• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Pendekatan penelitian kuantitatif juga disebut metode tradisional, karena sudah lama digunakan sebagai metode penelitian.

Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian metode kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap penelitian, serta penampilan dari hasilnya. Pada bagian kesimpulan juga lebih baik menggunakan grafik, angka, tabel, dll. Penelitian kuantitatif memfokuskan diri pada perhitungan angka di bandingkan dengan teori. Perhitungan dan penelitian dilakukan untuk mengetahui suatu tujuan tertentu.

Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Proses pengukuran ini yang nantinya akan menjadi inti dari penelitian. Hasil perhitungan akan mengungkap fakta.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif banyak digunakan oleh cabang-cabang ilmu pegetahuan, misalnya fisika, ilmu sosial hingga jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

(2)

Penelitian ini menggunakan penelitian jenis deskriptif, Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan suatu objek tertentu, dimana setelahnya hasil penelitian akan dipaparkan dalam sebuah laporan penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Disebutkan dalam buku “Prosedur Penelitian” penelitian deskriptif adalah penelitian yang paling sederhana karena pada penelitian deskriptif ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek yang diteliti. Seorang peneliti hanya melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan kemudian memaparkan hasil penelitiannya dalam laporan penelitian. (Arikunto, 2010). Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta suatu objek tertentu.

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut:

1. kriteria umum

A. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.

B. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum

C. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan

opini.

D. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.

E. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.

F. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta serta studi kepustakaan yang dilakukan.

(3)

2. Kriteria Khusus

A. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value). B. Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status

C. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

3.3 Metode Penelitian

Pada zaman seperti sekarang, segala halnya diakses melalui internet, bisa dikatakan bahwa internet sudah menjadi kebutuhkan pokok bagi masyarakat. Informasi seringkali kita dapatkan melalui internet, internet yang dahulunya dianggap sebagai barang mahal, sekarang sudah merakyat, golongan sosial kelas bawah sampai kelas atas dapat mengakses internet. Dengan berkembang pesatnya internet, maka peneliti memfokuskan diri pada metode online survey. Dimana media internet menjadi media penyebar kuesioner, penggunaan online survey jelas menghemat banyak waktu, proses yang lebih mudah, dan efisien.

Selain itu, media sosial seperti Twitter, Facebook, dan blog juga merupakan media yang sering diakses oleh masyarakat. jika kita membicarakan media sosial yang sangat digemari di masyarakat. Twitter, facebook dan media-media sosial lain sangat berguna dan cocok bagi peneliti untuk mengambil data sample dengan kemudahan aksesnya.

Metode survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Online survey memudahkan peneliti dengan cepat menerima hasil kuesioner yang diinginkan.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian. Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut

(4)

seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.

Penelitian ini menguji konsep respon, yaitu respon tentang ekspos pemberitaan Gita Wirjawan sebagai calon presiden di media internet. Dari konsep respon ini dioperasionalisasi menjadi tiga variabel, yaitu variable kognitif, afektif, dan konatif. Dalam penelitian ini menggunakan ketiga variabel ini karena merupakan efek media. Dari tiap-tiap variabel, dioperasionalisasikan menjadi tiga dimensi, yaitu masing-masing dimensi Facebook, Twitter, blog berita, karena ekspos terbanyak tentang Gita Wirjawan ada di ketiga media sosial tersebut. Dari masing-masing dimensi akan dioperasionalisasi menjadi dua dimensi sesuai dengan teori pengharapan nilai, yaitu sub dimensi keyakinan dan harapan, setelah itu sub dimensi akan dioperasionalisasi menjadi indikator-indikator yang akan diuji melalui instrumen penelitian (kuesioner)

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi pada penelitian yang dibuat penulis adalah pengguna internet di Indonesia, yaitu sebesar 71.190.000 (71,19 juta). Bisa dikatakan pengguna internet di Indonesia rata-rata memiliki dan membuka akun twitter, Facebook, dan blog berita. Dalam akun resmi Twitter Gita Wirjawan, sudah memiliki followers 598. 472 pada pukul 11.47, 2 April 2014. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003 : 720) .Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Jadi, pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian.

