• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian Profil Umum Kantor Samsat OKU Timur I Sejarah Singkat Kantor Samsat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian Profil Umum Kantor Samsat OKU Timur I Sejarah Singkat Kantor Samsat"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Objek Penelitian

1.1.1. Profil Umum Kantor Samsat OKU Timur I

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) merupakan tempat administrasi dari pemerintah yang dibuat untuk memperlancar dan mempercepat proses pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang dilaksanakan dalam satu gedung. Samsat merupakan suatu sistem kerjasama tiga instansi berbeda, diantaranya yaitu kepolisian, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi, dan PT. Jasa Raharja (Persero) dalam melayani wajib pajak untuk menerbitkan STNK dan tanda nomor kendaraan bermotor yang merupakan salah satu pendapatan uang kas negara baik melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Semua kegiatan ini dilaksanakan pada satu kantor yang sering disebut kantor Samsat. Dalam hal ini, kepolisian memiliki tugas penerbitan STNK, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), sedangkan PT. Jasa Raharja mengelola Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Lokasi Kantor Bersama Samsat umumnya berada di lingkungan Kantor kepolisian setempat, atau di lingkungan satuan lalu lintas (satlantas) setempat. Samsat terdapat di setiap provinsi di Indonesia, serta memiliki unit pelayanan di setiap kabupaten/kota.

1.1.2. Sejarah Singkat Kantor Samsat

Periode I, era pra perang dunia II Staatblad 1999 No. 31, di tanah air Indonesia akhir abad ke-19 sudah ada mobil/kendaraan bermotor, kepolisian berada dibawah departemen urusan dalam negeri (Departemen Van Binenlandsch Bertuur). Kepala polisi kota/kepala polisi karesidenan atas nama residen atau gubernur bisa menerbitkan surat izin mengemudi (SIM). Periode II, tahun 1945-1965, pada tanggal 25 Juni 1946, Presiden Republik Indonesia menetapkan pemisahan kepolisian dari Kementrian dalam negeri, sehingga menjadi jawatan tersendiri yang berkoordinasi dengan perdana Menteri dan berwenang menertibkan dokumen kendaraan bermotor. Staatsblad 1899

(2)

2

direvisi menjadi UU nomor 7 tahun 1951, yaitu tanda nomor kendaraan mengemudi yang dikeluarkan residen diserahkan seluruhnya kepada polisi. UU nomor 7 tahun 1951 tentang UU lalu lintas jalan disempurnakan menjadi UU nomor 3 tahun 1965 tentang lalu lintas angkutan jalan yang pengukuhkan peraturan pemerintahan lalu lintas jalan (PPL) dan lalu lintas jalan perhubungan (PLJP) serta peraturan lalu lintas jalan dalam negeri (PLDN).

Periode III, tahun 1965-1974, STNK, STCK, BPKB, dan SIM diselenggarakan atau diterbitkan oleh polisi. Seluruh pemilik kendaraan bermotor (100%) mendaftarkan STNK ke polisi. Mereka mendaftarkan kendaraannya karena takut pada kewenangan polisi dalam penegakan hukum yang mempunyai upaya paksa. Realisasi pemilik kendaraan yang melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor (PKB/BBN-KB) hanya 30% yang melaksanakan kewajibannya. Demikian pula realisasi pelaksanaan pembayaran setoran wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) kurang lebih hanya 10%.

Periode IV, tahun 1974-1976, pihak Dispenda dan PT. Jasa Raharja meminta dukungan atau bantuan polisi agar pembayaran pajak kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor dan SWDKLLJ dapat terdaftar seluruhnya seperti pendaftaran STNK pada polisi. Atas prakarsa kepolisian lalu lintas Kodak VII Jakarta Raya, Kolonel polisi Drs. Putra Astaman yang mendapat dukungan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, dibuatlah konsep pendaftaran kendaraan bermotor, pembayaran pajak kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor dan SWDKLLJ dalam satu atap untuk tingkat daerah khusus ibu kota Jakarta. Konsep pendaftaran kendaraan bermotor dan pembayaran pajak kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor serta SWDKLLJ dalam sistem satu atap mulai disosialisasikan.

Periode V, tahun 1976-1978, masa sosialisasi dan uji coba pelaksanaan kendaraan bermotor dengan sistem satu atap di wilayah DKI Jakarta ternyata signifikan dengan pemasukan kas daerah. Pendapatan melalui pendapatan asli daerah sendiri (PADS) meningkat pesat. Masa berlaku STNK adalah satu tahun. Dari keberhasilan tersebut maka pelaksanaan pendaftaran kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta sebagai pilot project diangkat ke tingkat nasional untuk dibentuk Samsat dengan landasan instruksi bersama (Menteri Pertahanan dan Keamanan Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan Republik Indonesia).

