• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (BPPSPAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (BPPSPAM)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi - 1 PT. Waseco Tirta

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

I

I

S

S

I

I

DAFTAR ISI ... i Bab 1. PENDAHULUAN ... 1 - 1 1.1. PEMAHAMAN ... 1 - 1 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ... 1 - 2 1.3. SASARAN ... 1 - 2 1.4. REFERENSI HUKUM ... 1 - 2 1.5. LOKASI KEGIATAN ... 1 - 2 1.6. LINGKUP KEGIATAN ... 1 - 3 1.7. KELUARAN ... 1 - 3 1.8. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN ... 1 - 3 1.9. SISTEMATIKA PELAPORAN ... 1 - 3

Bab 2. GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI ... 2 - 1

2.1. KABUPATEN MUSI BANYUASIN ... 2 - 1 2.1.1. Kondisi Administrasi dan Geografi ... 2 - 1 2.1.2. Fisik ... 2 – 2 2.1.3. Sosial Ekonomi ... 2 – 3

Bab 3. KONDISI EKSISTING PDAM KAB. MUSI BANYUASIN ... 3 - 1

3.1. PDAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN ... 3 - 1 3.1.1. Aspek Teknis ... 3 – 3 3.1.2. Aspek Keuangan ... 3 – 8 3.1.3. Rencana Pengembangan SPAM PDAM ... 3 - 12

Bab 4. ANALISA TERHADAP POTENSI PENGEMBANGAN SPAM ... 4 – 1

4.1. PDAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN ... 4 – 1 4.1.1. Aspek Teknis ... 4 – 1 4.1.2. Kewajaran Biaya Investasi ... 4 – 6 4.1.3. Aspek Keuangan ... 4 – 9 4.1.4. Rekomendasi Pembiayaan ... 4 - 13

(2)

Daftar Isi - 2 PT. Waseco Tirta

Bab 5. IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN SPAM ... 5 - 1

5.1. Umum ... 5 – 1 5.2. Kriteria Penilaian Potensi Pengembangan SPAM ... 5 – 1 5.2.1. Aspek teknis dengan bobot 60 % ... 5 – 2 5.2.2. Aspek keuangan dengan bobot 40 % ... 5 - 3 5.3. Standar Kriteria Potensi Pengembangan SPAM ... 5 - 4 5.4. Hasil Identifikasi Potensi Usulan Pengembangan SPAM ... 5 – 5 5.4.1. Usulan Program Pengembangan SPAM PDAM Kabupaten Musi Banyuasin .. 5 – 5

Bab 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI POTENSI PENGEMBANGAN SPAM ... 6 – 1

6.1. Kesimpulan ... 6 - 1 6.2. Rekomendasi ... 6 - 2 6.2.1. Rekomendasi Aspek Teknis ... 6 - 2 6.2.2. Rekomendasi Pembiayaan ... 6 - 3

(3)

Daftar Gambar - 1 PT. Waseco Tirta

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kab. Musi Banyuasin Berdasarkan Kecamatan ... 2 - 2 Gambar 3.1. Struktur Organisasi PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin ... 3 – 2 Gambar 4.1. Skematik Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kab. Musi Banyuasin ... 4 - 1 Gambar 4.2. Porsi Pendanaan Proyek ... 4 - 9

(4)

Daftar Tabel - 1 PT. Waseco Tirta

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

T

T

A

A

B

B

E

E

L

L

Tabel 2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011 ... 2 - 3 Tabel 2.2. Distribusi Persentase PDRB Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku (%) ... 2 - 4 Tabel 2.3. Distribusi persentase PDRB dengan Migas

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) ... 2 - 5 Tabel 3.1. Data Teknis Bidang Produksi PDAM Tirta Randik Kab. Musi Banyuasin ... 3 - 4 Tabel 3.2. Kapasitas Distribusi PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin ... 3 - 7 Tabel 3.3. Data Keuangan PDAM Tirta Randik

