• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekspresi mrna Heat Shock Protein Pada Itik Cihateup...M. Nur. Ichsan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ekspresi mrna Heat Shock Protein Pada Itik Cihateup...M. Nur. Ichsan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPRESI mRNA GEN HEAT SHOCK PROTEIN (HSP) ITIK CIHATEUP YANG DIBERI MINYAK BUAH MAKASAR DALAM KONDISI

PEMELIHARAAN MINIM AIR

mRNA HEAT SHOCK PROTEIN (HSP) GENE EXPRESSION OF CIHATEUP DUCK GIVEN MAKASAR FRUIT OIL UNDER MINIMUM WATER CONDITION

Muhammad Nur Ichsan*, Andi Mushawwir**, Diding Latipudin**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015

**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email: m_nur_ichsan@live.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak buah makasar terhadap ekspresi mRNA gen Heat Shock Protein (HSP) pada itik Cihateup yang dipelihara dalam kondisi minim air, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Nopember 2015 di kandang percobaan laboratorium ternak unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Analisis ekspresi gen HSP dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Pengujian Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Menggunakan itik berumur 16 – 20 minggu dibagi menjadi 4 perlakuan dengan perlakuan pemberian minyak buah makasar masing -masing sebanyak K = 0 µl, BJA = 100 µl, BJB = 150 µl dan BJC = 200 µl. Sampel darah yang diperoleh disimpan dalam tub EDTA dan persiapan sampelnya menggunakan Rneasy KIT Qigen. Data ekspresi HSP dianalisa menggunakan polynomial orthogonal. Perbedaan rata – rata dari ekspresi HSP dianalisa menggunakan contrast orthogonal. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian MBM berpengaruh terhadap ekspresi gen HSP dengan hasil 3,75 ng/mL (K), 3,07 ng/mL (BJA), 2,61 ng/mL (BJB), dan 2,39 ng/mL (BJC). Semua hasil rata – rata tersebut menunjukan perbedaan yang sangat nyata (p < 0,01).

Kata Kunci : Itik Cihateup, Minyak buah makasar, HSP Abstract

This Research has objective to know effect of makasar fruit oil on heat shock protein (HSP) mRNA gene expression in cihateup duck. The duck in this research was maintained in minimum water condition. This research was carried out from October to November 2015 at house experiment of poultry laboratory Animal Husbandry Faculty Padjadjaran University. Expression of HSP gene was analyzed at research and testing laboratory, Animal Husbandry Faculty Padjadjaran University. Cihateup duck were 16 – 20 weeks old, divided into 4 treatments each treatment makasar oil for, K = 0 µl, BJA = 100 µl, BJB = 150 µl and BJC = 200 µl. Blood sample collected using EDTA tube and it preparation by Rneasy KIT Qiagen). The data of HSP expression was analyzed by polynomial orthogonal. Contrast orthogonal test used to analysed different of mean of HSP expression. The result shows that oil makasar effected on HSP gene expression, HSP expression were 3,75 ng/mL (K), 3,07 ng/mL (BJA), 2,61 ng/mL (BJB) and 2,39 ng/mL (BJC). All of the average shows different significantly (p<0,001).

(2)

PENDAHULUAN

Pemeliharaan itik tanpa kolam air atau dikenal dengan sistem pemeliharaan minim air sedang dikembangkan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Minim air menjadi masalah tersendiri dalam proses budidayanya. Salah satu masalah utama yang menarik dikaji adalah stres oksidatif yang dapat disebabkan oleh dua factor, yaitu stres psikis dan stres panas. Cekaman stres pada ternak menstimulasi meningkatnya radikal bebas sebagai produk sampingan dari proses katabolisme nutrien menjadi ATP.

