• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERPUSTAKAAN PROGRESIF BUKU CINTA ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERPUSTAKAAN PROGRESIF BUKU CINTA ALAM"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERPUSTAKAAN

PROGRESIF

Aulia Rachmanida Aulia Fahmi

Hanna Monissa Herda Bagus B Dimas Kurniawan Ervana DF

Riski Yuli

(2)

PERPUSTAKAAN

PROGRESIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penerbit PT Sinar Pustaka

Perpustakaan bukan hanya

tempat buku-buku

dimuseumkan, bukan tempat

untuk buku-buku hanya sebagai

sebagai pajangan saja.

Perpustakaan sekarang telah berubah menjadi perpustakaan yang

menarik untuk dikunjungi. Ruangan direnovasi sedemikian rupa

sehingga menarik dan nyaman untuk dikunjungi, koleksi yan

tersedia dilengkapi sehingga informasi yang ada dapat memenuhi

kebutuhan informasi pengguna, perpustakaan juga mengikuti

perkembangan zaman yang ada, koleksi yang ada tidak hanya

sekedar buku tercetak saja namun perpustakaan telah berubah

menjadi perpustakaan yang menyediakan e-book, pelayanan di

perpustakaan sendiri sudah menggunakan teknologi modern

seperti penelusuran bahan pustaka sudah banyak perpustakaan

yang menggunakan OPAC , daftar kunjungan pemustaka sudah

menggunakan komputer, dan masih banyak lagi layanan

perpustakaan yang telah menggunakan teknologi modern dan

meninggalkan sistem manual.

(3)

PERPUSTAKAAN

PROGRESIF

Aulia Rachmanida Aulia Fahmi

Hanna Monissa Herda Bagus B Dimas Kurniawan Ervana DF

Riski Yuli

(4)

PERPUSTAKAAN PROGRESIF

Copyright © 2015, ILPUS A

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

All Right Reserved

ISBN : 978-256-9275-82-9

Diterbitkan oleh:

PT. Sinar Pustaka

Jl. Abimanyu No. 12, Semarang

Jawa Tengah

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Perpustakaan Progresif / Dimas Kurniawan .— Jakarta: Sinar Pustaka, 2015

v, 49 hlm, 20 cm

ISBN : 978-256-9275-82-9

(5)

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.

Buku ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan terhadap mutu pendidikan.

Buku ini memuat tentang “Perpustakaan Progresif” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap kemajuan perustakaan yang ideal.

Bersama ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa semua yang telah banyak membantu penulis agar dapat menyelesaikan buku ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.

Dalam penyusunan buku ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan buku selanjutnya. Semoga dengan adanya buku ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

(6)

PENGERTIAN PERPUSTAKAAN DAN PROGERSIF

 Perpustakaan

Pada zaman modern seperti saat ini sumber informasi dapat diperoleh dari mana saja, kapan saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Sumber informasi dapat diperoleh dari buku, situs web, maupun dari orang disekitar kita bahkan sosial media pun dapat menjadi sumber informasi. Namun, tidak semua sumber informasi dapat dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu kita perlu memastikan terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut, dengan cara tidak melihat dari satu sumber saja namun beberapa sumber juga harus kita perhatikan. Ledakan informasi saat ini memungkin kita untuk kesulitan dalam memastikan sumber informasi.

Setiap saat ilmu pengetahuan juga terus berkembang, informasi yang didapatkan juga terus bertambah. Diperlukannya revisi-revisi pada setiap perubahan. Namun, perubahan tersebut tentunya tidak langsung bisa diterima langsung oleh masyarakat. Perlu tahap-tahapan dalam merevisi sebuah informasi misalnya saja buku butuh waktu sekian lama untuk merevisi buku tersebut. Internet? Mungkin akan bekerja lebih cepat dari pada buku dalam menyampaikan informasi namun itu hanya berlaku bagi masyarakat informasi saja atau masyarakat modern, bagaimana dengan masyarakat biasa yang tidak mengerti teknologi? Karena pada zaman sekarang informasi dibuka selebar-lebarnya sehingga semua orang bisa mengunduh maupun mengupload informasi ke web dan tentunya kebenaran yang disediakan belum dapat terjamin.

Surat kabar dan media elektronik (seperti tv dan radio) dapat menjadi sumber informasi juga, justru surat kabar dan media elektronik akan lebih cepat menyebar informasi atau ilmu perngetahuan terbaru karena saat ini hampir setiap rumah telah memiliki televisi dan mampu mengaksesnya dan surat kabarpun mudah untuk didapat.

Lantas bagaimana dengan tempat informasi yang memiliki jutaan informasi?

Akan tempat itu telah tergeser oleh arus modernisasi saat ini? Padahal tempat itu bisa diakses oleh berbagai pihak.

(7)

Sebenarnya apa itu perpustakaan?

Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 3)”perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.”

Menurut Sutarno NS (2006 : 11)”perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.”

Menurut IFLA(International of Library Associationsand Institution)”perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.”

Menurut KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti pustaka atau buku. “perpustakaan” artinya kumbulan buku(bacaan,dsb); bibliotek.

Menurut UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Dapat disimpulkan bahwa perpustakaa adalah suatu tempat yang menyimpan koleksi seperti buku, koleksi tercetak dan non tercetak lainnya yang disusun berdasarkan sistematis yang telah ditentu sehingga dalam pengguna mencari bahan pustaka lebih mudah.

Betapa pentingnya sebenarnya perpustakaan itu bagi kita, hanya saja kita belum mampu memanfaatkan dengan maksimal fungsi perpustakaan.

 Progresif

(8)

PERPUSTAKAAN PROGRESIF

Perpustakaan adalah tempat yang tidak menarik untuk dikunjungi dan membosankan. Namun tahukah Anda bagaimana perpustakaan sekarang?

Perpustakaan bukan hanya tempat buku-buku dimuseumkan, bukan tempat untuk buku-buku hanya sebagai pajangan saja.

