ANALISIS PENGARUH AKULTURASI BUDAYA ARAB,
MELAYU, DAN CINA PADA FASAD BANGUNAN MASJID
RAMLIE MUSOFA DI SUNTER, JAKARTA UTARA
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF ARAB, MALAY, AND
CHINESE CULTURE ACCULTURATION AT THE MOSQUE
BUILDING FACADE RAMLIE MUSOFA IN SUNTER, NORTH
JAKARTA
Vina Regita SaputriMahasiswa Program Studi Arsitektur, FTSP, Universitas Gunadarma. vinaregitas12@gmail.com
Purwanto Joko Slameto
Dosen Program Studi Arsitektur, FTSP - Universitas Gunadarma. purwanto_js@staff.gunadarma.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berkembangnya bangunan masjid di Indonesia yang saat ini sudah menerapkan perpaduan dengan budaya lain. Salah satu masjid yang sudah menerapkan akulturasi budaya adalah Masjid Ramlie Musofa, masjid ini menerapkan akulturasi 3 budaya yaitu Arab, Melayu, dan Cina pada bangunannya.
Batasan masalah dalam laporan ini yaitu hanya difokuskan pada latar belakang dibangunnya masjid ini, pengamatan bagian mana saja pada fasad bangunan masjid ini yang menerapkan akulturasi 3 budaya tersebut, serta material apa saja yang digunakan untuk mendukung penerapan tersebut. Pada analisa pembahasan penulis berupaya untuk menjelaskan bagaimana penerapan akulturasi 3 budaya pada fasad bangunan masjid serta material apa saja yang digunakan dengan metode kualitatif atau observasi langsung objek pengamatan, wawancara dengan narasumber, serta mencari informasi dari berbagai sumber lainnya.
Kata Kunci: Masjid, Akulturasi, Material
ABSTRACT
This research is backed by the development of the mosque in Indonesia which now has implemented a fusion with other cultures. One of the mosques that has applied cultural acculturation is the mosque Ramlie Musofa, this mosque apply acculturation of three cultures namely Arab, Malay, and Chinese in the building.
The limitation of the problem in this report is that only focused on the backdrop of the mosque's construction, the observation of any part of the mosque's façade implementing the acculturation of the three cultures, as well as what materials are used to support the implementation. In the analysis of the author's discussion of efforts to explain how the implementation of the threecultural acculturation on the building façade of the mosque as well as any material used with qualitative methods or direct observation of observation objects, interviews with Resources, as well as search for information from various other sources.
Keywords: Mosque, Acculturation, Material
PENDAHULUAN Latar Belakang
Karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim atau beragama Islam, maka tidak heran jika banyak ditemukan masjid dengan berbagai macam bentuk dan jenis gaya arsitekturnya. Pada umumnya bentuk dan model fisik bangunan masjid yang ada di Indonesia ini banyak terpengaruh dari budaya Timur Tengah. Namun dengan seiring kemajuan zaman, masjid yang dibangun pada saat ini perlahan-lahan mulai menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada. Bangunan masjid yang dibangun pada saat ini sudah mulai mengalami transformasi dan mendapatkan pengaruh dari berbagai budaya lain. Hal tersebut yang membuktikan bahwa agama Islam mengalami perkembangan, contohnya dalam segi arsitektur masjid nya. Salah satu bangunan masjid yang gaya arsitekturnya bercampur dengan pengaruh dari budaya lain adalah Masjid Ramlie Musofa. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 2000 m2, memiliki 4 lantai dengan ketinggian masjid mencapai 35 m. Masjid yang didirikan pada tahun 2011 dan baru diresmikan pada 15 Mei 2016 oleh seorang mualaf keturunan Tionghoa bernama Haji Ramli Rasidin ini terinspirasi dari Taj Mahal yang berada di India. Masjid Ramlie Musofa ini terletak di Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 No. 12C - 14A, RT 13/RW 16, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian arsitektur ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pada bagian mana akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina diterapkan pada fasad bangunan Masjid Ramlie Musofa yang berada di Sunter, Jakarta Utara.
