Nasional
Transformasi Digital RS Siloam Mengantisipasi Dampak Covid-19
Transformasi digital menjadi tak terelakkan bagi rumah sakit seiring turunnya kunjungan pasien selama pandemi corona.KATADATA | AGUNG SAMOSIR
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat takut mengunjungi fasilitas kesehatan dan rumah sakit (RS). Akibatnya, jumlah pasien RS pun turun signifikan. Sehingga, digitalisasi kini
menjadi kunci bagi Siloam Hospitals dalam mengembangkan layanannya.
Head of Strategy and Business Effectiveness Siloam Hospitals Charles Wonsono mengatakan bahwa menurut data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) pendapatan rumah sakit sepanjang pandemi turun hingga 50% karena baik pasien maupun dokter takut datang ke rumah sakit.
Digital health care pun semakin mendapatkan perhatian tinggi dari masyarakat. “Jadi mau tidak mau, offline player, provider jasa medis yang lahir fisik seperti Siloam mulai
implementasi berbagai inisiatif digital,” ujarnya pada Indonesia Digital Conference (IDC) 2020, Selasa (15/12).
Charles menjelaskan bahwa inisiatif yang dilakukan Siloam dimulai dari yang sederhana seperti tele-medicine, tele-consultation, pharmacy delivery, hingga yang lebih kompleks seperti home care atau perawatan di rumah dan instalasi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pelayanan pasien.
Siloam pun memiliki aplikasi digital, Siloam Apps. Melalui aplikasi ini pasien bisa melakukan pendaftara dan mencari informasi layanan rumah sakit, hingga melakukan pembayaran medical check-up.
Aplikasi ini pun dapat diintegrasikan dengan Google Fit dan Apple Health untuk memantau kondisi kesehatan penggunanya secara real time. Siloam juga memberika e-health certificate pemeriksaan Covid-19 yang dapat digunakan untuk perjalanan atau kembali bekerja.
Menurut Charles, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan entitas bisnis dalam melakukan transformasi digital. Seperti Siloam yang bekerja sama dengan Periksa.id, aplikasi symptom
checker berbasis AI, dan Covid-19 checker.
Sedangkan dalam upaya digitalisasi layanan home care, Siloam bekerja sama dengan aplikasi digital AIDO yang memungkinkan layanan rumah sakit dilakukan di rumah pasien.
Selain itu, Siloam juga mengembangkan layanan konsultasi via video dengan dokter
spesialis. Para dokter, ujar Charles, cukup cepat menangkap dan belajar fitur- fitur teknologi dalam praktiknya. “Para dokter sangat cepat belajar dan menggunakan alat digital dalam praktik mereka,” kata Charles.
Tak hanya Siloam, Charles menjelaskan bahwa banyak managemen rumah sakit yang sudah terekspos dengan digitalisasi hari ini. “Banyak sudah yang mulai menyadari potensi dari digitalisasi, dan banyak yang antusias untuk embrace dan implement digital technology”. Bersamaan dengan itu, platform layanan kesehatan daring yang sudah ada akan terus berkembang dan akan bertumbuh dengan sangat cepat. Bahkan, di awal pandemi salah satu portal daring layanan kesehatan, Alodokter mencatatkan kenaikan pengguna hingga 600%.
Pada akhirnya, sangat penting bagi rumah sakit dan layanan kesehatan daring untuk menciptakan suatu kolaborasi kreatif dan lebih dalam. Hal ini perlu ada untuk membentuk sebuah hybrid model, sehingga ekosistem layanan kesehatan digital yang kuat di Indonesia dapat terwujud.
“Dalam masa pandemi ini sebetulnya untuk mempercepat inovasi kita dan juga untuk mempercepat transformasi digital kita itu banyak kita cari partner-partner dan juga
kolaborasi dengan digital player, yang memang ini sudah jadi makanan sehari-hari mereka,” ujarnya.
Di samping itu, Charles mengatakan bahwa rumah sakit di Indonesia semestinya memenuhi standar minimum untuk beroperasi dan masyarakat tidak perlu khawatir untuk berobat langsung ke rumah sakit.
Penulis/penyumbang naskah: Ivan Jonathan (magang).
Editor: Happy Fajrian
Internasional
Keuntungan Politik Tiongkok dari Distribusi Vaksin Covid-19
Tiongkok ini mendapat sorotan dari beberapa pakar negara maju yang menganggap negara itu memiliki motif politik di balik distribusi vaksin ke negara berkembang.ANTARA FOTO/HO/SETPRES-MUCHLIS JR/WPA/HP
Petugas memindahkan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020).
Pemerintah Tiongkok menawarkan vaksin Covid-19 kepada negara-negara berkembang, di antaranya Indonesia. Sebanyak 1,2 juta vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech Ltd. tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12).
Selanjutnya, 1,8 juta dosis akan datang akhir Desember 2020. Indonesia juga menanti 45 juta bahan baku vaksin dari Tiongkok tahun depan.
Kehadiran Sinovac ini memberikan akses negara-negara berkembang untuk mendapatkan vaksin di tengah produksi vaksin dari perusahaan farmasi besar dunia yang dikuasai negara- negara maju terutama Amerika Serikat dan Eropa.
Meski begitu, langkah Tiongkok ini mendapat sorotan dari beberapa pakar yang menganggap negara itu memiliki motif politik di balik distribusi vaksin tersebut. Beijing dianggap bakal menikmati keuntungan diplomatis jangka panjang dari uluran tangan di tengah pandemi corona yang menginfeksi lebih dari 70 juta orang hingga Jumat (11/12).
Peneliti bidang kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR) AS, Huang Yanzhong, menyebut 'kebaikan' Tiongkok ini terkait dengan kepentingan Negara Panda
memulihkan reputasi mereka. Banyak negara yang marah karena Tiongkok dianggap sebagai negara asal sumber virus corona. “Tidak diragukan lagi, Tiongkok tengah mempraktekkan diplomasi vaksin dalam upaya memperbaiki citra diri yang rusak,” ujar Yanzhong dikutip dari Straitstimes, Kamis (10/12).
Tiongkok juga dianggap mendapat keuntungan dengan kenaikan kredibilitas perusahaan bioteknologi mereka bila vaksin berhasil bekerja dengan efektif. Selain itu, terutama di negara-negara Asia, Tiongkok memiliki kepentingan mengembangkan pengaruh global untuk memperlancar urusan geopolitik.
Saat ini, Tiongkok memiliki agenda regional yang berkaitan dengan akuisisi Laut China Selatan. Motif ini dianggap semakin terlihat ketika Tiongkok membuat perjanjian diplomasi vaksin untuk Malaysia dan Filipina. Sebelumnya, kedua negara ini mempermasalahkan ekspansi Tiongkok di Laut China Selatan.
“Diplomasi vaksin Tiongkok bukan dilakukan tanpa kondisi apapun,” ujar Ardhitya Eduard Yeremia dan Klaus Heinrich Raditio dalam tulisan yang diterbitkan Yusof Ishak institute di Singapura bulan edisi bulan ini.
Upaya Menggeser Peran Amerika Serikat
Melansir Politico, pada bulan Mei lalu Presiden Tiongkok Xi Jinping pernah mengatakan Tiongkok akan negara-negara berkembang dapat menggunakan vaksin buatan mereka. Jinping menyebut vaksin buatan mereka sebagai barang publik atau public goods. “Ketika sudah tersedia, vaksin Covid-19 yang dibuat dan diterbitkan Tiongkok akan dijadikan global public good. Vaksin ini akan menjadi kontribusi Tiongkok untuk
memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang,” kata Jiping.
Gagasan Xi Jinping mengenai vaksin yang mudah diakses masyarakat global merupakan narasi Tiongkok untuk memulihkan reputasi mereka.
“Ide bahwa vaksin buatan Tiongkok akan menjadi global public good sangat penting untuk Tiongkok, karena ini merupakan cara mereka melawan perang propaganda di pandemi ini,” ujar Maurício Santoro, seorang profesor di Universitas Negeri Rio de Janeiro.
Huang menyebut gerakan Xi Jinping untuk menjadikan vaksin corona sebagai public good seolah menempatkan Beijing sebagai negara terdepan dalam kesehatan publik. Upaya ini semacam 'fill in the gap' dari absennya Amerika dari aliansi global bersama 189 negara yang berjanji akan mendistribusikan vaksin secara adil lewat mekanisme COVAC.
Amerika yang merupakan kompetitor Tiongkok pun hanya fokus memproduksi vaksin untuk kepentingan dalam negeri. Jika Washington tetap menolak untuk bersaing, diperkirakan akan membuat negara tersebut kalah dalam perlombaan vaksin.
"Hal ini dapat membuat Tiongkok menang sebagai penguasa teknologi nomor satu di dunia, niat baik dari sekutu serta potensi sekutu baru, dan klaim yang sah atas kepemimpinan global,” ujar seorang periset medis Justin Stebbing, dikutip dari The Guardian.
Kepentingan Ekonomi dari Vaksin
Hingga pertengahan November, perusahaan vaksin asal Tiongkok yakni Sinovac dan Sinopharm telah melakukan pre-order kurang lebih 500 juta dosis vaksin. Vaksin tersebut dijual ke negara-negara yang sudah berpartisipasi dalam ujicoba, di antaranya adalah Brazil, Moroko, dan Indonesia.