(5)

pengertian sampel adalah sebagian (himpunan bagian), dari suatu populasi. Populasi dapat berisi data yang besar sekali jumlahnya, yang mengakibatkan tidak mungkin atau sulit untuk dilakukan pengkajian terhadap seluruh data tersebut, sehingga pengkajian dilakukan terhadap sampelnya saja. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah lengkap. Namun jika pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil dari sampel cukup akurat untuk menggambarkan populasi yang diperlukan dalam kajian yang dilakukan.

3.5.2.1 Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara, peneliti menulis atau memberi nomor pada seluruh anggota populasi, lalu mengundinya (mengacak) sampai mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan (Kriyantono, 2012).

Dengan metode online sampling yang digunakan, maka peneliti melakukan pengambilan sampel menggunakan komputer dimana peneliti membuka akun Twitter

@GWirjawan, Facebook Gita Wirjawan, dan blog berita www. Merahputih.com lalu

men-scroll layar atau mouse satu kali. Setiap satu kali scroll tersebut maka akan didapatkan satu responden yang kemudian diminta bantuannya untuk memberikan tanggapan terhadap kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Peneliti membutuhkan 100 orang responden sehingga akun Twitter, Facebook, dan Blog berita yang diminta oleh peneliti berjumlah lebih dari 100 untuk menanggulangi calon responden yang tidak memberikan jawaban. Peneliti pertama kali menyebar kuesioner pada tanggal 3 April 2014 dan pembagian sampling dilakukan secara bertahap. Hasil-hasil kuesioner dari responden akan langsung ditampung dalam website Google Docs milik peneliti sehingga data yang diinginkan bisa langsung diketahui untuk bisa segera diproses. Adapun link kuesioner yang dibuat peneliti adalah: https://docs.google.com/forms/d/1Wjs0FfjVL4qQh6ITQejpcUfdfkIO2qQG0Yjwloef Uqk/edit

3.5.2.2 Jumlah Sampel

Peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan jumlah pengguna internet di Indonesia 71. 190.000

(6)

n= N N.(d)2 + 1 Keterangan : n = jumlah sampel N= jumlah populasi (d)2 = derajat ketelitian (0,1)2 Perhitungan Sampel : n= N N.(d)2 + 1 n = 71190000 71190000.(0,1)2+1 n = 71190000 711900 + 1 n = 71190000 71191

n = 99,986 yang dibulatkan menjadi 100 orang

Dari penghitungan di atas peneliti mendapatkan hasil 99,986 orang dari pengguna internet di Indonesia yang akan diambil sebagai sampel. Hasil di atas kemudian dibulatkan ke angka 100. Hal ini untuk mengurangi tingkat sampling

error.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Peniliti dengan tulisannya kali ini menggunakan teknik kuesioner dengan data primer untuk mengumpulkan data. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi. Definisi data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer ini disebut

(7)

juga dengan data tangan pertama (Azwar, 2004). Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkan secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner. (Suryana, 2010). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari respond en. (Sugiyono, 2009). Peneliti menggunakan skala Likert sebagai tolak ukur dalam penelitiannya. Skala Likert adalah suatu skala prikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. (Siboro, 2013)

Dalam kuesioner yang dibuat, terdapat pertanyaan yang terkait dengan topik yang dibahas di dalam penelitian, Pertanyaan yang diberikan akan di jawab oleh responden dengan skala:

Sangat Setuju (SS) : 4

Setuju (ST) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode survei digunakan untuk mendapatkan data, Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Kuesioner yang digunakan merupakan jenih kuesioner tertutup Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Tetapi bila dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial (dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit.

(8)

Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar "pola" yang menggambarkan objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik.

3.7.1 Kuesioner

Suharsimi Arikunto (2006: 151) menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kelebihan metode angket adalah dalam waktu yang relatif singkat dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh orang lain. Sedangkan kelemahan angket adalah angket bersifat kaku karena pertanyaan yang telah ditentukan dan responden tidak member jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya hanya sekedar membaca kemudian menulis jawabannya.

Kelebihan metode angket adalah dalam waktu yang relatif singkat dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh orang lain. Sedangkan kelemahan angket adalah angket bersifat kaku karena pertanyaan yang telah ditentukan dan responden tidak member jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya hanya sekedar membaca kemudian menulis jawabannya.

