DIGITALISASI BASIS DATA XYLARIUM
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BOGOR
Oleh
Yance I. Mandang 1)
ABSTRAK
Xylarium Bogoriense Pusat Litbang Hasil Hutan di Bogor menyimpan hampir 40.000
contoh kayu yang dikumpulkan dari seluruh kepulauan Indonesia. Semua contoh kayu dicatat dalam
buku register dan setiap contoh memiliki keterangan yang meliputi nomor contoh kayu, nomor
herbarium, nama setempat, suku, nama ilmiah, sinonim, asal contoh kayu, kolektor dan tanggal
dikoleksi. Catatan tersebut ditulis tangan sejak tahun 1915 dalam 12 jilid buku. Masalahnya
hampir semua buku register ini sudah lapuk dan datanya terancam musnah. Oleh karena itu perlu
dicarikan cara untuk menyelamatkan data tersebut sekaligus disusun kembali dalam bentuk yang
mutakhir. Dalam makalah ini disajikan pengalaman merenovasi sistem informasi xylarium dengan
memanfaatkan perkembangan terakhir dalam bidang teknologi informasi. Untuk penyelamatan,
data terlebih dahulu diketik dalam format MS Access. Untuk keperluan identifikasi kayu, deskripsi
anatomi kayu dari berbagai sumber ditransformasikan ke dalam kode IAWA (International
Association of Wood Anatomist) lalu diketik dalam format MS Access. Basis data koleksi dan basis
data ciri kayu ini kemudian di impor ke dalam MS SQL Server pada komputer server yang sudah
disiapkan. Penelusuran informasi dan identifikasi kayu dilakukan dengan menuliskan query dalam
bentuk pernyataan-pernyataan SQL lalu dieksekusi. Beberapa contoh proses penelusuran informasi
dan identifikasi kayu disajikan. Waktu yang diperlukan untuk penelusuran informasi dan
identifikasi kayu sangatlah singkat dibanding dengan cara lama.
Kata kunci: Xylarium, sistem informasi
I. PENDAHULUAN
identifikasi contoh kayu tidak dikenal, 3) sumber informasi nama setempat dan nama ilmiah kayu, 4) sumber informasi keanekaragaman jenis kayu di suatu wilayah, 5) sumber informasi wilayah persebaran jenis jenis kayu tertentu. Xylarium berfungsi juga untuk penunjang bidang forensik dalam menangani perkara di mana kayu sebagai barang bukti. Selain itu xylarium berperan juga dalam menunjang penelitian arkeologi dan paleobotani (Mandang dan Martono, 1996).
Xylarium Bogoriense Puslitbang Hasil Hutan memiliki koleksi kayu sebanyak hampir 40.000 contoh, mencakup 119 suku, 675 marga dan 3.233 jenis, yang dikumpulkan sejak tahun 1915. Sekitar 70 % contoh kayu tersebut didukung dengan material herbarium. Material herbarium ini disimpan oleh Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor. Setiap contoh kayu diberi nomor koleksi disertai data penunjang berupa nomor herbarium, asal contoh, nama setempat, suku, nama ilmiah, sinonim, kolektor dan tanggal koleksi serta dicatat dalam huku register berdasarkan urutan waktu. Kini buku register sudah berjumlah 12 jilid dan hampir semua sudah lapuk dimakan usia.
Di samping buku register, ada juga juga sistem kartu yang dibuat berdasarkan jenis dan nama setempat (Gambar 1). Kartu jenis disusun sistematik dan berisi semua nomor contoh kayu yang mewakili jenis yang bersangkutan. Setiap jenis memiliki satu atau lebih kartu, bergantung pada banyaknya contoh yang mewakilinya. Kartu nama setempat yang disusun menurut abjad berisi nama ilmiah dari nama yang bersangkutan.
