Implementasi
e-Procurement
Pada Satuan Kerja Pemerintah/
Pemerintah Daerah
Disampaikan oleh:
Yanuar E. Restianto, SE, M.Acc, Ak Ketua LPSE Unsoed
UNSOED
Pendahuluan
• Korupsi merupakan extraordinary crime dan crime against humanity • 43,8% kasus di KPK adalah masalah pengadaan barang/jasa
5
Efisiensi PBJ dengan e-Procurement
• Rerata efisiensi PBJ selama 5 tahun terakhir adalah 11,51% • Khusus tahun 2011 efisiensi sebesar 11,72% atau Rp 4,4 Triliun
• Belanja barang dan modal pemerintah pusat
melalui proses pengadaan tahun 2011 lebih dari
Rp 200 triliun
(
16% dari total belanja APBN)
• Belanja modal pada Pemda mencapai lebih dari
Rp 70 triliun (
20% dari total nilai transfer ke
daerah)
• Angka tersebut belum termasuk pengadaan yang
bersumber dari komponen APBD lain dan
Permasalahan Utama
• BPK: “...penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa salah
satunya karena rendahnya kapasitas manajemen pemerintah
atau tidak memadainya pengetahuan para pegawai dan
pejabat pemerintah dalam proses pengadaan barang/jasa”
• Agus Raharjo: “...solusi untuk mengatasi penyimpangan
pengadaan adalah dengan memahami Perpres 54/2010
dengan baik, kemudian mengembangkan LPSE”
• Busyro Muqodass: “...aturan yang ketat harus diikuti dengan
perbaikan SDM, karena percuma saja sistem dan aturannya
ketat jika kapasitas, mental dan integritas SDM rendah”
Fakta Pengadaan Konvensional
• Dari 86 perkara yang sudah ditangani oleh KPK,
penyimpangan yang dilakukan antara lain adalah
adanya PENGADAAN (PENUNJUKAN) LANGSUNG
yang merugikan hingga 94 persen atau Rp 647 miliar,
dan enam persennya (Rp 41,3 miliar) adalah
penggelembungan (mark-up) harga atas harga per
satuan proyek.
• Formula yang dikenal dalam Penujukkan Langsung:
Penyimpangan Dalam Pengadaan Konvensional
• Pengadaan secara arisan dan adanya kick-back selama proses pengadaan;
• Melakukan suap untuk memenangkan pengadaan; • Proses pengadaan yang tidak transparan;
• Satker tidak mengumumkan rencana pengadaan;
• Pemasok mematok harga yang lebih tinggi (mark-up);
• Memenangkan perusahaan saudara, kerabat, atau kelompok tertentu;
• Tidak membuka akses bagi peserta dari daerah sekitarnya;
• Membuat spesifikasi teknis yang hanya dapat dipasok oleh satu pelaku usaha tertentu;
• Adanya pemasok yang tidak memenuhi kelengkapan administrasi namun tetap dapat ikut pengadaan dan bahkan menang;
• Menggunakan metoda penunjukan langsung untuk pengadaan yang seharusnya dilelang secara terbuka
• Pemecahan paket pengadaan yang tidak sesuai ketentuan
Kelemahan Pengadaan Konvensional (Manual)
• Transparansi
– Pengadaan konvensional dinilai tidak memberi informasi
tentang seluruh pemasok potensial kepada unit
pengadaan
– Akibatnya, persaingan menjadi terbatas, dampak terhadap
pertumbuhan ekonomi menjadi melemah, terjadi eksklusi
terhadap pemasok potensial dan pemberian hak khusus
terhadap pemasok tertentu
– Pengadaan konvensional juga dinilai tidak menyediakan
mekanisme pengawasan kepada publik
– Fakta: 4,2 juta perusahaan di Indonesia yang bergerak
dalam sektor pengadaan barang/jasa pemerintah, hanya
3,5 persen (150.000) yang terlibat
Kelemahan Pengadaan Konvensional (Manual)
• Kurang Efisien
– Waktu pengiriman (delivery time) menjadi lebih lama
dan biaya menjadi lebih mahal, baik bagi pemerintah
maupun penyedia
– Harga barang/jasa yang diperlukan menjadi lebih
tinggi
Critical Point PBJ
• Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dapat terjadi pada seluruh tahap PBJ
Perencanaan Pengadaan
