PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI
Jln. Raya Bintuni No. 1 Bintuni Tlp. (0955) 31001 Papua BaratTELUK BINTUNI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 3 TAHUN 2007
TENTANG
PEMBENTUKAN DISTRIK DI WILAYAH KABUPATEN TELUK BINTUNI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TELUK BINTUNI,
Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas serta memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya pada Distrik Bintuni, Distrik Babo, Distrik Merdey, Distrik Aranday, Distrik Moskona Selatan dan Distrik Moskona Utara, dipandang perlu melakukan pembentukan/pemekaran Distrik;
b. bahwa ketentuan Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua dan Pasal 126 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengakomodir pembentukan distrik dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah;
c. bahwa pembentukan distrik di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni selain berpedoman pada Peraturan Pemerintah, memperhatikan pula kondisi sosial budaya, luas wilayah, potensi ekonomi dan aspirasi masyarakat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a, huruf b dan huruf c di atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907);
2. Undang–undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);
2003
3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4245);
4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1973 tentang Perubahan Nama
Propinsi Irian Barat Menjadi Irian Jaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1973 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2977);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 233, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4036);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
11 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tentang Perubahan
Nama Provinsi Irian Jaya Barat Menjadi Provinsi Papua Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 56,
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2006 tentang Bentuk Produk Hukum Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah.
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI DAN
BUPATI TELUK BINTUNI MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK DI WILAYAH KABUPATEN TELUK BINTUNI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Teluk Bintuni;
2. Bupati adalah Bupati Teluk Bintuni;
3. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Perangkat daerah adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, distrik dan kelurahan sesuai dengan kebutuhan daerah;
6. Pembentukan distrik adalah penambahan distrik baru melalui pembentukan/pemekaran dari distrik induk menjadi wilayah pemerintahan sendiri;
7. Distrik adalah wilayah kerja Kepala Distrik sebagai perangkat daerah kabupaten;
8. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten di bawah distrik;
9. Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.
BAB II
PEMBENTUKAN DISTRIK
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini diakomodir 10 (sepuluh) distrik yang telah ada sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini.
(2) Distrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : 1. Distrik Bintuni
2. Distrik Babo 3. Distrik Merdey 4. Distrik Aranday
5. Dstirik Moskona Selatan 6. Distrik Moskona Utara 7. Distrik Tembuni; 8. Distrik Fafurwar; 9. Distrik Idoor; 10.Distrik Kuri.
Pasal 3
Distrik Idoor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dirubah dan atau diganti nama menjadi Distrik Wamesa.
Pasal 4
Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kelurahan Bintuni Barat;
2. Kelurahan Bintuni Timur; 3. Kampung Beimes; 4. Kampung Iguriji; 5. Kampung Tuasai; 6. Kampung Wesiri; 7. Kampung Argosigemerai; 8. Kampung Masina.
Pasal 5
Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Irarutu III;
2. Kampung Amutu; 3. Kampung Nusei; 4. Kampung Kasira;
Pasal 6
Distrik Merdey (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Merdey; 2. Kampung Mogromus; 3. Kampung Meyom; 4. Kampung Morombuy; 5. Kampung Mekiesefeb; 6. Kampung Meryeb; 7. Kampung Meyejga; 8. Kampung Anajero; Pasal 7
Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Aranday;
2. Kampung Kecap; 3. Kampung Baru;
4. Kampung Manunggal Karya;
Pasal 8
Distrik Moskona Selatan (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Jagiro;
2. Kampung Inggof; 3. Kampung Meyenda; 4. Kampung Rawara; 5. Kampung Barma Barat;
Pasal 9
Distrik Moskona Utara (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Moyeba;
2. Kampung Merestim; 3. Kampung Mosum; 4. Kampung Inofina;
Pasal 10
Distrik Tembuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Tembuni;
3. Kampung Mogoi Baru; 4. Kampung Bangun Mulya;
Pasal 11
Distrik Fafurwar (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Fruata;
2. Kampung Riendo; 3. Kampung Maryedi;
Pasal 12
Distrik Wamesa (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Idoor;
2. Kampung Yensei; 3. Kampung Yakati; 4. Kampung Mamuranu;
Pasal 13
Distrik Kuri (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Sarbe; 2. Kampung Wagura; 3. Kampung Refideso; 4. Kampung Naramasa; 5. Kampung Obo; Pasal 14
(1) Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk distrik-distrik di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni.
