• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Kualitas Udara 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Data Kualitas Udara 2014"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

3. Pelabuhan Cirebon Pintu III LS º ’ ‚ ” BT º ’ ‚ ”

(3)

3

3

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Provinsi Jawa Barat tahun 2014

Parameter uji kualitas udara ambien jalan raya yang diukur mengacu pada Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara. Parameter yang diukur terdiri dari parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur

Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Debu (Total Suspended Solid/TSP), Hidro Karbon

(HC). Pengukuran untuk parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2) dan

Karbon Monoksida (CO) dilakukan dengan waktu pengukuran 1 Jam, untuk parameter

Hidro Karbon (HC) dilakukan dengan waktu pengukuran 3 Jam, sedangkan parameter

Debu (Total Suspended Solid/TSP) dilakukan dengan waktu pengukuran 24 Jam.

Pengambilan sample udara ambien dilakukan I periode pada bulan Juli 2014, pengukuran

dilakukan pada saat jam 10:00 WIB sampai dengan 14:00 WIB. Berikut ini disajikan data

(4)

Tabel 3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bandung Barat

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = Satuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bandung Barat

No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 Kawasan Industri Cimareme Aktifitas Kendaraan & Pabrik 66,5 2 Madrasah Komplek Jati Indah/

SDN Sindang Sari

Tidak ada Aktivitas 46,7 3 Pasar Padalarang Aktifitas Kendaraan Besar 66,3 4 Pertigaan Tol

Padalarang-Jl.Cimareme

Aktifitas Kendaraan 69,8

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

**) = Parameter terakreditasi oleh KAN No.LP-195-IDN

Lokasi :

1. Pertigaan Tol Padalarang - Jl. Cimareme

2. Pasar Padalarang

3. Madrasah Komplek Jati Indah / SDN Sindanhg Sari

(5)

Tabel 3.3. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Subang

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Subang

No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 Sekitar Pertigaan Kali Jati Aktifitas Pasar & Kendaraan 68,1 2 Kawasan Sekitar Chandra Theatre Aktifitas Pasar & Kendaraan 65,8 3 Perum. Cikarang Baru Jababeka II Aktifitas Penduduk 48,5 4 PT. Papertech Aktifitas Kendaraan 66,5

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

(6)

Tabel 3.5. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Purwakarta

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Purwakarta

NO PARAMETER BAKU

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

(7)

Tabel 3.7. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Karawang

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Karawang

No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 KICC Aktifitas Jalan Kawasan 66,5 2 Sekitar Pasar Johar Aktifitas Kendaraan 72,0 3 Terminal Klari Aktifitas Kendaraan 75,8 4 Griya Pesona Asri Aktifitas Kendaraan 61,5

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

(8)

Tabel 3.9. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bekasi

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.10. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bekasi

No

.

LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 Terminal Baru Cikarang, Kalijaya Aktifitas Jalan Raya, Kendaraan 75,9 2 Sentra Grosir Cikarang Aktifitas Jalan Raya, Kendaraan 78,2 3 Perum. Cikarang Baru Jababeka

II

Aktifitas Jalan Perum, Kendaraan 59,9 4 Jababeka I Aktifitas Jalan Raya 60,3

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

(9)

Tabel 3.11. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bogor

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.12. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bogor

No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 Kota Wisata Jl. Cibubur Aktifitas Kendaraan 60,3 2 Pasar Cileungsi Jl. Raya Narogong Aktifitas Pengunjung &

Kendaraan

68,4 3 Pertigaan Jl. Mercedes/Cicadas Aktifitas Kendaraan Besar 68,4 4 Terminal Laladon Aktifitas Kendaraan 68,5

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan

(10)

Tabel 3.13. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Indramayu

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.14. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Indramayu

No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 Terminal Indramayu Aktifitas Kendaraan 71,9 2 Komplek Bumi Mekar Aktifitas Kendaraan dan Warga 54,8 3 Pertamina Balongan Aktifitas Kendaraan 62,3 4 Pertigaan Jati Barang Aktifitas Kendaraan di Jalan Raya 73,1

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

(11)

Tabel 3.15. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kota Cirebon

Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)

Tabel 3.16. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Cirebon

No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL

dB(A)

1 Terminal Harjamukti Aktifitas Kendaraan 68,1 2 Perumahan Rinjani Aktifitas Warga 48,8 3 Pelabuhan Cirebon Pintu III Aktifitas Kendaraan 69,0 4 Pusat Pembelanjaan Grage Aktifitas Kendaraan & Pengunjung 67,9

METODE 22-3/IK/UA-O

Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014

Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik

(12)

3.2 Pembahasan Tingkat Kebisingan di 8 (delapan) Kota Provinsi Jawa Barat

Intensitas tingkat kebisingan Halaman Luar yang berada di 8 (delapan) lokasi yaitu : Kota

Bandung Barat, Kota Subang, Kota Purwakarta, Kota Karawang, Kota Bekasi, Kota Bogor,

Kota Indramayu dan Kota Cirebon di wilayah provinsi Jawa Barat. Dari hasil pemantauan

terlihat sebagian besar intensitas kebisingan di 8 (delapan) Kota tersebut masih berada di

bawah Nilai Ambang Batas Kebisingan, hanya ada beberapa Kota dan beberapa titik lokasi

sampling saja yang intenistas kebisingannya sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB)

yang ditetapkan. Namun hasil ini hanya bersifat intermiten, dikarenakan aktifitas lalu

lintas dan mobilisasi kendaraan yang padat pada saat waktu-waktu tertentu saja.

