LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDS DI
PROPINSI BENGKULU PADA 2-3 LM3, SMD
(>10 ORANG) SERTA 4 – 5 KELOMPOK
PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS GUNA
MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
>10%
Oleh:
WAHYUNI AMELIA WULANDARI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN PROGRAM PSDS DI
PROPINSI BENGKULU PADA 2 -3 LM3, SMD
(>10 ORANG) SERTA 4 – 5 KELOMPOK
PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS GUNA
MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
>10%
Oleh:
WAHYUNI AMELIA WULANDARI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR 2010
1. Judul Kegiatan : Pendampingan Program PSDS di Propinsi
Bengkulu pada 2 -3 LM3, SMD (>10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak Sapi Brahman Cross guna mendukung peningkatan produksi >10%.
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan c1. Struktural c2. Fungsional : : : :
Wahyuni Amelia Wulandari, SPt, MSi Penata (IIIc)
Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
Peneliti Pertama
5. Lokasi Kegiatan : Dalam Propinsi Bengkulu
6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Baru
7. Tahun Dimulai : 2010
8. Tahun Ke : I. 2010
9. Biaya Kegiatan TA 2010 : Rp 68.514.600,-
(Enam Puluh Delapan Juta Lima Ratus Empat Belas Ribu Enam Ratus Rupiah)
10 Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Bengkulu
Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2010
Mengetahui, Kepala Balai,
Dr. Ir. Tri Sudaryono, MS NIP. 19580820 198303 1 002
Penanggung Jawab Kegiatan
Wahyuni A. Wulandari, SPt, MSi NIP. 19750724 199903 2 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun kegiatan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 -3 LM3, SMD (>10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak Sapi Brahman Cross guna mendukung peningkatan produksi >10%, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil akhir tahun 2010 pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 -3 LM3, SMD (>10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak Sapi Brahman Cross guna mendukung peningkatan produksi >10% yang telah diselenggarakan oleh BPTP Bengkulu, yaitu: 1). Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 Penerima Dana LM3 Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10%, 2). Pendampingan PSDS (teknologi kelembagaan dan pemasaran ternak sapi) Melalui Program Sarjana Masuk Desa (SMD) sebanyak 11 SMD di Provinsi Bengkulu, dan 3). Pendampingan PSDS di Propinsi Bengkulu pada 4 Kelompok Ternak Sapi Brahman Cross.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, 31 Desember 2010 Penanggung Jawab Kegiatan
Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
RINGKASAN ... iv II. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 1 1.3. Keluaran ... 2 1.4.Dasar Pertimbangan ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
III. METODE PELAKSANAAN ... 4
3.1. Lokasi Kegiatan... ... 4
3.2. Cakupan Kegiatan ... 4
3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan ... . 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8
4.1. Hasil ... 8
4.2. Pembahasan ... 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 22
5.1. Kesimpulan ... 22
5.1. Saran ... 22
VI. KINERJA HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ... 23
DAFTAR PUSTAKA ... 24
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
Lampiran halaman
RINGKASAN
Telah dilaksanakan kegiatan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada lokasi LM3, SMD dan Brahman Cross. Pendampingan PSDS pada lokasi LM3 dilaksanakan di pada 1 pondok pesantren yaitu di Kabupaten Kepahiang dan pada 1 subak yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara. Kegiatan pendampingan teknologi SMD dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 5 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah 3 orang, Kabupaten Rejang Lebong 1 orang, Kabupaten Mukomuko 1 orang dan Kabupaten Seluma 1 orang sehingga jumlah seluruhnya 11 orang SMD. Kegiatan pendampingan teknologi pengembangan sapi Brahman Cross dilaksanakan di Kabupaten Lebong (1 kelompok peternak), Rejang Lebong, (2 kelompok peternak) dan Seluma sebanyak (1 kelompok peternak).Tujuan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 – 3 LM3, SMD (> 10 orang) serta 4 – 5 Kelompok Peternak Sapi Brahman Cross Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% pada tahun 2010 adalah: (1) Melakukan pendampingan program PSDS pada lembaga penerima bantuan LM3 dari Kementerian Pertanian pada 2 lokasi LM3 yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan beternak sapi potong. (2) Melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu lulusan sarjana peternakan yang diberi modal dari Departemen Pertanian untuk membangun desa dengan kegiatan berusaha dibidang peternakan sapi potong pada 11 orang SMD. (3) Melakukan pendampingan program PSDS pada 4 kelompok peternak sapi Brahman Cross pada 3 kabupaten di Bengkulu yang menerima dana dari Dirjen Peternakan melalui Direktur Perbibitan yaitu Kabupaten Seluma, Lebong dan Rejang Lebong. Dana bantuan berupa pengadaan induk bunting 8 bulan Sapi Brahman Cross pada kelompok ternak yang terpilih untuk dipelihara secara komunal di satu tempat. Hasil kegiatan pendampingan PSDS di lokasi LM3 pada kelompok ternak Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator terjadi peningkatan PBB 0,46 kg/ekor/hari. Kegiatan pendampingan di lokasi kelompok ternak Brahman Cross kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan kompos, pembuatan pakan tambahan dari kulit kopi dan dedak padi serta pemberian obat cacing dan ivomex. Kegiatan pendampingan pada lokasi SMD kegiatan pendampingan kelompok Sarjana Masuk Desa (SMD) diarahkan untuk pendampingan kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu, dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha agribisnis peternakan sapi potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BPTP Bengkulu sebagai ujung tombak Badan Litbang Pertanian yang berada di provinsi, dapat memberikan dukungan yang signfikan terhadap keberhasilan program Departemen Pertanian dengan tujuan membangun sektor pertanian untuk peningkatan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Program pencapaian swasembada daging sapi (PSDS) sebagai salah satu program strategis Kemementerian Pertanian yang pelaksanaannya berada di wilayah kerja BPTP perlu mendapat pendampingan terutama dari BPTP agar dapat berlangsung lancar dan berhasil mencapai tujuannya yaitu secara maksimal mengurangi impor daging sapi, sapi siap potong dan sapi bakalan. Sampai saat ini kegiatan PSDS belum mampu mencapai hasil yang memuaskan, oleh karena itu BPTP Bengkulu perlu memberikan dukungan sepenuhnya.
