• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1. Contoh Alat Ukur

Liebowitz Social Anxiety Scale for

Children and Adolescents

Petunjuk: Untuk setiap situasi, isilah dengan angka berikut yang menunjukkan seberapa

besar ketakutan yang kamu rasakan (0= tidak takut sama sekali, 1 = sedikit takut, 2 = takut, 3 = sangat takut) dan seberapa sering kamu menghindari situasi tersebut (0 = tidak

pernah, 1 = terkadang, 2 = sering, 3 = selalu).

Situation Column 1. Fear or anxiety

Column 2.

Avoidance 3.Add 1 + 2Column

1. Berbicara dengan teman atau orang lain di telepon 2. Bekerja kelompok bersama teman sekelas 3. Makan di hadapan orang lain (misalnya: di kantin sekolah) 4. Meminta pertolongan orang dewasa yang belum dikenal dengan

baik (misalnya: penjaga toko atau petugas polisi)

5. Melakukan presentasi atau melaporkan tugas di hadapan teman-teman sekelas

6. Menghadiri pesta atau kegiatan lainnya di sekolah 7. Menulis di papan tulis atau di hadapan teman-teman sekelas 8. Berbicara dengan anak sebaya lainnya yang belum dikenal

dengan baik

9. Memulai percakapan dengan orang lain yang belum dikenal dengan baik

10. Menggunakan kamar mandi di sekolah atau tempat umum 11. Memasuki kelas atau sebuah ruangan saat semua orang

sudah duduk di kursinya masing-masing

12. Menjadi pusat perhatian (misalnya ketika mengadakan pesta ulang tahun)

(3)

13. Mengajukan pertanyaan di hadapan teman-teman sekelas 14. Menjawab pertanyaan di hadapan teman-teman sekelas 15. Membaca dengan suara keras agar dapat didengar oleh

teman-teman sekelas

16. Mengikuti ujian 17. Mengatakan tidak saat seseorang memintamu melakukan

sesuatu yang tidak kamu inginkan (misalnya: saat seorang teman ingin menyontek pekerjaanmu)

18. Mengatakan bahwa kamu tidak suka atau sedang marah kepada temanmu

19. Menatap langsung orang lain yang belum dikenal dengan baik

20. Mengembalikan atau menukar barang ke toko 21. Tampil di hadapan orang lain (misalnya: menyanyi, menari) 22. Mengikuti sebuah perkumpulan atau kelompok 23. Bertemu dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal 24. Meminta izin kepada guru untuk keluar kelas (misalnya: ingin

ke kamar mandi atau merasa kurang sehat)

Total Score (add up all Column 3 scores)

Scoring:

55 – 65 Moderate social phobia 65 – 80 Marked social phobia 80 – 95 Severe social phobia Above 95 Very severe social phobia

(4)

Lampiran 2. Contoh Alat Ukur

The Subjective Units of Distress Scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(5)

Lampiran 3: Thought Monitoring Subjek 1 Pra Intervensi Di Rumah

Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Apa yang dirasakan Respon Konsekuensi Senin/20 Mei 2013 Tamu datang ke rumah dan saya disuruh

membukakan pintu

Saya tidak tahu harus berbicara apa dengan tamu tersebut, saya takut dimarahi oleh tamu tersebut

Merasa takut dan cemas

Membuka pintu lalu masuk ke belakang tanpa berkata apapun

Orang tua dan majikan

memarahi saya, merasa sedih karena dimarahi orang tua dan majikan Selasa/21 Mei

2013

Ada acara di rumah dan ibu menyuruh saya untuk membantu mengambilkan piring

Saya takut orang-orang akan memperhatikan saya dan saya melakukan kesalahan

Merasa takut dan cemas

Menolak untuk melakukannya

Ibu memarahi saya karena tidak mau membantunya, merasa takut karena dimarahi orang tua Di Sekolah

Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Apa yang dirasakan Respon Konsekuensi Rabu/22 Mei 2013

Saat jam istirahat semua anak bermain di luar dan teman dekat saya tidak masuk sekolah - Saya tidak punya teman - Anak-anak lain akan menganggu saya - Anak-anak Merasa takut, cemas dan malu