– Penggelembungan anggaran (gejala penggelembungan terlihat dari unit
price yang tidak realistis)
– Spesifikasi teknis dengan kriteria yang diarahkan
– Tidak mengumumkan secara terbuka rencana PBJ pada awal tahun anggaran
– Pemaketan pekerjaan yang direkayasa (memecah/ menggabungkan paket tidak realistis)
– Penyusunan jadwal yang tidak realistis
– Pemilihan metode pengadaan, metode dokumen, metode kualifikasi dan metode evaluasi yang tidak tepat
– Kegiatan yang seharusnya swakelola diganti menjadi kontraktual – Anggaran untuk proses pengadaan tidak tersedia
Manual = eProc
Pembentukan Pokja ULP
– Anggota Pokja tidak memenuhi kualifikasi/persyaratan – Integritas Pokja
– Independensi Pokja
– Rangkap jabatan Pokja dengan PPK/LPSE/Bendahara/Verifikator Tagihan/Validator SPM/Internal Auditor/Tim Pemeriksa atau
Penerima BJ
Penyusunan HPS
– HPS tidak ada– Mark-up
– Mengarah pada merk produk tertentu – Harga dasar tidak standar
– Penentuan estimasi tidak handal – Referensi harga tidak memadai
– Penambahan item biaya yang tidak relevan
Manual
=
eProc
Manual
=
eProc
13Penyusunan Dokumen Pemilihan
– Persyaratan teknis tidak realistis dan menambahkan persyaratan yang tidak perlu
– Kriteria kelulusan evaluasi tidak jelas
– Dokumen tidak standar (tidak sesuai SDP) – Dokumen tidak lengkap
Pengumuman Pengadaan
– Tidak melalui LPSE– Menghindari menggunakan e-procurement
– Jangka waktu pengumuman tidak sesuai aturan
– Syarat kualifikasi dalam pengumuman tidak lengkap
Manual
=
eProc
Manual
>
eProc
Prakualifikasi/Pascakualifikasi
– Dokumen tidak memenuhi syarat tetapi lolos – Evaluasi tidak sesuai kriteria
– Dokumen administrasi bersifat “aspal” (Manual)
– Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik (Manual) – Dokumen disusulkan (Manual)
Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen pemilihan
– Hampir tidak ada titik kritis dalam fase ini jika menggunakan e-proc – Kemungkinan terjadi pengaturan kapasitas up/down bandwith, namun
tidak bisa oleh panitia tetapi panitia berkolusi dengan LPSE (auditor dapat memperoleh bukti dengan melakukan Forensic IT Audit)
– Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (Manual) – Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari (Manual)
– Menyatakan pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak boleh diwakilkan/harus membawa dokumen asli (Manual), dll
Manual
>
eProc
Manual > eProc 15Penjelasan/aanwijzing
– Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia
tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia – Penjelasan yang kontroversial
– Pre bid meeting (Manual)
– Tidak membuat BA penjelasan/tidak disebarluaskan (Manual) – Tidak ada partisipasi masyarakat (Manual)
Pembukaan penawaran
– Ketidaklengkapan dokumen penawaran
– Perubahan jadwal pembukaan dokumen penawaran tidak disertai alasan yang logis
– Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran (Manual)
– Penyimpanan dokumen penawaran tidak pada kotak terkunci (Manual) – Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat (Manual)
– Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur (Manual)
Manual > eProc
Evaluasi Penawaran
– Kriteria evaluasi tidak memadai
– Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi (Manual)
– Peserta lelang terpola atau peserta lelang menurunkan secara mencolok (Manual)
– Penggantian dokumen penawaran (Manual)
Pengumuman Pemenang
– Perubahan jadwal pengumuman pemenang tanpa alasan jelas
