Tugas Geografi Perkotaan
Nama : Hesti Rachma Ikhwani
NIM : 15/377518/GE/07959
Dosen Pengampu : Dr. Sri Rum Giyarsih S.Si, M.Si
Identitas
Nama Reviewer : Hesti Rachma Ikhwani
Judul : Penataan Ruang Perkotaan yang Berkelanjutan, Berdaya Saing, dan Berotonomi
Penulis : I Wayan Suweda
Tahun : 2011
Volume Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Volume 15 , No. 2 Juli 2011
Kota merupakan salah satu tujuan bagi penduduk untuk mengadu nasip demi mendapatkan perekonomian yang lebih baik. Atas dasar prekonomian ini pula yang menyebabkan maraknya pembangunan kota-kota besar sehingga perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Perpindahan penduduk dari desa ke kota sendiri dinamakan urbanisasi. Namun urbanisasi yang berlebih menyebabkan dampak buruk pada kota yang dituju. Kecepatan pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak diimbangi dengan didirikannya industri sehingga menyebabkan pengangguran dan kesenjangan social.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini menimbulkan terpusatnya konsentrasi penduduk, dan persebaran penduduk menjadi tidak merata, dan hanya sebatas pemadatan pendudul di kawasan kota saja. Bagi penduduk desa yang awam, kegiatan di perkotaan menimbulkan banyak ketertarikan yang hanya dipikirkan sesaat saja oleh penduduk desa. Sejatinya tidak semua pengadu nasip mengalami keberuntungan. Bagi mereka yang kurang beruntung, dan tidak memiliki sanak saudara maupun tempat tinggal menyebabkan mereka berusaha dan menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup seperti tindakan criminal yang sering terjadi.
Suatu kota sejatinnya tidak selamanya tentram sejahtera namun pasti ada kendala yang terjadi di kota tersebut. Terdapat tiga faktor yang biasanya terjadi di kota-kota besar seperti pertambahan penduduk yang melonjak, banyaknya aktivitas di perkotaan, dan perluasan daerah kota.
Pertambahan penduduk tidak lepas dari kelahiran dan kematian, namun hal tersebut dapat berjalan sewajarnya karena mmbutuhkan proses namun pertambahan penduduk dengan cara migrasi atau urbanisasi dapat meningkatkan jumlah penduduk dalam waktu singkat. Hal ini dapat memicu permasalahan lain seperti bertambah sedikitnya ruang terbuka hijau akhibat alih fungsi lahan menjadi permukiman. Pada awalnya desa yang semula memiliki daerah administrasi yang kecil seiring dengan berjalannya waktu dan pertambahan penduduk yang padat menjadi penuh sesak dan berakhir pada pemekaran daerah, biasanya pemekaran kabupaten pada daerah pinggiran. Seperti yang terjadi di Indonesia hingga tahun 2009 sudah terjadi 165 kebupaten baru di seluruh penjuru nusantara.
Pengalihfungsian lahan terbuka hijau, lahan pertanian dan kawasan pinggiran tersebut secara umum sering terjadi pada Negara yang sedang berkembang, namun apabila terus dibiarkan maka akan menimbulkan masalah yang serius dari kota atau perkotaan tersebut. Beberapa masalah yang umum terjadi di perkotaan seperti :
a. Angka kemiskinan yang terus bertambah, hal ini disebabkan akibat kurangnya mata pencaharian yang kurang layak dimana gaji atau upah yang di dapat masih di bawah UMR
b. Kurangnya lapangan pekerjaan yang memadahi, seiring bertambahnya penduduk membuat lapangan pekerjaan akan semakin berkurang sehingga meningkatkan angka kemiskinan
c. Tumbuhnya kawasan kumuh di perkotaan disebabkan oleh kurangnya kawasan layak huni akibat kepadatan penduduk yang meluas dan luas wilayah yang semakin menyempit.
e. Kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat, transportasi pribadi tentunya lebih fleksibel untuk menjangkau daerah yang tidak dilewati oleh angkutan umum.
f. Terbatasnya akses terhadap air minum/ bersih dan sanitasi, banyaknya limbah yang dibuang sembarangan dan mencemari air.
g. Ruang terbuka hijau semakin berkurang di perkotaan, diakibatkan adanya pertambahan lokasi permukiman
h. Kurangnya penanganan masalah persampahan yang kurang terpadu, menyebabkan kebersihan lingkungan yang berkurang.
i. Kebijakan pengolakan sector informal yang belum optimal
Sebuah Negara yang ingin maju tentunya harus memperbaiki kondisi kotanya dengan meninjau ulang pembangunan yang ada diganti dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development dengan mengubah arah kebijakan pembangunann itu senidiri. Selain itu mewujudkan kota yang layak huni sangat penting, sebagai paradigma dalam pembangunan. Kota layak huni yang dimaksudkan seperti :
a. Nyaman untuk ditinggali
b. Memenuhi kebutuhan manusia akan kenyamanan hidup fisik, social, budaya, dan lingkungan
c. Berkelanjutan (sustainable) antisipasi terhadap perubahan iklim dan bencana alam serta memenuhi ke-perluan hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan keperluan hidup manusia masa datang
d. Berkeadilan (just), menyediakan ruang hidup dan berusaha bagi seluruh golongan masyarakat perkotaan
e. Pendorong pertumbuhan (engine of growth)
f. Mampu berkompetisi dalam perkemba-ngan ekonomi global dengan memanfa-atkan potensi sosial budaya dan kreati-fitas lokal (ekonomi kreatif); serta mampu menciptakan hierarki pasar ba-gi kota menengah, kecil, dan perdesaan.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk pembangunan yang berkelanjutan yaitu meliputi :
Bidang Lingkungan:
c. Peningkatan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, penegakan hukum, d. Peningkatan kelembagaan serta sarana dan prasarana pengawasan.