Cekaman stres pada ternak menstimulasi meningkatnya radikal bebas sebagai produk sampingan dari proses katabolisme nutrien menjadi ATP. Radikal bebas melalui jalur phosphorilasi oksidatif di mitokondria adalah jenis reactive oxygen species (ROS), dan melalui jalur glukoneogenesis di sitoplasma adalah asam urat (jika kadar berlebih). Radikal bebas baik dari jenis ROS, maupun asam urat bersifat reaktif. Kereaktifan radikal bebas menyebabkan kerusakan protein dalam sel, misalnya enzim, protein reseptor, protein transpor dan hormon. Kerusakan protein-protein tersebut disebabkan karena radikal bebas menyebabkan mutasi atau modifikasi susunan nukleat protein-protein tersebut. Secara alamiah di dalam kromosom pada setiap inti sel-sel hati, otot, otak, ginjal, darah dan sebagainya telah mengandung DNA atau gen yang tergolong chaperone. Gen ini disebut dengan gen heat shock protein (gen HSP).

HSP bertanggung jawab untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan-kerusakan protein. Namun, meskipun demikian HSP tidak mampu mengendalikan keadaan normal kembali dalam keadaan stres yang cukup berat dalam keadaan singkat ataupun berkepanjangan, atau bahkan stres ringan yang kronik. Keadaan ini berdampak terhadap performans ternak yaitu penurunan feed intake, immunitas, produksi dan bahkan kerugian ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengurangi dampak tersebut yaitu Minyak buah makassar (MBM) merupakan salah satu alternatif yang baik karena MBM mengandung asam linoleat yang tinggi. Diharapkan pemberian MBM mampu menanggulangi stres yang dimaksud dan menurunkan ekspresi gen HSP. Untuk itu perlu dilakukan kajian efek MBM terhadap ekspresi gen HSP pada penelitian ini.

BAHAN DAN METODE 1. Bahan

Ternak Penelitian

Ternak yang diamati adalah itik cihateup sebanyak 48 ekor dalam fase grower umur 14 minggu dengan berat rata – rata 1040,825 gram + 48,6097 gram. Itik diperoleh dari Breeding

Center Ternak Itik Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Itik percobaan ditempatkan

pada 4 perlakuan dan diulang sebanyak 6 kali dengan masing – masing ulangan 2 ekor. Ekstraksi Minyak Buah Makasar

Produksi minyak esensial diperoleh secara ekstraksi sesuai dengan prosedur penelitian Subeki dkk. (2006), yaitu sebanyak 80 kg tepung buah makasar direndam selama 1 minggu dan setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Selanjutnya filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan kemudian diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) hingga diperoleh fraksi air dan EtOAc. Fraksi EtOAc diuapkan hingga kering dan selanjutnya dimasukkan ke dalam silika gel

(3)

kolom khromatografi dan dielusi dengan CHCl3(3 L), MeOH-CHCl³ (3:97,3L), dan

MeOH-CHCl³ (1:4, 3 L), secara berurutan. Fraksi CHCl³ diuapkan hingga kering dan kemudian

dimasukkan ke dalam silika gel kolom kromatografi dan dielusi dengan clorofom sehingga diperoleh 3 fraksi. Minyak esensial diperoleh dari fraksi 2 (1:2) lalu dievaporasi untuk memperoleh minyak esensial murni.

Ransum Penelitian

Ransum yang digunakan selama penelitian berbentuk mash. Ransum tersebut disusun berdasarkan kebutuhan itik cihateup dan kondisi itiknya adapun kandungan nutrisi pakan itik cihateup adalah sebagai berikut :

Tabel . 1 Kandungan Formula Ransum Percobaan

Nutrien Total EM (Kkal/kg) 3004 PK (%) 16,06 LK (%) 6,44 SK (%) 3,75 Ca (%) 1,03 P (%) 0,61 Lisin (%) 0,88 Metionin + Sistein (%) 0,66 Kandang Penelitian

Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang panggung dengan sistem kelompok. Kerangka kandang terbuat dari bambu dan kawat yang disekat sehingga membentuk flock. Setiap flock berukuran 1 m x 0,75 m x 0,5 m dengan kapasitas 2 ekor. masing – masing flock diberi tempat makan dan tempat minum.

