• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN Willa Lusita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN Willa Lusita"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA

TAHUN 2000-2014

Willa Lusita 113401045

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl.. Siliwangi No.24 kota Tasikmalaya PO BOX 164)

This study aims to determine the effect of Economic Growth, Income Distribution on poverty levels in Indonesia. The data used in this research is secondary data in the form of time series (2000-2014). The analysis tool used is OLS (Ordinary Least Square). The result of research partially (t test) showed that economic growth and no significant positive effect on poverty levels. Income distribution and no significant negative effect on the level of poverty, inflation and no significant negative effect, minimum wage and no significant positive effect, negative effect Education and insignificant. Simultaneously (Test F) Economic Growth, Income Distribution, Inflation, Minimum Wage, and Education has a significant influence on Poverty in Indonesia in 2000-2014.

Keywords: Poverty Rate, Economic Growth, Income Distribution, Inflation, Wage Minimum Education.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series (2000-2014). Alat analisis yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian secara parsial (Uji T) menunjukan bahwa Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Distribusi pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat

(2)

i

kemiskinan, Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Upah minimum berpengaruh positif dan tidak signifikan, Pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Secara simultan ( Uji F) Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, dan Pendidikan mempunyai pengaruh Signifikan terhadap Kemiskinan di Indonesia tahun 2000-2014.

Kata kunci : Tingkat Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, Pendidikan.

PENDAHULUAN

Kemiskinan menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang.

Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu (Muhammad Nasir, dkk, 2008).

Kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan ekonomi yang lambat, distribusi pendapatan yang rendah, tingkat upah yang masih dibawah standar, laju inflasi naik dan pendidikan yang rendah. seseorang dikatakan miskin bila dia belum bisa mencukupi kebutuhanya atau belum berpenghasilan.

Menurut Todaro (1995:37) menyatakan bahwa variasi kemiskinan di negara berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, (2) perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh negara yang berlainan, (3) perbedaan kekayaan sumber daya

(3)

i

alam dan kualitas sumber daya manusianya, (4) perbedaan peranan sektor swasta dan negara, (5) perbedaan struktur industri, (6) perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan politik negara lain dan (7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan dalam negeri.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Individu yang hidup dibawah standar pengeluaran minimum tersebut tergolong miskin. ketika perekonomian berkembang di suatu kawasan, terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik diantara penduduk kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain, secara teoritis pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting dalam mengatasi masalah penurunan kemiskinan.Masalah ketimpangan pendapatan telah lama menjadi persoalan yang rumit dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh sejumlah negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Ketimpangan pendapatan terjadi akibat dari adanya distribusi pendapatan yang kurang merata di sejumlah wilayah di suatau negara. Masalah distribusi pendapatan ini mengandung dua aspek. Aspek pertama adalah bagaimana menaikkan kesejahteraan masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan aspek yang kedua adalah pemerataan pendapatan secara menyeluruh dalam arti mempersempit perbedaan tingkat pendapatan antar penduduk atau rumah tangga.

Keberhasilan mengatasi aspek yang pertama dapat dilihat dari penurunan presentase penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Sementara keberhasilan memperbaiki distribusi pendapatan secara menyeluruh adalah jika laju pertambahan pendapatan golongan miskin lebih besar dari laju pertambahan pendapatan golongan mampu/kaya. Distribusi pendapatan merupakan masalah perbedaan pendapatan antara individu yang paling kaya dengan individu yang paling miskin. Semakin besar jurang pendapatan maka semakin besar pula variasi

(4)

i

dalam distribusi pendapatan. Maka disini peran pemerintah diperlukan dalam menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan distribusi pendapatan, sehingga ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, maka kesejahteraan masyarakat akan distribusi pendapatannya pun juga dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat. Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Berdasarkan bebrapa uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia Periode Tahun 2000-2014”

METODE PENELITIAN Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode Archival Research (penelitian arsip), yaitu pengumpulan data yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah di susun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak d publikasikan. Semua data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Staistik (BPS), serta bergbagai sumber yang relevan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Tujuannya untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel independen mempengaruhi variabel-variabel dependen. Alat bantu yang digunakan yaitu dengan program (Eviews) versi 6.0. Dalam penelitian ini akan dilakukan menggunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut :

(5)

i Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4logX4 + β5X5 + e X1= Pertumbuhan Ekonomi X2 = Distribusi Pendapatan X3 = Inflasi X4 = Upah Minimum X5 = Pendidikan Y = Kemiskinan e = variabel gangguan PEMBAHASAN Y = 52,24117 + 0.281004PE - 35,89829DP - 0,014459IN + 0,334218UM -3,691986PD +e

Prob t-statistik = (O,4317) (0,2284) (0,8461) (0,8877) (0,3453) R-Squer = (0.943287)

F Statistik = (29,93893)

Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa koefisien tiap variabel bebas masing-masing adalah 0,281005untuk variabel pertumbuhan ekonomi, - 35,89829 untuk variabel distribusi pendapatan, -0,014459 untuk variabel Inflasi, - 0,014459 untuk variabel upah minimum 0,334218, dan -3,691986 untuk variabel pendidikan. Yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel tetap yaitu variabel tingkat kemiskinan, maka penulis menganalisisnya melalui beberapa parameter dan pengujian sebagai berikut:

Uji t Statistik

Berdasarkan hasil regresi, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada level of significance 5% variabel inflasi, pendapatan nasional, suku bunga dan

pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu konsumsi masyarakat Indonesia, Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitasnya,

(6)

i

apabila lebih kecil dari 0,05 berarti pengaruhnya signifikan, Adapun besarnya probabilitasnya masing-masing adalah sebagai berikut :

Hasil Regresi Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, dan Pendidikan terhadap Kemiskinan di Indonesia

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 52.24117 9.542943 5.474325 0.0004 X1 0.281005 0.341412 0.823068 0.4317 X2 -35.89829 27.77465 -1.292484 0.2284 X3 -0.014459 0.072370 -0.199800 0.8461 LOG(X4) 0.334218 2.299746 0.145328 0.8877 X5 -3.691986 3.706807 -0.996002 0.3453

R-squared 0.943287 Mean dependent var 15.37667 F-statistic 29.93893 Durbin-Watson stat 1.756416 Prob(F-statistic) 0.000024

Tabel 4.4

Hasil Uji F Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Indonesia Periode 2000-2014

Prob (F-statistic) 0.000024

Sumber : Pengolahan Data

Pengujian F statistik dalam penelitian ini menggunakan taraf keyakinan 95% ( ). Model persamaan dalam penelitian mengandung 1 variabel terikat dan 5 variabel bebas sehingga total variabel sebanyak 6 = k. diperoleh nilai probabilitas F-statistik 0.000024. Dengan demikian probabilitas F-statistik < 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka tingkat kemiskinan terpengaruh secara keseluruhan oleh variabel independen yaitu pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, inflasi, upah minimum, pendidikan.

(7)

i

Dari hasil regresi dapat dilihat nilai t- hitung dari variabel independen yaitu Pertumbuhan Ekonomi menunjukan angka yang lebih rendah dari t- tabel sebesar 0.823068 < 1.83 sehingga H0 diterima maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen atau variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

Dari hasil regresi dapat dilihat nilai t- hitung dari variabel independen yaitu Distribusi Pendapatan menunjukan angka yang lebih rendah dari t- tabel yaitu sebesar --1.292484< 1.83 sehingga H0 diterima maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen atau variabel Distribusi Pendapatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

Dari hasil regresi dapat dilihat nilai t- hitung dari variabel independen yaitu Inflasi menunjukan angka yang lebih rendah dari t tabel yaitu sebesar -0.199800< 1.83 sehingga H0 diterima maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen atau variabel Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskin

Dari hasil regresi dapat dilihat nilai t- hitung dari variabel independen yaitu Upah Minimum menunjukan angka yang lebih rendah dari t- tabel yaitu sebesar 0.145328 < 1.83 sehingga H0 diterima maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen atau variabel Upah Minimum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

Dari hasil regresi dapat dilihat nilai t- hitung dari variabel independen yaitu Pendidikan menunjukan angka yang lebih rendah dari t tabel yaitu sebesar -3.691986 < 1.83 sehingga H0 diterima maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen atau variabel Pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kemiskinan.