(3)

3

pelaksanaan sangat bagus, pendaftaran Dispenda dan PT. Jasa Raharja meningkat drastis. Masa berlaku STNK lima tahun. Pada tahun 1999 terdapat revisi instruksi bersama Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan mengubah masa berlakunya STNK dari satu tahun menjadi lima tahun, namun pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) dilaksanakan setiap tahun melalui pengesahan STNK. UU nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara Republik Indonesia menegaskan, pada pasal 15 (2) huruf B, bahwa Polisi Republik Indonesia (Polri) diberikan wewenang menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pasal 15 (2) huruf C, bahwa kewenangan polri diberi wewenang memberikan surat izin mengemudi (SIM), terkait dengan kewenangan polri melakukan registrasi dan identifikasi forensik kendaraan bermotor dan pengemudi adalah untuk mendukung kewenangan polri seperti disebut pada pasal 15 (1) huruf J, yaitu sebagai penyelenggara pusat informasi kriminal nasional. Pada tahun 2009 UU nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan direvisi menjadi UU nomor 22 tahun 2009 dengan diterbitkannya peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu), sehingga efektif diberlakukan pada tahun 2010. Pada pelaksanaan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, diterbitkan peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2011 dan peraturan pemerintah nomor 37 tahun 2011.

1.1.3. Visi dan Misi Kantor Samsat a. Visi

Terwujudnya pelayanan prima sebagai bukti pengabdian kepada masyarakat. b. Misi

1) Meningkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan keamanan, dan kenyamanan/keselamatan kepada pemilik kendaraan bermotor;

2) Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan negara/perbaikan kwalitas sumber daya manusia apatur.

(4)

4 1.1.4. Logo Kantor Samsat

Berikut terlampir logo dari kantor Samsat Ogan Komering Ulu Timur yang menyertakan juga logo dari perusahaan Jasa Marga dan Polantas setempat.

Gambar 1. 1 Logo Tiga Instansi Pemerintah di Kantor Samsat OKU Timur

Sumber: Kantor Samsat Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur)

Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Samsat memiliki tiga instansi didalam satu kantor pemerintahan yang bekerja sama melayani wajib pajak yang ingin membayar pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, dan SWDKLLJ, yaitu PT Jasa Raharja, Satuan Lalu Lintas, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang juga merupakan logo dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).

1.1.5. Struktur Organisasi Kantor Samsat

Berikut terlampir struktur organisasi Kantor Samsat Wilayah OKU Timur I.

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Kantor Samsat Wilayah OKU Timur I Sumber: Kantor Samsat Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur)

Terkait dengan gambar 1.2, peneliti akan menjelaskan tugas dari masing-masing divisi, yaitu:

(5)

5 a. Bagian Tata Usaha

1) Merencanakan kegiatan operasional Sub Bagian Tata Usaha, berdasarkan tugas pokok dan fungsi, agar pelaksanaan tugas menjadi efektif dan efisien;

2) Merencanakan kebutuhan dan menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan rumah tangga di lingkungan unit pelaksana teknis badan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan;

3) Menyusun dan mengelola dokumen perencanaan anggaran belanja pegawai sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku agar dapat terlaksananya kegiatan;

4) Melakukan tata kelola keuangan pelaksanaan anggaran belanja, evaluasi dan penyusunan laporan sesuai dengan peraturan yang berlaku guna tertib administrasi;

5) Mengelola administrasi perlengkapan dan memelihara sarana dan prasarana perkantoran sesuai dengan peraturan yang berlaku guna tertib administrasi;

6) Melaksanakan penanganan telpon/email dan fasilitator komunikasi dengan pemakai sesuai dengan peraturan yang berlaku guna tertib administrasi;

7) Mengelola ketatausahaan, kearsipan dan mengelola administrasi kepegawaian sesuai dengan peraturan yang berlaku guna tertib administrasi;

8) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta menyampaikan laporan kepada kepala UPTB sesuai dengan peraturan yang berlaku guna tertib administrasi;

9) Membimbing bawahan, membagi tugas kepada bawahan dan menilai prestasi kerja pegawai dengan cara disposisi atau secara lisan agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;

10) Membuat laporan dan mengevaluasi kinerja sebagai hasil pertanggung jawaban sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya agar mudah melakukan evaluasi peningkatan kinerja supaya bekerja lebih

(6)

6 profesional;

11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan agar mudah untuk dilaksanakan supaya target dan sasaran kerja tercapai.

b. Bagian Pendataan dan Penagihan

1) Merencanakan kegiatan pendataan dan pendaftaran wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah melalui formulir pendaftaran; 2) Merencanakan kegiatan penghimpunan, pengolahan data pajak dan

subjek pajak serta retribusi daerah melalui formulir surat pemberitahuan baik secara manual maupun kompuerisasi;