Manfaat dari penelitian arsitektur ini adalah menambah ilmu pengetahuan mengenai akulturasi budaya serta mengenal lebih dalam tentang akulturasi budaya pada sebuah bangunan Masjid Ramlie Musofa yang hasilnya didapat dari berbagai sumber.
Metode Penelitian
Penelitian arsitektur pada bangunan Masjid Ramlie Musofa ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian arsitektur ini akan dijabarkan mengenai analisis berupa fakta-fakta dan temuan baru yang ada di lapangan. Penjabaran yang dimaksud adalah tentang penerapan akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan Masjid Ramlie Musofa.
Objek atau Lokasi Penelitian
Masjid Ramlie Musofa merupakan sebuah masjid yang berlokasi di Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 No. 12C - 14A, RT 13/RW 16, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara. Bangunan ini termasuk dalam fasilitas penunjang ibadah yang berada di permukiman elite di Sunter, Jakarta Utara. Masjid Ramlie Musofa ini sangat mencuri perhatian karena bentuk bangunannya yang terinsipirasi dari bangunan Taj Mahal yang berada di India, bangunan masjid ini berdominasikan warna putih sehingga terlihat sangat megah dan begitu anggun. Masjid ini juga terletak di pinggir Jalan Danau Sunter Selatan, sehingga tidak akan sulit untuk menemukan lokasi dari masjid ini.
Teknik Penyajian Data
Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulkan data dengan beberapa teknik yaitu studi literatur, observasi, wawancara dan juga dokumentasi pada bangunan, berikut teknik penyajian data : Tabel 1. Penyajian Data
Tujuan Penelitian Metode Pencarian Sumber Data Data Data yang di butuhkan Latar Belakang Pembangunan Masjid - Studi Literatur - - Pengamatan - Langsung - Wawancara - Internet - Pengelola - Masjid - Data - Pengamatan - Sejarah Masjid Arsitek Masjid Tahun di dirikan Bentukan Masjid Faktor Banguan Masjid
Bentuk Masjid - Studi Literatur - - Wawancara - - Observasi - Dokumentasi - Internet - Pengelola - Masjid - Data Pengamatan Fasad Masjid Ornamen Masjid Material Masjid
Akulturasi Budaya Pada Fasad Masjid - Studi Literatur - - Wawancara - - Observasi - Dokumentasi - Internet - Pengelola - Masjid - Data Pengamatan Fasad Masjid Ornamen Masjid Material Masjid
Sumber: Data Pribadi, 2019 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi lapangan diolah kemudian dianalisis menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif yang berdasarkan pada fakta yang terdapat di lapangan.
1. Mengetahui dan menjelaskan faktor yang menjadi latar belakang dibangunnya Masjid Ramlie Musofa dengan penerapan akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan, dengan menggunakan teknik analisis kualitatif melalui proses wawancara dengan pengelola masjid dan data literatur sebagai data sekunder untuk memperoleh data sesuai dengan hal yang berkaitan.
2. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana Masjid Ramlie Musofa menerapkan akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan, dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, dan wawancara kepada pihak pengelola untuk mengetahui penerapannya.
3. Mengetahui dan menjelaskan dasar penerapan akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan Masjid Ramlie Musofa, dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, dan wawancara kepada pihak pengelola.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini meliputi latar belakang dibangunnya Masjid Ramlie musofa dimulai dari faktor yang menerapkan akultirasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan , bagaimana penerapan akultirasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan,
serta dasar diterapkannya akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina pada bagian fasad bangunan masjid tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masjid tersebut memiliki keunikan tersendiri yang membedakan dengan masjid pada umumnya.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan pendukung dari penelitian karena berfungsi sebagai alat pengukur variabel penelitian, yang dapat membantu memperoleh data-data yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan variabel. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu :
1. Observasi 2. Wawancara 3. Studi Literatur 4. Dokumentasi PEMBAHASAN Gambaran Umum
Masjid Ramlie Musofa merupakan masjid megah dan indah yang berdominasikan warna putih pada bangunannya, berlokasikan di Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 No. 12C - 14A, RT 13/RW 16, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara. Masjid Ramlie Musofa berdiri di atas tanah seluas 2000 m2. Masjid yang berada di permukiman elite ini memiliki 4 lantai, 6 kubah, memiliki ketinggian 35 m, serta mampu menampung sekitar 1000 jamaah. Bahan bangunan marmer untuk masjid ini didatangkan langsung dari Turki dan Italia, masjid ini juga menggunakan ornamen ukiran khusus dari Pulau Jawa. Desain dari Masjid Ramlie Musofa dirancang oleh seorang arsitek yang bernama Julius Danu.