Intensitas kebisingan mengacu pada KEP.48/MENLH/11/1996, Nilai Ambang Batas

kebisingan. Sehingga intensitas kebisingan pada 8 (delapan) Kota tersebut masih berada

dalam baku mutu yang ditetapkan. Hasil ini sesuai dengan tujuan upaya pemantauan

lingkungan yaitu mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah,

mengendalikan dan meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap

pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

3.3 Pembahasan Kualitas Udara Ambien

(13)
(14)

Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2

2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Bandung Barat. Terlihat sebagian besar

parameter yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai

dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Namun untuk

parameter Debu (TSP) yang berlokasi di titik sampling U1.(Pasar Padalarang) periode 2

2013 kadar debu yang terukur sebesar 313 µgNm³. Begitu juga dengan hasil analisis laboratorium Periode Bulan Juli 2014 titik sampling U1. (Pertigaan Tol Padalarang) kadar

debu yang terukur sebesar 292 µgNm³, U2. (Pasar Padalarang) kadar debu yang terukur di lokasi ini sebesar 376 µgNm³ dan U4. (Kawasan Industri Cimareme) kadar debu yang terukur sebesar 626 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Keberadaan konsentrasi debu yang terukur di lokasi ini lebih

disebabkan oleh aktifitas jalan raya, aktiitas pasar dan aktifitas mobilisasi kendaraan

angkut Industri, kadar debu tersebut merupakan disversi debu dari lalu lintas jalan raya

(15)
(16)

Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2

2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Subang. Terlihat sebagian besar parameter yang

dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41

Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Namun untuk parameter Debu (TSP)

yang terukur pada Periode Bulan Juli 2014, pada lokasi titik sampling U3. (Pertigaan Kali

Jati) kadar debu yang terukur sebesar 332 µgNm³, dan U4. (PT. Papertech) kadar debu yang terukur sebesar 479 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Keberadaan konsentrasi debu yang terukur di lokasi ini lebih

disebabkan oleh aktifitas jalan raya dan aktifitas mobilisasi kendaraan angkut Industri,

kadar debu tersebut merupakan disversi debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat,

(17)
(18)

Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2

2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Purwakarta. Terlihat sebagian besar parameter

SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 (Partikel < 10 µm), PM2,5 (Partikel < 2,5 µm) yang dipantau

masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999

Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu (TSP) yang terukur

pada lokasi titik sampling Periode II 2013, Kadar debu yang terukur pada lokasi U3. (Pasar

Jum’at) sebesar µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan pada Periode Bulan Juli 2014, Semua parameter yang

dipantau masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk diversi debu dari

lalu lintas darat pada ke 4 (empat) titik sampling lokasi pengamatan ini masih bisa

dikatakan aman kemungkinannya karena lokasi ini jaraknya cukup jauh dari sumber

dampak dan merupakan areal bervegetasi yang merupakan barrier hidup sehingga diversi

(19)
(20)
(21)

tingginya parameter Debu (TSP) di Kab. Karawang kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.

(22)

Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2 2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Bekasi, Terlihat sebagian besar parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 (Partikel < 10 µm), yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu (TSP) dan PM2,5 (Partikel < 2,5 µm) yang terukur pada lokasi titik sampling Periode I 2013 dan Periode II 2013, untuk periode I 2013 Kadar debu yang terukur pada lokasi U1. (Terminal Baru Cikarang, Kalijaya) sebesar 446 µgNm³,

U2. (Sentra Grosir Cikarang) kadar debu yang terukur sebesar 478 µgNm³ dan U3. (Perumahan Cikarang Baru Jababeka II) sebesar 249 µgNm³, sedangkan untuk periode II

(23)

yang ditetapkan sebesar 230 µg/Nm3, sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di bawah baku mutu.

Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll. Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu (TSP) di Kota Bekasi kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.

(24)
(25)

terminal laladon yang cukup padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.

(26)

Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2

2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Indramayu, Terlihat sebagian besar parameter

SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 (Partikel < 10 µm), PM2,5 (Partikel < 2,5 µm), yang dipantau

masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999

Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu (TSP) yang terukur

pada lokasi titik sampling Periode II 2013, Kadar debu yang terukur pada lokasi U4.

