Metropilar Volume 11 Nomor 1 Januari 2013
SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN
KENDARI
Mansur
Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Haluoleo ABSTRACT
Electric system power is influenced that several aspect for determined how big power electric, depend of electric power study room building and it will be planned .The goal of this research is determine the planning electric study room building.
The result of the data will be useful as consideration a system reconstruction in order to increase the system power electric study room building and can help provide the electrical sistem how to prepare for future building room development.
Key Words: Electric, Power, Building Room
ABSTRAK
Sistem kelistrikan pada ruang belajar dipengaruhi beberapa aspek tergantung besarnya kapasitas daya yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan sistem kelistrikan pada gedung ruang belajar.
Hasil dari data tersebut akan berguna sebagai pertimbangan rekontruksi sistem dalam rangka meningkatkan sistem kelistrikan pada gedung ruang belajardan dapat memberikan gambaran bagaimana mempersiapkan pengembangan sistem kelistrikan pada gedung ruang belajar pada masa depan.
Kata Kunci: Electric, Power, Building Room
PENDAHULUAN
Ruang belajar sebagai proses belajar mengajar yang harus dipersiapkan secara baik demi terjaminnnya sasaran yang akan dicapai, oleh karena itu perlu didukung fasilita-fasilitas utamanya dibidang kelistrikan agar membantu mahasiswa menjalankan aktifitasnya didalam kampus.
Tenaga listrik harus di salurkan dengan baik dan handal bila tidak menggunakan perlengkapan atau peralatan instalasi yang baik dan tepat. Pemasangan pemeliharaan alat-alat instalasi listrik tersebut harus berdasarkan pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara. Agar perusahaan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedungdari gangguan listrik seperti terjadinya hubung singkat. Oleh karena itu syarat utama instalasi listrik adalah: Andal, keandalan atau kelangsungan kerja mensupplay arus listrik ke beban/konsumen harus dijamin dengan baik dari aliran listrik bila terjadi gangguan.
Tercapai, penempatan dalam pemasangan peralatan instalasi listrik relative mudah di jangkau oleh pengguna mengoprasikannya dan tidak rumit.
Tersedia, artinya kesiapan instalasi untuk kemungkinan pengembangan/perluasan instalasi.
Aman, instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan jiwa manusia dan
terjaminnya peralatan listrik dan benda disekitarnya dari kerusakan.
Ekonomis, perencanaan listrik harus tepat sesuai dengan kebutuhan dengan bahan dan peralatan seminim mungkin, mudah pemasangannya maupun pemeliharan. Instalasi listrik harus dipasang sesuai standard dan tetap berpedoman pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
METODE PENELITIAN
Pada perencanaan kelistrikan ini dilakukan dengan data-data lapangan (primer maupun sekunder) dari kondisi kelistrikan dari Sistem Kelistrikan Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan Kendari, melakuakn survey langsug dilapangan berupa : beban lampu penerangan, beban Air Conditioner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Kelistrikan Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan Kendari terbagi beberapa bagian yaitu:
1. Sistem yang digunakan. 2. Peralatan Hubung Bagi (PHB). 3. Kabel Penghantar.
4. Jalur Penghantar.
5. Saluran Penghantar Dalam Bangunan. 6. Kontak-kontak Biasa (KKB).
Metropilar Volume 11 Nomor 1 Januari 2013 7. Jenis lampu dan Armatur.
8. Penentuan Keseimbangan Beban.
9. Penentuan banyaknya Kelompok Penerangan. 10. Penentuan Ukuran Pengaman dan penghantar. 11. Sistem Pengoprasian.
Syarat-syarat Teknis sistem kelistrikan Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan Kendari adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang dipergunakan
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberi listrik untuk keperluan penerangan (lampu) serta peralatan-peralatan listrik lainnya. Beban listrik dibagi beberapa group atau kelompok. Maksud pembagian beban ini adalah untuk mempertinggi keandalan sistem.
Apabila salah satu bagian mendapat gangguan hubung singkat maka bagian yang lain tidak terjadi gangguan hubung singkat.
a. Peralatan Hubung Bagi (PHB). - Panel Utama.
- Panel 1. - Panel 2. - Panel 3.
b. PHB yang digunakan secara teknis diatur sebagai berikut:
- PHB terbuat bahan plat baja dengan tebal 2,0 mm dan dicat menurut Peraturan Umum InstalasiListrik Indonesia (PUIL 2000).
- PHB dipasang menempel pada dinding dengan tinggi dari lantai ± 2 meter dan rangka panel harus ditanahkan menurut Peraturan Instalasi listrik (PUIL). - PHB dilengkapi dengan kunci pegaman
serta lampu, penutup panel dilengkapi dengan :
1) Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan pada fasa R, S, dan T.
2) Pilot lampu untuk push-button on/off, yang menyatakan sistem yaitu on atau off.
Warna-warna untuk pilot lampu yang dipakai adalah sebagai berikut:
1) Untuk fasa R : Warna merah 2) Untuk fasa S : Warna
kuning.
