• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK

PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG

KECAMATAN LEMBAH GUMANTI

KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL

Oleh:

TIA MARIATI

11060240

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA

DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG

KECAMATAN LEMBAH GUMANTI

KABUPATEN SOLOK

Oleh

Tia Mariati

ABSTRACT

This research is based on teacher in class that are not able to understand yet characteristics of learners. This research has purpose to describe teacher’s perception in understanding characteristics of learners that can be seen from: (1) Physical and skill condition (2) Language skill (3) Emotional condition (4) Attitude and morality behavior. Type of this research is

descriptive qualitative research. Result of this research is (1) Teacher’s perception in

understanding characteristics of learners could be seen from physical and skill condition gotten that there were learners that felt inferior/stay away from their friends because they have fat, thin,

short, and tall body. (2) Teacher’s perception in understanding characteristics of learners that were not able to use good vocabulary yet when they spoke. (3) Teacher’s perception in understanding

characteristics of learners could be seen from emotional condition, like learners often fight with their friends when they played or they were often resentful when their teachers were angry to

them. (4) Teacher’s perception in understanding characteristics of learners could be seen from learners’ attitude and morality behavior, like they are often lie to their teacher and friends, and also

often chose friends that they like to play. Based on result of the research that is recommended to teachers to more understand their learners’ characteristics in the school. Teacher can try to close with their learners that have different characteristics with their friends, by building good character to students then teacher in the class can construct good relationship with their learners.

Key words : Perception and learners’ characteristics PENDAHULUAN

Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat formal yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar berkembang secara optimal. Selain itu sekolah dapat mengembangkan aspek psikologis lainnya seperti kemampuan emosional, moral, dan kemampuan bersosialisasi peserta didik. Sekolah memiliki berbagai tingkat pendidikan yang dimulai dari PAUD/TK, SD, SMP,SMA sampai ke Perguruan Tinggi. Sekolah juga merupakan wadah untuk suksesnya seorang individu dalam karirnya di masa depan. Namun, untuk mencapai kesuksesan tersebut terutama dalam belajar dibutuhkan usaha yang optimal, baik dari guru maupun dari peserta didik sendiri.

Dengan adanya lingkungan sekolah yang memadai, maka akan terbentuklah karakter yang baik dalam proses pembelajaran terutama bagi peserta didik di kelas. Oleh sebab itu guru harus bisa memahami karakteristik peserta didik terlebih dahulu, supaya guru dan peserta didik bisa membina hubungan dengan baik, untuk itu guru harus bisa memahami karakteristik peserta didik terlebih dahulu.

Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang, Sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai.

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa:

(3)

“Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.”

Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk “homo educandum”, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikanya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap Arifin, 1969 (Desmita, 2014: 39).

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya Arifin, 1969 (Desmita, 2014: 39). Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang senantiasa mengintarinya. Demikian pula dengan kehadiran peserta didik di sekolah, tidak akan mendapatkan kemanfaatan yang berarti dari informasi atau materi pelajaran yang disampaikan guru atau mugkin malah menyesatkan tanpa adanya persepsi yang benar. Hal ini karena persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya informasi ke dalam otak manusia.

Leavitt (Desmita, 2009: 177) mengatakan perception dalam pengertian

sempit adalah “penglihatan”, yaitu

bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas, perception adalah “pandangan”, yaitu bagaimana

seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi guru kelas mengenai karakteristik peserta didik adalah bagaimana cara pandang guru dalam

memahami karakteristik dari masing-masing peserta didik .

Anak-anak usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan peserta didik berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Menurut Havighurst, 1961 (Furqon, 2005: 36) ada beberapa aspek perkembangan psiko-fisik anak usia sekolah dasar, yaitu sebagai berikut:

1. Keadaan Fisik dan Keterampilan 2. Kemampuan Bahasa

3. Keadaan Emosi

4. Sikap dan Perilaku Moral

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan mulai dari tanggal 9 sampai dengan 11 Februari tahun 2015 bahwa adanya guru yang belum bisa memahami semua karakteristik peserta didik, seperti adanya guru yang menganggap peserta didik lemah, adanya guru yang menganggap peserta didik hanya berdiam diri dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, adanya guru yang menganggap peserta didik belum bisa menolong diri sendiri dan orang lain, adanya guru yang menganggap peserta didik sering berbohong kepada guru dan teman-temanya, adanya guru yang menganggap peserta didik sering berkata yang kotor-kotor, adanya guru yang menganggap peserta didik belum bisa menggunakan kata-kata yang baik saat berbicara, adanya guru yang menganggap peserta didik belum bisa mengontrol emosinya saat bermain dengan teman-temanya, adanya guru yang menganggap peserta didik tidak sopan saat berbicara dengan guru dan teman-temanya, adanya guru yang menganggap peserta didik pendek, tinggi, kurus dan gemuk.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan dalam jenis penelitian kualitatif. Prinsip dasar pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dimulai dengan persoalan seperti mengapa, bagaimana, apa, dimana, dan bilamana tentang

(4)

suatu fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang terjadi di lapangan dan peneliti dapat memberi suatu makna kepada suatu peristiwa.

Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini penulis berupaya mendeskripsikan, mengungkapkan, dan menafsirkan data

yang berhubungan dengan, “Persepsi Guru

Kelas dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Di SD Negeri 08 Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok”.

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan langkah-langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperoleh. Paling penting adalah peneliti menentukan informan dan bagaimana mendapatkan informan. Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami pula anatomi masyarakat di mana penelitian itu dilaksanakan. Pemilihan informan dipilih dengan teknik bola salju (snow ball) dengan cara peneliti mencari relawan dilapangan, yaitu orang-orang yang mampu diajak untuk berbicara dan dari mereka data akan diperoleh. Selanjutnya dari mereka pula akan ada penambahan sampel atau subjek, atas rekomendasinya itu, peneliti segera meneruskan ke subjek yang lain. Jumlah sampel tidak ada batas minimal dan maksimalnya, yang penting telah mencapai data jenuh, yaitu tidak ditemukan informasi baru lagi dari subjek penelitian (Moleong, 2010:206).

Maka dari itu, peneliti telah menentukan dahulu informan kunci dan informan tambahan agar proses penelitian dilapangan nantinya lebih mudah dilaksanakan. Adapun kriteria informan kunci yang dipilih yaitu; 2 orang guru kelas yaitu kelas V dan VI

Sedangkan untuk informan tambahan, peneliti telah memilih beberapa orang informan yang dirasa dapat memberikan informasi berkaitan dengan penelitian, yang antara lain adalah: 2 orang peserta didik kelas V dan VI, serta 1 orang kepala sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2015. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Sd Negeri 08 Alahan Panjang Kecamatan lembah Gumanti Kabupaten solok, hal tersebut dikarenakan fenomena awal ditemukan di lokasi ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, temuan data yang peneliti kemukakan adalah data kualitatif yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan dari hasil wawancara dengan guru kelas tentang Persepsi guru kelas dalam memahami karakteristik peserta didik di SD Negeri 08 Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Wawancara dilakukan kepada dua orang peserta didik dan juga kepala sekolah. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian yang tergambar dalam pernyataan dan pertanyaan wawancara.

a. Persepsi Guru Kelas dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Keadaan Fisik dan Keterampilan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci SS dan AD serta informan tambahan peserta didik, dan kepala sekolah yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai 5 September 2015 diperoleh hasilnya bahwa keadaan fisik dan keterampilan yang dimiliki peserta didik harus bisa dipahami oleh guru kelas. Seorang pendidik harus memahami karakteristik seorang anak didik yang memiliki postur badan atau fisik yang berbeda apakah mereka gemuk, kurus, pendek ataupun tinggi, sebab perbedaan fisik akan membedakan penampilan watak atau karakteristik setiap individu.

Peserta didik yang memiliki fisik yang berbeda-beda sudah merupakan hal yang biasa terjadi pada dirinya, peserta didik yang selalu minder dari teman-temanya dan tidak memiliki rasa percaya diri guru kelas bisa memberikan pengertian kepada peserta didik bahwa kita semua dimata allah sama, guru kelas juga bisa memberikan perhatian yang lebih dari peserta didik yang lain, menanyakan apa yang menyebabkan dia minder dari teman-temannya, dan bisa juga dengan sering mengadakan kerja kelompok atau belajar kelompok.

(5)

b. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Kemampuan Bahasa

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci SS dan AD serta informan tambahan peserta didik, dan kepala sekolah yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai 5 September 2015 diperoleh hasilnya bahwa kemampuan bahasa yang dimiliki peserta didik harus bisa dipahami oleh guru kelas. Seorang pendidik harus memahami dan memperhatikan karakteristik seorang anak didik yang berkaitan dengan cara berbahasa peserta didik tersebut. Bagaimana cara berbicara mereka dengan guru, begitu juga cara berbicara mereka dengan temna-temannya, seorang pendidik harus memahami semua itu terlebih dahulu.