2. Metode

Tahapan Pemeliharaan

Pemberian pakan pada itik adalah sebesar 125 gr/ekor/hari pada umur minggu ke 14 – 17 dan 130 gr/ekor/hari pada umur minggu ke 18 – 20. Minyak buah makasar diberikan pada itik saat umur 16 - 20 minggu dengan perlakuan BJ.A sebanyak 100μl, BJ.B sebanyak 150μl, BJ.C sebanyak 200μl yang dicekokkan menggunakan spluit. Proses tersebut berlangsung awal periode grower dengan pemberian 3 kali dalam seminggu. Dilaksanakan selama 5 minggu. Metode analisis Ekspresi Gen HSP 70

Ekspresi mRNA gen HSP 70 diukur dengan Real Time PCR Illumina EcoTM Real Time PCR . Analsis RT-PCR dengan dengan komposisi : KAPA “SYBR FAST (12,5 µl), 0,5 µl

reverse transkriptase, primer forward F: TCCAGAAGTTCGGCATTTCTCA (0,5 µl), primer

reverse R: GGAGAAACTCTGCAACCCGA (0,5 µl) (Jingjing dkk., 2014), RNA template (5 µl), PCR water (5 µl). Reaksi berlangsung pada kondisi : 500C, 10 menit untuk aktivasi reverse

transcriptase, 95 0C, 5 menit untuk inaktivasi reverse transcriptase, kemudian reaksi diulang sebanyak 40 siklus pada 950C selama 10 detik (denaturasi), 520C selama 10 detik (annealing)

(4)

dan 720C selama 10 detik (elongasi). Baseline dan treshold ditetapkan secara otomatis oleh piranti lunak pada mesin RT-PCR. Perpotongan kurva amplifikasi dengan nilai merupakan

cycle treshold (Ct). Ekspresi gen (fold change) dihitung dengan Ct ( 2ΔΔ Ct ).

Tahapan analisis ekspresi gen meliputi :

a. Ekstraksi mRNA, cDNA (enzim Reverse Transkriptase/RT), analisis ekspresi gen dengan Real Time PCR. Gen yang diuji adalah HSP 70. Ekstraksi mRNA dari darah itik menggunakan kit komersial (Rneasy Kit, Qiagen) mengikuti prosedur yang ditetapkan produsen.

b. Sampel darah (700 µl) dipindahkan ke kolom spin dan disentrifugasi (8000 g, 15 detik), cairan dibuang.

c. Membran kolom spin dicuci dengan cara menambahkan buffer RW 1 (700 µl) d. kolom spin disentrifugasi (8000 g, 15 detik), cairan dibuang. Selanjutnya

e. membran kolom spin dicuci dengan 500 µl RPE kemudian kolom spin disentrigugasi (8000 g, 2 menit). Elusi RNA pada membran dengan memindahkan kolom spin ke tabung kolektor 1,5 mL, kemudian ditambahkan 30-50 µl air bebas RNA se dan disentrifugasi (8000 g, 1 menit). Tahap ini bisa diulang untuk mendapatkan RNA lebih banyak.

f. Konsentrasi mRNA kemudian diukur dengan spektrofotometer pada 260 nm. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 macam perlakuan ekstrak minyak buah makasar (MBM) setiap perlakuan diulang 6 kali. Setiap pengulangan terdiri dari 2 ekor itik. Pengaruh perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam polynomial orthogonal dilanjutkan dengan uji contrast orthogonal dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN Susunan DNA Primer HSP 70

Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ekspresi gen HSP 70 yang muncul pada sampel itik saat pengukuran menggunakan PCR harus didapatkan susunan DNA yang spesifik terlebih dahulu yaitu dengan mencari DNA primer, pencarian DNA primer dapat dilakukan dengan menggunakan situs National Center for Biotechnolgy Information (NCBI) dengan situs aksesnya adalah ncbi.nlm.nih.gov.

Hasil yang diperoleh dari pencarian tersebut adalah DNA Primer yang dapat dilihat pada tabel 12, tabel tersebut menunjukan produk DNA primer yang dapat digunakan untuk mencari DNA target pada sampel darah itik, Proses pencarian gen HSP dilakukan dengan mencari sequence DNA HSP yang spesifik pada DNA Map menggunakan primer - BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) di situs NCBI. DNA yang diperoleh terdiri dari 10 DNA primer kemudian dipilih dengan mempertimbangkan desain primer yang sesuai.

