• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631, (cetak), ejournal.ipfisip-unmul.ac.id © Copyright 2020

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA TAHUN

ANGGARAN 2018

Studi Tentang Pembangunan Infrastrutkur Di Desa Bumi Harapan

Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara

Yosua Gultom1 Abstrak

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisa pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara, apakah pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 terhadap pembangunan infrastruktur ini sudah sesuai dengan indikator efektivitas dalam perencanaan, waktu, biaya dan mutu serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 dalam pembangunan infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara berjalan efektif. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah program-program pembangunan yang telah terealisasi sesuai dengan rencana pembangunan yang telah ditetapkan melalui musrenbang desa. Hal-hal seperti terdapatnya kerjasama yang baik dari berbagai elemen yang ada, partisipasi masyarakat desa yang sangat tinggi mulai dari proses perencanaan hingga pelaporan pertanggungjawaban oleh perangkat desa, dan adanya bimbingan teknis yang diberikan kepada perangkat desa menjadi faktor pendukung yang sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 ini dipembangunan infrastruktur. Sedangkan terlambatnya pencairan dana desa ke kas desa, pelaporan realisasi penyaluran dana desa di tahun sebelumnya mengalami keterlambatan, adanya kendala-kendala teknis dilapangan, serta terbatasnya dana desa tahun anggaran 2018 menjadi faktor yang menghambat dalam proses pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 di pembangunan infrastruktur ini.

Kata Kunci: efektivitas, dana desa, pembangunan infrastruktur Pendahuluan

Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mencari sumber pendapatannya sendiri sehingga diperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu pemerintah daerah juga mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa transfer ke daerah yang dianggarkan dari APBN untuk membantu mendanai kebutuhan daerah dalam melaksanakan desentralisasi.

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: gultomyosua13@gmail.com

(2)

782

Saat ini pemerintah pusat memiliki sembilan agenda prioritas yang sering disebut sebagai program Nawacita. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Program Nawacita ini muncul karena pemerintah ingin negara hadir di tengah-tengah masyarakat. Seperti yang diketahui pengayom masyarakat secara keseluruhan ialah pemerintah itu sendiri. Jadi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat, maka sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhannya.

Di antara kesembilan program Nawacita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah memposisikan desa sebagai fokus utama dalam pembangunan yang terdapat cita-cita yang ingin dicapai yang menyebutkan “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Berangkat dari cita-cita tersebut, dapat dikatakan bahwa dana desa adalah salah satu bentuk konkret pemerintah serius untuk mencapai dan merealisasikan pembangunan Indonesia yang dimulai dari daerah pinggiran khususnya desa.

Dana desa adalah salah satu bentuk perwujudan demokrasi melalui pemerintah pusat yang diharapkan bisa membantu penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melayani masyarakatnya. Ini juga membuktikan bahwa dana desa diharapkan dapat menunjang serta mengangkat taraf kehidupan masyarakat desa. Salah satu faktor penunjang untuk mengangkat taraf kehidupan masyarakatnya adalah melalui pembangunan infrastruktur.

Dengan adanya dana desa tersebut, maka pemerintah desa dituntut untuk mengelola dana desa dengan efektif dan akuntabel. Efektif yang dimaksud adalah sejauh mana target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh pemerintah desa dalam pemanfaatan dana desa. Sedangkan akuntabel yang dimaksud adalah tingkat transparansi dari keberhasilan atau kegagalan yang telah di capai oleh pemerintah desa dalam pemanfaatan dana desa.

Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Desa Bumi Harapan memiliki 2 (Dua) Dusun dan 10 (Sepuluh) Rukun Tetangga (RT). Desa Bumi Harapan ini sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk menunjang kesejahteraan masyarakatnya namun masih banyak yang harus dibenahi oleh Pemerintah Desa Bumi Harapan agar Desa Bumi Harapan lebih maju. Namun untuk membenahinya, Desa Bumi Harapan melakukan pembenahan terhadap desa, salah satunya dengan menggunakan dana desa yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Adapun pendapatan Dana Desa pada tahun 2018 sebesar Rp. 804.687.000,-.