3) Untuk fasa T : Warna biru. - Komponen yang digunakan pada PHB
yaitu : NFB, MCCB, MCB, pilot lampu, amperemeter dan voltmeter.
- Penyambungan penghantar dengan busbar atau rel menggunakan sesuai aturan PUIL.
2. Kabel Penghantar
Kabel penghantar yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Semua penghantar listrik digunakan sesuai beban terpasang dan standar PUIL. b. Penghantar yang menghubungkan
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) utama dengan Panel Penerima (PP) digunakan kabel penghantar dengan type NYY dan NYFGbY berurat tunggal ditambah kabel BC sebagai pentanahan (ground).
c. Penghantar yang menghubungkan panel penerima (PP) dengan titik beban mengguankan kabel penghantar NYY dan NYFGbY.
d. Semua kabel-kabel harus dipasang dalam kontruksi armature.
3. Saluran Penghantar Dalam bangunan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Untuk instalasi saluran penghantar diluar
bangunan, saluran beton kecuali untuk penerangan luar, di pergunakan pipa galvanized 0,3”. Saluran beton dilengkapi dengan hole dipergunakan untu belokan penhantar.
b. Setiap saluran kabel dalam banguan dipergunakan pipa conduit EGA/Gilex minimum diameter 5/8”. Setiap percabangan atau pengambilan saluran penghantar luar harus mengguankan junction box yang sesuiai, dan sambungannyayang lebih dari satu harus mengguanakan terminal strip didalam junction box.
c. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilenkapi dengan “socket/locknut”, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel.
4. Kontak Kontak Biasa.
Kontak-kontak padasetiap ruangan dipasang setinggi 30 cm dari permukaan lantai. Kotakkontak dipasang tertanam pada dinding tembok sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Kotak kontak yang ditempatkan pada lantai harus tertutup dalam kotak lantai, yang khusus diizikan untuk penggunaan ini, sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
5. Penentuan Keseimbangan Beban
Pada Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan tenaga listrik yang tersedia dari 3
Metropilar Volume 11 Nomor 1 Januari 2013 berbeda sedikit, sehingga ketiga fasanya
seimbang.
Cara menentukan atau merencanakan keseimbangan beban ini harus dilihat dari setiap kapasitas fasanya secara keseluruhan yaitu beban fasa R, S,dan T, sehingga diperoleh keseimbangan tiap-tiap antar fasa R
1. Penentuan Banyaknya Kelompok Penerangan. Penentuan banyaknya kelopok penerangan digunakan untuk mempermudah apabila terjadi gangguan listrik, menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik instalsi penerangan harus diamankan sendiri-sendiri dengan memakai pengaman lebih seperti NFB, MCCB dan MCB.
2. Penentuan Ukuran Pengaman dan Penghantar. Penentuan ukuran pengaman disini berdasarkan besarnya arus nominal dari pengaman. Sedang yang dimaksud penghantar disini adalah ukuran luas penampang kawat penghantar yang diguanakan.
Adapun cara menentukan ukuran pengaman dan kawat penghantar yang digunakan yaitu: 3. Dihitung/dijumlahkan lebih dahulu berapa
daya seluruh muatan dari penghantar tersebut. Berdasarkan besar muatan itu, dihitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut.
4. Ukuran penghantar dapat diketahui melalui tabel berapa KHA (Kuat Hantar Arus) dan jenis pengaman apa yang digunakan.
5. Untuk penghantar yang telah diperoleh harus diperiksa agar :
- Harus lebih besar/sama dari ketentuan batas minimum ukuran penghantar yang diizinkan oleh PUIL.
- Rugi tegangan tidak boleh melebihi batas ketentuan yang ditentukan, yaitu 2% untuk lampu penerangan dan 5% untuk peralatan lainnya.
6. Sistem Pengoprasian
Beban yang ada pada Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan Kendari di suplay dari jaringan listrik PLN melalui transformator kemudian hubunkan dengan jaringan listrik melaui SR ke gedung.
Tabel 1. Data-data lampu, saklar dan power AC yang digunakan pada lantai 1.
No Material Jumlah
1 Lampu TKI 2x36 Watt 45
2 Lampu Downlight Place 14 Watt 37 3 Lampu GMS 20 Watt 1 4 Saklar Tunggal 10 5 Saklar Ganda 16 6 Saklar Tripel 2
7 Saklar 2 way engkel 1
8 Stop Kontak 78
9 Power AC 33
Tabel 2. Data-data lampu, saklar dan power AC yang digunakan pada lantai 2.
No Material Jumlah
1 Lampu TKI 2x36 Watt 48
2 Lampu Down light Place 14 Watt 28 3 Lampu GMS 20 Watt 4 4 Saklar Tunggal 1 5 Saklar Ganda 13 6 Saklar Tripel 2
7 Saklar 2 way engkel 4
8 Stop Kontak 78
9 Power AC 33
Tabel 3. Data-data lampu, saklar dan power AC yang digunakan pada lantai 3.