Ppeserta didik yang memiliki kemampuan berbahasa yang kurang baik sudah pasti ada. Cara berbicara yang mereka gunakan tergantung dari karakteristik dan watak serta kepribadian yang dibawa anak didik dari keluarga mereka masing-masing. Kalau mereka dari keluarga terpelajar itu akan terlihat baik dari cara berbicaranya, tapi kalau mereka berasal dari keluarga yang tidak terpelajar itu sudah pasti cara berbicaranya akan terlihat agak sedikit kasar dan tidak karuan. Peserta didik yang sering berkata kasar dan tidak sopan sudah kebiasaan di rumah dan terbawa ke sekolah. Tidak semua peserta didik yang sering berkata kasar, sebahagian ada yang cenderung berkata kasar, sebahagian lagi ada juga yang tidak. Di samping bawaan dan pengaruh dari keluarga, ditambah dengan binaan pendidik yang memiliki karakter yang berlawananan dengan keluarganya, itu semua tergantung dari sikap peserta didik menyikapinya.

c. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Kemampuan Bahasa

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci SS dan AD serta informan tambahan peserta didik, dan kepala sekolah yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai 5 September 2015 diperoleh hasilnya bahwa kemampuan bahasa yang dimiliki peserta didik harus

bisa dipahami oleh guru kelas. Seorang pendidik harus memahami dan memperhatikan karakteristik seorang anak didik yang berkaitan dengan cara berbahasa peserta didik tersebut. Bagaimana cara berbicara mereka dengan guru, begitu juga cara berbicara mereka dengan teman-temannya, seorang pendidik harus memahami semua itu terlebih dahulu.

Peserta didik yang memiliki kemampuan berbahasa yang kurang baik sudah pasti ada. Cara berbicara yang mereka gunakan tergantung dari karakteristik dan watak serta kepribadian yang dibawa anak didik dari keluarga mereka masing-masing. Kalau mereka dari keluarga terpelajar itu akan terlihat baik dari cara berbicaranya, tapi kalau mereka berasal dari keluarga yang tidak terpelajar itu sudah pasti cara berbicaranya akan terlihat agak sedikit kasar dan tidak karuan. Peserta didik yang sering berkata kasar dan tidak sopan sudah kebiasaan di rumah dan terbawa ke sekolah. Tidak semua peserta didik yang sering berkata kasar, sebahagian ada yang cenderung berkata kasar, sebahagian lagi ada juga yang tidak. Di samping bawaan dan pengaruh dari keluarga, ditambah dengan binaan pendidik yang memiliki karakter yang berlawananan dengan keluarganya, itu semua tergantung dari sikap peserta didik menyikapinya.

d. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Sikap dan Perilaku Moral

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci SS dan AD serta informan tambahan peserta didik, dan kepala sekolah yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai 5 September 2015 diperoleh hasilnya bahwa sikap dan perilaku moral yang dimiliki peserta didik harus bisa dipahami oleh guru kelas. Seorang pendidik harus memahami dan memperhatikan karakteristik seorang anak didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku peserta didik. Bagaimana sikap mereka terhadap guru, cara mereka bermain dengan teman-temannya.

Peserta didik yang memiliki sikpa dan perilaku moral yang kurang baik, tetapi tidak semua peserta didik yang memiliki karakter seperti itu, itu semua tergantung dari watak dan kepribadian individu masing-masing. Peserta didik yang sering mendongkol saat dimarahi guru ada juga terdapat pada anak yang suka melawan kepada orang tua, kebiasaan

(6)

mendongkol itu terbawa kesekolah, lantaran mereka tidak pernah diarahkan oleh orang tua kepada hal yang lebih baik. Begitu juga sebaliknya peserta didik yang sering memilih-milih teman saat bermain itu pasti sudah ada dijumpai dalam pergaulan anak didik, sebab mereka akan menentukan watak temannya sendiri, mana yang mereka pilih sesuai dengan yang mereka sukai. Berbohong itu tidak baik, tapi ada juga peserta didik yang sering berbohong kepada guru dan teman-teman mereka. Dengan demikian guru kelas harus menasehati, membimbing, dan membina, bahwa sikap dan sifat seperti itu tidak boleh dipelihara supaya kebiasaan buruk yang ada dalam diri mereka tidak membudaya dalam kehidupanya sehari-hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Persepsi guru kelas dalam memahami karakteristik peserta didik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Keadaan Fisik dan Keterampilan

a. Seorang pendidik harus memahami karakteristik seorang anak didik yang memiliki postur tubuh atau fisik yang berbeda apakah mereka gemuk, kurus, pendek ataupun tinggi.

b. Perbedaan fisik akan membedakan penampilan watak atau karakteristik setiap individu.

c. Peserta didik yang memiliki fisik yang berbeda-beda sudah merupakan hal yang biasa terjadi pada dirinya. d. Peserta didik yang tidak memiliki

rasa percaya diri karena memiliki fisik yang berbeda dengan teman-teman mereka.

e. Guru kelas bisa memberikan perhatian yang lebih dari peserta didik yang lain, menanyakan apa yang menyebabkan dia minder dari teman-temannya, dan bisa juga dengan mengadakan kerja kelompok atau belajar kelompok.

2. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Kemampuan Bahasa

a. Seorang pendidik harus memahami dan memperhatikan karakteristik seorang anak didik yang berkaitan dengan cara berbahasa. Bagaimana cara berbicara mereka dengan guru, begitu juga cara sberbicara mereka dengan teman-temannya.

b. Peserta didik yang memiliki kemampuan berbahasa yang kurang baik sudah pasti ada. Cara berbicara yang mereka gunakan tergantung dari karakteristik dan watak serta kepribadian yang dibawa peserta didik dari keluarga mereka masing-masing. Kalau mereka dari keluarga terpelajar itu akan terlihat baik dari cara berbicaranya, tapi kalau mereka berasal dari keluarga yang tidak terpelajar itu sudah pasti cara berbicaranya akan terlihat agak sedikit kasar dan tidak karuan.

3. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Keadaan Emosi

a. Keadaan emosi yang dimiliki peserta didik harus bisa dipahami oleh guru kelas.

b. Seorang pendidik harus memahami dan memperhatikan karakteristik seorang anak didik yang berkaitan dengan keadaan emosi yang dimiliki anak didik. Bagaimana cara mereka bergaul dengan teman-temannya.

4. Persepsi Guru Kelas Dalam Memahami Karakteristik Peserta Didik Dilihat Dari Sikap dan Perilaku Moral

a. Peserta didik yang sering mendongkol kepada guru disebabkan karena kebiasaan mereka yang sering mendongkol kepada orang tua, lantaran mereka tidak pernah diarahkan oleh orang tua mereka kearah yang lebih baik, begitu juga sebaliknya dengan mereka yang sering berbohong kepada guru dan teman-temannya.

b. Peserta didik yang sering memilih-milih teman saat bermain tergantung dari kepribadian masing-masing peserta didik.

c. Guru kelas bisa mendekatkan diri dengan peserta didik dan memberikan

(7)

arahan yang lebih baik kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan saran kepada berbagai pihak, sebagai berikut: 1. Peserta didik

Diharapkan kepada peserta didik untuk lebih memperbaiki karakter mereka yang salah dan membentuk karakter yang baik di sekolah.

2. Guru Kelas

Diharapkan kepada guru kelas untuk lebih memahami lagi karakteristik peserta didik serta membimbing, membina, dan mengarahkan peserta didik yang memiliki karakteristik yang kurang baik.

3. Kepala Sekolah

Dapat memanfaatkan penelitian ini untuk merumuskan kebijakan kepada guru kelas untuk dapat membina karakteristik peserta didik yang salah pada sekolah yang dipimpin.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan kepada pengelola program studi agar lebih dijadikan bahan

masukan dalam mengembangkan mata kuliah yang berhubungan dengan pengkajian persepsi guru kelas dalam memahami karakteristik peserta didik. 5. Peneliti selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang persepsi guru kelas dalam memahami karakteristik peserta didik pada aspek atau variabel lain.

KEPUSTAKAAN

Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Desmita, (2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Furqon. (2005). Konsep dan aplikasi Bimbingan Koseling Di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU SERTIFIKASI GURU AGAMA DALAM JABATAN PADA MADRASAH.. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Berdasarkan berbagai perbandingan studi diatas, meskipun terjadi peningkatan kekasaran permukaan pada resin komposit nanofiller yang dilakukan penyikatan selama

Tulisan ini menjelaskan tentang pengelolaan pajak rumah kos kota palopo dan hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) mekanisme pengelolaan pajak hotel kategori

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, hubungan dukungan keluarga dengan perilaku makan pada pasien

Faktor-fisik yang mempengaruhi selektivitas yaitu semua faktor yang dapat mempengaruhi kontak antara herbisida yang diaplikasikan dengan permukaan gulma yang akan dikendalikan

Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana kemampuan mereka dan faktor ketidakmampuan mereka dalam membacakan aksara han dan objek yang akan diteliti oleh peneliti adalah anak

B. Temuan Penelitian di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dan SMAN 1 Boyolangu Tulungagung. Berdasarkan paparan data yang diperoleh di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dan SMAN 1