(5)

Tabel 2. Data DNA Primer HSP 70 Gen ID Primer Set 5’ – 3’ Tm HSP 70 kDA NW_004677311.1 F : 5’-TCCAGAAGTTCGGCATTTCTCA-3’ 59,96 R : 5’-GGAGAAACTCTGCAACCCGA-3’ 59,97 Sumber : ncbi.nlm.nih.gov

Keterangan : ID : ID gen squence HSP Tm : Temperatur

Pengamatan HSP dalam penelitian ini perlu dilakukan karena HSP merupakan bagian dari molekul chaperone yang akan muncul ketika itik mengalami stres panas, stres panas tersebut dapat timbul akibat kondisi kandang penelitian yang minim air juga tempertur yang panas, Kondisi suhu yang panas dapat menyebabkan melemahnya ikatan hidrogen sehingga lipatan protein menjadi terbuka atau terdenaturasi. Chaperone bekerja dengan cara mengikat dan memberi tenaga pada protein tersebut mengubahnya menjadi konformasi yang tepat (Moyes, 2006).

DNA HSP pada itik dapat muncul akibat stres yang disebabkan oleh adanya dampak radikal bebas (Van Milgen, 2003) yang disebabkan oleh stres psikis dan suhu (Franco-Jimenez dkk., 2007), hal ini sesuai dengan pendapat Milne dkk. (2012) yang menyatakan bahwa ekspresi gen HSP akan meningkat akibat cekaman stres yang distimulasi oleh radikal bebas. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar Terhadap Ekspresi RNA

Tabel 3. Hasil pengamatan Jumlah Ekspresi Gen HSP

Data yang diperoleh dari hasil analisis laboratorium pada Tabel 6 menunjukan nilai dimana jumlah ekspresi gen HSP paling tinggi terdapat pada perlakuan K= 0 µL tanpa pemberian MBM dengan rata – rata Ekspresi HSP sebesar 3,75 ng/mL, sedangkan ekspresi gen HSP paling kecil terdapat pada kelompok itik yang diberi perlakuan MBM sebanyak 200 µL. Kemudian untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan analisis stastistik dengan dilakukan uji contrast orthogonal.

Pada itik tanpa pemberian MBM K=0 µL, akan menunjukan jumLah ekspresi gen HSP yang paling tinggi, mekanisme timbulnya jumlah ekspresi gen HSP terjadi ketika beban stres berlebih baik karena suhu maupun oleh psikis (kehilangan kebiasaan berendam di air)

Ulangan Perlakuan K BJA BJB BJC ---ng/mL--- 1 3,546 3,104 2,548 2,427 2 3,718 2,967 2,614 2,397 3 3,854 3,171 2,672 2,392 4 3,415 3,073 2,582 2,356 5 4,003 2,956 2,736 2,418 6 3,946 3,164 2,525 2,355 rata-rata 3,75±0,23 3,07±0.09 2,61±0,08 2,39±0,03

(6)

menyebabkan sistem syaraf pusat (CNS) aktif secara terus menerus dalam mengirimkan sinyal kepada target-target organ untuk melakukan homoestasis (Franco-Jimenez dkk., 2007; Tan dkk., 2010). Hormon merupakan salah satu senyawa penyinalan yang akan memberikan efek serangkaian reaksi (kaskade sinyal) kepada organ target (Tan dkk., 2010).

Pemeliharaan penelitian dilakukan dengan menempatkan itik pada kondisi minim air akibatnya itik menjadi stres sehingga akan berdampak pada bagian seluler yang menimbulkan potensi bioenergetik berlebihan (Won dkk., 2012). Pada kondisi tersebut menyebabkan terjadi proses reduksi dan oksidasi molekul dan ion H meningkat tajam. Sehingga ternak mengalami stres psikis dan hipoxia (Burdick dkk., 2011), kondisi demikian diikuti dengan adanya peningkatan aktivitas enzim citokrom dan ATPase (Araujo dkk., 1998) dan (Uppu dkk., 2010) serta peningkatan radikal bebas (OH-, O2-, H2O2) (Turrens, 2003).