Tiongkok terus memproduksi vaksin corona yang ditargetkan menghasilkan 1 miliar dosis tahun depan. Saat ini Sinovac masih menjalani proses uji coba fase ketiga.
Menurut perusahaan pialang asal Hongkong Essence Securities, jika Tiongkok berhasil mendapatkan 15% pasar bagi negara menengah ke bawah, negara tersebut berpeluang mendapat keuntungan bersih sekitar US$ 2,8 milyar dari penjualan vaksin.
Selain keuntungan penjualan, Tiongkok juga akan meminjamkan dana sebesar US$ 1 miliar ke negara-negara di Amerika Latin dan Karibia. Peminjaman ini dapat digunakan negara- negara tersebut untuk pembelian vaksin buatan Tiongkok sendiri.
Kirk Lancaster dari CFR menyebut langkah ini akan membuka peluang-peluang bisnis baru bagi perusahaan asal Tiongkok di negara-negara yang mendapatkan bantuan.
Namun, berbeda dengan vaksin buatan perusahaan farmasi dunia seperti Moderna,
AstraZeneca, dan Pfizer, perusahaan vaksin Tiongkok tak memberikan informasi mengenai tingkat efikasi dan efisiensinya.
Pemerintah Tiongkok yang menganut sistem komunis membuat mereka ‘alergi’ dengan pengawasan publik. “Kurangnya transparansi dalam sistem Tiongkok menyebabkan ribuan orang (di dalam negaranya) sudah menggunakan vaksin tanpa melihat data ujicoba yang relevan terlebih dahulu,” ujar Natasha Kassam, seorang analis kebijakan Tiongkok dari Lowy Institute, dikutip dari Straits Times.
Kekurangan data ini membuat pembeli perlu berhati-hati dan waspada. Apalagi, kata dia, perusahaan Tiongkok memiliki reputasi yang kurang baik lantaran menjual produk berkualitas buruk ke beberapa negara Eropa dan Asia pada masa awal pandemi.
Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan
Editor: Yuliawati
SOROT : Krisis Virus Corona
Jumlah Tes Covid-19 di 16 Provinsi Pernah Mencapai Standar WHO
Jumlah penduduk yang berbeda di tiap provinsi menyebabkan pencapaian tes Covid-19 juga tak seragam.123RF.COM
Ilustrasi, peneliti melakukan riset di laboratorium. Jumlah tes Covid-19 di Indonesia belum mencapai target WHO.
Satgas Penanganan Covid-19 menyebut ada 16 provinsi yang mampu mencapai jumlah tes polymerase chain reaction (PCR) sesuai standar WHO. Adapun standar tes yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia itu mencapai 1.000 per 1 juta penduduk per pekan.
Dari 16 provinsi tersebut, ada tiga provinsi yang mampu mencapai target WHO dalam lima pekan berturut-turut, yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Papua. Sedangkan 13 provinsi lainnya pernah mencapai angka tes WHO minimal dalam satu pekan, seperti Riau, Papua Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, dan Yogyakarta.
Kemudian, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Banten, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Sedangkan 18 provinsi lainnya belum pernah mencapai target WHO.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, dr.Dewi Nur Aisyah,
mengatakan pencapaian tiap provinsi berbeda-beda karena jumlah penduduknya pun berbeda. Misalnya DKI Jakarta yang hanya memiliki 10 juta penduduk, sehingga jumlah tes yang harus dilaksanakan hanya mencapai 10.000.
Dengan jumlah penduduk yang berbeda, upaya pelacakan di tiap provinsi pun tak sama. “Tracing di lapangan juga ada yang effort-nya bisa empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang jumlah targetnya hanya 5.000 atau 10.000 saja,” ujar Dewi dalam acara "Covid-19 Dalam Angka: Update Testing Di Indonesia", Rabu (2/12).
Secara nasional, jumlah tes di Indonesia hanya sebesar 90,64% dari target tes sebanyak 267 ribu per pekan. Hal itu dihitung berdasarkan jumlah penduduk Indoensia yang mencapai 267 juta jiwa.
Dewi menyebut ada lima tantangan besar dalam pemerataan jumlah testing di seluruh provinsi. Seperti jumlah laboratorium dan sumber daya manusia yang terbatas yang tak sebanding dengan jumlah penduduk. “Ini merupakan tantangan untuk negara yang besar,” ujar Dewi.
Dewi menjelaskan bahwa banyak laboran yang sebenarnya sudah bekerja di laboratorium, tetapi belum pernah menguji virus corona. Satgas pun menyediakan pelatihan untuk laboran agar memiliki keterampilan yang mumpuni dalam memeriksa penyakit infeksi seperti Covid- 19.
Meski begitu, pelatihan untuk laboran tidaklah mudah, karena virus infeksi membutuhkan
hilir seperti pengambilan sampel, pemindahan sampel (transportasi), penyimpanan, hingga pemeriksaan.
“Saya juga menemukan sample di laboratorium sudah dalam keadaan kering, dalam kondisinya rusak. Artinya pengambilannya atau transportasinya bermasalah.
Penyimpananannya harus dalam suhu yang seperti apa, ini juga akan berpengaruh,” kata dia. Selain itu, ada kendala operasional laboratorium. Itu lantaran tidak semua laboratorium milik pemerintah yang bisa bekerja 24 jam.
Ada pula laboratorium swasta yang jam operasional terbatas. Dengan kondisi itu, Dewi meminta pemerintah daerah memberikan insentif bagi tenaga kerja laboratorium yang bertugas di luar jam kerja.
Di sisi lain, jumlah pelacakan yang masih terbatas membuat jumlah sample yang harus dites sedikit. Ditambah dengan peralatan yang berbeda di setiap laboratorium.
Menurut Dewi, ada laboratorium yang menggunakan closed system, yakni harus satu merek antara alat dan reagen. Ada pula laboratorium yang menggunakan open system, yakni beragam merek untuk memeriksa spesimen.
Dengan kondisi tersebut, Dewi menyebut peran pemerintah daerah menjadi sangat vital terutama dalam jumlah tes dan pelacakan. Selain itu, pemerintah daerah juga harus melibatkan laboratorium swasta dan mengatur jam operasionalnya agar jumlah tes terus meningkat.
(Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan Irawan)
Editor: Febrina Ratna Iskana
Manajemen
Transformasi Bisnis Media di Era Digital Terus Bergulir
Banyak media online harus berebut iklan dengan perusahaan besar, seperti Google, Facebook, Youtube.123RF/ THEROMB
Ilustrasi. Media cetak mengalami disrupsi perubahan teknolog.
Bisnis media cetak sejak beberapa tahun terakhir berubah mengikuti tren teknologi digital.
Terjadi fenomena global media cetak beralih ke platform digital karena mengikuti tren perubahan pola konsumsi pembaca.
Koran Tempo, media yang baru-baru ini mengumumkan transformasi bisnisnya ke format digital dan menghentikan versi cetak per Januari 2021. Koran Tempo beralih sepenuhnya ke platform digital karena mengikuti perubahan pembaca yang lebih banyak mengakses versi e- paper dibandingkan koran kertas.
Di masa pandemi ketika aktivitas masyarakat terbatas, pilihan menggunakan smartphone atau gawai lainnya semakin tinggi. "Ini yang menjadi pertimbangan untuk memulai menyajikan berita Koran Tempo secara digital sepenuhnya," kata Direktur Pengembangan Bisnis Tempo Tomi Aryanto kepada katadata.co.id, Selasa (8/12).
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), masyarakat Indonesia cenderung
dalam jaringan (daring) menjadi opsi selanjutnya mendapat informasi yang dapat diakses. Berikut grafik dalam Databoks:
omi mengatakan perubahan hanyalah dalam bentuk platform, tak mengubah strategi penyajian konten media. Dia menyebutkan Koran Tempo tetap hadir dengan kualitas jurnalistik dan kekhasan liputannya. "Sehingga kami tetap akan melayani publik dengan kualitas yang tidak menurun atau bahkan kami perbaiki dari waktu ke waktu," kata Tomi. Platform digital ini memiliki beberapa keunggulan seperti dapat menyajikan konten-konten yang tidak bisa dimunculkan pada produk cetak, misalnya video.
Selain itu, transformasi digital tersebut lebih efisien karena memangkas biaya produksi terutama dari segi biaya percetakan maupun pembelian kertas. “Media cetak butuh kertas, biaya cetak, lalu distribusi yang manual dan pengiriman konvensional, itu biayanya cukup besar dalam struktur biaya,” ujarnya.
Perubahan Koran Tempo ini bukanlah yang pertama. Media yang didirikan sejak 2001 ini pernah menghentikan distribusi edisi cetak di beberapa daerah pada 1 Juli 2017. Ketika itu Koran Tempo menggantikan dengan e-paper yakni versi digital dengan konten yang sama dengan edisi cetak.
Berdasarkan riset AC Nielsen, saat ini pembaca media online digital sudah lebih banyak ketimbang media cetak. Sejak empat tahun terakhir, jumlah pembeli koran terus merosot seorong anggapan masyarakat bahwa informasi seharusnya diperoleh secara gratis.
Data Nielsen pada Agustus lalu menyebutkan jumlah pembaca media online mencapai hingga 6 juta orang, sedangkan pembaca media cetak yang hanya sebanyak 4,5 juta orang.