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2009 – 2011 ... 3 - 10 Tabel 3.4. Indikator Keuangan PDAM Tirta Randik

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2009 -2011 ... 3 - 11 Tabel 3.5. Struktur tarif air minum PDAM Tirta Randik ... 3 - 12 Tabel 4.1. Permasalahan dan Solusi/Lingkup

Potensi Kegiatan SPAM Kabupaten Musi Banyuasin ... 4 - 2 Tabel 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum di Daerah Pengembangan ... 4 - 4 Tabel 4.3. Rencana Anggaran Biaya

Pengembangan SPAM PDAM Kab. Musi Banyuasin ... 4 - 5 Tabel 4.4. Kewajaran Biaya Investasi ... 4 – 5 Tabel 4.5. Asumsi Perhitungan ... 4 - 9 Tabel 4.6. Proyeksi Keuangan SPAM ... 4 - 12 Tabel 5.1. Kriteria Penilaian Aspek Keuangan ... 5 - 4 Tabel 5.2. Hasil Evaluasi Rencana Program PDAM Kab. Musi Banyuasin ... 5 - 5 Tabel 6.1. Peringkat Usulan Program Pengembangan SPAM PDAM ... 6 - 1 Tabel 6.2. Rekomendasi Teknis ... 6 - 2 Tabel 6.3. Rekomendasi Pembiayaan ... 6 - 3

(5)

Bab 1 - 1 PT. Waseco Tirta

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

1.1 PEMAHAMAN

Peningkatan/pengembangan SPAM oleh PDAM dilakukan dalam peran sertanya menuju target MDG’s 2015 dimana akses masyarakat terhadap air minum yang aman sebesar 68,9% (nasional), 78,19% (perkotaan), 61,60% (perdesaan). Untuk mencapai sasaran MDGs tersebut diperlukan pendanaan atau investasi yang tidak sedikit. Selain itu diperlukan komitmen serta upaya bersama, baik fisik maupun non fisik dari berbagai stakeholder, baik di Pusat maupun daerah yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan bahkan LSM. Menurut Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya, dana APBN yang tersedia untuk pembiayaan seluruh pembangunan bidang Cipta Karya Tahun 2010 - 2014 hanya sebesar Rp. 50 Trilyun.

Dana yang diperlukan untuk sektor air minum diperkirakan sampai tahun 2014 diperkirakan sebesar Rp. 46 Trilyun, atau untuk mencapai target MDGs diperlukan dana sebesar Rp 46 Trilyun, sedangkan dana APBN yang tersedia hanya sebesar Rp. 12 Triliun, sampai dengan tahun 2014. Oleh sebab itu diperlukan alternatif sumber pendanaan selain APBN dan APBD. Upayanya antara lain melalui hibah (grant), pinjaman lunak (softloan), dana-dana masyarakat dan kerjasama dengan dunia usaha/pihak swasta, termasuk melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

Alternatif sumber pendanaan ini didasari dengan adanya peraturan yang semakin jelas dan memperkuat pelaksanaan alternatif investasi. Peraturan tersebut adalah Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2010 perubahan atas Perpres Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur. Peran BPPSPAM dalam mencapai target MDG’s 2015 adalah melakukan Identifikasi pengembangan SPAM terutama dilakukan terhadap PDAM yang sehat dan belum belum pernah ada studi mengenai potensi pengembangan SPAM. Identifikasi diprioritaskan pada daerah yang merupakan pusat pertumbuhan (ibukota propinsi/ daerah wisata/ daerah industri/ daerah berkembang lainnya), memiliki alternatif air baku yang banyak dan memiliki potensi kebutuhan (demand) yang tinggi yang diindikasikan dengan adanya tingkat pertumbuhan penduduk tinggi serta air tanah jelek.

