• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

JUMLAH DAYA LISTRIK DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan oleh:

HAFNIDA

060501107

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan

(2)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : HAFNIDA

NIM : 060501107

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan

Tanggal,

Pembimbing Skripsi

(Dra.Raina Linda Sari, MSi)

(3)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

NIP. 19730325 200801 2 007 NIP. 19750909 200801 1 012

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : HAFNIDA NIM : 060501107

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan

Ketua Departemen Pembimbing skripsi

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) (Dra.Raina linda Sari, MSi)

NIP. 132 206 574 NIP. 19630907 198803 2 002

Penguji I Penguji II

(4)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : HAFNIDA NIM : 060501107

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan

Tanggal,

Ketua Departemen

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP 132 206 574

Tanggal,

Dekan

(5)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan”. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 45 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan timbal balik (saling mempengaruhi satu sama lain), hubungan satu arah atau tidak ada hubungan sama sekali antara jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah terhadap permintaan jumlah daya listrik di Kota Medan.

Penelitian ini menggunakan model analisa regresi liner. Data yang ada diproses dengan menggunakan perangkat lunak Eviews 5. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah maka semakin tinggi pula permintaan jumlah daya listrik.

Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah OLS digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah berpengaruh signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik.

(6)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

ABSTRACT

The title of this research is “Factors That Affected the Amount of Electrical Power Demand in Medan City”. This observation uses 45 respondents. The aim of this research is to know whether there are two ways relationship (influence each other), one way relationship or no relationship at all between the number of electrical appliances, number of families, and the house building area to the electrical power demand in Medan city.

This research uses linier regression analysis model. The presence data were processed by Eviews 5 software using. Hypothesis results shown that when the number of electrical appliances, number of families, and the house building area are increase, the electrical power demand increases also.

By knowing the relationship between these variables, the OLS method is used to conduct the estimation. The estimation result shown that the number of electrical appliances, number of families, and the house building area influence significantly to electrical power demand.

(7)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihakdan pada ksempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bantuan bimbingan, saran, masukan, kritikan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Ilyda Sudardjat SSi, MSi selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan

petunjuk, saran dan kritik yang membangun pada penulis.

5. Bapak Syarief Fauzi, SE, M.Acc, Ak selaku dosen penguji I yang telah banyak

memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun pada penulis.

6. Ibu Dra.T. Diana Bakti, MSi selaku dosen wali yang telah banyak membantu penulis

selama perkuliahan.

(8)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

8. Pimpinan dan seluruh Staf Administrasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dan PT PLN (Persero) Cabang Medan atas bimbingan dan kerjasamanya mengijinkan, memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan riset skripsi ini. 9. Orang tua tercinta yaitu Bapak H. Ir Syafruddin Hasan, MT dan Ibunda Hj.

Chairani br Sirait, BSc yang telah mendidik, mengasihi dan mendukung di dalam moriil

maupun spiritual dan finansial serta kasih sayang mereka yang tak pernah terputus. Saudara kandung penulis Teteh Tia dan Adik Taufik, yang selalu memberi semangat dan doa.

10.Kawan-kawan dekat Citra, Rini, Eny, Nova, Erlina, Lily, Devi, Vera, Reni, Opi, Ela untuk kehadiran kalian sebagai teman-teman terbaik di setiap harinya yang begitu berkesan bagi penulis.

11.Teman-teman di Departemen Ekonomi Pembangunan, khususnya angkatan 06 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan warna dan kebersamaan pada setiap hari yang kita lewati bersama.

12.Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Desember 2009

Penulis,

(9)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Hipotesis ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan ... 10

2.1.1 Sumber Daya Energi ... 10

(10)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

2.1.3 Kelangkaan Sumber Daya Energi ... 11

2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia ... 12

2.1.5 Listrik Sebagai Sumber Energi ... 13

2.1.6 Peranan Tenaga Listrik Dalam Pembangunan ... 14

2.1 Landasan Teori... 15

2.2.1 Pengertian Permintaan ... 15

2.2.2 Fungsi Permintaan ... 15

2.2.3 Hukum Permintaan ... 16

2.2.4 Elastisitas Permintaan ... 18

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan ... 21

2.2.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen... 25

2.3 Riset Terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2 Responden ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.4 Penentuan Populasi dan Sampel ... 29

3.5 Pengolahan Data ... 30

3.6 Model Analisis Data ... 30

(11)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3.7.1 Koefisien Determinasi (R-Square). ... 31

3.7.2 Uji t-Statistik ... 32

3.7.3 Uji F-Statistik ... 33

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 35

3.8.1 Multikolinearitas. ... 35

3.8.2 Heteroskedastisitas ... 36

3.8.3 Uji Linieritas ... 37

3.8.3 Uji Normalitas ... 37

3.9 Defenisi Operasional ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 39

4.1.1 Kondisi Geografis Pemerintahan Kota Medan ... 39

4.1.2 Perkembangan Penduduk ... 39

4.2 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ... 40

4.2.1 Sejarah Berdirinya PLN Wilayah II Sumatera Utara ... 40

4.2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 43

4.2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ... 44

4.3 Tarif Dasar Listrik ... 48

4.4 Analisis Hasil Penelitian... 50

(12)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

4.4.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik(X1) ... 51

4.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) ... 51

4.4.4 Luas Bangunan Rumah (X3). ... 52

4.5 Analisis Hasil Regresi ... 52

4.5.1 Hasil Regresi ... 52

4.5.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.5.3 Pengujian t-Statistik ... 53