Pemerintah Desa Bumi Harapan mampu melaksanakan serta menjalankan pembangunan secara maksimal yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat Desa Bumi Harapan secara umum. Adapun dalam pemanfaatan dana desa tersebut Pemerintah Desa Bumi Harapan telah menggunakannya untuk pembangunan satu buah embung yang dalam kehidupan sehari-hari bisa digunakan untuk kebutuhan warganya. Selain itu juga telah dilakukan pembatuan jalan yang panjangnya sekitar 300 meter. Serta Pemerintah Desa Bumi Harapan juga telah melakukan

(3)

783 pembangunan sistem irigasi yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani sawah.

Pemanfaatan dana desa di Desa Bumi Harapan tergolong berjalan baik jika dilihat dari penyerapan dana desa yang terpakai secara optimal. Namun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan dana desa di Desa Bumi Harapan, salah satunya penyaluran dana desa dari kabupaten ke Desa Bumi Harapan yang cenderung mengalami keterlambatan serta pengumpulan laporan dana desa yang cenderung terlambat pula dari pihak desa. Oleh karena itu berdasarkan pencapaian yang telah dilakukan pemerintah Desa Bumi Harapan saya tertarik untuk meneliti Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 (Studi tentang Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara).

Kerangka Dasar Teori Efektivitas

Menurut Ravianto dalam Masruri (2014:4), pengertian efektivitas adalah “seberapa baik pekerjaan yang telah dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.”

1) “Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.” 2) “Waktu adalah sebuah hal yang penting waktu merupakan batasan dan menjadi

pengukuran akan pekerjaan, usia, dan lain sehagainya.”

3) “Biaya adalah aliran dana atau sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan guna memenuhi pengeluaran perusahaan atau sering disebut beban perusahaan.”

4) Mutu mempunyai definisi berbeda-beda mulai dari yang konvensional sampai dengan yang strategis. Definisi yang konvensional biasanya menjelaskan salah satu pengertian mulai seperti memakai suatu komoditas dengan enak, kontruksi bangunan bagus dan tahan lama. Konsep mutu mulai dari organisasi manufaktur yang menghasilkan produk (barang dan jasa) yang nyata, umpan balik terhadap mutu spesifik dari produk yang merefleksikan variasi atribut yang dapat diukur dari suatu produk.

Dana Desa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, “Desa mempunyai sumber pendapatan berupa pendapatan asli Desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi dacrah kabupaten/kota, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota, alokasi anggaran dari APBN, bantuan dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga. Sumber pendapatan Desa

(4)

784

tersebut secara keseluruhan digunakan untuk mendanai seluruh kewenangan yang menjadi tanggung jawab Desa.”

Maksud rangka pelaksanaan kebijakan Dana Desa yang bersumber dari APBN sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN. Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dalam perkembangannya perlu menyesuaikan dengan perkembangan hukum dan tata pemerintahan, sehingga perlu dilakukan perubahan terhadap beberapa ketentuan pasal yang ada dalam peraturan pemerintah tersebut. Perubahan terhadap PP No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, antara lain dimaksudkan “untuk meningkatkan anggaran Dana Desa mengingat anggaran Dana Desa yang dialokasikan dalam APBN Tahun 2015 masih belum mencapai 10% (sepuluh persen) dari Dana transfer ke Daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, selain itu perubahan formula pengalokasian Dana Desa juga dimaksudkan untuk menjaga agar tidak terdapat kesenjangan lebih tinggi antardesa atas besaran Dana Desa yang akan diterima oleh setiap desa sehingga menjadi lebih merata dan berkeadilan.”

