• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lincoln (2009, p. 123), pengertian paradigma sendiri merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lincoln (2009, p. 123), pengertian paradigma sendiri merupakan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Lincoln (2009 , p. 123), pengertian paradigma sendiri merupakan suatu keyakinan dasar yang terbentuk dari tindakan. Lincoln menyebutkan bahwa dalam paradigma terbagi atas tiga aspek diantaranya, epistemologi, ontologi, dan metodologi. Epistemologi merupakan pengajuan pertanyaan, dimana setiap individu dapat memahami dunia sekitarnya.

Hubungan yang terjadi antara peneliti dengan yang diketahui, sedangkan Ontologi merupakan cara untuk memberikan berbagai pertanyaan dasar yang mengarah pada hakikat realitas. Metodologi mengarahkan pada cara seseorang dalam mencapai pengetahuan dunia. Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu sekumpulan teori prosedur serta asumsi yang diartikan sebagai pengetahuan tentang bagaimana peneliti melihat dunia. Sedangkan paradigma menurut Bogdan dan Biklen, merupakan kumpulan yang mendasari pokok permasalahan, tujuan dan sifat dasar bahan teori yang akan ingin di teliti.

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivistik, menurut Cresswell dalam Mulyadi, dkk (2019, p. 33), post-postivistik digunakan untuk memahami dan mendapatkan informasi tentang hubungan serta sebab dan akibat yang sering digunakan untuk memprediksikan dan memahami pola dalam suatu gejala sosial dan aktivitas manusia.

(2)

42 Paradigma post-positivistik memperhatikan lingkungan luar dan secara sosial sebagai metode yang terorganisasi dalam menggabungkan logika deduktif dengan observasi empiris dari tindakan seseorang yang memiliki tujuan untuk memahami dan menginformasi hukum kausal yang bisa memprediksikan pola umum setiap tindakan manusia. Paradigma post-positivistik adalah cara pandang yang terdapat realita objek dan juga bisa untuk realitas eksternal dimana peneliti harus menjaga jarak dengan objek penelitian, merujuk dalam nilai, etika, dan pilihan moral untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

3.2 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis pendekatan penelitian memakai metode kualitatif sebagai metodologi penelitian, yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk menjalankan fenomena melalui pengumpulan data yang dalam. Penelitian kualitatif tidak harus untuk mengetahui sebab akibat terjadinya dalam suatu hal, namun yang lebih utama memahami situasi tertentu untuk memperoleh suatu kesimpulan yang objektif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendalami dan mampu merasakan hal apa saja yang terjadi secara langsung dengan mengintepretasi masalah atau konflik dan juga dapat mengambil kesimpulan dalam berbagai masalah sebagaimana disajikan oleh situasi yang terjadi.

Menurut Cresswell (2016, p. 4) penelitian kualitatif merupakan sarana dalam mengungkapkan arti individu dan kelompok yang memiliki kaitan dengan masalah yang dirasakan dalam kehidupan manusia di lingkungan sosial metode penelitian kualitatif merupakan suatu hal yang memiliki landasan pada filsafat post-positivistisme, digunakan juga dalam meniliti objek alamiah, pengambilan sampel

(3)

43 juga dilakukan dengan cara purposive dan snowball. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berdasarkan filsafat post-positivisme, lalu di pakai juga dalam penelitian untuk situasi objek alamiah dimana peneliti ditunjuk sebagai instrument kunci.

Sedangkan jenis penelitian ini memakai penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penulis memakai metode tersebut dikarenakan metode ini sesuai dengan data yang akan di dapat yaitu berupa kata-kata dan juga narasi kalimat dan bukan sebuah angka.

Di lihat dari penelitian tersebut, maka termasuk penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk pemecahan suatu masalah yang ingin di cermati dengan menggambarkan suatu keadaan subjek ataupun objek penelitian yang di dasari oleh fakta yang telah terjadi. Penulis menggunakan metode penelitian ini karena dengan melakukan wawancara kepada informan guna untuk memperkuat penelitian yang akan di teliti.

