• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL. Oleh NI LUH PUTU SRI ADNYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL. Oleh NI LUH PUTU SRI ADNYANI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Judul

MAKAM KERAMAT AGUNG PEMECUTAN DI KELURAHAN

PEMECUTAN, KOTA DENPASAR

(Studi Tentang Latar Belakang Sejarah, Struktur, Fungsi dan Potensinya

Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal)

Oleh

NI LUH PUTU SRI ADNYANI 0914021006

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

(2)

1

MAKAM KERAMAT AGUNG PEMECUTAN DI KELURAHAN PEMECUTAN, KOTA DENPASAR

(Studi Tentang Latar Belakang Sejarah, Struktur, Fungsi dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal)

Oleh :

Ni Luh Putu Sri Adnyani, NIM 0914021006 (e-mail: wiwin_gek@ymail.com)

Dr. I Ketut Margi, M.Si *)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui latar belakang didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan di Kelurahan Pemecutan Kota Denpasar. (2) Mengetahui struktur dan fungsi Makam Keramat Agung Pemecutan di Kelurahan Pemecutan Kota Denpasar. (3) Mengetahui aspek yang terdapat di Makam Keramat Agung Pemecutan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Heuristik (pengumpulan data), (2) Kritik sumber, (3) Interpretasi, (4) Historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 2 (dua) faktor yang melatar belakangi didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan yaitu faktor sejarah (historis) dan faktor agama. (2) Struktur dan fungsi. Struktur makam terdiri dari 2 (dua) halaman. Halaman pertama terdiri dari candi bentar, tempat peristirahatan juru kunci, pohon kepuh kembar. Halaman kedua terdiri dari candi kurung, bale saka enam, Makam Raden Ayu Siti Khotijah. Fungsi makam yaitu: (a) fungsi religius, (b) fungsi magis, (c) fungsi sosial budaya. (3) Aspek yang terdapat di Makam Keramat Agung Pemecutan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal yaitu, (a) Aspek sejarah (historis), (b) Aspek bangunan, dan (c) Aspek nilai pendidikan karakter.

(3)

2 ABSTRAC

This study aims to: (1) Knowing the background of the establishment of the Supreme Sacred Tomb of acceleration in the Village Pemecutan Denpasar. (2) Knowing the structure and function of the Supreme Sacred Tomb of acceleration in the Village Pemecutan Denpasar. (3) Knowing the aspects contained in the Sacred Tomb of the Great acceleration that can be used as a source of learning local history. The method used in this study is the method of historical research with a qualitative descriptive approach steps, namely : (1) Heuristics (data collection), (2) a source of criticism, (3) Interpretation, (4) Historiography (history of writing). These results indicate that there are two (2) establishment of background factors, namely acceleration Supreme Sacred Tomb of historical factors (historical) and religious factors. (2) The structure and function. The structure of the tomb consists of two (2) pages. The first page consists of the temple briefly, caretaker resting place, billowing trees twins. The second page consists of the temple brackets, bale saka six, Tomb Raden Ayu Siti Khotijah. Function tomb is: (a) a religious function, (b) a magical function, (c) socio-cultural functions. (3) aspect contained in the Sacred Tomb of the Great acceleration that can be used as a source of learning local history, among others, (a) Aspects of history (historical), (b) aspects of the building, and (c) the value aspect of character education.

Keywords : Sacred Tomb , Function , Learning Resources Local History

*)

(4)

3 Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki keunikan serta berbagai peninggalan budaya. Peninggalan budaya yang dimaksud seperti artefak dan tradisi. Peninggalan budaya berupa artefak misalnya pura dan makam. Di tengah-tengah masyarakat Bali yang mayoritas umatnya beragama Hindu ternyata banyak ditemukan makam keramat, salah satunya yang ada di Kota Denpasar yang kini lebih dikenal dengan Pura Keramat Agung Pemecutan.