e. Peningkatan konservasi dan rehabilita-si sumber daya kelautan dan perika-nan. f. Peningkatan adaptasi dan mitigasi ter-hadap dampak perubahan iklim.
g. Pengembangan peralatan pemantauan kualitas air.
h. Pelaksanaan Program Langit Biru, pro-gram Proper, Program Kali Bersih (Prokasih), Pengelolaan Limbah Do-mestik dan Usaha Skala Kecil, Penge-lolaan Sampah Terpadu, Pengelolaan B3 dan Limbah; penegakan hukum pi-dana dan perdata serta administrasi lingkungan.
i. Telah disusunnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang memuat substansi antara lain (1) Rencana Perlindungan dan Pengelola-an Lingkungan Hidup, (2) Kajian
Bidang Sosial:
a. Penanggulangan kemiskinan. b. Pemberdayaan masyarakat sipil.
c. Pelaksanaan musrenbang tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
d. Meningkatkan tingkat pendidikan ma-syarakat Indonesia.
Bidang Ekonomi:
a. Pengendalian inflasi. b. Konsolidasi fiskal. c. Stimulus fiscal, dan
d. Memperkuat ketahanan sektor keua-ngan domestik.
Beberapa Negara telah mengadakan evolusi pembangunan berkelanjutan dunia dan dengan cara yang berbeda-beda seperti :
b. Burgess,pada tahun 1925, mencetuskan teori konsentris dengan adanya CBD atau Central Business Distric menempatkan kegiatan pusat kehidupan sosisal ekonomi di tengah kota.
c. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustain-able development): (awal 1970-an) mendorong keseimbangan dalam penyelenggaraan pemba-ngunan, terutama aspek ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup.
d. Konsep TOD atau transit Oriented Distric yaitu adanya jalur pejalan kali di sekitar hunian dan sepanjang jalur kereta api agar memudahkan penduduk kota untuk menuju angkutan umum, selain itu mengurangi polusi udara akibat adanya emisi kendaraan berlebih.
e. Konsep eco-town atau green city , yaitu dengan membuang limbah dan mengelolanya dengan baik dan benar.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Bahan yang dipaparkan dalam isi jurnal cukup lengkap dan disertai dengan contoh-contoh yang mendukung judul yang dimaksud. Teori-teori yang dibahas dalam jurnal cukup banyak serta diberi penjelasan singkat padat dan jelas sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Kekurangan
dibahas, padahal hal tersebut yang paling tampak dalam pembangunan suatu kota.
DAFTAR PUSTAKA
Alfana, Muhammad ArifFahruddin. Sri Rum Giyarsih. KanthiAryekti. AyuRahmaningtias. 2016. Fertilitas Dan Migrasi: KebijakanKependudukanUntukMigran Di KabupatenSleman. NATAPAJA, 3 (1), 2016
Giyarsih, Sri Rum. 1999. MobilitasPenduduk Daerah Pinggiran Kota. MajalahGeografi Indonesia, 13 (1999), 1999
Giyarsih, Sri Rum. 2002. Dampak Non EkonomiMigrasiTenagaKerjaWanitaKeluarNegeri Di Daerah Asal: LaporanPenelitian, PenelitianIlmuPengetahuanTerapan, KajianWanita. LembagaPenelitian, UniversitasGadjahMada, 2002
Giyarsih, Sri Rum. 2010. Urban Sprawl Of The City Of Yogyakarta, Special Reperence To The Stage Of Spatial Transformation (Case Study At Maguwoharjo). Indonesia Journal Of Geography, 42 (1), 49 – 60, 2010
Giyarsih, Sri Rum. Muhammad ArifFachruddinAlfana. 2013. The Role Of Urban Area As The Determinant Factor Of Population Growth. Indonesian Journal Of Geography, 45 (1), 2013
Giyarsih, Sri Rum. 2015. DampakTransmigrasiTerhadap Tingkat KesajahteraanWargaTransmigranDidesaTanjungKukuhKecamatanSemendawai Barat KebupatenOganKomeringUluTimurProvinsi Sumatera Selatan. UniversitasGadjahMada, 2015
Giyarsih, Sri Rum. 2015. PemetaanKelembagaanDalamKajianLingkunganHidupStrategis DAS Bengawan Solo Hulu. JurnalSains Dan TeknologiLingkungan, 2 (2), 2015
Giyarsih, Sri Rum. 2016. KoridorAntar Kota SebagaiPenentuSinargismeSpasial: KajianGeografi Yang SemakinPenting. TATALOKA, 14 (2), 90 – 97, 2016
Harini, Rika. Sri Rum Giyarsih. Sri RahayuBudiani. 2005. Analisis Sector UnggulanDalamPenyerapanTenagaKerja Di Daerah Istimewa Yogyakarta. MajalahGeografi Indonesia, 19 (2005), 2005
Oryza, Hidayat. Sri Rum Giyaersih. 2012. Tingkat
PengetahuanMahasiswaUniversitasGadjahMadatentangBahayaPenyakit AIDS. JurnalBumi Indonesia, 1 (2), 2012
Ridwan, UcokHeriady. Sri Rum Giyarsih. 2010.
KajianKualitasLingkunganPermukimanMasyarakatPesisirSukuBajo Di KabupatenMunaProvinsi Sulawesi Tenggara. UniversitasGadjahMada, 2010
Saputra, IwanAlim. Sri Rum Giyarsih. 2014. StudiKomperatifTransformasi Wilayah DikabupatenKlaten. UniversitasGadjahMada, 2014