Rak c ontoh ka yu
Penelitia n
Pustaka Kartu Buku reg ister c ontoh kayu
Contoh kayu
Sistem kartu memudahkan pencarian data nomor koleksi suatu jenis kayu tetapi tetap saja lama dalam pencarian informasi mengenai kolektor, tanggal koleksi, dan wilayah persbaran karena harus membuka buku register. Demikian juga jika ingin mencari informasi mengenai keanekaragaman jenis pohon di suatu wilayah. Oleh karena itu sudah waktunya untuk memanfaatkan kemajuan di bidang komputer dan teknologi informasi agar pencarian data dan informasi dapat dilakukan lebih cepat. Rancangan sistem informasi xylarium yang baru diciptakan adalah seperti tertera dalam Gambar 2.
Ra k c ontoh kayu
Contoh disusun sistem atik
Penelitia n
Gambar 2. Sistem informasi Xylarium Bogoriense baru yang dicitakan
Pelayanan lain yang sering diperoleh dari Xylarium adalah melakukan identifikasi contoh kayu tidak dikenal secara cepat. Permintaan datang dari masyarakat, terutama pengusaha HPH, industri perkayuan, pedagang, dan juga dari Instansi Kehutanan dan Bea Cukai. Proses identifikasi kayu selama ini dilakukan dengan cara langsung, merujuk pada deskripsi, tabel ciri kayu dan kunci dikhotom dari berbagai sumber yang memerlukan waktu lama dan adakalanya tidak berhasil.
ditulis antara lain oleh Inge Martina (2003), Kok Yung (2003), Mangkulo (2003), Robi’in (2004) dan Vitria (2004).
Adapun tujuan kigiatan ini adalah :
1) Menyelamatkan data koleksi contoh kayu Puslitbang Hasil Hutan yang sudah dikumpulkan selama 90 tahun.
2) Membangun sistem informasi yang mutakhir, cepat dalam penyimpanan dan pencarian data/informasi, termasuk mengidentifikasi contoh kayu tidak dikenal.
II. KIAT DIGITALISASI BASIS DATA XYLARIUM
A. Bahan
1. Data register contoh kayu Xylarium Bogorensis sejak tahun 1915, berjumlah kurang lebih 40 000.
2. Deskripsi anatomi kayu pada berbagai pustaka, terutama buku Prosea 5 (1) (Soerianegara et al.,1994), Prosea 5 (2)(Lemmens et al.,1995) dan Prosea 5 (3)(Sosef et al. ,1998) dan Atlas Kayu Indonesia Jilid III (Abdurrohim et al., 2005).
B. Peralatan
1. Perangkat keras berupa lima perangkat komputer setara Pentium II, III, IV, masing- masing dengan memori sebesar 128 MB.
2. Perangkat lunak
a. Sistem Operasi Window 98, Window 2000, dan Window XP b. Microsoft Access 2000
c. Microsoft SQL Server 7.0
C. Tahapan Kerja
1. Data koleksi contoh kayu di susun dalam file format Access. Data ciri anatomi dari
2. Penelusuran informasi dari basis data dilakukan dengan menggunakan pernyataan- pernyataan SQL yaitu: a) select, b) from, c) where, d) like, e) simbol = , f) simbol %, g) tanda *, h) order by (bila perlu):
a. Perintah select dimaksudkan untuk menampilkan kolom data, apakah semua atau kolom tertentu saja.
b. Klausa from digunakan untuk menspesifikasikan dari tabel mana data akan dicari dan ditampilkan.
c. Klausa where menspesifikasikan kondisi pencarian, membatasi baris baris data mana saja yang akan ditampilkan.
d. Klausa like menspesifikasikan kondisi yang mengandung informasi yang kita cari.
e. Simbol = menspesifikasikan kondisi persis informasi yang akan dicari. f. Simbol % menspesifikasikan kondisi pencarian infomasi yang dikandung. g. Simbol * kondisi memperkenankan semua kolom ditampilkan.
h. Klausa order by menspesifikasikan atas dasar apa data yang dicari akan diurutkan
III. HASIL DIGITALISASI BASIS DATA DAN CARA PENGGUNAANNYA
A. Basis Data Koleksi
Sampai saat ini sudah berhasil disalin 34.987 rekord contoh kayu dari 7 jilid buku register ke dalam tabel format Access lalu disimpan dalam CD. Hasil ini diselesaikan oleh 5 orang bersama-sama selama satu tahun. Tampilannya disajikan seperti dalam Gambar 3. Keuntungan menggunakan format Access adalah menyalin dan entri data tidak harus oleh orang yang menguasai pengelolaan basis data. Pengelola basis data cukup membuatkan formatnya lalu staf mengisinya. Dari semua data yang sudah dientri, yang diverifikasi baru nama ilmiahnya saja sedangkan nama setempat dan lain-lain belum diverifikasi sehingga verifikasi perlu dilanjutkan.
