• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CURAHAN WAKTU DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI KERIPIK SALAK DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS CURAHAN WAKTU DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI KERIPIK SALAK DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CURAHAN WAKTU DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI KERIPIK SALAK

DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Dian Rahmawati, Sri Marwanti, Aulia Qonita

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta JalanIr. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457

E-mail: rdian.id@gmail.com Telp. 082133695357

Abstract : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui curahan waktu

tenaga kerja wanita, faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita dan mengetahui kontribusi pendapatan rumah tangga tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan teknik survei. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Jumlah responden berjumlah 25 tenaga kerja wanita. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya total curahan waktu tenaga kerja wanita sebesar 150,40 jam/bulan. Umur tenaga kerja wanita, umur anak terkecil dan pendapatan secara individu berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Kontribusi pendapatan tenaga kerja dari industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman sebesar 22,85 % terhadap total pendapatan rumah tangga tenaga kerja wanita.

Kata Kunci : Curahan waktu, Tenaga kerja wanita, Umur,

Pendapatan, Kecamatan Turi.

Abstract : This research aims to determine the outpouring time

female workers, the factors that affect the female labor outpouring of time and determine the contribution of household income women workers in industry in the District of bark chips Turi, Sleman regency. The basic method of this study is descriptive survey technique. Research sites located in the District Turi, Sleman regency. The number of respondents totaled 25 female workers. The data used are primary data and secondary data. The analysis used is multiple linear regression analysis. The results showed that the total amount of time women workers outpouring of 150.40 hours / month. Age of female workers, the smallest child's age and individual income significantly affect the outpouring time female workers in the industry in the District of bark chips Turi Sleman district. The number of family members and the individual education level did not significantly affect the outpouring time female workers. Contribution of labor income in the District of bark chips industry Turi Sleman district of 22.85% of the total household income female workers.

Keywords: Outpouring of time, female labor, Age, Income, District

(2)

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian merupakan usaha yang ditujukan untuk selalu meningkatkan produksi pertanian yang sekaligus meningkatkan pendapatan dan produktivitas usaha tiap petani dengan menambah modal,

skill, dan campur tangan manusia.

Menurut Mosher (1987), Pembangunan pertanian dapat berjalan dengan adanya lima syarat pokok yaitu 1) Adanya pasar untuk hasil usaha tani; 2) Teknologi yang berkembang; 3) Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal; 4) Adanya perangsang produksi bagi petani; 5) Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu, namun percepatan pembangunan pertanian diperlukan dukungan faktor-faktor pelancar yang berhubungan dengan geraknya sumber daya manusia dan pendayagunaan sumber daya alam.

Dalam pembangunan semua sektor saling menunjang dan saling komplementer, terutama antara sektor pertanian dan sektor industri. Hasil produksi sektor pertanian yang nantinya didukung dengan sektor industri akan menciptakan suatu kegiatan pengolahan hasil pertanian yang merupakan konsep dari agribisnis. Contoh pengolahan hasil pertanian yaitu pengolahan salak menjadi keripik salak di Kecamatan Turi.

Salak merupakan tanaman buah tropis asli Indonesia. Terdapat berbagai varietas salak diantaranya salak pondoh, salak gading, salak madu dan salak lokal (Jawa). Salak pondoh merupakan salah satu salak yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Sleman. Secara umum produksi salak tiap kecamatan di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Luas Panen Produksi dan Rata-Rata Produksi Salak Pondoh per Kecamatan di Kabupaten Sleman

Kecamatan

Salak Pondoh Tanaman Produktif

(Rumpun/cluster)