4.5.4 Pengujian F-Statistik... 57

4.6 Pengujian Asumsi Klasik ... 58

4.6.1 Multikolinearitas. ... 58

4.6.2 Heteroskedastisitas ... 59

4.6.3 Uji Normalitas ... 60

4.6.4 Uji Linearitas ... 61

4.7 Interpretasi Hasil Regresi ... 61

4.7.1 Konstanta dan Intercept ... 62

4.7.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1) ... 62

4.7.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) ... 62

4.7.4 Luas Bangunan Rumah (X3)... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

(13)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(14)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul

1.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (Orang)

1.2 Perkembangan Jumlah kVA Daya Tersambung di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (kVA)

1.3 Perkembangan Jumlah GWh yang Dijual di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (GWh)

4.1 Tarif Dasar Listrik

4.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik

4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

4.4 Luas Bangunan Rumah

4.5 Hasil Uji t-Statistik

4.6 Hasil Pengujian Multikolinearitas

4.7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

(15)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul

2.1 Pengaruh Perubahan Harga Barang X Terhadap Jumlah Barang X Yang Diminta

3.1 Kurva Uji t-Statistik

3.2 Kurva Uji F-Statistik

3.3 Kurva Uji t Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik

3.4 Kurva Uji t Jumlah Tanggungan Keluarga

3.5 Kurva Uji t Luas Bangunan Rumah

(16)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Regresi

Lampiran 2 Hasil Regresi

Lampiran 3 Uji Multikolinearitas

Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 5 Uji Linearitas

Lampiran 6 Uji Normalitas

Lampiran 7 Questioner Penelitian

(17)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses yang terus-menerus dilaksanakan melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek, yang mana untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik secara materiil maupun spirituil. Salah satu aspek yang amat penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu pada dasarnya meliputi usaha masyarakat keseluruhan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan nasional dengan pendayagunaan sumber daya alam yang tersedia sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat dilaksanakan secara terencana rasional, optimal, bertanggungjawab dan berpedoman pada tata ruang nasional yang berwawasan nusantara serta tetap memperhatikan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup sesuai dengan asas pembangunan. Karena itu sumber daya alam yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang dimanfaatkan untuk pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945.

(18)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

kekayaan alam yang menguasai hidup orang banyak, tenaga listrik digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan dapat mendorong laju pembangunan di sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja meningkatkan pendapatan nasional, mengubah struktur ekonomi yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik lagi. Di samping itu tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan lapangan masyarakat.

Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap oleh konsumen (energi final), tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional. Dengan demikian, pembangunan ketenagalistrikan akan memperoleh prioritas yang tinggi merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional, sehingga diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahapan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahapan pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam peningkatan ekonomi.

(19)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas di malam hari yang akan dapat menambah penghasilan.

Listrik juga merupakan komoditi yang mempunyai kekhususan yaitu karena kevitalannya sehingga merupakan jasa publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan karena sifatnya yang merupakan natural monopoli di mana distribusi dan transmisinya yang tidak dapat dilakukan oleh banyak perusahaan. Tidak dapat dibayangkan apabila setiap perusahaan pembangkit listrik membangun sendiri jaringan distribusi dan transmisinya, maka udara akan dipenuhi oleh kabel-kabel listrik. Oleh karena itu meskipun terdapat perusahaan pembangkit listrik swasta namun yang berhadapan langsung dengan konsumen listrik merupakan sebagian besar masyarakat Indonesia adalah PLN (Pembangkit Listrik Negara). Adanya monopoli listrik oleh PLN ini bertujuan agar kesejahteraan masyarakat dapat diutamakan karena pemerintah memberikan harga yang baik daripada bila pendistribusian listrik dilakukan oleh perusahaan swasta.

(20)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Tabel 1.1

Perkembangan jumlah pelanggan di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (Orang)

Tahun Jumlah pelanggan

Indonesia Sumatera Utara Medan

2003 32151416 1985225 383147

2004 33366446 2051642 395380

2005 34559353 2129471 412296

2006 35751224 2218729 427702

Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara

(21)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Peningkatan jumlah pelanggan listrik diiringi dengan meningkatnya jumlah daya yang tersambung. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Perkembangan jumlah kVA daya tersambung di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota

Medan (kVA)

Tahun Jumlah daya tersambung (kVA)

Indonesia Sumatera Utara Medan

2003 45590660 2285189 892908

2004 47852340 2409714 966387

2005 50717380 2525864 1012276

2006 53317530 2685590 1077407

Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara

Untuk Indonesia, terjadi peningkatan sebesar 7.726.870 selama periode 2003-2006. Di Sumatera Utara, jumlah daya tersambung juga mengalami peningkatan dari 2.285.189 pada tahun 2003 menjadi 2.685.590 pada tahun 2006. Sedangkan Kota Medan sendiri jumlah daya tersambung bertambah sebanyak 184.499 selama tahun 2003-2006.

