BAB
KONSEP RENCANA
PENGEMBANGAN DAN
PANDUANRENCANA
KAWASAN PRIORITAS
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Kelurahan Kuala Silo Bestari Kec. Tanjungbalai Utara-Kota Tanjungbalai
4.1. Konsep Perencanaan Kawasan
Dalam suatu perencanaan kawasan diperlukan suatu gagasan yang komprehensip dan terintegrasi terhadap materi – materi yang berperan dalam keruangan sebagai suatu keterkaitan antara satu dan yang lainnya, saling berhubungan, berkarakter khusus dan saling mengisi serta saling menentukaan. Dalam setiap pemanfaatan lahan yang di kelola sebagai tutupan bangunan harus memenuhi kriteria. Dalam mencapai sebuah bentuk baru dari penggabungan antar materi menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya
4.1.1. Visi Pembangunan
Secara umum Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Visi adalah tujuan atau sasaran yang ingin di capai sedangkan misi adalah adalah cara untuk mewujudkan visi tersebut. Adapun visi dalam perencanaan PLPBK di Lingkungan I,IV,V Kelurahan Kuala Silo Bestari adalah Mewujudkan Masyarakat
Kelurahan Kuala Silo Bestari yang Sejahtera dalam Lingkungan yang Bersih, Sehat, dan Nyaman. Untuk mencapai si tersebut maka misi yang harus dilakukan
adalah
1. Menyediakan Akses Jalan dan Drainase yang Memadai 2. Menyediakan Prasarana Air Bersih
3. Menyediakan Prasarana Sanitasi yang Layak 4. Meningkatkan Kualitas Permukiman
4.1.2. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan
Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M/2007
pedoman umum rencana tata bangunan dan lingkungan, konsep perencanaan struktur tata bangunan dan lingkungan merupakan suatu gagasan perancangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan perencanaan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada.
Adapun kriteria penyusunannya adalah sebagai berikut: a. Merupakan perwujudan realistis dari Visi Pembangunan;
b. Merupakan sintesa dari identifikasi permasalahan, potensi dan p b. Prospek kawasan perencanaan yang dilakukan pada tahapan analisis; c. Membentuk/memperkuat karakter dan identitas suatu tempat;
d. Memperhatikan keterkaitan makro dengan struktur ruang kota, dan keterkaitan mikro dengan lingkungan eksisting sekitarnya;
e. Mengintegrasikan seluruh elemen rancang lingkungan. Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan kawasan prioritas Kelurahan Kuala Silo Bestari harus disesuaikan dengan visi pembangunan kawasan yaitu Mewujudkan
Masyarakat Kelurahan Kuala Silo yang Sejahtera dalam Lingkungan yang Bersih, Sehat, dan Nyaman. Visi ini mengartikan bahwa konsep perancangan
kawasan prioritas harus membangun atau memperbaiki kualitas lingkungan bermukim warga kawasan prioritas dalam hal ini adalah jaringan prasarana permukiman untuk memenuhi kebutuhan bermukim di masa yang akan datang.
merupakan masyarakat yang termasuk kedalam kriteria miskin.
Kesejahteraan dalam lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman mengartikan bahwa peningkatan Kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan permukiman menjadi lebih layak huni dengan mengacu pada kebutuhan serta standar-standar yang telah ditetapkan serta terintegrasi dengan wilayah sekitar agar kawasan prioritas dapat terakses oleh kawasan lain.
