3. Pelabuhan Cirebon Pintu III LS º ’ ‚ ” BT º ’ ‚ ”
3
3
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Provinsi Jawa Barat tahun 2014
Parameter uji kualitas udara ambien jalan raya yang diukur mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Parameter yang diukur terdiri dari parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Debu (Total Suspended Solid/TSP), Hidro Karbon
(HC). Pengukuran untuk parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2) dan
Karbon Monoksida (CO) dilakukan dengan waktu pengukuran 1 Jam, untuk parameter
Hidro Karbon (HC) dilakukan dengan waktu pengukuran 3 Jam, sedangkan parameter
Debu (Total Suspended Solid/TSP) dilakukan dengan waktu pengukuran 24 Jam.
Pengambilan sample udara ambien dilakukan I periode pada bulan Juli 2014, pengukuran
dilakukan pada saat jam 10:00 WIB sampai dengan 14:00 WIB. Berikut ini disajikan data
Tabel 3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bandung Barat
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = Satuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bandung Barat
No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 Kawasan Industri Cimareme Aktifitas Kendaraan & Pabrik 66,5 2 Madrasah Komplek Jati Indah/
SDN Sindang Sari
Tidak ada Aktivitas 46,7 3 Pasar Padalarang Aktifitas Kendaraan Besar 66,3 4 Pertigaan Tol
Padalarang-Jl.Cimareme
Aktifitas Kendaraan 69,8
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
**) = Parameter terakreditasi oleh KAN No.LP-195-IDN
Lokasi :
1. Pertigaan Tol Padalarang - Jl. Cimareme
2. Pasar Padalarang
3. Madrasah Komplek Jati Indah / SDN Sindanhg Sari
Tabel 3.3. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Subang
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Subang
No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 Sekitar Pertigaan Kali Jati Aktifitas Pasar & Kendaraan 68,1 2 Kawasan Sekitar Chandra Theatre Aktifitas Pasar & Kendaraan 65,8 3 Perum. Cikarang Baru Jababeka II Aktifitas Penduduk 48,5 4 PT. Papertech Aktifitas Kendaraan 66,5
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
Tabel 3.5. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Purwakarta
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Purwakarta
NO PARAMETER BAKU
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
Tabel 3.7. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Karawang
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Karawang
No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 KICC Aktifitas Jalan Kawasan 66,5 2 Sekitar Pasar Johar Aktifitas Kendaraan 72,0 3 Terminal Klari Aktifitas Kendaraan 75,8 4 Griya Pesona Asri Aktifitas Kendaraan 61,5
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
Tabel 3.9. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bekasi
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.10. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bekasi
No
.
LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 Terminal Baru Cikarang, Kalijaya Aktifitas Jalan Raya, Kendaraan 75,9 2 Sentra Grosir Cikarang Aktifitas Jalan Raya, Kendaraan 78,2 3 Perum. Cikarang Baru Jababeka
II
Aktifitas Jalan Perum, Kendaraan 59,9 4 Jababeka I Aktifitas Jalan Raya 60,3
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
Tabel 3.11. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bogor
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.12. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bogor
No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 Kota Wisata Jl. Cibubur Aktifitas Kendaraan 60,3 2 Pasar Cileungsi Jl. Raya Narogong Aktifitas Pengunjung &
Kendaraan
68,4 3 Pertigaan Jl. Mercedes/Cicadas Aktifitas Kendaraan Besar 68,4 4 Terminal Laladon Aktifitas Kendaraan 68,5
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan
Tabel 3.13. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Indramayu
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.14. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Indramayu
No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 Terminal Indramayu Aktifitas Kendaraan 71,9 2 Komplek Bumi Mekar Aktifitas Kendaraan dan Warga 54,8 3 Pertamina Balongan Aktifitas Kendaraan 62,3 4 Pertigaan Jati Barang Aktifitas Kendaraan di Jalan Raya 73,1
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
Tabel 3.15. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kota Cirebon
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Parameter terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN
N = S atuan Volume Hisap Udara Kering dikoreksi pada kondisi Normal (25°C, 76 cm Hg)
Tabel 3.16. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Cirebon
No. LOKASI SUMBER KEBISNGAN HASIL
dB(A)
1 Terminal Harjamukti Aktifitas Kendaraan 68,1 2 Perumahan Rinjani Aktifitas Warga 48,8 3 Pelabuhan Cirebon Pintu III Aktifitas Kendaraan 69,0 4 Pusat Pembelanjaan Grage Aktifitas Kendaraan & Pengunjung 67,9
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
3.2 Pembahasan Tingkat Kebisingan di 8 (delapan) Kota Provinsi Jawa Barat
Intensitas tingkat kebisingan Halaman Luar yang berada di 8 (delapan) lokasi yaitu : Kota
Bandung Barat, Kota Subang, Kota Purwakarta, Kota Karawang, Kota Bekasi, Kota Bogor,
Kota Indramayu dan Kota Cirebon di wilayah provinsi Jawa Barat. Dari hasil pemantauan
terlihat sebagian besar intensitas kebisingan di 8 (delapan) Kota tersebut masih berada di
bawah Nilai Ambang Batas Kebisingan, hanya ada beberapa Kota dan beberapa titik lokasi
sampling saja yang intenistas kebisingannya sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB)
yang ditetapkan. Namun hasil ini hanya bersifat intermiten, dikarenakan aktifitas lalu
lintas dan mobilisasi kendaraan yang padat pada saat waktu-waktu tertentu saja.
