• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian, menguraikan tentang metode dan prosedur penelitian yang meliputi pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data, wawancara, jenis-jenis wawancara, persiapan wawancara, observasi, bentuk-bentuk pelaksanaan observasi , alat-alat dalam observasi, jenis-jenis observasi, subjek penelitian, karakteristik subjek, jumlah subjek, teknik pemilihan subjek, analisis data, kesahihan data, alat penelitian dan prosedur penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskrptif. Nawawi (2007),mengatakan metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau bagaimana adanya.

3.1.2 Pendekatan Kualitatif

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif umumnya dipakai apabila peneliti tertarik untuk mengeksplorasi atau memahami satu fenomena sentral, seperti proses suatu peristiwa. Eksplorasi tethadap suatu

(2)

23

fenomena dibutuhkan karena jarangnya penelitian-penelitian yang selama ini dilakukan mengarah kesana, atau karena masalah yang diteliti begitu kompleks dan kompleksitasnya memerlukan untuk dimengerti secara lebih baik dan mendalam (Alsa, 2003).

Patton (dalam Poerwandari, 1998) mengatakan penelitian kualitatif memberi penekanan pada dinamika dan proses. Selain itu, penelitian pada konteks alamiah juga lebih memfokus pada variasi pengalaman dari individu-individu atau kelompok-kelompok yang berbeda.

Lebih lanjut Sugiyono (2010), mengatakan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

3.2 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Wawancara

Rahayu & Ardiani (2004) mengatakan, wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara

(3)

24

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara secara umum, adalah untuk mengali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subyek yang di teliti.

Sedangkan Usman & Akbar (2006) mengatakan, wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara di sebut intervieuwer sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.

Pendapat lain dari Gulo (2005) mengatakan, wawancara adalah bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, wawancara adalah proses tanya-jawab antara pewawancara dengan oarang yang diwawancara secara langsung atau tatap muka.

3.2.1.1 Jenis-Jenis Wawancara (Interviu)

Menurut Marzuki (2000), yaitu :

1) Wawancara tak terpimpin 2) Wawancara terpimpin 3) Wawancara bebas terpimpin

(4)

25

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan Wawancara Terpimpin, disebut juga guided interview, (directive, structured)

interviewer mempergunakan pedoman (interviewer guide) yang

memimpin jalannya tanya-jawab ke arah yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi mengikuti daftar pertanyaan yang sudah jadi dan tinggal menyajikan, sehingga interviu tersebut berlangsung terlampau formal dan kaku.

3.2.1.2 Persiapan Wawancara

Dalam Subyantoro & Suwarto (2007), persiapan wawancara diantaranya adalah:

1) Penyusunan Panduan Wawancara

Bentuk panduan ini merupakan catatan-catatan garis besar dan singkat tentang hal-hal yang perlu ditanyakan. Dengan dasar pedoman wawancara diambil dari teori lima tahap pengambilan keputusan dari Jannis & Mann (1977).

Peneliti dalam hal ini membuat draft pertanyaan secara garis besar apa saja yang akan peneliti tanyakan kepada subjek penelitian.

2) Penentuan wawancara

Siapa-siapa saja yang akan dijadikan interviewee atau sumber -sumber data/informasi itu, perlu dipersiapkan terlebih dulu, baik macam maupun jumlahnya. Macam

(5)

26

interviewee itu ada tiga, yaitu responden, informan, dan purposive. Responden adalah interviewee yang dapat

memberikan data/informasi tentang keadaan dirinya. Informan adalah interviewee yang dapat memberikan data atau informasi tentang keadaan diri orang lain, atau situasi-situasi lingkunganya. Puporsive adalah

interviewee yang kompeten dalam hal data/informasi

tertentu.

Disini peneliti hanya menentukan Responden saja yang akan peneliti jadikan target wawancara. Karena peneliti hanya membutuhkan informasi atau data yang menyangkut tentang dirinya.

3) Penentuan Tempat dan Waktu Wawancara

Kapan dan dimana wawancara akan

diselenggarakan, perlu disepakati oleh interviewee. Artinya, perlu membuat janji dengan interviewee tersebut.