3) Merencanakan kegiatan pemeriksaan lokasi/lapangan wajib pajak atas kepentingan dinas atau tembusan surat dinas dari intansi lain;

4) Merencanakan kegiatan penataan dan penyusunan daftar induk wajib pajak dan retribusi daerah;

5) Merencanakan kegiatan penyimpanan surat perpajakan dan retribusi daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan pendaftaran;

6) Merencanakan kegiatan pemberian pelayanan dan informasi berkaitan dengan tata cara/mekanisme pembayaran pajak dan retribusi daerah pada unit pelaksana teknis dinas;

7) Merencanakan kegiatan penyampaian SPTPD dan dokumen lainnya kepada seksi penetapan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tersedianya data yang valid;

8) Merencanakan kegiatan penagihan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

9) Merencanakan kegiatan penghimpunan pengiventariskan tunggakan- tunggakan pajak dan retribusi daerah;

10) Merencanakan kegiatan penatausahaan dan penyampain surat teguran, surat tagihan pajak daerah (STPD) dan menyiapkan bahan pelaksanaan surat paksa;

11) Membimbing bawahan dan membagi tugas kepada bawahan dengan cara memberikan disposisi agar pekerjaan segera dapat selesaikan sesuai dengan tepat waktu;

(7)

7

dengan rencana dan program kegiatan agar dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan;

13) Mengevaluasi kinerja bawahan agar mudah melakukan koreksi terhadap kinerja yang telah dilaksanakan supaya tidak terjadi kesalahan yang berulang;

14) Membuat laporan sebagai hasil pertanggung jawaban sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya agar mudah melakukan evaluasi peningkatan kinerja supaya bekerja lebih profesional;

15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan agar mudah untuk dilaksanakan supaya target dan sasaran kerja tercapai.

c. Bagian Penetapan dan Pelaporan

1) Merencanakan kegiatan penghitungan penetapan pajak dan retribusi daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2) Merencanakan kegiatan penghitungan jumlah angsuran

pemungutan/pembayaran/penyetoran atas permohonan wajib pajak dan retribusi daerah yang disetujui;

3) Merencanakan kegiatan penerbitan dan pendistribusian serta penyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi daerah yang berkiatan dan penetapan;

4) Merencanakan kegiatan penerimaan, penelitian, penandatanganan dan pengiriman daftar pengantar penetapan/ pengurangan/ penghapusan dan membukukanya untuk bahan pembuatan iktisar bulanan;

5) Merencanakan kegiatan penerimaan, penelitian, pembukuan tanda bukti pembayaran dan memperinci tinadasan bukti pembayaran tersebut;

6) Merencanakan kegiatan pengarsipan bukti-bukti pembayaran dan retribusi;

7) Merencanakan kegiatan pemindahan buku, retitusi dan kompensasi berdasarkan peraturan yang berlaku dam menyelenggarakan pembukuan bermacam-macam pembayaran pajak dan retribusi daerah;

8) Merencanakan kegiatan penerbitan surat-surat keterangan fiskal; 9) Membimbing bawahan dan membagi tugas kepada bawahan dengan

(8)

8

cara memberikan disposisi agar pekerjaan segera dapat selesaikan sesuai dengan tepat waktu;

10) Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan yang berhubungan dengan rencana dan program kegiatan agar dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan;

11) Mengevaluasi kinerja bawahan agar mudah melakukan koreksi terhadap kinerja yang telah dilaksanakan supaya tidak terjadi kesalahan yang berulang;

12) Membuat laporan sebagai hasil pertanggung jawaban sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya agar mudah melakukan evaluasi peningkatan kinerja supaya bekerja lebih profesional;

13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan agar mudah untuk dilaksanakan supaya target dan sasaran kerja tercapai.

1.2. Latar Belakang Penelitian

Setiap organisasi tentu memiliki beberapa unsur penting di dalamnya, salah satunya yaitu sumber daya manusia atau dengan istilah lain adalah tenaga kerja. Tenaga kerja tentunya sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi karena memiliki tujuan yaitu agar tercapainya target yang diinginkan oleh organisasi. Organisasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu instansi yang merupakan wadah bagi seluruh sumber daya manusia atau pegawainya, baik itu sebagai pimpinan maupun bawahan. Keberhasilan organisasi yang dalam hal ini adalah instansi akan tercapai apabila didukung oleh tenaga kerja atau pegawai yang berkualitas. Instansi harus dapat memanfaatkan sumber daya manusia atau pegawainya sebaik mungkin karena organisasi dan pegawai merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain, karena menurut Badriyah (2015:15) sumber daya manusia adalah asset organisasi yang sangat vital dimana peran dan fungsinya tidak dapat digantikan dengan sumber daya lain.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja yang baik dalam suatu organisasi, karena selain menangani keahlian dan keterampilan, manajemen sumber daya manusia juga berkewajiban menciptakan perilaku kondusif pegawai untuk menghasilkan kinerja yang baik. Oleh sebab itu, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur perlu