Kegiatan pendampingan percepatan swasembada daging sapi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu dalam bentuk pengawalan penerapan teknologi sesuai dengan anjuran/rekomendasi teknologi baik yang berasal dari BPTP maupun teknologi yang berasal dari Balai Penelitian Komoditas. Pengawalan teknologi akan dilakukan pada lokasi LM3, Sarjana Masuk Desa dan Pengembangan Sapi Brahman Cross.
1.2. Tujuan
Tujuan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 – 3 LM3, SMD (> 10 orang) serta 4 – 5 Kelompok Peternak Sapi Brahman Cross Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% pada tahun 2010 adalah: 1. Melakukan pendampingan program PSDS pada lembaga penerima
bantuan LM3 dari Kementerian Pertanian pada 2 lokasi LM3 yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan beternak sapi potong.
2. Melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu lulusan sarjana peternakan yang diberi modal dari Departemen Pertanian untuk membangun desa dengan kegiatan berusaha dibidang peternakan sapi potong pada 11 orang SMD.
3. Melakukan pendampingan program PSDS pada 4 kelompok peternak sapi Brahman Cross pada 3 kabupaten di Bengkulu yang menerima dana dari Dirjen Peternakan melalui Direktur Perbibitan yaitu Kabupaten Seluma, Lebong dan Rejang Lebong. Dana bantuan berupa pengadaan induk bunting 8 bulan Sapi Brahman Cross pada kelompok ternak yang terpilih untuk dipelihara secara komunal di satu tempat.
1.3. Keluaran
Keluaran yang diharapkan pada kegiatan Pendampingan Program PSDS di Propinsi Bengkulu pada 2 – 3 LM3, SMD (> 10 orang) serta 4 – 5 kelompok peternak sapi Brahman Cross Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% adalah :
1. Didampinginya secara intensif 2 LM3 dari Kementerian Pertanian di 2 kabupaten di Bengkulu yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan beternak sapi potong.
2. Didampinginya secara intensif Sarjana Membangun Desa (SMD) sebanyak 11 orang SMD yaitu lulusan sarjana peternakan yang diberi modal dari Kementerian Pertanian untuk membangun desa dengan kegiatan berusaha dibidang peternakan sapi potong.
3. Didampinginya secara intensif 4 kelompok peternak sapi Brahman Cross pada 4 kabupaten di Bengkulu menerima dana dari Dirjen Peternakan melalui Direktur Perbibitan yaitu Kabupaten Seluma, Lebong dan Rejang Lebong.
1.4. Dasar Pertimbangan
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Indonesia masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna. Dengan rekayasa bioteknologi
reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio, dan manipulasi embrio.
Kerjasama antara BPTP dengan dinas instansi terkait diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut, melalui diseminasi dengan kegiatan pendampingan percepatan peningkatan swasembada daging sapi pada sub peternakan diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh petani dari segi teknologi sehingga pendapatannya meningkat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam rangka pemenuhan kecukupan protein hewani dan menghadapi program nasional swasembada daging diperlukan peningkatan populasi sapi potong secara nasional dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah besar. Ternak sapi potong merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi cukup besar pada pembangunan peternakan di Provinsi Bengkulu. Perkembangan populasi sapi di Provinsi Bengkulu berjalan lambat, ini terlihat dari peningkatan populasi pada tahun 2003 sebanyak 78.362 ekor menjadi 85.429 ekor pada tahun 2006 atau hanya mengalami peningkatan sebanyak 7.060 ekor yang masih rendah bila dibandingkan angka pemotongan setiap tahunnya berkisar antara 7.277 ekor sampai dengan 11.078 ekor setiap tahunnya pada periode 2003-2006 (Badan Pusat Statistik, 2007).
Gerakan pembangunan sektor pertanian di Indonesia perlu dilakukan dengan lebih cepat, tepat, efisien dan efektif untuk mengimbangi laju peningkatan permintaan akan produk pertanian serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi dari hasil produksi dalam negeri melalui program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS) (Gozali et al., 2009).
Keberhasilan PSDS dapat dipercepat melalui implementasi teknologi yang telah cukup banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan dapat diimplementasikan di daerah sentra sapi dengan secara maksimal memanfaatkan keberadaan BPTP yang berada di setiap provinsi. BPTP Bengkulu dapat bersikap proaktif dalam kegiatan pendampingan PSDS di daerah, untuk itu diperlukan pendampingan program PSDS agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi Kegiatan
1. Kegiatan pendampingan teknologi LM3 di laksanakan pada 1 pondok pesantren yaitu di Kabupaten Kepahiang dan pada 1 subak yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Kegiatan pendampingan teknologi SMD dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 5 orang, Kabupaten Bengkulu Tengah 3 orang, Kabupaten Rejang Lebong 1 orang, Kabupaten Mukomuko 1 orang dan Kabupaten Seluma 1 orang sehingga jumlah seluruhnya 11 orang SMD.
3. Kegiatan pendampingan teknologi pengembangan sapi Brahman Cross dilaksanakan di Kabupaten Lebong (1 kelompok peternak), Rejang Lebong, (2 kelompok peternak) dan Seluma sebanyak (1 kelompok peternak).
3.2. Cakupan Kegiatan
Guna Mendukung Peningkatan Produksi > 10% maka dilaksanakan 3 (tiga) kegiatan yaitu : (1) Pendampingan LM3 dilembaga keagamaan seperti pondok pesantren yang memanfaatkan dananya untuk peternakan sapi potong, (2) Pendampingan pada sarjana membangun desa yang ada di Propinsi Bengkulu dan (3) Mendampingi program pengembangan sapi Brahman Cross.
Kegiatan diawali dengan kegiatan desk study dalam rangka penyusunan RDHP dan RODHP untuk menentukan cakupan kegiatan, alat dan bahan yang diperlukan, serta lokasi pelaksanaan kegiatan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan dinas dan instansi serta pihak-pihak yang berhubungan dengan sumber-sumber teknologi.