Peneliti menentukan tempat serta waktu untuk wawancara subjek penelitian adapun waktu serta tempat yang sudah peneliti dan subjek setujui untuk melakukan wawancara sekaligus observasi adalah sebagai berikut :

(6)

27 1. Subyek Pertama

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 4 Juli 2011

Tempat Wawancara : Salah satu mall di Cengkareng

Waktu Wawancara : 13.00-14.00wib

2. Subyek Kedua

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 6 Juli 2011

Tempat Wawancara : Rumah Subjek di Petir Utama

Waktu Wawancara : 14.00-16.00wib

3. Subyek Ketiga

Hari/Tanggal Wawancara : Jumat tanggal 8 Juli 2011

Tempat Wawancara : Rumah Subjek di Palmerah

Waktu Wawancara : 14.00-16.00wib

3.2.2 Obseravsi

Gulo (2005), yang mengatakan observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

(7)

28

3.2.2.1 Bentuk-bentuk pelaksanaan observasi

Menurut Marzuki (2000), Memperoleh informasi melalui teknik observasi dapat dipergunakan berbagai cara (disebut juga alat observasi) sebagai berikut :

• Membuat catatan anekdot atau catatan informal • Memberi tanda pada suatu daftar cek yang sudah

dipersiapkan

• Mengecek dan menetapkan nilainya pada skala penelitian

• Pencatatan dengan bantuan suatu alat.

Adapun bentuk pelaksanaan observasi yang peneliti lakukan adalah membuat catatan anekdot atau catatan informal tentang hasil observasi subjek penelitian.

3.2.2.2 Alat-alat dalam Observasi

Dalam Nawawi (2008), beberapa alat-alat yang dipergunakan dan cara mencatat dalam observasi yaitu : 1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)

2. Catatan Berkala (Insidental Record) 3. Daftar Cek (Check List)

4. Skala Nilai (Rating Scale)

(8)

29

Adapun alat observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Catatan Anekdot (Anecdotal Record) dan Peralatan Mekanis (Mechanical Device). Yang dimaksud dengan Catatan Anekdot (Anecdotal Record) adalah merupakan alat yang dipergunakan untuk mencatat gejala-gejala khusus atau secepat-cepatnya setelah peristiwa khusus atau luar biasa itu terjadi. Oleh karena seorang observer jarang dapat berada bersama-sama obyeknya secara terus-menerus untuk mencatat peristiwa atau gejala yang berhubungan dengan masalahnya, maka pencatatan ini sering memerlukan bantuan orang lain. Sedangkan Peralatan Mekanis (Mechanical Device) merupakan pencatatan data dengan alat yang sebenarnya tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena seluruh atau sebagian peristiwa direkam dengan mempergunakan peralatan elektronik sesuai dengan keperluan.

3.2.2.2 Jenis-jenis observasi

Dalam Nawawi (2008), jenis-jenis observasi di antaranya :

1. Observasi Partisipan 2. Observasi Non-partisipan 3. Observasi sistematik 4. Observasi non sistematik

(9)

30

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi sistematik. Disebut juga observasi berkerangka atau structured observation, yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematik faktor-faktor yang akan diobservasi lengkap dengan kategorinya. Dengan kata lain wilayah atau scope materi observasi telah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

3.3 Subyek

Subyek penelitian dalam penelitian ini akan penulis samarkan identitasnya untuk menjaga kerahasian privasi subyek.

3.3.1 Karakteristik Subyek

Karakteristik subyek yang akan penulis ambil dalam penelitian ini yakni kriteria sebagai berikut :

1. Remaja pubertas (perempuan) yang sudah melakukan hubungan seksual.

2. Adolesence/puberty, mulai usia 11/13 tahun sampai usia 21 tahun. Tahapan Perkembangan menurut Elizabeth Hurlock (dalam yusuf, 2008). Lebih di persempit lagi, subyek penelitian yakni berusia 16-17 tahun, menurut Elizabeth Hurlock (dalam yusuf, 2008) tergolong Early Adolesence.

(10)

31

3. Pendidikan SMA/Sederajat.

4. Berdomisili di Jakarta, dengan alasan utama yakni sebagai efisiensi waktu karena lebih dekat.

3.3.2 Jumlah Subyek Penelitian

Rencana peneliti dalam mengambil subyek hanya 3 orang. Hal ini dilakukan sebagai pembanding data antar subyek penelitian.

3.3.3 Teknik Pemilihan Subyek

Adapun teknik pemilihan subyek yang peneliti gunakan untuk mengambil subyek penelitian adalah dengan mengunakan Teknik Sampling Nonprobilitas. Teknik Sampling Nonprobabilitas adalah cara pengambilan sampel yang tidak berdasarkan probabilitas. Dalam semua sampling nonprobabilitas, kemungkinan atau peluang setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel tidak sama atau tidak diketahui. Dengan demikian, sampel yang diambil tidak dapat dikatakan representatif. Cara ini bersifat subyektif (Hasan, 2002).