4.1.3. Konsep Perencanaan Kawasan 4.1.3.1. Intensitas Pemanfaatan Lahan
Intensitas pemanfaatan lahan kawasan prioritas. Terdiri dari Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang diarahkan untuk kawasan prioritas adalah sebesar 40-60% untuk lahan perumahan agar masih terdapat lahan untuk pencahayaan dan penghawaan. Sedangkan untuk bangunan yang telah ada dan memiliki KDB > 60% maka diharapkan dapat menghijaukan rumah dengan tanaman. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang ditetapkan untuk kawasan prioritas adalah 1 untuk terciptanya lingkungan yang serasi antar bangunan dikarenakan perumahan warga kawasan
prioritas saat ini memiliki KLB sebesar 1 untuk semua fungsi guna lahan yang akan dibangun di kawasan prioritas. Warga yang memiliki KDH > 10% dapat memanfaatkannya untuk pekarangan rumah atau taman. Meskipun kawasan prioritas termasuk kedalam kawasan perdesaan yang didominasi oleh lahan pertanian. Konsep intensitas pemanfaatan lahan di kawasan prioritas bertujuan untuk memperbaiki kualitas hunian lebih nyaman dan layak huni agar rumah-rumah warga kawasan prioritas memiliki pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4.1.3.2. Tata Bangunan
untuk Koefien Lantai Bangunan (KLB) seluruhnya adalah1 yang artinya tidak ada bangunan bertingkat. Persyaratan koefisien dasar bangunan (KDB) pada wilayah prioritas ini masih belum memenuhi standar yang telah ditentukan, tujuan dari KDB dan KLB dimaksudkan untuk mengantisipasi kepadatan kawasan (secara makro) dan kepadatan bangunan (secara mikro) dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Perhitungan KDB maupun KLB ditentukan berdasarkan kebutuhan tiap fasilitas kegiatan :
- Pendidikan KDB 20% – 40% - Perdagangan KDB 60% - 80% - Fasilitas Sosial KDB 40% - 70% - Perumahan KDB 40% - 60%
4.1.3.3. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
Sedangkan Persyaratan tinggian bangunan pengaturan bangunan agar tercipta lingkungan yang memenuhi syarat-syarat estetika, keamanan, kenyamanan fisik dan psikis serta keserasian antar bangunan. Alternatif dalam penyediaan prasarana jalan yang memadai adalah dengan meningkatkan perkerasan jalan dari tanah menjadi paving atau pavingisasi. Berdasarkan hasil pengukuran pada proses pemetaan swadaya panjang jalan yang akan dipaving ± 805,1 meter. Selain itu juga memperbaiki konstruksi jembatan yang kurang layak. Sistem jaringan jalan yang tersedia di kawasan prioritas adalah berhirarki jalan lokal dan jalan lingkungan. Sistem jaringan jalan di kawasan prioritas secara fisik masih belum memenuhi standar yang ada, sehingga menurunkan kualitas lingkungan hunian kawasan prioritas. Jaringan jalan di kawasan prioritas dapat menghubungkan lokasi permukiman wilayah lain dengan guna lahan pertanian yang terdapat disekitar kawasan prioritas, sehingga perbaikan pengembangan jaringan jalan di kawasan prioritas diharapkan mampu meningkatkan pergerakan distribusi perdagangan dan jasa baik dari atau pun ke kawasan prioritas, sehingga dapat meningkatkan perkawasan prioritas perekonomian warga yang nantinya juga meningkatkan kesejahteraan warga kelurahan Kuala Silo Bestari
sesuai dengan visi pengembangan. Konsep pengembangan jaringan jalan yang akan diterapkan di kawasan prioritas antara lain:
1. Pengembangan jaringan jalan sesuai kebutuhan pergerakan; 2. Perbaikan kualitas perkerasan jalan menjadi paving;
3. Perbaikan kontruksi jembatan penghubung dengan daerah lain; 4. Terintegrasi dengan jaringan lain.
4.1.3.4. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Prinsip umum Rencana Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dalam perencanaan pekarangan permukiman meliputi, antaralain: pemanfaatan pekarangan menjadi lahan yang produktif pekarangan dimanfaatkan sebagai lahan hijau tingkat neighborhood yang dapat meningkatkan kualitas udara sekitar rumah. Untuk meningkatkan lahan pekarangan menjadi lahan produktif maka pekarangan ditanam berupa tanaman palawija, tanaman buah, tanaman obat-obatan dan tanaman produksi lainyang disesuaikan dengan kondisi tanah. Hal ini untuk memberikan nilai ekonomis bagi penghuninya. Selain tanaman produktif, pekarangan juga dimanfaatkan sebagai area hijau “peneduh” permukiman. Tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman peneduh bertajuk lebar sehingga dapat memberikan kualitas udara yang baik disekitar permukiman.