Latar Belakang Didirikannya Masjid
Masjid Ramlie Musofa dibangun oleh seorang mualaf keturunan Tionghoa yang bernama H. Ramli Rasidin. Semenjak memeluk agama Islam, H. Ramli bermimpi untuk mendirikan sebuah masjid yang indah dan megah dengan percampuran beberapa budaya pada konsep bangunannya. Masjid megah ini mulai dibangun pada tahun 2011 dan baru diresmikan langsung oleh H. Ramli Rasidin dengan Imam Besar Masjid Istiqlal di Jakarta yaitu Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar pada tanggal 15 Mei 2016.
Bentuk bangunan masjid ini terinspirasi dari bangunan Taj Mahal yang ada di India, karena sang pemilik ingin masjid ini tetap abadi seperti Taj Mahal dan dipenuhi oleh jamaah. Taj Mahal adalah monumen lambang cinta dari seorang raja terhadap istrinya, begitu pula dengan sang pemilik masjid ini yaitu H. Ramli yang berharap bahwa masjid ini merupakan lambang cinta yang pertama terhadap Allah SWT, yang kedua terhadap Islam, dan yang ketiga terhadap keluarga. Penamaan dari Masjid Ramlie Musofa ini juga sangat unik, karena nama Ramlie Musofa merupakan penggalan dari nama-nama anggota keluarga sang pemilik masjid. Pertama dimulai dari Ra yang diambil dari nama sang pemilik, yaitu Ramli Rasidin. Kedua adalah Lie yang diambil dari nama sang istri, yaitu Lie Njoek Kim. Kemudian Mu yang diambil dari nama anak pertama, yaitu Muhammad. Lalu So yang diambil dari nama anak kedua, yaitu Sofian. Terakhir adalah Fa yang diambil dari nama anak bungsu, yaitu Fabian. Masjid ini menerapkan akulturasi 3 budaya, yaitu budaya Arab, Melayu, dan Cina. Suasana di sekitar masjid dipenuhi dengan ukiran Bahasa Arab, Mandarin, dan Indonesia pada dinding masjid.
Analisis Penerapan Akulturasi Budaya Arab, Melayu, dan Cina Pada Fasad Bangunan Masjid Ramlie Musofa
Area Luar Bangunan Masjid
Gambar 1. Dinding Nama Masjid Ramlie Musofa Sumber : Data Observasi, 2019
Pada bagian luar bangunan atau area parkir kendaraan Masjid Ramlie Musofa, terdapat dinding dengan material marmer berwarna hitam yang terukirkan nama dari masjid tersebut dengan cat warna emas dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Arab, Indonesia, dan Cina. Pada dinding tersebut juga terukirkan alamat dari masjid ini.
Pagar Bangunan Masjid
Gambar 2. Pagar dari Bangunan Masjid Ramlie Musofa Sumber : Data Observasi, 2019
Saat akan memasuki area bangunan masjid, para pengunjung dapat terlihat pagar besi besar berwarna hitam pada sisi kanan dan kiri area bangunan masjid. Pagar tersebut memiliki detail yang sangat indah dan terdapat sebuah ornamen yang terbuat dari besi berwarna emas yang terukirkan kaligrafi.