– Tidak ada pengumuman pemenang (Manual) – Pengumuman pemenang tidak diberitahukan
kepada seluruh pesertalelang (Manual)
– Pengumuman tidak mengindahkan aspek publik atau dilakukan tersembunyi (Manual)
– Pengumuman tidak sesuai kaidah (Manual)
Manual
>
eProc
Sanggahan
– Substansi sanggahan tidak ditanggapi
– Surat sanggahan tidak ditanggapi (Manual) – Jawaban sanggahan ditunda-tunda (Manual)
– Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur (Manual) – Tidak seluruh sanggahan ditanggapi (Manual)
Penunjukkan Pemenang
– Surat penunjukkan yang tidak lengkap – Surat penunjukkan dibuat terburu-buru
– Surat penunjukkan yang sengaja ditunda pengeluarannya (Manual) – Tanggal surat penunjukkan dibuat lebih belakangan dibandingkan
tanggal kontrak (Manual)
Manual
>
eProc
Penandatangan Kontrak
– Adanya kejanggalan dalam kontrak
– Penandatangan kontrak yang ditunda-tunda
– Tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan dari bank (untuk nilai tertentu) – Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dibandingkantanggal
kontrak
Pelaksanaan/Penyerahan BJ
– Kualitas/kuantitas tidak sesuai spesifikasi – Jaminan pasca jual palsu
– Keterlambatan penyerahan BJ
– Kriteria penerimaan BJ bias/tidak jelas
Manual
=
eProc
Pembayaran dan Pelaporan
– Pembayaran yang tidak sesuai kemajuan fisik
– Pembayaran fiktif (khusus di Unsoed kecil kemungkinan terjadi) – Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak
– Tidak dibuat berita acara pembayaran
– Pelaporan tidak lengkap/tidak sesuai aturan
Potensi Penyimpangan Pemanfaatan
– Kualitas/Kuantitas BJ yang diterima tidak sesuai kebutuhan – Penyerahan BJ di lokasi yang tidak tepat
– Barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan
Manual
=
e-Procurement?
• e-Procurement adalah proses pengadaan
barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya
dilakukan secara elektronik yang berbasis
web/internet dengan memanfaatkan fasilitas
teknologi komunikasi dan informasi melalui
pelelangan umum secara elektronik
• Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik
dilakukan dengan cara tendering atau
e-purchasing
Dasar Hukum
• UU No. 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE)
• Perpres No. 54 Tahun 2010, tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
• Inpres No. 5 Tahun 2004, tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi;
• Inpres No. 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional;
• Inpres No. 17 Tahun 2011, tentang Aksi Pencegahan dan
Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas
Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan Mendukung proses monitoring dan audit Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time
Tujuan E-Procurement
Adil & Non-diskriminatif
Transparansi
Terbuka & Persaingan Sehat
Efektifitas
Efisiensi
Akuntabilitas
Interoperabilitas
Jaminan Keamanan Data
No. Tahapan Manual Elektronik
1. Pengumuman Melalui koran Melalui koran dan
website
2. Pendaftaran & Pengambilan Dokumen Datang langsung (tatap muka)
Online dan unduh
dokumen di website 3. Penjelasan Dokumen & Perubahan
Dokumen
Datang langsung (tatap muka) 1. Komunikasi online 2. Berita acara tertuang dalam rekaman komunikasi online 3. Perubahan dokumen diunduh di website 4. Dokumen Penawaran & Pembukaan
Dokumen Penawaran
Bentuk hardcopy dengan sampul tersegel disampaikan secara langsung ke panitia dan dibuka secara manual
Berbentuk dokumen elektronik yang disandikan (encrypt) dikirim (upload) melalui
website dan dibuka (decrypt) secara
elektronik.