Sebagai contoh pertama adalah mencari data tentang contoh kayu nomor 25346, di buatkan query sbb:
Select*
From xylarium_bogorensis
Where specimen_number = 25346
Setelah dieksekusi, diperoleh hasil seperti tertera dalam Gambar 6.
Sebagai contoh kedua, bila ingin mencari tahu tentang jenis kayu dengan nama setempat “salam”, dibuat query sbb.
Select*
From xylarium_bogorensis
Where vernacular_name = ‘salam’
Setelah dieksekusi diperoleh hasil yang tertera dalam Gambar 7. Ada 12 spesimen yang bernama salam, asalnya dari Pulau Jawa semua.
Pernah, kurang lebih 2 tahun yang lalu, seseorang ingin mengetahui nama ilmiah kayu “lengkulung”. Ketika itu basis data elektronik belum dibangun sehingga harus di cari dalam berbagai buku tetapi tidak berhasil ditemukan. Baru-baru ini kami cari dengan Sql Query Analyzer dalam basis data dan tampaknya sudah ditemukan. Kata lengkulung tidak berhasil ditemukan tetapi karena mungkin sekali ucapannya sudah berubah dari ucapan dahulu kala. Selanjutnya dicoba dengan menggunakan kata @engkoeloeng@ dengan ejaan lama. Dengan program SQL Server dimungkinkan mencarinya dengan menggunakan klausa “like” yang artinya seperti atau mengandung deretan huruf engkoeloeng. Hasilnya diperoleh seperti tertera dalam Gambar 8. Bisa jadi maksudnya bengkoeloeng (Pithecellobium atau Sterculia) atau tengkoeloeng (Shorea spp.). Sayang sekali contoh kayunya tidak ada shingga tidak dapat ditelusuri mana dari daftar di atas yang sesuai.
Gambar 3. Tabel koleksi contoh kayu dibuat dalam file format Access
Gambar 5. Tampilan basis data dalam SQL server enterprise manager
Gambar 7. Pencarian rekord jenis kayu dengan nama setempat “salam”
Gambar 9. Pencarian wilayah persebaran pohon kayu marga Vavaea
B. Basis Data Anatomi Kayu
Basis data anatomi kayu Asia Tenggara yang berhasil dihimpun sudah mencakup 405 marga. Dengan demikian masih tersisa sekitar 300 marga yang perlu diamati ciri antominyaguna melengkapi basis data anatomi jenis-jenis kayu di Indonesia..
Tampilan basis data anatomi kayu bila dibuka dalam format Access adalah seperti tertera dalam Gambar 4. Hasil yang diimpor ke dalam server dapat dilihat dalam Gambar 5. Penggunaan basis data ini untuk identifikasi sudah sering dilakukan, terutama untuk memenuhi permintaan industri pengolahan kayu. Sekarang mereka banyak menggunakan jenis-jenis kayu yang tergolong enis kurang dikena atau populer dengan istilah KS-lesser known specie, berhubung jenis-jenis utama sudah semakin jarang didapat.
Salah satu contoh yang dapat dikemukakan disini adalah identifikasi suatu contoh kayu yang dikirim oleh suatu perusahaan pengolah kayu. Hasil pengamatan ciri kayu dan Sql Query Analyzer disajikan dalam Gambar 10. Hasil identifikasinya adalah Melicope sp. dari suku Rutaceae. Lalu merujuk buku Prosea 5(3) (Sosef et al., 1998) untuk
mengandung butir butir silika. Jadi tampaknya masih ada masalah taksonomi pada Melicope dan oleh karena itu status takson ini perlu dikaji ulang.