Saat ini, media cetak hanya menjadi pilihan kelima masyarakat untuk mendapatkan informasi dengan penetrasi sebesar 8%. "Urutan pertama ditempati televisi dengan 96%, diikuti papan iklan di jalanan 52%, penggunaan internet sebesar 43% dan radio sebanyak 37%," kata Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina.
Alasan Media Pertahankan Versi Cetak
Meski pembaca media versi cetak makin berkurang, ada beberapa alasan perusahaan mempertahankan media cetak.
Berbeda dengan Koran Tempo, Majalah Tempo versi cetak terus dipertahankan di samping Tempo terus mengembangkan versi digitalnya. Berbeda dengan koran yang lebih banyak dikonsumsi generasi muda dan digital native, segmentasi pembaca majalah merupakan kalangan yang senior. "Produk ini memang ditujukkan untuk memfasilitasi pembaca yang belum nyaman beradaptasi dengan perangkat digital," kata Tomi.
Media lain yang mempertahankan versi cetak yakni Republika. Selain memproduksi koran cetak, Republika juga mengembangkan outlet online dan e-paper. Perusahaan
mempertahankan koran cetak karena hingga saat ini memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan.
“Dari total revenue yang kami peroleh, pendapatan dari (platform) digital itu sekitar 15% atau maksimal 20%, sisanya masih dari platform cetak yang kami punya,” ujar Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi kepada katadata.co.id.
Irfan mengatakan hasil penjualan produk cetak Republika saat ini sudah dapat menutup ongkos produksi. “Jadi ibaratnya kami cetak koran tanpa ada iklannya, kami masih bisa menikmati keuntungan,” katanya.
Dengan kondisi ini, kata Irfan, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk menghentikan produksi surat kabar cetak. Meskipun terjadi penurunan oplah cetak, tetapi tidak terlampau drastis akibat loyalitas pembaca berlangganan di tengah tren digitalisasi.
Republika pun tak abai dengan tren digitalisasi. Perusahaan ini mengembangkan platform online yang terus mengalami peningkatan pengguna. "Kami terapkan mindset untuk tidak fanatik pada platform. Sehingga orang tidak kemudian mendikotomi online dan koran," katanya.
Saat ini, beberapa media massa di Indonesia yang masih mempertahankan versi cetak di antaranya Harian Kompas, Media Indonesia, Koran Seputar Indonesia (Sindo) dan Bisnis Indonesia.
Sedangkan beberapa media lain yang sempat memiliki versi cetak, namun kemudian tutup di antaranya Jakarta Globe, Sinar Harapan, Tabloid BOLA, Majalah Fortune, Majalah Hai, Kawanku dan sebagainya. Sebagian dari media tersebut kini beralih ke versi online.
Transformasi Perlu Dibarengi Inovasi
Pengamat media dan dosen Universitas Multimedia Nusantara Ignatius Haryanto, mengatakan, disrupsi digital di bisnis media massa memang tak terhindarkan. Sehingga, keputusan media sepenuhnya bertransformasi ke platform digital bisa dimaklumi.
Hanya saja, transformasi ini menurutnya harus diikuti dengan inovasi dan menjaga kualitas konten. Apalagi tantangan dari industri media digital yakni pemasukan dari iklan yang umumnya tak sebesar media cetak.
Kompetisi mendapatkan ceruk iklan lebih sulit karena bersaing dengan perusahaan teknologi global. "Persaingannya berat dan banyak media online harus berkompetisi merebut iklan dengan perusahaan besar seperti Google, Facebook, Youtube dan sebagainya," kata Ignatius kepada katadata.co.id.
Pendapatan industri penerbit koran secara global masih minus sejak 2015. Riset
PricewaterhouseCoopers (PwC) sebelumnya menunjukkan penurunan terbesar terjadi pada 2017 sebesar 4,4%. Pada 2019, PwC memperkirakan penurunan pendapatan penerbit koran berkurang menjadi 2,9%.
Fenomena ini memaksa penerbit koran dan majalah mempertimbangkan model bisnis baru. Sejumlah media cetak tengah sudah mulai beralih dan menikmati peningkatan konsumsi digital di seluruh kawasan.
Sirkulasi koran digital meningkat, pendapatannya secara tahunan masih tumbuh meski melambat. Riset PwC menyarankan salah satu solusi dengan strategi pembayaran digital, termasuk keanggotaan dan donasi.
Media bisnis asal Amerika Serikat (AS) The Wall Street Journal (WSJ) misalnya, yang di awal tahun ini berhasil menggaet 2 juta pelanggan digital. WSJ menyusul kesuksesan The New York Times yang memiliki 5,2 juta pelanggan untuk media cetak dan digital, dengan 3,42 juta merupakan pelanggan berita digital hingga akhir 2019. Lewat model bisnis media online berbayar, WSJ memperoleh kenaikan jumlah pelanggan sebesar 13% pada kuartal keempat tahun lalu.
Reporter/ Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan.
Editor: Ekarina
Merek
Ramuan Bisnis ala Martha Tilaar Hadapi Gempuran Kosmetik Korea
Selatan
Produk kecantikan Indonesia milik Martha Tilaar dinilai memiliki keunikan dan keunggulan kompetitif yang membuatnya bertahan dari serbuan produk impor.
MARTHA TILAAR GROUP / INSTAGRAM
Ilustrasi produk Martha Tilaar. Penjualan kosmetik dan kecantikan turun selama pandemi corona.
Pandemi corona membuat bisnis kosmetik menurun drastis hingga membuat level kompetisi
semakin ketat baik dengan pemain lokal, maupun asing seperti produk kosmetik Korea Selatan. PT Martha Tilaar Group mengungkap beberapa strategi agar produk perusahaan tetap diminati dan sesuai selera pasar.
CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar menyatakan, budaya Kpop menghantam produk kecantikan lokal. Sebagian besar konsumen saat ini memiliki preferensi kecantikan seperti orang Korea.
Meski demikian, produk kecantikan Indonesia milik Martha Tilaar dinilai memiliki keunikan dan keunggulan kompetitif yang membuatnya bertahan dari serbuan produk impor.
“Kami harus konsisten, bagaimana kita (Martha Tilaar Group) tetap relevan kepada younger
audiens dengan berbagai inovasi yang menonjolkan keunikan produk Indonesia," ujarnya
dalam webinar Indonesia Industry Outlook 2021 bertajuk Competing in the New Beauty
Keunikan produk yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan memproduksi kosmetik dengan penggunaan bahan-bahan lokal, sumber daya dan mengangkat budaya Indonesia. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan keterkaitan produk dengan konsumen Indonesia.
Perusahaan yang telah berdiri selama 50 tahun ini menyatakan memakai bahan organik dari tanaman asli dalam negeri. Bahan-bahan ini menurutnya telah diteliti dan dikembangkan di laboratorium konservasi perusahaan.
Tak hanya di Indonesia, bahan-bahan herbal ini bahkan digunakan lebih dari 230 negara sebagai bahan dasar kosmetik.
Salah satunya adalah tanaman pegagan. Kilala menyatakan, tanaman ini sudah digunakan sejak zaman nenek moyang untuk membunuh bakteri jerawat. Bahan ini pun sudah
digunakan Martha Tilaar jauh sebelum produk skincare asal Korea Selatan terkenal dengan kandungan cica atau centella asiatica.
Tak hanya itu, menurutnya tak semua produk Korea Selatan bisa cocok untuk konsumen Indonesi lantaran ada perbedaan musim yang bisa mempengaruhi kondisi kulit pengguna. “Misalnya, kalau konsumen pakai formula yang terlalu oily, dengan kelembaban 70% dan suhu 35 derajat sepanjang tahun ini pasti tidak akan cocok dengan kulit (masyarakat) Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, warna kosmetik Negeri Ginseng juga belum tentu cocok dengan kulit Indonesia karena memiliki melanin kulit yang berbeda.
Kalila menyatakan industri kosmetik tahun ini sangat menantang. Laporan McKinsey menyebutkan, pertumbuhan industri kosmetik dan kecantikan tahun ini menurun 35% secara global.
Penurunan tersebut dialami produk kosmetik dekoratif seperti lipstik, blush on dan lainnya. Meski demikian, Martha Tilaar memiliki produk yang penjualan naik di masa pandemi seperti lulur dan masker karena banyak masyarakat kini melakukan perawatan kecantikan di rumah.
Riset Inventure dan Alvara menunjukkan, 70,5% dari 629 responden yang disurvei menyatakan masih khawatir pergi ke salon dan melakukan treatment kecantikan.
Untuk membuat bisnisnya tetap bertahan, perusahaan pun memutar produksinya ke varian produk non-kecantikan yang sedang banyak dibutuhkan masyarakat, seperti seperti jamu, hand sanitizer hingga obat pel.
Namun, produksi ini tidak sendirian melainkan berkolaborasi dengan beberapa brand besar lain, salah satunya Antis.
Pandemi juga menjadikan perusahaan menahan ekspansi dan memprioritaskan investasi terhadap 11 brand yang mereka miliki saat ini.
Kaum Hawa Cemaskan Kenaikan Harga Kosmetik Impor (Antara Foto /Oky Lukmansyah)
"Dari 11 brand kita harus pilih mana yang mau diinvestasikan dan memiliki peluang lebih besar. Alokasi sumber daya harus tepat supaya tumbuh menjadi success faktor," katanya.