4.1.1.1.1 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini digunakan Uji White untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas yang terjadi dalam model persamaan regresi.Hasil Uji White dapat dilihat pada Tabel 4.7berikut :

(8)

i

Heteroskedasticity Test: White

χ2 –table 106,40

Obs*R-squared 5.526809

Sumber : Pengolahan Data

Untuk model Pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, inflasi, upah minimum dan pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun 2000-2014, pada α = 5 persen dan nilai degree of freedom (df) sebesar 90 – 6 =84 diperoleh nilai χ2

tabel sebesar 106,40 Dibandingkan dengan nilai Obs*R-squared White Heteroskedasticity Test sebesar 5.526809, maka dapat disimpulkan bahwa Analisis yang mempengaruhi kemiskinan di Indonsia Periode 2000 -2014 regresi tersebut terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena nilai Obs*R-squared White Heteroskedasticity Test lebih kecil dibandingkan dengan nilai χ2

tabel. 4.1.1.1.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara observasi Satu dengan observasi lain yang berlainan waktu (Widarjono,2007). Dalam penelitian ini digunakan uji Breusch-Godrey (BG) Serial Corelation LM Testuntuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi. Hasil Breusch-GodreySerial Corelation LM Testdapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

χ2

–table 106,40

Obs*R-squared 1.387066

Sumber : Pengolahan Data

Gambar Hasil Uji Normalitas

0 1 2 3 4 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Series: Residuals Sample 2000 2014 Observations 15 Mean 1.09e-14 Median -0.191745 Maximum 1.234349 Minimum -0.917859 Std. Dev. 0.635192 Skewness 0.523363 Kurtosis 2.269300 Jarque-Bera 1.018473 Probability 0.600954

(9)

i

Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95% diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi secara parsial memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.Pada hasil regresi dalam model penelitian ini pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan dilihat dari nilai probabilitasnya yaitu sebesar0.4317.Dengan demikian semakin tinggi pertumbuhan ekonomi akan memberikan pengaruh yang tinggi pula terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.Dengan adanya pertumbuhan ekonomi berarti terdapat peningkatan produksi sehingga menambah lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya (sufficient condition) ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemisknan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaknya menyebar disetiap golongan pendapatan, termasuk golongan penduduk miskin (growth with equity)

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun 2000 sampai 2014 Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wongdesmiwati (dalam jurnal Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan, 2010: 46) menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat kemiskinan. Hubungan ini menunjukkan pentingnya mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan tingkat kemiskinan.

4.1.2 Pengaruh Distribusi Pendapatan Terhadap Kemiskinan di Indonesia periode 2000 –2014

(10)

i

Pada hasil regresi dalam model penelitian ini Distribusi Pendapatan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0.2284.Distribusi pendapatan merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya, jika distribusi pendapatan nasional tidak merata, maka perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai, hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik. Jadi distribusi pendapatan semakin merata maka tingkat kemiskinan semakin turun.

4.1.3 Pengaruh Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia periode 2000 – 2014

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Inflasi yang diukur menggunakan persen memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis yang di buat oleh peneliti.Pada hasil regresi dalam model penelitian ini Inflasi memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan dilihat dari nilai probabilitasnyasebesar 0.8461.Dari hasil perhitungan regresi diketahui bahawa tingkat inflasi memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia.Kenaikan tingkat inflasi di Indonesia ternyata tidak terlalu mempengaruhi kemiskinan.Hal ini terjadi karena tingkat upah juga ikut naik.Variabel tingkat inflasi merupakan variabel yang memberikan pengaruh

(11)

i

negatif terhadap tingkat kemiskinan Indonesia dan tidak signifikan. Ketika terjadi kenaikan inflasi, ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kemiskinan, apabila terjadi inflasi sedang tidak terlalu memberikan pengaruh karena apabila masyarakat tingkat upahnya tetap sedangkan harga-harga naik maka akan mempengarui kemiskinan, tetapi kalau tingkat upah juga naik maka tidak akan mempengaruhi kemiskinan, masyarakat yang awalnya dapat memenuhi kebutuhan, karena terjadi inflasi yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya.