(22)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Tabel 1.3

Perkembangan jumlah GWh yang di jual di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan

(GWh)

Tahun Jumlah energi yang dijual (GWh)

Indonesia Sumatera Utara Medan

2003 90440,95 4150,4 1872,8

2004 100097,47 4440,0 2038,4

2005 107032,83 4613,4 2137,8

2006 112609,83 4940,9 2284,8

Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara

Di Indonesia, pada tahun 2003 jumlah GWh yang dijual 87088,74 meningkat menjadi 112609,83 pada tahun 2006. Sedangkan Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 790,5 pada tahun 2003-2006, dan di Kota Medan jumlah GWh yang dijual bertambah sebanyak 412 untuk kurun waktu 2003-2006.

(23)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Pengamatan tersebut menunjukkan pemasangan sambungan listrik di Indonesia, khususnya di Kota Medan terus mengalami peningkatan yang banyak dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Hal ini terlihat semakin banyaknya lahan-lahan persawahan yang sekarang dijadikan sebagai pemukiman. Dengan bertambahnya pemukiman baru maka akan dapat mempengaruhi berubahnya permintaan jumlah daya listrik. Bertambahnya penduduk yang tinggal di Kota Medan juga menyebabkan semakin padatnya setiap daerah, sehingga menambah jumlah rumah tangga yang ada.

Dimana pada umumnya, rumah tangga melakukan permintaan yaitu membeli barang dan jasa denga tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan adanya listrik. Misalnya untuk penerangan rumah dan untuk menghidupkan peralatan-peralatan rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Dengan demikian permintaan jumlah daya listrik yang diminta oleh rumah tangga mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(24)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

2. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan

3. Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan

1.3 Hipotesis

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesanya adalah sebagai berikut:

1. Jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh positif terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan

2. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan

3. Luas bangunan rumah berpengaruh positif terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah alat yang menggunakan listrik terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan.

(25)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan.

1.5 Manfaat penelitian

1. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan sambungan listrik di kota Medan.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak PT PLN (Persero) dalam mengambil keputusan.

3. Untuk menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.

(26)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Alam dan energi dalam pembangunan

2.1.1 Sumber daya energi

Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan membangun nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Girma (1989) mendefinisikan sumber daya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu Rees (1990) lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu:

 Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya.

 Harus ada permintaan (demand) terhadap sember daya tersebut.(Akhmad Fauzi, 2004)

(27)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.

2.1.2 Jenis sumber daya energi

Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994), jenis-jenis sumber daya energi dapat dibedakan atas 2 yaitu:

a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui

Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau tidak terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa dihasilkan kembali baik secara alami maupun dengan bantuan manusia.

b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui

Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.

2.1.3 Kelangkaan sumber daya energi

(28)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Substitusi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengubah kombinasi masukan maupun penggantian masukan dengan substitusinya. Substitusi dalam konsumsi dilakukan antara lain dengan mengganti barang-barang konsumsi tanpa mengubah kualitas/kegunaan konsumsi. Inovasi teknologi untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya energi tersebar nampaknya terus mengalami kemajuan. Akan tetapi meskipun usaha-usaha mengatasi kelangkaan ternyata masih menjadi momok bagi masyarakat.

Perbedaan kondisi tersedianya sumber daya energi akan membatasi pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumber daya energi dalam segala bentuknya akan sangat mempengaruhi ruang gerak dalam berproduksi.

2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia

Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan.

a. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara

(29)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaan negara minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa.

b. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri

Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut dikenal dengan “elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefinisikan sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.

2.1.5 Listrik sebagai Sumber Daya Energi

(30)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi.

Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi.

2.1.6 Peranan Tenaga Listrik dalam Pembangunan

(31)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Bagaimana pentingnya peranan listrik dapat ditinjau dari penggunaannya untuk beberapa bidang antara lain: bidang produksi dan pabrik, bidang penelitian dan riset, bidang pertahanan dan keamanan, bidang komunikasi dan mass media, bidang rumah tangga, dan lain sebagainya.

Hal tersebut menunjukkan pentingnya peranan listrik dalam pembangunan, demikian pula halnya untuk perbaikan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, peranan listrik ini sangat menentukan. Ini mengandung arti bahwa dalam pelaksanaan program pembangunan penyediaan tenaga listrik harus diutamakan, sehingga dengan demikian dapat membantu bidang-bidang lainnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Permintaan

Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolute atau potensial. Dengan kebutuhan ini manusia atau individu mempunyai permintaan akan barang. Banyaknya penduduk suatu negara menunjukkan pula besarnya permintaan masyarakat negara tersebut akan suatu barang.

Di dalam dunia nyata, suatu barang itu mempunyai harga di pasar. Oleh karena itu permintaan baru akan mempunyai arti pendukung oleh tenaga beli dari yang meminta barang tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan daya beli seseorang tergantung dari pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang.

(32)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

dengan jelas tingkah laku konsumen yang dinyatakan dalam hukum permintaan. Artinya bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli barang yang bersangkutan, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor yang lain dianggap konstan) (Sadono, 2003).

2.2.2 Fungsi permintaan

Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan tersebut merupakan fungsi permintaan. Menurut Ida Nuraini (2001) fungsi permintaan pada dasarnya menunjukkan perkaitan secara matematis antara harga dan jumlah barang yang diminta.

