• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh: NANIK HANDAYANI

F 100 100 064

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh: NANIK HANDAYANI

F 100 100 064

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(3)
(4)
(5)

v

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

Nanik Handayani Wiwien Dinar Pratisti

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Nanikhandayani.nh98@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-18 tahun dan memiliki akun facebook yang aktif yang berjumlah 100 orang. Metode pengumpulan data menggunakan skala kontrol diri dan narsisme. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil analisis Product Moment diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,706; p = 0,000 (p < 0,01)

artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook. Sumbangan efektif antara variabel kontrol diri terhadap narsisme pada remaja pengguna facebook sebesar 49,8%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook dan peran kontrol diri cukup besar terhadap kecenderungan narsisme pada remaja pengguna facebook.

(6)

1 PENDAHULUAN

Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Perkembangan teknologi yang digunakan oleh remaja tidak hanya sebatas untuk menambah pengetahuan dan sumber belajar, namun telah mempengaruhi proses pembentukan identitas remaja.

Proses pembentukan identitas diri remaja berlangsung dalam lingkup keluarga dan teman sebaya. Keinginan kuat remaja dalam berhubungan dengan teman sebaya membutuhkan berbagai sarana, salah satunya melalui jejaring sosial facebook. Facebook telah menjadi tempat bagi remaja untuk mengungkapkan berbagai pemikiran dan perasaan yang mereka alami. Boyd dan Ellison dalam

jurnalnya Social Network Sites

Definition, History and Scholarship

(2007) mengatakan bahwa situs

jejaring sosial mengijinkan orang untuk membangun profil drinya untuk umum serta membuat daftar orang-orang yang menjadi temannya dan melihat profil orang lain.

Dari survei awal yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa individu memiliki akun jejaring sosial terutama facebook. Namun intensitas penggunaan jejaring sosial pada individu yang berusia antara 14-19 tahun berbeda dengan individu yang berusia 20-26 tahun, dimana individu yang berusia antara 14-19 tahun selalu

online dengan jejaring sosial.

Kemudian hal apa saja yang diunggah atau diperbaharui, dimana individu yang berusia antara 14-19 tahun dan yang berusia 20-26 tahun memilih untuk menggunggah status yang berkaitan dengan suasana hati (mood). Hal yang sama juga dapat dilihat pada manfaat apa saja yang didapat menggunakan jejaring sosial, individu yang berusia antara 14-19 tahun dan yang berusia 20-26 tahun menjawab dengan adanya jejaring sosial individu dapat bertukar ataupun menambah informasi dengan orang lain agar selalu up to date

Perilaku aktif remaja menggunakan layanan online dapat dipengaruhi oleh kegunaan dan pemuasan kebutuhan pengguna,

(7)

2 diantaranya narsisme. Jejaring sosial telah memunculkan fenomena baru seperti selfie, juga kebiasaan memperbaharui status dalam aktivitas sehari-hari. Survei dari Pew Internet & American Life Project menyatakan bahwa 54% pengguna internet mempunyai kebiasaan mengunggah hasil jepretan foto dirinya ke dalam

facebook, twitter, instagram dan

berbagai jenis jejaring sosial lainnya (Agosto & Abbas, 2009). Campbell (1999) mengatakan bahwa pengguna facebook lebih narsis daripada orang yang memiliki website lain tempat mereka sering mengunggah doto dirinya, memperbaharui status, memperbaharui halaman profilnya dan mengecek jumlah teman atau jumlah kontak facebook.

Mehdizadeh (2010) menjelaskan ada beberapa alasan

facebook menjadi wadah

berkembangnya narsisme, diantaranya facebook menawarkan hubungan sosial yang dangkal dan terlepas dari komunikasi emosional serta pengguna facebook bisa mengontrol apa saja informasi yang akan disampaikan

kepada orang lain. Narsisme di jejaring sosial sudah berlaku umum hampir kalangan masyarakat.