4.1.4 Pengaruh Upah Minimum Terhadap Kemiskinan di Indonesia periode 2000 – 2014

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Upah Minimum yang diukur menggunakan persen memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.Pada hasil regresi dalam model penelitian ini memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0.8877.Hal ini menunjukkan bahwa upah minimum tidak mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia.Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis.Berdasarkan hasil pengolahan data hal ini secara langsung upah berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Semakin meningkat tingkat upah minimum akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan juga meningkat dan terbebas dari kemiskinan (Kaufman 2000 dalam jurnal Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan, 2010: 49).

4.1.5 Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemiskinan di Indonesia periode 2000 – 2014

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Pendidikan yang diukur menggunakan persen memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis yang di buat oleh peneliti.Pada hasil regresi dalam model penelitian ini pendidikan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan

(12)

i

dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0.3453.Dengan demikian, apabila variabel lamanya pendidikan meningkat maka tidak berpengaruh pada kemiskinan.Karna yang utama adalah kualitas SDM nya.Banyak pengusaha lulusan sekolah dasar yang sukses dalam karirnyaberarti tidak ada hubungan antara kemiskinan dengan pendidikan.Hasil regresi menunjukan nilai negatif karena pendidikan tidak mempengaruhi kemiskinan di Indonesia, seperti para pengusaha yang lulusan sekolah dasar banyak yangberhasil karena memang keuletannya.Selain itu, melalui pendidikan pula upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diusahakan. Selanjutnya hal tersebut pada akhirnya akan bermanfaat sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja, untuk meningkatkan produktivitas. pendidikan adalah sarana untuk mentransformasi kehidupan kearah yang lebih baik.

4.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, dan Pendidikan secara Bersama-sama terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia periode 2000-2014

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, inflasi, upah minimum, dan pendidikan secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap kemiskinan di Indonesia. Dari hasil perhitungan diperoleh sebesar29.93893. Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, inflasi, upah minimum, dan pendidikanterhadap tingkat kemiskinan di Indonesia Periode 2000-2014 secara bersama sama adalah signifikan. Besarnya kontribusi secara bersama-sama Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, dan Pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia adalah sebesar 0.000024 Ini berarti variasi naik turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia di pengaruhi oleh Pertumbuhan Ekonomi, Distribsi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, dan Pendidikan.

Sedangkan jika diuji secara parsial semua variabel hasilnya tidak signifikan. Karena pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi, distribusi

(13)

i

pendapatan, inflasi, upah minimum, dan pendidikan banyak berpengaruh secara nyata di kota-kota besar, sedangkan pada penelitian ini lingkupnya nasional yang hasilnya didapatkan baik dari kota besar maupun daerah. Hal ini terbukti dari teori Keynes bahwa jika secara simultan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter akan berpengaruh secara signifikan.

PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Variabel pertumbuhan ekonomi danupah minimum, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia, sedangkan variabel distribusi pendapatan, Inflasi, dan pendidikan berpengaruhpositif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia pada tahun 2000-2014.

Variabel pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, laju inflasi, upah minimum, dan pendidikan di Indonesia pada tahun 2000-2014 secara Bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun 2000-2014.

Saran

Terkait dengan hasil analisis data yang menunjukan pengaruh yang tidak signifikan secara parsial pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, inflasi, upah minimum, dan pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia disarankan kepada peneliti lain agar meneliti hubungan pertumbuhan ekonomi ke upah minimum, dan distribusi pendapatan ke pendidikan.