4.1.3.5. Tata Kualitas Lingkungan
Dalam menciptakan kawasan permai indah tertata harus dibutuhkan bukan saja penghijauan, namun lebih lanjut keseragaman antar komponen yang terpadu secara fungsional dan struktural, serta menyatu dengan ruang satu dan yang lainnya. Lingkungan yang berkualitas adalah lingkungan yang dapat memberikan jaminan bagi kehidupan yang nyaman, layak huni serta mampu mencirikan suatu karakteryang kuat. Hal ini harus diciptakan dengan menyeimbangkan fungsi ruang secara maksimal yaitu keteraturan bangunan
yang menyatu kepada open space, kemudian secara struktural kekuatan konstruksi, baik dari massa bangunan, struktur jalan yang menyesuaikan dengan kontur tanah (tetap memperhitungkan kumadahan pengguna), jaringan drainase yang maksimal terorganisir hirarkis, secara kapasitas di setiap lokasi yang bersinergi terhadap elevasi serta mampu menjaga kestabilan tanah. Konstruksi jalan sesuai dengan peruntukan dan pembebanan, memberikan ruang pada pejalan kaki, sehingga memberikan kenyamanan yang menyeluruh.dengan jumlah lantai bangunan 2 lantai dan KDH 30%
a. Di anjurkan penanaman pohon peneduh di sepanjang jalan
b. Ruang terbuka hijau berupa kebun / lahan kosong agar tetap di pertahankan keberadaannya
c. Fungsi kawasan permukiman individu berkepadatan rendah. KDB di arahkan 60%, KLB 1,5
d. Penyediaan bak sampah umum
e. Penyediaan kran air minum / air bersih
Konstruksi jalan sesuai dengan peruntukan dan pembebanan, memberikan ruang pada pejalan kaki, sehingga memberikan kenyamanan yang menyeluruh. Perjuangan akan di tata ulang dengan konsep penghijauan di sekitarnya.Detail teknis Ruang terbuka Hijau yang akan di buat di ruas sempadan sungai yang berada pada ujung Gang Perjuangan akan di jelaskan secara lebih rinci dalam Dokumen DED yang dimana dokumen DED tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan.
4.1.3.6. Sistem Prasarana dan Utilitas A. Air Bersih
Dalam perencanaan peningkatan penyediaan air bersih di wilayah prioritas terdapat dua konsep pengembangan yang ditawarkan yaitu dengan
tindakan maju dari masyarakat Dusun Tampung, karena jika masyarakat mampu mengkelola dengan baik keberadaan HIPPAM maka selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih juga dapat menjadi percontohan pengelolaan air bersih untuk dusun lain disekitar kawasan prioritas.
Alternatif lain dalam pengelolaan air bersih yang ditawarkan adalah melakukan pengeboran di beberapa titik sumber air. Berbeda dengan pembangunan HIPPAM, pengeboran sumber air jika tidak dikontrol akan merusak persediaan air baku.
B. Listrik
Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara yang akan dibangun untuk melayani kebutuhan warga terhadap jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan adalah dengan pemasangan tiang listrik yang sejajar dengan koridor jalan agar tidak mengganggu pergerakan pengguna jalan.
C. Telekomunikasi
Warga kawasan prioritas menggunakan telepon selular/ HP untuk melakukan komunikasi jarak jauh, sehingga tidak terdapat warga kawasan prioritas yang
menggunakan telepon rumah jaringan PT.Telkom. Konsep penataan kawasan prioritas untuk jaringan telekomunikasinya adalah dengan menghindari pembangunan menara BTS berdekatan dengan area permukiman warga. Berdasarkan standar pembangunan BTS menurut Siaran Pers Departemen Komunikasi dan Informasi No.80/DJPT.1/KOMINFO/VI/2006 jarak BTS dengan bangunan permukiman adalah minimal 20 meter
E. Drainase
Dalam mengatasi persoalan drainase adalah dengan pembuatan saluran drainase di permukiman seiring dengan perbaikan jalan. Selain itu juga dengan meningkatkan struktur drainase, di mana berfungsi untuk menormalisasi saluran drainase dan penopang tanah agar tanah tidak longsor ketika hujan deras turun.
Tabel. 24.
Kondisi Drinase di Kawasan Prioritas No Lokasi Panjang
(m) Status Keterangan
1 JalanPendidikan 111,6 Sudah Terbangun Dua sisikiri kanan Jalan 2 Jl.Khairil Anwar 95 BelumTerbangun Dua sisikiri kanan Jalan 3 JalanDakwah 146 BelumTerbangun Dua sisikiri kanan Jalan 4 JalanSimpati 137 SudahTerbangun Dua sisikiri kanan Jalan 5 Jalan Gudang 95 BelumTerbangun Dua sisikiri kanan Jalan 6 Jalan Indah 196,5 SudahTerbangun Dua sisikiri kanan Jalan
7 JalanMulia 67 SudahTerbangun Satusisi
Sumber : Pemetaan Swadaya 2014
4.1.3.7. Pelestarian Bangunan dan Lingkungan
Konsep pelestarian bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas adalah dengan mempertahankan konsep panggung pada bangunan rumah masyarakat kelurahan KSB agar untuk menjaga sejarah kelurahan Kuala Silo Bestari dan membuat kawasan prioritas menjadi kawasan yang memiliki nilai sejarah. Konsep yang diarahkan adalah dengan penambahan pedestrian dan penerangan agar permukiman tidak terlihat gelap .