Produksi (kwt) Rata-rata produksi (kg/rumpun/cluster Moyudan 1.117 95 8,5 Minggir 2.075 117 5,64 Seyegan 2.265 235 10,39 Godean 1.195 74 6,21 Gamping 1.529 46 3 Mlati 1.793 110 6,15 Depok - - - Berbah - - - Prambanan - - - Kalasan 9.995 722 7,23 Ngemplak 3.325 98 2,95 Ngaglik 13.247 975 7,36 Sleman 85.612 6.817 7,96 Tempel 1.731.223 195.949 11,32 Turi 2.212.555 255.893 11,57 Pakem 266.135 28.053 10,54 Cangkringan 49.890 4.579 9,18 Jumlah 4.381.956 493.764 11,27

(3)

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil produksi salak pondoh terbesar di Kabupaten Sleman adalah Kecamatan Turi. Salak pondoh memiliki keunggulan dari segi rasa yaitu memiliki rasa yang manis dibanding varietas salak lainnya seperti salak gading. Dengan demikian minat konsumen terhadap salak pondoh sangat positif sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut petani banyak membudidayakan salak pondoh.

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari salak adalah dengan mengolah salak menjadi keripik salak yang dikelola oleh industri keripik salak di Kecamatan Turi. Dengan keripik salak akan menyebabkan produk makanan tersebut menjadi

tahan lama sehingga

meningkatkan harga jual. Harga jual buah salak pada bulan April 2014 yaitu 8.000/kg sedangkan harga keripik salak 150.000/kg.

Pengolahan keripik salak ini dapat menguntungkan bagi masyarakat sekitar yaitu menambah lapangan kerja baru yang khususnya dapat menyerap tenaga kerja wanita. Keikutsertaan wanita dalam bekerja di industri keripik salak tersebut dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Menurut Hendrayani (2010), industri rumah tangga dan industri kecil menawarkan kesempatan kerja terutama bagi kaum wanita karena waktu kerjanya fleksibel sehingga tidak mengganggu aktivitasnya dalam mengurus

rumah tangga. Hal inilah yang mendorong peneliti mengadakan suatu penelitian mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarmya curahan waktu tenaga kerja wanita; pengaruh jumlah anggota keluarga, lama pendidikan, umur tenaga kerja wanita, umur anak terkecil dan pendapatan; serta besarnya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita dari industri keripik salak di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik survey. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau

purposive, yaitu penentuan daerah

sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan Kecamatan Turi berdasarkan pertimbangan bahwa keripik salak diproduksi di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Penentuan jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Data jumlah responden tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman

terdapat pada Tabel 2 berikut:

(4)

Tabel 2. Jumlah Responden Tenaga Kerja Wanita pada Industri Keripik Salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.

Kelurahan Jumlah Tenaga Kerja Wanita Jumlah Responden

Donokerto 10 10

Wonokerto 5 5

Bangunkerto 10 10

Total 25 25

Sumber : Data Primer, 2014

Kecamatan Turi mempunyai 3 kelurahan yang memproduksi keripik salak yaitu Kelurahan Donokerto, Wonokerto dan Bangunkerto. Dari lokasi penelitian industri keripik salak di Kelurahan Donokerto, Wonokerto dan Bangunkerto ini maka berdasarkan metode sensus ditetapkan 25 tenaga kerja wanita yang bekerja di industri keripik salak menjadi responden.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu kuesioner, wawancara dan observasi langsung. Data primer dalam penelitian ini sebagai data utama. Data yang diperlukan adalah curahan waktu tenaga kerja wanita, jumlah anggota keluarga, lama pendidikan tenaga kerja wanita, umur tenaga kerja, umur anak terkecil dari tenaga kerja wanita dan pendapatan tenaga kerja wanita di industri keripik salak. Data sekunder adalah data yang telah diolah oleh lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian ini. Data sekunder dalam peneltiain ini digunakan sebagai data pendukung.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada curahan tenaga kerja wanita

digunakan model regresi linier berganda. Dengan persamaan : Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e...(1) Keterangan :

Y adalah curahan tenaga kerja wanita

pada industri keripik salak di

Kecamatan Turi (jam/bulan), b0 adalah konstanta, b1...5 adalah koefisien regresi, X1 adalah jumlah anggota rumah tangga (orang), X2 adalah lama pendidikan (tahun), X3 adalah umur tenaga kerja wanita (tahun), X4 adalah umur anak terkecil (tahun), X5 adalah pendapatan tenaga kerja wanita pada industri kecil keripik salak di Kecamatan Turi (Rp/bulan), e adalah kesalahan pengganggu.