Perpustakaan sekarang telah berubah menjadi perpustakaan yang menarik untuk dikunjungi. Ruangan direnovasi sedemikian rupa sehingga menarik dan nyaman untuk dikunjungi, koleksi yan tersedia dilengkapi sehingga informasi yang ada dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna, perpustakaan juga mengikuti perkembangan zaman yang ada, koleksi yang ada tidak hanya sekedar buku tercetak saja namun perpustakaan telah berubah menjadi perpustakaan yang menyediakan e-book, pelayanan di perpustakaan sendiri sudah menggunakan teknologi modern seperti penelusuran bahan pustaka sudah banyak perpustakaan yang menggunakan OPAC , daftar kunjungan pemustaka sudah menggunakan komputer, dan masih banyak lagi layanan perpustakaan yang telah menggunakan teknologi modern dan meninggalkan sistem manual.

Kemajuan yang ada di perpustakaan tidak lepas dari kemajuan teknologi. Teknologi sangat berguna untuk kemajuan perpustakaan, sehingga perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk museum buku saja namun juga telah menjalankan fungsi perpustakaan yang sesungguhnya yaitu menyediakan informasi untuk masyarakat. Teknologi yang ada di perpustakaan memberikan dampak yang begitu besar bagi perpustakaan salah satunya masyarakat mulai berkunjung kembali ke perpustakaan. Tersedianya berbagai layanan-layanan di perpustakaan membantu meningkatkan minat kunjung masyarakat ke perpustakaan dengan berkunjung ke perpustakaan sedikit banyak telah memberi informasi kepada masyarakat.

Perpustakaan Progresif itu berarti “Menuju Perpustakaaan ideal” yan berarti perpustakaan menyiapkan dirinya ke arah kemajuan dengan adanya keinginan yang kuat untuk bergerak ke arah perbaikan , lebih maju , modren , daripada sebelumnya untuk memenuhi informasi pemustaka yang semakin modren.

Untuk mewujudkan pepustakaan Progresif memamang bukan hal yang mudah tapi bisa terlaksana dengan pencapaian hal-hal seperti dibawah ini :

(9)

Keluwesan dalam menanggapi dinamika perubahan jaman oleh pustakawan mutlak diperlukan jika perpustakaan ingin maju. Sekarang ini jalan yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah SDM dalam dunia perpustakaan adalah menetapkan ketentuan calon pustakawan harus berpendidikan minimal D-2 perpustakaan. Tapi walaupun begitu ternyata perpustakaan belum dapat berkembang secara optimal. Rupanya dengan hanya berpendidikan D2 perpustakaan saja belum cukup. Hal yang terpenting dalam pengadaan SDM untuk menuju perpustakaan yang ideal adalah pustakawan yang berdedikasi tinggi pada tugas dan mempunyai kemampuan plus. Mereka tidak hanya bermodalkan tanda lulus dari D2. perpustakaan tapi juga harus bisa menguasai ketrampilan lain yang ada hubungannya dengan pengolahan perpustakaan seperti komputer. Di jaman yang serba canggih ini komputer tak bisa ditinggalkan begitu saja, karena komputerlah yang menguasai semua jaringan informasi global. Padahal kita tahu bahwa perpustakaan adalah pusat dan penyebar informasi. Alangkah menyedihkan jika perpustakaan yang pada SDM dalam perpustakaan tersebut. Jika SDM-nya cukup berkemampuan untuk membuat kebijakan yang membuat perpustakaan maju, maka perpustakaan akan cepat berkembang. Manajemen yang terkesan berbelit-belit dan kolot tak lagi berlaku di jaman sekarang. Untuk itu dibutuhkan segalanya yang serba praktis dan efektif termasuk dalam mengatur perpustakaan . Penambahan pegawai perpustakaan yang tidak dapat berperan banyak seharusnya dihilangkan, karena tidak efektif. Biaya yang dikeluarkan untuk menggaji mereka sia-sia saja. Bila perpustakaan benar-benar membutuhkan tambahan tenaga baru maka sistem penerimaannya harus dilakukan secara selektif bukan menggunakan sistem kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan yang fatal. Dengan kata lain bahwa perpustakaan mementingkan kualitas dari pada kuantitas pengelolanya. Selain itu pengaturan struktur organisasinya juga harus jelas. Masing-masing bagian harus mengerti tugas dan kewajibannya. Bagian pengadaan bahan pustaka, pengolahan, penyimpanan dan redistribusi harus tahu kedudukannya dan peranannya dalam perpustakaan. Kalau mereka sudah tahu dan menyadari akan hal itu maka proses temu kembali informasi akan terjadi secara cepat dan tepat. Selain itu manajemen yang ada juga harus mengutamakan komunikasi yang baik antara bawahan dan atasan. Bentuk komunikasi seperti ini penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjalankan tugas. Sikap atasan yang terkesan "galak" pada bawahannya kurang baik walaupun sikap tegas juga diperlukan. Sikap yang tidak bersahabat dari atasan pada bawahan akan menyebabkan bawahan tidak bisa berkembang karena merasa terkekang.

(10)

sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian. Dari pengertian ini, ditekankan bahwa untuk mencapai tujuan, diperlukan sumber daya manusia, dan sumber-sumber nanmanusia yang berupa sumber dana, teknik atau sistem, fisik, perlengkapan, informasi, ide atau gagasan, dan teknologi. Elemen-elemen tersebut dikelola melalui proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang diharapkan mampu mengahsilkan produk berupa barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna.

3. Sesuatu yang tak kalah pentingnya dalam mewujudkan perpustakaan ideal adalah lengkapnya koleksi yang dimiliki oleh perpusta-kaan. Kita mungkin sering mengalami kekecewaan manakala kita datang ke perpustakaan untuk mencari informasi ternyata kita di sana tidak memperoleh apa-apa hanya karena perpustakaan tersebut tidak lengkap. Sebetulnya hal itu tidak perlu terjadi apabila perpustakaan rajin mengadakan kerjasama di antara mereka. Perpustakaan tak perlu membeli semua bahan koleksi untuk melayani pemakai, karena hal itu tak mungkin. Tapi dengan adanya kerjasama antar perpustakaan yang baik dan konsisten maka biaya pengadaan bisa ditekan. Bentuk kerjasama tentu saja ber-macam-macam mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai kerjasama pengolahan. Kerjasama antar perpustakaan tidak hanya menguntungkan pemakai saja tapi juga para pustakawannya, karena antar pustakawan dapat saling bertukar informasi atau seputar dunia kerja di perpustakaan sehingga pengalaman mereka menjadi lebih banyak.