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data kuantitatif penulis akan menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel, yang biasanya digunakan untuk riset deskriptif, dan statistik deskriptif (Krisyanto, 2012).

Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan pengelompokan data yang dibagi kedalam beberapa kelas, Ini adalah cara menampilkan data yang terorganisir, sehingga memudahkan pembaca untuk menggolongkan dan mengerti data-data dalam penelitian ini.

(9)

3.9 Keabsahan Penelitian

Peneliti menggunakan analisa kuantitatif menggunakan metode statistik dalam menganalisa data dalam penelitian ini. Data-data tersebut dinyatakan dalam angka, data yang tidak berupa angka dirubah terlebih dahulu agar menjadi angka. Angka ini diperoleh langsung dari pengukuran angka-angka yang didapat dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan oleh semua orang (Riduwan, 2006)

Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu bisa mengukur apa yang ingin diukur. Contohnya jika ingin mengukur tinggi seorang anak, maka dibutuhkan meteran, karena meteran merupakan suatu alat yang mendukung. Reabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun, 2011)

3.9.1 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Datanya sudah benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka diambil atau dicoba beberapa kalipun hasilnya akan tetap sama.

Untuk uji reliabel instrumen dalam kuesioner penelitian ini menggunakan teknik alpha cronbach. Standar nilai alpha (α) yang digunakan untuk menunjukkan bahwa alat ukur tersebut baik adalah >0,5. Jadi, semakin besar nilai alpha (> 0,5), maka semakin reliabel alat ukur tersebut. (Priyanto, 2012)

3.9.2 Uji Validitas

Uji Validitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Menurut Nursalam (2003), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.

Dalam uji validitas, digunakan Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), yaitu uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor terhadap variabel-variabel yang diukur. Bila nilai KMO > 0,5 dengan nilai signifikansi < 0.005 maka

(10)

variabel tersebut dapat diukur dengan menggunakan teknik faktor analisis untuk mengetahui apakah indikator yang dibuat memang berada pada satu kelompok dengan indikator lainnya yang masih dalam satu variabel.

Tabel 3.9

Nilai KMO Tingkatan Varian

0.90-1.00 Marvellous (Sangat Bermanfaat)

0.80-0.89 Meritorius (Bermanfaat)

0.70-0.79 Middling (Cukup Bermanfaat)

0.60-0.69 Mediocre (Sedang)

0.50-0.59 Miserable (Tidak Bermanfaat)

0.00-0.49 Unacceptable (tidak bisa diterima)

Sumber: Kaiser, 1974

Menurut Sugiyono (2003 : 137) instrumen yang valid merupakan hasil data yang dapat dipertanggung jawabkan.

3.10 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini tentunya peneliti merasakan kesulitan saat proses pengerjaannya, yaitu:

1. Pemahaman yang berbeda antar responden terhadap kuesioner yang diajukan 2. Kemalasan untuk membaca dan ketidak jujuran responden dalam mengisi

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, islam, kesehatan dan nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya, sehingga penulis

Perkembangan teknologi komputer pada saat ini berjalan sangat cepat, hampir semua bidang memanfaatkan komputer begitu juga dalam dunia medis dengan menggunakan

dilakukan pengerikan dengan cara kuret atau D&amp;C (Dillatation &amp; Curettage). Kuret adalah operasi kecil yang biasa dilakukan untuk menekan penyebab haid berat. Teknik ini

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang pendaftaran tanah, adapun Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2006, Tetang Kewenangan Kepala Desa

Adapun judul tesis adalah “ Perbedaan Pengaruh Pemberian Infus HES dengan Berat Molekul 40 kD dan 200 kD Terhadap Plasma Prothrombin Time dan Partial Thromboplastin Time : Kajian

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian ini adalah teknik yang diberikan, tempat, subjek penelitian, waktu penelitian dan variabel

Pada penelitian ini akan dibuat sebuah sistem simulasi rumah kaca pintar dengan menggunakan ciscco packet tracer 7.2 untuk memodelkan rumah kaca pintar yang mampu

Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim (PCI) merupakan sistem budidaya padi berkelanjutan dengan perlakuan secara intensif dalam pengelolaan pupuk, air,