• Tidak ada hasil yang ditemukan

Managing Identity and Organization Culture

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Managing Identity and Organization Culture"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Managing Identity and

Organization Culture

Eksplorasi & Analisis Corporate Identity (lanjutan)

Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. FIKOM

Public Relations

(2)

Isi dan Tujuan

Eksplorasi & analisis CI:(3)Strategi &

Perencanaan (4) Pengukuran selama program

berjalan (5)Hasil &

evaluasi(6)effects-based-planning

Tujuan : Setelah membaca materi ini mahasiswa

mampu memahami dan menjelaskan riset

(3)

Perencanaan Penting

Memfokuskan usaha. Perencanaan memastikan bahwa hal-hal perlu telah

dikesampingkan, sehingga kita hanya akan mengerjakan hal yang

seharusnya dikerjakan. Perencanaan membantu kita bekerja dengan cerdik dan selalu efisien dan efektif karena kita hanya memfokuskan diri pada prioritas utama.

⇒ Memperbaiki efektivitas. Dengan mengerjakan hal yang benar, tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Dapat menghemat waktu dan uang karena yang dikerjakan hanya hal-hal yang penting.

⇒ Memacu pandangan jangka panjang. Dengan membuat rencana kita harus melihat jauh ke depan dan memaksa kita untuk menarik perspektif yang lebih jauh. Juga membuat kita melihat ke belakang untuk membuat evaluasi atas hasil-hasil yang telah dicapai, untuk melihat kembali prioritas organisasi. Dalam konteks bisnis, perencanaan akan membantu kita

menghasilkan program yang terstruktur untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun masa depan.

(4)

Perencanaan Penting

Membantu untuk menunjukkan nilai uang. Hal ini baik untuk praktisi PR jika terjadi

perselisihan masalah anggaran dengan organisasi/perusahaan. Dengan

menunjukkan keberhasilan di masa lampau dan menyajikan program yang jelas berdasarkan anggaran yang jelas serta berorientasi ke masa depan dan realistis akan membantu mendapatkan dana yang dibutuhkan departemen PR.

⇒ Mengurangi kesalahan. Perencanaan yang matang berarti telah memilih program yang paling tepat setelah membahas berbagai kemungkinan yang akan dihadapi. Bekerja sesuai rencana juga akan mempermudah kita.

⇒ Menyelesaikan konflik. Selalu terjadi konflik kepentingan dan prioritas ketika menyusun suatu program atau kampanye. Perencanaan membantu kita

menghadapi berbagai hambatan yang akan muncul agar dapat diselesaikan melalui keputusan bersama. Akan lebih mudah menyelesaikan masalah pada tahap

perencanaan dibandingkan ketika berada di tengah program yang sudah berjalan. • ⇒ Memfasilitasi tindakan yang proaktif. Membuat agenda sendiri juga sangat

penting. Tugas PR memang memberikan jawaban atas permintaan media ataupun terhadap krisis. Namun selain itu juga untuk memutuskan apa yang ingin kita

lakukan – tindakan yang ingin kita ambil, pesan yang ingin kita sampaikan dan kapan pesan tersebut disampaikan.

(5)

Pengukuran Hasil

Teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai oleh kegiatan PR yang telah dilaksanakan, yakni Metode Pengumpulan Pendapat (Opinion Poll) dan Uji Sikap (Attitude Test).

Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan

perencanaan. Namun bila perlu, penyesuaian bisa pula dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari program PR yang bersangkutan.

Setiap program PR harus memiliki tujuan pasti, karena itu perlu

penetapan target-target tertentu. Target-target tersebut akan menjadi tolok perbandingan atas hasil riil yang telah dicapai. Unsur kualitatif yang juga digunakan sebagai tolok ukur adalah liputan media massa. Bila sikap media massa simpatik terhadap suatu organisasi, dapat menjadi salah satu bukti keberhasilan program PR yang telah dilaksanakan organisasi tersebut.

(6)

Evaluasi

Teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai oleh kegiatan PR yang telah dilaksanakan, yakni Metode Pengumpulan Pendapat (Opinion Poll) dan Uji Sikap (Attitude Test).

Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan

perencanaan. Namun bila perlu, penyesuaian bisa pula dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari program PR yang bersangkutan.

Setiap program PR harus memiliki tujuan pasti, karena itu perlu

penetapan target-target tertentu. Target-target tersebut akan menjadi tolok perbandingan atas hasil riil yang telah dicapai. Unsur kualitatif yang juga digunakan sebagai tolok ukur adalah liputan media massa. Bila sikap media massa simpatik terhadap suatu organisasi, dapat menjadi salah satu bukti keberhasilan program PR yang telah dilaksanakan organisasi tersebut.

(7)

Manfaat Evaluasi

Evaluasi mungkin dianggap sebagai pekerjaan

yang harus dihindari karena mempertaruhkan

reputasi kita sebagai praktisi PR. Namun jika

dilaksanakan dengan benar, evaluasi akan:

memudahkan kita untuk mengendalikan

kegiatan PR

membantu menangkap tanda-tanda bahaya

sebelum suatu masalah berkembang

membantu kita membuktikan nilai yang kita

miliki.

(8)

Prinsip dalam Evaluasi

Pentingnya tujuan. Program kerja PR akan dianggap efektif bila dapat mencapai tujuan melalui cara yang terstruktur dengan baik.

Keberhasilan mencapai tujuan tersebut adalah cara yang paling jelas untuk mengevaluasi suatu program.