(2) Distrik-distrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : 1. Distrik Manimeri;
2. Distrik Tuhiba;
3. Distrik Dataran Beimes; 4. Distrik Sumuri; 5. Distrik Kaitaro; 6. Distrik Aroba; 7. Distrik Masyeta; 8. Distrik Biscoop; 9. Distrik Tomu; 10.Distrik Kamundan; 11.Distrik Weriagar; 12.Distrik Moskona Barat; 13.Distrik Meyado;
14.Distrik Moskona Timur.
Pasal 15
Distrik Manimeri merupakan pemekaran dari Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Bumi Saniari;
2. Kampung Banjar Ausoy; 3. KampungWaraitama; 4. Kampung Atibo Manimeri; 5. Kampung Pasamai;
6. Kampung Korano Jaya;
Pasal 16
Distrik Tuhiba merupakan pemekaran dari Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Tuhiba;
2. Kampung Tisaida; 3. Kampung Kucir; 4. Kampung Sibena Raya; 5. Kampung Sibena Permai;
Pasal 17
Distrik Dataran Beimes merupakan pemekaran dari Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1 Kampung Horna; 2. Kampung Cumnaji; 3. Kampung Menci; 4. Kampung Sir; 5. Kampung Huss; 6. Kampung Ugdohop; Pasal 18
Distrik Sumuri merupakan pemekaran dari Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Tofoi;
2. Kampung Tanah Merah; 3. Kampung Saengga; 4. Kampung Forada;
5. Kampung Materabu Jaya;
Pasal 19
Distrik Kaitaro merupakan pemekaran dari Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Sara;
2. Kampung Warga Nusa I; 3. Kampung Warga Nusa II; 4. Kampung Tugerama; 5. Kampung Suga;
Pasal 20
Distrik Aroba merupakan pemekaran dari Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Aroba;
2. Kampung Yaru;
3. Kampung Sido Makmur; 4. Kampung Wimbro; 5. Kampung Sangguar;
Pasal 21
Distrik Masyeta merupakan pemekaran dari Distrik Merdey (Induk), yang meliputi wilayah : 1 Kampung Masyeta;
2. Kampung Mestofu; 3. Kampung Kalibiru; 4. Kampung Mesomda;
Pasal 22
Distrik Biscoop merupakan pemekaran dari Distrik Merdey (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Jahabra; 2. Kampung Ibori; 3. Kampung Menyembru; 4. Kampung Meyorga; 5. Kampung Laudoho; 6. Kampung Eniba; 7. Kampung Mowitka; Pasal 23
Distrik Tomu merupakan pemekaran dari Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Sebyar Rejosari;
2. Kampung Tomu; 3. Kampung Taroy; 4. Kampung Ekam;
Pasal 24
Distrik Kamundan merupakan pemekaran dari Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah 1. Kampung Kalitami I;
2. Kampung Kalitami II; 3. Kampung Kenara; 4. Kampung Bibiram;
Pasal 25
Distrik Weriagar merupakan pemekaran dari Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah 1. Kampung Weriagar;
2. Kampung Mogotira; 3. Kampung Weriagar Baru; 4. Kampung Weriagar Utara; 5. Kampung Tuanaikin;
Pasal 26
Distrik Moskona Barat merupakan pemekaran dari Distrik Moskona Selatan (Induk), yang meliputi wilayah :
1. Kampung Meyerga; 2. Kampung Macok; 3. Kampung Istewkim; 4. Kampung Majnic;
Pasal 27
Distrik Meyado merupakan pemekaran dari Distrik Moskona Selatan (Induk), yang meliputi wilayah :
1. Kampung Meyado; 2. Kampung Barma; 3. Kampung Barma Baru; 4. Kampung Vasco Damneem;
Pasal 28
Distrik Moskona Timur merupakan pemekaran dari Distrik Moskona Utara (Induk), yang meliputi wilayah :
1. Kampung Igomu; 2. Kampung Mesna; 3. Kampung Sumuy;
BAB III
PUSAT PEMERINTAHAN / IBU KOTA DISTRIK
Pasal 29
Pusat Pemerintahan atau Kedudukan Ibukota Distrik sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 14 adalah sebagai berikut :
1. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Bintuni (Induk) berkedudukan di Kelurahan Bintuni Barat;
2. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Babo (Induk) berkedudukan di Kampung Irarutu III;
3. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Merdey (Induk) berkedudukan di Kampung Merdey;
4. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Aranday (Induk) berkedudukan di Kampung Aranday;
5. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Selatan (Induk) berkedudukan di Kampung Jagiro;
6. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Utara (Induk) berkedudukan di Kampung Moyeba;
7. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Tembuni (Induk) berkedudukan di Kampung Tembuni;
8. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Fafurwar (Induk) berkedudukan di Kampung Fruata;
9. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Wamesa (Induk) berkedudukan di Kampung Idoor;
11.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Manimeri berkedudukan di Kampung Bumi Saniari;
12.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Tuhiba berkedudukan di Kampung Tuhiba;
13.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Dataran Beimes berkedudukan di Kampung Horna;
14. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Sumuri berkedudukan di Kampung Tofoi; 15.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Kaitaro berkedudukan di Kampung Sara; 16.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Aroba berkedudukan di Kampung Aroba; 17.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Masyeta berkedudukan di Kampung Masyeta; 18.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Biscoop berkedudukan di Kampung Jahabra; 19.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Tomu berkedudukan di Kampung Sebyar