Berikutnya strategi inovasi sesuai dengan keinginan pasar. Lalu pergeseran pemasaran ke channel digital. Ketika mal dan pertokoan tutup, penjualan online berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perseroan. Ke depan, saluran promosi dan pemasaran ini menurutnya akan terus dikembangkan, baik melalui marketplace, Instagram atau Tiktok.
Menurut data BPS, pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional, termasuk sektor kosmetik mencatat pertumbuhan sebesar 5,59% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, kelompok manufaktur ini mampu mengekspor sebesar US$ 317 juta pada semester I- 2020 atau naik 15,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (2015-2035) bahkan ikut memasukan industri farmasi, bahan farmasi, dan kosmetik sebagai salah satu sektor andalan yang
mendapatkan prioritas pengembangan. Sektor tersebut juga berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara penghasil produk jamu dan kosmetik berbahan alami lain seperti Tiongkok, Malaysia dan Thailand.
Terlebih, Indonesia memiliki potensi tanaman obat yang banyak tumbuh di berbagai wilayah dengan jumlah sekitar 30.000 spesies dari 40.000 spesies tanaman obat di dunia. "Ini sangat prospektif untuk dikembangkan karena kebutuhan yang cukup potensial di pasar lokal maupun global,” katanya.
Reporter/ Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan (Magang)
Editor: Ekarina
Nasional
Pariwisata Diramal Baru Mulai Bangkit Mei 2021, Tergantung Dua Faktor
Wisatawan mancanegara diperkirakan akan kembali datang ke Indonesia setelah Mei 2021. Namun wisatawan domestik akan jadi andalan pemulihan pariwisata.ANTARA FOTO/KORNELIS KAHA
Sejumlah kapal wisata jenis pinisi berlabuh di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Selasa (22/1/2020). Presiden Joko Widodo menetapkan Labuan Bajo akan menjadi lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 2023 mendatang dan ASEAN Summit.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi sektor pariwisata akan mulai pulih setelah Mei 2021. Pemulihan salah satunya akan didorong oleh mulai datangnya wisatawan mancanegara (wisman). Sehingga ekonomi di tujuan wisata seperti Bali, Lombok, serta pulau dan kota lainnya yang mengandalkan wisman akan terdorong.
Perwakilan Bidang Pelatihan SDM PHRI Alexander Nayoan mengatakan peningkatan kunjungan wisman tersebut belum akan menyamai angka kunjungan sebelum pandemi di 2019, namun akan lebih baik dibandingkan tahun ini.
“Perkiraan kami semua border di negara-negara lain sudah mulai dibuka setelah bulan Mei 2021. Mulai ada peningkatan, tapi baru akan pulih ke posisi sebelum pandemi baru pada 2022,” ujarnya pada sebuah webinar Markplus Conference 2021, Kamis (10/12).
Meski demikian, lanjut Alexander, hal ini akan sangat bergantung pada dua kondisi. Pertama, negara-negara sudah mengizinkan warganya bepergian ke luar negeri. Kedua, masih
Menurutnya, suatu negara bisa saja menginginkan perputaran uang lebih dulu meningkat di negaranya sendiri sebelum mengizinkan warganya spending ke negara lain. “Spending ke negara lain bisa terjadi jika perputaran uang di negara asalnya sudah berlebih,” ujarnya. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terpukul pandemi Covid-19. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Januari hingga Oktober tahun ini hanya ada 3,72 juta kunjungan wisman, jauh di bawah periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 13,45 juta kunjungan.
Sepinya kunjungan wisman sangat dirasakan hotel-hotel di Bali. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di bali menyentuh level terendahnya pada Juni hingga Oktober. Pada Oktober TPK hotel-hotel di Bali hanya menyentuh angka 9,53%.
Penurunan kunjungan wisman tersebut membuat Indonesia kehilangan devisa sebesar US$ 15 miliar, menurut perhitungan Kemenparekraf.
Insentif Sektor Pariwisata
Untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata, pemerintah pun memberikan insentif yang sudah dicarikan secara bertahap.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Dr. Hari Santosa Sungkari menyebut ada program stimulus pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun yang akan diberikan ke pemerintah daerah. Stimulus ini dipergunakan untuk membenahi hotel dan restoran.
“Setelah diseleksi ada 101 kabupaten/kota seluruh Indonesia yang akan mendapatkan
stimulus berdasarkan porsi PAD pariwisata terhadap total PAD. Yang dapat hibah pariwisata ini adalah yang pendapatan asli pariwisatanya 15% ke atas,” ujarnya.
Hari mengatakan bahwa dana sudah mulai didistribusikan ke daerah. Bahkan, saat ini sedang tahap pencairan kedua hingga tutup tahun. Databoks berikut adalah rincian anggaran
Adapun sebagian besar stimulus tersebut sekitar 70% akan diberikan kepada hotel dan restoran untuk mengganjal cash flow, dan sisanya 30% akan diberikan kepada pemerintah kabupaten/kot untuk memonitor pelaksanaan stimulus tersebut dan menyediakan amenitas di fasilitas publik.
Selain stimulus, pemerintah juga tengah menyiapkan skema travel bubble untuk menarik kunjungan wisman. Sebagai informasi, travel bubble adalah pembukaan zona batas lintas negara yang memungkinkan warganya bepergian asal tidak melampaui area yang sudah ditetapkan.
Beberapa negara sasaran untuk membuat travel bubble adalah Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. Hari berharap travel buble ini dapat membuat destinasi wisata yang bergantung pada wisatawan asing dapat rebound pada 2021.
Wisatawan Domestik Jadi Penyelamat
Untuk menangkap potensi kebangkitan sektor pariwisata, salah satu tujuan wisata Bali baru di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Barat, terus berbenah untuk kembali menyambut kunjungan wisman.
Direktur Utama Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina menjelaskan, beberapa persiapan tersebut di antaranya membangun waterfront terbesar di Asia Tenggara, dek-dek untuk melihat matahari terbenam, pemindahan pelabuhan peti kemas.
Kemudian memindahkan utilitas ke bawah tanah, dan juga menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability) untuk tiap destinasi wisatanya.
Shana memaparkan pada September 2019 pengunjung Labuan Bajo berkisar di angka 160 ribu orang.
Namun jumlah tersebut anjlok menjadi hanya 30 ribu pengunjung pada September tahun ini. Jumlah tersebut merupakan paduan antara wisatawan domestik dan mancanegara. Namun Alexander juga mengatakan bahwa hotel-hotel di perkotaan akan lebih cepat pulih
dibandingkan hotel yang mengandalkan wisman.
Hari pun sepakat dengan Alexander. Menurutnya pemulihan sektor pariwisata akan lebih didorong oleh wisatawan domestik ketimbang wisman. “Kunjungan wisatawan domestik pada 2019 tercatat 190 juta, kunjungan akan kembali ke angka itu di 2021, ini akan lebih cepat,” ujarnya.
Hari menyontohkan kunjungannya ke Labuan Bajo yang sudah mulai didatangi para
penyelam. Ia mengatakan bahwa jumlah kapal yang tersedia untuk menyelam habis dipesan. Sebab, peningkatan wisatawan domestik sangat dipengaruhi oleh libur panjang. Hal tersebut terlihat dari kenaikan signifikan TPK Bali yang meningkat nyaris 200% pada bulan
September hingga Oktober 2020. “Beberapa hotel sudah penuh reservasinya untuk akhir tahun,” kata dia.
Reporter/penyumbang bahan: Ivan Jonathan (magang).
Editor: Happy Fajrian #Pariwisata #Perhotelan
SOROT : Krisis Virus Corona
Tips Berlibur Aman dari Covid-19 Saat Natal dan Tahun Baru
Satgas Covid-19 mengimbau masyarakat tetap di rumah. Jika harus pergi berlibur, masyarakat wajib menerapkan protokol 3M.ANTARA FOTO/FAUZAN/FOC.
Calon penumpang mengantre untuk check in di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (17/12/2020). Pemerintah mewajibkan masyarakat mematuhi protokol kesehatan 3M jika pergi berlibur pada Natal dan Tahun Baru.
Pemerintah terus mendorong masyarakat tetap di rumah saat libur akhir tahun. Namun banyak masyarakat yang tetap merencanakan perjalanan wisata demi melepas kejenuhan selama pandemi.
Hal itu sebenarnya berisiko meningkatkan kasus Covid-19. Dengan kondisi tersebut, Ketua Sub Bidang Tracing Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Kusmedi Priharto mengajak masyarakat yang akan pergi berekreasi untuk selalu mematuhi protokol 3M, yaitu
menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal itu menjadi penting sebagai upaya memutus rantai penularan virus corona.
“Kalau masyarakat patuh dengan ini, pasti bisa terjaga,”ujar pria yang akrab disapa Dokter Kus pada Katadata Forum Virtual Series bertajuk Mencegah Klaster Libur Akhir Tahun, Jumat (18/12).
Dia pun membedah satu per satu pentingnya protokol 3M. Salah satunya menggunakan masker. Menurut dia, menggunakan masker saja bisa menekan risiko penularan yang cukup signifikan.
Kusmedi mencontohkan, apabila terdapat seseorang yang sakit dan seorang lainnya sehat, resiko tertular hanya sebesar 1,5% jika keduanya menggunakan masker. Namun perlu dicatat juga bahwa masker yang digunakan harus masker dengan standar yang baik.