Banyak keunikan yang terdapat pada Makam Keramat Agung Pemecutan di Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar, misalnya, pertama, dilihat dari segi penyebutannya yaitu “Pura Keramat Agung Pemecutan” seperti yang kita ketahui pura merupakan tempat suci Agama Hindu sedangkan tempat ini merupakan makam dari orang yang

menganut Agama Islam. Kedua,

pengunjung yang datang ke tempat ini bukan hanya umat Hindu namun juga umat Islam. Ketiga, meskipun telah banyak yang datang ketempat ini namun masyarakat di sekitar lokasi belum semuanya mengetahui asal-usul atau sejarah pendirian Makam

Keramat Agung Pemecutan ini.

Banyaknya keunikan yang terdapat di dalamnya sehingga menjadi menarik untuk diteliti lebih jauh.

Penelitian ini bertujuan mengetahui 1) latar belakang berdirinya Makam Keramat Agung Pemecutan di Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar. (2) struktur dan fungsi Makam Keramat

Agung Pemecutan di Kelurahan

Pemecutan, Kota Denpasar. (3) aspek di Makam Keramat Agung Pemecutan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut latar belakang pendirian makam, yakni kepercayaan adanya roh dan sebagai sebuah penghormatan terhadap orang (tokoh) yang meninggal. Makam memiliki beberapa fungsi, yaitu (1) media penghormatan leluhur (Fadillah, 1986:190-191). (2) lambang status sosial, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga lapisan pokok yaitu lapisan bangsawan, lapisan ulama, lapisan biasa (Fadillah, 1986:357). Dari ketiga lapisan tersebut sudah sangat jelas adanya perbedaan jenis-jenis makam yang disebabkan karena adanya keinginan untuk memperlihatkan status sosial mereka. Kajian teori selanjutnya adalah sumber belajar sejarah, yaitu segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai sumber atau wahana belajar sejarah.

(5)

4 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi beberapa tahapan yaitu (1) Heuristik (pengumpulan jejak atau sumber sejarah), (2) Kritik sumber, (3) Interpretasi, (4) Historiografi (pembuatan cerita sejarah). Tahap Heuristik (pengumpulan jejak atau sumber sejarah) menggunakan teknik observasi, teknik ini merupakan teknik pengamatan yang bertujuan untuk melihat, mencatat secara langsung segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Hal-hal yang ditelusuri di antaranya lokasi dan lingkungan Makam Keramat Agung Pemecutan, sarana dan prasarana yang mendukung yang berada di areal Makam Keramat Agung Pemecutan, di Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar. Observasi yang dilakukan bersifat non-partisipan (observasi tak langsung) yaitu peneliti hanya datang sewaktu-waktu di lokasi penelitian dengan membawa perlengkapan berupa peralatan kamera dan dicatat hal-hal penting yang berhubungan dengan topik penelitian menggunakan pedoman observasi sehingga didapatkan data berdasarkan kenyataan yang ada.

Teknik wawancara, menurut (Mochtar (1998:17) teknik wawancara adalah teknik atau metode memperoleh

informasi dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung (tatap muka), antara pewawancara dengan informan. Penentuan

informan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling. Penulis menentukan informan kunci, yaitu Jero Mangku I Made Puger (66 th) (Juru

kunci Makam Keramat Agung

Pemecutan), kedua yaitu Ida Bagus Purwanasara, SSTP, M.Si (34 th) (Lurah Pemecutan), Penduduk di sekitar makam dan pengunjung yang berziarah ke Makam Keramat Agung Pemecutan dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Wawancara dilakukan secara spontan berdasarkan pedoman wawancara. Aspek yang diwawancarai, yaitu mengenai latar belakang, struktur dan fungsi Makam Keramat Agung Pemecutan dan aspek Makam Keramat Agung Pemecutan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal.

