KEADAAN UMUM KABUPATEN JAYAPURA
Letak dan Luas
Kabupaten Jayapura secara yuridis sudah dimekarkan sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 menjadi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Jayapura dengan Ibukota Sentani, Kabupaten Sarmi dengan Ibukota Sarmi dan Kabupaten Keerom dengan Ibukota Arso. Setelah pemekaran, Kabupaten Jayapura terletak pada koordinat 139o25’32.4” – 140o38’38.53” BT dan 3o45’7.28” - 2o19’21.82” LS dengan luas wilayah 17.516,6 km2.
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Jayapura adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sarmi dan Samudera Pasifik Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, Kabupaten
Yalimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Memberamo Raya
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura Tahun 2006, Kabupaten Jayapura memekarkan wilayahnya menjadi 19 distrik (Bappeda, 2009). Ibukota kabupaten terletak di Sentani, berjarak 33 km dari Kota Jayapura. Luas dan jumlah kampung dari masing-masing distrik di Kabupaten Jayapura tertera pada Tabel 10.
Tabel 10. Luas dan jumlah kampung tiap distrik di Kabupaten Jayapura
No Distrik Ibukota Luas Wilayah Jumlah
Kampung (km2) (persen)
1 Kaureh Lapua 4.357,9 24,88 5
2 Kemtuk Sama 258,3 1,47 12
3 Kemtuk Gresi Klaisu 182,4 1,04 11
4 Nimboran Tabri 710,2 4,05 13
5 Nimbokrang Nembukrang 774,8 4,42 9
6 Unum Guay Garusa 3.131,3 17,88 6
7 Demta Demta 497,5 2,84 7
8 Depapre Waiya 404,3 2,31 8
9 Sentani Barat Dosay 129,2 0,74 5
10 Sentani Hinekombe 225,9 1,29 7
11 Sentani Timur Nolokla 484,3 2,76 7
12 Waibu Doyo lama 258,3 1,47 7
13 Ebungfauw Ebungfaw 387,4 2,21 5
14 Namblong Karya Bumi 193,7 1,11 9
15 Yapsi Bumi Sahaja 1.291,3 7,37 9
16 Airu Hulu Atas 3.099 17,69 4
17 Yokari Meukisi 519,5 2,97 5
18 Raveni Rara Necheibe 467,4 2,67 4
19 Gresi Selatan Bangai 143,9 0,82 4
Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Jayapura tahun 2009 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 118.715 orang, yang terdiri dari 62.072 penduduk laki-laki dan 56.643 penduduk perempuan. Berarti tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Jayapura dengan wilayah seluas 17.516,6 km persegi adalah 6,78 jiwa/km2. Distrik Sentani merupakan distrik yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi (81,35 jiwa/km2) dan Distrik Gresi Selatan merupakan distrik dengan tingkat kepadatan penduduk terendah (0,38 jiwa/km2). Laju pertumbuhan penduduk berdasarkan data BPS dari tahun 2000 sampai tahun 2009 adalah 4,16 persen per tahun. Jumlah dan kepadatan penduduk dari masing-masing distrik di Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel 11, sedangkan perkembangan jumlah penduduk disajikan pada Tabel 12.
Tabel 11. Jumlah dan kepadatan penduduk tiap distrik tahun 2009
No Distrik Ibukota Luas wilayah (km2) Jumlah penduduk (Jiwa) Kepadatan (jiwa/km2) 1 Kaureh Lapua 4.357,9 14.363 3,30 2 Kemtuk Sama 710,2 3.489 4,91
3 Kemtuk Gresi Klaisu 774,8 4.868 6,28
4 Nimboran Tabri 497,5 3.758 7,55
5 Nimbokrang Nembukrang 129,2 6.548 50,68
6 Unum Guay Garusa 225,9 1.844 8,16
7 Demta Demta 484,3 3.476 7,18
8 Depapre Waiya 387,4 3.806 9,82
9 Sentani Barat Dosay 1.291,3 4.110 3,18
10 Sentani Hinekombe 519,5 42.259 81,35
11 Sentani Timur Nolokla 143,9 7.073 49,15
12 Waibu Doyo lama 3.099 4.917 1,59
13 Ebungfauw Ebungfaw 467,4 2.872 6,14
14 Namblong Karya Bumi 404,3 2.763 6,83
15 Yapsi Bumi Sahaja 182,4 5.686 31,17
16 Airu Hulu Atas 258,3 988 3,83
17 Yokari Meukisi 258,3 3.184 12,33
18 Raveni Rara Necheibe 193,7 1.511 7,80
19 Gresi Selatan Bangai 3.131,3 1.200 0,38
Tabel 12. Perkembangan jumlah penduduk dari tahun 2000-2009
Tahun Jumlah (jiwa)
2000 91.361 2001 96.940 2002 100.853 2003 104.059 2004 107.368 2005 109.786 2006 111.807 2007 113.437 2008 116.046 2009 118.715
Rata-rata pertumbuhan 4,16 persen Sumber: BPS Kabupaten Jayapura
Pola Konsumsi Pangan
Tingkat konsumsi pangan pokok penduduk perkapita secara kuantitas merupakan salah satu informasi yang diperlukan dalam perencanaan produksi atau penyediaan bahan pangan. Laporan BPS dalam NBM (Neraca bahan makanan) tahun 2009 bahwa kontribusi energi menurut kelompok pangan PPH (pola pangan harapan) di Kabupaten Jayapura tahun 2008 seperti pada Tabel 13.