4.2. Rencana Tata Bangunan
4.2.1. Rencana Peruntukan Blok Pengembangan Permukiman
Ketinggian bangunan ditentukan berdasarkan angka banding antara besarnya KLB dan KDB. Selain itu ketinggian bangunan dipengaruhi oleh fungsi bangunan. Untuk rencana penataannya mengacu kepada ketentuan sebagi berikut :
1. Kolektor Primer
a) Fasilitas umum 1 – 2 lantai KLB 0,6 c) Industri 1 – 2 lantai KLB 1,2
d) Permukiman 1 – 2 lantai KLB 1,2 2. Kolektor Sekunder
a) Fasilitas umum 1 – 2 lantai KLB 1,2
b) Campuran perdagangan dan jasa permukiman 1 – 2 lantai KLB 1,2 c) Industri 1 – 2 lantai KLB 0,6
4.2.2. Rencana Pengaturan Bangunan
Garis sempadan bangunan ditetapkan berdasarkan pada rencana penggunaan dan pengembangan ruang (aktifitas, sistem transportasi, tata guna lahan, fasilitas dan utilitas). Untuk penataan di lingkungan permukiman di Kelurahan Kuala Silo Bestari maka direncanakan sebagai berikut :
a. Kolektor Primer = 4cm b. Kolektor Lingkungan (sekunder) = 3cm
c. Jalan Setapak/Gang = minimal 1m
Untuk garis sempadan samping dan belakang bangunan ditetapkan untuk bangunan tunggal tidak bertingkat dapat berimpit atau minimal 1,5 m untuk bangunan deret dapat berimpit.
4.3. Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung 4.3.1. Rencana Sistem Jaringan Jalan Dan Pergerakan
Penataan Jaringan Sektoral di Kelurahan Kuala Silo Bestari diklasifikasikan kepada beberapa kategori, yaitu penataan jaringan jalan, jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan sanitasi dan persampahan. Penataan jaringan sektoral ini dibutuhkan untuk : - Menata aksesibilitas (sirkulasi) yang terjadi dari dan keluar lingkungan permukiman
sehingga tercipta sirkulasi yang efektif dan efisien
- Menata sistem jaringan drainase, sanitasi, air limbah buangan rumah tangga dan persampahan sebagai jaminan terciptanya lingkungan hunian yang sehat, bersih dan berkualitas
4.3.2. Rencana Sistem Parkir
Pengaturan tata kelola ruang parkir harus berbanding lurus dengan kondisi lahan, terutama fasilitas-fasilitas bangunan umum baik itu RTH maupun lokasi tambatan perahu. Untuk parkir pribadi disesuaikan dengan sistem sirkulasi kendaraan yang ada. Untuk fasilitas umum pengaturan tata letak ruang parkir disesuaikan dengan kendaraan pengguna, contohnya BUS diambil sistem parkir L 90 derajat. Sedangkan untuk kendaraan pribadi dapat menggunakan L 60 derajat dan L45 derajat sesuai dengan kapasitas lahan yang ada, sedangkan untuk parkir ditepi jalan dikapai l 0 derajat, sebagai bentuk memberikan ruang yang lebih bagi arus sirkulasi.
4.3.3. Rencana Jaringan Jalur Mitigasi Evakuasi Bencana
Adapun bencana yang terjadi kawasan prioritas adalah kebakaran dan banjir pasang koling atau dibukanya pintu air sigura-gura akibat debit air danau toba yang berlebih. alur evakuasi yang digunakan berupa jalan lingkungan yang sebagian saat ini kondisisnya masih terbuat dari tanah, rabat beton yang sudah tudak layak dan terputus dan sulit dilewati karena becek dan terputus selain itu lebar jalan yang sempit sehingga mobil tidak dapat melewati jalan lingkungan khususnya mobil pemadam kebakaran direncanakan lebar jalan menjadi 3 meter dan dapat mempermudah mengangkut korban bencana. Sedangkan penampungan sementara di buat dilapangan yang bebas banjir dan kebakaran. Berdasarkan RTRW TanjungBalai jalur mitigasi adalah
1. Penyediaan jalur evakuasi bencana melalui jalur Jl. M.T. Haryono – Jl. Jend.Sudirman – Jl. DR. Soetomo, Jl. H.M. Nur – Jl. Jend. Sudirman, dan Jl. Jend.Suprapto – Jl. Pematang Pasir.
2. Penyediaan jalan lingkungan untuk proteksi terhadap kebakaran di kawasan perumahan kepadatan tinggi.
3. Peningkatan dan penyediaan jalan lingkungan untuk jalur penanggulangan 4. kebakaran di kawasan perumahan kepadatan tinggi.