Besaran Dana Desa telah ditetapkan dalam APBN yang dialokasikan ke Desa dalam 3 (tiga) tahap yaitu:

1. “Tahap pertama (I), Menteri mengalokasikan Dana Desa kepada kabupaten/kota sesuai dengan jumlah Desa sesuai variabel jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dalam bobot tertentu. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dikalikan dengan indeks kemahalan konstruksi sebagai indikator yang mencerminkan tingkat kesulitan geografis. Pada tahap pertama ini pengalokasian yang disalurkan adalah sebesar 20% dari total yang dianggarkan.”

2. “Tahap kedua (II), berdasarkan besaran Dana Desa setiap kabupaten/kota, bupati/walikota mengalokasikan Dana Desa kepada setiap Desa. Bupati/wali kota diberikan kewenangan untuk menentukan bobot variabel tingkat kesulitan geografis Desa sebagai salah satu variabel perhitungan sesuai dengan karakteristik daerahnya. Tingkat kesulitan geografis antara lain ditunjukkan oleh faktor ketersediaan pelayanan dasar serta kondisi infrastruktur dan transportasi. Pada tahap pertama ini pengalokasian yang disalurkan adalah sebesar 40% dari total yang dianggarkan.”

3. “Tahap ketiga (III), Laporan Realisasi Penyerapan sampai dengan tahap II tahun berjalan rata-rata minimal 90% dan Capaian Keluaran rata-rata minimal 75%, dan Surat Pengantar Dokumen Persyaratan. Pada tahap pertama ini pengalokasian yang disalurkan adalah sebesar 40% dari total yang dianggarkan.”

(5)

785 Asas Pengelolaan Dana Desa

Asas dimaksud melahirkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dan harus tercermin dalam setiap tindakan pengelolaan keuangan desa. Asas dan prinsip tidak berguna bila tidak terwujud dalam tindakan. Dengan dianutnya asas-asas tersebut dapat mewujudkan pengelolaan keuangan desa yang bebas korupsi dan kolusi, efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel, juga diharapkan dapat memperkokoh landasan pelaksanaan pembangunan pedesaan. Sesuai dengan Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas-asas, yaitu:

1) “Transparan. Asas transparan menjamin hak semua pihak untuk mengetahui seluruh proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses semua pihak terhadap informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa. Transparansi pun demikian, berarti Pemerintah Desa pro aktif dan memberikan kemudahan bagi siapapun, kapan saja untuk mengakses atau mendapatkan dan mengetahui informasi terkait pengelolaan keuangan desa.”

2) “Akuntabel. Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari proses perencanaan hingga pertanggungjawaban. Dengan asas ini, menuntuk kepala desa mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan APBDes secara tertib, kepada masyarakat maupun kepada jajaran pemerintahan diatasnya, sesuai peraturan perundang-undangan.”

3) “Partisipatif. Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Pengelolaan Keuangan Desa sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban wajib melibatkan mayarakat para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat luas, utamanya kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari program atau kegiatan pembangunan di desa.”

4) “Tertib dan Disiplin Anggaran. Dalam perwujudan keuangan desa yang tertib dan disiplin anggaran, maka pengelolaan dana desa harus taat hukum, harus tepat waktu, harus tepat jumlah dan sesuai dengan prosedur yang ada dimana tujuannya adalah untuk menghindari penyimpangan dan meningkatkan profesionalitas pengelolaannya.”

Pembangunan Infrastruktur

Menurut Effendi (2002:48), “pentingnya ketersediaan infrastruktur yang memedai yang berupa ketersediaan fasilitas pelayanan publik baik sarana pendidikan, jembatan, transportasi, air bersih, teknologi dan komunikasi bertujuan agar masyarakat dapat bergerak lebih dinamis dan mempermudah kegiatan ekonomi, serta agar para investor mau menanamkan modalnya di daerah, karena apabilah tidak demikian biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penanaman modal menjadi lebih besar dan berpengaruh pada harga produk yang dihasilkan dan

(6)

786

tentunya akan lebih mahal jika dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk yang dihasilkan tidak kompetitif.”