3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Bahan
Bahan informasi buku panduan, dan lembar informasi PSDS (leaflet) Verm-O dan ivomec
Semen beku Dedak padi Limbah pertanian Strabio
Stardec EM-4
Metode pelaksanaan kegiatan
Kegiatan diawali dengan kegiatan desk study dalam rangka penyusunan RDHP dan RODHP untuk menentukan cakupan kegiatan, alat dan bahan yang diperlukan, serta lokasi pelaksanaan kegiatan.
Penyediaan informasi teknologi, bahan, dan alat pendukung
Pendekatan PSDS berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. Informasi teknologi, bahan, dan alat pendukung PSDS untuk penyuluh maupun petani harus disiapkan dengan baik. Pemahaman yang benar terhadap PSDS akan menimbulkan persepsi yang positif baik dari petugas maupun petani pelaksana. Bahan informasi diantaranya adalah buku panduan pelaksanaan PSDS, poster, dan leaflet. Bahan dan alat pendukung lainnya adalah semen beku, dedak, limbah kelapa sawit dan obat-obatan.
Tabel 1. Kegiatan Pendampingan PSDS di Kabupaten Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Utara dan Mukomuko
No Kegiatan Uraian
1 LM3 Pengenalan program PSDS dan teknologi
pendukungnya.
Demplot tentang penggemukan (pakan dan kesehatan) sapi pada 1 kelompok agama hindu, dan pendampingan teknologi perbaikan biogas pada 1 pondok pesantren
2 SMD Pengenalan program PSDS dan teknologi
pendukungnya.
Pendampingan teknologi dan kelembagaan serta pemasaran ternak sapi.
3 Sapi Brahman Cross
Pengenalan program PSDS dan teknologi pendukungnya.
Demplot Penggemukan ( perkandangan, pakan dan kesehatan serta pembuatan kompos).
4 Diseminasi
media cetak Pembuatan buku 1 judul (250 eksemplar), leaflet 5 judul (masing-masing 50 ex eksemplar).
Jenis Teknologi dalam Mendukung Program PSDS.
1. Pembibitan : IB, teknologi reproduksi, teknologi pakan, kesehatan ternak dan manajemen/ budidaya.
2. Penggemukan : bibit berkualitas, teknologi pakan, kesehatan ternak dan manajemen/budidaya.
Peubah yang diamati dalam kegiatan pembibitan ternak sapi pada program PSDS adalah:
1. S/C yaitu Persentase kebuntingan persejumlah perkawinan.
2. Angka Kelahiran yaitu angka kelahiran dalam sejumlah kebuntingan 3. Angka Kematian yaitu persentase angka kematian pedet
4. PBBH pedet prasapih yaitu pertambahan bobot badan harian anak sapi lepas sapih selama 2 bulan.
Peubah yang diamati dalam kegiatan Penggemukan ternak sapi pada program PSDS adalah:
1. PBBh yaitu pertambahan bobot badan harian sapi penggemukan yang diamati selama penggemukan
2. Bobot akhir penggemukan yang diamati pada penimbangan sapi di akhir penggemukan
3. Angka kematian adalah angka kematian selama penggemukan Metode Analisisyaitu analisis deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Lokasi Pendampingan PSDS
Lokasi pendampingan PSDS disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Lokasi Pendampingan PSDS
No Dukungan
Teknologi Lokasi
1 LM3 (2 Lokasi) 1. Ponpes DARUSSALAM, Dusun Kepahiang, Kabupaten Kepahiang
2. Subak Tirtagangga, Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara
2. Brahman Cross
( 4 Lokasi) 1. Kelompok Ternak Maju Bersama, Desa Kayu Manis Kab. Rejang Lebong 2. Kelompok Ternak Sido Mulyo Desa Air Dingin Kabupaten
Rejang Lebong
3. Kelompok Ternak Harapan Tani, Desa Tes Kabupaten Lebong.
4. Kelompok Ternak Tri Makmur Desa Sido Mulyo Kabupaten Seluma.
3. Sarjana Membangun Desa /SMD (11 orang)
1. Sugeng Priyono,S.Pt Desa Suka Makmur Bengkulu Utara 2. Meri Astuti,S.Pt Desa Kedu Baru Bengkulu Utara
3. Tuti Choiriyah,S.Pt Desa Pajar Baru Bengkulu Utara 4. Harmaini,S.Pt Desa Kali Bengkulu Utara
5. Edi Witraka,S.Pt Desa Karya Bakti Bengkulu Utara 6. Yusrizal,S.Pt Desa Suka Sari Seluma
7. Ernawati,S.Pt Desa Taba Teret Bengkulu Tengah 8. Dewantoro, S.Pt Desa Sunda kelapa Bengkulu Tengah 9. Mona Anggeraini,S.Pt Desa Sidodadi Bengkulu Tengah 10. Sudarmaji,S.Pt Desa Air Duku Rejang Lebong
11. Tri Susilawati,S.Pt Desa Manunggal Jaya Muko-muko 4.1.2. Populasi Ternak
Populasi ternak ketiga pendampingan disajikan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Populasi ternak dan bangsa sapi pada beberapa lokasi pendampingan
Lokasi Populasi Bangsa Sapi
Bali BX PO Simental Ponpes DARUSSALAM Dusun
Kepahiang Kabupaten Kepahiang 17 6 - 8 3
Agung Kabupaten Bengkulu Utara Kelompok Ternak Maju Bersama Desa Kayu Manis Kabupaten Rejang Lebong
93 - 93 - -
Kelompok Ternak Sido Mulyo Desa Air Dingin Kabupaten Rejang Lebong
78 - 78 - -
Kelompok Ternak Harapan Tani
Desa Tes Kabupaten Lebong. 40 - 40 - -
Kelompok Ternak Tri Makmur Desa Sido Mulyo Kabupaten Seluma.