4. Soal dana. Sampai saat ini masalah yang dihadapi perpustakaan adalah kurangnya dana yang dimiliki oleh perpustakaan dan sedikitnya subsidi dari pemerintah. Alasan ini pula yang sering disebutkan untuk menjawab mengapa perpustakaan kurang berkembang. Tapi seharusnya hal itu tak perlu terjadi karena perpustakaan dapat memperoleh dana dari luar apabila pustakawannya mampu dan mau berkreasi. Cara yang ditempuh banyak sekali, diantaranya selain menajdi tempat peminjaman buku pada masyarakat, perpustakaan juga membuka usaha lain seperti fotokopi, menjual peralatan sekolah, bahkan makanan. Hal tersebut boleh-boleh saja asal tidak mengganggu tugas utamanya sebagai tempat penyebar ilmu dan informasi. Tapi untuk mewujudkan hal itu memang tidak mudah tapi bisa terlaksana. Usaha yang pertama dilakukan tak perlu menyiapkan modal yang sangat besar tapi dilakukan secara bertahap. Yang paling pokok yang menjadi pedoman adalah tugas dan fungsi perpustakaan tidak terabaikan. Jangan sampai membuka usaha lain sukses tapi tugas utama rusak. Jenis perpustakaan seperti ini telah sukses dilaksanakan di luar negeri terutama di negara maju. Mereka membangun perpustakaan seperti tempat belajar dan rekreasi yang tenang dan nyaman, sehingga masyarakat sangat antusias untuk menggunakannya. Selain membaca buku mereka dapat berbelanja untuk kebutuhan belajar-nya di perpustakaan. Pada awalnya itu semua merupakan usaha kecil-kecilan tapi berkat usaha, kerja keras dan didukung oleh SDM yang bermutu dan berdedikasi tinggi maka perpustakaan ideal bisa terwujud.

(11)

kepada masyarakat penggunanya. Gedung suatu perpustakaan haruslah yang benar-benar dirancang untuk perpustakaan dan diperhitungkan bagi kemungkinan pengembangan ke masa depan. Dimana letak gedung itu haruslah strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan semboyan suatu perpustakaan yang pada perguruan tinggi adalah “perpustakaan jantungnya perguruan tinggi”, sedangkan pada perpustakaan umum semboyannya adalah “perpustakaan otaknya masyarakat”, oleh karena itu maka selayaknya perpustakaan haruslah tepat berada ditengah-tengah masyarakat yang dilayaninya. Gedung perpustakaan juga harus diperlengkapi dengan sarana dan fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan, ruang pengolahan, ruang staf dan pimpinan, toilet, areal parkir yang memadai, serta dirancang juga bagi pengguna penyandang cacat yang pakai kursi roda untuk dapat menggunakannya atau memasuki ruangan perpustakaan. Penerangan di perpustakaan juga harus cukup diperhatikan. Karena penerangan ini cukup menentukan dalam hal kenyamanan pengguna dalam hal membaca dan memanfaatkan perpustakaan. Penerangan di perpustakaan sedapat mungkin dirancang agar menggunakan cahaya alam dengan tidak mengabaikan penggunaan cahaya listrik. Karena sewaktu-waktu listrik juga sangat diperlukan apabila cuaca mendung dan lebih mengutamakan penggunaan cahaya alam tentu akan turut menghemat penggunaan energi listrik yang berdampak positif bagi pengalihan dana bagi kebutuhan perpustakaan yang dianggap lebih penting.

6. Layanan Otomasi (menerapkan teknologi informasi)

7. Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka perpustakaan sudah selayaknya mengaplikasikan komputer dalam pekerjaan pelayanannya. Penerapan komputer diperpustakaan inilah yang dikatakan dengan otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan (library automation) ini adalah istilah yang sering digunakan untuk pemanfaatan komputer atau teknologi informasi di perpustakaan. Otomasi perpustakaan merupakan usaha mengalihkan pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh staf perpustakaan dengan cara manual, kepada mesin sebagai alat bantu dengan memperkecil campur tangan manusia dalam pengoperasiannya.

(12)

dipilih diantara yang beredar di pasaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial perpustakaan itu sendiri. Perangkat lunak itu antara lain adalah NCI-Bookman, INMAGIC, LIBRARIAN, Micro CDS/ISIS ataupun versi Windowsnya yaitu Winisis, VTLS, TINLIB dan lain-lain. Penerapan komputer atau otomasi perpustakaan tentulah berdasarkan pertimbangan terhadap kemampuan komputer yang sangat cepat dan tepat dalam pekerjaan yang sering dan selalu berulang-ulang. Sehingga dengan menggunakan komputer biaya pengerjaannya akan lebih murah dibanding dengan tenaga manusia (Davis, 1986:43).

9. Layanan Pandang Dengar (audio visual) Layanan pandang dengar adalah

kegiatan peminjaman atau pemutaran pustaka pandang dengar kepada pengguna perpustakaan. Dimana koleksi perpustakaan yang termasuk dalam

pustaka pandang dengar ini adalah kaset, film, slide, piringan hitam, compact

disc (CD), kaset video dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut dapat saja dipinjamkan atau diputarkan di perpustakaan sendiri. Perlunya layanan

pandang dengar (audio visual) ini disajikan perpustakaan adalah mengingat

perkembangan teknologi, terlebih-lebih pada sarana atau media penampung informasi yang merupakan perpaduan antara citra (gambar) dan suara yang memberi manfaat bagi peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya ingat masyarakat pengguna perpustakaan.

10. Layanan hotspot (Wifi) internet Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan

berupa layanan internet merupakan suatu terobosan atau inovasi yang sangat bagus dan memberi manfaat yang sangat besar bagi pengguna perpustakaan

dewasa ini. Layanan internet (international network) yang merupakan

perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah menjadi fenomena yang sangat menakjubkan terlebih-lebih sebagai salah satu media untuk mendapatkan atau penelusuran informasi.

Internet merupakan jaringan informasi global yang dapat dimanfaatkan di perpustakaan tanpa mengenal batas geografi, waktu, bangsa dan negara.