Dalam prakteknya, hal-hal yang dianggap tetap atau cateris paribus justru yang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah barang yang diminta. Oleh karena itu dapat dituliskan perluasan fungsi permintaan tersebut menjadi:

Qx = f (Px, Py, I, T, A, N, P, R)

Di mana:

Qx = jumlah barang yang diminta

Px = harga barang x

Py = harga barang y (barang subsitusi, barang komplementer)

I = pendapatan masyarakat

T = selera masyarakat

A = promosi perusahaan

(33)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. P = jumlah penduduk

R = ramalan dimasa mendatang

2.2.3 Hukum Permintaan

Teori konsumen menjelaskan bagaimana tingkah laku atau kegiatan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsinya. Tingkah laku atau kegiatan tersebut dapat dijumpai kalau kita melihat bagaimana reaksi kosumen didalam bersangkutan, terhadap berubahnya selera yang dimiliki.

Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun, maka jumlah yang diminta barang tersebut naik cateris paribus” (Sadono, 2003).

Hukum permintaan menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta akan suatu barang dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah yang diminta akan barang tersebut.

Hakikat hukum permintaan dapat ditulis sebagai berikut:

1. Kenaikan harga barang menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga.

(34)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Di dalam analisis permintaan perlu dibedakan antara dua istilah yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta. Dikatakan permintaan jika yang dimaksudkan adalah keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah yang diminta maksudnya adalah banyak permintaan pada suatu tingkat harga tertentu (Sadono, 2003).

Namun demikian, terdapat beberapa perkecualian sehingga hukum permintaan ini tidak berlaku, yaitu (Tati Suhartati dan Joerson, 2003) :

1. Kasus barang giffen

Barang giffen adalah barang inferior, tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua barang inferior adalah barang giffen. Dalam kasus ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat harga menyebabkan permintaan terhadap barang ini menunjukkan angka yang semakin meningkat. Oleh karena itu barang giffen dikatakan sebagai barang yang mempunyai slope kurva permintaan positif.

2. Kasus pengaruh harapan dinamis

Dalam hal ini, perubahan jumlah yang diminta dipengaruhi oleh perubahan harga yang terkait dengan harapan konsumen. Artinya kenaikan harga suatu barang hari ini akan diikuti kenaikan permintaan terhadap barang tersebut, karena terselip adanya harapan bahwa barang tersebut akan terus mengalami kenaikan, contoh: valas.

3. Kasus barang prestise

(35)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

meningkatkan unsure prestise, akibatnya semakin tinggi pula kesediaan konsumen untuk membayar harga barang tersebut, contoh: permata.

2.2.4 Elastisitas Permintaan

Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan.

a. Koefisien elastisitas permintaan harga

Adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus:

harga

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah: (Sadono, 2003)

(36)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Sekiranya sesuatu barang yang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan dan sebaliknya. Permintaan barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) jika kalau harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang, dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapat dirumuskan, semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.

• Persentase pendapatan yang dibelanjakan

Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

• Jangka waktu analisis

(37)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap suatu barang.

b. Elastisitas permintaan silang

Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Besarnya elastisitas silang dapat dihitung berdasarkan rumus:

Y

Nilai elastisitas silang berkisar di antara tak terhingga yang negatif kepada tak terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah kearah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti dalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah kearah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya.

c. Elastisitas permintaan pendapatan

Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli. Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

pendapatan

(38)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan (Sadono, 2003).

2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan

Permintaan akan suatu barang mengalami perubahan karena disebabkan oleh faktor-faktor selain harga tersebut antara lain:

1. Tingkat harga barang lain

Tingkat harga barang lain yang mempengaruhi perubahan permintaan yaitu sebagai berikut (Sadono, 2003):

a. Barang pengganti

Apabila harga barang pengganti harganya bertambah murah maka barang yang digantikan permintaannya akan mengalami pengurangan.

b. Barang pelengkap

Apabila permintaan akan suatu barang meningkat maka permintaan terhadap barang pelengkapnya juga akan bertambah.

2. Harga Barang Itu Sendiri

(39)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

semakin rendah harga suatu komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta (Lipsey, 1995).

Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga komoditi itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru (Lipsey, 1995).

P

P2

P1

D

Q2 Q1 Q

Gambar 2.1 Pengaruh perubahan harga barang X terhadap jumlah barang X yang diminta

Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta konsumen pada sumbu horizontal. Bila harga barang X naik dari P1 menjadi P2 maka jumlah barang yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga barang X turun dari P2 menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari Q2 menjadi Q1.

(40)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku.

Apabila pendapatan berubah maka jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut (Sadono, 2003) :

a. Barang inferior

Barang inferior yaitu barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah maka permintaan akan barang-barang inferior akan digantikan oleh barang-barang yang lebih baik mutunya.

b. Barang essential

Barang essential adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang biasanya terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian.

c. Barang normal

Barang normal yaitu barang dimana permintaan atas barang akibat kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:

(41)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

• Pertambahan pendapatan memungkinkan seseorang menukar konsumsi mereka dari

barang yang kurang baik mutunya ke barang yang lebih baik mutunya.

d. Barang mewah

Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi dan biasanya barang-barang tersebut baru dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan yang pokok seperti makanan, pakaian dan perumahan.

