• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan para pesaingnya. Jika perusahaan dalam kondisi yang kurang baik atau tidak sehat maka akan menyulitkan perusahaan dalam menghadapi persaingan (Rosidin, 2011).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu badan usaha yang turut berperan dalam menopang pertumbuhan perekonomian Indonesia (Ningrum, 2013). PT. Pegadaian (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga jasa gadai yang diakui oleh pemerintah ini memiliki perkreditan yang khas, karena hanya bergerak dalam bidang penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda-benda bergerak (Laporan Keuangan PT. Pegadaian (Persero), 2013). Menurut Dwanintyas (2014) PT. Pegadaian (Persero) merupakan salah satu alternative bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kreditt, karena mampu melayani kebutuhan akan uang pinjaman dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan bank, sehingga sangat diminati masyarakat, hal ini dapat diketahui dengan layanan pemberian kredit yang telah disalurkan baik untuk kebutuhan produksi, semi produksi maupun konsumtif.

(2)

2

PT. Pegadaian (Persero) yang dulunya dikenal memonopoli jasa gadai di Indonesia namun kini PT. Pegadaian (Persero) tidak lagi menyandang predikat tersebut karena kini sudah banyak bermunculan para pesaing yang sama-sama bergerak di bidang pelayanan gadai, yaitu perbankan syariah seperti Bank Syariah Mandiri (BSM) (Dwanintyas, 2014). Untuk menyikapi persaingan, kini PT. Pegadaian (Persero) tidak hanya melayani jasa gadai namun juga melayani pelayanan jasa fusida, pelayanan jasa titipan, jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi. Selain melaksanakan kegiatan usaha diatas, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran dan jasa administrasi pinjaman, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perusahaan (Laporan Keuangan PT. Pegadaian (Persero), 2013)

Sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam penyalur kredit, PT. Pegadaian (Persero) harus bisa mengelola keuangannya sebaik mungkin. Menurut Munawir (2010:5) kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangannya yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan-laporan keuangan lainnya. Menganalisis neraca perusahaan akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan perusahaan dan menganalisis laporan laba-rugi akan diperoleh gambaran atau hasil tentang perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.

Menurut PPAK (2012) Manajer dapat mengetahui keadaan perusahaan dimasa lalu dan perkembangan keuangan perusahaan saat ini maupun dimasa yang akan datang dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan.

(3)

3

Menganalisis data keuangan dari tahun ke tahun akan dapat diketahui kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang akan di lakukan di waktu yang akan datang.

Pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan bukan hanya manajer saja, kreditur dan investor juga berkepentingan atas laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit dan penanaman modal (Brigham dan Houston, 2010:102). Bagi kreditur digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Bagi investor digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangannya dan sekaligus dapat juga untuk mengukur prospek perusahaan dimasa yang akan datang (PPAK, 2012).

Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan, hasil kecenderungan atau trend dan untuk mengetahui keadaaan keuangan, hasil usaha serta kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya (Djarwanto, 2010). Menurut Kasmir (2012) analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dilakukannya analisis rasio keuangan ini, diharapkan dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi internal perusahaan pada umumnya dan kondisi keuangan pada khususnya.

(4)

4

Dalam melakukan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Rasio merupakan gambaran suatu hubungan dari dua unsur (suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara sistematis sehingga dapat diketahui deskripsi tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka standar (Riyanto, 2010:329). Menurut Wiagustini (2010:75) pada dasarnya ada beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio penilaian.

Hal ini juga berlaku bagi PT. Pegadaian (Persero) yang merupakan salah satu perusahaan BUMN. Untuk itu setiap tahunnya wajib melaporkan kinerjanya kepada pemerintah secara berkala (Ningrum, 2013). Hasil penilaian kinerja keuangan tersebut nantinya akan menentukan tingkat kesehatan keuangannya. Jika kinerja keuangan PT. Pegadaian (Persero) dalam kondisi yang baik/sehat akan dipercayai oleh masyarakat sebagai perusahaan yang dapat memenuhi kewajibannya (Soetjitro, 2009).

Penilaian atas kinerja BUMN dilakukan berdasarkan atas Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Mengacu pada keputusan tersebut, ada tiga aspek yang dinilai yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Berhubungan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan dan

(5)

5

tingkat kesehatan keuangan PT. Pegadaian (Persero), maka aspek operasional dan aspek administrasi diabaikan.

Dalam aspek keuangan terdapat delapan rasio keuangan yang digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan atau kinerja keuangan BUMN yang mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002. Rasio-rasio tersebut adalah return on equity (ROE), return on investment (ROI), cash ratio, current ratio, collection periods, perputaran persediaan, total asset turnover, dan yang terakhir rasio total modal sendiri terhadap total asset.