Jika diperhatikan dari sifatnya, dalam penelitian disebutkan juga penelitian deskriptif, yaitu penelitian di dasari oleh suatu objek yang menjelaskan tentang berbagai hal terkait dan mendeskripsikan secara sistematis fakta dan karakter populasi dalam bidang tertentu secara cermat, tepat, dan akurat. Penelitian ini memiliki sifat deskripif karena penelitian ini mampu menggambarkan suatu objek untuk mengambil suatu simpulan yang berlaku secara umum.

(4)

44

3.3 Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode studi kasus alam penelitian. Menurut Yin (2013 ), studi kasus dapat diartikan sebagai metode atau strategi penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu. Biasanya ilmu-ilmu sosial yang kini berkembang periset umumnya lebih menekankan bahwa studi kasus merupakan suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu “kasus‟ dalam konteksnya yang alamiah tanpa adanya intervensi pihak luar. Untuk membuat pembahasan mengenai suatu hal tentang komunikasi manajemen konflik komunikasi dalam keluarga yang tentu akan di buat sebuah penelitian yang mendalam tentang itu. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Dalam metode ini akan ditetapkan cara apa yang ingin dilakukan. Cara tersebut yaitu dengan melakukan pengumpulan data primer dan sekunder dari berbagai sumber, yaitu dari informan, pengamatan, tindakan dan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutanlalu mendengarkan, melihat serta mencatat apa hasil wawancara yang telah di dapat untuk memperkuat informasi dan memperdalam analisis penelitian.

Dalam proses penelitian, peneliti mencoba memberikan penjelasan dan memberikan deskripsi, serta memberi gambaran tentang fenomena apa saja dari hasil data yang di dapat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan ringkasan terkait apa saja yang terjadi dalam proses wawancara yang dilakukan kepada informan, lalu kemudian peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai deskripsi bagaimana kondisi komunikasi yang terjadi dalam situasi yang sedang terjadi di lapangan.

(5)

45 Menurut Yin (2018, p. 18) studi kasus merupakan suatu cara empiris yang menganalisa sebuah fenomena dari sebuah kehidupan nyata, terutama saat tidak adanya batasan tegas antara fenomena dan konteks. Untuk menganalisa data apa saja yang telah di dapat dan di organisasikan secara mendalam pertanyaan yang menjadi dasar seperti apa, bagaimana, dan mengapa akan diberikan kepada informan sesuai dengan pertanyaan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan yang menjadi dasar analisis tersebut adalah unsur dari metode studi kasus. Dalam penelitian ini ingin mengangkat sebuah persoalan yang menarik dan juga terstruktur dan akan dilakukan sebuah riset. Studi kasus ini tepat untuk digunakan dalam suatu metode penelitian, dengan mengumpulkan data yang relevan dan akurat, untuk kemudian di lakukan pengolahan dan analisa terkait dengan teori yang ada serta berhubungan dengan topik penelitian. Studi kasus ini digunakan dalam suatu penelitian untuk bisa menjelaskan kasus tertentu yang menarik untuk dilakukan penelitian dan untuk menentukan bahwa data yang dikumpulkan itu relevan.

3.4 Partisipan dan Informan

Pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan informan yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut :

1. Partisipan:

a. Pria atau wanita yang berusia di bawah 30 tahun dan masih tinggal bersama orang tua.

b. Menyukai sesama jenis laki-laki dan perempuan (gay dan lesbian) 2. Informan:

(6)

46 a. Orang tua dari informan utama yang memiliki jiwa menyukai sesama

jenis laki-laki dan perempuan (gay dan lesbian).

b. Memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik dengan anaknya Berdasarkan kriteria diatas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara secara khusus untuk orang yang memiliki jiwa menyukai sesama jenis laki-laki dan perempuan (gay dan lesbian), serta orang tua yang tinggal bersama gay dan lesbian tersebut akan menjadi salah satu orang yang akan di wawancarai untuk memperoleh data dan mengetahui manajemen konflik komunikasi apa yang terjadi dalam keluarga tersebut.