Khususnya permukiman dilokasi pinggiran sungai silau jalur evakuasi bencana diarahkan ke jalan utama jl. Khairil anwar di 3 titik yaitu di lokasi kantor lurah KSB, dipersimpangan jl. Khairil anwar-jl. Pendidikan dilokasi sekolah dasar,dipersimpangan jl.Khairil anwar-jl. Dakwah di sekolah MIN.
4.4. Rencana Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau 4.4.1. Sistem Ruang Terbuka Umum
Yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas, dan mudah diakses umum karena bukan milik pihak tertentu. Ruang terbuka umum ini sebaiknya memiliki kualitas visual yang baik dan menarik sehingga menjadi daya tarik bagi lingkungan disekitarnya. Ruang terbuka umum ini bisasanya berkaitan dengan fasilitas kegiatan umum dan berfungsi sebagai simpul daerah tersebut. Rencana tata ruang terbuka hijau dikawasan perencanaan dengan mempertimbangkan beberapa gagasan yaitu:
Ruang Terbuka Hijau Umum minimal memiliki luasan 50 m2 dan berdiri diatas tanah yang tidak kepemilikan pribadi, bisa berupa hibah dari pemilik tanah maupun dari pemerintah, atau dapat juga memanfaatkan jalur sempadan alam, seperti sempadan Sungai Silau
1 unit Fasilitas Ruang Terbuka Hijau Umum diupayakan untuk melayani minimal 2 lingkungan yang berdekatan.
Untuk kawasan perencanaan minimal tersedia 5 unit fasilitas Ruang Terbuka Hijau Umum.
Penanaman pohon sebaiknya memperhitungkan luas lahan dengan jumlah batang pohon yang akan ditanam agar tercipta keselarasan antara kenyamanan dan kepuasan bermain terutama bagi anak-anak
4.4.2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi
Yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapatdiakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu. Sistem ruang terbuka ini di kawasan perencanaan berupa lahan pekarangan yang dijadikan taman di depan rumah dan hampir setiap rumah memiliki potensi halaman yang dapat difungsikan seperti ini. Arahan dalam penataan Sistem Ruang Terbuka Hijau Pribadi dengan gagasan sebagai berikut :
Melestarikan ruang terbuka hijau pribadi sebagai bagian dari pengendalian Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sehingga dengan adanya ruang terbuka tersebut diharapkan dapat menyerap air hujan sehingga secara langsung tidak membebani saluran drainase.
Ruang terbuka hijau pribadi juga sebagai penyeimbang ekosistem lingkungan terbangun dan menambah keserasian dan menambah kenyamanan bagi lingkungan pemiliknya.
Ruang Terbuka Hijau Pribadi dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan uang yang dapat menjadi mata pencaharian alterrnatif, seperti menanam pohon buah-buahan, termasuk juga menanam bunga ataupun sayur-sayuran.
Pedoman teknis dalam penataan Ruang Terbuka Hijau Pribadi dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
Penanaman pohon disekitar pekarangan rumah atau di sempadan jalan hendaknya berdasarkan pertimbangan kaitannya dengan kenyamanan bagi pengguna jalan, terutama pemakai kendaraan bermotor. Sebaiknya tingkat perindangan pohon dapat diatasi sedemikan rupa agar tidak menghalangi pandangan bagi pengguna jalan, perkembangan akar pohon yang dapat merusak fisik jalan dan juga ketinggian pohon yang dapat merusak jaringan listrik atau bahkan jika sewaktu-waktu tumbang dapat menimbulkan kecelakaan baik itu bagi pemilik sendiri maupun orang lain
4.4.3. Sistem Ruang Terbuka Privat
Posisi bangunan rumah dikawasan prioritas pada umumnya sangat rapat,menyebabkan ruang terbuka di bangunan rumah sangat minim.Karena minimnya lahan yang dapat dikembangkan sebagai taman maka perencanaan terbatas pada pemaksimalan RTH yang sudah ada seperti pemanfaatan lahan pekarangan dan pemanfaatan jalur hijau. Prinsip umum Rencana Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dalam perencanaan pekarangan permukiman meliputi, antara lain:
• Pemanfaatan pekarangan menjadi lahan yang produktif
• Pekarangan dimanfaatkan sebagai lahan hijau tingkat neighborhood yang dapat meningkatkan kualitas udara sekitar rumah.
