• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIT VIDEO PROCESSOR PADA TRANSMITTER DRIVER PEMANCAR UHF CHANNEL 23 BT-ESA STASIUN PEMANCAR TVRI GOMBEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIT VIDEO PROCESSOR PADA TRANSMITTER DRIVER PEMANCAR UHF CHANNEL 23 BT-ESA STASIUN PEMANCAR TVRI GOMBEL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UNIT VIDEO PROCESSOR PADA TRANSMITTER DRIVER

PEMANCAR UHF CHANNEL 23 BT-ESA STASIUN PEMANCAR

TVRI GOMBEL

Dania Eridani (L2F 007 023)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

eridani89@gmail.com abstraks

Di dalam dunia pertelevisian, sistem pemancar televisi adalah komponen yang sangat penting. Stasiun pemancar TVRI Gombel merupakan stasiun pemancar induk yang salah satu pemancarnya bekerja pada channel 23 UHF.

Adapunsalah satu pemancar yang digunakan pada stasiun Transmisi Gombel adalah pemancar televisi UHF dengan merk BT - ESA. Pemancar ini tersusun dari unit-unit yang masing-masing memiliki peranan penting dalam proses transmisi, salah satunya adalah unit Video Processor.Unit video processor sendiri mempunyai peranan sebagai pengkoreksi differential phase, pengkoreksi differential gain dan pengkoreksi group delay yang terjadi selama proses pengolahan video.

Kata Kunci : Transmisi Televisi, Pemancar UHF, Video Processor I Pendahuluan

Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting di zaman yang serba modern seperti sekarang ini. Salah satu yang menjadi media informasi saat ini adalah media elektronik yaitu televisi. Kemampuan untuk menghasilkan gambar, teks, grafik dan informasi visual telah menjadi begitu bermanfaat hinggga sekarang ini pemakaiannya jauh lebih banyak. Salah satu alat yang beprean di dalam sistem pentransmisian televisi adalah unit video processor.

1.1 Latar Belakang

Teknologi penyampaian informasi atau yang biasa disebut teknologi sistem komunikasi telah terbukti memacu kemajuan di bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang pertanian, bidang petahanan dan keamanan serta masih banyak lagi bidang yang lain. Kecepatan penyampaian dan kualitas informasi yang diterima menjadi acuan proses pengembangan teknologi telekomunikasi. Adapun berbagai media informasi yang berkembang saat ini adalah media massa, media elektronik seperti radio, televisi, dan internet. Salah satu yang menjadi pembahasan dalam laporan ini adalah media elektronik yaitu televisi.

Televisi menjadi salah satu pemasok informasi yang cukup berdampak bagi masyarakat. Hampir sekarang setiap rumah memiliki satu sampai beberapa unit televisi. Informasi yang disajikan yang selalu up-to-date disajikan dalam bentuk

audio visual sehingga memiliki daya tarik

tersendiri bagi pemirsa yang ada di rumah. Beragam acara yang ada mampu menghibur penontonnya.

Pada mulanya, televisi dimaksudkan sebagai suatu cara lain lain untuk menyiarkan program-program berita dan hiburan-hiburan tetapi dengan gambar, seperti yang dilakukan siaran radio untuk suara. Kemampuan untuk menghasilkan gambar, teks, grafik dan informasi visual telah menjadi begitu bermanfaat hinggga sekarang ini pemakaiannya jauh lebih banyak.

1.2 Tujuan

Sesuai dengan kurikulum yang ada di Universitas Diponegoro, maka tujuan Kerja Praktek adalah :

1. Upaya memberikan bekal pengalaman praktek, sehingga teori yang didapatkan diharapkan dapat diterapkan di lapangan.

2. Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kerja di lapangan serta

(2)

dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, khususnya dibidang telekomunikasi.

3. Agar dapat memahami iklim kerja lingkungan industri dan lingkungan kerja lain yang senantiasa menuntut efisiensi dan kedisiplinan waktu. 4. Untuk melatih diri dalam

kedisiplinan dan semangat bekerja dalam melaksanakan pekerjaan. 5. Untuk memahami sistem pemancar

Televisi UHF.

6. Untuk mengetahui fungsi unit video

processor.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan atau analisis tidak melebar dan lebih terarah, maka permasalahan dibatasi pada :

1. Akan dijelaskan secara umum tentang dasar sistem televisi. 2. Akan dijelaskan secara umum

tentang pemancar UHF, namun tidak dibahas secara detail unit – unit yang ada pada pemancar UHF. 3. Unit yang dibahas disini adalah unit

video processor.