50 - 50 - -
Sugeng Priyono,S.Pt Desa Suka
Makmur Bengkulu Utara 35 24 11 - -
Meri Astuti, S.Pt Desa Kedu Baru
Bengkulu Utara 28 17 11 - -
Tuti Choiriyah, S.Pt Desa Pajar
Baru Bengkulu Utara 27 13 14 - -
Harmaini, S.Pt Desa Kali Bengkulu
Utara 38 29 9 - -
Edi Witraka, S.Pt, Desa Karya
Bakti Bengkulu Utara 40 28 12 - -
Yusrizal, S.Pt Desa Sukasari
Seluma 36 22 14 - -
Ernawati, S.Pt, Desa Taba Teret
Bengkulu Tengah 44 29 15 - -
Dewantoro, S.Pt, Desa Sunda
Kelapa Bengkulu Tengah 36 28 8 - -
Mona Anggraini, S.Pt, Desa
Sidodadi Bengkulu Tengah 42 28 14 - -
Sudarmaji, S.Pt, Desa Air Duku
Rejang Lebong 27 5 9 - -
Tri Susilawati, S.Pt, Desa
4.1.3. Inovasi Teknologi Pendampingan
A. Pendampingan LM3
Lokasi di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara
Kegiatan pendampingan PSDS di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan. Tabel kepemilikan sapi Bali pejantan yang akan digemukkan disajikan pada Tabel 4. Data bobot badan awal dan bobot badan akhir serta pertambahan bobot badan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 4. Kepemilikan Ternak Sapi Bali Pejantan dan Jumlah Pakan Tambahan yang Diberikan untuk Penggemukan
No Nama Peternak
Kooperator Pejantan (ekor) Jumlah Sapi Tambahan/ekor /hari Jumlah Pakan Dedak (kg) Starbio (g) 1 Wayan Pageh 3 2 10 2 Wayan Sukirman 2 2 10 3 Edy Suryadi 2 2 10 4 Wayan Rane 1 2 10 5 Made Gari 1 2 10 6 Putu Sariade 1 2 10 7 Wayan Mare 1 2 10 8 Made Darme 2 2 10 9 Nyoman Widiase 1 2 10 10 Nengah Satrie 1 2 10 11 Ketut Susile 1 2 10 12 Wayan Kiran 1 2 10 Jumlah 17 34 170
Tabel 5. Data Bobot Badan Awal, Bobot Badan Akhir serta PBB/ekor/hari selama Penggemukan 45 hari
No Nama Peternak
Kooperator Bobot Badan Awal (kg) Bobot Badan Akhir (kg) PBB/ekor/hari (kg)
1. Wayan Pageh 1 177,00 197,11 0,45 2. Wayan Pageh 2 170,00 189,92 0,44 3. Wayan Pageh 3 173,20 192,27 0,42 4. Wayan Sukirman 1 120,00 138,61 0,41 5. Wayan Sukirman 2 120,20 140,26 0,45 6. Edi Suryadi 1 103,25 125,71 0,50 7. Edi Suryadi 2 115,79 138,20 0,50 8. Wayan Rane 150,00 170,50 0,46 9. Made Gari 140,25 160,25 0,44 10. Putu Sariade 119,20 139,25 0,45
11. Wayan Mare 160,70 180,70 0,44 12. Made Darme 1 150,60 170,60 0,44 13. Made Darme 2 135,25 155,25 0,44 14. Nyoman Widiase 101,00 121,90 0,46 15. Nengah Satria 160,20 180,70 0,46 16. Ketut Susile 120,25 150,25 0,67 17. Wayan Kiran 140,00 160,00 0,44 Rata-rata 0,46
Lokasi di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang
Kegiatan pendampingan PSDS di Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang inovasi teknologi yang diberikan adalah perbaikan instalasi biogas, dan pemberian pakan tambahan, selengkapnya disajikan pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Inovasi teknologi Pendampingan PSDS pada Lokasi LM3
Inovasi Teknologi Uraian Kegiatan
Teknologi biogas Perbaikan instalasi biogas untuk memasak
Teknologi pakan tambahan Pemberian pakan tambahan berupa kulit kopi, dedak dan starbio
B. Lokasi Kelompok Ternak Brahman Cross
Tabel 7. Nama peternak pemelihara sapi Brahman Cross di Kelompok Peternak Maju Bersama, Desa Kayu Manis, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong
No Nama Peternak Jumlah sapi Keterangan
1 Murni 4 2 induk, 1 jantan dan 1 anak
2 Imron 5 3 induk, 1 jantan dan 1 anak
3 Suryadi 4 3 induk dan 1 anak
4 Mugimin 6 4 induk dan 2 anak
5 Riyanto 4 3 induk dan 1 jantan
6 Lestari 3 2 induk dan 1 anak
7 Jumiran 7 4 induk, 1 jantan dan 2 anak
8 Suroto 7 3 induk, 1 jantan, 3 anak
9 Syofyan 7 4 induk dan 3 anak
10 Mulyono 5 3 induk, 1jantan daan 1 anak
11 Asmai 8 4 induk, 1 jantan dan 3 anak
12 Agus 7 4 induk, 1 jantan dan 2 anak
Tabel 8. Nama peternak pemelihara sapi Brahman Cross di Kelompok Peternak Sido Mulyo, Desa Air Dingin, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong
No Nama Peternak Jumlah sapi
1 Lukas 3 2 Agus 3 3 Maryono 2 4 Subari 3 5 Mansyur 2 6 Yanto 1 7 Dalimin 1 8 Waspada 2 9 Supriyono 2 10 Sutarjo 2 11 Solimin 1 12 Anton 1 13 Sujarwo 3 14 Sabilan 1 15 Efri 2 16 Bakti 2 17 Parjiman 2 18 Semir 2 19 Mardio 2 20 Bambang 2 21 Ikhsan 1 22 Sadad 1 23 Juratman 2 24 Karyono 2 25 Sarijo 1 26 Dwi 1
Tabel 9. Inovasi teknologi Pendampingan PSDS pada Kelompok Ternak Brahman Cross
Inovasi Teknologi Uraian Kegiatan Teknologi pembuatan
kompos Pembuatan kompos yang akan dilaksanakan adalah dengan bahan kotoran ternak sapi, dedak, gula merah, dan aktivator EM4
Teknologi pakan
tambahan Pemberian pakan tambahan berupa kulit kopi, dedak dan starbio Teknologi HMT Penanaman HMT yang akan dilaksanakan yaitu
rumput gajah
Tabel 10. Kandungan unsur hara kompos produksi kelompok ternak Maju Bersama
NO KODE N P2O5 K2O C-organik C/N pH H20 ---%--- 1 Stardec 2.97 1.55 1.70 36.07 12.13 7.00 2 EM4 2.25 1.04 1.32 34.62 15.38 7.00 3 Tricoderma 1.96 1.15 1.57 23.77 12.10 6.50 Catatan:
1. Dalam 1000 kg kompos mengandung 66 kg urea (45%) 2. Dalam 1000 kg kompos mengandung 43 kg SP-36 (36%) 3. Dalam 1000 kg kompos mengandung 28 kg KCl (60%) 4. C/N tanah dibawah 20 berarti kompos telah matang
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Kemajiran Ternak Sapi Brahman Cross di kelompok Harapan Tani Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong
No Nama
Peternak Jumlah sapi Hasil Pemeriksaan Keterangan
1 Suryanto 1 - Ovarium kanan kecil
dan lonjong.
