• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh

PUTRI WULAN SARI L.B F100 100 069

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGANPENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh

PUTRI WULAN SARI L.B F 100 100 069

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

v

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

Putri Wulan Sari L. B Wiwien Dinar Pratisti

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : langgengbasuki.yk@gmail.com

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja pengguna facebook dengan karakteristik remaja berusia 15 sampai 18 tahun dengan sampel penelitian adalah remaja siswa-siswi di Solo danSamarinda dengan jumlah masing-masing responden sebanyak 50 siswa untuk tiap sekolah. Alat pengumpulan data berupa skala kontrol diri dan skala pengungkapan diri. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil analisis data diketahui bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook, ditunjukkan dengan nilai (rxy) sebesar - 0,734 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01), artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Sumbangan efektif yang diberikan variabel kontrol diri terhadap

pengungkapan diri dalam menggunakan faceboook sebesar 53,9%, ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r2) = 0,539. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook dan peran kontrol diri cukup besar terhadap kecenderungan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook.

(6)

1 Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang semakin modern, dalam hal ini adalah manusia yang hidup dengan segala kecanggihan ilmu, teknologi dan komunikasi yang ada saat ini memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam kelancaran hidup manusia. Media teknologi informasi tidak hanya berfungsi sebagai penyedia informasi konsumennya untuk membangun jaringan sosial yang semakin hari semakin terbuka. Dengan kata lain, media teknologi informasi telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dunia.

Keinginan untuk memiliki hubungan dengan orang lain ini pada umumnya sangat besar ketika manusia berada pada tahap perkembangan remaja (Papalia, Olds & Feldman, 2007). Pengguna internet saat ini tidak terbatas pada orang dewasa saja, tetapi remaja juga anak-anak. Sebagaimana periode umur remaja menurut Monks, Knoers dan Haditono (2001) masa remaja dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: (1) masa pra-remaja atau pra-pubertas (10-12 tahun), (2) masa remaja awal atau pubertas (12-15 tahun), (3) masa remaja pertengahan

(15-18 tahun), (4) masa remaja akhir (18-21 tahun).

Facebook telah menarik perhatian sebagian besar pengguna internet di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah penggunanya yang sangat besar. Perkembangan facebook yang begitu pesat menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan pengunjung facebook terbanyak se-Asia Pasifik dengan traffic rank yang terus meningkat dari waktu ke waktu (Top Sites Alexa, 2010 dalam Kristiani & Harefa, 2012). Ketika individu menggunakan facebook untuk mengungkapkan atau mencurahkan segala hal yang terjadi dalam dirinya maupun memberikan informasi terkini kepada orang lain, menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki keinginan untuk menampilkan diri dan mengungkap-kan diri.

(7)

2 telah memiliki kontrol diri yang baik agar dapat memilih dan mempertimbangkan hal-hal yang positif dalam hal-hal ini adalah mampu menggunakan internet sesuai kebutuhan, memadukan aktivitas difacebook dengan aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook.

Morton (1978, dalam Taylor, Peplau, &Sears, 2009) mengartikan pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi didalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif dan evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang disukai atau yang dibenci.

Aspek pengungkapan diri yang dikemukakan oleh Wheeless, dkk (1986) yaitu: tujuan, jumlah, positif-negatif, kejujuran, kedalaman.

Menurut DeVito (1997), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri seseorang, diantaranya: besarnya

kelompok, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, kepribadian, topik, jenis kelamin.

Seyogyanya melalui jejaring sosial facebook, individu dapat memberikan atau

berbagi informasi positif, berbagi ilmu pengetahuan kepada orang lain dan apabila ingin mengungkapkan ekspresi dalam diri tetap membatasi dengan mengontrol perilaku ketika mengakses facebook.

Menurut Dariyo (2004) individu yang memiliki kontrol diri yang baik dalam memanfaatkan facebook memiliki karakteristik sebagai berikut: individu dapat mengontrol perilaku aktif menggunakan jejaring sosial, individu berusaha untuk mengontrol mengunggah status atau foto, individu dapat mengendalikan pikiran-pikiran yang membuatnya justru tertekan dan individu dapat membuat pilihan-pilihan alternatif dalam hidupnya.

(8)

3 yang diyakini. Rosenbaum (1993, 1998 dalam Agbaria, 2014) menggambarkan kontrol diri sebagai sistem kognitif, keterampilan berorientasi tujuan yang memungkinkan orang untuk bertindak untuk mencapai tujuan, untuk mengatasi kesulitan terkait dengan pikiran perasaan dan perilaku; untuk menunda kepuasan dan mengatasi tekanan.