Selanjutnya menurut Nasution (2009:29) menegaskan bahwa “tujuan-tujuan yang dirumuskan secara konkret dalam pembangunan infrastruktur dipertimbangkan secara rasional dan dapat direalisasikan sebatas teknologi dan sumber-sumber yang tersedia, yang ditegakkan sebagai aspirasi antara suatu situasi yang ada dengan tujuan akhir dari pembangunan itu sendiri.”

Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan pembahasan pengertian suatu konsep dengan menggunakan konsep lain. Berdasarkan pada uraian teori konsep tersebut, maka konsep dalam penelitian ini yaitu Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 “Studi tentang Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara” adalah kondisi yang menunjukkan kemampuan organisasi pemerintahan desa dalam perencanaan, waktu, biaya, dan mutunya dimana pemanfaatannya sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sesuai dengan prinsip asas pengelolaan keuangan desa.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian sebagai berikut:

1) Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara yaitu:

a. Perencanaan b. Waktu c. Biaya d. Mutu

2) Faktor pendukung dan penghambat dalam Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.

Hasil Penelitian

Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara

Perencanaan

Perencanaan adalah salah satu indikator pemanfaatan dana desa terhadap pembangunan infrastruktur yang penulis gunakan untuk melihat bagaimana pemanfaatan dana desa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Perencanaan dalam penelitian ini mencakup kegiatan apa saja yang telah diberikan oleh Pemerintah

(7)

787 Desa Bumi Harapan dan menjelaskan apakah sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya pemanfaatan dana desa yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, maka dapat dipahami bahwa proses perencanaan pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada di desa. Musyawarah adalah mekanisme tertinggi yang digunakan dalam penentuan kebijakan agar bisa dirampungkan dalam Rencana Kegiatan Pemerintah Desa (RKPD) yang selanjutnya ditetapkan dalam APBDes. Pendapat masyarakat desa juga terus diprioritaskan dalam proses perencanaan ditiap pelaksanaan musyawarah, baik Musyawarah Dusun (Musdus) maupun Musrenbang Desa. Lalu dalam penentuan usulan mana yang akan diterima untuk ditetapkan dalam APBDes skala prioritas dan kebutuhan mana yang mendesak yang didahulukan. Masyarakat desa juga antusias untuk mengikuti tiap musyawarah yang difasilitasi oleh perangkat desa. Selain itu juga baik perangkat desa maupun BPD terus bersinergi dalam satu tahun anggaran penuh mulai dari proses perencanaan hingga pelaporan pertanggungjawaban kegiatan ke masyarakat.

Waktu

Waktu merupakan salah satu indikator pelaksanaan program pemanfaatan dana desa yang penulis gunakan untuk melihat bagaimana pelaksanaan pemanfaatan dana desa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa Bumi Harapan. Waktu dalam penelitian ini mencakup berapa lama jangka waktu yang ditentukan untuk sebuah kegiatan pemanfaatan dana desa terhadap pembangunan infrastruktur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pencairan dana desa terkadang mengalami keterlamabatan yang biasanya dikarenakan terlambatnya pelaporan realisasi pemanfaatan dana desa pada tahap sebelumnya. Selain itu tidak semua proses pengerjaan pembangunan infrastruktur mengalami pergeseran waktu atau mengalami keterlambatan. Hanya di proses pengerjaan pembatuan jalan lingkungan yang mengalami keterlambatan waktu penyelesaiannya. Waktu pengerjaan yang bergeser dari apa yang sudah ditentukan disebabkan oleh kendala-kendala seperti, proses pencairan dana yang tidak tepat waktu, material yang sulit untuk didapatkan karena jaraknya yang jauh dari lokasi pengerjaan, rusaknya alat yang digunakan serta cuaca yang tidak menentu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran waktu dalam pembangunan infrastruktur tersebut.