4. Tidak dibahas mengenai

mikroprosesor PIC16C77.

II. Landasan Teori

2.1 Differential Phase Distortion

Distorsi Differential Phase yaitu perbedaan phase dari sinyal chrominance (colour sub carier 4,43 MHz) karena perubahan sinyal luminance dari hitam ke putih atau dari putih ke hitam yang disebabkan oleh transfer elemen yang tidak linier. Distorsi differential phase akan mempengaruhi colour hue (corak warna) pada sinyal video.

Di dalam kasus dari TV hitam putih, karakteristik DP hampir tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas gambar video. Tetapi kasus warna TV dari karakteristik DP sangat penting. Syarat ideal DP yaitu (DP = 0), beda fase antara warna masukan dan warna isyarat tidak dipengaruhi oleh variasi tingkat sinyal 2.2 Differential Gain Distortion

Merupakan perbedaan penguatan amplitudo signal chrominance (colour sub

carrier 4,43 MHz) karena perubahan signal luminance dari hitam ke putih. Hal ini

menyebabkan terjadinya colour saturation, atau yang sring disebut dengan kejenuhan warna

2.3 Envelope Delay Time

Apabila karakteristik dari ED semaki jelek maka akan mempengaruhi kualitas gambar dari TV karena timbul distorsi pada sinyal TV. Pada sistem transmisi televisi, envelope delay dapat menyebabkan peubahan sinyal

chrominance yang berupa chrominance leading dan chrominance lagging

Pelambatan yang tidak sama dari frekuensi sinyal video 0 sampai dengan 5 MHz yang ditransmisikan bersama – sama. Penyebab dari perlambatan in adalah :

1. Low Pass Filter

Frekuensi yang dihasilkan oleh studio besarnya 7Mhz, sedangkan bila ingin mentransmisikan sinyal video ini membutuhkan bandwidth yang lebar. Oleh karena itu sebelum diberikan kepada pemancar sinyal ini di lewatkan pada low pass filter. Karena proses inilah bisa timbul envelope

delay time.

2. Output Filter

Dalam proses pengolahan sinyal video, sinyal dilewatkan ke output filter agar sinyal – sinyal yang tidak diinginkan selain band sinyal video dihilangkan. Pada saat pengilangan sinyal yang tidak diinginkan tersebut menyebabkan terjadinya envelope delay time.

3. Sound Trap Filter

Proses pada inter carrier sound demodulator membuat sinyal audio dan video menjadi terpisah. Karena sesungguhnya pada video detektor sudah mencakup sinyal audio dan video tersebut. Untuk menyaring supaya hanya sinyal video saja yang dilewatkan maka menggunakan sound

trap filter. Proses penekanan sinyal

audio inilah yang menyebabkan munkinnya terjadi envelope delay time. III. Pemancar UHF

(3)

Transmitter excitter merupakan bagian utama dari pemancar UHF karena berisikan modul – modul yang merupakan inti dari proses pengolahan audio dan video pada sistem transmisi televisi dengan UHF. di dalam transmitter excitter ini terdapat berbagai macam unit – unit penyusun : a) Video Processor b) IF Vision Modulator c) IF Correctors d) IF Sound Modulator e) Demodulator f) Sound Up-Converter g) Vision Up-Converter h) TD Controller i) Power Supply

Gambar 1 Transmitter Excitter 3.2 Control Logic and Supervision

Modul ini berfungsi sebagai alat untuk kontrol proses yang terjadi pada

transmitter driver.dengan alat ini maka kita,

manusia mampu berhubungan dengan alat pemancar UHF BT – ESA.

Gambar 2 Control logic 3.3 Excitter Switching Unit

Gambar 3 Excitter switching unit

Modul ini merupakan inti dari rumah modul bagian utama yang berfungsi sebagai kendali dan tiga RF Switch dan Detektor Sirkuit.

3.4 Power Amplifier Chains

Gambar 4 Power amplifies chains Merupakan modul yang berfungsi untuk melakukan pengutan sinyal audio dan sinyal video. Modul ini terdiri dari tiga rak, dimana masing – masing rak terdiri dari sepuluh bagaian modul. Pada setiap rak terdiri dari dua rak untuk penguat sinyal audio dan delapan rak untuk penguat sinyal video.