- Ovarium kiri normal
Masih ada kemungkinan bunting.
2 Sarno 1 Normal -
3 Efri 2 Ovarium kana dan kiri
licin (tidak ada folikel) Pengobatan dengan FSH
4 Anton 1 Normal Melahirkan satu kali
5 Sofian Rodi 1 Kondisi bunting anak
kedua -
6 Erawan 1 Normal Sudah pernah
melahirkan C. Lokasi Sarjana Membangun Desa
SMD yang didampingi berjumlah 11 orang. Data perkembangan populasi ternak sapi dan inovasi teknologi pendampingan disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Perkembangan populasi ternak sapi, jumlah anggota kelompok ternak dan inovasi teknologi pendampingan SMD.
No Nama SMD/Klpk tani/Lokasi Jmh peternak (org) Populasi Inovasi Teknologi Pendampingan
Awal Akhir Awal Akhir
Bali BX Jmh Bali BX Jmh 1 Sugeng Priyono, SPt Bina Makmur Mandiri Ds. Suka 20 15 32 12 44 24 18 42 Pakan limbah pertanian, kompos, kelembagaan dan pemasaran
Makmur BU 2 Meri Astuti, SPt Karya Abadi Kedu Baru Bengkulu Utara (BU) 20 20 30 12 42 17 4 21 Memotivasi, pakan tambahan, kompos dan perkawinan 3 Ernawati, S.Pt Sejahtera Taba Teret Bengkulu Tengah 17 14 32 12 44 29 15 44 Pakan, penyakit, kandang, kelembagaan, pemasaran 4 Sudarmadji, SPt Tani Jaya Air Duku Rejang Lebog 7 8 25 12 37 13 14 27 Dinamika kelompok, pakan, penyakit, memotivasi, kompos 5 Harmaini, SPt Jaya Abadi Ds Kali Bengkulu Utara 20 3 39 12 51 29 9 38 Dinamika kelompok, pakan, kompos, pemasaran 6 Dewantoro, S.Pt, Sunda Kelapa Ds Sidomulyo Bengkulu Tengah 16 15 24 12 36 28 8 36 Kelembagaan pakan limbah sawit, motivasi, manajerial 7 Mona Anggraini, S.Pt Usaha Sidodadi Ds Sidodadi Bengkulu Tengah 13 13 25 12 37 28 15 43 Kompos, pakan pemasaran 8 Edi Witraka,
S.Pt 10 10 27 12 39 10 10 20 Kompos, pakan pemasaran 9 Tuti Choiriyah, S.Pt 14 14 30 12 42 16 12 28 Dinamika kelompok, pakan, kompos, pemasaran 10 Yusrizal, S.Pt 15 12 24 12 36 20 10 30 Memotivasi, pakan tambahan, kompos dan perkawinan 11 Tri Susilawati,
SPt 17 12 23 12 35 8 9 17 Kompos, pakan pemasaran
4.2. Pembahasan
4.2.1. Lokasi Pendampingan PSDS LM3
Kegiatan pendampingan PSDS di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan
berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator. Kelompok ternak Subak Tirta Gangga diketuai oleh Wayan Pageh beranggotakan 24 orang. Teknologi penggemukan berupa pemberian pakan hijauan berupa rumput unggul dan rumput lapangan dan pakan tambahan berupa dedak padi dan probiotik starbio. Pemberian pakan hijauan sebesar 10% dari berat badan dan pemberian pakan tambahan berupa dedak padi berjumlah 2 kg/ekor/hari dan starbio 10 g/ekor/hari. Setelah dilakukan penimbangan terhadap berat badan akhir maka terjadi peningkatan PBB/ekor/hari sebesar 0,46 kg.
Metode penggemukan adalah dengan pemeliharaan secara intensif yaitu dikandangkan terus menerus. Pemberian pakan tambahan dilakukan sebelum pemberian pakan hijauan. Lama penggemukan selama 45 hari dengan target penjualan menjelang hari raya Idul Fitri. Sebelum dan sesudah perlakuan pemberian pakan dilakukan penimbangan bobot badan. Hasil pengamatan pada penggemukan selama 21 hari sudah terlihat peningkatan pertambahan bobot badan dan bau kotoran ternak (feses) yang menyengat menjadi berkurang karena pengaruh starbio dalam pakan tambahan yang menyebabkan feses tidak berbau.
Kegiatan pendampingan PSDS di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang yaitu kegiatan pemberian pakan tambahan berupa dedak padi, kulit kopi dan starbio pada sapi dewasa. Selain itu juga perbaikan instalasi biogas yang saat ini gas yang dihasilkan hanya 15 menit selanjutnya gas habis. Untuk itu BPTP akan mencoba memperbaiki instalasi biogas tersebut agar terbentuk gas yang lebih banyak.