Internet dapat merupakan perwujudan library without wall atau perpustakaan

(13)

dan juga berkembang. Dengan tampilan yang semakin canggih dengan dukungan suara dan citra, dan bagi sebagian besar pengguna, internet dianggap sebagai sarana hiburan yang baru. Dengan asas “bebas untuk siapa saja”, setiap orang bisa mengakses informasi apapun yang tersedia di internet walaupun ada kontroversi tentang prinsip kebebasan akses informasi ini. Memang, jika disebagian besar negara maju akses ke internet telah tersedia di

perpustakaan dengan fasilitashotspot (Wifi) telah memungkinkan pengguna

perpustakaan menjelajah (surfing) di belantara internet tanpa bantuan

pustakawan. Tetapi perpustakaan di Indonesia yang telah menyediakan layanan akses ke internet bagi pemustakanya masih bisa dihitung dengan jari. Untuk itu perpustakaan perlu menerapkan layanan internet ini sebagai salah bagian dari mewujudkan perpustakaan yang ideal bagi masyarakat penggunanya

(14)

TUJUAN DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN PROGRESIF perpustakaan ini telah merubah paradigma lama tentang perpustakaan. kemajuan yang berkembang ini diharapkan mampu melaksanakan tujuan dari perpustakaan yang tertuang dalam undang-undang. Perpustakaan progresif tidak hanya melibatkan pihak dalam perpustakaan saja, namun juga melibatkan secara aktif masyarakat. Sehingga apa yang menjadi tujuan perpustakaan dapat terwujud, diperlukannya kerjasama antara pengurus perpustakaan dengan masyarakat.

Fungsi perpustakaan menurut UU No. 43 tahun 2007:

1. Fungsi pendidikan, pendidikan merupakan salah satu aspek maju atau tidaknya suatu negara. Dengan adanya pendidikan yang tinggi diharapkan masyarakat mempunyai wawasan yang luas pula. Fungsi pendidikan di perpustakaan diwujudkan dengan perpustakaan mampu meningkatkan minat baca masyarakat. Karena dengan membaca pengetahuan dan wawasan yang dimiliki pun juga akan bertambah.

Perpustakaan progresif dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang ada diharapkan mampu menarik minat masyarakat berkunjung ke perpustakaan dan mendapatkan informasi-informasi yang dapat menambah wawasan. 2. Fungsi penelitian, perpustakaan menyediakan banyak koleksi dari buku

umum, buku pelajaran, buku pengetahuan dan masih banyak lagi. Perpustakaan sebagai penyedia informasi memiliki fungsi penting dalam penelitian, karena di perpustakaan menyediakan banyak referensi sebagai bahan dalam melakukan penelitian.

(15)

3. Fungsi pelestarian, perpustakaan sebagai tempat melestarikan bahan pustaka (bahan pustaka merupakan sumber ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya). Perpustakaan menyimpan khasanah kebudayaan bangsa seperti foto, kased-kased, dan buku-buku sejarah. Berbeda dengan museum karena koleksi yang disimpan di museum berupa benda-benda yang harus dilestarikan.

4. Fungsi informasi, perpustakaan memiliki fungsi informasi ditunjukkan dengan memiliki banyak koleksi dan bermutu. Koleksi-koleksi ini yang nantinya akan memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Dengan banyaknya koleksi akan terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat. 5. Fungsi rekreasi, koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan tidak semua

tentang pengetahuan, banyak perpustakaan yang menyedia koleksi hiburan seperti novel, dongeng, cerita rakyat, film(video yang membangun). Tata ruang yang bersifat rekreatif juga menunjukan bahwa perpustakaan memiliki fungsi rekreasi, pengelolaan ruang yang nyaman dan mengasyikan membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di perpustakaan. kemajuan teknologi juga berdampak pada perpustakaan, perpustakaan yang progresif telah menyedia berbagai layanan agar pengunjung mendapatkan layanan yang baik sehingga dalam perpustakaan kita masih dapat menikmati layanan internet, wifi secara gratis.

Perpustakaan juga memiliki tugas pokok selain menjadi penyedia informasi bagi masyarakat yaitu mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan/gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman.

Kemajuan-kemajuan perpustakaan yang ada diharapkan agar fungsi perpustakaan kembali seperti tujuan perpustakaan yang utama yaitu penyedia informasi untuk masyarakat.

Kemajuan yang ada ini supaya masyarakat dapat tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(16)

dan progresif terhadap pembangunan diri, masyarakat, agama dan Negara.Perpustakaan progresif sistem Bergerak (pinjaman kelompok) dan sebuah Perpustakaan Bergerak e-Pustaka. sebagai salah sebuah pusat penyebaran ilmu dan maklumat khususnya untuk para pustakawannya.

perpustakaan progresif itu sendiri merupakan perpustakaan yang termasuk bagus karena perpustakaan progresif bisa menilai mana pustakawan yang handal dan mana pustakawan yang cuman sekedar tau-tau doang. Perpustakaan progresif juga bisa dipandang mana yang bener-bener niat dan gak sekedar omong kosong.

Progresif sendiri sering menunjukkan perilaku menarik diri, terisolasi, sulit diatur dan cemas.dan sifat progresif itu adalah sifat pustakawan dimananya pustakawan itu terlihat sangat dipercayai sama orang-orang dan bisa dibangakan.Perpustakaan progresif adalah para penyiar baru membutuhkan banyak bantuan agar ia merasa percaya diri dalam menyampaikan informasi kepada pustakawan.perpustakaan progresif juga sangat membutuhkan informasi kepada para si pemustaka dan selalu meng up to date informasi yang terbaru.Pepustakaan progresif memperoleh manfaat dari pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis, sifat-sifat yang ditonjolkan dalam Firman Allah hendaknya semakin nyata sewaktu Saudara berbicara dan mengajar. Teruslah perhatikan aspek-aspek pertumbuhan pustakawan. Ya, bersukacitalah atas kemajuan, dan kemajuan pustakawan yang pun akan nyata.

Perpustakaan progresif termasuk dalam pertumbuhan itu adalah bahwa pustakawan ’diperbarui dalam hal kekuatan yang menggerakkan pikiran para si pemustaka. Ini mencakup membangun kecenderungan mental yang selaras dengan pikiran si pemustaka. Untuk itu,pustakawan perlu terus-menerus membuka diri terhadap pikiran si pemustaka, agar dapat ”mengenakan kepribadian sang pstakawan yang baru”.