Teknik studi dokumen ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan mengadakan telaah terhadap dokumen atau arsip yang mendukung seperti monografi Kelurahan Pemecutan,

profil pembangunan Kelurahan

Pemecutan, dan data susunan

kepengurusan Kelurahan Pemecutan serta foto-foto mengenai kawasan Makam Keramat Agung Pemecutan; (2) Kritik

(6)

5 sumber, kritik yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan penulisan Makam Keramat Agung Pemecutan, yaitu kritik intern dan ekstern; (3) Interpretasi itu juga menyangkut proses seleksi sejarah karena tidak semua fakta dapat dan harus dimasukkan dalam kisah sejarah yang dikaji. Oleh karena itu, harus dipilih yang relevan dan bermakna dalam suatu kisah sejarah yang akan disusun (Notosusanto (dalam Sardiman, 2004: 106)); (4) Historiografi (pembuatan cerita sejarah) dari tahap inilah peneliti berusaha menghasilkan hasil penelitian yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan terkait dengan kawasan Makam Keramat Agung Pemecutan dalam bentuk sejarah lokal. (Kontowijoyo, 1995 :89-105).

HASIL

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) latar belakang didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan yaitu sebagai peringatan bahwa pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa penting dan adanya kepercayaan terhadap roh sehingga dibuatkan bangunan makam permanen yang nantinya akan menjadi peringatan bagi generasi berikutnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat 2 (dua) faktor yang melatar belakangi didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan yaitu faktor sejarah (historis) dan faktor agama. (2) Struktur Makam

Keramat Agung Pemecutan, terdiri dari 2 (dua) halaman. Halaman pertama terdiri dari candi bentar, tempat peristirahatan juru kunci, pohon kepuh kembar dan halaman kedua terdiri dari candi kurung, wantilan atau bale saka enam dan bagian utamanya yaitu Makam Raden Ayu Siti Khotijah. Fungsi Makam Keramat Agung Pemecutan yakni (1) Fungsi Religius; (2) Fungsi Magis; (3) Fungsi Sosial Budaya. (3) Aspek-aspek yang terdapat di Makam Keramat Agung Pemecutan yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah yakni, (1) Aspek Sejarah (Historis); (2) Aspek Bangunan; (3) Aspek Nilai Pendidikan Karakter.

PEMBAHASAN

Latar Belakang Berdirinya Makam

Keramat Agung Pemecutan Di

Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar

Terdapat 2 (dua) faktor yang melatar belakangi didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan yaitu sebagai peringatan bahwa pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa penting dimana adanya kesalah pahaman antara pihak kerajaan dengan Raden Ayu Siti Khotijah yang merupakan Putri dari Raja Pemecutan yang telah berubah agama Islam karena mengikuti agama suaminya. Kesalah pahaman yang terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang tata cara persembahyangan agama Islam oleh pihak

(7)

6 kerajaan sehingga pada saat Raden Ayu Siti Khotijah sholat menggunakan pakaian serba putih dan didengar pula berteriak “mekeber” yang sebenarnya adalah “Allahuakbar” sehingga Raden ayu Siti Khotijah dikira sedang melepaskan ilmu hitam (di Bali disebut Ngeleak). Raja memerintahkan patih untuk segera membunuh Raden Ayu Siti Khotijah. Sebelum Raden Ayu Siti Khotijah dibunuh beliau berpesan setelah beliau meninggal akan keluar asap. Apabila asap yang keluar berbau busuk maka kuburkan beliau sembarangan sedangkan apabila berbau harum maka buatkan tempat suci yang di sebut dengan Keramat. Ternyata setelah beliau meninggal, keluar asap yang berbau harum maka beliau dikuburkan dan dibuatkan tempat suci dan tempat tersebut dinamakan Makam Keramat sedangkan faktor lain yang melatar belakangi didirikannya makam keramat agung

pemecutan yaitu karena adanya

kepercayaan terhadap roh sehingga dibuatkan bangunan makam permanen yang nantinya akan menjadi peringatan bagi generasi berikutnya selain itu juga sebagai penghormatan terhadap Raden Ayu Siti Khotijah meskipun beliau telah berubah menjadi agama Islam. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat 2 (dua) faktor yang melatar belakangi didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan yaitu

faktor sejarah (historis) dan faktor agama. Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Soekmono, 1981) yang mengatakan bahwa latar belakang masyarakat mendirikan makam karena adanya kepercayaan roh dan untuk memberikan penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal.