4.2.2. Lokasi Pendampingan Brahman Cross
1. Kelompok Peternak Brahman Cross Maju Bersama.
Kelompok Ternak Maju Bersama berdiri tahun 2006 berada di Desa Kayu Manis Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong. Kelompok Tani yang diketuai oleh Murni Husaini, sekretaris Syofyan dan bendahara Riyanto, pada mulanya beranggotakan 13 orang dan kemudian berkembang menjadi 27 orang seiring dengan perkembangan/perguliran ternak sapi. Pada umumnya anggota kelompok tani ini memiliki kebun dan pekarangan yang biasanya ditanami dengan sayuran dan dipinggirnya ditanam dengan hijauan pakan ternak yang berfungsi sebagai pagar dan sekaligus digunakan untuk pakan ternak sapi
seperti rumput raja (king grass), gamal dan lain-lain. Pada tahun 2007 kelompok tani ini mendapatkan bantuan dari Dirjen Perbibitan Ternak Kementerian Pertanian berupa 50 ekor sapi betina Brahman Cross dalam kondisi bunting 35 ekor dan belum bunting 15 ekor. Saat ini populasi sapi Brahman Cross sudah berkembang menjadi 96 ekor.
Pada tahun 2010 Kelompok ini kembali mendapatkan bantuan sapi sebanyak 54 ekor dari Dirjen Ruminansia Besar Kementerian Pertanian dan sampai saat ini sudah dibelikan sebanyak 21 ekor berupa sapi Brahman Cross dan Simmental. Pada Tahun yang sama kelompok ini juga mendapat bantuan dari Bank Indonesia Rp. 18.025.000,- (berupa Molen, genset, penjahit karung dan timbangan) sebagai sarana untuk membantu kelancaran usaha ternak sapi seperti pembuatan pakan tambahan (konsentrat) dan kompos, ditambah Rp. 6.000.000,- untuk perbaikan sarana ibadah (mushalla). Sampai saat ini Kelompok Tani Maju Bersama memiliki dua buah kandang sapi, rumah kompos yang dilengkapi dengan sarananya, kebun hijauan pakan ternak yang berguna untuk cadangan hijauan bagi ternak sapi.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi, kelompok Tani mempunyai kebun Hijauan Pakan Ternak (HMT) seluas 7 hektar yang tersebar dibeberapa tempat di Desa Kayu Manis yang ditanami dengan rumput Raja (king grass). Disamping itu hijauan pakan ternak juga ditanam di pinggir kebun sayuran milik anggota dan tanaman pelindung seperti lamtoro dan gamal yang terdapat disela tanaman kopi. Sebagai tambahan kelompok juga memanfaatkan limbah pertanian seperti daun jagung, dan rumput lapangan yang banyak terdapat didaerah tersebut.
Melalui program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2010 BPTP Bengkulu telah pula membina kelompok ini dengan membuat pakan tambahan (konsentrat) untuk sapi dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti dedak padi, kulit kopi, tongkol jagung dan lain-lain. Disamping itu juga dilatih membuat pupuk kompos dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi sebagai bahan dasarnya, sehingga diharapkan bisa untuk membantu petani dalam penyediaan pupuk untuk kebun sayurnya.
Kelompok peternak Sido Mulyo berada di Desa Air Dingin Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong. Jumlah anggota sebanyak 33 orang yang diketuai oleh Bapak Agus. Jumlah sapi yang ada dikelompok ini adalah 91 ekor yang sebagian sudah digulirkan kepada anggota baru. Potensi pakan yang ada di Desa Air Dingin adalah Hijauan berupa rumput Raja yang ditanam di panggir-pinggir kebun sayuran, hijauan berupa rumput lapang dan juga limbah pertanian berupa sisa panen sayuran dan hasil sampingan dari pengolahan produk pertanian. Peternak disini juga sering memberikan pakan kepada ternak sapinya berupa buah aren yang masih muda.
Permasalahan yang ada di Kelompok peternak ini adalah ada indikasi bahwa induk sapi yang sudah melahirkan anak sebanyak satu kali, akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan birahi selanjutnya dan kalaupun ada yang birahi setelah di IB akan kesulitan untuk terjadinya pembuahan (bunting). Permasalahan lain dalam hal teknologi adalah peternak belum memberikan pakan tambahan untuk ternak sapinya, padang rumput untuk mensuplai kebutuhan rumput belum mencukupi dan limbah ternak berupa kotoran belum dimanfaatkan untuk pembuatan kompos.
Berdasarkan permasalahan tersebut, telah dilakukan pendampingan pada peternak yaitu untuk kebutuhan IB berkoordinasi dengan petugas inseminator setempat (Bapak Nasir) yang akan membantu dilapangan. Sedangkan untuk teknologi seperti pembuatan pakan ternak, pembuatan kompos dan pembuatan kebun hijauan pakan ternak (HMT) akan didampingi oleh BPTP Bengkulu.
Pada kelompok ternak Sido Mulyo dan Maju Bersama dilakukan demonstrasi pembuatan kompos. Sebelum melakukan pembuatan kompos, kedua kelompok ternak berlatih membuat perbanyakan activator cair yang berasal dari EM 4. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat aktivator cair adalah sebagai berikut: 1 liter suspensi mikroba, 1 kg gula pasir atau gula merah, dan 10 liter air cucian beras, 20 buah botol bekas sirup, kertas penutup, 20 karet gelang, panci perebus dan kompor atau tungku.
Aktivator adalah kumpulan mikroba yang dipergunakan untuk mempercepat proses fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik. Mikroba aktivator terdiri dari beberapa jenis bakteri dan jamur dekomposer. Sumber aktivator dapat berasal dari pupuk organik setengah jadi dan pupuk organik yang
sudah matang. Aktivator diperbanyak dalam suspensi (cairan) nutrisi atau tepung pati (karbohidrat) sehingga diperoleh aktivator berbentuk cair atau tepung.
Cara pembuatan aktivator cair adalah: (1) Melarutkan dan merebus sampai mendidih air cucian beras dan gula, (2) Memasukkan selagi panas ke dalam botol sirup, (3) Menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet gelang, (4) mendinginkan selama 2-3 jam (5) Selanjutnya memasukkan 50 ml suspensi mikroba, (6) Memfermentasi atau mendiamkan selama seminggu (7) Selanjutnya aktivator sudah diap untuk digunakan untuk membuat kompos.