Pada proses penggabungannya, sinyal audio dan video pada masing – masing rak digabungkan terlebih dahulu, kemudian baru menjumlahkan ketiga rak tersebut dengan cara menjumlahkan rak kesatu dengan rak kedua, baru hasilnya dijumlahkan dengan rak ketiga

3.5 Vision and Sound Combiner and Output Filter

Gambar 5 Vision and sound combiner Modul ini berfungsi untuk menggabungkan proses pengolahan sinyal

(4)

audio dan sinyal video setelah mengalami penguatan pada power amplifier chains. Sistem kerja ini menggabungkan antara outut dari rak pertama dan kedua terlebih dahulu. Hasil dari penggabungan rak pertama dan kedua baru digabungkan dengan rak ketiga.

3.6 Liquid Cooling System

Gambar 6 Liquid cooling system Modul ini digunakan sebagai sistem pendingin alat –alat yang digunakan pada pemancar UHF. Karena alat – alat yang bekerja dengan daya yang besar akan memancarkan panas sehingga perlu adanya sistem pendingin pada alat – alat pemancar UHF.

3.7 Antena Pemancar

Gambar 7 Antena pemancar di TVRI Gombel Semarang

Spesifikasi teknik antena tersebut adalah sebagai berikut :

 4 panel ke arah utara atau 0o  8 panel arah selatan atau 180o  10 panel ke arah timur atau 90o  10 panel ke arah barat 270o

IV. Fungsi Video Processor

Video Processor adalah suatu

peralatan yang dipasang pada instalasi pemancar pada stasiun transmisi yang digunakan sebagai video pre-amplifier sebelum diumpankan pada video modulator pada pemancar. Fungsi utama dari Video Processor ini adalah sebagai piranti utama dari kompensator DG (Diffrensial Gain),

DP (Differensial Phase) dari visual transmitter dan untuk menghilangkan

komponen hum, pengatur level dari sinyal video, dan lain-lain. Semua pengoperasian dan pengaturannya dapat dilakukan dengan komputer yang dijalankan dengan perantara software Generic Microcontroller yang bisa dihubungkan dengan computer.

4.1. Kompensasi DG

Dalam transmisi sinyal televisi dengan sistem modulasi IF (Intermediate

Frequency) dengan daya rendah, daerah

hitam dari sinyal video-lah yang dikompensasi dari distorsi DG, sedangkan ketika modulasi dengan daya tinggi, daerah putih yang dikompensasi. Video Processor ini cocok untuk kedua jenis transmitter tersebut. Kompensator DG maksimal terdiri dari dua macam, yaitu untuk transmisi IF dengan daya rendah 40% daerah putih, dan 40% daerah hitam sedangkan untuk transmisi IF dengan daya tinggi daerah putih 100% dan daerah hitam 40%.

Gambar 8 Kompensasi DG

korektor dapat dinonaktifkan dengan memilih GAIN koreksi = MATI di pabrik program set-up. Dalam hal ini, semua penyesuaian diatur ke nol, dan pengaturan sebelumnya disimpan dan akan kembali didirikan ketika korektor gain diaktifkan kembali (GAIN koreksi = ON).

(5)

4.2 Kompensasi DP

Kompensasi DP kemungkinan mencapai garis +200 sampai -200, sedangkan yang berbentuk kurva antara +100 sampai -100 Bentuk gelombang pengganti DP dapat mengikuti semua bentuk gelombang transmisi penguat pengganti DP yang merupakan perpaduan dari garis dan kurva

.

Gambar 9 Kompensasi DP

Koreksi ini bisa dinonaktifkan dengan memilih koreksi FASE = OFF dengan pabrik set-up program. Dalam hal ini, semua penyesuaian yang diatur ke nol, dan pengaturan sebelumnya disimpan dan akan kembali didirikan ketika fase korektor diaktifkan lagi (PHASECORRECTIONS = ON).

4.3 Menghilangkan Komponen Hum Modul ini memerlukan sinyal video 1Vpp ± 3dB dari sumber sinyal eksternal dengan impedansi 75W. Sebuah rangkaian clamping pada input mengembalikan tingkat DC dari sinyal dan mengurangi "Hum" apapun yang dimuat oleh sinyal tersebut.

Video Processor memiliki sebuah klem pedestal di dalamnya sehingga komponen hum dari video sinyal dapat dihilangkan. Perbaikan rasionya adalah 3 dB atau lebih.

