• Tidak ada hasil yang ditemukan

I Made Anindya Mardawa 1, I Nyoman Jampel 2, I Kadek Suartama 3, Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I Made Anindya Mardawa 1, I Nyoman Jampel 2, I Kadek Suartama 3, Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

MATA PELAJARAN IPA DENGAN MODEL LUTHER PADA KELAS VIII

SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015 DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA

I Made Anindya Mardawa

1

, I Nyoman Jampel

2

, I Kadek Suartama

3

,

1,2,3,

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {imademardawa@gmail.com

1

, nyoman.jampel@yahoo.com

2

,

deksua@gmail.com

3

}

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu keterbatasan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi ajar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan rancang bangun produk multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA, (2) mengetahui kualitas produk multimedia pembelajaran interaktif menurut review ahli, dan uji coba yang dilakukan siswa, serta (3) mengetahui efektivitas multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Luther. Data dikumpulkan dengan metode pencatatan dokumen, wawancara, kuesioner dan tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, kuantitatif dan statistik inferensial/induktif uji-t. Hasil penelitian ini adalah 1) deskripsi rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran; (2) kualitas hasil pengembangan media menurut review ahli dan siswa yaitu: a) ahli bidang studi 83,3% berada pada kualifikasi baik b) ahli desain pembelajaran 94% berada pada kualifikasi sangat baik c) ahli media pembelajaran 83% berada pada kualifikasi baik serta d) uji coba perorangan 90 %, uji coba kelompok kecil 91,2%, dan uji coba lapangan 90,1% yang semuanya pada kategori sangat baik; (3) Efektivitas hasil pengembangan Multimedia pembelajaran interaktif menunjukkan signifikansi. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung 19,97. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 1,99. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan signifikan pada hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan Multimedia pembelajaran interaktif.

Kata kunci: pengembangan, multimedia pembelajaran, IPA Abstract

The research was motivated by the problems of the limitations of media learning interesting and according teaching materials. This study aimed to: (1) describe the design of multimedia interactive learning in science subjects, (2) know the quality of multimedia interactive learning products according to the review expert, and tests conducted on the students, and (3) know the effectiveness of multimedia interactive learning science subjects. This research was research development. This research used model of Luther. Data collected by the method of recording documents, questionnaires and tests. The data analysis using descriptive analysis qualitative, quantitative and statistical inferential / inductive t-test. Results of this research are 1) a description of the development of multimedia instructional design; 2) the quality of the development of media according to the review expert and students. Results of the review done by: a) Instructional content expert is 83.3% indicate good qualification b) instructional design

(2)

e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)

experts is 94% indicate very good qualification c) expert instructional media is 83% in good qualification d) One-to-one testing is 90%, Small group testing is 91.2%, and Field testing is 90.1% which all in very good category; 3) The effectiveness of the development of multimedia interactive learning indicate significance. Learning outcome that was calculate manually obtains number of t count 19.97 Value of t 5% significance is 1.99. Therefore t count is higher than t table It can be concluded that H0 is refused and H1 was accepted. This means that there is a significant difference in student learning outcomes before and after using multimedia interactive learning.

Keywords: development, multimedia interactive, natural science PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan utama negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana telah tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan tersebut sangat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Saat ini kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tingkat SDM sebagai warga negara Indonesia masih di bawah negara-negara lain.

Pendidikan merupakan yang utama dan terutama di dalam kehidupan era masa sekarang ini. Generasi muda saat ini ditantang untuk belajar dan terus belajar sebab semakin belajar untuk tahu justru semakin banyak hal yang belum diketahui. Menghadapi tantangan pendidikan masa kini, maka sekolah merupakan lembaga pendidikan yang tepat untuk belajar maupun menuntut ilmu.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki komponen-komponen yang harus ada sehingga pembelajaran dapat berlangsung. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, guru, peserta didik, bahan pelajaran, metode, strategi belajar mengajar, media, sumber pelajaran dan evaluasi. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yaitu media yang merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Di sekolah komponen yang sering menjadi permasalahan salah satunya adalah media pembelajaran. Banyak guru-guru belum mampu membuat media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan selain guru bidang studi harus mengajar guru-guru juga dibebani oleh administrasi untuk melengkapi kurikulum 2013.