Tujuannya adalah untuk memperoleh data dan mengetahui manajemen konflik komunikasi apa yang terjadi dalam keluarga tersebut. Menurut Kriyantono (2014, p. 65) penelitian ini menggunakan metode pemilihan purposeful sampling yang berarti akan dilakukan pengambilan sampel yang dikategorikan orang-orang yang telah di seleksi dari kriteria yang telah di buat. Ada beberapa kategori keluarga yakni keluarga pluralistic dan tipe keluarga protective.

Dalam keluarga pluralistic memiliki ciri tingkat komunikasi tinggi namun memiliki kurangnya nilai kepatuhan, sedangkan tipe keluarga yang protective memiliki ciri dengan tingkat komunikasi yang rendah sampai sedang namun memiliki kepatuhan yang baik. Dalam proses komunikasi antar keluarga anggota memungkinkan terjadinya kesenjangan akibat kurangnya komunikasi. Kesenjangan mengarahkan kepada kurangnya pemahaman, serta penyampaian pesan yang salah antara anak remaja dan juga orang tuanya.

Dalam menjalani komunikasi, orang tua dan juga anak akan perlu setidaknya berbicara dan membuka diri dalam masing-masing anggota keluarga bisa untuk

(7)

47 membahas hal apa saja yang terjadi baik di luar maupun di dalam rumah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan relasi antar keluarga sehingga akan menciptakan hubungan yang harmonis dan tidak saling menutup diri.

Dalam keluarga perlu adanya saling terbuka satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan komunikasi yang efektif meskipun beberapa hal tidak selalu hal bahagia yang disampaikan. Namun, keterbukaan kadang mampu membuat konflik di mana sesuatu yang ingin diucapkan anak terkadang berbeda oleh orang tuanya maka tidak jarang menimbulkan konflik. Dalam hal ini menunjukan bahwa konflik merupakan hal yang tidak mungkin hilang dalam setiap lingkup keluarga.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang didasarkan oleh jenis data yang tentu dimanfaatkan dalam penelitian, untuk itu teknik dalam mengumpulkan data adalah diantaranya:

1. Wawancara secara mendalam (indepth interviewing)

Menurut Moleong (2010 , p. 186 ) wawancara adalah suatu perbincangan yang dilakukan oleh dua individu atau lebih yang memberikan suatu pertanyaan yang nanti nya akan di jawab oleh seseorang yang akan diberikan suatu pertanyaan yang akan diajukan untuk menerima informasi yang konkrit.

Wawancara di buat dengan melakukan penyesuaian jadwal serta kondisi informan serta narasumber yang akan di teliti, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara tidak dapat terlalu singkat dan

(8)

48 terlalu padat. Hal sulit yang akan muncul dalam penelitian tersebut topik yang di angkat merupakan suatu hal pribadi.

2. Observasi

Menurut Yin (2015 , p. 112), observasi bisa dilakukan secara formal dan juga kasual. Bila secara formal, observasi akan dijadikan sebagai pedoman dalam studi kasus untuk melakukan observasi terhadap perilaku tertentu dan juga mengamati bagaimana kondisi bagaimana yang akan terjadi nanti di lapangan. Sedangkan dalam kasual dapat dilakukan bila kita sedang dalam kunjungan langsung di lapangan, tindakan ini dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data dari hasil wawancara kepada informan untuk mendapatkan jawaban.

Dengan teknik ini memudahkan bagi peneliti untuk melihat secara langsung dan mengamati bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan dan bisa lebih dalam memahami bagaimana interaksi yang terjadi bagaimana konflik yang sering terjadi antara anak LGBT dengan orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari.

Observasi dilakukan di dua tempat. Dari partisipan gay dilakukan di daerah Green Lake City, Jakarta Barat dan partisipan lesbian di daerah Poris Indah, Tangerang. Peneliti melakukan observasi terhadap informan lesbian dan gay sebagai informan kunci beserta orang tuanya sebagai informan tambahan.