4. Distribusi Pendapatan

Sejumlah pendapatan masyarakat tertentu besarnya akan dapat menimbulkan corak permintaan yang berbeda apabila pendapatan tersebut berubah distribusinya. Sebagai contoh, apabila ada kenaikan pajak atas orang-orang kaya dan hasil pajak tersebut digunakan untuk menaikkan pendapatan pekerja yang bergaji rendah, maka corak permintaan atas berbagai barang mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya permintaannya berkurang, sedangkan permintaan atas barang-barang yang digunakan oleh orang yang baru meningkat pendapatannya akan bertambah.

5. Selera

Perubahan selera yang lebih menyenangi suatu barang yang akan mendorong peningkatan permintaan atas barang tersebut.

(42)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Secara tidak langsung pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan dalam kesempatan kerja sehingga akan menambah daya beli dalam masyarakat, selanjutnya akan menambah permintaan. Dalam lingkup rumah tangga, jumlah anggota keluarga yang dependen terhadap penerima penghasilan menentukan sedikitnya permintaan rumah tangga tersebut, misalnya anak yang belum bekerja.

7. Ekspektasi

Ekspektasi akan terjadi kenaikkan harga dan kelangkaan barang di pasar akan mendorong seseorang membeli barang-barang pada saat sekarang untuk menghindari kemungkinan harus membayar lebih tinggi dari masa depan. Dari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada permintaan suatu barang.

2.2.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen

Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakan untuk pembelanjaan barang dan jasa. Dalam perekonomian konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasa untuk dikonsumsi. Konsumen pada umumnya terdiri dari individu atau perorangan dalam masyarakat dalam kenyataannya sebagian besar terkumpul dalam suatu rumah tangga.

Menurut Lipsey sebuah rumah tangga didefinisikan sebagai semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan memuat keputusan keuangan bagi mereka. Sedangkan pengertian rumah tangga menurut Sadono Sukirno adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.

(43)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

1. Rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten seperti rumah tangga itu terdiri dari satu orang, sehingga dapat dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat perilaku konsumen.

2. Rumah tangga secara konsisten berusaha memperoleh keputusan maksimal atau utilitas dalam batas sumber daya yang tersedia.

3. Rumah tangga merupakan pemilik utama faktor produksi yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya.

Menurut Sadono Sukirno, pada umumnya rumah tangga menggunakan penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu:

1. Membeli berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan memungkinkan rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian yang rendah taraf perkembangannya sebagian besar pendapatan dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang paling pokok (makan dan pakaian).

2. Disimpan atau ditabung

Penabung ini dikatakan untuk memperoleh bunga atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di masa depan atau untuk berjaga-jaga.

2.3 Riset Terdahulu

(44)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

penelitian biasa, tesis, dan skripsi. Yang mana berbagai penelitian ini mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi, seperti oleh beberapa penelitian di bawah ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Hayati tahun 2003 tentang “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Listrik Pada Rumah Tangga”. Penelitian ini dilakukan di Dusun Nambongan, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap listrik didapatkan hasil:

a. Bahwa faktor pendapatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila pendapatan keluarga tinggi maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya.

b. Bahwa faktor pengeluaran energi (minyak tanah, kayu bakar, gas, dan premium/solar) berpengaruh negatif dan signifikan. Sehingga apabila pengeluaran energi tinggi maka akan menurunkan permintaan listrik, dan sebaliknya.

c. Bahwa faktor jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila jumlah tanggungan bertambah maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya.

d. Bahwa faktor luas bangunan rumah berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila luas bangunan rumah bertambah maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya.

(45)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sidoarum, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap listrik didapatkan hasil:

a. Bahwa faktor pendapatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila pendapatan keluarga tinggi maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya.

b. Bahwa faktor kepemilikan barang-barang elektronik berpengaruh secara positif dan signifikan. Hal ini mengakibatkan apabila suatu keluarga memiliki lebih banyak barang-barang elektronik maka akan menaikkan permintaan listrik.

c. Bahwa tarif dasar listrik berpengaruh secara positif dan signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tarif dasar listrik berpengaruh secara negatif dan signifikan. Semua ini dikarenakan permintaan listri pada daya yang lebih besar cenderung tidak terkontrol dan boros mengingat fasilitas-fasilitas yang dimiliki yang menggunakan listrik jauh lebih lengkap daripada konsumen yang menggunakan daya yang lebih rendah.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

(46)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3.2 Responden

Yang menjadi responden adalah konsumen rumah tangga, di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, diperoleh dari wawancara langsung kepada responden/kosumen rumah tangga pengguna listrik Tarif R1/Daya 450VA, 900VA, 1300VA,2200VA melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang disediakan.

b. Data Sekunder, merupakan data tambahan yang menjadi data pendukung data primer. Diperoleh dari pihak berwenang PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, PT.PLN Cabang Medan, juga dari bulletin, informasi, buku, majalah, yang berkaitan dengan penelitian.

3.4 Penentuan Populasi dan Sampel

(47)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

pelanggan di Keluruhan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang yang menggunakan daya 450VA, 900VA, 1300VA, 2200VA tarif R1.

3.5 Pengolahan data

Penulis menggunakan Program computer E.Views 5 untuk mengolah data skripsi.