Biaya

Biaya dalam penelitian ini mencakup berapa besar jumlah anggaran yang dialokasikan untuk setiap pembangunan infrastruktur yang sumber pendanaannya dari dana desa dan menjelaskan apakah biaya yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah desa sudah berjalan dengan efektif.

(8)

788

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses penganggaran memiliki prosedur yang sangat panjang sehingga berdampak dengan lambatnya pencairan ke kas desa. Selain itu juga pihak desa masih menggunakan jasa pihak ketiga dalam menentukan pengalokasian anggaran ditiap-tiap produknya. Terlepas dari itu, pelibatan antar perangkat desa, BPD, hingga masyarakat desa terus bersinergi agar pengelolaan dana desa ini dapat berjalan dengan maksimal. Ini terbukti dengan adanya pelaporan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perangkat desa kepada masyarakat. Selain itu juga banyak masyarakat desa yang merasa puas dengan alokasi anggaran yang ada dengan manfaat yang dirasakan secara langsung. Mutu

Mutu merupakan kualitas yang diberikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat Desa Bumi Harapan. Mutu dalam penelitian ini mencakup kualitas apa saja yang telah diberikan oleh Pemerintah Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara dan menjelaskan apakah mutu yang telah diberikan tersebut sudah berjalan dengan baik hingga saat ini.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, maka dapat dipahami bahwa pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 telah memberikan dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat sekitar karena dapat mempermudah pergerakan aktivitas masyarakat. Seperti halnya setelah adanya pembatuan jalan pemukiman maka lahan-lahan tidur yang sebelumnya tidak digarap akhirnya dapat diolah dan ditanami sawit serta karet yang berimbas perekonomian masyarakat sekitar meningkat. Perencanaan pembangunan infrastuktur telah memenuhi target yang diharapkan dan yang telah direncanakan. Hanya saja ada beberapa keluhan masyarakat seperti kapasitas embung kurang besar dan luas dan masyarakat mengharapkan air dari embung sudah dapat mengalir ke rumah masing-masing.

Faktor Pendukung dan Penghambat Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara

Faktor Pendukung

Walaupun memiliki kendala-kendala yang dimiliki dalam pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 terhadap pembangunan infrastruktur, namun ada beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi keberlangsungan pemanfaatan dana desa ini. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pemanfaatan dana desa ini adalah terdapat kerjasama yang baik dari semua elemen masyarakat khususnya anggota BPD dan perangkat desa. Dengan adanya kerjasama yang baik ini maka mulai dari perencanaan hingga pelaporan pertanggungjawaban bisa berjalan lancar yang berimbas kepada maksimalnya pemanfaatan dana desa tahun angggaran 2018 terhadap pembangunan infrastruktur. Lalu tingginya partisipasi masyarakat dalam mengikuti setiap tahapan musyawarah yang di fasilitasi oleh perangkat desa. Serta adanya kemampuan sumber daya manusia yang baik

(9)

789 didalam hal mengelola dana desa karena perangkat desa selalu diberikan pelatihan-pelatihan seperti bimbingan teknis yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pemanfaatan dana desa. Selain perangkat desa, masyarakat Desa Bumi Harapan juga diberikan pelatihan-pelatihan yang hampir serupa sehingga dapat meningkatkan pemahaman terkait pemanfaatan dana desa. Selanjutnya hal terakhir yang menjadi faktor pendukung lancarnya pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 terhadap pembangunan infrastruktur adalah transparansi yang dilakukan pemerintah desa kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki kemudahan untuk mengetahui serta memperoleh informasi tentang dana desa Faktor Penghambat