- Duduk di kelas sambil membaca buku - Tidak pergi untuk jajan - Merasa kesepian - Lapar

(6)

lain akan mendorong saya Kamis/23 Mei 2013 Guru menyuruh saya maju ke depan kelas Saya akan melakukan kesalahan, ibu guru akan memarahi saya, teman-teman akan mengejek dan mentertawakan saya

Merasa takut dan cemas dan malu

Meminta teman dekat menemani maju ke depan, tangan dingin, berkeringat Teman-teman mengejek saya karena tidak berani maju sendirian Di Playground

Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Apa yang dirasakan Respon Konsekuensi Jumat/24 Mei 2013 Melihat anak-anak lain yang sedang bermain

Mereka akan pergi kalau saya ikut bermain dengan mereka, mereka tidak mau berteman dengan saya Merasa takut, cemas dan malu

Diam membisu dan menyendiri - Ditegur oleh orang tua karena tidak mau bermain dengan anak-anak lainnya. - Kesepian karena tidak punya teman bermain

(7)

Lampiran 4. Thought Monitoring Subjek 2 Pra Intervensi Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang

muncul Apa yang dirasakan Respon Konsekuensi Senin/20 Mei 2013

Saat belajar iqra’ di kelas, satu persatu murid disuruh membaca di depan guru. - Saya akan salah membaca - Ibu guru akan

memarahi saya - Teman-teman akan mengejek saya - Teman-teman akan menganggap saya tidak pandai membaca iqra’ Takut, khawatir dan malu - Membaca dengan suara yang sangat pelan - Teman-teman tidak mendengarkan suara saya - Saya tidak merasa terlalu malu ketika salah bacaan - Teman-teman tidak memperhatikan saya karena suara saya pelan

- Ibu guru tidak memarahi saya atas suara bising di kelas karena suara saya pelan Selasa/21 Mei 2013 Saya melewati meja guru piket dan guru itu memanggil saya dan mengajak bicara - Suara saya tidak bisa keras di sekolah - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara pelan di

Merasa malu - Berbicara dengan suara sangat pelan - Guru piket mendekat agar bisa mendengar suara saya - Guru piket meminta saya untuk

(8)

sekolah - Guru akan mendekat kepada saya karena suara saya tidak terdengar berbicara lebih keras Rabu/22 Mei 2013 Saat sedang berbicara dengan teman - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara pelan - Suara saya tidak bisa keras di sekolah - Saya ingin teman saya senang agar tetap mau berteman dengan saya - Saya berbeda dengan teman saya Merasa khawatir dan malu - Berbicara dengan suara pelan - Teman saya tidak terlalu memperhatikan saya karena suara saya pelan - Teman saya lebih banyak bercerita karena suara saya pelan Kamis/23 Mei 2013 Ibu guru menyuruh saya menyampaikan pesan kepada salah seorang guru lainnya - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara pelan - Suara saya tidak bisa keras di sekolah - Saya tidak Merasa khawatir dan malu - Berbicara dengan suara pelan - Ibu guru mendekat agar bisa mendengar suara saya

(9)

ingin dimarahi oleh guru Jumat/24 Mei

2013

Saat belajar di kelas, ibu guru menyuruh saya maju ke depan untuk mempraktikkan gerakan shalat dan bacaannya - Teman-teman akan mengejek saya - Suara saya tidak bisa keras di sekolah - Ibu guru akan

marah pada saya

- Teman-teman akan melihat saya

Merasa takut dan malu - Berbicara dengan suara pelan - Teman-teman tidak terlalu memperhatikan saya karena suara saya pelan - Ibu guru mendekat agar bisa mendengar suara saya - Teman-teman sibuk sendiri sehingga tidak memperhatikan saya

(10)

Lampiran 5

Rancangan Intervensi Program Coping Cat Kendall pada anak dengan Social Phobia

Sesi Tahapan Komponen Tujuan Kegiatan

PSIKOEDUKASI DENGAN ORANG TUA Pertemuan dengan

orang tua

Psikoedukasi a. Memberikan informasi mengenai kecemasan subjek terhadap situasi sosial dan faktor-faktor yang menyebabkannya. b. Memberikan informasi

mengenai bagaimana orang tua dapat berperan membantu subjek untuk mengendalikan ketakutannya. c. Memberikan informasi mengenai bagaimana subjek dapat belajar untuk mengendalikan kecemasannya melalui program terapi yang akan dijalankan

a. Memberikan penjelasan mengenai kecemasan dan mekanismenya.