3.6 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary of Least Squares) atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa.

Data yang digunakan di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistika yaitu persamaan linier berganda. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3)……….(1)

Dengan spesifikasi model sebagai berikut:

Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + ………..(2)

Dimana:

Y = jumlah daya listrik (VA)

= intercept/konstanta

1, 2, 3 = koefisien regresi

(48)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. X2 = jumlah tanggungan keluarga (orang)

X3 = luas bangunan rumah (m2)

= kesalahan pengganggu/terms error

Secara sistematis bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut:

> 0, artinya jika X1 (jumlah alat yang menggunakan listrik) meningkat, maka Y (jumlah

daya listrik) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.

> 0 artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (jumlah tanggungan keluarga), maka Y (jumlah

daya listrik) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

> 0 artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (luas bangunan rumah), maka Y (jumlah daya

listrik) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.7 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

3.7.1 Koefisien determinasi (R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersamaan mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen.

3.7.2 Uji t-statistik

(49)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

menganggap variabel dependen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

Dimana:

bi = koefisien variabel ke-i

b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpang baku dari variabel independen ke-i

(50)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Ho: = 0 Ho diterima (t-hitung < t-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha: = 0 Ha diterima (t-hitung > t-tabel) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Gambar 3.1 Kurva Uji T-Statistik

3.7.3 Uji F-statistik

Uji F-statistik adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 : diterima

(51)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari model persamaan n = Jumlah sampel

Ha diterima

Ho diterima

0

(52)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3.8 Uji Penyimpangan asumsi klasik

3.8.1 Multikolinearitas

Merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel lainnya. Hubungan yang terjadi bisa sempurna, bisa juga tidak sempurna. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat R2 yang tinggi. Multikolinearitas menjadi masalah jika derajat multikolinearitasnya tinggi, jika derajat multikolinearitasnya rendah maka tidak menjadi masalah yang berarti. Dengan metode Klein derajat multikolinearitas dapat dilihat melalui koefisien determinasi parsial dari regresi antara variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian.

Jika r2 Xi, Xj ≤ R2 Y, X1, X2…….Xk maka tingkat multikolinearitas yang akan terjadi cukup rendah dan tidak menjadi masalah.

(53)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3.8.2 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi Ordinary Least Square (OLS) jika varians residualnya dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap variabel penjelas. Pada white test terdapat beberapa tahap, antara lain:

 Membuat regresi persamaan dan membuat residualnya

 Uji dengan Chi-square tabel ( 2)

2

= n R2 Keterangan:

n = jumlah observasi R2 = koefisien determinasi

Keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas ditentukan jika: - 2hitung > 2 tabel, maka ada heteroskedastisitas - 2hitung < 2 tabel, maka tidak ada heteroskedastisitas

(54)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3.8.3 Uji Linieritas

Uji digunakan untuk dapat melihat apakah spesifikasi model yang akan digunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini akan dapat mengetahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan ke dalam model empiris.

Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linieritas adalah Uji Ramsey (Ramsey Reset Test). Uji ini dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969. Ramsey menggunakan suatu uji yang disebut general test of specification error (Wahyu Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007).

3.8.4 Uji Normalitas

Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B test). Cara lain utuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan J-B test ini adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Wahyu Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007).

(55)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

3.9 Definisi Operasional

1. Jumlah daya listrik (Y) adalah besarnya jumlah permintaan daya yang dilakukan pada sebuah rumah tangga (VA).

2. Jumlah alat yang menggunakan listrik (X1) adalah banyaknya alat yang menggunakan listrik yang dipakai dalam satu rumah tangga pengguna tenaga listrik (unit).

3. Jumlah tanggungan keluarga (X2) adalah banyaknya orang yang terdapat dalam suatu keluarga (orang).

4. Luas bangunan rumah (X3) adalah besarnya luas bangunan rumah yang dihuni oleh suatu keluarga (m2).

(56)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi daerah penelitian

4.1.1 Kondisi geografis pemerintahan Kota Medan

Pemerintahan Kota Medan merupakan salah satu daerah tingkat II (Dati II) yang terdapat di provinsi Sumatera Utara dan sekaligus menjadi ibukota provinsi tersebut.

Luas wilayah pemerintahan Kota Medan adalah 263 km2. Di sebelah utara berbatasan dengan selat Sumatera, sebelah barat dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang), dan di sebelah timur dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang). Secara administratif pemerintahan Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan industri dan pertanian.

Pemerintahan Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5-37,5 m dari permukaan laut dengan kemiringan 0-2% (datar) seluas 245,31 km2 atau 97,57% dan kemiringan 2-51% (bergelombang) seluas 19,69 km2 atau 7,43% dari luas seluruh wilayah. Kedalaman 30-60 cm seluas 124,60 km2 atau 47,02% dan kedalaman 60-90 cm seluas 140,40 km2 atau 52,98% dari luas seluruh wilayah dan tidak bererosi. Pemerintahan Kota Medan memiliki iklim tropis, dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 260C.

(57)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Pada umunya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan, tetapi hal ini tergantung dari kapasitas penduauk tersebut.

Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.067.288 jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92%) dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 7798 jiwa/km.