Pos Satpam
Gambar 3. Pos Satpam Pada Area Masjid Ramlie Musofa Sumber : Data Observasi, 2019
Saat memasuki area bangunan masjid melalui pagar di sebelah kanan, akan terlihat sebuah bangunan berwarna putih yang merupakan pos satpam dari Masjid Ramlie Musofa. Bangunan tersebut hanya berukuran sekitar 2 m x 3 m. Bangunan tersebut memiliki sebuah kubah kecil di atasnya, pintu dan jendela kaca yang berbentuk lengkung, serta beberapa ukiran pada dinding bangunannya yang mencerminkan budaya dari Arab.
Toilet
Gambar 4. Toilet Pada Area Masjid Ramlie Musofa Sumber : Data Observasi, 2019
Masuk lebih dalam ke area masjid, akan terlihat sebuah bangunan berwarna putih dengan banyak ornamen pada dindingnya. Bangunan tersebut merupakan toilet pada area Masjid Ramlie Musofa. Bangunan toilet ini memiliki ornamen yang indah dan terkesan mewah.
Bangunan Area Belakang
Sumber : Data Observasi, 2019
Pada bagian belakang area masjid terdapat sebuah bangunan yang tidak dijelaskan apa fungsi bangunan tersebut. Namun bangunan ini memiliki desain berbeda dari bangunan lainnya. Jika bangunan lain berdominasi warna putih, bangunan ini dinding nya terbuat dari batu yang berwarna abu-abu. Pintu dari bangunan ini pun tidak berbentuk lengkung, melainkan kotak dengan warna hitam pada kusennya dan memiliki ukiran yang indah. Bagian atas bangunan ini pun tidak memiliki kubah, melainkan sebagai tempat ditanamnya bunga-bunga yang menambah kesan cantik pada bangunan ini. Terdapat juga 2 buah lampu antik yang berada di pinggir kanan kiri pintu tersebut.
Dinding Marmer dengan Ukiran Surat Al-Qori’ah
Gambar 6. Dinding Marmer dngan Ukira Surat Al-Qori’ah Sumber : Data Observasi, 2019
Pada saat berada di dalam area masjid, terlihat sebuah dinding marmer yang sama dengan dinding marmer pada area luar bangunan yang berukirkan nama dari Masjid Ramlie Musofa. Namun bedanya pada dinding ini berukirkan Surat Al-Qori’ah lengkap dalam 3 bahasa yaitu bahasa Arab, Indonesia, dan Cina. Ukiran pada dinding marmer tersebut sangatlah elegan dan indah dengan warna emas.
Tempat Berwudhu
Gambar 7. Tempat Berwudhu
Sumber : Data Observasi, 2019
Sebelum memasuki area dalam bangunan masjid, terlihat ada sebuah bangunan berwarna putih yang lebih besar dari bangunan-bangunan yang dijelaskan sebelumnya. Bangunan ini merupakan tempat berwudhu untuk para pengunjung atau jamaah Masjid Ramlie Musofa. Bangunan ini ada 2, yaitu tempat berwudhu untuk wanita dan tempat berwudhu untuk pria. Ornamen pada bagian dinding bangunan tempat berwudhu ini sangat indah, namun tidak jauh berbeda dengan ornamen yang ada pada bangunan toilet.
Tangga Pada Bangunan Masjid
Gambar 8. Tangga Pada Bangunan Masjid Sumber : Data Observasi, 2019
Untuk menuju ke area dalam bangunan masjid, pengunjung atau jamaah perlu melewati tangga. Tangga untuk menuju ke dalam area bangunan masjid ini letaknya ada di antara bangunan tempat berwudhu wanita dan bangunan tempat berwudhu pria. Tangga ini didesain sangat elegan dan mewah dengan material marmer berwarna hitam serta corak garis horizontal yang simetris. Seluruh material marmer yang ada pada bangunan Masjid Ramlie Musofa ini berasal dari Turki dan Italia, jadi tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.