Adapun uji asumsi klasik

yang dilakukan meliputi uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita di industri keripik salak Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, menggunakan rumus : α = 100% x R P P t t ...(2) α adalah kontribusi pendapatan (%), P adalah pendapatan (Rp), PtRt adalah

(5)

(Sundari et al, 2012). Pendapatan total rumah tangga dihitung dengan menggunakan persamaan :

PtRt = P1 + P2………...(3)

PtRt adalah pendapatan total rumah

tangga (Rp), P1 adalah pendapatan tenaga kerja wanita pada indutri kecil keripik salak di Kecamatan Turi (Rp), P2 adalah pendapatan di luar pendapatan tenaga kerja wanita di industri keripik salak (Rp)

(Sundari et al, 2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Curahan Waktu Kerja pada

Industri Keripik Salak di

Kecamatan Turi Kabupaten

Sleman.

Produksi keripik salak di Kecamatan Turi ini dilakukan setiap hari walaupun tidak dalam waktu panen raya. Rata-rata hari kerja produksi keripik di Kecamatan Turi yaitu 6 hari/minggu. Hal ini dilakukan karena salak dapat berbuah sepanjang tahun dan untuk meningkatkan nilai tambah maka dibuat produk keripik salak. Proses produksi keripik salak di industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman menggunakan

tenaga kerja wanita. Wanita dianggap lebih terampil dan telaten dalam memproduksi olahan makanan. Rata-rata curahan waktu kerja produksi keripik salak tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman dapat dilihat pada Tabel 3.

Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas dengan nilai signifikansi α = 5%. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 16,985 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (α). Hasil uji F yaitu variabel-variabel bebas (jumlah anggota keluarga, lama pendidikan, umur tenaga kerja wanita, umur anak terkecil dan pendapatan tenaga kerja wanita dari industri keripik salak) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.

Tabel 3. Rata-rata Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada setiap Proses Pembuatan Keripik Salak di Industri Keripik Salak Kecamatan Turi Kabupaten

Sleman, 2014.

No Jenis Kegiatan Total CWK

(Jam/Bulan)

1 Pemilihan dan pembersihan buah salak 21,44

2 Pengupasan kulit dan kulit ari 37,12

3 Pengirisan,pemisahan biji dan pencucian 25,76

4 Penggorengan 34,40

5 Pengemasan 23,04

6 Pemasaran 8,64

Jumlah 150,40

(6)

Tabel 4. Anova Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dan Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhinya

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig

1 Regression 42348.786 5 8469.757 16.842 .000a

Residual 9555.214 19 502.906

Total 51904.000 24

Sumber : Analisis Regresi Data Primer

UJI T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang digunakan secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Supranto,2005).

Berdasarkan hasil analisis uji t pada Tabel 5 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = - 123,055 – 12,920 X1 – 3,827 X2 + 8,255 X3 – 2,883 X4 + 0,112X5 + e

Keterangan :

Y adalah curahan tenaga kerja wanita

pada industri keripik salak di

Kecamatan Turi (jam/bulan), b0 adalah konstanta, b1...5 adalah koefisien regresi, X1 adalah jumlah anggota rumah tangga (orang), X2 adalah lama pendidikan (tahun),

X3adalah umur tenaga kerja wanita

(tahun), X4 adalah umur anak terkecil (tahun), X5 adalah pendapatan tenaga kerja wanita pada industri kecil keripik salak di Kecamatan Turi (Rp/bulan), e adalah kesalahan pengganggu.