Dalam Mata Pelajaran IPA peran media sangatlah penting. Hal ini dikarenakan adanya materi-materi yang tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata atau teori saja. Selain itu mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran jam ajar yang lebih banyak di bandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini mengakibatkan siswa akan lebih cepat bosan karena jam ajar yang lebih banyak tersebut. Hal ini dapat dilihat saat diamati di kelas beberapa siswa terlihat mengantuk dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP N 6 Singaraja pembelajaran IPA yang dilaksanakan kurang penggunaan media. Menurut beliau hal ini yang menjadi penyebab anak tidak memperhatikan guru. Beliau juga menambahkan penyebab lain anak cepat bosan mengikuti pembelajaran adalah karena siswa memiliki cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing. Hal ini sesuai dengan pendapat De Porter (2000: 85) Menurut modalitasnya, gaya belajar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.

Solusi untuk mengisi perbedaan gaya belajar tersebut adalah dengan multimedia.

(3)

3

Menurut Vaughan (dalam Suartama, 2012: 2) mengatakan bahwa multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan kepada Anda dengan komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan digital yang lain. Berdasarkan pendapat Vaughan di atas multimedia terdiri dari kumpulan beberapa media yaitu teks, suara, animasi dan video. Hal ini berarti perbedaan gaya belajar siswa bisa dipenuhi melalui melalui multimedia. Siswa yang meliki gaya belajar visual bisa belajar dengan memperhatikan gambar, teks, maupun video. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar auditorial bisa mengikuti proses pembelajaran dengan mendengarkan materi yang disampaikan melalui multimedia. Sedangkan bagi siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan mengoperasikan komputer untuk menggunakan multimedia.

Selain untuk mengatasi masalah perbedaan gaya belajar siswa penggunaan multimedia juga memiliki peran untuk menghindarkan siswa gagap terhadap teknologi. Memasuki era teknologi, siapa pun harus bisa mengerti, menguasai, atau minimal mengenalnya. Sebaiknya seseorang tidak lagi menganut istilah gaptek (gagap teknologi) kalau tidak mau tertinggal, karena saat ini semua kegiatan manusia berkaitan dengan teknologi.

Penggunaan multimedia juga menjawab tuntutan Kurikulum 2013 yang menuntut adanya pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selain memberikan tuntutan, kurikulum 2013 juga sekaligus memberikan keleluasaan penerapan TIK dalam pembelajaran. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Pada Lampiran IV peraturan tersebut, dijelaskan bahwa salah satu prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah menerapkan TIK. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan TIK secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Sebagai seorang teknolog pembelajaran mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan harus mampu memproduksi

media pembelajaran untuk mengatasi kurang ketersediaan media di sekolah-sekolah. Salah satu jenis media pembelajaran yang bisa diproduksi oleh teknolog pembelajaran adalah multimedia. Dengan multimedia guru bisa menyampaikan informasi dalam berupa teks, grafis atau animasi grafis, video dan audio sekaligus sehingga siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran.

Dari berbagai hal di atas, peneliti sebagi calon teknolog pembelajaran tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran IPA dengan Model Luther Pada Kelas VIII Semester Genap Tahun 2014/2015 Di SMP Negeri 6 Singaraja”

Berdasarkan latar belakang tersebut,maka adapun permasalahan yang muncul untuk dijadikan dasar pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana rancang bangun produk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi alat optik pada kelas VIII semester genap di SMP Negeri 6 Singaraja tahun 2014/2015 (2) Bagaimana kualitas produk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi alat optik pada kelas VIII semester genap di SMP Negeri 6 Singaraja tahun 2014/2015? (3) Bagaimana efektivitas multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi alat optik pada kelas VIII semester genap di SMP Negeri 6 Singaraja tahun 2014/2015?

Tujuan yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan rancang bangun produk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi alat optik pada kelas VIII semester genap di SMP Negeri 6 Singaraja tahun 2014/2015. (2) Mengetahui kualitas produk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi alat optik pada kelas VIII semester genap di SMP Negeri 6 Singaraja tahun 2014/2015. (3) Mengetahui efektivitas multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi alat optik pada kelas VIII semester genap di SMP Negeri 6 Singaraja tahun 2014/2015

(4)

4

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini adalah model pengembangan Pembelajaran Luther. Model ini dikembangkan oleh Luther. Ada 6 tahap dalam model ini, yaitu (1) Konsep (Concept), (2) Perancangan (Design), (3) Pengumpulan bahan (Collecting material), (4) Pembuatan (Assembly), (5) Uji coba (Tes Drive), (6) Distribusi (Distribution).