(9)

9

melakukan upaya-upaya dalam mewujudkan kinerja yang diharapkan yang salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kepuasan kerja pegawainya untuk mendukung segala pekerjaan mereka di kantor. Dengan kepuasan kerja yang dirasakan pegawai, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kedisiplinan kerja, dan kinerja pegawai, karena menurut Hasibuan (2017) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Lebih jauh, dalam penelitian Sharma dan Khanna (2014) mengungkapkan bahwa menciptakan kepuasan kerja merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong kesuksesan fungsi dan pencapaian visi, misi, serta tujuan sebuah organisasi. Maka dengan kepuasan kerja yang dapat dirasakan oleh setiap pegawai di instansi dalam hal ini Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur, akan berbanding lurus pula dengan kinerja yang diberikan kepada masyarakat dalam melayani segala kegiatanya. Alasan penulis memilih Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur I sebagai objek penelitian adalah selain untuk mengetahui bagaimana model gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang diterapkan, juga untuk mengetahui sejauh mana kinerja pelayanan publik dari Samsat tersebut. Karena sejauh ini mayoritas penelitian dilakukan di objek penelitian yang bersifat organisasi non pemerintah. Selain itu, penulis melihat bahwa belum ada peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian di Bapenda kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur terus berupaya dalam memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat atau wajib pajak, hal itu disampaikan langsung oleh kanit Regident Samsat wilayah OKU Timur Johni Albert yang menyatakan bahwa Samsat wilayah OKU Timur terus berbenah di seluruh sektor baik secara fisik gedung maupun pelayanan yang diberikan dengan tujuan agar terciptanya kenyamanan masyarakat saat membayar pajak kendaraan bermotor dan urusan lainnya dengan kondisi kantor yang rapi dan dingin, sehingga masyarakat atau wajib pajak merasa betah dan nyaman ketika hendak membayar pajak dengan fasilitas yang ada. Lebih lanjut, kanit Jhoni Albert menjelaskan bahwa tujuan yang sedang dilakukannya tersebut adalah salah satu upaya Samsat wilayah OKU Timur yang sedang mencanangkan program menuju arah zona integritas bebas korupsi dalam instansi pemerintahan (global.planet.news / september 2020, di akses pada 11 april 2021).

(10)

10

bagaimana sumber daya manusianya berperan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Namun yang menjadi perhatian adalah bagaimana kepuasan kerja pegawai menjadi sebuah tolok ukur dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hasibuan (2017) menjelaskan bahwa kepuasan kerja akan dicerminkan melalui sikap moral yang baik saat bekerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Oleh karena itu, menarik bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur. Untuk mengetahui bagaimana kondisi awal kepuasan kerja di

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur, penulis mencoba melakukan pra penelitian mengenai kepuasan kerja kepada pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur I, dan hasilnya disajikan pada gambar 1.3 berikut:

Gambar 1.3 Hasil Angket Pra-Penelitian Mengenai Kepuasan Kerja Pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di Kantor Samsat Wilayah OKU

Timur I

Sumber: Data Olah Penulis (2021)

Berdasarkan hasil data yang didapatkan dari pra penelitian pada gambar tersebut,

memunculkan dugaan bahwa kepuasan kerja pegawai Badan Pendapatan Daerah

(Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur masih tergolong rendah atau dengan kata lain bahwa kepuasan kerjanya masih jauh dari harapan. Hal tersebut tergambar dari masih rendahnya hasil persentase beberapa aspek kepuasan kerja seperti aspek pekerjaan yang mendapatkan nilai persentase ketidakpuasan cukup

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

(11)

11

tinggi sebesar 60%, aspek gaji memiliki persentase tidak puas sebesar 60%, aspek promosi memiliki persentase tidak puas sebesar 70% dan aspek pengawasan memiliki persentase tidak puas sebesar 70%. Sedangkan untuk aspek rekan kerja mendapatkan persentase tidak puas paling rendah sebesar 20% dan mendapatkan persentase puas paling tinggi sebesar 80%.