Struktur Dan Fungsi Makam Keramat

Agung Pemecutan Di Kelurahan

Pemecutan, Kota Denpasar

Struktur Makam Keramat Agung Pemecutan, terdiri dari 2 (dua) halaman yang dikelilingi oleh tembok dengan tinggi ± 1,5 M dan luasnya 400 M2. Secara konseptual struktur pembangunan tempat suci di Bali pada umumnya mengikuti konsep Tri Mandala (Utama Mandala,

Madya Mandala, Nista Mandala)

(Soebandi, 1983). Hal tersebut juga diterapkan pada Makam Keramat Agung Pemecutan namun hanya menggunakan konsep Dwi Mandala yang terdiri dari Utama Mandala dan Madya Mandala. Pembagian halaman Makam Keramat Agung Pemecutan menjadi dua juga sebagai penggambaran bahwa adanya penggabungan dua agama yaitu Hindu dan

Islam. Halaman pertama (Madya

Mandala) terdiri dari candi bentar, tempat peristirahatan juru kunci, pohon kepuh kembar. Dan halaman kedua (Utama Mandala) terdiri dari candi kurung,

(8)

7 wantilan atau bale saka enam dan bagian utamanya yaitu Makam Raden Ayu Siti Khotijah.

Fungsi Makam Keramat Agung Pemecutan yakni (1) Fungsi Religius,

Makam ini merupakan tempat

melaksanakan persembahyangan bagi umat Islam dan umat Hindu. Jadi dapat dikatakan makam ini telah berfungsi secara religius, yaitu sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan keagamaan. (2) Fungsi Magis, Pohon yang tumbuh di tengah-tengah Makam Keramat Agung Pemecutan mempunyai fungsi magis karena memiliki khasiat yang sangat berguna bagi umat yang datang berkunjung kesana. Bagi yang sungguh-sungguh datang untuk ziarah ke makam tersebut akan memperoleh berkah dan kelancaran dalam rezeki, maupun kemudahan dalam usaha. (3) Fungsi Sosial

Budaya, Makam Keramat Agung

Pemecutan merupakan tempat

berlangsungnya berbagai kegiatan aktivitas dari umat Hindu dan Islam. Berkumpulnya umat Hindu dan Islam di makam tersebut merupakan wujud kehidupan sosial, dan hasil karya yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut yang berupa upakara dan sebagainya merupakan hasil budaya. Dengan berkumpulnya masyarakat dari berbagai etnis dan agama merupakan bentuk adanya sikap saling menghargai

perbedaan, toleransi dan saling hormat menghormati. Hal tersebut merupakan wujud adanya multikulturalisme. Choirul Mahfud (2006: 75), mengatakan bahwa multikulturalisme dibentuk oleh tiga kata yaitu multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/faham). Secara hakiki, dalam kata tersebut terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing. Kebudayaan adalah sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Hasil penelitian ini menambahkan pendapat dari (Fadillah, 1986) mengenai fungsi makam. Fungsi makam menurut (Fadillah, 1986) yaitu, (1) media penghormatan leluhur dan (2) lambang status sosial sedangkan menurut penelitian ini selain fungsi makam yang telah disebutkan diatas makam juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi magis.

Aspek yang terdapat pada Makam

Keramat Agung Pemecutan di

Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal

Berikut ini adalah aspek-aspek yang terdapat pada Makam Keramat

Agung Pemecutan di Kelurahan

Pemecutan, Kota Denpasar yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah adalah sebagai berikut;

(9)

8 Aspek Sejarah (Historis)

Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan pada diri seseorang tiga aspek dalam kehidupannya, yakni pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Dalam upaya untuk mengembangkan tiga hal tersebut dapat dilakukan di sekolah, luar sekolah atau masyarakat dan keluarga.