(17)

Perpustakaan progresif memiliki ”sepenuhnya memahami secara mental berapa lebar dan panjang dan tinggi dan dalamnya” kebenaran. Untuk itu, pustakawan memberikan pemberian berupa manusia untuk mengajar, mengadakan penyesuaian kembali, dan membina sidang. Merenungkan yang terilham secara teratur, disertai bimbingan dari para pengajar yang berpengalaman, dapat membantu sang pemustaka.

Topik perpustakaan progresif sendiri adalah san pemustaka tersebut masukkan dalam percakapan dapat menjadi petunjuk seberapa jauh pustakawan telah membuat kemajuan. Orang-orang yang telah mengenakan kepribadian baru tidak akan menuruti hasrat untuk mengatakan hal-hal yang tidak jujur, kasar, cabul, atau negatif. Sebaliknya, tutur kata mereka ’baik untuk membangun sehingga itu memberikan apa yang baik kepada para pendengar.

Kemajuan perpustakaan progresif dalam melakukan segala sesuatu menurut cara sang pemustaka hendaknya jelas terlihat di sidang maupun di rumah. Hal itu juga hendaknya nyata di sekolah, di tempat umum, dan di tempat pekerjaan duniawi pustakawan. Jika dalam keadaan-keadaan itu sang pemustaka memperlihatkan sifat-sifat yang saleh dalam kadar yang penuh, kemajuan pustakawan akan terpancar dengan sendirinya dan bakal kelihatan dengan kesendiriannya.

Pustakawan hendaknya tidak mengukur kemajuan berdasarkan berapa banyak pokok nasihat orang lain yang berhasil sang pemustaka memenuhi atau jenis penugasan apa yang telah diberikan kepada pustakawan, tetapi sebaliknya mengamati sejauh mana pelatihan itu telah meningkatkan mutu sang pemuustaka puji-pujian pustakawan. Sekolahan mempersiapkan kita agar menjadi lebih efektif dalam dinas pengabaran. Jadi, tanyakan kepada diri sendiri, ’Apakah saya mempersiapkan sebaik-baiknya apa yang hendak saya katakan dalam dinas pengabaran? Apakah saya telah belajar untuk memperlihatkan minat pribadi terhadap orang-orang yang saya beri kesaksian? Apakah saya membubuh dasar untuk kunjungan kembali dengan meninggalkan sebuah pertanyaan untuk didiskusikan di kemudian hari? Jika saya memberikan pengajaran Allah kepada seseorang, apakah saya berupaya mengembangkan diri sebagai pengajar yang dapat mencapai hati?’

(18)

menjalankannya. Jika diberi tugas yang menyangkut pengajaran, tanyakan kepada diri sendiri, ’Apakah saya benar-benar mengembangkan seni mengajar? Apakah saya membawakan bahannya sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi kehidupan orang-orang yang mendengarkannya?’

(19)

BAGAIMANA PERPUSTAKAAN PROGERSIF ITU?

Perpustakaan progresif telah berkembang pesat saat ini, hampir setiap perpustakaan telah menggunakan teknologi komputer. Peranan teknologi sangatlah penting dalam mendukung perpustakaan progresif. Perpustakaan bukanlah suatu tempat menyimpan buku saja namun sebagai sumber informasi, perpustakaan akan lebih berkembang apabila didalamnya terdapat layanan-layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Pada saat ini peran perputakaan telah digantikan dengan adanya

komputer, internet serta gagdet. Dengan adanya perpustakaan progresif ini diharapkan

fungsi perpustakaan dapat dikembali.

Minat baca di Indonesia sendiri masih tergolong rendah, hal tersebut dapat dibuktikan dengan pengunjung di perpustakaan yang relatif sedikit. Perpustakaan progresif telah membawa kemajuan-kemajuan pada masyarakat. Adanya perpustakaan progresif minat baca masyarakat meningkat dan jumlah pengunjung di perpustakaan juga meningkat.

Layanan-layanan yang disediakan perpustakaan progresif antara lain:

1. OPAC, opac merupakan sistem temu kembali bahan pustaka yang dapat digunakan pemusta. Dengan adanya opac koleksi yang dibutuhkan pengguna akan mudah diketahui letaknya. Opac ini berfungsi seperti katalog perpustakaan, adanya opac maka katalog manual sudah jarang digunakan lagi bahkan sebagian perpustakaan sudah tidak mempunyai lagi katalog manual. Hampir seluruh perpustakaan telah menggunakan OPAC.

2. Ruangan yang menyenangkan,

3. Tersedia sarana dan prasana yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Untuk mendapatkan perpustakaan yang selalu Progresif perlu diadakan nya layout kantor perpustakaan dan konsep nya yang terancang dengan baik menurut kebutuhan pustakawan dan pemustaka. Sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan.

(20)

kesadaran orang yang berbentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangakan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).

Konsep kantor perpustakaan terbagi dua yaitu:

1. Kantor dalam Arti Statis

Konsep kantor perpustakaan dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja, markas, biro, instansi, lembaga, jawatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan penyampaian/pendistribusian data/informasi. Konsep kantor dalam arti statis ini meliputi:

1. Lay out kantor

Lay out kantor atau tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor secara terperinci untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang praktis untuk melaksanakan

pekerjaan kantor (Moekijat, 1989:14 dalam presentasi Fatchun Hasyim, 2013).

Tujuan lay out kantor menurut The Liang Gie (1998:188) antara lain:

a. Pekerjaan memiliki jarak tempuh sependek mungkin.

b. Aktivitas tata usaha mengalir secara lancar.

c. Ruang digunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.

d. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.

e. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.

f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik

tentang organisasi itu.

g. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah

sewaktu-waktu diperlukan.

Sedangkan model lay out kantor menurut Hendi Haryadi (2009:126) dibedakan menjadi

dua, yakni model ruang kantor terbuka dan model ruang kantor tertutup.

Model ruang kantor terbuka merupakan ruangan untuk bekerja bersama-sama oleh

beberapa karyawan dan tidak dipisah-pisahkan, tetapi semua aktivitas dilaksanakan pada suau

(21)

Sedangkan model ruang kantor tertutup merupakan ruangan kerja yang dipisahkan

dalam kamar-kamar atau ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat

dari kayu.