Dinding Pada Area Tangga Bangunan Masjid
Gambar 9. Ukiran Surat Al-Fatihah Pada Dinding Tangga Sumber : Data Observasi, 2019
Pada bagian kanan dan kiri tangga menuju ke area dalam bangunan masjid, terdapat dinding dengan material marmer berwarna hitam. Pada dinding tersebut terdapat ukiran berwarna emas Surat Al-Fatihah lengkap dalam 3 bahasa yaitu Bahasa Arab, Indonesia, dan Cina. Dengan adanya ukiran-ukiran di dinding tersebut memperjelas akulturasi 3 budaya yang diterapkan pada konsep bangunan Masjid Ramlie Musofa terutama pada bagian fasad.
Bangunan Kecil dan Bedug
Gambar 10. Bangunan Kecil dan Bedug
Sumber : Data Observasi, 2019
Bangunan kecil ini terdapat di atas tempat berwudhu wanita. Bangunan ini digunakan untuk meletakkan bedug yang berfungsi sebagai pengingat waktu sholat bagi umat Islam. Desain dari bangunan ini sangat kental dengan budaya Arab, mulai dari kubah dan bentuk lengkungan pada tiap dindingnya. Namun terdapat juga perpaduan antara budaya Cina, yaitu pada ukiran di dinding bangunan ini dan terdapat bentuk seperti kubah kecil di ujung balkon ini. Area balkon yang dipenuhi ukiran-ukiran serta lantai marmer yang berwarna hitam menambah kesan elegan dari bangunan ini.
Bukti Peresmian Masjid Ramlie Musofa
Gambar 11. Bukti Peresmian Masjid Ramlie Musofa Sumber : Data Observasi, 2019
Bukti peresmian dari Masjid Ramlie Musofa ini berada di atas tempat berwudhu pria. Bukti ini dibuat dari material marmer berwarna hitam yang sangat serasi dengan lantai bangunan di masjid ini. Ukiran yang ada di bukti ini berwarna emas yang menambah kesan elegan.
Bangunan Utama
Gambar 12. Lantai yang Bercorak
Sumber : Data Observasi, 2019
Saat akan memasuki area dalam bangunan masjid, akan terlihat corak pada lantai. Corak tersebut berbentuk bunga yang sedang mekar serta berdominan warna merah dan hijau, sehingga menerapkan budaya Cina.
Gambar 13. Pintu Masuk Masjid
Sumber : Data Observasi, 2019
Pintu masuk masjid ini menerapkan budaya Arab dengan ukuran yang sangat besar serta bentuknya yang lengkung pada bagian atas. Kemudian ada ornamen berbentuk kotak-kotak serta ada ornamen dengan material besi yang bertuliskan kaligrafi berwarna emas.
Gambar 14. Jendela Sumber : Data Observasi, 2019
Terdapat sebuah jendela besar dengan kusen berwarna coklat tua pada bangunan masjid ini. Kaca pada jendela ini memiliki corak kotak-kotak dan berbentuk bunga yang sedang mekar.
Gambar 15. Ukiran Pada Dinding dan Raling Pagar Sumber : Data Observasi, 2019
Bangunan masjid ini memiliki ukiran pada dinding yang sangat indah dan mendetail. Ukiran pada dinding ini serta raling pagar dan jendela berbentuk kotak seakan menerapkan budaya Cina yang merupakan salah satu akulturasi budaya pada bangunan masjid ini. Warna putih pada seluruh bangunan memberikan kesan damai dan sejuk.
Gambar 16. Ukiran Pada Dinding Masjid
Sumber : Data Observasi, 2019
Pada dinding bagian atas memiliki ukiran yang sangat detail dan indah, dengan beberapa ukiran kaligrafi yang berwarna emas seakan menambah kesan elegan dan mewah dari bangunan masjid ini. Pada bagian ini sangat kental terlihat budaya Arab yang merupakan salah satu budaya yang diterapkan pada bangunan masjid ini. Lampu antik yang diletakkan di sini berfungsi sebagai penerangan bagian depan pintu masjid pada malam hari.