Tabel 4. Signifikansi Jumlah Ekspresi Gen HSP

Perlakuan Rata - rata *Signifikansi

BJC 2,39 a

BJB 2,61 b

BJA 3,07 c

K 3,75 d

Keterangan : BJA : Pemberian minyak 100 µl BJB : Pemberian minyak 150 µl BJC : Pemberian minyak 200 µl

*Abjad yang berbeda (a,b,c dan d) pada kolom signifikansi

menunjukan perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan (P < 0,01)

Berdasarkan hasil analisis Anova polinomial orthagonal dapat diketahui bahwa pemberian minyak buah makasar sebanyak 100 µl, 150 µl dan 200 µl dapat memberi pengaruh yang sangat nyata terhadap ekspresi gen mRNA (P < 0,01). jumlah ekspresi HSP antar perlakuan dengan pemberian dosis MBM 0 µl, 100 µl, 150 µl dan 200 µl secara berurutan adalah 3,75 ng/mL, 3,07 ng/mL, 2,61 ng/mL , 2,39 ng/mL. Faktor penyebab penurunan ekpresi mRNA HSP disebabkan karena pemberian minyak buah makasar yang mengandung asam lemak linoleat. Linoleat pada minyak buah makasar tersebut berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menurunkan radikal bebas.

Penelitian yang dilakukan telah menunjukan bahwa pemberian MBM dapat menurunkan tingkat radikal bebas yang menyebabkan meningkatnya ekspresi HSP pada itik, mekanisme penurunan radikal bebas dilakukan dengan cara aktivitas antioksidan merespon dan melakukan pertahanan dengan menyerang radikal bebas melalui pengikatan ion OH-. O2- dan

H2O2 dengan ikatan hidroxil pada asam lemak linoleat (Long dkk., 2012).

Hasil uji contrast orthogonal (Lampiran 2) menunjukan adanya perbedaan antar perlakuan. Perbedaan tersebut dapat disederhanakan pada tabel 2 yang menunjukan adanya perbedaan sangat nyata antar perlakuan, nilai tertinggi yang menunjukan ekspresi gen HSP terdapat pada ternak tanpa perlakuan K = 0 µl, sedangkan nilai ekspresi gen HSP yang paling rendah terdapat pada perlakuan dengan pemberian minyak buah makasar sebanyak 200 µl.

(7)

Pada pengamatan tabel menunjukan adanya penurunan jumlah ekspresi HSP ketika dosis pemberian MBM bertambah.

Ilustrasi 1. Jumlah Ekspresi mRNA HSP

Pada ilustrasi 1. Dapat diketahui bahwa pemberian MBM terhadap ekspresi gen mRNA HSP merupakan linear yang bersifat negative sehingga jumlah ekspresi mRNA gen HSP akan semakin menurun dengan setiap bertambahnya jumlah dosis MBM yang diberikan.

Pada data pengamatan dapat dilihat bahwa itik yang diberi 0 nl MBM menunjukan ekspresi gen HSP yang tinggi disebabkan itik mengalami stres psikis dan fisiologik (Franco-Jimenez dkk., 2007; Tan dkk., 2010). Produktivitas itik yang dipelihara dalam kondisi tersebut dapat menurun secara drastis, hal tersebut disebabkan selama heat shock sel akan melakukan peningkatan sintesis dari beberapa HSP. Sel tersebut dapat memberhentikan proses transkripsi dan translasi dari gen - gen lainnya membagi sumber daya biosintetik untuk sintesis HSP (Moyes, 2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan :

1. Pemberian minyak buah makasar pada itik yang dipelihara dalam kondisi minim air dan suhu memberi pengaruh terhadap ekspresi gen mRNA heat shock protein.

2. Perbedaan ekspresi gen heat shock protein pada itik yang dipelihara dalam kondisi minim air dengan dosis pemberian minyak buah makasar sebesar 0, 100µl, 150 µl dan 200 µl secara berurutan adalah 3,75 ng/mL , 3,07 ng/mL , 2,61 ng/mL, 2,39 ng/mL dengan hasil yang menunjukan berbeda sangat nyata (P < 0,01).

y = -0.0091x + 3.635 R² = 0.9524 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Ju m lah E kspres i H SP Jumlah Pemberian BJ

Jumlah Ekpresi mRNA

(8)