Contoh lain mengenai proses identifikasi kayu dengan bantuan piranti lunak SQL Server dapat ditelusuri dalam tulisan terdahulu (Mandang, 2005).
Gambar 10. Hasil identifikasi contoh kayu yang mempunyai ciri: ceruk antar pembuluh kecil (24), diameter pembuluh kecil (41), frekuensi pembuluh <5 per mm2(46), dinding serat sangat tpis (68), parenkim aliform (80), jari-jari 1-3 seri (97), jari-jari semua sel baring (104).
IV. PENUTUP
Basis data digital Xylarium Bogorensis, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, sudah mendekati penyelesaian. Data yang terancam hilang sudah berhasil diselamatkan dalam bentuk rekaman CD. Data tersebut sudah pula digandeng dengan piranti lunak SQL Server dalam komputer Server dan sudah dapat digunakan untuk pencarian data dan informasi dengan hasil yang dapat diperoleh dalam waktu yang sangat singkat.
Perlu dilakukan entri data yang masih tersisa dan data yang sudah selesai simpan perlu diverifikasi. Pengamatan ciri anatomi jenis-jenis kayu yang belum pernah diteliti perlu dilanjutkan agar basis data akan menjadi lebih lengkap.
Ucapan terimakasih
Ucapan terimaksih ini penulis sampaikan kepada: Dra Sri Rulliaty, M.Sc., Krisdianto S.Hut. M.Sc,. Drs. Mardiansyah, Tutiana, Usep Sudardji, yang sudah membantu dalam entri dan edit data xylarium. Juga kepada Bapak Kepala Bidang Pelayanan Penelitian, Ir. Suharyanto, M.M, dan Bapak Kepala Sub Bidang Pemenfaatan Hasil Penelitian, Ir. Eko Budi Susantijo. M.Sc., yang selama ini megelola administrasi termasuk pengawasan proyek. Terakhir penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Ir. Abdurrohim MS APU dan Professor Dr. Ir. Osly Rachman MS yang telah memberikan banyak masukan guna pernyempurnaan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohim, S., Y.I. Mandang dan Uhaedi Sutisna. Atlas Kayu Indonesia Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.
Inge Martina. 2003. 36 Jam belajar komputer Microsoft SQL Server 2000. PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kok Yung, 2003. Trik menguasai perintah SQL. PT Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Lemmens, R.H.M.J, I. Soerianegara, and W.C. Wong. 1995. Plant Resources of South East Asia 5 (2). Timber Trees: Minor Commercial Timbers. ROSEA Indonesia, Bogor.
Mandang, Y.I. 2005. Aplikasi Program Komputer SQL Sever Untuk Identifikasi Jenis Jenis Kayu Asia Tenggara. Buletin Penelitian Hasil Hutan.
Mandang, Y.I. dan D. Martono. 1996. Keanekaragaman fosil kayu di bagian Barat pulau Jawa. Buletin Penelitian Hasil Hutan 14 (5): 192-203
Mangkulo, H.A. 2003. Belajar sendiri membangun sistem database dengan Visual Basic 6.0 dan Access 2000. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Robi’in, B. 2004. Manajemen dan administrasi database menggunakan SQL server 2000. Penerbit Andi Yogyakarta.
Soerianegara, I. and R.H.M.J Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia 5 (1). Timber Trees, Major Commercial Timbers. PROSEA Indonesia. Bogor. Sosef, M.S.M., L.T. Hong and S. Prawirohatmodjo. 1998. Plant Resources of South East
Asia 5(3). Timber Trees: Lesser Known Tmbers. Backhuys Publisher, Leiden. Vitria, SE. 2004. Microsoft Access. Lembaga Pelatihan Komputer VITCOM, Bogor. Wheeler, E.A., P. Gasson, and P. Baas. 1989. Standard list of characters suitable for
Kronologi:
19 Agustus- direview
21 Agustus, lanjutkan review merujuk pada saran perbaikan dari para korektor. 21 Agustus, edit alinea ttg Melicope.