Dimana Makam Keramat Agung Pemecutan ini juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah khususnya sejarah lokal, hal tersebut dapat dilihat dari sejarah makam itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa makam ini merupakan makam dari anak Raja

Pemecutan yang menikah dengan

Pangeran dari Bangkalan Madura dan akhirnya berpindah agama menjadi agama Islam. Hal tersebut merupakan bukti bahwa telah terjadi perkawinan campuran lintas etnik dan agama. Dari sejarah inilah yang bisa dipakai oleh guru sebagai sumber belajar sejarah dalam rangka peningkatan pemahaman siswa terhadap kejadian-kejadian masa lampau dan mampu membangkitkan rasa mencintai bukti-bukti sejarah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Sjamsuddin, 1996) mengenai sumber belajar sejarah. Selain itu dengan sejarah tersebut dapat menumbuhkan rasa saling menghargai

antara siswa yang berbeda keyakinan hal

ini sejalan dengan paham

multikulturalisme sehingga tidak akan terjadi perselisihan yang dilatar belakangi oleh adanya perbedaan keyakinan tersebut. Aspek Bangunan

Bangunan Makam merupakan bangunan yang memiliki nilai arsitektur keunikan bentuk Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam pada umumnya memiliki batu nisan. Bentuk bangunan Makam Keramat Agung Pemecutan ini memiliki keunikan yaitu terjadi penggabungan antara dua kebudayaan Hindu dan Islam sebagai budaya pembentuknya. Namun kedua kebudayaan tersebut tidak terasimilasi secara penuh.

Peninggalan Makam Keramat di

Kelurahan Pemecutan, Kota Denpasar bisa dijadikan alternatif oleh guru untuk mengajarkan materi pelajaran sejarah yang sifatnya lebih nyata dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal tersebut sesuai dengan silabus yang terdapat pada SMA kelas dua, dengan kompetensi dasar (KD) yaitu menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Aspek Nilai Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dalam kehidupan masyarakat yang multikultur

(10)

9 sekarang ini memang sangat dibutuhkan untuk dapat menciptakan kehidupan yang serasi, selaras dan sejahtera. Pendidikan Karakter (Pendidikan Moral) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di Negara kita. Maka dari itu dalam kaitannya dengan pendidikan formal maupun informal pendidikan karakter (pendidikan moral) bisa dijadikan pondasi yang kuat untuk mewujudkan kepribadian seseorang yang lebih baik untuk bisa bersaing dalam era globalisasi ini. Dalam hubungannya dengan penelitian ini yaitu yang berkaitan dengan Makam Keramat Agung Pemecutan juga terdapat hubungan toleransi yang sangat kuat, hal

tersebut dibuktikan dengan

terselenggaranya acara pada makam tersebut yang menggunakan kebudayaan Islam dan Hindu. Dengan didirikannya

Makam Keramat Agung Pemecutan

tersebut ditengah-tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, akhirnya secara tidak langsung keberadaan makam tersebut dapat menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama. Hal yang lebih penting adalah dapat menciptakan kerukunan antarumat beragama.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab sebelumnya, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan,

yaitu terdapat 2 (dua) faktor yang melatar belakangi didirikannya Makam Keramat Agung Pemecutan (1) faktor sejarah (historis) dan (2) faktor agama. Faktor sejarah (historis) yaitu sebagai peringatan bahwa pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa penting dimana adanya kesalah pahaman pihak kerajaan dengan Raden Ayu Siti Khotijah mengenai cara persembahyangan agama Islam yang akhirnya menyebabkan terbunuhnya Raden Ayu Siti Khotijah. Faktor kedua yaitu faktor agama dimana adanya kepercayaan terhadap roh sehingga dibuatkan bangunan makam permanen yang nantinya akan menjadi peringatan bagi generasi berikutnya.

Struktur Makam Keramat Agung Pemecutan, terdiri dari 2 (dua) halaman yang dikelilingi oleh tembok dengan tinggi ± 1,5 M dan luasnya 400 M2. Halaman pertama terdiri dari candi bentar, tempat peristirahatan juru kunci, pohon kepuh kembar. Halaman kedua terdiri dari candi kurung, wantilan atau bale saka enam dan bagian utamanya yaitu Makam Raden Ayu Siti Khotijah. Fungsi Makam Keramat Agung Pemecutan yakni (1) Fungsi Religius, (2) Fungsi Magis (3) Fungsi Sosial Budaya.