Jumlah Anggota Keluarga. Menurut

hasil regresi linier berganda, koefisien regresi jumlah anggota keluarga adalah – 12,920 dengan nilai signifikansi 0,068 dimana lebih dari 0,05 (α), yang artinya jumlah anggota keluarga secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.

Hal ini berarti berapapun jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh tenaga kerja wanita tidak mempengaruhi untuk bekerja di industri keripik salak.

Lama Pendidikan. Menurut hasil

analisis regresi linier berganda

menunjukkan pendidikan

mempunyai koefisien regresi -3,827 dengan nilai signifikansi 0,092 yaitu lebih dari 0,05 (α) yang berarti lama pendidikan secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Kegiatan pembuatan keripik salak ini lebih membutuhkan keterampilan dan keuletan dari tenaga kerja wanita..

Umur Tenaga Kerja Wanita.

Menurut hasil regresi linier berganda, umur tenaga kerja wanita mempunyai koefisien regresi sebesar 8,255 dengan nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 (α), yang artinya umur tenaga kerja wanita secara individu berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Umur tenaga kerja wanita mempunyai hubungan negatif terhadap curahan tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Artinya semakin bertambah 1 tahun umur tenaga kerja wanita akan semakin menurun curahan waktu

(7)

tenaga kerja wanita sebesar 8,255 jam/bulan. Tenaga kerja wanita pada industri keripik salak ini tergolong pada umur yang produktif yaitu diantara 15-64 tahun. Umur yang produktif mempengaruhi wanita dalam mencurahkan waktu untuk bekerja di industri keripik salak. Tenaga kerja wanita yang terlibat disamping mempunyai keterampilan namun diperlukan kekuatan fisik yang baik karena pada proses penggorengan diperlukan tenaga yang besar karena alat untuk menggoreng keripik salak tersebut berat, serta dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam proses pengupasan kulit dan kulit ari membutuhkan waktu yang lama.

Umur Anak Terkecil. Menurut hasil

analisis regresi linier berganda dari umur anak terkecil yaitu -2,883 dengan nilai signifikansi 0,040. Artinya umur anak terkecil tenaga kerja wanita secara individu berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Semakin bertambah 1 tahun umur anak terkecil maka curahan waktu tenaga kerja wanita juga akan menurun

sebesar 2,883 jam/bulan. Hal ini dikarenakan dengan adanya umur anak terkecil di bawah 15 tahun maka perlu adanya pengawasan dari orang tua terutama ibu sehingga akan menurunkan curahan waktu tenaga kerja wanita. Sedangkan dengan umur anak terkecil diatas 15 tahun nantinya sudah dapat membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga sehingga curahan waktu tenaga kerja wanita berkurang.

Pendapatan Tenaga Kerja Wanita.

Menurut hasil analisis regresi linier berganda, koefisien regresi pendapatan tenaga kerja wanita 0,112 dengan nilai signifikansi 0,002 yang artinya secara individu pendapatan tenaga kerja wanita berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Setiap kenaikan 1 rupiah dari pendapatan maka curahan tenaga kerja wanita tetap sebesar 0,112 jam/bulan, hal ini dikarenakan waktu kerja di industri keripik salak membutuhkan waktu yang lama untuk meningkatkan produksi.

Tabel 5 . Hasil Analisis Uji t Terhadap Pengaruh Setiap Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita.

Model

Unstandardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error

1 (Constant) -123.055 57.147 -2.153 .043

Jumlah anggota keluarga (X1) -12.920 6.685 -1.933 .068

Lama pendidikan (X2) -3.827 2.155 -1.776 .092

Umur TKW (X3) 8.255 1.782 4.632 .000

Umur anak terkecil (X4) -2.883 1.307 -2.205 .040

Pendapatan (X5) .112 .032 3.508 .002

(8)

Uji Adjusted R²

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Terhadap Curahan Waktu

Tenaga Kerja Wanita dan Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhinya

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .903a .816 .767 22.42557 1.955

Sumber: Analisis Regresi Data Primer

Tabel 7. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita dari Industri Keripik Salak terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga di Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman

No Uraian Rata-rata

1 Pendapatan tenaga kerja wanita (Rp/bln) 552.000

2 Pendapatan di luar pendapatan tenaga kerja wanita pada industri keripik salak

a. Suami (Rp/bln) 1.321.600

b. Istri (Rp/bln) 393.920

c. Anak (Rp/bln) 96.000

d. Lain-lain (Rp/bln) 52.000

e. Total (Rp/bln) 1.863.520

3 Total pendapatan rumah tangga (Rp/bln) 2.415.520

4 Kontribusi pendapatan (%)

a. Tenaga kerja wanita dari industri keripik salak (%) 22,85

b. Total pendapatan rumah tangga selain pendapatan tenaga kerja wanita dari industri keripik salak (%)

77,15

Sumber : Analisis Data Primer

Adjusted R² digunakan untuk mengetahui proporsi atau persentase sumbangan dari seluruh variabel bebas yang tercakup dalam model regresi terhadap variabel tidak bebas.Hasil regresi linier berganda di atas menunjukkan besarnya adjusted R2 adalah 0,767. Dapat diartikan bahwa variasi-variasi perubahan yang terjadi pada variabel bebas (jumlah anggota keluarga, lama pendidikan, umur tenaga kerja wanita, umur anak terkecil dan pendapatan) mampu menjelaskan 76,7% terhadap variasi-variasi perubahan yang terjadi pada besarnya curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, dan 23,3% dijelaskan variasi-variasi lain di luar model seperti

pengalaman kerja dan produksi buah salak.

Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita dari Industri Keripik Salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.

Industri keripik salak merupakan sumber pendapatan bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya. Pendapatan total rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga yang merupakan penjumlahan dari upah tenaga kerja wanita pada industri keripik salak dan pendapatan rumah tangga selain upah tenaga kerja wanita dari industri keripik salak. Total pendapatan rumah tangga dan kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada industri keripik salak terdapat pada Tabel 7.

(9)

Pendapatan rumah tangga di luar industri keripik salak yaitu pendapatan suami, istri yaitu tenaga kerja wanita yang juga bekerja di industri keripik salak, pendapatan dari anak dan lain-lain seperti saudara laki-laki maupun perempuan. Kontribusi total pendapatan rumah tangga berasal dari pendapatan suami, istri, anak dan lain-lain. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada industri keripik salak terhadap total pendapatan rumah tangganya yaitu sebesar 22,85 % dan 77,15% merupakan kontribusi pendapatan rumah tangga selain pendapatan dari tenaga kerja wanita dari industri keripik salak.

Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita hanya sedikit dibandingkan dengan kontribusi pendapatan rumah tangga selain dari industri keripik salak. Hal ini disebabkan pendapatan tenaga kerja wanita dari industri keripik salak rendah, dikarenakan industri yang dijalankan masih relatif kecil yaitu termasuk dalam skala industri kecil dan menengah. Tenaga kerja wanita tidak hanya bekerja pada industri keripik salak namun juga bekerja pada bidang yang lain seperti bertani untuk menambah pendapatan rumah tangga. Pendapatan suami pada umumnya mempunyai kontribusi yang paling besar diantara anggota rumah tangga yang lain karena suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Curaham Waktu dan Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita pada Industri Keripik Salak di Kecamatan Turi Kabupaten

Sleman , dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya curahan waktu tenaga kerja pada setiap proses produksi keripik salak sebagai berikut curahan waktu tenaga kerja wanita pada proses pemilihan dan pembersihan buah salak sebesar 21,44 jam/bulan, proses pengupasan kulit dan kulit ari sebesar 37,12 jam/bulan, proses pengirisan, pemisahan biji dan pencucian sebesar 25,76 jam/bulan, proses penggorengan sebesar 34,40 jam/bulan, proses pengemasan sebesar 23,04 jam/bulan dan proses pemasaran sebesar 8,64 jam/bulan. Dengan total curahan waktu sebesar 150,40 jam/bulan. Umur tenaga kerja wanita, umur anak terkecil dan pendapatan secara individu berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita. Kontribusi pendapatan tenaga kerja dari industri keripik salak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman sebesar 22,85 % terhadap total pendapatan rumah tangga tenaga kerja wanita.