Mengacu pada visi, serta misi perusahaan yaitu mewujudkan pelayanan prima sebagai bukti pengabdian kepada masyarakat dan misinya yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan keamanan, dan kenyamanan/ keselamatan kepada pemilik kendaraan bermotor, serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan negara/ perbaikan kualitas sumber daya manusia apatur, namun hal tersebut rasanya akan sulit terwujud apabila bercermin pada kepuasan kerja pegawai yang masih rendah dari kenyataan yang ada. Dengan tujuan organisasi yang sedang diupayakan oleh Samsat wilayah OKU Timur yaitu sedang mencanangkan ke arah zona integritas menuju bebas korupsi, dan memberikan pelayanan yang prima bagi setiap wajib pajak, perusahaan juga harus mampu mengupayakan hubungan yang kuat secara berkesinambungan dengan para pegawainya dengan berbagai upaya, salah satunya meningkatkan kepuasan kerja pegawainya.

Pada kenyataanya, mewujudkan kepuasan kerja sangatlah penting dalam mengurangi resiko-resiko yang akan berdampak buruk bagi pegawai maupun organisasi. Dalam sebuah literatur menurut Robbins dan Judge (2018) mengatakan bahwa ketidakpuasan yang dirasakan pegawai dapat direspon dengan berbagai cara, salah satunya dengan sikap neglect (pengabaian), dimana ketidakpuasan ditunjukkan dengan sikap pasif dan membiarkan kondisi semakin memburuk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis, mengurangi kinerja, dan meningkatkan tingkat kesalahan dalam bekerja secara sengaja hingga pengunduran diri (exit). Kemudian, Cascio dan Boudreau (2011) menjelaskan dampak yang lebih luas dari sikap-sikap tersebut apabila perusahaan tidak menanggulanginya secara serius ialah kerugian secara finansial maupun non finansial yang akan mempengaruhi keberlangsungan organisasi.

Berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai pada suatu organisasi, maka akan erat kaitannya dengan situasi serta kondisi pada pekerjaan itu sendiri. Ada beberapa faktor yang diduga kuat memberikan berkontribusi dalam membangun kepuasan kerja pegawai, salah satunya adalah gaya kepemimpinan seorang pemimpin dan

(12)

12

bagaimana kondisi lingkungan kerja di dalamnya berperan. Hal itu sebagaimana diungkapkan menurut Fajriyah (2015) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat membantu memberikan dampak yang baik terhadap pegawainya terutama dalam rangka menciptakan kepuasan kerja. Lebih lanjut, Fajriyah (2015) mengungkapkan bahwa dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi yang ada, maka karyawan akan lebih bersemangat dalam menjalankan tugas serta kewajibannya dan mampu meningkatkan kemampuan pegawai dalam bekerja. Sehingga kepuasan kerja pegawai tersebut dapat meningkat dan sesuai dengan kompetensi yang ada dalam diri masing-masing pegawai tersebut.

Dari penjelasan mengenai gaya kepemimpinan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemimpin di suatu organisasi atau instansi terkait perlu memainkan perannya dengan gaya memimpin yang dilakukan guna mengatur pegawainya agar mereka lebih bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga produktivitas kerja lebih meningkat serta tujuan organisasi dapat tercapai karena bagaimanapun seorang pemimpin memiliki peran yang paling penting dalam menentukan kebijakan suatu kondisi organisasi atau dengan makna lain bahwa pemimpin juga berpengaruh terhadap maju atau mundurnya suatu organisasi. Untuk mengetahui bagaimana kondisi awal dan apakah gaya kepemimpinan di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samsat OKU Timur diduga memberikan dampak terhadap kepuasan kerja pegawainya, penulis melakukan wawancara ke beberapa pegawai mengenai bagaimana gaya kepemimpinan di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samsat OKU Timur. Dari hasil wawancara dengan beberapa pegawai, diketahui bahwa pegawai merasa hubungan dengan atasan tidak begitu dekat, sehingga pegawai merasa adanya batasan dan rasa segan dengan atasannya. Kemudian pegawai juga merasa jika kinerja dan produktivitas yang ditunjukkan selama bekerja, kurang begitu diperhatikan oleh atasannya, sehingga mungkin ada beberapa pegawai yang menganggap hal tersebut biasa dan wajar pada instansi seperti Bapenda, namun ada pula pegawai yang menganggap hal tersebut perlu perhatian dan perbaikan untuk kedepannya. Berikut gambar peneliti saat melakukan wawancara bersama salah satu pegawai Bapenda, dapat dilihat pada gambar 1.4.

(13)

13

Gambar 1.4 Foto saat Wawancara Bersama Salah Satu Pegawai

Kemudian selain melakukan wawancara dengan beberapa pegawai, peneliti juga telah menyebarkan angket pra penelitian ke pegawai Bapenda, dan hasilnya disajikan pada Tabel 1.1 berikut :

TABEL 1.1

HASIL PRA PENELITIAN GAYA KEPEMIMPINAN

No Pernyataan STS TS S SS Total

1. Pemimpin memiliki hubungan yang baik dengan bawahannya 0 25 12 1 100% 0 65,8 % 31,6% 2,6% 2.

Pemimpin selalu melibatkan karyawan ketika bermusyawarah mencari solusi. 0 21 11 6 100% 0 55,3 % 28,9% 15,8% 3.