Tabel 13. Kontribusi energi menurut kelompok pangan
No Kelompok pangan Kalori Kontribusi
(persen)
1 Padi-padian 1156 54,67
2 Umbi-umbian 347 16,41
3 Pangan hewani 127 6,02
4 Minyak dan lemak 11 0,51
5 Kacang-kacangan 100 4,71
6 Gula 91 4,29
7 Sayuran dan buah 139 6,60
Jumlah 2114 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Jayapura (2009)
Tabel 13 terlihat bahwa kelompok padi-padian (beras, jagung, tepung terigu) memberikan kontribusi energi yang paling besar, sedangkan kelompok minyak/lemak memberikan kontribusi energi paling kecil. Untuk kelompok umbi-umbian hanya menyumbang 347 kalori/kapita/hari. Sagu termasuk dalam
kelompok umbi-umbian selain singkong, ubi jalar, kentang dan ini berarti untuk sagu secara khusus kurang dari 347 kalori/kapita/hari.
Sagu pada mulanya merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk di wilayah Papua, namun saat ini peran tersebut sudah mulai
berkurang. Secara aktual berdasarkan data NBM Kabupaten Jayapura diketahui
konsumsi sagu penduduk berdasarkan produksinya dari tahun 2006 hingga 2008 yakni, 17,72 kg/kapita/tahun, 17,72 kg/kapita/tahun dan 17,95 kg/kapita/tahun atau rata-rata naik 1,27 persen per tahun. Pola konsumsi sagu secara bertahap telah bergeser ke arah beras. Kecenderungan ini juga secara umum terjadi di seluruh wilayah di Papua seperti yang dilaporkan Hutapea (2003) bahwa konsumsi sagu di Papua berkurang dari 126 kg pada 1994 menjadi 95,53 kg/kapita/tahun pada 1997. Salah satu penyebabnya adalah kesan inferior yang melekat pada sagu. Untuk itu perlu upaya mengubah bahan pangan sagu menjadi makanan yang populer.
Berdasarkan pendekatan PPH dapat diketahui skor pangan dengan cara mengalikan persentase kontribusi energinya setiap kelompok pangan dengan
rating (bobot)nya. Hasil analisis PPH Kabupaten Jayapura pada tingkat
ketersediaan masih belum memenuhi standar yaitu sebesar 83,7 atau 16,3 persen dibawah standar, artinya penyediaan pangan kurang beragam dan belum berimbang ketersediaan gizinya. Hal ini dapat dilihat dari kelompok pangan yang skornya melebihi atau kurang dari skor maksimum. Salah satunya konsumsi yang belum ideal berdasarkan pendekatan PPH adalah komsumsi pangan sagu masih tinggi (17,95 kg/kapita/tahun) dari standar ketersediaannya harus diturunkan menjadi 15,11 kg/kapita/tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Struktur Ruang
Di tingkat Nasional, Kabupaten Jayapura dikategorikan dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Untuk skala pelayanan kota-kota di Kabupaten Jayapura dapat dibedakan atas :
a. Kota orde I adalah Ibukota Distrik Sentani (Sentani Kota). Kota orde I ini akan berperan sebagai pusat regional, dengan wilayah pelayanan seluruh kabupaten.
b. Kota orde II adalah Ibukota Distrik Depapre (Waiya), Ibukota Distrik Kemtuk (Sabron), dan Ibukota Distrik Yapsi (Ongan Jaya). Kota Orde II ini akan
berperan sebagai pusat sub-regional, dengan wilayah pelayanan hanya beberapa distrik saja.
c. Kota orde III adalah semua Ibukota Distrik (IKD), dengan wilayah pelayanan distrik masing-masing.
Berdasarkan kebijakan pemerintah Kabupaten dengan DPRD Kabupaten Jayapura, ditetapkan sistem perwilayahan pembangunan di Kabupaten Jayapura seperti disajikan pada Tabel 14. Untuk daerah penelitian mencakup wilayah pembangunan I dan II.
Tabel 14. Pembagian wilayah pembangunan Wilayah
Pembangunan (WP)
Kawasan Distrik Prioritas
I Cagar Alam Cycoop dan Danau Sentani - Sentani Timur - Sentani - Ebungfau - Waibu 1. Pusat Pemerintahan 2. Perdagangan dan jasa 3. Bandar Udara
4. Pariwisata
5. Industri Kecil dan Rumah Tangga 6. Kehutanan 7. Perikanan darat/danau II Cagar Alam Cycloop dan Pesisir - Raveni Rara - Depapre - Sentani Barat - Yokari - Demta
1. Pengembangan Pelabuhan Peti Kemas 2. Perikanan laut 3. Pariwisata 4. Industri 5. Pertambangan 6. Kehutanan III Grime - Kemtuk
- Kemtuk Gresi - Gresi Selatan - Nimboran - Nimbokrang - Namblong
1. Pertanian skala rakyat 2. Peternakan skala rakyat 3. Perkebunan (Program
Agropolitan) skala rakyat 4. Pertambangan
5. Industri IV Nawa - Unurum Guay
- Yapsi - Kaureh - Airu
1. Kehutanan
2. Perkebunan skala besar 3. PLTA
4. Pertanian skala besar 5. Peternakan skala besar 6. Prasarana Transportasi 7. Industri
Rencana Pola Ruang
Berdasarkan dokumen RTRW 2008-2028 bahwa untuk tahun 2028 kawasan lindung untuk Kabupaten Jayapura luasnya adalah 41% dari luas Kabupaten Jayapura yaitu seluas 716.769,30 ha. Luas Kawasan Budidaya yang direncanakan adalah seluas 59 % dari luas Kabupaten Jayapura yaitu seluas 1.034.630,70 ha (Gambar 11 dan 12).
G a m b a r 11 . R e n ca n a p e m a n fa a ta n r u a n g k a w a s a n b u d id a ya
G a m b a r 12 . R e n ca n a p e m a n fa a ta n r u a n g k a w a s a n li n d u n g