Saran yang dapat diberikan adalah pelaku usaha keripik salak hendaknya aktif dalam mengikuti pameran produk untuk menambah jaringan pemasaran sehingga dapat meningkatkan produksi serta curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri keripik salak. Peningkatan jumlah produksi keripik salak dengan menambah pasokan buah salak segar setiap produksinya dapat meningkatkan curahan waktu kerja

(10)

dan tenaga kerja pada industri keripik salak. Peningkatan pendapatan tenaga kerja wanita dari industri keripik salak dapat ditingkatkan apabila pelaku usaha dapat melakukan ekspor keripik salak. Hal ini dapat meningkatkan produksi keripik salak yang nantinya pendapatan tenaga kerja wanita menjadi tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Asihsani, H. 2006. Analisis Usaha

Penggilingan Padi di

Kabupaten Karanganyar

Ditinjau dari Pendekatan Efisiensi Produksi Cobb- Douglass. Skripsi S1 Fakultas

Pertanian. UNS. Surakarta. Gujarati, D. 2007. Dasar-Dasar

Ekonometrika. Penerbit

Erlangga. Jakarta

Hendayani, Asrina Istiqomah. 2010.

Analisis Curahan Waktu Kerja Wanita pada Industri Karak Skala Rumah Tangga di

Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo. Skripsi

S1 Fakultas Pertanian . UNS. Surakarta

Irianto, H dan Setyowati, N. 2009.

Curahan Kerja Wanita Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Keluarga : Studi Pada Peternak Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali. Jurnal SEPA Volume 5 No. 2 Februari 2009.

Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Mosher. 1987. Menggerakkan dan

Membangun Pertanian.

Yasguna.Jakarta.

Simanjuntak, P. 1998. Pengantar

Ekonomi Sumber Daya

Manusia. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta. Soekartawi. 2003. Pengantar

Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Supranto, J. 2005. Ekonometri Buku

Satu. Ghalia Indonesia. Bogor.

Suroto. 1992. Strategi Pembangunan

dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Gajah Mada University

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan yaitu mengoptimalkan sistem control landfill dalam pengelolaan TPA Mrican sebelum TPA baru dengan sistem sanitary landfill siap digunakan,

“Analisis faktor penyebab terjadinya peristiwa malapetaka 15 Januari (MALARI) 1974” dalam Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah.. “Soedjono Hoemardani and

Proses internalisasi nilai agama Islam melalui metode pembiasaan dalam pembinaan mental anak panti asuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara menggunakan dua cara2.

Probabilitas kumulatif kelangsungan hidup neonatal BBLR lebih rendah pada bayi yang lahir di pedesaan dan berisiko 1,5 kali (95% confidence interval hazards ratio (CI HR) = 1,1 _

Perancangan Produk Lembar Kerja Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Pembuatan Tape Ubi Jalar Kuning. Uji coba terbatas praktikum pembuatan tape ubi jalar kuning dengan

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK SHINHAN INDONESIA2. Gedung International Finance Center Tower 2 Lt.30-31 Jl.Jendral

Kembali rasio Aktiva adalah rasio profitabilitas penting karena mengukur efisiensi dengan yang perusahaan mengelola investasi pada aktiva dan menggunakan mereka untuk

Terdapat faktor pengetahuan, peluang waktu, pengaruh teman sebaya, paparan media pornografi, kontrol diri yang berpengaruh terhadap perilaku seks bebas paranikah pada