2. Peralatan dan mesin

Peralatan adalah alat yang digunakan seseorang (dalam hal ini adalah staff ataupun

karyawan yang bekerja di kantor) untuk menyelesaikan tugas utamanya sehingga kegiatan di

kantor berjalan secara optimal dan sesuai tujuan yang diharapkan.

Peralatan yang terdapat di kantor digolongkan dalam dua jenis yaitu yang bersifat habis

pakai dan yang bersifat tahan lama. Pengertian peralatan yang habis pakai maksudnya adalah

peralatan yang relatif cepat habis seperti bolpoint, pena, pensil, kertas, kertas untuk membuat

surat dan lain sebagainya. Jenis peralatan ini biasanya diadakan setahun sekali. Sedangkan

peralatan yang bersifat tahan lama maksudnya adalah peralatan yang dapat digunakan

terus-menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, misalnya mesin ketik, pelubang kertas,

gunting, penggaris, mesin cetak, mesin pengganda (mesin fotokopi), mesin scanner, mesin

pemotong kertas dan lain sebagainya.

Selain kedua jenis peralatan tersebut, di suatu kantor yang sudah maju (modern) banyak

menggunakan peralatan elektronik sebagai penunjang kegiatan perkantorannya, misalnya

komputer, telepon, pendingin ruangan (Air Conditioner) dan lain sebagainya.

3. Lingkungan kantor

Yang dimaksud dengan lingkungan kantor adalah semua faktor internal maupun

eksternal yang mempengaruhi faktor pengambilan keputusan kantor serta hasil

pelaksanaannya. Faktor internal terdiri dari faktor-faktor yang ada di dalam kantor tersebut.

Faktor-faktor tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan perkantoran tersebut dilakukan.

Sedangkan inti dari lingkungan eksternal adalah jaringan hubungan yang dilakukannya.

Hubungan tersebut meliputi transaksi yang dilakukan perpustakaan dengan pengguna,

(22)

2 Kantor dalam Arti Dinamis

Kantor dalam arti dinamis merupakan proses penyelenggaraan kegiatan manajemen

perkantoran yang meliputi kegiatan Planning (merencanakan), Organizing

(mengorganisasikan), Actuating (melaksanakan), Controlling (pengawasan). Selain

kegiatan-kegiatan manajemen perkantoran tersebut, ada satu kegiatan-kegiatan penting yang wajib dilaksanakan

dalam beraktivitas di lingkungan perkantoran. Kegiatan tersebut adalah komunikasi.

1. Manjemen perkantoran

Manajemen perkantoran merupakan suatu cabang manajemen yang berhubungan

dengan pelayanan (service) dalam perolehan, pencatatan dan penganalisisan informasi,

perencanaan dan pengkomunikasian dengan fungsi-fungsi itu manajemen organisasi merawat

aktivanya, mengembangkan fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya dan mencapai

sasaran-sasarannya.

Ada beberapa prinsip dalam manajemen perkantoran, diantaranya:

a. Manajer kantor, seorang eksekutif yang harus membuat rencana, menyusun

organisasi, dan melakukan pengawasan terhadap sebagian besar pekerjaan kantor yang harus

dilaksanakan, serta memimpin para pegawai dalam melaksanakan tugas mereka.

b. Tata ruang kantor.

c. Mesin dan perlengkapan-perlengkapan yang otomatis.

d. Bussiness Process Redesign (BPR), sistem dan prosedur kerja harus diupayakan agar

lebih efisien sekaligus dilakukan pengukuran dan penyederhanaan kerja.

e. Sistem manajemen arsip harus dikembangkan sesuai dengan pengawasan arsip,

termasuk menghilangkan metode pengarsipan yang tidak efisien, penetapan jadwal

pemusnahan arsip, perbaikan sistem penelusuran arsip, dan perencanaan perbaikan formulir

kantor.

f. Hubungan kepegawaian yang lebih ilmiah harus dikembangkan melalui analisis

(23)

g. Standar kualitas dan kuantitas pekerjaan kantor harus dikembangkan dan digunakan.

h. Kesadaran kerja, bersamaan dengan konsep dasar manajemen ilmiah dalam pekerjaan

kantor harus dikembangkan.

Yang termasuk dalam proses manajemen perkantoran antara lain:

a. Planning (merencanakan)

Membuat perencanaan untuk diproyeksikan pada masa mendatang. Perencanaan memerlukan

pengetahuan dan pengalaman yang luas. Hasilny akan tampak pada keputusan apa saja yang

akan dilakukan serta metode pelaksanaan untuk mencapai sasaran.

b. Organizing (mengorganisasikan)

Menyusun struktur kekuasaan formal dengan batasan jelas dan dikoordinasi untuk mencapai

objek tertentu. Objek ini dicapai dengan dengan gabungan usaha berbagai spesialis dalam

organisasi.

c. Actuating (melaksanakan)

Pengarahan dan pengawasan secara efektif aktivitas-aktivitas dalam perkantoran, mengadopsi

dan menerapkan kebijakan kepegawaian yang dapat dikerjakan sehingga akan memelihara

suatu tingkatan pelatihan moral yang diinginkan.

d. Controlling (pengawasan)

Pengawasan administrasi perkantoran berfungsi untuk membantu memastikan apakah

aktivitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Dilalaikannya fungsi ini akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi kinerja

departemen, divisi dan stakehodersyang lain.

Tujuan dari pengawasan adalah:

· Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinyu, karena persaingan usaha yang

(24)

· Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan

pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan.

· Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai dan dapat

dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.

· Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan.

· Meningkatkan keterikatan terhadap tujuan organisasi agar tercapai.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau

informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan

atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;

hubungan; kontak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).

Proses Komunikasi

a. Develop an idea (berfikir, mengembangkan ide). Sebelum pengiriman

pesan, sender berfikir dahulu mengenai apa yang akan disampaikan.

b. Encoding (merubah pesan ke dalam bentuk sandi). Mengubah pesan informasi ke dalam simbol-simbol (sandi) misalnya tulisan, angka, gerakan tubuh, yang mampu

memindahkan pengertian.

c. Transmitting the message (pengiriman berita/penyampaian pesan) baik verbal

maupun non verbal atau bagaimana pesan akan disampaikan.

d. Memilih channel (saluran) untuk mengirimkan pesan agar saluran komunikasi

terbebas dari hambatan.

e. Receiver (penerima berita). Penerimaan pesan oleh receiver (penerima) melalui panca

inderanya.

f. Decoding (pengertian atau penterjemahan pesan). Receiver mengerti atau memahami

akan isi pesan yang disampaikan olehsender dengan mengartikan atau menterjemahkan

simbol-simbol atau sandi.