Menurut Averill (dalam Sarafino & Smith, 2011), mengungkapkan beberapa aspek yang terdapat dalam kontrol diri (kontrol diri) seseorang, antara lain: kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan, kontrol informasi, kontrol keyakinan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri menurut Averill (1973) antara lain:

a. Faktor Internal. Faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri adalah kondisi emosi dalam diri seorang individu, kemampuan kognitif, kepribadian, minat dan usia. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kontrol diri seorang individu yang berasal dari dalam diri sendiri.

b. Faktor eksternal. Faktor eksternal diantaranya adalah lingkungan. Lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat menjadi faktor yang mempengaruhi kontrol diri seorang individu.

Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas maka hipotesis yang diajukandalam penelitian ini adalah “Ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook”. Artinya, semakin tinggi kontrol

diri maka semakin rendah pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook, sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook.

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja pengguna facebook dengan karakteristik remaja pertengahan menurut Monks, Knoers dan Haditono (2001) berusia 15 sampai 18 tahun di kota Solo dan Samarinda. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan jumlah 100 orang remaja SMA pengguna facebook di kota Surakartadan Samarinda dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

(9)

4 populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Kuota yang ditentukan oleh peneliti sejumlah 100 orang responden dari keseluruhan jumlah responden pengguna facebook.

Pengungkapan diridalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala pengungkapan diri. Pengungkapan diri dalam penelitian ini akan diukur dengan aspek pengungkapan diri dari Wheeless, dkk (1986) yang mengacu pada aspek-aspek tujuan, jumlah, positif-negatif, kejujuran dan kedalaman.

Kontrol diri dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala kontrol diri. Kontrol diri dalam penelitian ini akan diukur dengan skala kontrol diri dari Averill (dalam Sarafino & Smith, 2011) yang mengacu pada aspek-aspek kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan, kontrol informasi dan kontrol keyakinan.

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah teknik analisis product moment dan uji t-test. Teknik korelasi product moment dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows. Sedangkan uji t-test digunakan

untuk melihat perbedaan pengungkapan diri ditinjau dari jenis kelamin dan ditinjau dari tempat tinggal (Solo dan Samarinda).

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh hasil koefisien korelasi rxy sebesar - 0,734 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Artinya, semakin tinggi kontrol diri seorang remaja dalam menggunakan facebook maka pengungkapan dirinya akan semakin rendah, sebaliknya semakin rendah kontrol diri seorang remaja dalam menggunakan facebook maka pengungkapan dirinya akan semakin tinggi. Sehingga hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiana, dkk (2004) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Hal ini diperkuat oleh Dariyo (2004), yaitu individu yang memiliki kontrol diri baik, dapat memanfaatkan faceboook dengan karakteristik sebagai

(10)

5 dan individu dapat membuat pilihan-pilihan alternatif dalam hidupnya.

Kemampuan dalam mengontrol diri pada masing-masing individu pasti berbeda-beda, individu yang memiliki kontrol diri yang baik cenderung akan mampu untuk membatasi, mengarahkan dan membimbing perilakunya ketika mengungkapkan diri melalui facebook. Sebaliknya, individu yang memiliki kontrol diri yang rendah cenderung kurang mampu membatasi, mengarahkan dan membimbing perilakunya ketika mengungkapkan diri melalui facebook.

Hal ini didukung oleh teori dari Averill (1973), faktor yang mempengaruhi kontrol diri adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal salah satunya yaitu kepribadian, faktor kepribadian juga menentukan bagaimana kontrol diri yang dimiliki oleh remaja. Remaja dengan kepribadian ekstrovert cenderung kurang memiliki kontrol diri yang baik, remaja seringkali menceritakan keadaan dirinya, memberikan informasi-informasi mengenai dirinya kepada individu lain dan keadaan ini akan mengakibatkan tingginya pengungkapan diri remaja. Namun remaja yang memiliki kontrol diri yang baik akan dapat lebih mengendalikan diri jika dihadapkan dengan situasi yang tidak sesuai dengan harapan remaja tersebut, sehingga

perilaku dan emosi negatif pun dapat dikendalikan atau bahkan dihindari. Terlebih lagi jika remaja mendapat dukungan dari lingkungan keluarga yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan keputusannya sendiri maka anak akan lebih memiliki kontrol diri.

(11)

6 menampilkan diri dan cenderung melakukan pengungkapan diri.Namun sebagian individu cenderung menutup diri dan kurang terbuka dalam menggunakan facebook. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Wheeless, dkk (1986), yaitu individu yang kurang memiliki pengungkapan diri cenderung untuk menarik diri dan menghindari komunikasi, ditambah dengan harga diri rendah, akan mempengaruhi pola komunikasi dalam pengungkapan diri.