Salah satu media yang paling sederhana dan murah adalah menggunakan botol bekas. Untuk membuat vertikal garden dari botol bekas cukuplah mudah. Yang dibutuhkan hanyalah botol bekas, cutter, tali/kawat. Pertama-tama buat satu lubang besar pada bagian tengah botol, kemudian buat 4 lubang kecil pada kedua sisi kanan dan kiri dari lubang besar yang telah dibuat sebelumnya untuk memasukkan tali maupun kawat.
Setelah itu tinggal digantung dan susun sedemikian rupa botol-botol tersebut pada area dinding yang ingin kita jadikan vertical garden ataupun konsep taman gantung memakai kawat harmonika dan pipa besi sebagai penyangga taman gantung.
4.4.4. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau
Rencana penataan pepohonan dan tata hijau yang akan diterapkan di kawasan prioritas lingkungan I,IV,V disesuaikan berdasarkan zona, antara lain :
• Jalan
Jalan masuk utama merupakan cerminan yang memperlihatkan identitas kawasan prioritas lingkungan I. Untuk itu perlu adanya penghijauan seperti menanam pohon palm maupun tanaman krokot di pinggir jalan sehingga menjadi menarik dan berkesan bagi orang yang melewati kawasan kawasan prioritas lingkungan I.
• Daerah Pinggiran Sungai
Kawasan Prioritas lingkungan I berbatas dengan sungai kapias dan lingkungan IV,V berbatas dengan aliran sungai asahan mencerminkan daerah kawasan tepi sungai yang perlu penghijauan daratan tidak erosi.
4.4.5. Bentang Alam
Kawasan prioritas dilihat dari letak geografis berbatas dengan sungai.Alasan utama untuk mengekplorasi pendekatan bentang alam adalah kondisi sektor berbasis-lahan dalam mencari solusi diwilayah kawasan prioritas. Secara tradisional mereka terkungkung dalam kotak terpisah sepanjang sejarah aktivitas ekonomi yang mayoritas nelayan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Sangat mendesak bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik,sehingga perlu dukungan maupun bantuan sarana pendukung tambatan perahu,yang merupakan titik kumpulnya nelayan .
4.4.6. Area Jalur Hijau
Area jalur hijau yang sekarang didominasi oleh bangunan rumah tinggal, sangat memungkinkan fungsi sungai sebagai sumber air bagi masyarakat menjadi tercemar oleh limbah rumah tangga. Sehingga perlu penekanan maupun sosialisasi bagi masyarakat fungsi dari pada jalur hijau di bantaran sungai silau. Area jalur hijau sangat dibutuhkan sebagai paru paru kawasan prioritas khususnya. Jalur hijau bisa
4.5. Rencana Tata Kualitas Lingkungan
4.5.1. Rencana Wajah Jalan dan Bangunan
Kondisi wajah jalan di kawasan prioritas merupakan konsep kawasanpermukiman penduduk yang memiliki nilai sejarah karena pada kawasan prioritas terdapat makam tokoh sejarah Kelurahan kuala silo bestari. Kondisinya tidak tertata dan kurang pencahayaan dikarenanya kurangnya lampu penerangan di jalan pintu masuk kawasan prioritas. Wajah bangunan kawasan prioritas tidak memiliki karakteristik dan bersifat dinamis, sehingga kurang memberikan kesan kawasan prioritas. Konsep wajah jalan pada kawasan prioritas yang direncanakan adalah memperbaiki jalan pintu masuk agar nyaman bagi pengguna jalan, hal ini dikarenakan sisi selatan pintu masuk kawasan prioritas adalah berupa area pemakaman sedangkan sisi utara adalah lahan pertanian. Sehingga konsep wajah jalan nantinya mampu meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna jalan dengan mengoptimalkan pencahayaan serta tanaman yang berkesan indah.
4.5.2. Rencana Street Furniture 1. Lampu penerangan
Lampu penerangan jalan merupakan salah satu elemen street furniture yang penting keberadaannya dalam suatu koridor jalan. Konsep penempatan lampu penerangan jalan perlu diletakkan pada jalan-jalan yang tidak berdekatan dengan persil perumahan warga, sehingga kondisi jalan akan menjadi gelap dan pengguna jalan merasa tidak aman ataupun nyaman menggunakaannya. Lokasi lampu penerangan jalan dapat ditempatkan pada sisi kiri atau kanan jalan secara berselingan yang bertujuan memberikan penerangan yang maksimal sehingga memunculkan citra kawasan yang baik terhadap kawasan prioritas. konsep lampu penerangan jalan adalah memiliki desain yang simpel dari bahan yang memiliki usia kegunaan panjang serta hemat energi.
