• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN JALUR WISATA INTERPRETASI GUNUNG TAMBORA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) MAS UDDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN JALUR WISATA INTERPRETASI GUNUNG TAMBORA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) MAS UDDIN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN JALUR WISATA INTERPRETASI

GUNUNG TAMBORA

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

MAS’UDDIN

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

B O G O R

2009

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Jalur Interpretasi Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Sumber dan informasi yang digunakan berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2009 Mas’Uddin P052050171

(3)

ABSTRACT

MAS’UDDIN. Study on Tambora Mountain Tourism Interpretation Track, Nusa Tenggara Barat (NTB). Under supenision of SITI NURISJAH and I NENGAH SURATI JAYA.

Indonesia included a famous archipelago countries which have a lot of hills with the most active high mountains. One of the famous active high mountain is a Tambora Mountain which already high explosive in year 1815, this mountain is a giant main tank for earth surface and it can be use for agriculture, industry, recreation, tourism, and for leaving. Beside for that main factor it can be too used for store of resources, landscape, and a beautiful nature panorama, with a lot of a specific social culture in society. Tambora mountain have a history potential in Indonesian culture and it is (Situs Tambora Kingdom and Nature Fenomena), culture (the culturitation of society Java, Bali, Lombok, Sumbawa, Dompu, and Bima), with a lot of flora and fauna. But unfortunately Tambora mountain still can not optimalized for used because there is no one can’t organized this potential mountain with good. Because of that one of solution for optimalized Tambora mountain with make planning the tourism interpretation track. The condition in present now there is a route for mountain climbing to potension object. Based on indentification the the potension object and a location for tourist, can be divided on three categories: (1) Ecology tours, have a high object potential with high categories with score 5.00 on caldera object, (2) Arceology tours, have a high object potential with high categories with score 5.00 on situs of Tambora Kingdom, (3) Culture tours, have a high object potential with high categories with score 5.00 on Pancasila. For optimalized that potension we need an interpretation programe which can give education to all for protecting our nature resources and it will be, (1) culture tourism interpretation track (culturatation), (2) archeology tourism interpretation track (based on the history), (3) ecology tourism interpretation track (safary track and jungle survival). We hope this programe can be support or used for a continous interpretation track planning in Tambora mountain.

(4)

RINGKASAN

MAS’UDDIN. Kajian Jalur Interpretasi Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dibimbing oleh SITI NURISJAH dan I NENGAH SURATI JAYA.

Indonesia termasuk Negara Kepulauan yang memiliki rangkaian pegunungan dengan jumlah gunung berapi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 240 gunung. Sebelum terjadi letusan, Gunung Tambora mempunyai ketinggian mencapai 4.300 m di atas permukaan laut. Namun, akibat letusan dahsyat pada tahun 1815, telah menghancurkan bagian puncak kerucut gunung api, sehingga menyebabkan pembentukan kaldera yang bergaris tengah 7 km dengan kedalaman 1.100 m. Gunung Tambora saat ini memiliki ketinggian 2.850 m dari permukaan laut.

Sampai saat ini, potensi Gunung Tambora yang berkaitan dengan kepariwisataan alam dan sosial budaya belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakatnya dan peningkatan edukasi masyarakat Indonesia. Begitupula yang berkaitan dengan program kegiatan yang mendukung pelestarian dan konservasi potensi keanekaragaman hayati pada Gunung Tambora yang masih sangat terbatas.

Tujuan utama dari penelitian ini yaitu merencanakan jalur wisata interpretasi yang berkelanjutan di Gunung Tambora, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menganalisis potensi Gunung Tambora untuk mendukung model wisata yang berkelanjutan, (2) merencanakan model pemanfaatannya, dalam bentuk jalur interpretasi yang edukatif dan tidak merusak lingkungan, (3) merencanakan program pada jalur wisata interpretasi Gunung Tambora.

Penelitian ini disusun dengan mempertimbangkan aspek jalur wisata ekologi yaitu wisata pendakian Gunung Tambora. Aspek lain yang dipertimbangkan dalam penelitian ini yaitu pengembangan potensi sumberdaya wisata arkeologi dan budaya dalam rangka meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya setempat. Dengan melihat kondisi spesifik lingkungan dan potensi sumberdaya alam serta minimnya kajian wisata di wilayah ini maka penelitian lebih diarahkan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi data dan informasi melalui pendekatan orientasi titik Sumberdaya Wisata (SDW) dan orientasi jalur wisata. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan: (1) keragaman atraksi wisata, (2) keunikan, dan (3) kemudahan akses.