Berdasarkan hasil kategorisasi variabel kontrol diri dikatahui rerata empirik (RE) sebesar 67,81 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 62,5 yang berarti kontrol diri pada subjek tergolong sedang. Artinya, responden cukup mampu dalam melakukan kontrol diri dalam menggunakan facebook. Kondisi ini dapat diiterpretasikan bahwa responden cukup mampu dalam mengontrol dan mengarahkan perilaku, pemikiran dan informasi serta cukup mampu mengambil keputusan dari setiap kejadian. Selaras dengan pendapat Rodin (1986, dalam Sarafino, 2011) yang mendefinisikan kontrol diri adalah perasaan bahwa individu dapat membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan menghindari yang tidak diinginkan. Untuk itu kontrol diri diperlukan hampir disetiap kehidupan

remaja untuk membatasi diri terutama pada saat menggunakan facebook terhadap hal-hal yang kurang baik dan sebagai alat untuk membentuk perilaku manusia yang sesuai dengan norma dalam masyarakat.

Sumbangan efektif (SE) variabel kontrol diri terhadap pengungkapan diri remaja dalam menggunakan facebook sebesar 53,9% dilihat dari koefisien determinasi atau R square sebesar 0,539. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 46,1% faktor-faktor lain yang memberikan sumbangan efektif terhadap pengungkapan diri, seperti kondisi emosional, kepribadian, jenis kelamin dan kontrol sosial.

(12)

7 pengungkapan diri berdasarkan jenis kelamin.Judy Pearson (1980, dalam DeVito 1997) berpendapat bahwa peran seks-lah (sex-role) dan bukan jenis kelamin dalam arti biologis yang menyebabkan perbedaan dalam hal pengungkapan diri ini.

Perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan perempuan menurut Jourard (2000) terjadi karena adanya harapan yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan. Harapan bagi laki-laki untuk tampak lebih kuat, objektif, kerja keras, tidak emosional, dan mampu menyembunyikan emosinya dapat menghambat pengungkapan diri pada laki-laki, sedangkan harapan bagi perempuan untuk mampu menolong dan menyenangkan orang lain dapat meningkatkan pengungkapan diri pada perempuan.

Dari hasil uji hemogenitas pengungkapan diri berdasarkan tempat tinggal yang dilakukan dengan menggunakan Levene Statistic diketahui bahwa pada pengungkapan diri nilai p adalah 0,226 (p > 0,05) maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen. Dari hasil analisis uji perbedaan diketahui bahwa nilai t = -12,416 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan

pengungkapan diri berdasarkan tempat tinggal, dengan mean di kota Solo sebesar 64,90 dan mean di kota Solo sebesar 85,40. Artinya, terdapat perbedaan pengungkapan diri remaja pengguna facebook di Solo dengan di Samarinda. Pengungkapan diri remaja yang tinggal di Samarinda lebih tinggi daripada pengungkapan diri remaja yang tinggal di Solo. Adanya perbedaan budaya, nilai serta aturan sosial yang berlaku dimasyarakat memberikan cara pandang yang berbeda. Perbedaan tersebut yang pada akhirnya akan membentuk kepribadian dan pola komunikasi di masing-masing daerah tempat tinggal.

(13)

8 Sebagaimana hasil observasi terhadap responden, karakteristik remaja yang tinggal di Samarinda yaitu, mudah bergaul, berbicara apa adanya, konsumtif dan memiliki harga diri yang tinggi, berani, modis dan rajin beribadah. Keadaan geografis kota Samarinda sebagai ibu kota propinsi dengan penduduk yang lebih variatif (beragam) menjadikan karakteristik remaja yang tinggal di Samarinda lebih mudah terbuka terhadap hal-hal baru.

Hal ini diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Masturah (2013) mengenai pengungkapan diri antara remaja Jawa dan Madura menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengungkapan diri antara remaja Jawa dan Madura, remaja Madura memiliki tingkat pengungkapan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja Jawa, dalam pengungkapan diri secara verbal atau dalam penyampaian informasi diri kepada individu lain, baik informasi pribadi, sosial, karir, maupun pendidikan, menyatakan pendapat, dan menyampaikan perasaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri memiliki pengaruh terhadap pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook, meskipun pengungkapan diri tidak hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif antara kontrol diri

dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Artinya, semakin tinggi kontrol diri seorang remaja dalam menggunakan facebook maka pengungkapan dirinya akan semakin rendah, sebaliknya semakin rendah kontrol diri seorang remaja dalam menggunakan facebook maka pengungkapan dirinya akan semakin tinggi.