3.4 Analisis Data

Tujuan analisis di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan

(11)

32

usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang kita peroleh dalam proyek penelitian (Wirodiharjo, dalam Marzuki 2000).

3.5 Kesahihan Data

3.5.1 Metode Triangulasi

Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum dipakai dalam uji validitas kualitatif. Metode triangulasi didasarkan pada filasafat fenomenologi, yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada prakonsepsi peneliti (subyek), melainkan realitas obyek itu sendiri. Untuk memperoleh kebenaran, secara epistemologi harus dilakukan penggunaan multiperspektif. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan, atau sebagai pembanding terhadap data itu (Rahayu & Ardiani, 2004).

3.6Alat Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang di perlukan maka peneliti, akan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, lembar catatan observasi dan alat perekam. Alat-alat tersebut sekiranya dapat membantu peneliti dalam memperoleh data yang lebih akurat lagi.

(12)

33 3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Persiapan Penelitian

Sebelum peneliti memulai penelitian ini, butuh waktu cukup lama untuk peneliti memperoleh judul yang tepat untuk penelitian tugas akhir peneliti. Setelah berganti judul penelitian sebanyak tiga kali. Pada pertengahan bulan April, peneliti baru menemukan judul tepat untuk peneliti ajukan sebagai penelitian tugas akhir. Setelah judul diterima oleh pembimbing, peneliti mulai menyempurnakan proposal penelitian. Cukup waktu yang lama untuk peneliti menyelesaikan proposal penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kendala yang tak terduga, peneliti alami selama proses penyempurnaan proposal. Pada bulan Juli, setelah proposal diterima, peneliti segera mencari subjek penelitian yang kebetulan sudah peneliti dapatkan jauh sebelum proposal penelitian ini di buat. Jadi peneliti pun langsung secepatkan menghubungi satu persatu subjek penelitian. Sebelum bertemu subjek, peneliti terlebih dahulu membuat surat

Informed Consent (Persetujuan Partisipasi dalam Penelitian).

Surat tersebut akan peneliti berikan kepada subjek sebagai bukti bahwa subjek yang peneliti akan teliti mengetahui serta menyetujui penelitian yang akan peneliti lakukan. Sehingga informasi yang peneliti butuhkan akan lebih mudah didapatkan dari subjek karena adanya persetujuan tersebut.

(13)

34 3.7.2 Pelaksanaan Penelitian

Sebelumnya peneliti menghubungi satu-persatu para subjek dengan menelponnya. Setelah itu peneliti meminta izin untuk janji temu dengan subjek di sela-sela waktu luangnya sekaligus menyerahkan surat Informed Consent kepada subjek, setelah subjek menyetujui. Penelitian pun di mulai, saat peneliti bertemu subjek pertama pada hari Senin, 4 Juli 2011 di salah satu Mall di kawasan Cengkareng. Sedangkan subjek kedua peneliti temui pada hari Rabu, 6 Juli 2011 di kediamannya di kawasan Petir Utama, Tanggerang. Untuk subjek kedua pun sama halnya dengan subjek pertama, peneliti minta izin terlebih dahulu kepadanya mengenai penelitian ini serta menyerahkan surat Informed Consent kepada subjek kedua. Dan untuk subjek ketiga juga tak jauh berbeda pada awal prosedur pelaksanaanya dengan subjek pertama dan kedua, peneliti bertemu dengan subjek pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2011, ke tempat tinggalnya yang berada di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Semua kegiatan pemilihan Tenaga Perpustakaan Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional dipublikasikan secara terbuka melalui surat-menyurat, laman web, dan/atau berbagai

Untuk mencapai produksi yang tinggi pada tanaman padi, dapat dilakukan dengan menentukan dosis pupuk sesuai dengan target produksi, maka digunakan perhitungan

Hal ini menyebabkan ditemukannya pergeseran bentuk dalam TSa, khususnya pergeseran bentuk pada unit, karena terjemahan verba pasif TSu diterjemahkan menjadi verba

Selanjutnya ada proses filtrasi yang meliputi 3 tahap yaitu rotary drum filter untuk memisahkan makromolekul seperti lemak, protein, asam lemak dan serat yang tidak

Dalam bukunya Azhar Arsyad menyebutkan media audio visual sebagai teknologi audio visual yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan dan hasil penelitian ini dapat

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Lahirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri No. 037/U/1975 antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri, tentang Peningkatan Mutu