Setelah pembuatan aktivator selesai, tahap selanjutnya yaitu membuat kompos. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kompos adalah: terpal ukuran 4 x 6 m sebanyak 2 buah, cangkul, sekop, ember, gerobak arco dan timbangan kapasitas 1 ton. Bahan yang digunakan untuk membuat kompos di masing-masing lokasi yaitu: kotoran sapi 900 kg, kulit kopi 300 kg, sekam padi 300 kg, dedak padi 100 kg.
Pembuatan kompos yang dilaksanakan untuk satu lapisan yaitu: 3 gerobak arco kotoran sapi, selanjutnya diatasnya 1 gerobak arco sekam padi, dan dedak padi 1 ember. Selanjutnya diperciki dengan aktivator yang diencerkan. Cara mengencerkannya yaitu untuk 10 liter air, setengah gelas gula pasir dan 1/3 gelas aktivator kemudian diaduk sampai rata. Setelah diperciki aktivator kemudian lapisan kotoran sapi, sekam padi, kulit kopi dan dedak diaduk sampai rata. Demikianlah seterusnya untuk lapisan kedua, ketiga, dan keempat. Setelah adukan kompos tercampur rata, selanjutnya adalah menutup kompos dengan terpal. Setiap tiga hari sekali kompos dibolak-balik sambil diperciki air agar kompos tetap terjaga kelembabannya, demikian seterusnya sampai dengan hari ke-21. Pada hari ke-22 kompos sudah jadi dan siap untuk dikemas dalam kemasan karung maupun plastik, yang sebelumnya sudah diayak terlebih dahulu.
Kandungan unsur hara kompos yang telah dibuat oleh peternak sapi Maju Bersama dengan aktivator EM 4, Stardec dan Trichoderma telah diteliti di Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu. Kandungan unsur haranya disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas dapat diketahui bahwa kandungan unsur hara kompos dari ke tiga aktivator (stardec, EM4 dan Trichoderma) cukup tinggi sehingga cukup baik bila digunakan sebagai kompos tanaman sayuran.
3. Kelompok Peternak Sapi Brahman Cross Harapan Tani
Kelompok peternak Harapan Tani berada di Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong. Kelompok ini diketuai oleh Bapak Erawan. Ternak sapi dikelompok ini dipelihara secara terpisah (atau dipelihara dirumah masing-masing anggota kelompok). Pakan yang diberikan pada ternak berupa rumput lapang dan kadang-kadang sapi digembalakan di padang pengembalaan yang terdapat dilokasi. Potensi pakan yang ada di Desa Tes adalah jerami padi dan dedak padi. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di kelompok ini adalah pembuatan pakan jerami yang difermentasi dengan starbio dan tatalaksana pemeliharaan ternak sapi.
Di Kelompok ini juga sudah dilaksanakan pemeriksaan kemajiran pada ternak sapi dan hasilnya ada beberapa ternak mengalami permasalahan dalam hal reproduksinya. Hasil Pemeriksaan Kemajiran Ternak Sapi Brahman Cross di kelompok Harapan Tani Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong dapat dilihat pada Tabel 10.
Permasalahan lain yang terdapat di kelompok ini adalah kesulitan dalam hal pejantan sedangkan untuk melakukan perkawinan dengan inseminasi buatan (IB) masih terkendala dalam hal N2 cair yang sering terputus. Untuk itu dalam waktu dekat ini kelompok peternak harapan tani akan mendapatkan bantuan pejantan unggul.
4.2.3. Lokasi Pendampingan SMD
Lokasi kegiatan pendampingan PSDS tahun ini dipilih 11 kelompok dari 13 kelompok usaha pengembangan budidaya ternak sapi potong yang diberi bantuan dana SMD, tersebar pada 5 (lima) kabupaten. Pemilihan lokasi kegiatan pendampingan PSDS Sarjana Masuk Desa (SMD) Tahun 2010 sebanyak 11 kelompok, dipilih berdasarkan hasil koordinasi dengan dinas dan bidang Peternakan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta analisis laporan kegiatan yang ada, dengan pertimbangan kelompok mempunyai potensi untuk berkembang dan mampu menjadi pendorong bagi produktivitas sapi yang dikembangkan serta berpotensi mendukung percepatan swasembada daging sapi (PSDS) di Bengkulu. Kegiatan pendampingan pada kelompok Sarjana Masuk Desa (SMD) diarahkan untuk pendampingan kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu, dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha
agribisnis peternakan sapi potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu. Namun pembinaan dan perkembangan yang dicapai oleh SMD sangat tidak memuaskan, karena hubungan SMD dengan kelompok belum mengarah pada suatu usaha ternak sapi yang berwawasan agribisnis dan masih berjalan sendiri-sendiri. Bahkan ada SMD yang tidak berada di lokasi kegiatan dan hanya berkomunnikasi pada saat-saat mendesak, sehingga tidak mengetahui perkembangan usaha yang dipimpin selaku SMD.
Abdulah (2003) menyampaikan dengan cara memfokuskan usaha kelompok dengan memberikan peluang kepada SMD untuk berpartisipasi secara aktif dan berada di lingkungan lokasi kegiatan, akan berpengaruh terhadap hasil usaha dan bukan saja terhadap kinerja program, tetapi juga memberdayakan SMD dan semua anggota yang dapat mendorong timbulnya rasa kepemilikan (sense of ownership) terhadap suatu sumber usaha. Akses yang lebih baik terhadap sumberdaya juga memberikan kesempatan kepada SMD dan kelompok untuk berkontribusi dalam kegiatan ekonomi produktif pengembangan sapi potong di Bengkulu.