Pada penelitian pengembangan multimedia pembelajaran ini menggunakan tiga metode dalam pengumpulan data, yaitu metode wawancara, kuesioner dan tes. Metode interviu/wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab yang sistematis, dan hasil tanya jawab ini dicatat/direkam secara cermat. Metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/ pernyataan kepada responden/subjek penelitian. Instrumen yang digunakan untuk metode kuesioner dalam penelitian pengembangan ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, siswa saat uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan. Metode tes tertulis merupakan cara untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, intelegensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan serentetan pertanyaan yang berupa tes objektif.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data yaitu (1) analisis deskriptif kualitatif, (2) analisis deksriptif kuantitatif (3) analisis statistik inferensial/induktif.

Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, siswa dan guru mata pelajaran. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran

perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara.

Analisis Deksriptif Kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah.

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan :  = jumlah

n = jumlah seluruh item angket Pada penelitian ini menggunakan uji beda yaitu uji-t dari hasil pretest dan

posttest antara pembelajaran sebelum

menggunakan multimedia interaktif dan pembelajaran sesudah multimedia interaktif. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t), perlu dilakukan uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun pemaparan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas digunakan analisis

Chi-Kuadrat dengan rumus:

(Koyan, 2012:105) Keterangan:

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi harapan

Kriteria pengujian, terima H0 jika 2

2

hitung, dengan taraf signifikasi 5%

dan dk = (jumlah kelas – 3 ). 2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji Homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji dengan menggunakan rumus:

   e f e f o f 2 2 

(5)

5

(Koyan, 2012:40)

Kriteria pengujian tolak H0 jika

11, 21

n n

hitung F

F , uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1, maka H0 ditolak yang berarti sampel tidak homogen.

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Analisis uji-t, karena penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan hasil pretest dan hasil posttest. Hipotesis yang diambil yaitu sebagai berikut.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu menggunakan analisis uji-t sampel berkorelasi, dengan rumus sebagai berikut.

(Koyan, 2012:29)

Keterangan:

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

= Simpangan baku sampel 1 = Simpangan baku sampel 2

= Varians sampel 1 = Varians sampel 2

Dengan kriteria jika harga t hitung lebih kecil dari harga t tabel, maka gagal menolak H0, dan jika harga t hitung lebih besar dari harga t tabel, maka H1 diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk yang dikembangkan adalah multimedia pembelajaran interaktif. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini menggunakan model pengembangan Luther. Berikut adalah tahapan pengembangan multimedia

pembelajaran interaktif dengan model Luther.

Tahap 1: Konsep (Concept). Dalam langkah ini harus mengetahui siswa untuk menentukan media yang terbaik untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan analisis siswa yang telah dilakukan siswa SMP N 6 Singaraja lebih tertarik belajar menggunakan multimedia pembelajaran daripada menggunakan metode ceramah. Hal serupa juga sesuai dengan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP N 6 Singaraja. Berdasarkan wawancara dengan guru IPA di sekolah tersebut diketahui bahwa siswa lebih termotivasi belajar dengan menggunakan multimedia pembelajaran. Selanjutnya agar multimedia sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diterapkan di SMP N 6 Singaraja maka dilakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII.

Tahap 2: Perancangan (Design), Pada tahap ini memilih dan menetapkan software yang digunakan, mengembangkan flow chart, untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir. Dalam pengembangan multimedia interaktif ini adapun aplikasi-aplikasi yang digunakan adalah (1) System Operasi Windows 8.1 (2) Adobe Flash CS5, (3) Adobe Photoshop CS5, (4) Audacity. Pada tahap desain ini juga dibuat flowchart dan storyboard. Storyboard ini dibuat sebagai gambaran isi dari multimedia pembelajaran interaktif yang akan dibuat.

Tahap 3: Pengumpulan bahan (Collecting material), Pada tahap ini kegiatan berupa pengumpulan bahan atau materi yang diperlukan untuk pembuatan produk seperti : materi pokok (substansi mata pelajaran), aspek pendukung seperti gambar animasi, audio, video, sebagai ilustrasi, clip-art image, dan grafik. Materi ini disesuaikan dengan silabus, pokok bahasan dari buku teks, panduan kurikulum, atau dikembangkan oleh guru.

Tahap 4: Pembuatan (Assembly), Pada tahap ini merupakan perakitan media/penggabungan seluruh bahan seperi materi pelajaran, gambar, animasi, teks, audio, dengan bantuan software Adobe Flash CS5, Adobe Photoshop CS5, Audacity, Sony Vegas Pro. Penggabungan

terkecil Varians

terbesar Varians

(6)

6

in dimaksudkan agar komponen-komponen multimedia menjadi satu media utuh.