Evaluasi perlu dipertimbangkan pada awal proses. Penyusunan mekanisme pengukuran sebaiknya pada awal program.

Evaluasi bersifat berkelanjutan. Keputusan yg hrs diambil di sepan-jang jalur komunikasi akan mempengaruhi hasil akhir dari komuni-kasi itu sendiri. ‘Evaluasi’ hrs di sepanjang jalur komunikomuni-kasi tsb. Jika salah satu unsur salah, maka hasil akhir yang diinginkan akan kacau.

Evaluasi harus bersifat objektif dan berdasarkan ilmu pengetahuan. Praktisi PR harus memiliki daftar spesialis yang memahami riset ilmu-ilmu sosial dan metode evaluasi.

Mengevaluasi program & proses. Program PR memerlukan evaluasi thd hasil dari kegiatan komunikasi dan juga thd cara pengelolaannya.

(9)

REVIEW program berjalan

Bila evaluasi dilakukan secara teratur, review yang

menyeluruh dilakukan dengan frekuensi yang lebih

jarang. Review dilakukan secara berkala, tiap 3 dan

12 bulan untuk memastikan semua berjalan baik.

Modifikasi kecil dapat dilakukan dengan berjalannya

program.

Namun ada beberapa ‘pendorong’ eksternal &

internal yg mengharuskan dilakukannya review thd

suatu program, atau bahkan menghentikannya.

Review juga diperlukan jika tujuan keseluruhan

perlu diubah atau jika strategi yang digunakan

tampaknya tidak berhasil.

(10)

Tindakan setelah Evaluasi

Menurut Maria Wongsonagoro, alasan sebuah perusahaan/organisasi

membuat corporate identity scheme, trade character dan slogan yang baru adalah sebagai berikut.:

• Terlalu panjang.

• Menghambat perkembangan krn namanya mungkin terpaku pada daerah tertentu sedangkan perusahaan ingin “go international”.

• Sudah kadaluwarsa. • Sulit utk disebut. • Sulit utk diingat.

• Adanya perubahan manajemen. • Adanya akuisisi & merger.

Go public (menjual sahamnya pada publik & mencatatkan perusahaan di

Bursa Efek).

(11)

Riset Berjalan

Dalam mengelola identitas seperti merk dll, dinamika persaingan kadang tidak terdekteksi oleh organisasi/ perusahaan. Untuk mengetahui berbagai

perubahan yang tidak direncanakan, organisasi/perusahaan harus mendapatkan informasi tentang hal-hal berikut ini:

• Situasi persaingan

• Kondisi perekonomian secara nasional

• Peraturan-peraturan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah • Kondisi intern organisasi/perusahaan

Informasi di atas dapat diperoleh melalui riset yang bertujuan untuk

mendapatkan kombinasi optimal antara pemanfaatan informasi, batas waktu yang dibutuhkan dan biaya yang disediakan

(12)

Dampak Riset & Perencanan

Riset bertanggung jawab untuk memberikan data nyata

yang diperoleh dengan beberapa pendekatan seperti

estimasi, pendapat para ahli, interpretasi dan/atau

rekomendasi yang dibutuhkan oleh para pengambil

keputusan untuk mengetahui secara pasti lingkungan

bisnis yang ada sekarang dan yang akan terjadi di masa

mendatang → riset sangat pen ng ar nya bagi

organisasi/perusahaan untuk memastikan

arah/langkah-langkah strategis yang akan dilakukan

untuk mengatasi perkembangan dan perubahan situasi

usaha.

(13)

Daftar Pustaka

Anggoro, M. Linggar. Teori & Profesi Kehumasan, serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002.

Gregory, Anne. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Terjemahan Dewi Damayanti, S.S., M.Sc. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.

Wongsonagoro, Maria. “Corporate Identity Program” (The Basics of Public Relations). Jakarta: IPM Public Relations, 27 Mei 1995.

• Pace, R.Wayne & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Organisasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010

Jefkins Frank disempurnakan oleh Daniel Yadin. Public Relations. Edisi Kelima. Terjemahan Haris Munandar, M.A. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.

Beard, Mike. Manajemen Departemen Public Relations. Edisi Kedua. Terjemahan Drs. Haris Munandar, M.A. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.

Caywood, Clarke L., Ph.d, Ed. The Handbook of Strategic Public Relations & Integrated

Communications. U.S.A: McGraw-Hill, 1997.

Cutlip, Scott M., Allen H. Center & Glen M. Broom, Ph.D. Effective Public Relations.

Eight Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2000

Effendy, Drs. Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Putra, I Gusti Ngurah. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999.

(14)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan preparat dengan metode pewarnaan Gram dilakukan melalui 2 tahap yaitu dibuat olesan bakteri dan dilakukan pewarnaan Gram pada olesan bakteri. Untuk pembuatan

Pin 32-pin 39 adalah port 0 yang merupakan saluran bus I/O 8 bit open collector, dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke

Sedangkan terjadi pelemahan pada indeks Dow Jones (-0,09%), perdagangan hari Selasa (08/6) masih diwarnai sentimen positif yang datang dari angka pengangguran bulan

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di

Multikolinieralitas terjadi apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berrarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%,

1) Mewujudkan daya saing daerah : adalah memperkuat perekonomian daerah yang berbasis pada potensi dan keunggulan daerah, meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan kekayan

Fungsi keanggotaan awal bersifat sementara karena merupakan bentuk inisiasi awal untuk selanjutnya digunakan untuk membuat tabel keputusan serta fungsi keanggotaan