• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

30 1. Variabel tergantung : Perilaku inovatif 2. Variabel bebas : Modal psikologis

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Inovatif

Pada penelitian ini, perilaku inovatif diukur berdasarkan aspek perilaku inovatif yang dikemukakan oleh Janssen (2000) yaitu idea generation, idea promotion, dan idea realization. Perilaku inovatif dapat diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala perilaku inovatif yang dikembangkan oleh Janssen (2000). Terdapat 9 aitem yang mewakili ketiga aspek perilaku inovatif dengan nilai minimal 1 dan nilai maksimal 7. Semakin tinggi skor yang didapatkan oleh subjek maka semakin tinggi perilaku inovatif yang dimiliki.

2. Modal Psikologis

Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) menemukan bahwa terdapat empat aspek dari modal psikologis yaitu efikasi diri, optimisme, harapan, serta resiliensi. Keempat aspek tersebut harus dipenuhi oleh karyawan agar dapat dikatakan memiliki modal psikologis yang baik. Modal psikologis yang dimiliki subjek dapat diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala Psychological Capital Questionnaire-24 yang dikembangkan oleh Luthas, Youssef dan Avolio (2007). Terdapat 24 aitem yang mewakili keempat aspek modal psikologis dengan nilai minimal tiap aitem adalah 1 dan nilai

(2)

maksimal tiap aitem adalah 6. Semakin tinggi skor yang didapatkan oleh subjek maka semakin tinggi modal psikologis yang dimiliki.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Yogyakarta. Sebanyak 229 subjek terlibat merupakan karyawan tetap suatu UMKM yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan masa kerja minimal satu tahun. Hal ini dilakukan karena dengan masa kerja minimal dua tahun, karyawan dianggap telah memahami secara mendalam pekerjaan yang dimilikinya.

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, subjek penelitian merupakan karyawan dari UMKM yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan usaha produktif dan/atau badan usaha milik perorangan dengan kriteria memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari Rp 50.000.000. Kekayaan bersih yang dimaksud tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dijalankan. Selain itu, usaha dapat disebut usaha mikro ketika hasil penjualan tahunan usaha tersebut tidak lebih dari Rp 300.000.000.

2. Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan usaha yang berdiri sendiri, yang didirikan serta dikelola oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan cabang atau anak perusahaan yang dikuasai, dimiliki, atau menjadi bagian secara

(3)

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah maupun usaha besar. Kekayaan bersih yang dimiliki usaha kecil harus lebih dari Rp 50.000.000 serta tidak melebihi Rp 500.000.000. Kekayaan bersih yang dimaksud tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dijalankan. Selain itu, usaha dapat disebut usaha mikro ketika hasil penjualan tahunan usaha tersebut berkisar antara Rp 300.000.000 sampai Rp 2.500.000.000.

3. Usaha Menengah

Usaha menengah merupakan usaha usaha yang berdiri sendiri, yang didirikan serta dikelola oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan cabang atau anak perusahaan yang dikuasai, dimiliki, atau menjadi bagian secara langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil maupun usaha besar. Kekayaan bersih yang dimiliki usaha kecil berkisar antara Rp 500.000.000 sampai Rp 10.000.000.000. Kekayaan bersih yang dimaksud tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dijalankan. Selain itu, usaha dapat disebut usaha mikro ketika hasil penjualan tahunan usaha tersebut berkisar antara Rp 2.500.000.000 sampai Rp 50.000.000.000.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua skala, yaitu skala perilaku inovatif dan skala modal psikologis. Adapun rincian skala yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Skala Perilaku Inovatif

Alat ukur perilaku inovatif menggunakan skala perilaku inovatif berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Janssen (2000) dengan nilai

(4)

koefisien reliabilitas 0,95. Skala terdiri dari 9 butir pernyataan yang mewakili tiga komponen utama perilaku inovatif yaitu idea generation, idea promotion, dan idea realization. Setiap aitem memiliki interval skala yang bergerak dari 1 sampai 7 yaitu “Tidak Pernah” yang memiliki skor 1 hingga “Selalu” yang memiliki skor 7.

Tabel 1. Distribusi Butir Skala Perilaku inovatif

Aspek Nomor Butir Jumlah

Idea generation 1, 2, 3 3

Idea promotion 4, 5, 6 3

Idea realization 7, 8, 9 3

Jumlah 9

Skor total dalam skala ini mencerminkan tingkat kecenderungan subjek berperilaku inovatif di tempat kerja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pula kecenderungan subjek berperilaku inovatif di tempat kerja. Sebaliknya, jika skor total yang dimiliki subjek rendah maka hal tersebut menunjukkan semakin rendah pula kecenderungan subjek dalam berperilaku inovatif di tempat kerja.