(25)

Fungi komunikasi

a. Fungsi Kontrol

Komunikasi formal dapat dilakukan untuk mengontrol karyawan dengan menanyakan ulang

diskripsi pekerjaannya. Komunikasi informal juga dapat mengontrol perilaku

karyawan (misalnya, bila ada karyawan yang memberi layanan dengan lambat/salah temanya

akan mengingatkan).

b. Fungsi Motivasi

Fungsi ini biasanya diberikan melalui feedback kepada bawahan (sebaik apa mereka

mengerjakan pekerjaan, dan pemberian motivasi untuk memperbaikinya atau meningkatkan

kinerjanya di masa yang akan datang).

c. Fungsi Emosi

Salah satu tujuan bekerja adalah melakukan interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan

secara formal ataupun informal dimana masing-masing anggota organisasi dapat

mengekspresikan emosi seperti frustasi, tidak puas dengan pekerjaan yang ditanganinya

kepada teman kerja dan lain sebagainya.

d. Fungsi Informasi

Fungsi ini digunakan untuk memperlancar pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh

pihak manajemen.

Aktivitas Perkantoran di Perpustakaan

Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga informasi akan memiliki

kinerja yang baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai. Dengan adanya

manajemen, seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha

(26)

Setiap organisasi memerlukan manajemen. Manajemen berfungsi untuk mengatur

aktivitas seluruh elemen dalam suatu lembaga. Oleh karena itu, dalam proses manajemen

diperlukan perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan dan pengendalian.

1. Perencanaan perpustakaan

Perpustakaan sebagai lembaga yang selalu berkembang memerlukan perencanaan

dalam pengelolaan, meliputi bahan informasi, sumber daya manusia, dana, gedung/ruang,

sistem dan perlengkapannya. Tanpa adanya perencanaan yang memadai, maka tidak jelas

tujuan yang akan dicapai, tumpang tindihnya pelaksanaan dan lambannya perkembangan

perpustakaan.

Sumber daya manusia merupakan unsur pendukung utama dalam kegiatan

organisasi/lembaga. Maju mundurnya perpustakaan tergantung pada kualitas sumber daya

manusianya. Kebutuhan sumber daya manusia untuk perpustakaan perlu direncanakan

dengan mempertimbangkan jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga, spesialisasi,

pemanfaatan teknologi informasi, dana dan tingkat pendidikan pemakai. Oleh karena itu,

kebutuhan tenaga untuk satu jenis perpustakaan berbeda dengan jenis perpustakaan yang lain.

Menurut Lasa Hs dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan

menyebutkan pentingnya perencanaan bagi suatu perpustakaan disebabkan karena hal-hal

berikut ini:

a. Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas dalam perpustakaan.

b. Perencanaan merupakan alat pengawasan.

c. Perencanaan yang proporsional akan membawa efektivitas dan efisiensi.

Perencanaan dalam perpustakaan dapat berfungsi untuk:

a. Membantu tercapainya tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu,

suatu perencanaan harus dilaksanakan secara berkelanjutan.

b. Tercapainya efektivitas dan efisiensi yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam

(27)

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Penyatuan langkah ini penting agar

tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.proses pengorganisasian suatu

perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki sumber daya, sumber dana,

prosedur, koordinasi dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu. Koordinasi sebenarnya

merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam

suatu lembaga untuk mencapai tujuan lembaga perpustakaan secara efisien.

Sementara itu Sulistyo-Basuki (1993:193) menyatakan bahwa koordinasi merupakan

pengaitan berbagai bagian organisasi untuk mencapai pelaksanaan yang harmonis. Oleh

karena itu diperlukan penyesuaian terus menerus antar bagian dalam suatu organisasi.

Struktur Organisasi Perpustakaan

Organisasi timbul karena adanya kebutuhan untuk mengumpulkan orang-orang dalam

rangka pencapaian tujuan bersama melalui pembagian kerja. Pembagian kerja ini akan efektif

apabila di dalam organisasi yang jelas, baik secara makro maupun mikro.

Struktur organisasi yang efektif akan merefleksikan tujuan dan sasaran. Dengan adanya

struktur, program-program dari kegiatan yang hampir sama akan dapat diidentifikasi lalu

dikelompokkan ke dalam suatu unit kerja dalam rangka pencapaian tujuan perpustakaan.

Ada beberapa macam struktur organisasi dalam perpustakaan. Hal ini dimengerti

karena perbedaan masyarakat yang dilayani, lembaga yang menaunginya, dana, sumber daya

manusia. Oleh karena itu struktur masing-masing jenis perpustakaan dapat disebutkan

sebagai berikut:

a. Struktur organisasi perpustakaan sekolah

b. Struktur organisasi perpustakaan khusus

c. Struktur organisasi perpustakaan umum

d. Struktur organisasi perpustakaan perguruan tinggi

(28)

3. Penganggaran

Anggaran erat hubungannya dengan proses perencanaan lembaga (dalam hal ini adalah

lembaga perpustakaan), karena sumber daya dan kegiatan akan memerlukan anggaran untuk

mencapai tujuan perpustakaan atau pusat informasi.

Penganggaran adalah suatu rencana yang membuat penerimaan dan pengeluaran yang

sudah dinyatakan dalam jumlah uang. Anggaran ini biasanya disusun setiap tahun.

Penganggaran berfungsi sebagai:

a. Alat perencanaan

b. Alat koordinasi

c. Alat pengendalian

d. Menetapkan standar kegiatan yang akan dilaksanakan

4. Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif tergantung sejauh mana seorang pemimpin itu mampu

menggunakan berbagai gaya kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan yang

efektif tidak mesti tergantung pada pemilikan sifat tertentu, tetapi juga dipengaruhi oleh

kemampuannya dalam menangani situasi tertentu yang dihadapinya.

Perpustakaan sebagai lembaga informasi, dalam proses manajemennya terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan, dan pengawasan. Dalam

pelaksanaan semua hal di atas memerlukan interaksi pemimpin dan yang dipimpin.