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bahwa faktor penghambat dalam pemanfaatan dana desa tahun anggaran 2018 terhadap pembangunan infrastruktur yaitu kualitas sumber daya manusia yang masih sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan terlambatnya proses pelaporan dana desa yang dimana berpengaruh juga dengan proses pencairan dana desa di setiap tahapannya. Selanjutnya dengan terbatasnya anggaran akhirnya mempengaruhi masyarakat yang kurang puas dengan infrastruktur yang ada khusunya pada pembangunan embung. Masyarakat sebenarnya mengharapkan bahwasanya keluaran dari adanya infrastruktur ini ialah air sudah mengalir secara langsung ke rumah masyarakat secara langsung. Namun karena masyarakat sadar dengan terbatasnya anggaran yang ada sehingga masyarakat mengharapkan semoga di tahun anggaran selanjutnya pembangunan embung ini dapat diperbaharui lagi. Faktor penghambat terakhir yang penulis dapatkan dilapangan ada pada teknis dilapangan dimana cukup menghalangi proses pembangunan. Seperti sulitnya material untuk didapatkan karena lokasinya yang jauh, cuaca yang tidak menentu, hingga rusaknya alat yang memakan waktu cukup lama untuk diperbaiki. Dengan adanya kendala teknis dilapangan ini cukup mempengaruhi waktu proses pengerjaan pembangunan infrastruktur.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1) Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan maka didapati secara keseluruhan sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah program-program pembangunan yang telah terealisasi sesuai dengan rencana pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui mekanisme musyawarah. Selain itu juga segala hal yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Bumi Harapan sudah sesuai dengan mandat Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta tertib dan disiplin anggaran. Adapun kesimpulan yang penulis temukan dalam prosesnya sejauh mana dapat menghasilkan keluaran

(10)

790

sesuai dengan yang diharapkan dengan cara memperhatikan proses perencanaan, waktu, biaya, dan mutu sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil penelitian pada proses perencanaan bisa dilihat dari setiap mekanisme musyawarah yang diadakan karena tingginya partisipasi masyarakat yang ikut serta transparansinya informasi yang diberikan oleh perangkat desa terhadap masyarakat sudah efektif.

b. Pada waktu pelaksanaan mulai proses pencairan dana hingga proses pengerjaan kurang efektif karena masih terdapat pengunduran waktu yang disebabkan karena terlambatnya proses pelaporan pertanggungjawaban pada periode sebelumnya.

c. Selanjutnya pada tahap pembiayaan sudah efektif karena keseluruhan pembangunan yang direncanakan telah mendapatkan anggaran yang ditentukan oleh tenaga ahli.

d. Pada penilaian mutu sudah efektif karena masyarakat puas dengan adanya pembangunan infrastruktur ini. Selain itu juga masyarakat turut serta dalam pemakaian dan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Poin yang paling utama ialah meningkatnya perekonomian masyarakat karena banyaknya lahan tidur yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan setelah adanya pembangunan infrastruktur lahan tidur kembali digarap.

2) Faktor-faktor yang mendukung Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara antara lain:

a. Terdapat kerjasama yang baik dari berbagai elemen yang ada di Desa Bumi Harapan.

b. Partisipasi masyarakat desa yang sangat tinggi.

c. Adanya bimbingan teknis yang diberikan kepada perangkat desa

3) Faktor-faktor yang menghambat Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bumi Harapan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara antara lain:

a. Terjadi keterlambatan pencairan dana desa ke kas desa

b. Pelaporan realisasi penyaluran dana desa di tahun sebelumnya mengalami keterlambatan.

c. Adanya kendala-kendala teknis dilapangan. d. Terbatasnya dana desa tahun anggaran 2018. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan yang telah dipaparkan maka saran yang diajukan dalam penelitian ini antara lain:

1) Bagi pemerintah desa harus lebih tegas kepada penanggung jawab terkait pelaporan pertanggungjawaban realisasi yang dimana sebagai bentuk kewajiban kepala desa beserta instansinya dalam perwujudan Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan desa dimana selalu berprinsip transparan, akuntabel, partisipatif, serta tertib dan disiplin anggaran.