Tahap 5: Uji coba (Tes Drive), Pada tahap uji coba terhadap multimedia yang dikembangkan dilakukan uji coba pada ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, dan siswa melalui uji coba perorangan,, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Uji coba ini bertujuan untuk melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Setelah dilakukan uji coba maka diketahui kekurangan produk. Melalui angket, saran dan masukan yang diperoleh dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan sebelum multimedia didistribusikan.

Tahap 6: Distribusi (Distribution), Pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa pengaplikasian produk pada siswa SMP N 6 Singaraja.

Pada pokok bahasan kualitas pengembangan produk akan dipaparkan enam hal pokok, yaitu meliputi hasil penilaian multimedia pembelajaran menurut (1) ahli isi mata pelajaran, (2) ahli desain pembelajaran, (3) ahli media pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, dan (6) uji coba lapangan. Keenam data tersebut akan disajikan secara berturut-turut sesuai dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut.

Produk hasil pengembangan ini dievaluasi oleh salah salah satu guru mata pelajaran IPA di SMPN 6 Singaraja. Setelah dikonversi dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 83,3% berada pada kualifikasi baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam Multimedia Pembelajaran Interaktif ini perlu sedikit direvisi.

Produk pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif juga dilakukan tinjauan oleh ahli desain pembelajaran oleh Ibu Dr. Desak Putu Parmiti, M.S. selaku ahli ahli desain pembelajaran yang memberikan penilaian serta tanggapan terhadap media ini. Setelah dikonversi dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 94 % berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi desain pembelajaran dalam Multimedia Pembelajaran Interaktif ini tidak perlu direvisi.

Setelah memperoleh masukan dari ahli isi mata pelajaran IPA, Multimedia Pembelajaran Interaktif selanjutnya dilakukan tinjauan oleh ahli media pembelajaran dan ahli desain pembelajaran. Ahli media pembelajaran yang memberikan penilaian serta tanggapan terhadap media ini adalah Bapak Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd. Setelah diperoleh hasil uji desain pembelajaran, selanjutnya hasil tersebut dikonversikan dengan tabel konversi tingkat pencapaian skala 5. Berdasarkan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian hasil media pembelajaran adalah 83% berada pada kualifikasi baik, sehingga dari segi desain media multimedia ini perlu sedikit direvisi. Adapun masukan, saran dan komentar dari ahli media pembelajaran yang berkenaan dengan Multimedia Pembelajaran Interaktif adalah sebagai berikut. (1) Perhatikan margin dan tata letak teks. (2) Berikan tanda berakhir pada akhir materi. (3) Berikan halaman pada tiap materi. (4) Perbaiki musik agar bisa mengulang otomatis.

Tahap uji coba selanjutnya dilaksanakan di sekolah dengan menunjuk tiga orang siswa dengan ketentuan masing-masing satu siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah dalam mata pelajaran IPA untuk melaksanakan uji coba perorangan. Multimedia Pembelajaran Interaktif diberikan kepada tiga orang siswa kemudian masing-masing siswa langsung mencermati dan memberikan penilaian melalui angket yang sudah disediakan.

Setelah diperoleh hasil uji coba perorangan, selanjutnya hasil tersebut dikonversikan dengan tabel konversi tingkat pencapaian skala 5. Berdasarkan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian hasil uji perorangan adalah 90% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media multimedia ini tidak perlu direvisi.

Uji coba kelompok kecil dilakukan setelah uji coba perorangan. Pada tahap uji coba kelompok kecil dilakukan oleh 12 (dua belas) orang siswa/i kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. Kedua belas siswa tersebut memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah. Setelah diperoleh hasil uji coba kelompok kecil, selanjutnya hasil

(7)

7

tersebut dikonversikan dengan tabel konversi tingkat pencapaian skala 5. Berdasarkan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian hasil uji coba kelompok kecil adalah 91,2% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media multimedia ini tidak perlu direvisi.

Pada tahap uji coba lapangan digunakan 36 (tiga puluh enam ) orang siswa/i kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. Setelah diperoleh hasil uji coba lapangan, selanjutnya hasil tersebut dikonversikan dengan tabel konversi tingkat pencapaian skala 5. Berdasarkan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian hasil uji coba lapangan adalah 90,1% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media multimedia ini tidak perlu direvisi.