Hubungan kedua elemen ini mempengaruhi kinerja perpustakaan yang amat ditentukan oleh

kepemimpinan yang berfungsi atas dasar kekuasaan untuk mengajak dan mengerakkan orang

lain untk melakukan kegiatan demi mencapai tujuan tertentu.

Seorang pemimpin perpustakaan harus memiliki kekuasaan dan wewenang untuk

mempengaruhi dan memotivasi bawahan. Motivasi merupakan proses pengembangan dan

pengarahan perilaku baik indvidu maupun kelompok agar mereka meningkatkan produk yang

(29)

Keberhasilan kepemimpinan perpustakaan dipengaruhi oleh kualitas pimpinan dalam

memotivasi bawahan agar mampu bekerja dengan baik dan mencapai prestasi puncak sesuai

kemampuan dan keahlian masing-masing.

5. Pengawasan

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab suatu perpustakaan perlu pengawasan agar

dapat diperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, selain untuk memperoleh peningkatan

kualitas. Dengan peningkatan ini diharapkan mampu menjamin aktivitas-aktivitas yang

dilakukan sehingga memberikan hasil atau produk seperti yang diharapkan.

Adanya pengawasan yang baik dalam sistem perpustakaan dan tindakan korektif

menunjukkan bahwa sistem manajemen itu sehat. Apabila fungsi-fungsi manajemen seperti

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik,

berarti sistem manajemen perpustakaan itu sudah baik.

6. Komunikasi

Proses komunikasi di perpustakaan:

a. Pustakawan sebagai komunikator, menyampaikan pesan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Menyampaikan pesan-pesan berisi informasi.

b. Informasi perpustakaan sebagai pesan. Pesan yang disampaikan berwujud

lisan/ucapan, tulisan di buku atau bahan cetak lainnya.

c. Koleksi perpustakaan sebagai media yang digunakan dalam proses komunikasi.

d. Masyarakat pengguna atau pustakawan sebagai komunikan

e. Efek yang ingin dicapai adalah agar pengetahuan, sikap maupun perilaku komunikan

dapat berubah

Lay out dalam Perpustakaan

Yang dimaksud dengan penggunaan lay out dalam perpustakaan adalah:

1. Lay out tertutup adalah dimana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri

melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia. Pada akses

tertutup biasanya perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi

(30)

kaca antara stock dan ruang baca menurut seorang arsitek bernama Mise Vander Rohe

merupakan wujud dari konsep tranparasi yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi

diding melainkan dengan kaca. Ada beberapa dasar pola ruang berdasarkan dinding

pembatasanya menurut Edward Hall dalam Laurens (2004:194) yaitu:

a. Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relatif tetap dan tidak mudah

digeser seperti dinding dan jendela.

b. Ruang berbatas semi adalah yang pembatasnya bisa berpindah pindah.

c. Ruang informal adalah ruang berbentuk singkat jika diperlukan.

2. Lay out terbuka adalah pengunjung dapat bebas memilih atau mencari buku yang

diinginkan tanpa bantuan dari petugas. kelemahannya adalah buku bisa cepat rusak atau

hilang.

Dewasa ini, akan lebih cocok menggunakan lay out yang terbuka karena ini tidak

akan membuat repot pengunjung dan pustakawan dan juga lay out terbuka akan sangat efektif

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Badudu-Zain. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Ensiklopedia Nasional Indonesia Vol. 16. 1990. Jakarta: PT Cerah Pustakatama.

http://faisolakha.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://galihmahendrasukma.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://library.uii.ac.id/sdm/publikasi-perpustakaan-uii/Buletin-Perpustakaan/Edisi-46-Desember-2005/Analisis-Lingkungan-Perpustakaan/(diakses pada tanggal 29 Juni 2013)

.

http://putraews.blogspot.com/2012/01/pengawasan-dan-penilaian-perpustakaan.html (diakses

pada tanggal 29 Juni 2013)

.

Lasa Hs. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Murniati. 2006. Skripsi Proses Komunikasi di Perpustakaan. Medan: Fakultas Perpustakaan

dan Sistem Informasi USU http://repository.usu.ac.id/handle/1234567889/6412 (diakses pada

tanggal 29 Juni 2013)

.

(32)
(33)

Hanna Monissa 13040114120018

Jakarta, 15 Februari 1996 Jl.Sirojudin No 20

089693577321 Riwayat Pendidikan : TK Santa Maria Tarutung SD Santa Maria Tarutung SMP 3 Tarutung

SMA 1 Tarutung

Aulia Fahmi Dienillah 13040114120003

Jl. Bahagia No. 547 Sragi Pekalongan

085741143400 Riwayat Pendidikan : TK PG 2 Sragi

SD 3 Sragi SMP 1 Sragi

SMA 1 Kajen Pekalongan

Herda Bagus Bramantya 13040114120020

(34)

Anis Dewi Kurniawati 13040114120039

Sleman III Triharjo Sleman Yogyakarta

085728151581 Riwayat Pendidikan : SD Sleman 3

SMP 4 Sleman SMA 1 Mlati

Ervana Dwi Fitriana 13040114120025

Referensi

Dokumen terkait

MotivasiBelajar Berdasarkan hasil pengelolaan data secara statistik dapat diketahui bahwa tingkat Motivasi Belajar siswa di SMP Negeri 1 Dongko dengan kategori rendah 6% yaitu

Tablet Kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, memberi residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit

Pada awal abad ke-20 aliran filosofis yang dominan di Inggris adalah idealisme. Kadang- kadang disebut neohegellianisme Inggris karena filsafat Hegel jelas sekali merupakan

Problematika utama secara umum yang dihadapi satuan pendidikan khususnya madrasah adalah dalam hal manajemen mutu pendidikan yang meliputi delapan Standar Nasional

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spasial nilai PDRB antar kabupaten/kota yang ditunjukkan dalam model serta mengetahui pengaruh faktor tenaga kerja

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh peningkatan dosis N dan P pada mutu benih kedelai yang diproduksi pada tanah Ultisol (2) mengetahui dosis N dan

nilai rata rata (mean) terhadap seluruh siswa yang bermain game online dengan yang tidak bermain game online pada kelas V SD N 60 Kota Bengkulu.. nilai rata rata (mean)