2. Skala Modal Psikologis

Pada penelitian, alat ukur yang digunakan untuk mengukur modal psikologis adalah Psychological Capital Questionnaire- 24 (PCQ-24) yang dikembangkan oleh Luthans, Youssef dan Avolio (2007) dengan nilai koefisien Cronbach alpha sebesar 0.92. Skala ini terdiri dari 24 aitem yang dapat mewakili empat komponen modal psikologis yaitu efikasi diri, optimisme, harapan, dan resiliensi. Setiap aitem memiliki interval skala yang bergerak dari

(5)

1 sampai 6 yaitu “Sangat Tidak Setuju (STS)” yang memiliki skor 1 hingga “Sangat Setuju (ST)” yang memiliki skor 6.

Tabel 2. Distribusi Butir Skala Modal Psikologis

Aspek Butir Favourable Unfavourable

Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah

Efikasi Diri 1, 2, 3, 4, 5, 6 6 - Optimis 19, 21, 22, 24 4 20, 23 2 Harapan 7, 8, 9, 10, 11, 12, 6 - Resiliensi 14, 15, 16, 17, 18 5 13 1 Jumlah 21 3

Skor maksimum pada skala ini adalah 144 dengan nilai minimum 0 (nol). Skor total dalam skala ini mencerminkan tingkat modal psikologis yang dimiliki respoden di tempat kerja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat modal psikologis yang dimiliki respoden di tempat kerja. Sebaliknya, jika skor total yang dimiliki subjek rendah maka hal tersebut menunjukkan semakin rendah pula tingkat modal psikologis yang dimiliki respoden di tempat kerja.

E. Validitas dan Reliabilitas

Validitas menggambarkan sejauh mana suatu pengukuran dapat mengukur tujuan daripada alat ukur tersebut sehingga dapat mengukur dengan tepat, cermat, dan sesuai dengan fungsinya. Sebuah alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan dari penelitian atau pengukuran. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas rendah ketika alat ukur tersebut tidak dapat

(6)

menghasilkan data yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengukuran (Azwar, 2010). Validitas dapat berupa validitas isi, validitas konstruk, serta validitas kriteria. Pada penelitian ini, peneliti menguji validitas alat ukur menggunakan teknik validitas isi.

Reliabilitas terkait dengan konsistensi serta makna kecermatan pengukuran dari alat ukur sehingga alat ukur tersebut dapat dipercaya (Azwar, 2010). Alat ukur yang reliabel akan tetap memiliki hasil yang konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik koefisien Cronbach Alpha yang berada dalam rentang angka 0 (nol) sampai 1.00. Alat ukur akan semakin reliabel jika koefisien reliabilitasnya semakin tinggi mendekati angka 1.00. Nilai koefisien reliabilitas yang cukup baik berkisar antara 0.7 sampai 0.8 dengan nilai validitas minimal setiap aitem lebih dari 0.3.

F. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode korelasional untuk mengetahui hubungan antara perilaku inovatif dan modal psikologis pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and Service (SPSS) for Windows Release 22.0. Diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal dan linier, dilakukan analisis statistik menggunakan uji hipotesis dengan teknik korelasi non parametrik Spearman.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan membaca permulaan ini terlihat dari anak sudah mampu mampu mengurutkan huruf abjad, mampu menyebutkan lambang atau simbol huruf vokal, mampu menyebutkan

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2013 tersebut terdiri dari: 1) Ringkasan Eksekutif Hasil Pemeriksa atas LKPP Tahun 2013; 2) LHP atas LKPP

atau perlakuan yang dilakukan untuk seorang atau masyarakat juga dipaparkan sebagai penatalaksanaan. Intervensi yang dilakukan yaitu memberikan terapi seduhan air

Ketua Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-USU Medan beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama Saya bertugas di Departemen tersebut..

Di dalam suatu penelitian yang diimplementasikan ke dalam suatu kode program dengan menggunakan aplikasi yang terdapat di dalam sistem komputer, berikut ini merupakan

Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 732/KPT/I/2018 tentang Izin Penyatuan dan Perubahan Bentuk Beberapa Perguruan Tinggi

Kondisi ini telah diantisipasi oleh Toyota. Mesin Innova dilengkapi dengan “knock sensor”. bila mesin mengalami detonasi atau “mbrebet”, menembak

Kenapa seorang fisikawan bisa menghasilkan konsep-konsep yang sekarang dipakai dalam matematika, hal ini dikarenakan fenomena-fenomena alam yang ada di fisika