4.2 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

4.2.1 Sejarah berdirinya PLN Wilayah II Sumatera Utara

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah merupakan hal yang baru. Kalau listrik mulai ada di Indonesia pada tahun 1893 di Batavia (Jakarta), maka sekitar 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jalan Listrik No.12, dibangun oleh NV NIGEN/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan pembagkit tenaga listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM), Berastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931), milik Gementee – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936), dan Tanjung Tiram (1930).

(58)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah kemudian membuktikan bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, pada tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) Undang – Undang Dasar 1945.

Setelah aksi pengambilalihan itu, sejak tahun 1955 berdirilah Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang dikepalai oleh R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), dan pada tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah Badan Pekerjaan Umum (BPU) Perusahaan Listrik Negara berdiri dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjan Umum Tinggi No.16/1/20 tanggal 20 Mei 1961 maka organisasi pembangkit tenaga listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau diubah menjadi PLN Eksploitasi I.

(59)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Umum Tenaga Listrik No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN yang menjadi kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara tetap sebagai Eksploitasi I.

Dari Eksploitasi I Menjadi Eksploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS/009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 6 cabang dan sektor yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, Pematang Siantar, Rantau Parapat dan Padang Sidempuan. Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, mendistribusikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam Surat Keputusan Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Ekploitasi II Menjadi Wilayah II

Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahan Umum Tenaga Listrik No.013/PRT/75 yang berubah dari PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Dari PERUM Menjadi PERSERO

(60)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

tinggi, dengan manajemen yag berani, transparan, terbuka, desentralisasi, pusat laba (profit center) dan pusat kas (cost center).

Perkembangan pembangkit tenaga listrik di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelangan, perkembangan fasilitas pembangkit tenaga listrik, kemampuan pasokan pembangkit tenaga listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan pembangkit tenaga listrik Sumatera Utara dimasa yang akan datang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa pembangkit tenaga listrik, maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri No.078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru di bidang jasa pelayanan pembangkit tenaga listrik yaitu PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan organisasi PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah Sumatera Utara, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah Sumatera Utara berpisah tanggung jawab ke PLN Pembangkit dan Penyalur Sumatera Bagian Utara. Sementara itu, PLN Wilayah Sumatera Utara berkonsentrasi pada distribusi dan penyaluran tenaga listrik.

4.2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

1.Visi Perusahaan

(61)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar atau market leader, menjadi perusahaan kelas dunia, memiliki sumberdaya manusia bertaraf professional dan produktif.

2.Misi Perusahaan

Misi perusahaan yang ditetapkan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yaitu menyediakan tenaga listrik yang memadai, aman, dan handal sekaligus meraih keuntungan berdsarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Selain itu juga fungsi sosial sebagai perintis pembangunan terutama untuk perusahaan, dalam melaksanakan usaha pembangkit tenaga listrik sesuai kaedah ekonomi yang sehat, memuaskan masyarakat sebagai pelanggan tenaga listrik, menjaga kegiatan yang berwawasan lingkungan serta memperhatikan kepentingan stake holder.

3.Tujuan Perusahaan

Tujuan didirikan PT PLN (Persero) yaitu untuk menyelenggarakan usaha penyediaa tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memperoleh keuntungan maksimal. Selain itu juga untuk melaksanakan penugasan pemerintah di bidang pembangkit tenaga listrik, serta pengembangan teknologi yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

4.2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Struktur organisasi yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah organisai garis dan staf yang merupakan kombinasi antara tipe organisasi garis tipe organisasi fungsional.

(62)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. 1. General Manager

Tugasnya adalah memimpin, mengurus, dan mengolah perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan.

2. Unsur Pembantu Pimpinan (Wakil General Manager)

Tugasnya adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan menangani masalah – masalah yang bersifat strategis yaitu pembangunan sarana – sarana penyediaan tenaga listrik.

3. Unsur Pengawasan.

Tugasnya adalah mengawasi jalannnya perusahaan baik yang di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.

4. Unsur Pelaksana

Tugasnya adalah melaksanakan tugas – tugas yang diberikan pemimpin untuk dilaksanakan dengan baik.

(63)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

tanggung jawab, dan wewenang yang wajib dilaksanakan oleh tiap Manager bidang berbeda – beda.

Manager bidang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Manager Bidang Perencanaan.

Tugasnya adalah merumuskan rencana yang akan dilakukan, pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik, kebutuhan investasi, dan mengevaluasi kinerja karyawan. Bidang Perencanaan ini terdiri dari :

- Sub Bidang Perencanaan Korporat - Sub Bidang Perencanaan Sistem - Sub Bidang Sistem Informasi

Dalam Bidang Sistem Informasi dibagi lagi dalam 3 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Operasi Aplikasi Teknologi Informasi - Sub-Sub Bidang Operasi Jaringan Dan Multimedia - Sub-Sub Bidang Layanan Database

2. Manager Bidang Teknik

Tugasnya adalah mengelola pembangunan dan penyediaan sarana dan pendistribusian tenaga listrik. Bidang Teknik ini terdiri dari :

- Sub Bidang Konstruksi - Sub Bidang Distribusi 3. Manager Bidang Niaga

Tugasnya adalah merencanakan, mengendalikan, dan membina pengoperasian serta memelihara sarana penyediaan tenaga kerja. Bidang Niaga ini terdiri dari :