Gambar 17. Tampak Depan Masjid
Sumber : Data Observasi, 2019
Pada tampak depan bangunan terlihat ada ukiran dari nama Masjid Ramie Musofa dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Cina dengan warna emas. Terlihat pula beberapa kubah besar yang ada di atas bangunan masjid ini yang menegaskan bahwa ini adalah tempat ibadah para umat Islam. Pada tampak depan bangunan masjid ini sangat terlihat jelas bagaimana kemegahan dan keindahan dari masjid ini. Bentuk dari bangunan masjid ini seakan menyampaikan bagaimana pemilik ingin melambangkan kemuliaan Islam yang ingin diperlihatkan. Penerapan budaya Arab, Melayu, dan Cina sangat terlihat jelas pada bangunan masjid ini.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
• Akulturasi budaya di Indonesia sudah sejak lama terjadi. Mulai dari bagaimana masuknya Islam di Indonesia, perkembangan Islam di Indonesia, serta bagaimana proses akulturasi budaya Islam dan Cina di Indonesia terjadi.
• Akulturasi terjadi karena beberapa faktor internal dan faktor eksternal.
• Masjid Ramlie Musofa merupakan salah satu masjid di Indonesia yang menerapkan konsep akulturasi budaya.
• Bentuk bangunan masjid ini terinspirasi dari Monumen Taj Mahal yang ada di India yang dibangun oleh seorang raja untuk menunjukkan kecintaan terhadap istrinya. Begitu juga dengan Masjid Ramlie Musofa ini, latar belakang didirikannya masjid ini memiliki maksud yang mulia yaitu ingin menunjukkan kecintaan terhadap Allah SWT, Islam, dan keluarga. • Penerapan akulturasi budaya Arab lebih terlihat dari bentuk bangunan yaitu masjid serta
memiliki beberapa kubah besar dan memiliki bedug. Terlihat juga dari pintu dan jendela masjid yang besar dan berlengkung, lampu antik yang digunakan sebagai pencahayaan, serta beberapa kaligrafi yang terukir pada dinding bangunan masjid ini. Pemilihan warna putih yang dominan juga mencerminkan bahwa bangunan ini adalah tempat ibadah yang suci. • Sedangkan untuk akulturasi budaya Cina terlihat dari ukiran-ukiran yang berbentuk bunga
yang sedang mekar yang berada di setiap sisi dinding dan raling pagar bangunan masjid ini. Beberapa ukiran Bahasa Cina dari terjemahan Bahasa Arab juga memperjelas perpaduan 2 budaya ini.
Saran
• Menjaga agar bangunan masjid ini tetap sesuai dengan gambaran konsep yang diterapkan maka diperlukan adanya konsistensi desain terhadap bangunan masjid. Sehingga masjid ini tetap menerapkan konsep akulturasi budaya Arab, Melayu, dan Cina.
• Kepada pembaca dan peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, diharapkan agar mengkaji lebih dalam lagi tentang apa yang diterapkan pada Masjid Ramlie Musofa. Sehingga nantinya dapat melengkapi kekurangan yang terdapat pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA https://www.herrytjiang.com/masjid-ramlie-musofa/ https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam- nusantara/17/12/24/p1gh1i313ada-alasan-masjid-ramlie-musofa-dibuat-mirip-taj-mahal/ https://www.acehtrend.com/2017/06/01/masjid-ramlie-musofa-mimpi-40-tahun-wargacina-asal-aceh-di-jakarta/ https://imthehistorian.wordpress.com/2017/08/24/wujud-akulturasi- kebudayaantionghoa-indonesia-kelenteng-dan-masjid-sebagai-wujud-akulturasi-budaya-tionghoaindonesia/ https://travel.kompas.com/read/2018/06/08/063700527/4-masjid-yang-cerminkanakulturasi-budaya-di-indonesia?page=all#page2 https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4723921/masjid-ramlie-musofa-dijakarta-indahnya-bagaikan-taj-mahal https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Ramlie_Musofa https://www.gurupendidikan.co.id/akulturasi/