Harahap (2011:305) mengatakan bahwa perhitungan return on equity akan menujukkan berapa persen laba bersih yang diperoleh bila diukur dari modal pemilik. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Syamsudin (2009:63) mengatakan bahwa return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah kesuluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Return on investment merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva. Hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut Wiagustini (2010:78) cash ratio (rasio kas) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo dengan kas yang dimiliki. Menurut Sutrisno (2009:216) Cash ratio merupakan

(6)

6

rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Riyanto (2010:331) current ratio (rasio lancar) adalah kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Current ratio dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan (Kasmir, 2012)

Menurut Wiagustini (2010:80) Collection periods digunakan untuk mengukur waktu penerimaan tagihan. Rasio ini mengukur jangka waktu (dalam satuan hari) yang diperlukan dalam mengumpulkan piutang (Rosidin, 2011). Jika hasil perhitungan collection periods semakin kecil maka menunjukan hasil yang semakin baik.

Harahap (2011:308) mengatakan bahwa rasio perputaran persediaan menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Menurut Wiagustini (2010:80) rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam dalam persediaan. Semakin cepat rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan perusahaan berjalan dengan baik.

Menurut Kasmir (2012:185) Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap aktiva. Rasio ini merupakan bagian dari rasio aktivitas yang mengukur seberapa

(7)

7

efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan menjual.

Rasio total modal sendiri terhadap total asset merupakan total modal sendiri dibagi total aset dikali seratus persen. Rasio ini digunakan untuk menghitung persentase total dana yang tertanam dalam aktiva secara keseluruhan (Ningrum 2013). Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor.

Berdasarkan penerlitian sebelumnya, sinuraya (2008) menggunakan current ratio, cash ratio, total debt to total asset ratio, total debt to total equity, total assets turn over, receivable turn over, average collection period ratio, net profit margin, gross profit margin, ROI, dan ROE untuk menganalisa kinerja keuangan Perum Pegadaian Kanwil I Medan tahun 2003 hingga 2006 sedangkan Dwanintyas (2014) yang menganalisis kinerja keuangan PT. Pegadian (Persero) periode 2008-2012 menggunakan cash ratio, quick ratio, cash ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, perputaran aktiva, receivable turnover ratio, average collection period ratio, net profit margin, gross profit margin, return on asset, dan return on equity.

Berdasarkan uraian diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Pegadaian (Persero) Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002”

(8)

8 1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian yang diperoleh berdasarkan latar belakang, adalah:

1. Bagaimanakah perkembangan kinerja keuangan PT. Pegadaian (Persero) tahun 2012-2013 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN no: KEP-100/MBU/2002?

2. Bagaimanakah tingkat kesehatan keuangan PT. Pegadaian (Persero) tahun 2012-2013 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN no: KEP-100/MBU/2002? 1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT. Pegadaian (Persero) tahun 2012-2013 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN no: KEP-100/MBU/2002. 2. Mengetahui tingkat kesehatan keuangan PT. Pegadaian (Persero) tahun

2012-2013 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN no: KEP-100/MBU/2002. 1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis, sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan, terutama dalam hal penilaian kinerja keuangan.

(9)

9 2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada manajemen PT. Pegadaian (Persero) dalam keputusan dan kebijakan yang akan diambil.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran dalam penelitian ini, maka penyajiannya akan disusun menjadi beberapa bab secara sistematis, sehingga antara satu bab dengan lainnya memiliki hubungan erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I :Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Bab ini menguraikan mengenai teori – teori atau konsep – konsep yang relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, serta rumusan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

(10)

10 Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan tentang simpulan dari permasalahan yang dibahas serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dicapai.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mempertimbangkan banyak penelitian mengenai keluarga dan praktik menonton televisi, dan bagaimana kelas- kelas menentukan selera dan penggunaan waktu luang,

PT Frigia Airconditioning memberikan perawatan berkala dan kerusakan AC pada kendaraan mobil tersebut, lalu juga memberikan layanan kepada pelanggan dengan

Dari Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan mengenai proses bisnis yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo dalam proses pencatatan layanan konseling siswa

Dalam menentukan solusi umum, mahasiswa menggunakan berbagai cara/alternatif penyelesaian, ada yang menggunakan cara PD eksak dan ada juga dengan menggunakan PD

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam meningkatkan taraf ekonomi seniman dan menguatkan potensi yang ada. Melalui Pemberdayaan

Suatu sistem pemisahan pasir multifase yang meliputi suatu pipa memanjang untuk stabilisasi arus, dengan suatu saluran masuk untuk menerima bahan multifase, suatu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi Penelitian ini dengan

Jika mengacu pada buku Tanaman Obat Tradisional dan Atlas Tumbuhan Obat (Yusro, 2010) yang dijadikan panduan untuk identifikasi, sebenarnya tumbuhan yang ada disekitar