Adapun masker yang dianjurkan Satgas Penanganan Covid-19 seperti masker N95, masker KN95, masker bedah, masker tiga lapis, dan masker sekali pakai. “Bukan masker abal-abal atau masker yang hanya satu lapis dan sebagainya,” ujarnya.
Selain jenis masker, Kusmedi mengimbau masyarakat tidak sembarang membuka masker, terutama di tengah keramaian. Salah satu implementasinya yaitu tidak makan dan minum selama di perjalanan jika menggunakan kendaraan umum.
Terkait hal tersebut, Satgas Covid-19 telah mengingatkan perusahaan transportasi untuk tidak memberikan makan dalam perjalanan, terutama di kereta dan pesawat terbang. Hal itu untuk menghindari seseorang yang berangkat dengan hasil negatif Covid-19, harus tiba di tempat tujuan dengan kondisi positif.
“Memang tidak enak menggunakan masker, tetapi lebih tidak enak lagi kalau sampai sakit," kata Kusmedi.
Setelah penggunaan masker, masyarakat diminta menjaga jarak saat berlibur.
Bahkan, menurut Kusmedi, masyarakat tetap harus menghindari kontak fisik selama berlibur seperti memeluk atau berdekatan. Bahkan, dia menyarankan masyarakat tidak mengunjungi kerakat atau keluarga. Pasalnya, banyak orang yang tak terdeteksi terjangkit Covid-19 karena tidak memiliki gejala.
Dengan kondisi tersebut, penularan dari orang tanpa gejala cukup besar. Apalagi virus corona ditularkan melalui percikan virus dari cairan yang keluar dari mulut atau hidung (droplet) yang dapat menulari sesorang dengan ajrak kurang dari satu meter.
“Kalau seseorang batuk itu bisa lebih jauh lagi dari itu. Bahkan, ada yang bilang kalau bersin itu bisa sampai enam meter,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya menjaga jarak dengan orang lain. Terakhir, protokol kesehatan berupa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Hal itu berhubungan dengan droplet yang bisa bertransmisi ketika menempel pada permukaan barang. Itu sebabnya masyarakat dianjurkan untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau hand sanitizer.
Pasalnya, tangan yang kotor bisa mentransmisi virus corona. Terlebih lagi, manusia sering menyentuh muka dengan tangan.
“Kita suka memegang mata, hidung, mulut. Tempat masuknya kuman itu dari situ semuanya. Sehingga kalau tangan kita jail pegang sana-sini ,kemudian tidak sengaja memegang muka, virus bisa masuk,” ujarnya.
Di sisi lain, virus memiliki lapisan yang tipis dan mudah hancur apabila masyarakat sering mencuci tangan menggunakan sabun. Dengan fakta tersebut, Satgas berharap masyaraka tidak lupa untuk mencuci tangan saat berwisata ke objek wisata.
Selain 3M, masyarakat juga diminta untuk melaksanakan tes antigen sebelum bepergian. Hal itu untuk memastikan kondisi masyarakat dala kondisi sehat dan tidak berpotensi memperluas penularan virus corona. Jika seluruh protokol kesehatan itu dilaksanakan dengan baik, Satgas berharap libur panjang akhir tahun tidak menimbulkan lonjakan kasus.
(Penyumbang bahan: Ivan Jonathan)
Editor: Febrina Ratna Iskana
SOROT : Krisis Virus Corona
Garuda Pakai HEPA Filter & Tes Kru Kabin Demi Cegah Corona di
Pesawat
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra berharap penerapan protokol kesehatan yang ketat dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk kembali menggunakan pesawat.
ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL/AWW.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kedua kanan) berfoto bersama kru usai meluncurkan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/10/2020). Irfan mengatakan Garuda indonesia menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah Covid-19.
Pandemi corona telah memukul bisnis Garuda Indonesia. Pasalnya, banyak orang tak lagi
merasa aman untuk bepergian menggunakan pesawat.
Hal itu sesuai dengan riset internal Garuda Indonesia yang menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya ingin menggunakan pesawat, tetapi menahan diri karena alasan keamanan dan kenyamanan. Dengan kondisi tersebut, Garuda Indonesia berusaha memperketat protokol kesehatan agar penumpang merasa lebih aman.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan salah satu implementasi protokol kesehatan yaitu pemasangan HEPA filter di seluruh pesawat Garuda Indonesia dan Citilink. Dengan alat tersebut, sirkulasi udara di pesawat menjadi lebih bersih karena disaring setiap 2-3 menit sekali.
“Dengan Hepa filter, sirkulasi udaranya menjadi vertikal dan alat tersebut bisa mematikan kuman-kuman dan bakteri,” ujar Irfan dalam acara "Industri Penerbangan Bisa Bernapas Lagi" yang diselenggarakan Katadata Indonesia pada Kamis (26/11).
Selain itu, Garuda Indonesia selalu disinfeksi seluruh pesawatnya setiap selesai penerbangan. Kemudian, seluruh awak kabin yang akan bertugas harus melaksanakan rapid test terlebih dahulu untuk memastikan kesehatan mereka.
“Dipastikan rapid test-nya non-reaktif sebelum naik ke pesawat, dan kalau reaktif kami ganti dengan awak kabin yang lain," kata dia.
(Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan Irawan)
Garuda Indonesia juga menerapkan protokol jaga jarak. Untuk kelas ekonomi, kursi tengah dari tiap baris dikosongkan. Sedangkan kelas bisnis hanya boleh di isi satu orang dari dua kursi dalam satu baris. Namun, penerapan jaga jarak tidak dilakukan jika penumpang merupakan satu keluarga dengan alamat yang sama.
Untuk para penumpang, maskapai pelat merah itu mewajibkan penggunaan masker selama di pesawat. Pihaknya tak akan segan menegur penumpang yang tidak menggunakan masker. "Kadang ada penumpang yang tidak terima waktu kami ingatkan pakai masker. Namun, awak kabin kami tetap ngotot ingatkan karena pakai masker itu kan bukan untuk si pemakai masker saja, tetapi untuk yang lain juga,” ujar Irfan.
Konsekuensi dari kebijakan tersebut yaitu tidak adanya layanan makanan agar penumpang tidak membuka maskernya. Selain itu, layanan bahan bacaan berupa koran atau majalah juga ditiadakan agar tidak terjadi penularan virus corona antar penumpang.
Dengan seluruh protokol tersebut, Irfan berharap masyarakat bisa merasa aman dan kembali menggunakan maskapai Garuda Indonesia untuk bepergian. Sehingga bisnis perusahaan dapat pulih kembali.
Pasalnya, bisnis maskapai penerbangan itu terpuruk sejak pandemi. Perusahaan biasanya bisa mengoperasikan sekitar 500 pesawat setiap hari. Namun, saat ini hanya bisa mengoperasikan 20-30 pesawat per hari.
Editor: Febrina Ratna Iskana
#Garuda Indonesia #Covid-19 #Virus Corona #Pandemi Corona #Pandemi #Jakarta #Gerakan 3M
Manajemen
Permintaan Melandai, Produsen Sepeda Element Fokus Dekati Komunitas
Sepeda kini dinilai mengalami perluasan fungsi sebagai alat transportasi, terlebih di masa pandemi.ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA/FOC.
Warga bersepeda di jalur khusus untuk sepeda di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/7/2020). Pemerintah Kota Bogor berencana akan menambah dan memperluas jalur khusus bagi sepeda, yang saat ini memiliki panjang empat kilometer dan jalur sepeda yang berdampingan dengan jalur pedestrian itu berada di sepanjang jalur Sistem Satu Arah (SSA) yang melingkari Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor.
Tren gowes diprediksi tetap booming tahun depan seiring perubahan gaya hidup masyarakat selama pandemi corona. Produsen sepeda Element memperkirakan permintaan sepeda bisa tumbuh mencapai 30-40% tahun depan.
Meski begitu, pertumbuhan permintaan tersebut melandai dibandingkan 2019 dan 2020 yang bisa mencapai hingga 200%. Ini dikarenakan kepemilikan sepeda di masyarakat mulai meningkat.
CEO PT Roda Maju Bahagia (RMB), Hendra mengatakan, secara keseluruhan pertumbuhan industri sepeda masih cukup baik tahun depan. "Sepeda di 2021 over all masih okelah, cuma memang tak setinggi 2020," ujarnya dalam webinar Indonesia Industry Outlook 2021: The Bicycle Boom: Big Opportunity, Big Profit, Jumat (7/11).
Dari sisi regulasi, industri dalam negeri menurutnya didukung oleh aturan pembatasan impor sepeda melalui Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 Tahun 2020.
Sementara di daerah, mulai banyak fasilitas khusus jalur pesepeda seperti di Jakarta dan Semarang. Bahkan, untuk sepeda lipat diperbolehkan masuk ke dalam kereta dan moda raya terpadu (MRT).
Sepeda kini dinilai mengalami perluasan fungsi sebagai alat transportasi, terlebih di masa pandemi. Ketika banyak orang takut menggunakan kendaraan umum, alat ini diandalkan untuk mendukung kegiatan mobilitas, seperti untuk bekerja atau bike to work.
Tak hanya itu, sepeda juga dianggap sebagai barang koleksi. Sehingga konsumen biasanya menginginkan model serta karakteristik yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut menurutnya bisa menciptakan peluang permintaan baru.
Perubahan gaya hidup masyarakat seperti tren gowes dengan jarak 50 kilometer, bersepeda sambil travelling, sport tourism yang tengah marak di kalangan komunitas pun tak luput dari bidikannya.