No Material Jumlah
1 Lampu TKI 2x36 Watt 48
2 Lampu Down light Place 14 Watt 28 3 Lampu GMS 20 Watt 4 4 Saklar Tunggal 1 5 Saklar Ganda 13 6 Saklar Tripel 2
7 Saklar 2 way engkel 4
8 Stop Kontak 90
Metropilar Volume 11 Nomor 1 Januari 2013 Tabel 4. Kapasitas Daya terpasang pada lantai 1.
Pengaman (MCCB 3PH) Pengaman (MCB 1PH) Group Kabel Daya (VA) R S T 40 A 18 KA
10 A 6 KA 1 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 558
10 A 6 KA 2 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 2 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 720
10 A 6 KA 3 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 506
10 A 6 KA 4 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 315
10 A 6 KA 5 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 608
10 A 6 KA 6 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 7 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 322
10 A 6 KA 8 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 9 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 10 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 11 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1600
10 A 6 KA 12 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 13 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 14 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
10 A 6 KA 15 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 16 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
10 A 6 KA 17 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
10 A 6 KA 18 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
10 A 6 KA 19 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
7204 5977 6128
19.303 VA
Tabel 5. Kapasitas Daya terpasang pada lantai 2. Pengaman (MCCB 3PH) Pengaman (MCB 1PH) Group Kabel Daya (VA) R S T 40 A 18 KA
10 A 6 KA 1 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 458
10 A 6 KA
10 A 6 KA 2 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 3 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 4 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 5 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 6 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 570
16 A 6 KA 7 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
16 A 6 KA 8 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
16 A 6 KA 9 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 444
16 A 6 KA 10 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
16 A 6 KA 11 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
16 A 6 KA 12 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
16 A 6 KA 13 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
16 A 6 KA 14 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 800
4137 3820 2754
Metropilar Volume 11 Nomor 1 Januari 2013 Tabel 6. Kapasitas Daya terpasang pada lantai 3.
Pengaman (MCCB 3PH) Pengaman (MCB 1PH) Group Kabel Daya (VA) R S T 40 A 18 KA
10 A 6 KA 1 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 458
10 A 6 KA
10 A 6 KA 2 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 3 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 4 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 5 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 6 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 570
10 A 6 KA 7 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
10 A 6 KA 8 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 540
16 A 6 KA 9 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 444
16 A 6 KA 10 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
16 A 6 KA 11 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1400
16 A 6 KA 12 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
16 A 6KA 13 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 1200
16 A 6 KA 14 NYM 3x2,5mm2 dalam Conduit 800
4137 3820 2754
10.712 VA
Tabel 7. Kapasitas Panel SDP Gedung Kelas Pengaman MCCB
3 PH
Pengaman MCCB 3 PH
PP Kapasitas Daya (VA)
300, 36 KA CT 300/5A 40A, 18 KA PP-LT 1 19.303 VA 25A, 18 KA PP-LT 2 10.712 VA 25 A, 18 KA PP-LT 3 10.712 VA 63 A, 25 KA P-AC1 34,650 VA 63 A, 25 KA P-AC2 35,550 VA 30 A, 18 KA P- AC3 35,550 VA Total 146,247 VA
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil uraian diatas, maka dapat ditarik sebagai berikut:
1. Pemakaian daya listrik untuk penerangan pada gedung Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan Kendari terdiri dari lantai 1 yaitu 19.303 VA, lantai 2 yaitu 10.712 dan lantai 3 yaitu 10.712 VA total keseluruhan yaitu 40.727 VA.
2. Pemakaian daya listrik untuk AC pada gedung Gedung Ruang Belajar Politeknik Kesehatan Kendari terdiri dari lantai 1 yaitu 34,650 VA, lantai 2 yaitu 34,550 dan lantai 3 yaitu 35,550 VA total keseluruhan yaitu 104,850 VA. 3. Kabel yang digunakan adalah disesuaikan
dengan kapasitas KHA (Kuat Hantar Arus) pada sistem penerangan digunakan kabel Jenis NYM 3x2,5 mm2.
4. Sistem pengaman dibagi setiap group makin besar kapasitas daya terpasang maka semakin besar kapasitas MCBnya .
DAFTAR PUSTAKA
Van Harten, P. Setiawan E. Jr,”Instalasi Listrik Arus Kuat” Jilid 1, 2, edisi 3 Percetakan Binacipta Bandung, Jakarta, 1993.
Arismunandar A 1979, Teknik Tenaga Listrik, Jilid I Pembangkitan Dengan Tenaga Air, Pradnya Paramita, Jakarta
Zuhal , 1995 Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Nono Moelyono W, Pengantar Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri, ITS 1999. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, (PUIL) Heru Subagyo,2000, Rangkuman materi
Pembekalan Uji Keahlian Bidang Teknik Tenaga Listrik , APEI.