Narsisme adalah cinta diri dimana memperhatikan diri sendiri secara berlebihan, paham yang mengharapkan diri sendiri sangat superior dan amat penting, menganggap diri sendiri sebagai yang paling pandai, paling hebat, paling berkuasa, paling bagus dan paling segalanya (Chapplin, 2009). Individu narsisme memanfaatkan hubungan sosial untuk mencapai popularitas, selalu asyik dan hanya tertarik dengan hal-hal yang menyangkut kesenangan diri sendiri (Mehdizadeh, 2010). Dalam Apsari (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi narsisme diantaranya faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosiologis. Berdasarkan DSM-V (APA, 2012) individu dikatakan narsisme jika memiliki 5 dari 9 karakteristik berikut ini: melebih-lebihkan kemampuan yang dimilik, percaya bahwa dirinya spesial dan unik, dipenuhi fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kecantikan/ketampanan, memiliki

(8)

3 kebutuhan yang eksesif untuk dikagumi, merasa layak untuk diperlakukan istimewa, kurang berempati, mengeksploitasi hubungan, memiliki rasa iri terhadap orang lain atau menganggap orang lain iri kepadanya dan angkuh.

Dalam menggunakan facebook, hendaknya individu memiliki kemampuan untuk mengontrol perilakunya. Orang dengan kepribdian yang sehat, bisa mengontrol penggunaan akun yang mempunyai tanggung jawab sosial, mempunyai kreativitas dalam membagikan informasi yang sesuai dengan realitas diri dan mampu menyaring informasi yang ada di jejaring sosial. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada setiap individu tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri tinggi dan ada pula yang memiliki kontrol diri rendah. Individu yang memiliki kontrol diri tinggi mampu untuk mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku yang membawa kepada konsekuensi positif.

Menurut Averill (1973), kontrol diri merupakan variabel psikologis sederhana yang didalamnya tercakup 3 konsep tentang kemampuan mengontrol diri yaitu kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi serta memilih tindakan berdasarkan suatu yang diyakini. Aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (dalam Sarafino, 2011), adalah kontrol perilaku, kognitif, keputusan, informasi dan keyakinan. Dalam kaitannya dengan remaja, kemampuan untuk mengontrol diri dapat membantu remaja mengendalikan diri dan mengatur perilakunya agar tidak menyimpang dari norma yang berlaku. Averill (1973) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri yaitu faktor internal (usia, kepribadian, pengetahuan, motif) dan faktor eksternal (lingkungan).

Hipotesis penelitian ini menyatakan terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook.

(9)

4 Semakin tinggi kontrol diri remaja dalam memanfaatkan facebook maka semakin rendah narsismenya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah kontrol diri remaja dalam memanfaatkan facebook maka semakin tinggi narsismenya.

METODE

Subjek yang diambil dalam penelitian adalah 100 pengguna aktif facebook yang berusia antara 15-18 tahun. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel quota sampling (sampel kuota). Metode pengumpulan data menggunakan skala kontrol diri dan skala narsisme. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment Pearson.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisi Product

Moment Pearson diperoleh hasil

koefisien korelasi rxy = -0,706, dengan

sig = 0,000; (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja

pengguna facebook. Artinya semakin tinggi kontrol diri remaja dalam memanfaatkan facebook maka semakin rendah tingkat narsismenya, sebaliknya semakin rendah kontrol diri remaja dalam memanfaatkan facebook, maka semakin tinggi tingkat narsismenya. Sehingga hipotesis yang diajukan peneliti diterima.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiana, dkk (2004) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan internet, dimana individu yang mempunyai kontrol diri tinggi maka akan mampu mengarahkan dan membatasi perilaku menggunakan internet dengan memikirkan manfaat dan dampak yang ditimbulkan.