Efektivitas penggunaan produk multimedia pembelajaran.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Pretest dan

Posttest

No

Kelompok

Data χ 2hutung χ 2tabel Status 1 Pre-test 6,47 9,49 Normal 2 Post-Test 4,18 9,49 Normal Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh χ hutung < χtabel dengan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian semua data skor hasil belajar IPA siswa berdistribusi normal.

Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mencari bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan diperole F hitung ≤ F tabel ( n1-1,n2-1) yaitu F hitung (1,17) ≤ F tabel (1,76) sehingga H1 ditolak yang berarti sampel bersifat homogen.

Selanjutnya harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 -2 = 36 + 36 - 2= 70. Harga t tabel untuk db 70 dan dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05) adalah 1,99. Dengan demikian, harga t hitung yaitu 19,97 lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan

hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagi berikut.

Rancang bangun atau tahapan-tahapan pengembangan multimedia interaktif ini telah dikembangkan melalui beberapa tahapan. Tahapan pengembangan multimedia ini menggunakan model Luther sebagi acuan.

Kualitas hasil pengembangan multimedia interaktif pada mata Pelajaran IPA. Untuk mengetahui kualitas multimedia interaktif yang dikembangkan, maka dilakukan evaluasi oleh ahli dan uji coba terhadap siswa. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, diperoleh kisaran nilai berada pada skor 5 (sangat baik) dan 4 (baik). Kualitas multimedia interaktif ditinjau dari isi materi ditinjau dari isi materi pelajaran termasuk kriteria baik dengan persentase pencapaian 83,3%. Adapun masukan yang diberikan oleh ahli isi mata pelajaran adalah media sudah baik dan dipertahankan atau ditingkatkan. Untuk mengetahui kualitas multimedia ditinjau dari dari desaini pembelajaran maka dilakukan uji terhadap ahli desain pembelajaran. Berdasarkan uji terhadap ahli desain pembelajaran, multimedia pembelajaran yang dikembangkan termasuk kriteria sangat baik dengan tingkat pencapaian 94 %. Dalam penilaian diberikan masukan agar warna dalam multimedia diberikan warna yang lebih bervariasi. Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ahli media pembelajaran diperoleh skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Persentase tingkat pencapaian multimedia yang dikembangkan berdasarkan ahli media diperoleh nilai sebesar 83 % dengan kualifikasi sangat baik. Ahli media yang menilai multimedia yang dikembangkan memberikan masukan agar teks yang digunakan disusun secara rapi. Berdasarkan analis data dan komentar yang diberikan oleh siswa pada uji coba perorangan, diperoleh persentase tingkat pencapaian multimedia interaktif sebesar Perorangan 90 % dan berada pada

(8)

8

kualifikasi sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian dari uji coba kelompok kecil, didapat bahwa multimedia interaktif memiliki tingkat pencapaian 91,2% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian odalan uji coba lapangan diperoleh tingkat pencapaian sebesar 90,1% dan berada pada kualifikasi sangat baik.

Efektivitas produk penelitian pengambangan dalam penelitian ini diukur dengan melakukan tahap pretest dan

posttest. Rata-rata nilai pretest sebesar

59,86 dan rata-rata nilai posttest sebesar 83,61. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 19,97. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t tabel dengan db=n1+n2-2=36+36-2=70. Harga t tabel untuk db 70 dan dengan taraf signifikansi 5% (α=0.05) adalah 1,99. Dengan demikian, harga t hitung yaitu 19,97 lebih besar daripada harga t tabel, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti, terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif.

Multimedia pembelajaran ini bisa meningkatkan hasil belajar siswa, maka disarankan bagi siswa untuk menggunakan multimedia pembelajaran ini dalam mempelajari mata pelajaran IPA.

Saran bagi guru adalah agar multimedia pembelajaran ini diterapkan lebih lanjut. Dengan penerapan multimedia ini dalam proses pembelajaran maka tingkat motivasi dan pemahaman siswa meningkat.

Saran bagi kepala sekolah adalah agar mengelola dan multimedia pembelajaran ini dengan baik,s hingga koleksi sumber belajar lebih ini dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa.

Dari penelitian pengembangan yang sudah dilakukan telah terjadi perkembangan yang bagus. Berdasarkan uji coba yang dilakukan di SMP Negeri 6 Singaraja dapat disimpulkan penerapan multimedia efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu diharapkan agar penelitian selanjutnya pengembangan multimedia menggunakan mata pelajaran selain IPA untuk mengetahui tingkat

efektivitas multimedia pembelajaran pada mata pelajaran lain..