Pemimpin mampu mendorong partisipasi karyawan dengan baik. 0 14 18 6 100% 0 36,8 % 47,3% 15,7% 4. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya

untuk membuat keputusan.

0 16 20 2

100% 0 42,1% 52,6% 5,3%

5.

Pemimpin memberikan

keleluasaan kepada bawahannya untuk menggunakan cara kerja dengan bebas sesuai dengan kemampuan.

0 4 28 6

100%

0 10,5 73,7% 15,8%

(14)

14

Dari data ditunjukkan pada tabel 1.1, terdapat dua pernyataan dari responden yang menunjukan hasil yang tidak begitu baik atau mendapatkan hasil respon baik dibawah 50%, seperti pada pernyataan “Pemimpin memiliki hubungan yang baik dengan bawahannya” mendapatkan nilai persentase baik yaitu sebesar 34,2% dan pernyataanْ “Pemimpin selalu melibatkan karyawan ketika bermusyawarah mencari solusi”ْ denganْ mendapatkanْ nilaiْ persentase baik yaitu sebesar 44,7%. Namun terdapat pula tanggapan dari responden yang menunjukan hasil atau nilai persentaseْ yangْ baik,ْ sepertiْ padaْ pernyataanْ “Pemimpin mampu mendorong partisipasi karyawan dengan baik” dengan mendapatkan nilai persentase baik yaitu sebesar 63%,ْkemudianْpadaْpernyataanْ“Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk membuat keputusan” dengan mendapatkan nilai persentase baik yaitu sebesar 57,9%,ْ danْ padaْ pernyataanْ “Pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahannya untuk menggunakan cara kerja dengan bebas sesuai dengan kemampuan” dengan mendapatkan nilai persentase baik yaitu sebesar 84,2%.

Dari kelima pertanyaan yang telah diajukan, dan dari hasil wawancara singkat mengenai bagaimana gaya kepemimpinan pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samsat OKU Timur, penulis menduga adanya beberapa permasalahan yang sejalan dengan karakter atasan pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samsat OKU Timur, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulkan awal bahwa adanya kesenjangan hubungan antara pemimpin dan bawahan atau pegawai sehingga pada beberapa pernyataan menghasilkan nilai yang tidak begitu baik sehingga mungkin pemimpin harus lebih peduli terhadap bawahannya agar bawahan merasa nyaman bekerja di kantor dan dapat bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Selain gaya kepemimpinan yang diduga dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai, adapun upaya yang dapat dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawainya, salah satunya dengan upaya mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman. Keberadaan lingkungan kerja di suatu organisasi yang nyaman bagi pegawai mungkin akan memberikan pengaruh yang positif bagi terlaksananya segala aktifitas kerja dengan mudah dan lancar, sehingga dapat menjaga keseimbangan fasilitas perusahaan dan mendorong perhatian pegawai terhadap lingkungan kerja serta sarana penunjang bagi pegawai dalam meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Hal tersebut didukung dengan teori

(15)

15

yang dikemukakan oleh Wihana (2019) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja/ karyawan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil kerja yang maksimal, dimana dalam lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas kerja yang mendukung karyawan dalam penyelesaian tugas yang dibebankan kepada karyawan guna meningkatkan kerja karyawan dalam suatu perusahaan. Kemudian dalam literatur Maseda (2019) menjelaskan bahwa dengan memperhatikan lingkungan kerja diharapkan dapat menambah semangat bekerja setiap pegawai.

Begitu pula halnya yang terjadi pada pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di kantor Samsat wilayah OKU Timur. Dimana lingkungan kerja perlu menjadi perhatian khusus bagi pemangku kepentingannya, karena instansi penyedia pelayanan jasa seperti kantor Samsat wilayah OKU Timur, akan setiap hari melayani masyarakat yang akan membayar pajak kendaraan bermotor dan kegiatan lainnya, maka selain memperhatikan lingkungan dan fasilitas guna terciptanya pelayanan yang nyaman sesuai dengan tujuan yang instansi harapkan, maka organisasi juga perlu memperhatikan lingkungan kerja secara internal. Hal demikian dimaksud agar pegawai dalam melayani masyarakat pun merasa terfasilitasi dengan baik dengan harapan bahwa apabila fasilitas dan lingkungan kerja yang mendukung akan meningkatkan performa dan produktivitas kerja pegawainya. Menurut Kasmir (2018:192) menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan suasana atau kondisi di sekitar lokasi tempat bekerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana, serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Maka dengan mengacu pada penjelasan beberapa literatur tersebut, sudah sebaiknya para pegawai yang melaksanakan tugas dan pekerjaannya harus diperhatikan pula bagaimana kondisi lingkungan kerjanya karena lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong pegawai untuk bekerja secara maksimal dalam kemajuan organisasi.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi awal lingkungan kerja di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samsat OKU Timur yang diduga dapat memberikan dampak terhadap kepuasan kerja pegawainya, penulis telah menyebarkan angket pra penelitian kepada para pegawai, dan hasilnya disajikan pada Table 1.2 berikut :