Terkait dengan hasil analisis data yang menunjukan pengaruh yang tidak signifikan secara parsial variabel Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Inflasi, Upah Minimum, dan Pendidikan. Disarankan kepada pemerintah hususnya BPS untuk menunjukan data angka yang lebih akurat terkait dengan aspek tersebut. Dari sisi pertumbuhan ekonomi hususnya 4 tahun terakhir terjadi penurunan, oleh karena itu disarankan kepada pemerintah agar mewujudkan efektifitas dalam penggunaan faktor teknologi melalui pembahasan dan penelitian

(14)

i

teknologi baru, selain itu pemerintah juga harus meningkatkan kualitas SDM sebagai salah satu faktor non ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan mutu kualitas pendidikan, Untuk Distribusi Pendapatan dari tahun 2000 sampai 2014 mengalami kenaikan yang makin meningkat.

Muh. M. Nasir, Saichudin dan Maulizar. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga di Kabupaten Purworejo. Jurnal Eksekutif. Vol. 5no4, Agustus 2008. Jakarta: Lipi

Mudrajad Kuncoro, 1997, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, UPPAMP YKPN, Yogyakarta

Todaro, Michel P. 1995. Ekonomi Untuk Negara-Negara Berkembang, Penerjemah : Agustinus Subekti, Ed, Jakarta: Bumi Aksara

Badan Pusat Statistik . 2000. Data dan Informasi kemiskinan Indonesia . BPS. Jakarta-Indonesia.

____. 2000. Indonesia Dalam Angka 2000.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2001. Indonesia Dalam Angka 2001.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2002. Indonesia Dalam Angka 2002.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2003. Indonesia Dalam Angka 2003.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2004. Indonesia Dalam Angka 2004.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2005. Indonesia Dalam Angka 2005.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2006. Indonesia Dalam Angka 2006.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2007. Indonesia Dalam Angka 2007.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2008. Indonesia Dalam Angka 2008.BPS.Jakarta Indonesia.

(15)

i

____. 2010. Indonesia Dalam Angka 2010.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2011. Indonesia Dalam Angka 2011.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2012. Indonesia Dalam Angka 2012.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2013. Indonesia Dalam Angka 2013.BPS.Jakarta Indonesia.

____. 2014. Indonesia Dalam Angka 2014.BPS.Jakarta Indonesia.

Wongdesmiwati, 2009. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia: Analisis Ekonometrika.

http://wongdesmiwati.files.wordpress.com/2009/10/pertumbuhan-ekonomi-dan-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-analisis-ekonometri.pdf

Sharp, Ansal M., et.al.1996. Economics of Social Issues (12rdedition). Chicago: Richard D. Irwin.

Kuncoro, Mudrajad. (2000). Ekonomi Pembangunan, Teori Masalah dan Kebijakan.

Yogyakarta :Penerbit UPP AMP YKPN

Usman Sunyoto. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Todaro, Michael P. 1998. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, terjemahan Haris Munandar. Jakarta: Erlangga. Edisi Keenam.

Jhingan, M.L. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan,terjemahan D. Guritno. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Adit Agus Prasetyo. 2010. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Kemiskinan ( studi kasus 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007)”.Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Gambar

Gambar Hasil Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dibidang pekerjaan umum khususnya urusan cipta

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Berulu adalah :Dalam menentukan perolehan tanaman, biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan hasil dari kapitalisasi biaya

Tahun 5 : Publikasi hasil pengembangan Tahun 5 : Publikasi hasil pengembangan Tahun 5 : Publikasi hasil pengembangan Tahun 5 : Publikasi hasil pengembangan sistem

Mata kuliah memberi pemahaman bagaimana dibahas perubahan social sebagai gejala umum, keterkaitan antara perubahan social dan perubahan kebudayaa,

Apabila kontrol yang dilakukan atasan sesuai dengan kebutuhan karyawan, dalam arti atasan melakukan pengawasan secara teratur terhadap karyawan, terutama saat karyawan bekerja,

Penulisan ilmiah ini menjelaskan cara membuat website Fashion's Boutique dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor), HTML (Hypertext Markup Language),

Penulisan ini membahas tentang website dan pembuatannya dengan tujuan dapat dijadikan sebagai media informasi, yang memberikan wadah atau tempat untuk suporter klub agar

Tujuan dari acara rapat pemberian penjelasan ini adalah memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pekerjaan yang akan dilelangkan dan hal – hal yang berkenaan dengan