Pelaksanaan identifikasi sudah terealisasikan terhadap 11 kelompok SMD, sampai tengah tahun ini dari target 11 kelompok SMD, yaitu ; Kabupaten Bengkulu Utara 3 kelompok, Bengkulu Tengah 3 kelompok dan Rejang Lebong 1 kelompok (Tabel 1). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa pada umumnya usaha ternak sapi yang semula pemeliharaannya berelompok dan harus mengembangkan paling tidak 12 ekor sapi Brahman Cross (BX) sesuai dengan ketentuan program SMD. Saat sekarang sudah dilakukan pemeliharaan di kandang masing-nasing anggota kelompok, dengan pertimbangan kesulitan dalam pemeliharaan rutin dan pemberian pakan serta pengaturan tugas penjagaan kandang dari gangguan keamanan.
Kondisi ternak yang dipelihara umumnya kurang berkembang, kurus, banyak yang mati terutama sapi BX, kandang kotor dan kotoran sapi masih belum dimanfaatkan masih ditumpuk dekat kandang yang berpotensi memicu gangguan kesehatan pada ternak sapi yang dipelihara. Berdasarkan Tabel 11, perkembangan populasi ternak sapi ternak sapi yang dipelihara SMD dari 11 orang hanya 1 orang SMD yang meningkat populasinya yaitu Mona Anggraini, SPt, dan 11 SMD lainnya populasi ternaknya justru menurun.
Sapi BX pangadaannya dalam keadaan bunting yang didatangkan dari daerah Lampung dan Pulau Jawa, sebagian besar sampai dilokasi atau setelah dipelihara beberapa bulan ada yang mati. Disamping itu setelah melahirkan sapi BX ini boleh dikatakan 80 % tidak mengalami birahi kembali dan sisanya ada yang memperlihatkan gejala birahi setelah dikawinkan secara buatan (IB) atau kawin alam (Inka) hanya beberapa ekor saja yang mengalami kebuntingan. Diduga sapi induk BX yang dipelihara ini ada yang mengalami birahi namun tidak terdeteksi oleh peternak atau mengalami birahi tenang (silent heat) dan mungkin juga pakan yang diberikan tidak memenuhi atau tidak mencukupi kebutuhan induk BX. Hasil kajian pengembangan pembibitan sapi Brahman Cross yang dilakukan oleh direktorat perbibitan dirjen peternakan menunjukkan bahwa sebagian besar sapi Brahman Cross mengalami sulit bunting kembali, hal ini karena silent heat (Dirjen Peternakan, 2009).
Menurut Susilawati (2009) sapi Brahman Cross lebih besar dari sapi lokal, sehingga sistem kebutuhan pakannya lebih banyak, oleh sebab itu pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan energi, protein dan mikro mineral. Sapi yang bunting membutuhkan pakan yang lebih banyak sehingga perlu diberi pakan yang lebih baik terutama menjelang beranak, sebab bila pakan baik induk akan menghasilkan susu dalam jumlah banyak sehingga anaknya dapat hidup hingga sapih dan segera muncul birahinya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Kegiatan Pendampingan PSDS pada 2 (dua) Lokasi LM3 yaitu di Ponpes Darussalam dan Subak Tirta Gangga, kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan adalah kegiatan penggemukan sapi dengan pakan tambahan dedak padi dan probiotik starbio.
2. Kegiatan Pendampingan PSDS pada 4 (empat) lokasi Pengembangan Sapi Brahman Cross, kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan adalah penjelasan rencana kegiatan, identifikasi populasi ternak, rencana pembuatan kompos, pakan tambahan dan penanaman HMT rumput gajah. 3. Kegiatan Pendampingan PSDS pada 11 (sebelas) orang SMD kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan adalah identifikasi perkembangan populasi, strategi pemasaran sapi, inovasi kelembagaan melalui dinamika kelompok dan kesehatan hewan, serta identifikasi permasalahan dalam pengembangan sapi milik SMD.
5.2. Saran
1. Agar manajemen pemeliharaan ternak lebih baik maka bantuan dana LM3, SMD dan Brahman Cross diberikan pada kelompok/orang yang sudah terbiasa dan berpengalaman memelihara ternak. Apabila diberikan pada kelompok yang baru memelihara ternak maka hasilnya kurang memuaskan.
2. Pengadaan ternak sapi bantuan LM3, SMD, dan Brahman Cross sebaiknya betul-betul memlih ternak yang unggul, jangan asal mendatangkan ternak karena produksi ternaknya akan rendah, sehingga menyulitkan peternak.
VI. KINERJA HASIL PELAKSANAAN
1. Kegiatan pendampingan program PSDS telah dilaksanakan di 2 lokasi penerima dana LM3, 4 kelompok ternak Brahman Cross dan 11 orang SMD. 2. Pendampingan dilokasi LM3 kegiatan yang dilakukan berupa teknologi
penggemukan sapi Bali dengan dedak padi dan starbio, kesehatan ternak serta teknologi biogas.
3. Pendampingan dilokasi kelompok ternak Brahman Cross kegiatan yang dilakukan berupa teknologi pembuatan kompos, pakan tambahan dan kesehatan ternak.
4. Pendampingan dilokasi SMD kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan yang telah dilaksanakan adalah identifikasi perkembangan populasi, strategi pemasaran sapi, inovasi kelembagaan melalui dinamika kelompok dan kesehatan hewan, serta identifikasi permasalahan dalam pengembangan sapi milik SMD.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah I. 2003. Penelitian Berwawasan Gender dalam Ilmu Sosial, Humaniora Vol XV No. 2 Tahun 2003. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu. 2007. Bengkulu Dalam Angka.
Ditjen Peternakan. 2009. Kajian Pengembangan Pembibitan Sapi Brahman Cross. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengkajian Kerjasama dengan Tim Peneliti Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Gozali, A, Wirdahayati RB, Syaruhrul Bustaman, Alie Yusron, Tanda Panjaitan, Jacob Noelik, Bambang Sudaryanto. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS). Bogor. Susilawati, T. 2009. Berhasilkah Pembibitan Sapi Brahman Cross. Laboratorium
Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan Teknologi
Gambar 1. Sapi bantuan LM3 pada Kelompok Ternak Subak Tirta Gangga Kab. Bengkulu Utara sebelum Penggemukan, dan Pertemuan Peternak dengan Petugas BPTP tentang Rencana Penggemukan Sapi Bali
Gambar 2. Kegiatan pendampingan di kelompok ternak Brahman Cross