(16)

16 TABEL 1.2

HASIL PRA PENELITIAN LINGKUNGAN KERJA KANTOR

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan tanggapan responden mengenai lingkungan kerja di kantor samsat wilayah OKU Timur I, hasilnya menunjukan bahwa lingkungan kerja yang ada sudah cukupْ baik.ْ Halْ tersebutْ tercerminْ dariْ beberapaْ pernyataanْ sepertiْ “Sayaْ merasaْ puas terhadap keamanan di kantor”ْ danْ pernyataanْ “Hubunganْ sesamaْ rekanْ kerja berlangsung dengan baik”ْyangْmasing-masing mendapatkan nilai persentase sebesar 76,3% dan 81,6% dan dengan rata-rata tanggapan yang diberikan yaitu puas. Namun ada beberapa tanggapan dari responden mengenai lingkungan kerja juga yang cenderung cukup atauْ bahkanْ kurangْ baik,ْ sepertiْ padaْ pernyataanْ “Sayaْ merasaْ nyaman terhadap kebersihan di kantor”ْ yangْ mendapatkanْ nilaiْ persentaseْ sebesarْ 61,3%,ْkemudianْpernyataanْ“Hubunganْatasanْdengan bawahan berlangsung baik”ْ yang mendapatkan nilai persentase sebesarْ57,8%ْdanْpadaْpernyataanْ“Sayaْmerasaْ nyamanْ denganْ tataْ letakْ ruangْ kerjaْ yangْ adaْ diْ kantor”ْ yangْ mendapatkanْ nilaiْ persentase sebesar 50,9%. Berdasarkan hasil pra penelitian tersebut, meskipun lingkungan kerja dari aspek hubungan dengan sesama rekan kerja dan keamanan di tempat kerja terbilang sudah baik, namun beberapa aspek seperti kebersihan tempat kerja, hubungan dengan atasan, dan tata letak ruangan kantor masih cenderung kurang begitu baik. Kemudian penulis melakukan wawancara singkat dan

No Pernyataan STS TS S SS Total

1. Saya merasa nyaman terhadap kebersihan di kantor.

0 10 24 4

100%

0 26,3% 63,1% 10,6%

2. Saya merasa puas terhadap keamanan di kantor.

0 0 29 9

100%

0 0 76,3% 23,7%

3. Hubungan atasan dengan bawahan berlangsung baik.

0 10 22 6

100%

0 26,4% 57,8% 15,8%

4. Hubungan sesama rekan kerja berlangsung dengan baik.

0 0 31 7

100%

0 0 81,6% 18,4%

5.

Saya merasa nyaman dengan tata letak ruang kerja yang ada di kantor. 0 16 19 3 100% 0 42,1 % 50,9% 7%

(17)

17

mengambil gambar, bagaimana situasi dan kondisi lingkungan kerja di kantor samsat wilayah OKU Timur I yang tertera pada gambar 1.5 berikut.

Gambar 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Kantor Samsat Wilayah OKU Timur I Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan wawancara terhadap beberapa pegawai, diketahui bahwa terdapat beberapa kekurangan yang dikeluhkan oleh pegawai mengenai kebersihan di lingkungan kerja dan ruangan kerja, hal tersebut di ungkapkan oleh pegawai karena instansi selalu menggunakan berkas dan kertas guna kepentingan transaksi dengan wajib pajak, sehingga berkas dan kertas tersebut menumpuk dan sebagian lagi tercecer tidak begitu beraturan yang menyebabkan ruangan menjadi terkesan sempit dan berantakan. Selain itu, berdasarkan foto gambar keadaan ruangan tersebut, dirasa pegawai kurangnya pencahayaan dan sirkulasi udara yang dibutuhkan oleh pegawai, dimana terlihat ada beberapa sisi ruangan yang tidak tersorot lampu, dan sirkulasi udara yang kurang baik karena ruangan belum terpasangnya pendingin ruangan atau air conditioner yang diharapkan dapat memperbaiki sirkulasi udara selama bekerja. Namun di sisi lain, aspek keamanan dirasa pegawai sudah cukup memadai karena hal tersebut berkaitan dengan penjagaan oleh pihak kepolisian sehingga hal tersebut membuat pegawai merasa aman.