(Pertigaan Jati Barang) sebesar 295 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah

melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan pada Periode Bulan Juli 2014, Terlihat

sebagian besar parameter yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang telah

ditetapkan. Namun untuk parameter debu yang berlokasi di U4. (Pertigaan Jati Barang)

kadar debu yang terukur sebesar 279 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah

melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan yaitu sebesar 230 µgNm³. Keberadaan

(27)

aktifitas mobilisasi kendaraan angkut di industri, kadar debu tersebut merupakan disversi

debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat, dan mobilisasi kendaraan yang cukup

padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.

(28)
(29)

disebabkan oleh diversi partikel-partikel debu dari kegiatan mobilisasi kendraan yang berada di pelabuhan, sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di bawah baku mutu.

Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll. Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu (TSP) di Kab. Cirebon kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.

Tabel 3.17. Tabel Hasil Analisa Laboratorium yang Melebihi Baku Mutu

NO. NAMA KABUPATEN /

KOTA LOKASI PEMANTAUAN Periode 1 Periode 2

Periode

2. Kab. Subang 1. Komplek Surya Cigadung

2. Kawasan Selatan Chandra Theatre TSP

3. Sekitar Pertigaan Kalijati TSP TSP TSP

4. Sekitar PT. Papertech TSP TSP TSP

3. Kab. Purwakarta 1. Perempatan Sadang

2. Perum Buana Indah

3. Perumahan Cikarang Baru Jababeka II TSP

4. Jababeka I TSP

6. Kab. Bogor 1. Kota Wisata Jl. Raya Cibubur

2. Pasar Cileungsi Jl. Raya Narogong TSP TSP

3. Pertigaan Jl. Mercedes TSP TSP

4. Terminal Laladon TSP

7. Kab. Indramayu 1. Terminal Indramayu

(30)

NO. NAMA KABUPATEN /

KOTA LOKASI PEMANTAUAN Periode 1 Periode 2

Periode Bulan Juli

2014

3. Pertamina Balongan

4. Pertigaan Jati Barang TSP TSP

8. Kota Cirebon 1. Terminal Harjamukti TSP TSP

2. Perum Rinjani TSP

3. Pelabuhan Cirebon Pintu III TSP TSP TSP

(31)

Berdasarkan hasil pembahasan yang disajikan pada bab 3 maka di sampaikan kesimpulan

sebagi berikut:

1. Seluruh kadar dari parameter pengujian SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10

(Partikel < 10 µm), dan Timbal (Pb) di seluruh lokasi kegiatan baik pada periode I

2013, periode II 2013 dan periode Bulan Juli 2014 masih berada di bawah baku

mutu yang elah ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu

Udara Ambien Nasional.

2. Pada parameter Debu (TSP) menunjukan hasil analisis hampir dari seluruh titik

pantau berada di atas baku mutu lingkungan.

3. Pada Kab. Bekasi di titik pantau Sentra Grosir Cikarang untuk parameter PM2,5

berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang ditetapkan. Hasil ini

sesuai dengan tujuan upaya pemantauan lingkungan yaitu mengetahui

(32)

meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap pekerja maupun

Gambar

Tabel  2.1.  Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambient Jalan Raya
Tabel 3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bandung Barat Periode Bulan Juli 2014
Tabel 3.3.  Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Subang Periode  Bulan Juli 2014
Tabel 3.7.  Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Karawang Periode Bulan Juli 2014
+6

Referensi

Dokumen terkait

Falsafah dan pemikiran yang dikemukakan Ibn Sina yang boleh penulis kaitkan dengan perubatan Islam, juga sebenarnya adalah serasi dengan Tibb al-Nabawi walaupun kedua-duanya

Ada telah banyak istilah untuk ungkapan pola berpikir tingkat tinggi dalam literatur, seperti berpikir kritis, berpikir reflektif, berpikir integratif, pemikiran

Pengaruh penerapan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dapat dilihat pada pemerolehan nilai dari keempat kelas bahwa rata-rata nilai yang diperoleh berkisar

sebelumnya dalam pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Obat pada Apotek Ita Farma, maka saran yang dapat disampaikan untuk pengembangan aplikasi ini adalah

dilakukan untuk mencari tahu bagaimana dan efek apa yang dihasilkan dari penggunaan low key lighting dengan merujuk pada teori konsep mystery lighting dalam

Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi

Hasil dar i evaluasi administr asi, teknis dan har ga Penyedia Bar ang dinyatakan lulus, kar ena dapat memenuhi semua per syar atan yang ditetapkan dalam Dokumen

Sandersons (fungsi ekspresif), dan diduga bagian dari percakapan (fungsi tekstual) karena mitra tutur yang memungkinkan ekspresi seperti tidak suka (fungsi sosial). Jika