Inventarisasi potensi sumberdaya wisata meliputi: (1) inventarisasi SDW dan sarana pendukungnya, (2) pengambilan data letak dan posisi SDW dan sarana pendukungnya secara geografis, dan (3) informasi karakteristik alam dan bentuk daya tariknya. Potensi sumberdaya wisata yang telah teridentifikasi dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis penilaian deskriptif objek wisata di lakukan dengan mengelompokkan menjadi tiga objek wisata yaitu objek wisata budaya, objek wisata ekologi, dan objek wisata arkeologi. Penghitungan klasifikasi kondisi kelayakan masing-masing obyek dan atraksi wisata dilakukan dengan rumus = Σ (Kriteria X Bobot). Hasil penilaian kelayakan masing-masing obyek dan atraksi wisata dilakukan dengan rumus = ((Nt – Nr) : 3), dengan Nt = nilai

(5)

tertinggi objek dan daya tarik wisata, Nr = nilai terendah objek dan daya tarik wisata.

Analisis spasial secara deskriptif kualitatif dilakukan untuk diketahui pola pelayanan secara spasial dari sarana dan prasarana akomodasi yang ada. Analisis ini dilakukan dengan meng-overlay data-data hasil survei dari alat GPSmap 60CSx GARMIN (format *.gpx) ke dalam perangkat komputer untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software GIS ArcView Versi 3.3.

Konsep ruang wisata dibagi atas tiga jalur wisata interpretasi budaya, jalur wisata interpretasi arkeologi, dan jalur wisata interpretasi ekologi, dengan mempertimbangkan: (1) jarak atau waktu tempuh, (2) keutuhan, dan (3) sekuen. Penentuan jalur dilakukan berdasarkan pendekatan sebaran titik (obyek dan atraksi) wisata yang terdapat pada lokasi penelitian Gunung Tambora. Selanjutnya pola sebaran titik (obyek dan atraksi) digunakan untuk menentukan model jalur interpretasi. Setiap obyek merupakan wujud yang dapat dilihat dalam waktu dan ruang.

Penentuan batas koridor dan analisis ruang sepanjang koridor dilakukan untuk mengetahui peluang dan hambatan yang mungkin terjadi di sepanjang jalur wisata bagi sebuah pengelolaan fisik maupun non fisik. Pada penelitian ini ditetapkan sebuah istilah ruang koridor jalur wisata yang memiliki batasan lebar tertentu yang dalam penelitian ini ditetapkan selebar 50 meter, yaitu masing-masing 25 meter arah kanan dan iri di sepanjang jalur aksesibilitas. Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung dilakukan pada jalur wisata (budaya, arkeologi, dan ekologi) dan area berkemah.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat 5 objek wisata budaya dengan total skor tertinggi yaitu 4,00 dan total skor terendah yaitu 1,95. Objek tersebut adalah: (1) Desa Pancasila dengan skor 4,00 (kategori baik), (2) Pemukiman Bali dengan skor 3,00 (kategori baik), (3) Desa Oi Bura dengan skor 1,95 (kategori rendah), (4) Pure dengan skor 2,45 (kategori sedang), dan (5) Bangunan Belanda dengan skor 2,35 (kategori rendah). Situs Tambora merupakan satu-satunya obyek wisata arkeologi yang ada pada Gunung Banyak kegiatan ilmiah yang bisa dilakukan di tempat ini seperti penelitian tentang sejarah kehancuran Kerajaan Tambora, Pekat, dan Sanggar merupakan kerajaan yang hilang ditelan oleh aliran lava akibat letusan Tahun 1815. Kawah Gunung Tambora merupakan obyek wisata ekologi yang diunggulkan dengan kategori baik, pada skor 5. Objek wisata ekologi lainnya berupa Hutan Cemara dengan skor 2,90 (kategori sedang). Selain itu, 6 (enam) titik yang memiliki view yang menarik yang didominasi oleh kategori sedang.

