaya, ekologi, ekonomi atau religi) diidentifikasi
bersama masyarakat.
- Perkembangan HCVF digunakan di bidang kehutanan, perkebunan,
pertambangan, perencanaan daerah, perbankan dan perpajakan.
5. Paparan Hasil Identifikasi HCVF KPH Kendal oleh KSS Lingkungan KPH
Kendal (Sri Sulistyowati, S.Hut)
- Identifikasi telah dilaksanakan sejak tahun 2003 hingga 2010 melalui
kegiatan survey biodiversity, identifikasi situs dan study dampak sosial.
a. NKT 1.
Cagar Alam Ulolanang seluas 69,7 ha di desa Gondang Kec. Subah Kab. Batang yang dikelola oleh BKSDA Jawa Tengah.
Cagar Alam Pagerwunung seluas 33,2 ha di desa Darupono Kec. Kaliwungu Kab. Kendal yang dikelola oleh BKSDA Jawa Tengah. Cagar Alam Peson I Subah seluas 104.000 m2 di desa Kuripan Kec.
Subah Kab. Batang yang dikelola oleh BKSDA Jawa Tengah.
Hutan Alam Sekunder (HAS) Subah seluas 238,1 Ha di desa Gondang Kec. Subah Kab. Batang, merupakan kawasan penyangga
Cagar Alam Ulolanang.
Hutan Alam Sekunder (HAS) Kaliwungu seluas 276,7 Ha di desa Darupono Kec. Kaliwungu Kab. Kendal, merupakan kawasan
penyangga Cagar Alam Pagerwunung
Ditemukan macan tutul di petak 9 RPH Besokor BKPH Sojomerto (KPPN)
Ditemukan lutung di kawasan CA Ulolanang, HAS Subah dan pt. 61 Curugsewu
Ditemukan kelelawar di gua Kiskendo yang berada di desa Trayu Kec. Singorojo Kab. Kendal.
- NKT 2
Ditemukan 3 jenis spesies interest, yaitu :
Macan Tutul (Panthera pardus) di Ds. Surokonto Wetan
Kepodang (Oriolus chinensis) di Ds. Gondang, Ds. Darupono, Ds. Kuripan, Ds. Surokonto Wetan)
Rusa (Cervus timorensis) di Ds. Darupono - NKT 3
Kawasan hutan alam dataran rendah KPH Kendal, yaitu
trenggiling dan Pt 39f seluas 12 Ha sebagai habitat kepodang (Di
desa Triharjo)
Curug Sewu (HAS Curam) petak 61A seluas 57,2 Ha BKPH Sojomerto merupakan kawasan curam dan sebagai habitat lutung
dan kepodang (Di desa Curugsewu)
Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN) Petak 9b BKPH Sojomerto seluas 70,6 HA sebagai habitat Macan tutul (Di desa
Surokonto Wetan)
- NKT 4
Kawasan hutan KPH Kendal teridentifikasi 13 mata air yang digunakan masyarakat sebagai sumber air minum, pengairan
sawah dan untuk keperluan mandi – cuci yang memiliki fungsi
kritis sebagai penyedia air bersih baik musim penghujan maupun
musim kemarau.
DAS Kawasan KPH Kendal yang terdiri dari 12 DAS memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas tanah terjal dan rawan
longsor serta kontinuitas pasokan air untuk masyarakat yang hidup
di sekitar kawasan hutan KPH Kendal.
Dari data RPKH KPH Kendal Periode Tahun 2008-2017 diketahui bahwa wilayah KPH Kendal memiliki areal dengan kelerengan > 45
% seluas 320,7 Ha atau setara dengan 1,57 % dari luasan total
KPH Kendal.
Secara proporsional luasan kawasan yang memiliki kelerengan > 45 % cukup luas dalam wilayah KPH Kendal.
- NKT 5
Masyarakat sekitar hutan KPH Kendal memiliki ketergantungan
terhadap hutan dalam hal sistem tumpangsari, hijauan pakan ternak
- NKT 6
KPH Kendal terdapat situs budaya, situs-situs ini sudah menjadi milik masyarakat umum dan bukan menjadi milik khusus
masyarakat adat.