Pengadaan Manual VS e-Procurement #1
No. Tahapan Manual Elektronik
5. Evaluasi Penawaran Sama Sama
6. Evaluasi Kualifikasi Sama Sama
7. Usulan calon pemenang Sama Sama
8. Penetapan Pemenang Sama Sama
9. Pengumuman Pemenang Datang lihat langsung
Diumumkan di
website dan
dikirimkan melalui
10. Sanggah Hasil Lelang Datang langsung (tatap muka) atau surat menyurat
Komunikasi online
11. Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa Sama Sama 12. Penandatanganan Kontrak Sama Sama
Pihak Yang Terlibat Dalam e-Procurement
• Agency (Instansi)
• Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
• ULP/Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaan
• Penyedia Barang/Jasa
• LPSE
Proses e-Procurement
1. Pengumuman lelang oleh Panitia
2. Upload dokumen lelang oleh Panitia
3. Download dokumen lelang oleh Penyedia
4. Penjelasan lelang
5. Pemasukan dokumen penawaran oleh Penyedia
6. Pembukaan dokumen penawaran oleh Panitia
7. Pengumuman pemenang lelang
Mengapa Panitia Pengadaan
Memerlukan e-Proc?
• Mendapatkan penawaran yang lebih banyak
• Mempermudah proses administrasi
• Mempermudah PPK/Panitia Pengadaan dalam
mempertanggung jawabkan proses pengadaan
Mengapa Penyedia Barang/Jasa
Memerlukan e-Proc?
• Menciptakan persaingan usaha yang sehat
• Memperluas peluang usaha
• Membuka kesempatan pelaku usaha mengikuti
lelang
• Mengurangi biaya transportasi untuk mengikuti
lelang
Jenis e-Procurement
e-Tendering
e-Catalog
e-Reverse Auction
• Tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa
yang dilakukan secara terbuka dan dapat
diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa
yang terdaftar pada sistem pengadaan
secara elektronik dengan cara
menyampaikan 1 (satu) kali penawaran
dalam waktu yang telah ditentukan
•Tata cara pembelian
Barang/Jasa melalui sistem
katalog elektronik
E-Purchasing merupakan:
Huruf “e” dalam procurement
Pertukaran Dokumen Penyampulan & otentikasi
Urutan & Proses Kerja
Compliance Perpres 54 dan UU no 11 ITE
• Transparan • Virtual
• Aman (digital signature
& encryption)
• Efisien
• Tak berbatas Compliance Perpres 54
Panitia Penerimaan Dokumen
Penyedia
Sirkulasi Dokumen (Physical
sequential)
e_ Procurement server Internet Terminal Penyedia Panitia
• Keaslian (cross check)
• Kemudahan audit • Transparan
Encryption
Decryption
Password
Password
Keamanan Transaksi Data
Manual E-Procurement
• Merupakan rezim baru dalam khasanah peraturan perundang-undangan yang menganut azas jurisdiksi ekstrateritorial dan mengakui alat bukti elektronik sebagaimana alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHAP serta tanda tangan elektronik memiliki kekuatan
hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional • BAB I – Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 12
• Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi
• BAB III – Informasi, Dokumen, dan Tanda Tangan Elektronik, Pasal 5 ayat 1 dan 5 • Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetakkannya
merupakan alat bukti yang sah
• Ketentuan mengenai informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
– Surat yang menurut undang undang harus dibuat dalam bentuk tertulis dan – Surat beserta dokumennya yang menurut undang-undang harus dibuat dalam
bentuk akta notarial atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta
Website LPSE Unsoed
41
Contoh tampilan e-proc untuk panitia (membuat paket lelang)
43
Contoh tampilan e-proc untuk panitia (mengisikan jadwal lelang)