SARAN

Pemberian MBM dosis 200 mL, sangat direkomendasikan dalm rangka mengeliminir ekspresi gen HSP secara optimal. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh HSP terhadap produktivitas itik perlu dilakukan sehingga dapat diketahui level ekspresi HSP yang dapat mempengaruhi produktivitas itik.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung khususnya Andi Mushawwir, S.Pt., M.P., yang telah melibatkan penulis untuk ikut serta dalam bagian proyek Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) Strategi Three in One dalam Produksi Itik Lokal Jawa Barat pada Kondisi minim Air, dengan nomor kontrak 393/UN6.R/PL/2015, tanggal 16 Februari 2015. Sehingga penulis mendapat pengalaman yang luar biasa khususnya mengenai penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Araujo V. , A. C. Boronat. 1998. Oxidant-antioxidantimbalanceinbloodof childrenwithjuvenilerheumatoidarthritis. BioFactor. 8:155-59.

Burdick, N. C., J. A. Carroll, R. Randel, S. Willard, R. Vann, C. C. Chase, S. Lawhon, L. E. Hulbert, & J. T. Welsh. 2011. Influence of temperament and transportation on

physiological and endocrinological parameters in bulls. Livestock Sci. 139:213–221.

Baqchi, M., M. Ireland, M. Katar and H. Maisel. 2001. Heat shock proteins of chicken lens. J. Cell. Biochem. 82(3):409-414.

Bouchama, A., and J. P. Knochel. 2002. Heat stroke. N. Engl. J. Med. 346:1978–1988. Csermelty, P, Yahara, Ichiro. 2002. Heat shock proteins. Taylor francis

Dudi. 2007. Identifikasi Sifat Kuantitatif Itik Cihateup. Jurnal Ilmu Ternak Juni, 2007 Vol.7 No.1.

Feder, M. E., and G. E. Hofman. 1999. Heat-Shock Proteins, Molecular Chaperones and the

Stress Response : Evolutionary and Ecological Physiology. Annual Review of

Physiology 61 : 243-282.

Franco-Jimenez, D.J., S. E. Scheideler, R. J. Kittok, T. M. Brown-Brandl, L. R. Robeson, H. Taira, and M. M. Beck. 2007. Differential Effects of Heat Stres in Three Strains of

Laying Hens. J. Appl. Poult. Res. 16:628–634.

Hartl, F.-U. (1996) Molecular chaperones in cellular protein folding. Nature 381, 571–580. Hernandez, P. M., A. Chadli, and D. Toft. 2002. Hsp40 binding is the first step in the Hsp90

(9)

Jingjing Xie. Li Tang, Lin Lu. Liyang Zhang, Hsiao-Ching Liu. Jack Odle. Xugang Luo. 2014.

Differential Expression of Heat Shock Transcripiton Factors and Heat Shock Proteins after Acute and Chronic Heat Stress in Laying Chickens (Gallus gallus). Plosone.

journal Vol 9 Issue 7: e102204.

KaffiS, Subekti,dan Zulfahmi. 2011. Penggunaan Minyak dari Buah makasar(Brucea

Javanica(L.) Merr.)sebagaiFeed Additive Organik pada Broiler. Laporan Penelitian

Hibah Bersaing (Bidang Pertanian).

Murhadi. 2005. Kimia. Diktat Ajar Kimia Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 244 hlm.

Mushawwir, A. 2015. Paper Fisiologi Stress Respon Sellular Ternak Terhadap Stress

Cekaman Panas. Ilmu Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Milne, K. J., S. Wolff, and E. G. Noble. 2012. Myocardial accumulation and localization of

the inducible 70-kDa heat shock protein, HSP70, following exercise. J. Appl. Physiol.

113:853–860.

Moyes, Christopher D. 2006. Principle of Animal Physiology. San Fransico. Pearson Benjamin Cummings.

Ogura, Y., Y. Naito, T. Tsurukawa, N. Ichinoseki-Sekine, N. Saga, T. Sugiura and S. Katamoto. 2007. Microwave hyperthermia treatment increases heat shock proteins in

human skeletal muscle. Br. J. Sports Med. 41:453-455.

Procula R M, Suryana. 2014. Tinjauan tentang Performans Itik Cihateup (Anas platyrhynchos

Javanica) sebagai Sumberdaya Genetik Unggas Lokal. Maluku. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian.