Oleh karena itu, guna meningkatkan basis pelanggan, Element bakal terus berkolaborasi. Kerja sama tersebut dilakukan secara terbuka dengan semua pihak, baik artis, industri film, brand lokal. Terbaru, pihaknya tengah kolaborasi dengan perusahaan teh kemasan serta Kementerian Pariwisata di awal 2021.
Komunitas dianggap penting bagi bisnis perusahaan. Selain menyumbang penjualan serta branding produk, dari kelompok ini mereka bisa memperoleh masukan mengenai kualitas maupun pengembangan produk ke depan.
Kelangkaan Suku Cadang
Di tengah permintaan yang meningkat, industri sepeda menghapi tantangan produksi berupa kelangkaan suku cadang. Kelangkaan tersebut bahan menurut Hendra dialami seluruh produsen sepeda dunia.
Kebutuhan suku cadang sepeda dalam negeri saat ini 60-70% berasal dari impor. Permintaan suku cadang serentak dari produsen sepeda seluruh dunia menyebabkan perusahaan spare part kewalahan.
Salah satu suku cadang yang banyak diminati saat ini adalah Shimano asal Jepang. “Mereka kelihatanya overload sekali. Kita pesan, mereka terima tetapi tidak ada jadwal lebih lanjut sehingga harus menunggu,” ujarnya.
Lipsus Sepeda (ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/foc.)
Akibat kelangkaan suku cadang ini, produksi sepeda pun terhambat. Padahal, permintaan banyak sekali datang dari konsumen, tapi sepeda tak bisa diproduksi karena ketiadaan suku cadang.
Element Bike saat ini memiliki satu unit pabrik di Kendal, Jawa Tengah yang berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare. Pabrik yang dibangun dengan investasi sekitar Rp 373 miliar itu diharapkan terus berkembang dan ekspansi dengan memanfaatkan sisa lahan yang ada. Dari sisi produk, perusahaan akan fokus di segmen sepeda lipat, sepeda gunung dan roadbike dengan beberapa mereknya seperti Element, Police, Dahon, Camp, Ion dan Capriolo.
Beberapa produknya yang laris di pasar di antaranya adalah Element Folding Bike Troy Vo.2, Alton Mountain Bike, Dahon Ion Folding Bike Chicago 8 Speed.
Tak hanya dikenal dan dipromosikan oleh para artis, Presiden Joko Widodo bahkan ikut memamerkan sepeda Element Camp Folding Bike Foldx Lite edisi kolaborasi dengan Damn I Love Indonesia.
Dalam unggahan Instgramnya, presiden tampak sedang menuntun sepeda lipat putih Element. Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan memiliki beberapa koleksi sepeda lain
produksi Indonesia, yakni Kreuz dan Polygon.
Sepeda Polygon saat ini diproduksi di Sidoarjo, Jawa Timur dengan kapasitas 700.000 unit sepeda tahun. Fasilitas ini diklaim sebagai pabrik terbesar di dunia dengan teknologi canggih di seluruh lini produksi.
Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia atau AIPI sebelumnya mengatakan, penjualan sepeda meningkat hingga 30% pada April dan Juli 2020 lantaran perubahan gaya hidup masyarakat dan tren bersepeda.
"Rata-rata kenaikan mungkin sekitar 30% dibanding penjualan periode yang sama tahun lalu, khususnya pada akhir April saat pemerintah mulai melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," kata Ketua Umum AIPI Rudiyono kepada katadata.co.id, Senin (20/7).
Beberapa jenis sepeda yang paling laris di pasaran antara lain adalah sepeda lipat, sepeda city bike dan sepeda gunung.
Di sisi lain, peningkatan permintaan sepeda juga diikuti dengan lonjakan impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor sepeda selama semester I 2020 melonjak hingga 24,82% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mayoritas diimpor dari Tiongkok. Secara rinci, nilai impor sepeda roda dua dan sepeda lainnya pada Januari-Juni 2020 mencapai US$ 39,02 juta atau sekitar Rp 577 miliar (kurs Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat). Nilai impor tersebut naik US$ 7,76 juta dibandingkan semester I 2019 sebesar US$ 31,26 juta.
Detailnya tergambar dalam databoks berikut:
Reporter/ penyumbang bahan: Ivan Jonathan (magang)
Editor: Ekarina #Pandemi Corona
SOROT : Krisis Virus Corona
Kami Upayakan Vaksinasi Covid-19 Tanpa Melihat Merek
Pemerintah meminta masyarakat percaya dengan keandalan vaksin Covid-19.KATADATA
Juru bicara vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi (Ilustrasi: Joshua Siringo-Ringo)
Pemerintah telah menyiapkan vaksinasi Covid-19 usai izin penggunaan darurat (Emergency
Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahkan Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi izin tersebut akan selesai dalam satu hingga dua pekan mendatang.
Kemenkes juga telah menyiapkan distribusi vaksin ke seluruh pelosok Indonesia. Imunisasi rencaananya akan dilakukan pada pekan ketiga Januari 2021.
"Harapannya minggu ketiga ketiga Januari bisa kick off," kata juru bicara vaksinasi nasional Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam wawacara khusus dengan Katadata.co.id, beberapa hari lalu.
Bahkan Siti meminta masyarakat percaya dengan efektivitas virus corona. Dia juga yakin bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan standar aman vaksinasi. Berikut petikan wawancara perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular dan Zoonotik Kemenkes itu dengan Ameidyo Daud dan Ivan Jonathan dari Katadata.co.id beberapa waktu lalu:
Bagaimana tahapan vaksinasi awal tahun ini ?
Tetap pada rencana yang disampaikan. Jadi kami menunggu hasil laporan interim dari uji klinis tahap tiga yang akan dikeluarkan Unpad. Tapi saya belum tahu apakah informasinya secara terbuka ke publik atau hanya laporan interim dari tim Unpad kepada Sinovac. Yang pasti kita tetap mengawal kapan izin emergency use of authorizationnya keluar.
Dari pemantauan Kemenkes, kapan kira-kira izin darurat keluar ?
Harapannya minggu ketiga (Januari) sudah benar-benar terealisasi sehingga kami bisa
melakukan kick off untuk vaksinasi Covid-19 ini. Termasuk juga terkait kehalalan yang akan disampaikan atau dikeluarkan oleh MUI.
Seperti apa tahapan yang berlangsung di BPOM ?
BPOM melakukan kajian bukan hanya berdasarkan data yang didapatkan dari hasil uji klinis di Unpad tetapi juga meminta berbagai data terkait izin Sinovac di negara-negara lain seperti Turki dan Uni Emirat Arab.
Berapa sasaran awal vaksin ini ?
Fase pertama itu untuk tenaga kesehatan sebanyak 1,3 juta sasaran.
Kapan vaksinasi dilakukan kepada masyarakat umum ?
Kalau petugas publik itu Januari sampai April, total lebih dari lima juta. Yang pasti Januari ini kita akan mulai dengan 1,3 juta vaksin Sinovac yang sudah datang dan rencana 1,8 juta ini di awal Januari.
Ini untuk tenaga kesehatan di 34 Provinsi ?
Iya… dan kami akan mulai memberikan pelayanan publik dan lansia, karena (izin) untuk lansia itu masih menunggu dari hasil dari BPOM untuk penggunaannya.
Berarti vaksinasi untuk lansia tak hanya harus menggunakan izin darurat saja ?
Iya, dan untuk lansia ada rekomendasi dari ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) untuk penggunaannya.
Lalu kapan rencana vaksinasi untuk masyarakat biasa ?
Kalau kami bicara pelayan publik itu kan masyarakat juga kan sebenarnya. Maka kami juga mengutamakan dulu, contohnya seperti imam masjid, itu kan juga masyarakat sebenarnya. Selain itu pendeta, pastur, polisi, TNI, kemudian tokoh masyarakat, tokoh agama, pengelola pesantren, guru, tenaga pendidik, itu juga kami golongkan semuanya sebagai masyarakat. Tapi kalau misalnya karyawan, pekerja di pabrik itu kan mereka lebih tertutup, tidak memberikan pelayanan publik. Artinya interaksi dengan masyarakat umum kan jauh lebih sedikit, jadi mereka nanti akan menunggu ketersediaan vaksin berikutnya.
Setelah itu baru masyarakat menjalani vaksinasi setelah April 2021 ?
Betul
Karena kami tahu untuk menciptakan kekebalan kelompok tidak harus 100% penduduk divaksinasi untuk membentuk proteksi kelompok. Proteksi kelompok ini yang nantinya akan menjadi pelindung bagi populasi lain yang tidak mendapat vaksinasi. Ini karena virusnya sudah dikalahkan oleh kekebalan kelompok tadi sehingga tidak menginfeksi orang lain.
Seberapa besar potensi masyarakat yang tak menjalani vaksinasi terkena Covid-19 ?
Kalau imunisasi kan prinsipnya untuk memutuskan rantai penularan di dalam masyarakat serendah-rendahnya dengan menciptakan kekebalan kelompok. Jadi, kalau nanti kekebalan ini muncul, tentunya penyakitnya menjadi hilang dengan sendirinya. Tapi masih
memungkinkan orang lain terinfeksi. Makanya walau sudah imunisasi, harus tetap 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Ini harus dipahami juga karena ada faktor manusia yang harus diberi kekebalan. Sedangkan dari sisi lingkungan, ada kekebalan kelompok yang membentengi manusia dan kelompoknya.