2. Sumbangan efektif atau peranan kontrol diri terhadap pengungkapan diri pada remaja dalam menggunakan facebook sebesar 53,9%, ini berarti masih terdapat 43,1% faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan diri remaja dalam menggunakan facebook, seperti: kondisi emosional, kepribadian, jenis kelamin dan kontrol sosial.

(14)

9 4. Responden memiliki tingkat

pengungkapan diri yang tergolong sedang, ini berarti sebagian subjek dapat mengungkapkan dirinya sebagai salah satu cara dalam menjallin hubungan interpersonal, akan tetapi ada saat tertentu seorang remaja lebih memilih untuk menyimpan informasi tentang diri sendiri.

5. Ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri berdasarkan jenis kelamin. Artinya, ada perbedaan pengungkapan diri antara remaja laki-laki dan remaja perempuan dalam menggunakan facebook.

6. Ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri berdasarkan tempat tinggal. Artinya, ada perbedaan yang sangat signifikan antara pengungkapan diri remaja pengguna facebook yang tinggal di Solo dan di

Samarinda.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

a. Bagi responden penelitian dalam hal ini adalah seorang remaja diharapkan dapat menyesuaikan diri ketika mengungkapkan diri difacebook dengan mengungkapkan diri dalam kehidupan

nyata. Remaja juga diharapkan untuk mempertimbangkan isi informasi yang akan diunggah difacebook, misalnya dengan mengalihkan pikiran-pikiran negatif (update foto dan status secara berlebihan) ke arah yang lebih positif (berbagi informasi terkini mengenai teknologi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya).

b. Bagi orang tua diharapkan untuk lebih mengontrol anak-anak dalam penggunaan facebook misalnya dengan menjalin komunikasi yang hangat dan akrab dalam keluarga agar anak-anak tidak memilih facebook sebagai media komunikasi sehingga dapat lebih meminimalkan penggunaan facebook. c. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat

memberikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri dengan mempertimbangkan variabel yang berbeda, misalnya kontrol diri dengan trait kepribadian, budaya (tempat tinggal), dan kemampuan kognitif. Peneliti selanjutnya juga dapat meneliti pada jejaring sosial yang lain selain facebook karena pada masa ini telah

(15)

10 Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan skala yang pernah digunakan peneliti agar hasilnya lebih terlihat perbedaan pengungkapan diri berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal.

Daftar Pustaka

Agbaria, Q. (2014). Religiosity, Social Support, Self-Control and Happiness as Moderating Factors of Physical Violence among Arab Adolescents in Israel.Educational Research and Development Authority, 05 (02), 75-85. (Online). Israel: Al-Qasmic College.

Arinkunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Averill, J.R. (1973). Personal Control Over Aversive Stimuli and It’s Relationship to Stress. Psychological Buletin, 80 (04). (online). (diakses pada Senin, 11 Agustus 2014 pukul 09.10).

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

DeVito, J.A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Edisi Kelima (Terjemahan oleh Ir. AgusMaulana MSM). Jakarta: Profesional Books.

Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa dalam Perspektif Budaya dan Implikasinya Bagi Konseling. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33 (01). (online). (diakses

pada hari Rabu, 3 Desember 2014 pukul 13.45).

Jourard, S.M. (2000). Self Disclosure an Experimental Analisys of the Transparent Self. (online). New York: Robert E. Krieger (diakses tanggal 17 Juli 2014).

Kristiani, Y.O &Harefa, A. (2012). Studi Literatur Keterbukaan Diri pada Remaja Pengguna Facebook.Depok: Universitas Gunadarma.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., &Haditono, S. R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Papalia D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2007). Human Development (9th edition). New York: McGraw Hill.

Sarafino, E.P, & Smith, T.W. (2011). Health Psychology Biopsychosocial Interactions Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial. Edisi Kedua Belas. (Terjemahan oleh TriWibisono B.S). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja. karyawan bagian

Penelitian ini bertujuan menemukan bukti empiris dan mengkaji faktor yang mempengaruhi partisipasi anggaran, yaitu pengaruh: (i) lingkungan dinamis terhadap partisipasi

sistem informasi perpustakaan yang memadai dalam mendukung. pembelajaran di SMK Negeri

Ekstrak air kulit kayu manis menunjukkan daya inhibisi yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak air rimpang jahe merah terhadap aktivitas xantin oksidase, sehingga dapat

Pengelolaan Supervisi Pembelajaran (Studi Situs TK Pertiwi 1 Tambaksari Blora). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

artinya formula snack bar yang dihasilkan mempengaruhi kadar serat pangan tidak larut air. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata kadar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, tingkat leverage , devidend payout ratio, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan

[r]