(9)

49

3.6 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menggunakan studi kasus yang terdapat untuk membuktikan keabsahan datanya agar terbukti validitasnya. Menurut Yin (2015 , p. 38), pengertian dari validitas konstruk yaitu membuat ukuran operasional sebagai konsep yang ingin dipahami. Dalam melakukan uji validitas konstruk, harus mampu memahami bagaimana tipe perubahan dan juga ukuran perubahan apa yang ingin dicermati.

Penulis memilih validitas konstruk, dengan membuat berbagai pertanyaan yang sesuai dengan konsep dan juga teori yang akan digunakan dalam membuat penelitian. Jawaban yang diberikan oleh informan akan disesuaikan oleh konsep yang ingin dibuat dan juga teori yang digunakan. Jawaban tersebut diambil melalui jawaban dari anak LGBT dengan orang tuanya.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Yin (2015, p. 140), dijelaskan terdapat 3 teknik pembuatan validitas eksternal dan juga internal, disebutkan juga sebagai salah satu analisis domain. Berikut adalah penjelasan terkait analisis domain tersebut:

1. Teknik Penjodohan Pola

Pemakaian logika penjodohan pola merupakan strategi yang paling paling banyak dilakukan. Dalam hal ini logika yang dipakai merupakan perbandingan pola yang didasarkan atas empiris dengan pola yang telah di prediksi. Bila ada hasilnya tentu dapat memperkuat validitas internal studi kasus yang bersangkutan.

(10)

50 Dalam teknik ini merupakan kategori khusus penjodohan pola, namun tingkat kesulitannya lebih tinggi dan memperlukan perhatian khusus, hal ini bertujuan untuk menganalisa data studi kasus dengan melakukan proses eksplanasi terkait kasus yang bersangkutan.

3. Teknik Analisis Deret Waktu

Teknik ini merupakan penyelenggaraan analisis deret waktu, yang dilakukan langsung. Melalui analisis deret waktu yang diselenggarakan dalam eksperimen, maka semakin rumit dan tepat tentunya semakin kuat analisis deret waktu dalam landasan yang kokoh untuk penarikan konklusi studi kasus.

Teknik analisis data yang dikumpulkan dalam analisis data selama di lapangan menggunakan model Yin, penjodohan pola/pattern matching. Teknik penjodohan pola merupakan membandingkan pola yang didasari pola yang dideskripsikan agar memperoleh hasil yang lebih valid dan juga relevan sesuai dengan pengumpulan pertanyaan yang telah disusun secara terstruktur.

Peneliti tidak menggunakan teknik eksplanasi karena dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan tidak menggunakan studi pustaka atau tidak melakukan perbandingan aspek pada masa lalu. Peneliti juga tidak menggunakan teknik analisis deret waktu karena waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangka pendek. Penelitian menggunakan pola terdapat persamaaan dari pola tersebut, tentu hasil dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang bersangkutan. Tentunya peneliti harus melakukan perbandingan pola yang diprediksikan dengan pola empiri atau hasil dari data observasi, wawancara dan dokumentasi.

Referensi

Dokumen terkait

 KONFLIK ADALAH SEBUAH SITUASI KETIKA SUMBER DAYA YANG TERBATAS DIBUTUHKAN OLEH BEBERAPA ORANG DALAM WAKTU YANG BERSAMAAN..  KONFLIK DIARTIKAN SEBAGAI

• Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh gender terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SMP dengan hasil

• Kegiatan Ayo Menulis, siswa menuliskan sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila?. • Siswa bisa

Skripsi dengan judul “Analisis Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Datar” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh data rekam medik serta catatan keuangan pasien dengan diagnosa hipertensi dari Poli Penyakit Dalam (Poli Internal) di rumah sakit

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, untuk menggambarkan dan mengungkapkan mengenai penggunaan media dan strategi yang digunakan dalam

Berdasarkan teori belajar, terdapat 4 model pembelajaran yang dapat digunakan dalam merencanakan pembelajaran yaitu model interaksi social, model pemrosesan informasi, model