b. Memberikan penjelasan tentang perbedaan kecemasan dengan gangguan kecemasan. c. Memberikan penjelasan

tentang bentuk-bentuk gangguan kecemasan, yaitu salah satunya social phobia. d. Menjelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi

berkembangnya gejala social

phobia pada anak.

e. Menjelaskan peran orang tua untuk membantu anak mengatasi ketakutannya. f. Menjelaskan tentang program

terapi yang akan dijalankan.

PENGENALAN PROGRAM Membina rapport

dan orientasi terapi

Rapport Mengenal satu sama lain

dan menjelaskan informasi dasar mengenai program terapi.

a. Mengawali percakapan dengan topik yang ringan dan aktivitas yang menyenangkan.

(11)

b. Melakukan permainan personal facts agar lebih mengenal satu sama lain. c. Memperkenalkan konsep

perasaan dan pikiran.

d. Menjelaskan program yang akan dijalani kepada subjek secara singkat.

e. Memberikan homework

assignment

f. Menetapkan daftar hadiah

SKILLS TRAINING (FEAR)

F (FEELING FRIGHTENED?) 1 Mengenali

perasaan cemas

Affective education a. Mengenali berbagai

bentuk emosi yang berbeda-beda beserta ekspresi yang dimunculkan.

b. Membedakan antara kecemasan dengan bentuk emosi lainnya dan mengenali reaksi fisiknya saat cemas c. Menyusun hirarki

situasi pemicu kecemasan

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

b. Membuat daftar berbagai bentuk perasaan dan menggunakan gambar wajah yang menunjukkan berbagai ekspresi.

c. Bermain Feeling Charades yaitu role play tentang berbagai bentuk ekspresi emosi dan saling menebak ekspresi yang ditampilkan d. Membahas mengenai

kecemasan yang dirasakan subjek, pada saat kapan kecemasan itu muncul, reaksi subjek saat cemas, dan respon terhadap situasi tersebut.

(12)

e. Memperkenalkan Feelings

Thermometer yang dapat

membantu menentukan situasi mana yang dapat lebih memicu kecemasan subjek. f. Menyusun hirarki situasi

pemicu kecemasan subjek g. Memberikan homework

assignment

2 Mengenali respon somatis saat cemas

Awareness of bodily

reactions when anxious

Mengenali secara spesifik respon somatis saat cemas

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker.

b. Memperkenalkan berbagai respon somatis

c. Latihan mengenali respon somatis melalui Coping modeling dan role play pada

situasi yang ditakuti oleh anak

d. Memperkenalkan anak pada strategi FEAR yang pertama e. Memberikan homework

assignment

3 Latihan relaksasi Somatic management Melakukan latihan relaksasi sederhana untuk membantu mengurangi ketegangan saat sedang merasa cemas/takut.

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker.

b. Melakukan penukaran hadiah c. Subjek diminta untuk membayangkan situasi pemicu kecemasan dan fokus pada bagian tubuhnya yang terasa tegang.

(13)

dengan prosedur deep breathing dan progressive muscle relaxation

e. Terapis menjadi coping model dan mencontohkan

prosedur relaksasi kemudian

ajak anak untuk

berpartisipasi.

f. Memberikan homework assignment

E (Expecting bad things to happen?