2. Tempat sampah
Penataan tempat sampah di kawasan prioritas diarahkan berdasarkan konsep: a. Perlu adanya penyeragaman bentuk serta bahan tempat sampah dalam satu l uas
jalan;
b. Pembangunan bangunan baru yang berada di kaasan prioritas harus memiliki tempat pembuangan sampah pribadi sehingga lingkungan tetap bersih dan nyaman;
c. Terdapat pemisahan tempat sampah antara sampah organik dengan sampah an-organic
d. Tempat sampah pada ruas jalan terbuat dari bahan non permanen dan tertutup.
3. Kursi Taman
Konsep pengadaan kursi taman didasarkan pada kebutuhan masyarakat untuk memiliki tempat berkumpul sebagai sarana pendukung kegiatan bersosialisasi. Penempatan kursi taman dapat dilokasikan pada jalur ruang terbuka hijau serta di sekitar permukiman. Konsep desain kursi taman yang sederhana namun memiliki nilai estetika. Kursi taman dapat berasal dari bahan bekas seperti kaleng, tong, kayu, batu, dan besi.
4.5.3. Rencana Identitas Lingkungan
lingkungan dari sebuah kawasan dapat dilihat dari lima elemen pembentuk citra kawasan yang terdiri dari path, landmark, edge, node, dan district. Identitas lingkungan merupakan aspek yang perlu dikembangkan agar kawasan tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan kawasan lain yang dapat pula menjadi daya tarik suatu kawasan. 1. Path
Path di kawasan prioritas adalah berupa jaringan jalan di kawasan prioritas yang menghubungkan antar wilayah berdekatan sekitar kawasan prioritas. Konsep yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas elemen path adalah dengan memperbaiki perkerasan jaringan jalan, memanfaatkan bahu jalan sebagai jalur hijau, menambahkan lampu penerangan agar memunculkan kesan aman dan nyaman.
2. Landmark
Pada kawasan prioritas tidak terdapat bangunan yang bisa ditonjolkan menjadi elemen landmark. Pembentukan elemen landmark dapat dilakukan dengan perancangan gapura pada pintu masuk kawasan prioritas. Gapura yang akan dirancang berbentuk simpel dan selaras dengan bentuk ruang sekitarnya seperti jalan dan bangunan perumahan. Pada gapura ini diberi identitas kawasan prioritas dan program PLP-BK.
3. Edge
Tepian atau edge di kawasan prioritas adalah berupa tepian aliran sungai yangsaat ini kondisinya tidak terawat. Konsep yang akan dikembangkan adalah dengan meningkatkan keasrian edge dengan menata jalur hijau dipinggir sungai dan penataan permukiman.
4. Node
Tidak terdapat node di kawasan prioritas, sehingga pengembangannya untukmemunculkan karakter kawasan prioritas adalah dengan membangun taman atau jalur hijau di bahu jalan dengan konsep rindang agar terdapat wadah bagi warga
Kawasan prioritas tidak memiliki elemen citra kawasan berupa district, hanyaberupa perumahan warga yang mengelompok. Perumahan warga ini tidak memiliki karakter atau ciri khas yang sama. Pengelompokan terjadi dikarenakan warga masih berada dalam silsilah keluarga. District di kawasan prioritas akan dikembangkan berdasarkan pengelompokan perumahan warga yang telah terbangun dengan memunculkan konsep bersih.
4.6. Rencana Sistem Jaringan (Utilitas) 4.6.1. Rencana Jaringan Air Bersih
Dalam perencanaan peningkatan penyediaan air bersih di wilayah prioritas terdapat dua konsep pengembangan yang ditawarkan yaitu dengan membangun HIPPAM dan melakukan pengeboran sumber air bersih dibeberapa titik. HIPPAM dinilai sebagai program yang memiliki keberlanjutan (sustainable), diharapkan dengan adanya pembangunan HIPPAM merupakan salah wujud tindakan maju dari masyarakat Lingkungan 1,4,5 , karena jika masyarakat mampu mengkelola dengan baik keberadaan HIPPAM maka selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih juga dapat menjadi percontohan pengelolaan air bersih untuk dusun lain disekitar kawasan prioritas. Alternatif lain dalam pengelolaan air bersih yang ditawarkan adalah melakukan pengeboran di beberapa titik sumber air. Berbeda dengan pembangunan HIPPAM, pengeboran sumber air jika tidak dikontrol akan merusak persediaan air baku.
4.6.2. Rencana Jaringan Air Limbah Rumah Tangga
Air limbah yang tidak dikelola dalam suatu sistem jaringan pengelolaan sangatlah membahayakan keberlanjutan kehidupan. Sebab limbah dapat mencemari semua yang dikontaminasinya. Seiring berkembangnya kebutuhanj pengelolaan limbah sudahlah banyak dilakukan terutama didaerah –daerah rawan sanitasi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah banyak dilakukan baik limbah industri maupun limbah domestik.