Berdasarkan fenomena di lapangan tersebut, maka aspek lingkungan kerja ini lah yang kemudian dirasa memberikan dampak terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Samsat OKU Timur I. Mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Kasmir (2018:192) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan suasana atau kondisi di sekitar lokasi tempat bekerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan

(18)

18

prasarana, serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Maka mungkin sudah selayaknya hal tersebut menjadi perhatian pihak terkait agar mengupayakan dan menciptakan lingkungan kerja yang mampu mendukung segala aktivitas karyawannya, sehingga diharapkan kepuasan kerja dapat dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan dalam instansi tersebut. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku organisasi yang melibatkan pemerintah daerah dan pusat yang saling bersinergi dalam memberikan pelayanan terhadap wajib pajak di kantor Samsat wilayah OKU Timur 1. Selain itu juga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana perilaku organisasi yang ada di Samsat OKU Timur 1 dalam memberikan pelayanan yang prima terhadap masyarakat sesuai dengan yang dijelaskan oleh pimpinan kantor Samsat tersebut bahwa fokusnya adalah sedang melakukan perbaikan terhadap kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Sehingga hal tersebut yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian di Bapenda kantor wilayah Samsat OKU Timur 1.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dijelaskan bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai di kantor. Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh penulis tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda, maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa pegawai Bapenda yang merasa kurang puas atau kurang setuju dengan gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang ada di kantor saat ini. Ketidakpuasan pegawai terhadap gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja kantor dapat mengurangi semangat kerja pegawai di kemudian hari. Oleh karena itu, setiap pegawai tentu menginginkan gaya kepemimpinan yang mereka harapkan dan terpenuhinya kebutuhan pegawai di lingkungan kerja mereka. Meninjau data dan hasil pra penelitian yang telah dilakukan mengenai adanya indikasi permasalahan yang terjadi terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat OKU Timur 1, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI BADAN PENDAPATAN DAERAH (STUDI PADA KANTOR SAMSAT WILAYAH OKU TIMUR I)”.

(19)

19 1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya:

a. Apakah gaya kepemimpinan Bapenda di kantor Samsat OKU Timur I sudah berjalan dengan baik?

b. Apakah lingkungan kerja Bapenda di kantor Samsat OKU Timur I sudah berjalan dengan baik?

c. Apakah kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat OKU Timur I sudah berjalan dengan baik?

d. Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat OKU Timur I?

e. Apakah lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat OKU Timur I?

f. Apakah gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat OKU Timur I? 1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, makan penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Bapenda di kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

b. Untuk mengetahui lingkungan kerja Bapenda di kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

c. Untuk mengetahui kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

d. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

e. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

f. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Bapenda di kantor Samsat wilayah OKU Timur I.

(20)

20 1.5. Kegunaan Penelitian

1.5.1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai sumber daya manusia yang terkait dengan gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5.2. Kegunaan Praktis

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi tentang determinasi hubungan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja guna meningkatkan kepuasan kerja para pegawai Badan Pendapatan Daerah di Kantor Samsat wilayah OKU Timur.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Berikut ini akan dijelaskan sistematika penulisan dalam penelitian: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai objek penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, operasional variabel dan skala pengukuran, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, teknik pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Bab ini terdiri dari uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi instansi.

Gambar

Gambar 1. 1 Logo Tiga Instansi Pemerintah di Kantor Samsat OKU  Timur
Gambar 1.3 Hasil Angket Pra-Penelitian Mengenai Kepuasan Kerja  Pegawai  Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di Kantor Samsat Wilayah OKU
Gambar 1.4 Foto saat Wawancara Bersama Salah Satu Pegawai
Gambar 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Kantor Samsat Wilayah OKU Timur I  Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan rumusan masalah tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang penerapan permainan tradisional terhadap gerak dasar motorik dalam pembelajaran PJOK maka

filter pasif LC resonansi, dan setelah dianalisis, bentuk gelombang arus harmonisa yang terjadi, maka filter aktif shunt akan dipicu untuk menghasilkan arus kompensasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang go publik di BEI dari periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Teknik sampel

Hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu kios dagang yang ada di seputaran obyek dilangsungkannya tradisi budaya bahwa hingga saat ini belum adanya

Undang-undang ini tidak berjalan semestinya di Selong Kabupaten Lombok Timur, karena penerapan sanksi yang seharusnya tercantum pada Pasal 293 Undang-undang Nomor 22

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara kadar air yang terbaca pada grain moisture meter MD7822 dengan nilai frekuensi osilator berdasarkan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan berdasarkan sifat fisik nata yang dihasilkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan penambahan