Berdasarkan pola penyebaran potensi wisata Tambora, maka jalur wisata terbagi menjadi 3 jalur, yaitu jalur wisata budaya dan jalur wisata arkeologi menggunakan pola loop, sedangkan jalur wisata ekologi dengan pola sekuen. Ruang jalur wisata di Gunung Tambora menggunakan suatu koridor selebar 50 m. Kondisi fisik jalur setapak wisata pada Gunung Tambora sangat baik untuk di kembangkan menjadi jalur wisata interpretasi dengan kondisi drainase cepat dan memiliki kelerengan relatif datar (kelas kelerengan 0-15% dan 15-25%), sehingga jalur ini termasuk dalam kategori baik. Secara keseluruhan kondisi jalur pendakian tersebut sesuai digunakan untuk pendakian. Waktu yang dibutuhkan untuk pendakian kurang lebih 2-3 hari sehingga di perlukan tempat untuk beristrahat berupa area berkemah. Lokasi berkemah ditentukan berdasarkan

(6)

kedekatanya dengan sumber mata air dan potensi pemandangan alam, yaitu pos 1, pos2, pos 3, dan pos 4. Setelah dihitung, keempat area tersebut sesuai digunakan untuk berkemah. Karena kondisi drainase, kelerengan, dan tekstur tanah mendukung untuk digunakan sebagai tempat berkemah.

Hasil daya dukung jalur wisata budaya adalah 43.040 orang per minggu, jalur wisata arkeologi adalah 6.344 orang per minggu, dan jalur wisata ekologi adalah 42.768 orang per minggu. Sedangkan hasil daya dukung area berkemah pada pos 1 adalah 7.273 orang per minggu, pos 2 adalah 7.273 orang per minggu, pos 3 adalah 21.818 orang per minggu, dan pos 4 adalah 14.546 orang per minggu.

Konsep ruang jalur wisata yang digunakan dalam rencana untuk jalur wisata Gunung Tambora adalah suatu koridor jalur dengan menggunakan teknik buffer, yaitu selebar 50 m. Konsep ini bertujuan untuk memanfaatkan sempadan jalur sebagai ruang untuk kegiatan konservasi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Konsep ruang jalur dibagi beberapa ruas jalur antara lain: (1) jalan/jalur setapak, (2) ruang konservasi (penghijauan dan peneduh), (3) ruang ekonomi (warung sovenir, warung perlengkapan pendakian, dan lain-lain), dan (4) ruang sosial (berkemah, shelter, dan papan interpretasi).

Rencana jalur interpretasi wisata di Gunung Tambora berdasarkan sebaran obyek terdiri dari: (1) obyek dan atraksi wisata budaya (kulturasi dan cagar budaya), (2) obyek dan atraksi wisata arkeologi (situs Kerajaan Tambora), dan (3) obyek dan atraksi wisata ekologi (fenomena alam dan pemandangan alam) yang selanjutnya menjadi dasar penamaan dan pembagian jalur wisata. Program jalur interpretasi yang direncanakan adalah: (1) kulturisasi pada jalur interpretasi wisata budaya, (2) tapak tilas sejarah pada jalur interpretasi wisata arkeologi, dan (3) lintas alam dan jungle survival pada jalur interpretasi wisata ekologi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Teridentifikasinya potensi sumberdaya wisata yang dapat dijadikan sebagai obyek dan atraksi wisata, budaya, arkeologi dan ekologi, yang mendukung kegiatan wisata berkelanjutan Gunung Tambora. Obyek yang memiliki total skor tinggi obyek wisata budaya di wakili Dusun Pancasila dengan total 4,00 (kategori baik), Arkeologi diwakili Situs Tambora dengan total skor 5,00 (kategori baik) dan Ekologi diwakili kawah Gunung Tambora total skor 5,00 (kategori baik) sebagai obyek yang di unggulkan, (2) Berdasarakan kesesuaian yang ada menunjukan jalur setapak yang sesuai dengan tingkat kelerengan pada jalur relatif bergelombang sangat cocok untuk sebuah pengembangan model wisata pendakian dengan daya dukung fisik (PCC = Physical Carrying Capasity) masih dalam batas toleransi, panjang jalur wisata Gunung Tambora 30.671,9 m dengan luas 211,2 ha Jalur di buat dengan konsep buffer 50 yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan sosial, ekonomi, dan konservasi, (3) Model Jalur interpretasi wisata Gunung Tambora yang dapat dikembangkan jalur interpretasi wisata untuk Budaya dengan panjang jalur 7.173,4 dan luas 69,5 ha (23,1%) jalur interpretasi wisata untuk Arkeologi dengan panjang jalur 2.114,6 m dan luas 20,3 ha (6,7%), jalur interpretasi wisata untuk Ekologi dengan panjang jalur 21.383,9 m dan luas 211,2 ha (70,2%). Program pada jalur yang dapat dikembangkan adalah jalur yang menceritakan keragaman budaya, sejarah kerajaan yang hilang, dan keunikan kawah.