Terdapat 10 situs yang telah teridentifikasi, yaitu goa Kukulan, goa Kiskendo, Makam Mbah Demang, Petilasan Tulang Bawang,
Makam Kyai Kathik Tunggul Prabowo Sumekta, Petilasan Kyai
Merto, Makam Kyai Gering, Makam Kyai Gluput, Makam Kyai
Santri, Makam Ki Tirto Maruto
6. I S O M A
7. Paparan PCP (Participatory Conservation Planning/Rencana Konservasi
Partisipatif) oleh KSS PHBM/Binling (Senen)
- Metode PCP dilakukan secara FGD (Focus Group Disscussion) dan tim
pemandu PCP berperan sebagai fasilitator.
- Proses PCP :
Identifikasi Sumber Daya Alam Penting (System) Arti SDA Penting
SDA Penting Sbg Target/Obyek Konservasi - Diskripsi SDA Penting (System) :
Mendeskripsikan jenis/macam2 dari SDA penting Mendeskripsikan manfaat dari SDA penting tsb. - Kreteria / Kategori SDA Penting (System) :
SANGAT BAIK BAIK
SEDANG/CUKUP KURANG/JELEK
- Kreteria meliputi sebuah kondisi yang dijelaskan berdasarkan
- Kondisi SDA Penting
Penilaian didasarkan pada kreteria yang sudah dibuat untuk setiap
SDA Penting berdasarkan kondisi : Saat ini
10 tahun lalu
10 tahun yang akan datang - Slove kerusakan
Semakin menurun slove searah jarum jam semakin besar kerusakan
yang terjadi terhadap SDA Penting
- Tekanan dan Sumber Tekanan Tekanan = Kerusakan
Sumber Tekanan = Penyebab Kerusakan
- Contoh kondisi sumber mata air Tuk Tumpang di desa Darupono
8. Paparan Hasil SCP dan RKL – RPL oleh KSS Lingkungan
Target konservasi KPH Kendal :
1. Cagar Alam Ulolanang Kecubung dan HAS Subah
2. Cagar Alam Peson I Subah
3. Cagar Alam Pagerwunung Darupono dan HAS Kaliwungu
4. Macan Tutul (Panthera pardus)
5. Lutung (Trachypitecus auratus)
6. Goa Kiskendo
7. Rusa (Cervus timorensis)
8. Kepodang (Oriolus chinensis)
9. Ekosistem RTE
10.Daerah Aliran Sungai (DAS)
9. Diskusi dipandu oleh Samsul Ulum (TFT)
a. Kairun (LMDH Kutosari Gringsing)
Pertanyaan :
- Melihat slove kerusakan pada situs gua kukulan untuk mencapai
baik sekali mohon dukungan dan kerjasama dalam pengelolaan
situs
- Mengapa jika terjadi pergantian pimpinan di Perhutani, ada
perubahan di dalam program kerja.
Jawaban :
- KSS Lingkungan : Terkait dengan komitmen pengelolaan situs
bahwa dalam pengelolaan situs ada tahapan – tahapan kegiatan
sesuai dengan tata waktu
- Waka Adm : Tidak akan ada pergantian pimpinan di KPH Kendal
maka pergantian program pengelolaan situs.
b. Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal
Pertanyaan :
- Dalam kegiatan ini saya sangat apresiatif
- Di dalam DPPL, Perhutani dalam pengelolaan hutan terbagi
menjadi beberapa kawasan, salah satu kawasan adalah kawasan
perlindungan yang di dalamnya ada kawasan sempadan pantai,
namun mengapa sempadan pantai tidak dibahas sama sekali.
Padahal sempadan pantai (hutan mangrove) juga mempunyai nilai
yang sama pentingnya dengan kawasan yang lain. Kawasan
mangrove merupakan salah satu konservasi yang patut
diperhatikan.
- Selain kawasan mangrove, terdapat pula hutan wisata, kenapa
Jawaban :
- Waka Adm : Kawasan sempadan pantai dan hutan wisata baru
sebagai tindakan identifikasi
c. Sutopo (LMDH Cacaban)
Pertanyaan :
- Di desa Cacaban juga terdapat kera, tidak hanya mata air, agar
dimasukan.
- Selain itu masih ada sendang, curug yang belum diidentifikasi.
- Sarana dan prasarana jalan agar diperbaiki.
Jawaban :
- Waka Adm : Sarana dan prasarana jalan terkait dengan tebangan.