(11)

791 2) Bagi pemerintah desa diharapkan agar lebih memperhatikan dan memanfaatakan potensi-potensi yang ada di Desa Bumi Harapan khususnya tenaga ahli (konsultan) saat proses perencanaan pemanfaatan dana desa mengingat di tahun 2021 mengharuskan masyarakat desa itu sendiri yang menjadi konsultan sebanyak tiga orang. Dengan hal tersebut pemerintah desa tidak harus selalu bergantungan pada pihak-pihak luar atau pihak ketiga sehingga menghemat biaya dan dapat diprioritaskan untuk pemberdayaan masyarakat.

3) Bagi pemerintah desa diperlukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program-program bimbingan teknis khususnya dalam proses pelaporan pertanggungjawaban realisasi agar tidak berimbas pada keterlambatan proses pencairan dana desa ke kas desa tahun selanjutnya. Selain itu juga hal ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan dan tanggap terhadap apa yang menjadi potensi dan kebutuhan Desa Bumi Harapan demi kemajuan dan pembangunan yang lebih baik.

4) Bagi pemerintah desa bisa melakukan evaluasi terkait dengan penggunaan anggaran dana desa yang telah dialokasikan disetiap program kerja untuk menghindari kesalahan yang sama pada pemanfaatan dana desa ditahun anggaran selanjutnya.

5) Bagi masyarakat desa diharapkan lebih aktif serta berpartisipasi dalam proses penyeleksian pencarian konsultan yang diselenggarkan oleh pemerintah desa. Selain dapat meningkatkan perekonomian, masyarakat juga bisa turut serta membangun desanya untuk lebih maju.

Daftar Pustaka

Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan Daerah Otonom Berkeadilan. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.

Masruri. 2014. Analisis Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan. Padang: Akademia Permata.

Nasution, Zulkarimen. 2009. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan

Penerapannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sumber Internet:

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/akumulasi-penyaluran-dana-desa-hingga-tahun-2018-tahap-2-mencapai-rp149-31-triliun/ (Diakses pada Rabu, 23 Oktober 2019)

Dokumen:

Peraturan Desa Bumi Harapan No. 05 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatn

dan Belanja Desa Perubahan Tahun Anggaran 2018.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2016 tentang Dana Desa yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Permendagri No 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa. Permendagri No 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

(12)

792

Permendagri No 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.

Permendes No 21 Tahun 2015 tentang Prioritas Dana Desa Tahun Anggaran

2016.

Permendes No 4 Tahun 2017 yang merupakan perubahan atas Permendes Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi No 22 Tahun 2016

tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2017.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Referensi

Dokumen terkait

Metode eksperimen sangat dianjurkan dalam pembelajaran IPA, tujuan pendidikan yang meliputi 3 aspek, yaitu mengembangkan pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan

Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh bahwa pendugaan area kecil dengan menggunakan metode EBLUP lebih baik dibandingkan dengan pendugaan langsung untuk = 9, 64 dan

[r]

Merkittävää tämän tutkimuksen tuloksissa oli, että haastateltavat sairaanhoitajat uskalsivat tuoda esille myös lääkehoidon toteuttamiseen liittyviä negatiivisia

Implementasi peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kuta Pinang dalam melakukan pengawasan pengelolaan Dana Desa memiliki kendala- kendala yang dapat

a. Adanya perubahan prioritas dalam penggunaan Anggaran Dana Desa Tahun 2020 yang semula diutamakan demi pembangunan di Desa, namun di Tahun 2020 diprioritaskan untuk

Elemen terakhir dari bauran promosi yaitu penjualan langsung, adalah sebuah bentuk komunikasi antar pribadi dimana penjual bertujuan untuk membantu atau mempengaruhi calon

Dari hasil pengujian dengan menggunakan regresi berganda, diketahui bahwa model memiliki nilai koefisien determinasi 0,226, yang berarti bahwa variable yang diuji