Rejosari;
20.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Kamundan berkedudukan di Kampung Kalitami I;
21.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Weriagar berkedudukan di Kampung Weriagar; 22.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Barat berkedudukan di Kampung
Meyerga;
23.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Meyado berkedudukan di Kampung Meyado; 24.Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Timur berkedudukan di Kampung
Igomu;
BAB IV
BATAS WILAYAH DISTRIK
Pasal 30
(1) Batas Wilayah Distrik Bintuni (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Beimes; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Babo;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tuhiba; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Manimeri;
(2) Batas Wilayah Distrik Babo (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Sumuri; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Kaitaro;
(3) Batas Wilayah Distrik Merdey (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tembuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Masyeta;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Testega Kabupaten Manokwari;
(4) Batas Wilayah Distrik Aranday (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Bintuni;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Weriagar;
(5) Batas Wilayah Distrik Moskona Selatan (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Utara;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aranday; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Barat; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Meyado;
(6) Batas Wilayah Distrik Moskona Utara (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Senopi Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Barat;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Aifat Timur Kabupaten Sorong Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Merdey;
(7) Batas Wilayah Distrik Tembuni (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Beimes; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Meyado;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Tuhiba;
(8) Batas Wilayah Distrik Fafurwar (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Kaitaro;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kaimana Kabupaten Kaimana; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Aroba;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bofuer Kabupaten Kaimana;
(9) Batas Wilayah Distrik Wamesa (Induk) adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Tahota Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kuri;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Manimeri;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Windesi Kabupaten Teluk Wondama;
(10) Batas Wilayah Distrik Kuri (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Bofuer Kabupaten Kaimana; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Kaitaro;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Wasior Barat Kabupaten Teluk Wondama;
(11) Batas Wilayah Distrik Manimeri adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Isim Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kuri;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Bintuni;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Tahota Kabupaten Manokwari;
(12) Batas Wilayah Distrik Tuhiba adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Beimes; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tembuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tembuni; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bintuni;
(13) Batas Wilayah Distrik Dataran Beimes adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Didohu Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tuhiba;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Merdey;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Dataran Isim Kabupaten Manokwari;
(14) Batas Wilayah Distrik Sumuri adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Tomu; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Bomberai Kabupaten Fak-fak; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Babo;
(15) Batas Wilayah Distrik Kaitaro adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Babo; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Babo; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Kuri;
(16) Batas Wilayah Distrik Aroba adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Sumuri; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Babo;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bomberai Kabupaten Fak-fak;