- TFT : untuk satwa kera, karena melihat populasi, masih ada
spesies payung yang lain.
d. Agus Suryo
Pertanyaan :
- Di cagar alam terdapat larangan berburu, tapi kenyataannya
banyak yang berburu
- Terkait dengan pengamanan di cagar alam wewenang siapa.
- Perda larangan berburu, mengapa tidak ada
Jawaban :
- Waka Adm : CA Ulolanang dikelola oleh BKSDA, namun jika ada
tindak pelanggaran maka tetap ada tindakan hukum. Pada bulan
Juli 2010 telah dilakukan penandatanganan MoU dengan BKSDA
terkait pengamanan bersama satwaliar di CA Ulolanang dan CA
Pagerwunung. Salah satu bentuk program adalah patroli rutin
e. LMDH Trimulyo
Pertanyaan :
- Goa Kukulan sebagai tempat peristirahatan, sehingga dalam
pengelolaannya ditingkatkan fasilitasnya.
Jawaban :
- Waka Adm : terima kasih atas masukannya. Mengenai prioritas
rangking pengelolaan situs akan dikoreksi.
f. C. Nur Ulifah (Biro Perencanaan)
- Perlu adanya Perda dalam pengelolaan situs budaya
- Pentingnya komitmen managemen
g. Agus Suryo
Di dalam papan larangan agar dicantumkan dasar / UU
h. BKSDA
Di CA Pagerwunung khususnya sudah ada papan larangan yang
mencantumkan UU.
i. Polres Kendal
- Sosialisasi lebih aktif dari pihak cagar alam
- Jika tertangkap tangan pelaku perburuan satwaliar agar
diserahkan ke Kepolisian untuk ditindak lanjuti
j. Waka Adm
- Perlunya kolaborasi Perhutani dan masyarakat agar dalam
pengelolaan dapat dijaga dan ditingkatkan
- Penambahan situs di wilayah LMDH Cacaban akan ditindak lanjuti
- Pengamanan hutan dilaksanakan secara bersama – sama antara
Perhutani dan BKSDA.
10.Kesimpulan
Kesimpulan dilakukan oleh tenaga ahli dari UGM, Ibu Dwi T Andriyanti
a. Metode, strategi dan RKL-RPL, hasil identifikasi cukup jelas.
b. Masuk dalam kreteria FSC
c. Hasil NKT 1 s/d NKT 6 sudah betul
d. Pada prinsipnya KBKT diidentifikasi, masyarakat ikut berpartisipasi
e. Jika tidak terbukti, maka harus dikeluarkan dari daftar, khususnya
mata air, karena mata air harus benar – benar dimanfaatkan dan
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
f. Pada musim kemarau, jika mata air kering maka harus ada tindakan
penghijauan dan jenis yang digunakan jenis langka endemik
g. Kawasan yang teridentifikasi terbatas, karena adanya acuan yang
digunakan.
h. Perlunya kerjasama antara Perhutani dan masyarakat sebagai
pengambil manfaat.
i. Penambahan situs di wilayah LMDH Cacaban ( Sendang Biyung Sami,
Sendang Kenyes, Batu Mushola dan Curug Liseng) ditindak lanjuti
dengan melakukan identifikasi.
11.Lain-lain.
Dalam konsultasi publik ini juga disampaikan oleh KSS PHBM apakah di
wilayah KPH Kendal ada masyarakat adat yang mempunyai ciri-ciri :
- Merupakan kelompok minoritas
- Mempunyai nilai aturan tertentu
- Ada struktur kepemimpinan tertentu
- Menempati wilayah tertentu
Dari hasil diskusi ternyata di wilayah KPH Kendal tidak terdapat
masyarakat adat sebagaimana ciri-ciri di atas.
12.Penutup
- Kegiatan ditutup pada pukul 15.15 WIB oleh Wakil Adm/KSKPH Kendal
A. Surat – Surat
1. Surat Persetujuan Adm/KKPH Kendal
2. Surat Undangan Narasumber
3. Surat Undangan Peserta
B. Daftar Hadir
C. Foto – Foto Kegiatan
Gambar 1. Pembukaan oleh Wakil Administratur/KSKPH Kendal
Gambar 3. Penyampaian materi dari TFT
Gambar 5. Penyampaian Materi Identifikasi HCVF dan SCP Oleh KSS Lingkungan