• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V P E N U T U P Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V P E N U T U P Kesimpulan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB V

P E N U T U P

Bagian terakhir dari penulisan tesis ini merupakan kesimpulan dari temuan dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan di bab-bab sebelumnya. Rekomendasi juga diberikan, baik bagi LAI maupun gereja, juga pemerintah Kabupaten Sumba Barat untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan dan pengelolaan program keaksaraan, serta tidak lupa bagi pembaca dan peneliti evaluasi program secara umum.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan paparan temuan, wawancara dan hasil penelitian sebelumnya dapat dirangkumkan beberapa simpulan yang diuraikan berdasarkan tahapan evaluasi CIPP, sebagai berikut:

5.1.1. Evaluasi Konteks; Program PBA LAI merupakan

program yang dibutuhkan oleh warga jemaat dari gereja-gereja yang ada di Sumba Barat. Kebutuhan dan kondisi yang diidentifikasi di lapangan mendorong perlunya program keaksaran. Pelaksanaan program PBA LAI di Sumba Barat sudah dilaksanakan berdasarkan tujuan utama untuk mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung permulaan jemaat, khususnya

(2)

2

membaca Alkitab, sasaran warga jemaat gereja buta/lupa huruf yang putus sekolah atau tidak sekolah.

5.1.2. Evaluasi Input; Program PBA LAI di Sumba Barat

sudah direncanakan secara sistematis dan terarah untuk menjawab kebutuhan dan kondisi di lapangan melalui kegiatan-kegiatan yang ditopang dengan kompetensi SDM yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan dipersiapkan melalui pelatihan-pelatihan, sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan program, dana yang memadai pelaksanaan program selama 1 tahun, serta prosedur dan aturan yang diperlukan.

5.1.3. Evaluasi Proses; kegiatan-kegiatan program yang

direncanakan, seluruhnya telah dilaksanakan tanpa ada yang terabaikan. Kegiatan-kegiatan itu adalah sebagai berikut 1) Survei, 2) Pembukaan, 3) Pelatihan, 4) Pertemuan Bulanan, 5) Proses Belajar, 6) Monitoring dan Pengawasan, 7) Evaluasi, 8) Penutup, dan 9) Tindak lanjut yaitu pengadaan perpustakaan.

Ada pun kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan dan memerlukan perbaikan yaitu pada kegiatan;

Monitoring dan Pengawasan; Korwil tidak

melaksanakan tugasnya untuk mengawasi dan

mengontrol kegiatan belajar di wilayahnya yang berdampak pada pelaksanaan proses belajar. Proses

(3)

3

belajar tidak berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal

yang ditetapkan, sehingga progres pencapaian materi juga tidak sesuai dengan yang ditargetkan.

Upaya penanganan melalui solusi-solusi yang diperoleh dalam pertemuan bulanan para Tutor dan Korwil dan juga melalui kunjungan Pimpinan Lapangan dan Manejer Program yang memantau langsung pelaksanaan program dan bersama-sama dengan warga belajar, Tutor dan

Korwil memberikan arahan dan motivasi agar

pelaksanaan program dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5.1.4. Evaluasi Produk; evaluasi produk memberikan kesimpulan bahwa program PBA LAI belum cukup efektif, khususnya pada peran Tutor dan Korwil. Namun memberikan dampak positif dan mencapai tujuan yaitu warga belajar dapat membaca, menulis dan berhitung permulaan sebagai tujuan jangka pendek, dan sebagai tujuan jangka panjang warga belajar telah mengambil dan meningkatkan perannya dalam layanannya di gereja. Salah satu tindak lanjut pun sudah dilaksanakan melalui pengadaan perpustakaan di 8 wilayah pelaksanaan program PBA LAI di Sumba Barat.

(4)

4

5.2. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi dan kesimpulan, penulis dapat memberikan rekomendasi atas pelaksanaan program PBA LAI di Sumba Barat, yaitu:

1.2.1 Kepada LAI; berdasarkan evaluasi model CIPP program

PBA LAI perlu terus dilaksanakan dengan mengingat beberapa pertimbangan dan perbaikan;

a. Berdasarkan hasil evaluasi konteks, Pengurus program PBA LAI telah menjawab kebutuhan gereja dan Kabupaten Sumba Barat, sehingga program dapat dilanjutkan dengan melihat evaluasi program ini sebagai dasar dalam membuat program lanjutan. Akan lebih baik jika pengurus dapat menganalisa kebutuhan setiap daerah, tidak hanya dari segi jumlah angka buta aksara tetapi mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang dan kesempatan yang di Kabupaten Sumba Barat ataupun di daerah lainnya, sehingga dapat

menentukan strategi yang tepat dalam

melaksanakan program PBA LAI;

b. Berdasarkan evaluasi input, perencanaan dan

rancangan telah dilaksanakan berdasarkan

kesepakatan kerja sama dengan gereja-gereja (baik gereja induk, gereja klasis, dan jemaat) terkait.

(5)

5

Beberapa fasilitas yang disediakan gereja, sebagai kesepakatan kerja sama gereja dan LAI, seperti ruang belajar, perlu dipantau kembali untuk memastikan ruang belajar yang nyaman dan kondusif, tidak memerlukan jarah tempuh yang jauh, serta sesuai dengan kebutuhan warga belajar di setiap kelompok;

c. Berdasarkan evaluasi proses, Pimpinan Lapangan perlu melakukan live in ke lokasi-lokasi pelaksanaan program untuk mengawas dan mengontrol secara langsung pelaksanaan kegiatan di setiap wilayah dan kinerja Koordinator Wilayah dan Tutor. Penentuan Tutor dan Korwil perlu diseleksi kembali, diperlukan pengajar dan pengawas yang kreatif dan berdedikasi terhadap pelaksanaan program. Upayakan Tutor tidak memiliki double job, agar dapat berkonsentrasi

terhadap perkembangan kelompok belajar.