(64)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. - Sub Bidang Komersial

- Sub Bidang Pengembangan Usaha 4. Manager Bidang Keuangan

Tugasnya adalah menyusun dan memantau anggaran pendapatan dan belanja, mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan serta menyusun laporan keuangan. Bidang Keuangan ini terdiri dari:

- Sub Bidang Anggaran Dan Pendanaan - Sub Bidang Keuangan

- Sub Bidang Akuntansi

Dalam Bidang Sistem Keuangan dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Pengendalian Keuangan

- Sub-Sub Bidang Administrasi Keuangan

Dalam Bidang Akuntansi dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Akuntansi Tetap Dan PDP & Persediaan - Sub-Sub Bidang Akuntansi Umum

5. Manager Bidang SDM & Administrasi

Tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, administrasi umum, dan hubungan dengan masyarakat. Bidang Sumber Daya Manusia dan Administrasi ini terdiri dari :

- Sub Bidang Perencanaan Organisasi & SDM - Sub Bidang Administrasi SDM

(65)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. - Sub Bidang ADM Kesekretariatan

Dalam Bidang Administrasi SDM dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Administrasi SDM

- Sub-Sub Bidang Kesejahteraan SDM

Dalam Bidang ADM Kesekretariatan dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Sekretariat

- Sub-Sub Bidang Pelayanan Kantor

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara juga membawahi tujuh cabang yaitu : 1. Cabang Medan, terdiri dari 4 Rayon dan 4 Ranting

2. Cabang Binjai, terdiri dari 3 Rayon dan 10 Ranting

3. Cabang Pematang Siantar, terdiri dari 1 Rayon dan 10 Ranting 4. Cabang Sibolga, terdiri dari 1 Rayon dan 8 Ranting

5. Cabang Padang Sidempuan, terdiri dari 6 Ranting

6. Cabang Rantau Parapat, terdiri dari 1 Rayon dan 6 Ranting

7. Cabang Lubuk Pakam (menjadi cabang pada tahun 2003), terdiri dari 8 Ranting 8. Cabang Nias (pada tahun 2009), terdiri dari 2 Ranting

4.3 Tarif Dasar Listrik

(66)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Tabel 4.1

Tarif Dasar Listrik

(67)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tarif dasar listrik yang dikenakan tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda tergantung pada besarnya dayan yang digunakan dan pemakaiannya. Sehingga semakin besar listrik (KWh) digunakan maka semakin besar pula persentase pengendali dari tarif listrik tersebut.

4.4 Analisis Hasil Penelitian

4.4.1 Karakteristik Responden

Penulis melakukan survey ke lapangan untuk memperoleh berbagai informasi. Dari hasil survey tersebut penulis mendapatkan berbagai macam ciri-ciri responden, jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah yang dimiliki dengan jumlah responden sebanyak 45 orang.

4.4.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1)

Indikator pada jumlah alat yang menggunakan listrik (unit) ini dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik

(68)

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.

4-6 13 28,89

7-10 23 51,11

11-16 9 20

Jumlah 45 100

Sumber : Kuesioner,2009

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dari 45 responden pada rumah tangga, sebanyak 28,89 % responden mempunyai jumlah alat yang menggunakan listrik antara 4-6 unit, 51,11 % responden mempunyai jumlah alat yang menggunakan listrik antara 7-10 unit dan 20 % responden mempunyai jumlah alat yang menggunakan listrik antara 11-16 unit. Secara umum rata-rata jumlah alat yang menggunakan listrik pada rumah tangga adalah 7-10 unit.

4.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2)

Indikator pada jumlah tanggungan keluarga (orang) ini dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang) Responden Persentase

1-2 23 51,11

3-4 17 37,78

5-7 5 11,11

Jumlah 45 100

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Gambar 2.1 Pengaruh perubahan harga barang X terhadap jumlah barang X yang diminta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model yang menggambarkan pola sebaran polutan udara di Bukit Semarang Baru adalah dispersi (Gauss) sumber garis. Saran akademik yang diusulkan antara lain pihakdalam

Masalah lokasi kompeti- tif yang optimal dalam menempatkan fasilitas pada lingkungan yang kompeti- tif, telah banyak dikembangkan untuk sejumlah model adalah untuk mendukung

Pengalihfungsian lahan terbuka hijau, lahan pertanian dan kawasan pinggiran tersebut secara umum sering terjadi pada Negara yang sedang berkembang,

Dengan tidak adanya segmentasi pasar, berakibat pada suatu perusahaan akan kesulitan untuk membidik konsumen mana yang akan dituju, karena kosumen mempunyai kebutuhan

Karni, M.Pd PENGAWAS SD UPTD Cab.Din.. Sunaryoto PENGAWAS SD

8mwo dan superset bisa menghasilkan peningkatan otot biceps dan lebih maksimal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 member fitness Maroz Gym, latihan

kelapa sawit yang memiliki nilai kalori, kadar karbon dan kekuatan tekan yang tinggi; dan kadar air dan kadar abu yang rendah maka perlakuan yang digunakan bahan

Seperti pada papan partikel serutan kayu yang direndam selama 2 jam, pada papan partikel serutan kayu yang direndam selama 24 jam juga menunjukkan makin tinggi tekanan kempa,