Gambar 11 Eliminasi Komponen Hum

4.4 Pembentukan Ulang Dan Perluasan Sinyal Synchronous

Perubahan karakteristik dari gelombang mikro sebagai perangkat pengirim program siaran dari studio produksi ke pemancar kadang menyebabkan fluktuasi level sinyal input dari stasiun transmisi televisi. Dengan digunakannya Video Processor maka peralatan tersebut akan menjaga agar fluktuasi level dari sinyal input tetap konstan sehingga tidak mempengaruhi keluaran sinyal synchronous

Gambar 11 Pembentukan Ulang Dan Perluasan Sinyal Synchronous

4.5 Pemotongan puncak putih (White

Clipping)

Pada sistem transmisi IF dengan modulasi pada tingkat daya rendah maka modulasi yang dihasilkan mempunyai linearitas yang lebih baik. Jika sinyak putih terlalu tinggi, maka over modulasi akan terjadi, dan hal tersebut akan menyebabkan masalah pada deteksi sinyal suara di pesawat televisi penerima, Pada saat terjadi over modulasi maka video carrier hilang sehingga suara akan hilang. Video Processor memilki rangkaian pemotong puncak putih (white Clipper), klip putih ini berfungsi untuk menghindari over modulasi dari transmitter.

Gambar 12 Klip Putih 4.6 Kompensasi Group Delay

Koreksi ini dilakukan oleh lima sel resonansi LC dengan frekuensi yang telah disesuaikan. Sel-sel ini merupakan fase

(6)

aktif equalizers, di mana kedua amplitudo dan fase tanggapan dapat disesuaikan. Tingkat amplitudo penyesuaian terbatas yang tersedia diperlukan untuk mengurangi rugi – rugi kompensasi yang disebabkan oleh frekuensi respon penguat operasional yang digunakan dalam equalizers.

4.7 Penyesuaian - Penyesuaian Untuk mengatur modul, set-up program sangat diperlukan. Hal ini terdiri dari penyesuaian dan program pemeliharaan yang berjalan di PC dan berkomunikasi dengan modul melalui port serial RS-232 yang terletak di bagian belakang peralatan.Hal ini memungkinkan parameter modul yang akan disesuaikan.

Catatan 1: Controller TD harus diset ke mode RS-232 untuk berkomunikasi dengan peralatan eksternal. Ada dua layar tampilan untuk modul ini, bernama

"PARÁMETROS" dan

"CORRECCIONES". Penyesuaian ditampilkan dalam bentuk % yang menunjukkan nilai-nilai maksimum atau minimum yang ditetapkan dengan penyesuaian, bukan nilai yang diukur dari parameter. Nilai-nilai Non-adjustable yang ditunjukkan pada % merupakan nilai parameter aktual (misalnya, kedalaman modulasi).

Catatan 2: Ketika nilai parameter dimodifikasi, nilai baru harus dikonfirmasi, caranya dengan menggunakan tombol bertanda "Aplicar". Jika nilai-nilai yang salah telah ditetapkan, "Cancelar" tombol mengembalikan nilai-nilai asli.

Item berikut muncul di layar - layar PARÁMETROS (parameter):

Gambar 13 Tampilan Pengaturan Parameter

1) VIDEO MODE.

Mengatur mode kontrol video-level otomatis atau manual. Menurut modus yang dipilih, tingkat dapat disesuaikan dalam satu atau lain dari video tingkat (%) kontrol penyesuaian. Modus kontrol sebenarnya yang digunakan dan ditunjukkan dalam jendela lain di layar ini, sejak saat tidak ada sinyal VIT terdeteksi, peralatan tersebut akan beralih ke modus manual kontrol, bahkan jika mode otomatis telah dipilih. Tingkat sinyal output video ditampilkan dalam jendela TINGKAT VIDEO. Maka dari itu, modul harus disesuaikan sehingga tingkat output 1V. Hal ini terkait dengan modulasi kedalaman sekitar 90% jika unit disesuaikan sempurna. Informasi ini tidak tersedia dalam ketiadaan sinyal VIT. Jendela VIT sekarang menunjukkan kapan VIT sinyal yang terdeteksi.

2) SYNC MODE.

Pada hal ini memilih modus kontrol untuk amplitudo sync-pulsa, yang hanya dapat berupa OTOMATIS atau MANUAL.

Dalam modus otomatis

amplitudonya disesuaikan dari demodulator tersebut. Pada mode Manual amplitudo dikontrol oleh SYNC LEVEL MAN (%) kontrol. Item berikut muncul di layar - layar CORRECCIONES (korektor):

Gambar 14 Tampilan Pengaturan Koreksi

(7)

1) GROUP DELAY korektor (ON / OFF).

Ini mengatur apakah penerima kelompok-delay pra-korektor termasuk dalam path sinyal atau tidak. Para korektor adalah pra- disesuaikan selama manufaktur.

2) Koreksi Kliping WHITE (ON / OFF).