Aspek-aspek yang terdapat di Makam Keramat Agung Pemecutan yang

(11)

10 bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah yakni, (1) Aspek Sejarah (Historis), Makam Keramat Agung Pemecutan dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah khususnya sejarah lokal, hal tersebut dapat dilihat dari sejarah makam itu sendiri. Makam Keramat Agung Pemecutan ini merupakan contoh masuknya agama Islam melalui jalur perkawinan. Dari sejarah inilah yang bisa dipakai oleh guru sebagai sumber belajar sejarah dalam rangka peningkatan pemahaman siswa terhadap kejadian-kejadian masa lampau dan mampu membangkitkan rasa mencintai bukti-bukti sejarah. (2) Aspek Bangunan, Bentuk

bangunan Makam Keramat Agung

Pemecutan ini memiliki keunikan yaitu terjadi penggabungan antara dua kebudayaan Hindu dan Islam sebagai budaya pembentuknya, (3) Aspek Nilai Pendidikan Karakter, Pendidikan karakter dalam kehidupan masyarakat yang multikultur sekarang ini memang sangat dibutuhkan untuk dapat menciptakan kehidupan yang serasi, selaras dan sejahtera. Pada Makam Keramat Agung Pemecutan terdapat hubungan toleransi yang sangat kuat, hal tersebut dibuktikan dengan terselenggaranya acara pada makam tersebut yang menggunakan perpaduan kebudayaan Islam dan Hindu. Berdasarkan temuan di lapangan maka

ada beberapa saran yang diberikan terkait

dengan Makam Keramat Agung

Pemecutan, yaitu: Bagi generasi muda hendaknya melalui keberadaan Makam Keramat Agung Pemecutan ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran sejarah di sekolah untuk menunjang pengetahuan materi di sekolah. Begitu pula halnya dengan generasi muda Pemecutan, diharapkan dengan potensi yang dimiliki oleh Makam Keramat Agung Pemecutan ini menumbuhkan rasa mencintai dan menghargai sebuah situs sejarah atau budaya yang ada disekitar kita. Bagi pengelola Makam Keramat Agung Pemecutan agar pengelolaan makam ini terus ditingkatkan. Bagi masyakat Bali dan masyarakat Pemecutan khususnya agar mulai menumbuhkan kesadaran sejarah, ikut memberikan perhatian dan kepedulian dengan keberadaan suatu peninggalan atau situs sejarah.

DAFTAR RUJUKAN

Fadillah, Ali Moh. 1986. Makam-makam Kuno di Pulau Serangan dan Beberapa Makam di Kabupaten Badung, Bali (Suatu Kajian Arkeologis). Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu

Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

(12)

11 Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu

Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mochtar, M. 1998. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta:Sinar Karya Dharma.

Sardiman. 2004. Mengenal Sejarah.

Yogyakarta: Biograf

Publishing.

Soebandi, ktut. 1983. Pura

Kawitan/Padharman dan Penyungsungan Jagat. Denpasar: CV. Kayumas Agung

Soekmono. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I. Yogyakarta: Kanisius. Sjamsuddin, Helius, dkk. 1996.

Pengantar Ilmu Sejarah.

Jakarta: Departemen

Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Referensi

Dokumen terkait

Of the many elements in Toba Batak culture, one of the elements that can be used as a source and media for learning mathematics is the Gondang Batak musical instrument.. The Gondang

Variabel yang diteliti adalah peningkatan penerimaan pajak peng-hasilan badan pada KPP sebagai variabel terikat (Y) diukur berdasarkan besarnya pajak penghasilan

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan penggunaan Museum Multatuli sebagai sumber sejarah lokal di Lebak, Rangkasbitung, Banten dalam pembelajaran design

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan ROA dengan Keunggulan bersaing sebagai variabel intervening pada Usaha Kecil Menengah di

murni (senyawa pembanding) ditambah ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (placebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan

Bhinneka Tunggal Ika as the motto of the Indonesian state contains the meaning that the values contained in it can be understood and used as a guide in carrying out

In Malang City, many hotels and restaurants can be found that can be used as a source of regional income through taxes, and the government should be able to optimize local

Hasil penelitian sebelumnya menunjukan hasil dengan kategori yang sama untuk varietas Batu tegi dimana memiliki jumlah anakan, jumlah malai per rumpun dan bobot 1000 biji rendah