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Drs Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha yang telah banyak memberikan arahan, dan petunjuk dalam pelaksanaan penelitian.

2. Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., Kons., selaku Pembantu Dekan I yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian.

3. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang memberikan arahan dan petunjuk selama penelitian berlangsung.

4. Pembimbing I yaitu Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. yang telah membimbing, memberikan arahan, petunjuk, motivasi, semangat, masukan serta saran selama pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi ini.

5. Pembimbing II yaitu I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing, memberikan arahan, petunjuk, motivasi, semangat, masukan serta saran selama pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi ini.

6. Ahli desain dan media pembelajaran yaitu Dr. Desak Putu Parmiti, M.S. dan Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd. yang telah membantu memvalidasi multimedia yang dikembangkan.

7. Drs. I Gusti Agung Oka Yadnya, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 6 Singaraja yang telah memberikan izin penelitian pengembangan.

8. A. Ayu Komang Pramin, S.Pd.Bio, selaku guru mata pelajaran dan ahli isi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII.

9. Siswa kelas VIII B 2 SMP Negeri 6 Singaraja yang sudah ikut berpartisipasi terlibat dalam penelitian pengembangan ini.

10. Teman-teman mahasiswa Undiksha serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

(9)

9

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Alessi, S.M. & Trollip, S.R. (2001).

Multimedia for learning, methods and development. Massachutsetts: Allyn

and Bacon-A Pearson Education Company.

Anonim. 2009. "Pengertian Multimedia".

Tersedia pada

http://janiansyah.wordpress.com/20 09/05/15/pengertian-multimedia/ (diakses pada tanggal 29 Mei 2014). Gay, L.R. (1981). Educational research:

Competencies analysis and

application (2nd ed.) Ohio: Merril

Publising Co.

Koyan, I Wayan. 2011. Assesmen Dalam

Pendidikan. Singaraja: Undiksha

M. Suyanto. (2005). Multimedia: Alat untuk

meningkatkan keunggulan bersaing.

Yogyakarta: Percetakan Andi. Muchlisin. 2013. “Motivasi Belajar” Tersedia

pada: http://www.kajianpustaka.com /2013/04/ motivasi-belajar.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2014). Muliana. 2011. " Penelitian Pengembangan

(R & D) ". Tersedia pada

http://naturelovers-biomuli.blogspot.com/2012/04/meto de-penelitian-pengembangan.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2014). Newby, T.J. et al. (2000). Instructional

technology for teaching and learning. New Jersey: Prentice-Hall

Inc

Sardiman, A,M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.

Bandung:CV.ALFABETA.

Suartama, I Kadek. 2012. . Konsep Dasar Multimedia. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Suartama, I Kadek & I Komang Sudarma. 2007. Penelitian Pengembangan (Pengembangan compact disk (cd) ultimedia interaktif pada mata kuliah

media pembelajaran).

Singaraja:Maret

Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia

Interaktif dengan Flash. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Tegeh, I Made & I Made Kirna. 2010.

Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja:Undikssha.

Winarno, dkk. (2009). Tehnik evaluasi

multimedia pembelajaran: Panduan lengkap untuk para pendidik dan praktisi pendidikan. Genius Prima

Referensi

Dokumen terkait

I Nyoman Jampel, M.Pd., selaku rector Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk mengikuti Pendidikan di Program Studi Pendidikan

I Nyoman Jampel, M.Pd., Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan pada Prodi

Pendanaan untuk kegiatan rutin dan kegiatan pembangunan  di manca negara,  banyak  dilakukan  dengan  mengeluarkan  surat  utang  pemerintah.  Artinya 

1. I Nyoman Jampel, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha atas kebijakan serta program-program yang dilaksanakan di UNDIKSHA. I Ketut Gading,

Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pola pikir induktif, yaitu berusaha mendeskripsikan dan membahas

Namun penguasaan beliau terhadap berbagai sistem hisab di atas tidak diimbangi dengan pemahaman beliau dalam menentukan kriteria penentuan awal bulan kamariah, karena dari

berdasarkan ekonomi Islam, ayat-ayat ekonomi Islam dan berdasarkan hasil wawancara, pegadaian syariah Palu Plaza dalam hal tanggung jawab terhadap barang jaminan

Tujuan artikel yaitu untuk mengetahui gambaran pendapatan ijarah pada PT Bank BRI Syariah, mengetahui profitabilitas (Return On Asset) pada PT Bank BRI Syariah, dan