Ini mengaktifkan atau menonaktifkan putih-kliping sirkuit. Bila ini diaktifkan, tingkat kliping dapat disesuaikan yang WHITE jendela kliping% kontrol. 3) Koreksi FASE.

Ini mengaktifkan atau menonaktifkan korektor empat tahap sel, yang disesuaikan dengan empat kontrol PHASE n. 4) Koreksi GAIN.

Ini mengaktifkan atau menonaktifkan empat diferensial gain korektor sel, yang disesuaikan dengan empat kontrol GAIN Memilih OFF di salah satu dari tiga item terakhir akan mengatur penyesuaian sesuai dengan nol, rekaman pengaturan yang ada di memori. Nilai-nilai ini akan sembuh secara otomatis ketika item tersebut diaktifkan kembali dengan memilih ON. V. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan :

1. Salah satunya jenis pemancar yang digunakan pada stasiun TV TVRI Gombel adalah pemancar UHF keluaran BT - ESA yang bekerja pada channel 23.

2. Proses penolahan video yang terjadi pada pemancar UHF BT – ESA adalah melalui unit video

processor, IF vision, IF

corrector, vision up converter

dan TD controller.

3. Fungsi utama dari Video Processor ini adalah sebagai piranti utama dari kompensator

DG (Diffrensial Gain), DP

(Differensial Phase) dari visual

transmitter dan untuk menghilangkan komponen hum dengan fungsi sebagai

synchronous clamper,

membentuk ulang sinyal

synchronous, pengatur level dari

sinyal video, dan booster circuit. 4. Dalam proses pengendalian

screen display, unit video processor terhubung dengan mikroprosesor PIC16C77. 5. Proses penyesuaian –

penyesuaian pada video processor bisa dilakukan dengan pengaturan pada TD Controller 5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan kerja praktek ini adalah adalah :

1. Stasiun transmisi dan stasiun studio ditempatkan pada satu lokasi agar lebih efektif dan efisien dalam hal daya dan peralatan.

2. Sebaiknya dilakukan perawatan rutin terhadap satuan-satuan transmisi yang ada di daerah. 3. Sebaiknya dilakukan pengecekan

rutin terhadap sistem grounding agar perangkat-perangkat terlindungi dari sambaran petir. 4. Melakukan pengkalibrasian

secara rutin, agar peralatan tetap memenuhi standar operasional. 5. Hendaknya menggunakan catu

daya cadangan sehingga saat terjadi tegangan kejut maupun padamnya aliran listrik PLN sistem masih dapat berfungsi dan bekerja

Daftar Pustaka

Anonim.2005. Instruction Manual for

UHF TV Transmitting Equipment Model BT – ESA for Gombel Station vol 1. BT

- ESA Coorporation.

Grob. Bernard. 1990. Basic Television

and Video Systems. McGraw-Hill Book

(8)

M.Yanagisawa.1979. Guide Book For

Television Transmission. Japan

International Cooporation Agency.  www.google.com Biodata Penulis Dania Eridani, terlahir di kota Jakarta pada tanggal 13 Oktober 1989. Telah menjalani pendidikan di Taman Kanak – Kanak Isriati Semarang, Sekolah Dasar Isriati Semarang, Sekolah Menegah Petama 3 Semarang,dan Sekolah Menengah Atas 3 Semarang. Dan sekarang tengah memempuh pendidikan Strata Satu di konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. Mengetahui, Dosen Pembimbing Ir. Sudjadi, MT NIP. 195906191985111001

Gambar

Gambar 14 Tampilan Pengaturan  Koreksi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan

Diharapkan hasil lokakarya ini dapat diimplementasikan oleh pendamping dan motivator desa dalam menjalankan pendampingan kedepan yang lebih terintegrasi pada desa-desa

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak, karena populasi dianggap homogen pada pelanggan surat

Hasilnya dipaparkan dan dianalisa sesuai dengan kaidah arsitektur untuk mendapatkan kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar dari perencanaan

Materi disampaikan tergantung instruktur lokal menyampaikan, penyampaian disesuaikan Instruktur Lokal. Tergantung Inlok menyampaikannya, terserah yang penting tujuan dari

Penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa sebanyak 4.558 balita di Jakarta menderita ISPA pada tahun 2002 dengan total biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp.55.748.788,00,

Secara praktis, kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan gambaran tentang pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

Hasil eksplorasi SDG di pulau Lombok mendapati tiga komoditas hortikultura yang potensial untuk dikembangkan karena keunikannya, yaitu durian Sigundul, kentang Gantung