(7)

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(8)

KAJIAN JALUR WISATA INTERPRETASI

GUNUNG TAMBORA

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

MAS’UDDIN

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

B O G O R

2009

(9)
(10)

Judul Tesis : Kajian Jalur Wisata Interpretasi Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

Nama : Mas’Uddin NIM : P052050171

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr. Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Pengelolaan Dekan Sekolah Pascasarjana Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat, karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan Judul: Kajian Jalur Wisata Interpretasi Gunung Tambora Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sesuai harapan penulis sebagai salah satu syarat mencapai gelar magister sains di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku pembimbing utama dan Bapak Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr. selaku pembimbing kedua penulis, dimana telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik, masukan dan saran ke arah perbaikan sangat diharapkan guna penyempurnaan isi penulisan.

Atas partisipasi, bantuan dan dukungan dari semua pihak dalam penyelesaian karya ini, tak lupa diucapkan terima kasih.

Bogor, Februari 2009

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bima pada tanggal 13 April 1977 dari ayah M.Ali Arsyad dan ibu Aminah. Penulis merupakan anak ke lima dari enam bersaudara. Tahun 2001 penulis menyelesaikan Program S1 di Program Studi Arsitektur Fakultas Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan ke program magister pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institiut Pertanian Bogor (IPB).

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Kerangka Pemikiran... 3 1.3. Perumusan Permasalahan... 4 1.4. Tujuan ... 5 1.5. Manfaat ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wisata yang Berkelanjutan (Sustainable Tourism)... 6

2.2. Wisata Pegunungan (Mountain Tourism) ... 7

2.3. Interpretasi ... 9 2.3.1. Pengertian Interpretasi ... 9 2.3.2. Tujuan Interpretasi ... 10 2.3.3. Prinsip Interpretasi ... 11 2.3.4. Perencanaan Interpretasi ... 12 2.3.5. Cara-Cara Interpretasi ... 13

2.3.6. Unsur-Unsur Utama Interpretasi ... 14

2.3.7. Tipe-Tipe Interpretasi... 15

2.4. Sirkulasi ... 16

2.5. Kesesuaian Lahan ... 18

2.6.1. Penggunaan Lahan ... 19

2.6.2. Karakteristik Lahan... 19

2.6.3. Kesesuaian Lahan untuk Pariwisata... 19

2.6. Evaluasi Sumberdaya Wisata... 20

2.7. Sistem Informasi Geografis... 20

III. KEADAAN UMUM 3.1. Letak Geografis Kawasan ... 22

3.2. Potensi Gunung Tambora... 23

3.2.1. Potensi Sejarah Peradaban Gunung Tambora ... 24

3.2.2. Bukti Arkeologi... 24

3.2.3. Potensi Ekologi ... 26

3.3. Status Gunung Tambora... 30

3.4. Aksesibilitas Menuju Gunung Tambora ... 30

3.5. Topografi Gunung Tambora ... 32

3.6. Geologi Gunung Tambora... 34

3.7. Iklim Gunung Tambora... 34

3.8. Tata Guna Lahan Gunung Tambora... 39

3.9. Hidrologi Gunung Tambora... 39

(14)

xiv

IV. METODOLOGI

4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 41

4.2. Alat dan Bahan... 41

4.2.1. Alat... 41

4.2.2. Bahan ... 42

4.3. Metode Penelitian ... 44

4.3.1. Pendekatan Analisis ... 44

4.3.2. Inventarisasi Potensi Sumberdaya Wisata ... 44

4.3.3. Pengolahan Data ... 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Potensi Sumberdaya Wisata Gunung Tambora ... 56