Dengan kombinasi itu penyakit bisa dicegah dan bisa dikendalikan. Dengan sasaran 181 juta, apakah sisa masyarakat yang lain akan aman dari corona ?
Aman, contohnya imunisasi cacar atau polio pada bayi, kan tidak 100 persen semua bayi imunisasi. Tetapi dengan mencapai angka minimal diharapkan sudah membentuk herd imunity itu yang kita kejar. Makanya 181 juta ini harus kita kejar untuk partisipasi masyarakatnya tinggi, untuk melindungi sisa yang 80 juta. Kalau penduduk kita 260 juta berarti tinggal 80 juta lagi yang belum tervaksinasi, atau tidak mungkin dilakukan vaksinasi.
Selain Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan Moderna, pemerintah mencari vaksin dari mana lagi ?
Salah satu di antaranya GAVI karena itu aliansi. Tapi yang sudah pasti Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, atau Covac.
Tapi bagaimana soal efikasinya ? Apalagi hasil tiap vaksin Covid-19 berbeda-beda ?
Pengertian efikasi itu adalah risiko untuk seseorang menjadi sakit kalau mendapatkan vaksin. Jadi WHO merekomendasikan minimal efikasi 50%. Kalau sudah mencapai itu dianggap baik karena masih ada kesempatan setengah penduduk untuk tak menjadi sakit. Jadi kalau
efikasinya 80%, itu cukup 75% dari sasaran sudah disuntik maka sudah bisa menimbulkan kekebalan kelompok. Jadi itu hitungan matematikanya seperti itu.
Jadi bisa dikatakan studi Sinovac di negara lain telah memenuhi persyaratan ?
Betul.
Bagaimana progres perkembangan pembelian vaksin Moderna ?
Dengan Moderna kami masih dalam tahap awal negosiasi, kami belum mendapat kepastian, artinya hal-hal yang dinegosiasikan seperti jumlah kemudian harga. Pak Menteri sendiri menyampaikan kita mau harga yang paling murah. Yang kedua, waktu penerimaan yang semakin cepat semakin baik sebisa mungkin di 2021. Jadi faktor-faktor ini yang menjadi concern mendatangkan vaksin ini. Negosiasi ini dilakukan oleh Bio Farma, Kementerian BUMN beserta Kemenlu. Jadi Kemenkes akan mendapatkan kabar ini dari (instansi) yang lain.
Bagaimana progres pengadaan vaksin Sinopharm dan AstraZeneca ?
Negosiasinya belum final dan yang kontrak dengan perusahaan vaksin itu adalah Bio Farma, Menkes hanya memberikan penugasan.
Apakah akan ada perbedaan jenis vaksinasi di masyarakat ?
Jadi kami dalam mengupayakan vaksin Covid-19 ini tidak melihat suatu merek karena pada prinsipnya kalau sudah masuk di daftar WHO berarti sudah direkomendasikan mereka. Yang kedua, sudah memenuhi minimum efikasi dan efektivitasnya. Ini karena WHO dan ITAGI tidak melihat jenis vaksin yang mana untuk siapa. Jadi mana yang lebih dulu datang diberikan untuk yang prioritas. Contohnya nakes, pelayan publik, dan sisanya masyarakat rentan. Jadi tak ada pertimbangan vaksin ini untuk kelompok ini.
Bagaimana efikasi vaksin tersebut ?
Walaupun efikasinya 70 % sampai 98 %, kalau cakupannya 100 % pasti kekebalan kelompoknya akan muncul. Kedua, pertimbangannya Indonesia yang sangat luas dan
bervariasi, jadi mencapai seorang penerima vaksin dari usia rentan di daerah itu tidak seperti di Jakarta ini yang harus kami pikirkan. Tidak mungkin seorang tenaga kesehatan
memanggul kulkas dingin membawa vaksin (di daerah sulit). Jadi jangan berpikir terlalu banyak bahwa merek A lebih baik dari merek B, karena belum ada studi yang mengatakan itu.
Tapi dari aspek efikasi, apakah hasil studi vaksin Sinovac menunjukkan hal seperti itu ?
Tidak ada kajian ilmiah bahwa Sinovac lebih jelek dari Pfizer. Kita tunggu saja hasil
Pfizer, apakah artinya tidak baik ? tidak kan. WHO mengatakan minimal 50 persen kok, seperti itu, dan yang kami tuju itu adalah kekebalan kelompok.
Masih ada masyarakat yang tak percaya vaksin, apa yang akan dilakukan pemerintah agar vaksinasi berjalan lancar ?
Kami tidak mengharapkan masyarakat tak percaya di masa pandemi karena tidak ada pilihan lain. Pandemi seperti ini kan artinya kami harus siap siaga, artinya upaya apapun untuk melindungi diri harus kami segerakan. Tapi nantinya sesuai dengan rekomendasi WHO.
Apa strateginya ?
Strategi komunikasi karena keraguan masyarakat perlu dijawab dengan informasi yang benar. Jadi bagaimana pemerintah mengupayakan vaksin ini sebagai salah satu jalan keluar dari pandemi Covid-19. Bahkan pak presiden sendiri sudah menyatakan akan melakukan
vaksinasi. Tentunya testimoni tokoh masyarakat akan kami sampaikan setelah izin ini sudah benar-benar dikeluarkan.
Prosesnya sertifikasinya sudah sampai mana ?
Saya rasa prosesnya sama dengan BPOM, waktu mereka (MUI) ke sana (Tiongkok) kan memastikan juga prosesnya, apakah bersinggungan dengan sesuatu yang haram. Kemudian mereka juga sedang mengkaji dokumen yang ada. Jadi kami serahkan ke profesional dan tentunya mengharapkan bahwa bersamaan di Uni Emirat Arab ini tentunya kehalalan ini bisa segera didapatkan.
Berarti sudah tidak ada masalah soal kehalalan ?
Betul
Dengan semua tahapan ini, kapan target herd immunity tercapai ?
Herd imunity itu kan suatu proses ya, diharapkan nanti kalau sudah 100% kekebalan kelompok itu akan terjadi di periode berikutnya. Tapi kan orang yang sudah mendapatkan vaksinasi di awal sudah membentuk kekebalan dalam tubuhnya, dan membentuk kekebalan di kalangan nakes sehingga tidak berisiko untuk tertular dan menularkan penyakit. Setelah itu ditambah lagi pelayanan publik.
Kans farmasi besar lain masuk seperti apa ?
Kemenkes fleksibel untuk menambahkan jenis vaksin yang beredar di Indonesia ini. Semua vaksin bisa menjadi kandidat untuk beredar, tapi takutnya kalau kebanyakan vaksin maka pasca-imunisasinya juga sulit untuk kami kelola.
Editor: Ameidyo Daud Nasution
PERJANJIAN MAGANG
No : 133/PIN/HR-01/KTD/X/2020Pada hari ini : Rabu, tanggal Dua Puluh Delapan Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Dua Puluh (28-10- 2020), telah ditandatangani Perjanjian Magang, oleh dan antara pihak-pihak dibawah ini :
1. Yenny Oktarita B.: Selaku VP Business Service, dari dan karenanya bertindak untuk dan atas nama PT Katadata Indonesia, berkedudukan di Rukan Permata Senayan D-31, Jl. Tentara Pelajar, Kel. Grogol Utara, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12210, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Ivan Jonathan Irawan: Selaku Karyawan Magang, dengan no KTP 3171042705980003 bertempat lahir di Jakarta, 27 Juni 1998, bertempat tinggal di Jl. Kr Kwitang I.G / 5.A RT 002 RW 008 Kelurahan Kwitang Kecamatan Senen Jakarta Pusat, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak, secara bersama sama selanjutnya disebut PARA PIHAK, telah saling mufakat dan bersetuju untuk dan dengan ini menetapkan dan melaksanakan Perjanjian Magang ini, yang selanjutnya disebut PERJANJIAN, berdasarkan ketetapan-ketetapan sebagai berikut :
Pasal 1
TEMPAT DAN LOKASI KERJA
Karyawan Magang ditempatkan di Kantor PT Katadata Indonesia, beralamat di Perkantoran Permata Senayan, Jl. Tentara Pelajar Blok D-31, Kel. Grogol Utara, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12210, pada posisi jabatan sebagai Karyawan Magang yang ditempatkan di Divisi News.
.
Pasal 2 JANGKA WAKTU
1. Perjanjian magang ini terhitung sejak tanggal 2 November 2020 dan berakhir tanggal 1 Februari 2021.
2. Setelah Perjanjian Magang ini berakhir sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) diatas, maka atas kesepakatan PARA PIHAK maka berakhir pula perjanjian ini dan tidak ada kewajiban atau tuntutan apapun dari kedua belah PIHAK.
Pasal 3
TUGAS & TANGGUNG JAWAB
Form KM-02 : Surat Pengantar Kerja Magang
No. : 210/JR-Intern/UMN/XI/2020
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Kuliah Kerja Lapangan
Yth. Katadata
Permata Senayan Blok D No. 31, Jl. Tentara Pelajar, Jakarta,12210
Tangerang, 3 November 2020
Dengan hormat,
Dalam rangka memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai praktek di dunia kerja, Universitas Multimedia Nusantara mewajibkan setiap mahasiswa untuk melakukan kuliah kerja lapangan. Melalui program tersebut mahasiswa dilatih untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di dunia kerja dengan bekal ilmu yang telah dipelajari di kampus, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa melalui pengaplikasian ilmu, memberikan pelatihan dan pengalaman kerja bagi mahasiswa, link and match pengetahuan yang telah dipelajari di kampus dengan dunia industri.