Intensitas kebisingan mengacu pada KEP.48/MENLH/11/1996, Nilai Ambang Batas
kebisingan. Sehingga intensitas kebisingan pada 8 (delapan) Kota tersebut masih berada
dalam baku mutu yang ditetapkan. Hasil ini sesuai dengan tujuan upaya pemantauan
lingkungan yaitu mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah,
mengendalikan dan meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap
pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
3.3 Pembahasan Kualitas Udara Ambien
Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2
2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Bandung Barat. Terlihat sebagian besar
parameter yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai
dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Namun untuk
parameter Debu (TSP) yang berlokasi di titik sampling U1.(Pasar Padalarang) periode 2
2013 kadar debu yang terukur sebesar 313 µgNm³. Begitu juga dengan hasil analisis laboratorium Periode Bulan Juli 2014 titik sampling U1. (Pertigaan Tol Padalarang) kadar
debu yang terukur sebesar 292 µgNm³, U2. (Pasar Padalarang) kadar debu yang terukur di lokasi ini sebesar 376 µgNm³ dan U4. (Kawasan Industri Cimareme) kadar debu yang terukur sebesar 626 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Keberadaan konsentrasi debu yang terukur di lokasi ini lebih
disebabkan oleh aktifitas jalan raya, aktiitas pasar dan aktifitas mobilisasi kendaraan
angkut Industri, kadar debu tersebut merupakan disversi debu dari lalu lintas jalan raya
Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2
2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Subang. Terlihat sebagian besar parameter yang
dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41
Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Namun untuk parameter Debu (TSP)
yang terukur pada Periode Bulan Juli 2014, pada lokasi titik sampling U3. (Pertigaan Kali
Jati) kadar debu yang terukur sebesar 332 µgNm³, dan U4. (PT. Papertech) kadar debu yang terukur sebesar 479 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Keberadaan konsentrasi debu yang terukur di lokasi ini lebih
disebabkan oleh aktifitas jalan raya dan aktifitas mobilisasi kendaraan angkut Industri,
kadar debu tersebut merupakan disversi debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat,
Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2
2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Purwakarta. Terlihat sebagian besar parameter
SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 (Partikel < 10 µm), PM2,5 (Partikel < 2,5 µm) yang dipantau
masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999
Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu (TSP) yang terukur
pada lokasi titik sampling Periode II 2013, Kadar debu yang terukur pada lokasi U3. (Pasar
Jum’at) sebesar µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan pada Periode Bulan Juli 2014, Semua parameter yang
dipantau masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk diversi debu dari
lalu lintas darat pada ke 4 (empat) titik sampling lokasi pengamatan ini masih bisa
dikatakan aman kemungkinannya karena lokasi ini jaraknya cukup jauh dari sumber
dampak dan merupakan areal bervegetasi yang merupakan barrier hidup sehingga diversi
tingginya parameter Debu (TSP) di Kab. Karawang kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.
Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2 2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Bekasi, Terlihat sebagian besar parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 (Partikel < 10 µm), yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu (TSP) dan PM2,5 (Partikel < 2,5 µm) yang terukur pada lokasi titik sampling Periode I 2013 dan Periode II 2013, untuk periode I 2013 Kadar debu yang terukur pada lokasi U1. (Terminal Baru Cikarang, Kalijaya) sebesar 446 µgNm³,
U2. (Sentra Grosir Cikarang) kadar debu yang terukur sebesar 478 µgNm³ dan U3. (Perumahan Cikarang Baru Jababeka II) sebesar 249 µgNm³, sedangkan untuk periode II
yang ditetapkan sebesar 230 µg/Nm3, sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di bawah baku mutu.
Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll. Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu (TSP) di Kota Bekasi kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.
terminal laladon yang cukup padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.
Berdasarkan hasil pengamatan trend analisis laboratorium, periode 1 2013, periode 2
2013 dan periode Bulan Juli 2014 di Kab. Indramayu, Terlihat sebagian besar parameter
SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10 (Partikel < 10 µm), PM2,5 (Partikel < 2,5 µm), yang dipantau
masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999
Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Kecuali untuk parameter Debu (TSP) yang terukur
pada lokasi titik sampling Periode II 2013, Kadar debu yang terukur pada lokasi U4.
(Pertigaan Jati Barang) sebesar 295 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah
melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sedangkan pada Periode Bulan Juli 2014, Terlihat
sebagian besar parameter yang dipantau masih berada dibawah baku mutu yang telah
ditetapkan. Namun untuk parameter debu yang berlokasi di U4. (Pertigaan Jati Barang)
kadar debu yang terukur sebesar 279 µgNm³, kadar debu yang terukur di lokasi ini sudah
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan yaitu sebesar 230 µgNm³. Keberadaan
aktifitas mobilisasi kendaraan angkut di industri, kadar debu tersebut merupakan disversi
debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat, dan mobilisasi kendaraan yang cukup
padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.
disebabkan oleh diversi partikel-partikel debu dari kegiatan mobilisasi kendraan yang berada di pelabuhan, sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di bawah baku mutu.
Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll. Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu (TSP) di Kab. Cirebon kemungkinan karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup padat.
Tabel 3.17. Tabel Hasil Analisa Laboratorium yang Melebihi Baku Mutu
NO. NAMA KABUPATEN /
KOTA LOKASI PEMANTAUAN Periode 1 Periode 2
Periode
2. Kab. Subang 1. Komplek Surya Cigadung
2. Kawasan Selatan Chandra Theatre TSP
3. Sekitar Pertigaan Kalijati TSP TSP TSP
4. Sekitar PT. Papertech TSP TSP TSP
3. Kab. Purwakarta 1. Perempatan Sadang
2. Perum Buana Indah
3. Perumahan Cikarang Baru Jababeka II TSP
4. Jababeka I TSP
6. Kab. Bogor 1. Kota Wisata Jl. Raya Cibubur
2. Pasar Cileungsi Jl. Raya Narogong TSP TSP
3. Pertigaan Jl. Mercedes TSP TSP
4. Terminal Laladon TSP
7. Kab. Indramayu 1. Terminal Indramayu
NO. NAMA KABUPATEN /
KOTA LOKASI PEMANTAUAN Periode 1 Periode 2
Periode Bulan Juli
2014
3. Pertamina Balongan
4. Pertigaan Jati Barang TSP TSP
8. Kota Cirebon 1. Terminal Harjamukti TSP TSP
2. Perum Rinjani TSP
3. Pelabuhan Cirebon Pintu III TSP TSP TSP
Berdasarkan hasil pembahasan yang disajikan pada bab 3 maka di sampaikan kesimpulan
sebagi berikut:
1. Seluruh kadar dari parameter pengujian SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10
(Partikel < 10 µm), dan Timbal (Pb) di seluruh lokasi kegiatan baik pada periode I
2013, periode II 2013 dan periode Bulan Juli 2014 masih berada di bawah baku
mutu yang elah ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu
Udara Ambien Nasional.
2. Pada parameter Debu (TSP) menunjukan hasil analisis hampir dari seluruh titik
pantau berada di atas baku mutu lingkungan.
3. Pada Kab. Bekasi di titik pantau Sentra Grosir Cikarang untuk parameter PM2,5
berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang ditetapkan. Hasil ini
sesuai dengan tujuan upaya pemantauan lingkungan yaitu mengetahui
meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap pekerja maupun