5.1.1. Potensi Obyek Wisata Budaya ... 56

5.1.2. Potensi Obyek Wisata Arkeologi ... 63

5.1.3. Potensi Obyek Wisata Ekologi... 66

5.2. Analisis Jalur Wisata... 75

5.2.1. Jalur Wisata... 75

5.2.2. Kesesuaian Lahan jalur setapak ... 76

5.2.3. Daya Dukung ... 83

5.3. Rencana Jalur Wisata Interpretasi Gunung Tambora... 86

5.3.1. Konsep Ruang Jalur Wisata ... 87

5.3.2. Rencana Jalur Interpretasi Wisata ... 90

5.3.3. Touring System... 94

5.3.4. Program Interpretasi Wisata yang Berkelanjutan ... 99

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 104

6.2. Saran... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Daftar Tumbuhan dari Gunung Tambora

(Danimihardja dan Guswara, 1983) ... 27

2. Daftar Vertebrata yang Tercatat di Kawasan Tambora... 29

3. Jumlah Jenis Fauna yang Dapat Dijumpai di Nusa Tenggara dan Sumbawa ... 29

4. Curah Hujan Per Bulan Kecematan Tambora ... 35

5. Banyaknya Hari Hujan Per Bulan Kecematan Tambora... 35

6. Keadaan Suhu Udara Dirinci Perbulan di Kabupaten Bima……….. 35

7. Curah Hujan dan Rata-Rata Penyinaran Matahari Dirinci Perbulan di Kabupaten Bima………. 35

8. Keadaan Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Arah Angin Dirinci Perbulan di Kabupaten Bima ……… 36

9. Identifikasi Kebutuhan Data dan Teknik Analisisnya ... 43

10. Format Tabel Identifikasi Deskriptif Setiap Obyek yang Ditemukan ... 46

11. Kriteria dan Parameter Penilaian Obyek Wisata Budaya ... 47

12. Kriteria dan Parameter Penilaian Obyek Wisata Arkeologi ... 48

13. Kriteria dan Parameter Penilaian Obyek Wisata Ekologi ... 49

14. Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Jalan Setapak (USDA, 1968) ... 52

15. Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tempat Berkemah (USDA, 1968) ... 53

16. Rekapitulasi Dokumentasi Gambar Potensi dan Obyek Wisata Budaya ... 56

17. Penilaian Potensi Obyek Wisata Budaya ... 62

18. Rekapitulasi Dokumentasi Gambar Potensi dan Obyek Wisata Arkeologi ... 63

19. Penilaian Potensi Obyek Wisata Arkeologi ... 64

20. Rekapitulasi Dokumentasi Gambar Potensi dan Obyek Wisata Ekologi ... 66

21. Penilaian Potensi Obyek Wisata Ekologi... 74

(16)

xv

23. Nilai Kesesuaian Lahan Jalur Setapak Wisata Tambora... 79

24. Kondisi Fisik Zona Perkemahan Wisata Tambora ... 80

25. Nilai Kesesuaian Lahan Zona Perkemahan Wisata Tambora ... 80

26. Waktu Yang Digunakan Untuk Menempuh Jalur Wisata Tambora ... 83

27. Trend Jumlah Pengunjung yang Melewati Jalur Wisata Tambora ... 85

28. Touring System Jalur Interpretasi Wisata Budaya ... 95

29. Touring System Jalur Interpretasi Wisata Arkeologi ... 96

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kerangka Pikir Rencana Penataan Jalur Wisata Interpretasi Gunung

Tambora Nusa Tenggara Barat ... 3

2. Bentuk dan Wisata Pegunungan... 8

3. Bagan Proses Perencanaan Interpretasi Menurut Sharpe (1982) ... 12

4. Bentuk-Bentuk Garis dengan Pendekatan Titik, Area, atau Ruang (Simonds 2006) ... 17

5. Kondisi Geografis Gunung Tambora (Bakosurtanal, 2005) ... 22

6. Artifak-artifak yang Ditemukan oleh Tim Arkeolog ... 24

7. Material Bangunan Rumah yang Berhasil Digali Sebagai Daya Tarik ... 25

8. Kerangka Tubuh Manusia yang Membeku Sebagai Daya Tarik ... 25

9. Peta Aksesibilitas Kawasan Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 31

10. Peta Topografi Kawasan Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 33

11. Peta Geologi Kawasan Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 37

12. Peta Iklim Kawasan Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 38

13. Peta Tata Guna Lahan Kawasan Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 40

14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian ... 41

15. Tahapan Penelitian ... 45

16. Pola Sequence ... 51

17. Flowchart Analisis Kesesuaian Lahan... 54

18. Ilustrasi Proses Analisis SIG dengan Metode Union ... 54

19. Peta Objek Wisata Budaya Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 61

20. Peta Objek Wisata Arkeologi Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 65

21. Peta Objek Wisata Ekologi Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 73

(18)