Bersama dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu kiranya berkenan menerima mahasiswa/i kami berikut ini :
NIM NAMA PROGRAM STUDI NO KONTAK
00000026547 Ivan Jonathan Jurnalistik 08111888712
Untuk melaksanakan praktek kerja di Instansi/Perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Adapun pelaksanaan praktek kerja mahasiswa/i Universitas Multimedia Nusantara mohon dapat disesuaikan dengan program studi mahasiswa tersebut. Untuk kelancaran kegiatan tersebut, kami mohon konfirmasi kesediaan dari Bapak/Ibu.
Demikian permohonan kami. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya
Hormat kami, Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara
F.X. Lilik Dwi Mardjianto, M.A.
Form KM-3
KARTU KERJA MAGANG
Nama: Ivan Jonathan NIM: 00000026547
Alamat Rumah: Jalan Kramat Kwitang 1G/ 5A, RT 02/08, Senen, HP: 08111888712 Jakarta Pusat
No. Surat Izin Kerja Magang: 133/PIN/HR-01/KTD/X/2020 Tanggal Surat: 28 Oktober 2020 Nama Dosen Pembimbing: Ebnu Yufriadi
Nama Lengkap Perusahaan Tempat Magang: Katadata
Alamat Lengkap Perusahaan: Rukan Permata Senayan D-31, Jl. Tentara Pelajar, Grogol Utara, Kebayoran Lama Kota: Jakarta Selatan
Kode Pos: 12210
Website Perusahaan: katadata.co.id E-mail:
Telp.: (021) 57940836 Ext.: Fax.: (021) 57940836
Nama Lengkap Supervisor: Yuliawati Jabatan: Redaktur Pelaksana
Bagian / Departemen Tempat Magang: News
Tanggal Diterima Magang di Perusahaan: 28 Oktober 2020
Kartu Kerja Magang ini telah saya isi dengan keterangan yang sebenar-benarnya, dan dapat saya pertanggungjawabkan. Saya siap didiskualifikasi jika memberikan keterangan yang tidak benar dan bertentangan dengan keterangan ini.
Tangerang, 6 Januari 2021 Tanda tangan Supervisor
Tanda tangan Mahasiswa & Cap / Stempel Perusahaan
Form KM-4
KEHADIRAN KERJA MAGANG
NIM : 00000026547
NAMA : Ivan Jonathan
PERUSAHAAN : Katadata
NO. TANGGAL JAM
PARAF PEMBIMBING
LAPANGAN KETERANGAN
MASUK KELUAR
1 3 November
2020 8.30 17.30 Liputan Webinar dan Laporan Korupsin selama masa Pandemi COVID-19 2 4 November
2020
8.30 17.30 Liputan Forum Regional Summit 2020 (2
artikel) 3 5 November
2020
8.30 17.30 Liputan Indonesia Industri Outlook 2021
(2 kelas webinar, 2 artikel) 4 6 November
2020
8.30 17.30 Liputan Indonesia Industri Outlook sesi
Bicycle Boom 5 7 November
2020
8.30 17.30 Mengontak narasumber (Ulin Yusron)
tentang bagi jatah Jokowi di BUMN 6 8 November
2020 8.30 17.30 Mengontak Kristia Budhyarto mengenai isu yang sama dengan hari sebelumnya 7 9 November
2020
8.30 17.30 Liputan ASEAN Marketing Summit,
8 10 November 2020
8.30 17.30 Menulis dari WIRE tentang Pfizer dan
Brazil, transkrip Pak Wimboh 9 11 November
2020
8.30 17.30 Riset proyek Kerjasama Cina dan Jepang
di Indonesia 10 12 November
2020
8.30 17.30 Riset tentang kejadian di Laut Cina
Selatan dari Juli sampai November 11 13 November
2020
8.30 17.30 Riset tentang pengelolaan sampah di
Jakarta dan program pemda DKI sudah sampai mana. Mengontak Dinas LH Jakarta dan Kementerian KLHK 12 14 November
2020
8.30 17.30 Mencari kontak dinas LH dan
Kementerian 13 15 November
2020
8.30 17.30 Riset tentang liputan khusus laporan
14 16 November 2020
8.30 17.30 Liputan langsung ke Dinas LH Jakarta,
mengontak asosiasi pengelolaan sampah plastik
Catatan:
1. Form asli wajib dilampirkan dalam soft cover Laporan Kerja Magang
2. Form copy wajib dilampirkan dalam Laporan Kerja Magang saat pendaftaran ujian
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Nama : Yuliawati
Jabatan: Redaktur Pelaksana
Catatan:
Form KM-4
KEHADIRAN KERJA MAGANG
NIM : 00000026547
NAMA : Ivan Jonathan
PERUSAHAAN : Katadata
NO. TANGGAL JAM
PARAF PEMBIMBING
LAPANGAN KETERANGAN
MASUK KELUAR
1 17 November
2020 8.30 17.30 Wawancara Saut Marpaung Ketum APSI, transkrip wawancara. Riset perusahaan daur ulang PRAISE
2 18 November 2020
8.30 17.30 Liputan langsung ke BANK Sampah di
DKI Jakarta (5 Bank Sampah). Wawancara tukang sampah 3 19 November
2020
8.30 17.30 Wawancara pemulung, mencari kontak
pengurus bank sampah 4 20 November
2020 8.30 17.30 Menulis reportase Bank Sampah.
5 21 November 2020
8.30 17.30 Pemetaan rute liputan dan menulis
laporan 6 22 November
2020
8.30 17.30 Mengontak bank-bank sampah yang
beroperasi 7 23 November
2020 8.30 17.30 Liputan ke Bank Sampah Gesit (Kasablanka). Liputan Webinar Katadata mengenai lingkungan
8 24 November 2020
8.30 17.30 Liputan penyuluhan protokol Kesehatan
di lingkungan gereja jelang natal Menulis dari soal vaksin sinovac di Brazil 9 25 November
2020
8.30 17.30 Wawancara dokter Pandu tentang
vaksin 10 26 November
2020
8.30 17.30 Liputan Katadata Virtual Forum tentang
Garuda Indonesia, menulis 1 artikel 11 27 November
2020
8.30 17.30 Transkrip wawancara Adhi S Lukman
12 28 November 2020
8.30 17.30 Riset akuisisi bank di Indonesia baru-
baru ini 13 29 November
2020
8.30 17.30 Transkrip Pak Maulana PHRI
14 30 November 2020
8.30 17.30 Wawancara Dokter Dicky mengenai
1. Form asli wajib dilampirkan dalam soft cover Laporan Kerja Magang
2. Form copy wajib dilampirkan dalam Laporan Kerja Magang saat pendaftaran ujian
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Nama : Yuliawati
Jabatan: Redaktur Pelaksana
Catatan:
Form KM-4
KEHADIRAN KERJA MAGANG
NIM : 00000026547
NAMA : Ivan Jonathan
PERUSAHAAN : Katadata
NO. TANGGAL JAM
PARAF PEMBIMBING
LAPANGAN KETERANGAN
MASUK KELUAR
1 1 Desember
2020 8.30 17.30 Liputan Nadiem Makarim resmikan pedoman perubahan perilaku 2 2 Desember
2020
8.30 17.30 Menulis dari Wire dokumen Tiongkok
bocor ke CNN soal COVID, Liputan update COVID 2 Desember 3 3 Desember
2020
8.30 17.30 Transkrip Pak Maulana PHRI
4 4 Desember
2020 8.30 17.30 Liputan 3M dan 3T, transkrip wawancara dokter Budi
5 5 Desember 2020
8.30 17.30 Riset mengenai sektor yang akan
menguat di 2021 6 6 Desember
2020
8.30 17.30 Melanjutkan riset penguatan sektor
2021 7 7 Desember
2020 8.30 17.30 Menulis dari Wire soal tes antigen, Liputan sinergi COVID dari hulu ke hilir 8 8 Desember
2020
8.30 17.30 Liputan soal koran Tempo beralih ke
digital 9 9 Desember
2020
8.30 17.30 Menulis dari Wire soal pengumuman
tim kerja Biden dalam pengentasan COVID
10 10 Desember 2020
8.30 17.30 Liputan proyeksi pariwisata 2021
11 11 Desember 2020
8.30 17.30 Menulis dari Wire soal diplomasi vaksin
yang dilakukan Tiongkok 12 12 Desember
2020
8.30 17.30 Menulis dari Wire soal Trump percepat
eksekusi mati beberapa tahanan federal 13 13 Desember
2020
8.30 17.30 Transkrip wawancara Budi dan Santoso
dari feedmill di Jawa 14 14 Desember
2020
8.30 17.30 Liputan Webinar CNBC tentang
komitmen pemerintah dalam kebut pp UU Ciptaker sebelum Feb 2021
1. Form asli wajib dilampirkan dalam soft cover Laporan Kerja Magang
2. Form copy wajib dilampirkan dalam Laporan Kerja Magang saat pendaftaran ujian
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Nama : Yuliawati
Jabatan: Redaktur Pelaksana