Dariyo (2004) mengatakan individu yang memiliki kontrol diri baik dalam memanfaatkan facebook, yaitu individu mampu mengontrol perilaku aktif menggunakan jejaring sosial, berusaha untuk mengontrol mengunggah status atau foto, mampu mengendalikan pikiran-pikiran yang

(10)

5 membuatnya justru tertekan dan mampu membuat pilihan-pilihan alternatif dalam hidupnya.

Setiap individu yang menggunakan internet memiliki kemampuan kontrol diri yang berbeda-beda. Individu yang memiliki kontrol diri baik, mampu mengarahkan, membimbing dan membatasi perilakunya ketika menggunakan facebook dengan memikirkan manfaat dan dampak yang ditimbulkan. Sebaliknya, individu yang memiliki kontrol diri rendah, tidak mampu mengarahkan, membimbing, dan membatasi perilakunya ketika menggunakan facebook tanpa memikirkan manfaat dan dampak yang dapat ditimbulkannya.

Sumbangan efektif (SE) variabel kontrol diri remaja terhadap narsisme dalam menggunakan facebook sebesar 49,8% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²) sebesar 0,498. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 50,2% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap narsisme diluar

faktor kontrol diri tersebut, misalnya faktor sosiokultural dan faktor biologis.

Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel kontrol diri mempunyai rerata empirik (RE) sebesar sebesar 67,81 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 62,5 yang berarti kontrol diri pada subjek tergolong sedang. Kondisi ini dapat dinterpretasikan bahwa subjek penelitian pada dasarnya memilki sikap yang terbentuk dari aspek kontrol diri yaitu subjek cukup mampu untuk mengontrol kemampuan baik perilaku, kognitif, dan informasi dalam menggunakan facebook.

Variabel narsisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 82,75 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 85 yang berarti narsisme pada subjek tergolong sedang. Kondisi sedang ini dapat diartikan bahwa sebagian remaja mampu menghargai dirinya secara positif dengan memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.

(11)

6 Selain uji korelasi, berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan t-test berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa ada perbedaan narsisme antara laki-laki dan perempuan dimana mean untuk perempuan sebesar 85,96 dan mean untuk laki-laki sebesar 79,54. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mehdizadeh (2010) yang mengatakan perempuan mempunyai tingkat narsisme lebih tinggi dibanding laki-laki. Untuk hasil analisis dengan menggunakan t-test berdasarkan tempat tinggal, dapat dilihat bahwa ada perbedaan narsisme antara Samarinda dan Solo dimana mean yang bertempat tinggal di Samarinda sebesar 93,94 dan mean yang bertempat tinggal di Solo sebesar 71,56. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Twenge dan Campbell (2008), dimana siswa yang bertempat tinggal di perkotaan lebih narsis dalam menyampaikan informasi diri kepada individu lain, baik informasi pribadi, sosial, karir, maupun pendidikan, menyatakan pendapat, dan menyampaikan perasaan.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaj pengguna

facebook. Namun, ada beberapa

keterbatasan pada penelitian ini, antara lain a) Alat ukur atau alat pengumpulan data yang digunakan hanya menggunakan skala sehingga belum mampu mengungkapkan aspel-aspek karakteristik kepribadian secara mendalam. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya perlu melengkapi teknik pengumpulan data lain. Misal : tes kepribadian. b) Terdapat beberapa aitem yang ditengarai bias gender (jenis kelamin). Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya perlu memperhatikan aitem-aitem secara seksama jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki agar dapat terakomodasi.

SIMPULAN DAN SARAN

a) Simpulan

1. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook. Artinya

(12)

7 semakin tinggi kontrol diri remaja dalam memanfaatkan facebook maka semakin rendah tingkat narsismenya. Hasil ini ditunjukan oleh nilai rxy sebesar -0,706,

dengan sig = 0,000; (p < 0,05). 2. Sumbangan efektif (SE) variabel

kontrol diri remaja terhadap narsisme dalam menggunakan

facebook sebesar 49,8%

ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²) sebesar 0,498. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 50,2% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap narsisme diluar faktor kontrol diri tersebut, misalnya presentasi diri, harga diri, kepribadian extraversion, faktor sosiokultural dan faktor biologis.