Misalnya bekerja sama dengan perguruan tinggi atau fakultas pendidikan untuk melibatkan mahasiswa dalam penuntasan keaksaraan melalui kegiatan KKN (Wahyuni, Machfudz, & Badrih, 2017). Selain itu, perlu juga kegiatan-kegiatan tambahan untuk meningkatkan daya tarik dan semangat warga belajar untuk mengikuti proses

(6)

6

belajar. Misalnya kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat warga belajar, seperti saran yang disampaikan Andriyani dan Suhartono (2017) yang melaksanakan program keaksaraan dengan metode tematik, yaitu proses pembelajaran yang disesuikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik, karakteristik lingkungan di mana peserta tinggal, situasi dan kondisi saat proses pembelajaran berlangsung di kelompok belajar;

d. Berdasarkan evaluasi produk, program PBA LAI di Sumba Barat belum mencapai target yang diharapkan tapi telah memberikan dampak bagi warga belajar baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah perlu adanya bimbingan dan arahan kepada Korwil selaku salah satu evaluator hasil belajar warga belajar tentang mekanisme evaluasi dan tujuan yang ingin dicapai dari evaluasi hasil belajar. Perlu adanya arahan bagi Tutor tentang pentingnya tujuan evaluasi hasil belajar sebagai salah satu cara memperbaiki kinerja Tutor.

1.2.2 Kepada Gereja; berdasarkan evaluasi konteks, input,

proses, dan produk, gereja sebagai lembaga yang menerima manfaat dari hasil program, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh gereja, meliputi:

(7)

7

a. perlu sekali gereja terlibat langsung melalui perkunjungan ke kelompok belajar di wilayahnya untuk memotivasi dan mengontrol kegiatan-kegiatan agar sesuai dengan tujuan;

b. gereja perlu memperhatikan ruang belajar yang kondusif dan nyaman serta berada pada tempat yang strategis agar warga belajar tidak menempuh jarak yang jauh untuk belajar.

1.2.3 Kepada Pemerintah; berdasarkan evaluasi konteks,

input, proses, dan produk, rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah daerah Sumba Barat meliputi;

a. Pemerintah perlu melakukan perkunjungan ke kelompok belajar, warga belajar, atau program PBA LAI secara keseluruhan agar dapat mengetahui perkembangan program;

b. Dukungan pemerintah berupa pengadaan sarana dan prasarana, SDM atau Tutor/Korwil yang berdedikasi dan kreatif, dana dan lain sebagainya akan membantu tercapainya tujuan dalam program PBA LAI di Sumba Barat;

c. Pemerintah Kabupaten Sumba Barat perlu secara intensif dan mendalam memperhatikan

program-program keaksaraan yang berlangsung di

daerahnya, baik pelaksanaan kegiatan program dan program kegiatan lanjutannya sehingga dapat

(8)

8

melakukan evaluasi secara keseluruhan untuk meningkatkan jumlah angka melek huruf dan minat masyarakat terhadap pendidikan.

5.3. Rekomendasi untuk penelitian sejenis selanjutnya.

Mempertimbangkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian evaluatif, di mana menurut Arikunto dan Jabar (2009) terbatas untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh obyek yang dievaluasi, sehingga perlu dilakukan penelitian pada subyek dan lokasi lain. Temuan dan rekomendasi evaluasi dalam penelitian ini perlu ditinjau ulang lagi dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan lokal, sebelum diterapkan atau digeneralisasikan pada program keaksaraan di daerah lainnya. Penelitian selanjutnya juga dapat melakukan evaluasi program terhadap komponen impact dari program PBA LAI baik di Kabupaten Sumba Barat maupun di daerah lainnya tempat pelaksanaan program PBA LAI, dengan memastikan bahwa program telah dievaluasi secara komprehensif sebelumnya.

Beberapa hal yang penulis dapat dari hasil penelitian dan penulisan tesis ini, adalah:

a. mereka yang tidak dapat membaca dan menulis atau buta aksara bukan berarti mereka BODOH, seperti stigma yang berkembang di lingkungan. Mereka hanya tidak mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan karena terbatasi oleh jarak, waktu dan informasi;

(9)

9

b. memberantas buta aksara, bukanlah hal yang sulit dan juga bukan hal yang mudah. Membutuhkan dedikasi dan kerja sama berbagai pihak untuk mencapai warga yang bebas aksara dan memiliki minat membaca.

Referensi

Dokumen terkait

Penyelengggaraan pendidikan di sekolah dipandang sebagai suatu sistem “dimana komponen-komponen sistem itu saling ketergantungan sehingga berhubungan dan saling

Dari penjelasan dan uraian yang ada dalam kuesioner ini, dengan ini saya menyatakan setuju, tanpa paksaan sebagai responden penelitian dengan judul Studi Literasi Keuangan

Bahan baku pembuatan bioplastik yang dipilih dapat berasal dari limbah rumah tangga seperti air cucian beras dan diolah dengan bantuan bakteri Acetobacter

[r]

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan spiritualitas pada istri bekerja yang berada dalam tahap

Sedangkan, Investor yang dimaksud dalam skripsi ini adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal pada produk investasi atau efek Reksa dana

Kepercayaan yang berkembang sampai saat ini dengan banyaknya masyarakat yang memiliki perbedaan latar belakang baik sosial, budaya bahkan ekonomi membuat Desa

- Tingkatan ketiga atau tingkatan kemiskinan paling tinggi, merupakan kelompok miskin yang mampu menyediakan makan tiga kali sehari, pakaian yang dimiliki lebih dari dua