4 Mengenali dan memodifikasi

anxious “self talk”

Identification and

modification of anxious self talk

a. Memahami fungsi self

talk dan pengaruhnya

terhadap respon yang muncul saat cemas b. Mengidentifikasi

anxious self talk

Mengembangkan

coping self talk (isi

pikiran yang dapat membantu mengatasi rasa cemas)

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker.

b. Memperkenalkan konsep self

talk (isi pikiran)

c. Membuat self talk pada situasi pemicu kecemasan subjek

d. Memperkenalkan perbedaan antara anxious self talk

dengan coping self talk

e. Memperkenalkan strategi FEAR yang kedua

f. Latihan membuat coping self

talk

g. Memberikan homework assignment

A (Attitudes and actions that can help) 5 Mengembangkan

keterampilan

problem solving

Problem solving a. Memahami konsep

problem solving

b. Menggunakan strategi

problem solving untuk

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

(14)

mengendalikan kecemasan

FEAR yang ketiga

c. Memperkenalkan konsep

problem solving dan

tahap-tahapnya

d. Latihan membuat tahapan

problem solving

e. Memberikan homework assignment

R (Results and Rewards) 6 Memperkenalkan

konsep self-rating dan reward

Self reward Memahami konsep

evaluasi diri dan dapat memberikan reward

terhadap diri sendiri berdasarkan usaha dan performa.

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

b. Menukar stiker dengan hadiah c. Menjelaskan konsep evaluasi

diri dan self reward

d. Menetapkan daftar reward yang mungkin diperoleh subjek

e. Latihan membuat self rating dan self reward

f. Meninjau keseluruhan strategi TAKUT

g. Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya h. Memberikan homework assignment SKILLS PRACTICE 7 Latihan menerapkan

strategi FEAR pada situasi yang berada

Imaginal exposure, in vivo exposure

Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker.

(15)

di posisi terendah dari fear ladder

nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure

Membahas situasi

berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya

d. Memberikan homework assignment

8 Latihan menerapkan

strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kedua dari

fear ladder

Imaginal exposure, in vivo exposure

Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

b. Latihan imaginal exposure c. Latihan in vivo exposure

Membahas situasi

berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya

d. Memberikan homework assignment

9 Latihan menerapkan

strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi ketiga dari

fear ladder

Imaginal exposure, in vivo exposure

Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

b. Latihan imaginal exposure c. Latihan in vivo exposure

Membahas situasi

berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya

d. Memberikan homework assignment

10 Latihan menerapkan

strategi FEAR pada situasi yang berada

Imaginal exposure, in vivo exposure

Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

(16)

di posisi keempat dari fear ladder

nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure

Membahas situasi

berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya

d. Memberikan homework assignment

11 Latihan menerapkan

strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kelima dari fear ladder

Imaginal exposure, in vivo exposure

Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

b. Latihan imaginal exposure c. Latihan in vivo exposure

Membahas situasi

berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya

d. Memberikan homework assignment

12 Latihan menerapkan

strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi tertinggi dari fear ladder

Imaginal exposure, in vivo exposure

a. Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap

b. Menutup terapi

a. Membahas homework assignment sebelumnya dan

memberikan stiker

b. Melakukan penukaran hadiah c. Latihan imaginal exposure d. Latihan in vivo exposure e. Merangkum keseluruhan

proses terapi dan mengakhiri terapi

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMAN 6 BANDUNG: (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas XI IIS di SMAN 6 Bandung).. Universitas Pendidikan Indonesia

Permohonan pembukaan deposito dapat dilakukan melalui DAC, apabila Nasabah (pemberi instruksi) merupakan existing customer dan rekening dalam keadaan aktif dengan tetap

Dalam penanganan perkara korupsi unsur kerugian negara adalah salah satu unsur yang harus dipenuhi, oleh sebab itu untuk menentukan kerugian negara

Berdasarkan hasil penelitian ternyata antara power motive dan kinerja mahasiswa tidak ada korelasi, hal ini berarti mahasiswa dengan power motive yang tinggi belum

Menyiapkan handouts membutuhkan waktu, dan ditunjukkan dalam penilaian ini bahwa beberapa pelatih tidak memberikan handouts kepada peserta selama pelatihan berlangsung karena

Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban

Adapun rekomendasi kebijakan yang diberikan kepada pemerintah Kabupaten Bogor antara lain dilakukannya pemantauan jumlah rumah tangga miskin secara berkala untuk

I III-b PENYULUH NARKOBA AHLI PERTAMA SIE PENCEGAHAN BIDANG PENCEGAHAN DAN DAYAMAS BNNP SULAWESI TENGGARA. BNNP SULAWESI