3. Subjek penelitian memiliki kontrol diri yang tergolong sedang, ditunjukkan dari hasil perhitungan rerata empirik kontrol diri sebesar sebesar 67,81 dan rerata hipotetik sebesar 62,5. 4. Narsisme subjek tergolong

sedang, ditunjukkan dari hasil

perhitungan rerata empirik sebesar 82,75 dan rerata hipotetik sebesar 85.

b) Saran

Disarankan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi dan memberi kontribusi teoritis khususnya mengenai hubungan antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna

facebook. Bagi peneliti

selanjutnya untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan kontrol diri dan narsisme pada remaja pengguna facebook., disarankan menyempurnakan hasil penelitian ini dengan cara melibatkan variabel-variabel yang belum diungkap antara lain: lingkungan sekitar, kondisi sosial budaya masyarakat, kepribadian extraversion, presentasi diri.

Daftar Pustaka Agosto, D., E. & Abbas, J. 2009.

(13)

8 Teens and Social Networking: How Public Libraries are Responding to The Latest Online Trend: Public Libraries. American Psychiatric Association.

2012. Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, Fifth Edition.

Washington: American Psychiatric

Publishing diakses tanggal 7 April 2014.

Apsari, F. 2012. Hubungan Antara Kecenderungan Narsisme dengan Minat

Membeli Kosmetik Merek Asing Pada Pria Metroseksual. Jurnal Talenta

Psikologi Vol. 1 No.2 Bulan Agustus. Fakultas Psikologi: Universitas

Sahid Surakarta.

Averill, J. 1973. Personal Control Over Aversive Stimuli and It’s Relationship to Stress.

Psychological Bulletin. Vol. 80 No. 4.

Campbell, W. K. 1999. Narcissism and Romantic Attraction. Journal of Personality & Social

Psychology. England:

Academic Press.

Chaplin, J ., P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Dariyo, A. 2004. Psikologi

Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mehdizadeh, S. 2010. Self

Presentation 2.0: Narcissism and Self-Esteem on Facebook. Volume 13 Number 4. Journal

Cyberpsychology, Behavior

and

Social Networking.

Sarafino, E,. P. & Smith, T., W. 2011.

Health Psychology:

Biopsychosocial Interactions

Seven Editions. Singapore:

Jhon Wiley & Sons, Inc. Twenge, J., W & Campbell, W., K.

2008. Narcissism and social networking web sites. Personality & Social Psychology Bulletin.

Widiyana, H., S., Retnowati, S., Hidayat, R. 2004. Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Humanitas:

Indonesian Psychologycal

Journal Vol. 1 No. 1. Fakultas Psikologi UGM: Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor mempunyai ideologi gender yang rendah, mereka telah dapat menerima seorang wanita untuk bekerja di luar

selaku Dosen Pembimbing II sekaligus selaku Dosen Penguji, dan tidak ketinggalan kepada Ibu Kuswardani, terimakasih atas waktu serta bimbingan yang telah banyak

Dengan rata-rata energi yang dibebaskan 208 MeV per satu pembelahan inti, maka suatu reaksi berantai seperti ini akan mengakibatkan pelepasan energi sangat besar yang tak

Penelitian ini bertujuan menemukan bukti empiris dan mengkaji faktor yang mempengaruhi partisipasi anggaran, yaitu pengaruh: (i) lingkungan dinamis terhadap partisipasi

sistem informasi perpustakaan yang memadai dalam mendukung. pembelajaran di SMK Negeri

Ekstrak air kulit kayu manis menunjukkan daya inhibisi yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak air rimpang jahe merah terhadap aktivitas xantin oksidase, sehingga dapat

PENGOLAHAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA BUKU DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI.. Berhak menyimpan, mengalihkan bentuk, mengalihmediakan, mengelola