(17) Batas Wilayah Distrik Masyeta adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Timur; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Barat ; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Merdey;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Merdey;
(18) Batas Wilayah Distrik Biscoop adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Timur ; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tembuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Merdey;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Testega Kabupaten Manokwari;
(19) Batas Wilayah Distrik Tomu adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Aranday; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Bintuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Weriagar; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Aranday;
(20) Batas Wilayah Distrik Kamundan adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kokas Kabupaten Fak-fak; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Kokoda Kabupaten Sorong Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Weriagar;
(21) Batas Wilayah Distrik Weriagar adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kokoda Kabupaten Sorong Selatan; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tomu;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bintuni;
(22) Batas Wilayah Distrik Moskona Barat adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aranday; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan;
(23) Batas Wilayah Distrik Meyado adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Merdey; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aranday; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Tembuni;
(24) Batas Wilayah Distrik Moskona Timur adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Merdey;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Barat; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Merdey;
BAB V PEMBIAYAAN
Pasal 31
Segala biaya yang dibutuhkan sebagai akibat ditetapkan Peraturan Daerah ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Teluk Binuni.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pembentukan Distrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 33
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka khusus Distrik Wamesa yang telah dilakukan perubahan nama distrik agar selambat-lambatnya 6 (enam) bulan telah melakukan penyesuaian penggunaan nama pada papan nama kantor, kop surat dinas, cap/stempel dinas, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan dokumen kedinasan lainnya.
Pasal 34
(1) Kecuali akta catatan sipil, maka Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau dokumen kedinasan lain yang telah dikeluarkan oleh Kepala Distrik sebelum diundangkan Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya.
(2) Terhadap Kartu Keluarga (KK) dan atau dokumen kedinasan lainnya yang telah dikeluarkan oleh Kepala Distrik sebelum diundangkan Peraturan Daerah ini, paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak diundangkan Peraturan Daerah ini sudah melakukan penyesuaian penggunaan nama distrik.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
(2) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan peraturan yang telah ada sepanjang mengatur mengenai pembentukan distrik yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku.
(3) Pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 36
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Teluk Bintuni
Ditetapkan di Bintuni
pada tanggal 24 September 2007
BUPATI TELUK BINTUNI,
ALFONS MANIBUI
Diundangkan di Bintuni
pada tanggal 25 September 2007
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI
A. E. NAURI, BA
PEMBINA TK. I
NIP 640 010 287
P E N J E L A S A N
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 3 TAHUN 2007
T E N T A N G
PEMBENTUKAN DISTRIK DI WILAYAH KABUPATEN TELUK BINTUNI
I. PENJELASAN UMUM
Bahwa pembentukan distrik secara yuridis telah diatur dalam Pasal 126 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan memperhatikan faktor luas wilayah, jumlah penduduk dan kondisi sosial budaya setempat.
Luas wilayah dan kondisi sosial budaya merupakan pertimbangan utama yang mendasari pembentukan distrik di Kabupaten Teluk Bintuni. Dalam konteks dimaksud, maka pembentukan distrik di Kabupaten Teluk Bintuni dilakukan sebagai upaya memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, sehingga pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat terwujud dalam waktu yang lebih cepat dan tepat.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Memuat pengertian-pengertian beberapa istilah yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan atau salah pengertian dalam memahami dan menginplementasikan dalam pelaksanaan, baik bagi aparat pelaksana maupun bagi warga masyarakat.
Pasal 2 : Cukup jelas
Pasal 3
Perubahan nama Distrik Idoor menjadi Distrik Wamesa dilakukan dengan memperhatikan unsur sosial budaya dan aspirasi masyarakat adat yang berasal dari distrik dimaksud.
Pasal 4 s/d Pasal 36 : Cukup jelas