4.6.3. Rencana Jaringan Sanitasi
Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara yang akan dibangun untuk melayani kebutuhan warga terhadap jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan adalah dengan pemasangan tiang listrik yang sejajar dengan koridor jalan agar tidak mengganggu pergerakan pengguna jalan.
4.6.4. Rencana Jaringan Persampahan
jaringan persampahan yang bersifat mandiri. Warga kawasan prioritas memiliki tempat sampah pribadi dan mampu membedakan antara sampah organik dan sampah an-organik. Konsep perencanaan persampahan adalah dengan membangun beberapa Tempat Pembuangan Sampah sementara (TPS) agar warga tidak membakar sampah disembarang tempat. Serta dapat pula dengan pengelolaan sampah berupa bank sampah dengan melakukan pemberdayaan perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga. Selain itu konsep yang diarahkan adalah kawasan prioritas memiliki sistem persampahan sendiri, mulai dari pemisahan, pewadahan sampai pengelolaan yang berasal dari sumber. Diperlukan adanya pelatihan untuk melakukan pengelolaan sampah baik sampah organik atau pun an-organik, agar lingkungan kawasan prioritas menjadi bersih dan lebih mandiri dikarenakan tidak adanya sistem pengumpulan sampah di Kelurahan Kuala Silo Bestari dan kawasan prioritas dapat menjadi kaawsan zero waste.
4.6.5. Rencana Jaringan Drainase
Persoalan drainase banyak terdapat dillokasi permukiman kawasan prioritas. Kondisi existing drainase tidak memungkinkan dengan pertumbuhan permukiman yang semakin bertambah. Sehingga drainase tidak bisa menampung limbah rumah tangga maupun air hujan. Maka perlu dinormalisasi drainase yang ada maupun penambahan pembangunan di beberapa titik yang rawan banjir maupun air pasang. Dengan pembuatan saluran drainase di permukiman seiring dengan perbaikan jalan. Selain itu juga dengan meningkatkan drainase atau melakukan plengsengan, di mana lengsengan berfungsi untuk menormalisasi saluran drainase dan penopang tanah agar tanah tidak longsor ketika hujan deras turun. Berdasarkan hasil pengukuran pada proses pemetaan swadaya panjang drainase yang akan dinormalisasi adalah ± 687 meter. Saluran drainase dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup. Untuk saluran terbuka dipakai pada saluran drainase pada jalan lingkungan sedangkan saluran drainase yang terdapat di sepanjang jalan utama menggunakan sistem tertutup. Pada saluran tertutup, tiap perubahan arah arus dilengkapi dengan bak kontrol, sedangkan pada saluran yang lurus, bak kontrol diletakkan tiap 5 m.
4.6.6. Rencana Jaringan Listrik
Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara yang akan dibangun untuk melayani kebutuhan warga terhadap jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan adalah dengan pemasangan tiang listrik yang sejajar dengan koridor jalan agar tidak mengganggu pergerakan pengguna jalan.
4.6.7. Rencana Jaringan Ruang Terbuka Hijau (Sempadan Jalur Hijau)
Potensi Lokasi Ruang Terbuka Hijau yang direncanakan berada dilokasi pinggiran sungai asahan lingkungan IV dan V sangat memungkinkan sebagai paru paru kawasan prioritas maupun menjadikan kawasan pinggiran sungai menjadi asri.Sistem Ruang Terbuka Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelahproses rancang arsitetural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik. Manfaat ruang terbuka dan tata hijau antara lain menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada kepentingan pejalan kaki dan mewujudkan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
4.6.8. Rencana Jaringan Mitigasi Bencana
Kejadian kebakaran 2 kali dalam tahun 2014 yang menghanguskan 180 rumah,minimnya akses masuk kelokasi rawan bencana dan jalur evakuasi korban bencana. Sehingga diperlukan keseriusan dalam penanganan bencana dari pihak pemerintah daerah. Akses penanganan bencana seperti gelombang pasang dan kebakaran berjarak 200 meter sampai dengan 300 meter kelokasi titik kumpul yang berlokasi di jalan utama khairil anwar. Sehingga diperlukan jaringan jalur evakuasi bencana, baik itu tempat atau lokasi titik kumpul. Untuk pengendalian bencana kebakaran direncanakan di 5 titik yaitu dilingkungan I,IV dan V untuk ditempatkan Hidrant Pump.