xviii

22. Kondisi Topografi Jalur Wisata Budaya dan Arkeologi

(Data Olahan, 2008) ... 75

23. Kondisi Topografi Jalur Wisata Ekologi (Data Olahan, 2008) ... 75

24. Peta Tutupan Lahan Jalur Wisata Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat... 81

25. Peta Kesesuaian Lahan Jalur Wisata dan Perkemahan Gunung Tambora, Propinsi Nusa Tenggara Barat ... 82

26. Penampang Melintang Koridor Jalur ... 87

27. Penampang Melintang Koridor Jalur ... 87

28. Sketsa Koridor Jalur Wisata Gunung Tambora ... 88

29. Sketsa Konsep Ruang Jalan Setapak ... 89

30. Konsep Ruang Sosial ... 89

31. Jalur Interpretasi Wisata Untuk Budaya... 91

32. Jalur Interpretasi Wisata Untuk Arkeologi... 92

33. Jalur Interpretasi Wisata Untuk Ekologi... 93

34. Program Interpretasi Sosial Budaya Masyarakat Gunung Tambora……. 100

35. Program Interpretasi Seni Budaya Masyarakat Gunung Tambora.…….. 100

36. Program Interpretasi Tapak Tilas Sejarah Gunung Tambora (Sumber: Wibisono, 2008)... 101

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Format Tabel Penilaian Obyek dan Atraksi Wisata Gunung Tambora ... 108 2. Ilustrasi Aktifitas Pada Jalur Interpretasi Gunung Tambora... 110 3. Tabel Proses Penilaian Obyek dan Atraksi Budaya Gunung Tambora

Nusa Tenggara Barat... 111 4. Tabel Proses Penilaian Obyek dan Atraksi Arkeologi Gunung

Tambora Propinsi Nusa Tenggara Barat... 112 5. Tabel Proses Penilaian Obyek dan Atraksi Ekologi Gunung Tambora

Propinsi Nusa Tenggara Barat... ... 113 6. Sketsa Lokasi Berkemah ………..…...………….. 114

7. Peta Relatif Tempuh Jalur Gunung Tambora Propinsi Nusa Tenggara

Barat…………..………. 115 8. Diagram Jarak dan Waktu Tempuh Jalur Gunung Tambora Propinsi

Nusa Tenggara Barat……..…….. ………. 116 9. Peta Obyek Atraksi dan Jarak Tempuh Jalur Interpretasi Wisata Untuk

Budaya ... 117 10. Peta Obyek Atraksi dan Jarak Tempuh Jalur Interpretasi Wisata Untuk

Arkeologi... 118 11. Peta Obyek Atraksi dan Jarak Tempuh Jalur Interpretasi Wisata Untuk

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049)

Candi Mekar yang adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak pada industri tekstil dengan tujuan untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi penjualan dan penagihan

Berikut adalah item yang perlu dibawah oleh mahasiswa baru pada saat kegiatan Pengenalan

PqFri rartorg xoort... KESJMPTJI-AN DAN

Diharapkan kehadiran saudara dengan membawa stempel perusahaan, dan bila saudara berhalangan hadir kemudian diwakilkan agar membuat surat kuasa yang ditandatangani diatas

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budiono (2011) dengan menggunakan single cell water electrolyzer model spiral dimana didapatkan

Dilihat dari kategori tingkat konsumsi zat gizi, sebagian besar remaja vegetarian dan nonvegetarian berada pada kategori tingkat konsumsi zat gizi (energi, protein,

Hasil analisis perbandingan R/C rasio pada usahatani padi sawah program GPS dan konvensional menunjukkan bahwa Nilai R/C rasio untuk pendapatan tunai dan