Shin, H.S., J. H. Yoo1, T. S. Min, J. Lee and C. Y. Choi. 2010. Effect of Quercetin on the

Activity and mRNA Expression of Antioxidant Enzymes and Physiological Responses in Olive Flounder (Paralichthys olivaceus) Exposed to Cadmium. Asian-Aust. J.

Anim. Sci. 23: 742 – 749.

Silver, J. T., H. Kowalchuk, and E. G. Noble. 2012. HSP70 Mrna temporal localization in rat

skeletal myofibers and blood vessels post-exercise. Cell Stres Chaperones 17:109–120.

Srigandono, 1997. Ilmu Unggas Air. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Subeki, Maede, Y., Matsuura, Nabate, K., and Katakura, K. 2006. Isolation and identification

of antibabesial compound from Brucea javanica fruit. Jpn.Kokai Tokyo Koho. 18 p.

Sun, P. M., Y. T. Liu, Y. G. Zhao, E. D. Bao and Z. L. Wang. 2007. Relationship between heat

damages and HSPs mRNA in persistent heat stresed broilers. Agric. Sci. China

6:227-233.

Tan, G.Y., L. Yang , Y.-Q. Fu , J.H. Feng, and M.H. Zhang.2010. Effects of different acute

(10)

antioxidative enzymes, and oxidative injury in broiler chickens. Poultry Science. 89:

115-122.

Turrens, J. F. 2003. Mitochondrial formation of reactive oxygen species. J. Physiol. 552:335– 344.

Uppu, R.M., A.N. Murthy, W. A. Pryor, N. L. Parinandi. 2010. Free Radicals and Antioxidant

Protocols. 2nd Edition. Humana Press, New York USA.

Van Milgen, J., and J. Noblet. 2003. Partitioning of energy intake to heat, protein, and fat in

growing pigs. J. Anim. Sci. 81(E-Suppl. 2):E86–E93. Variation in the effects of heat

exposure on maximum sprint speed and HSP70 expression in the Western Fence Vígh, L., Literáti, P.N., Horváth, I., Török. Z., Balogh, G., Glatz, A., Kovács, E., Boros, I.,

Ferdinándy, P., Farkas, B., Jaszlits, L., Jednákovits, A., Korányi, L. and Maresca, B. (1997) Bimoclomol: A nontoxic, hydroxylamine derivative with stres proteininducing

activity and cytoprotective effects. Nature Med. 3,1150–1154.

Won, S. G. L., G. Xie, R. Boddicker, J. N. Rhoades, M. C. Lucy, T. J. Safranski, J. T. Selsby, S. Lonergan, L. H. Baumgard, J. W. Ross, and R. P. Rhoads. 2012. Acute duration heat

stres alters expression of cellular bioenergetic-associated genes in skeletal muscle of growing pigs. J. Anim. Sci. 90(E-Suppl. 3):573.

Gambar

Ilustrasi 1.  Jumlah Ekspresi mRNA HSP

Referensi

Dokumen terkait

Individu yang satu dengan yang lainnya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama dalam segala hal jika dilihat dari konsep pengarusutamaan

(research and development), dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang

Menurut Tjahyadi (2006) kepuasan konsumen merupakan titik awal tumbuhnya loyalitas pelang- gan sehingga penting untuk mengetahui penilaian terhadap kepuasan

b) Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif pada penelitian secara umum, termasuk pula didalamnya penelitian ilmu hukum, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat

Concept Map dengan self efficacy rendah tidak lebih baik dibandingkan kemampuan metakognitif peserta didik dengan model pembelajaran konvensional dengan

Dengan adanya pendidikan gizi di institusi pendidikan maka dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan fisik, menanamkan kebiasaan dan cara-cara makan yang baik,

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Bank Darah Rumah Sakit Umum Salatiga didapatkan fakta bahwa darah mengalami waktu penyimpanan antara 1 minggu sampai 3

Kambing Sapera memproduksi susu lebih tinggi dari kambing AN dan PE, namun kambing AN mempunyai kadar lemak lebih tinggi dibandingkan dengan kambing Sapera dan