Bab

(6)

Bab 1 - 2 PT. Waseco Tirta

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja PDAM tahun 2011 didapatkan hasil sebanyak 144 PDAM sehat, 105 PDAM kurang sehat dan 86 PDAM sakit. Untuk PDAM kurang sehat dan sakit dilakukan analisa faktor penyebab PDAM tersebut kurang sehat/sakit untuk kemudian PDAM tersebut akan diberikan rekomendasi tindak turun tangan. Sedangkan untuk PDAM yang sehat, BPPSPAM akan mengklasifikasi menjadi daerah berpotensi, daerah yang kurang berpotensi dan daerah yang tidak berpotensi. Melalui identifikasi akan didapatkan sejauh mana PDAM mempunyai potensi untuk pengembangan. Hasil identifikasi pengembangan SPAM ini akan diserahterimakan ke stakeholder untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan atau seleksi PDAM yang akan disusun studi kelayakannya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan ini adalah mendorong pengembangan cakupan pelayanan SPAM;

Tujuan kegiatan Membantu BPPSPAM dalam melakukan identifikasi potensi pengembangan SPAM;

1.3 SASARAN

Adanya hasil identifikasi potensi pengembangan SPAM PDAM di beberapa provinsi Sumatera

1.4 REFERENSI HUKUM

a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

b) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294 Tahun 2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

d) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM;

e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Kelayakan Investasi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);

g) Peraturan Menteri Keuangan no.114 tahun 2012 tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum

(7)

Bab 1 - 3 PT. Waseco Tirta 1.5 LOKASI KEGIATAN

PDAM di beberapa provinsi pulau Sumatera

1.6 LINGKUP KEGIATAN

 Identifikasi potensi pengembangan SPAM dilihat dari aspek teknis dan aspek finansial;

 Klasifikasi daerah berpotensi, kurang berpotensi dan tidak berpotensi;

1.7 KELUARAN

 Output laporan identifikasi potensi pengembangan SPAM;

 Outcome adanya hasil identifikasi mengenai potensi pengembangan SPAM pada suatu

daerah.

1.8 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN

Periode kerja kegiatan ini selama 6 (enam) bulan terhitung setelah kontrak ditanda tangani dan berlaku efektif dengan 36 orang bulan (manmonth).

1.9 SISTEMATIKA PELAPORAN Bab 1 Pendahuluan

Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, referensi hukum, lokasi kegiatan, lingkup kegiatan dan hasil keluaran.

Bab 2 Gambaran Umum Daerah Studi

Berisikan uraian tentang Geografi dan administrasi, aspek sosial ekonomi, sistem penyediaan air minum.

Bab 3 Kondisi Ekssting PDAM

Berisikan uraian tentang Kondisi Teknis dan Keuangan PDAM saat ini.

Bab 4 Analisa Terhadap Potensi Pengembangan SPAM

Berisikan uraian tentang analisa teknis berupa rencana pengembangan SPAM PDAM baik Brown Field maupun Green Field serta Rencana Anggaran Biaya Pengembangan SPAM dan juga berisi tentang analisa Kewajaran Investasi dan analisa Keuangan untuk proyek pengembangan SPAM.

Bab 5 Peringkat Potensi Pengembangan SPAM

Berisikan uraian tentang Hasil Analisa yang dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan diikuti dengan menetapkan peringkat potensi pengembangan SPAM masing-masing PDAM.

(8)

Bab 1 - 4 PT. Waseco Tirta

Bab 6 Kesimpulan dan Rekomendasi Potensi Pengembangan SPAM

Berisikan uraian tentang hasil penilaian dan kreteria menentukan peringkat masing-masing PDAM, rekomendasi teknis, pembiayaan.

(9)

Bab 2 - 1 PT. Waseco Tirta

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

A

A

N

N

U

U

M

M

U

U

M

M

D

D

A

A

E

E

R

R

A

A

H

H

S

S

T

T

U

U

D

D

I

I

2.1. KABUPATEN MUSI BANYUASIN

2.1.1. Kondisi Admnistrasi dan Geografi

Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai luas wilayah 14.265,96 km2 atau sekitar 15 persen dari luas Propinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah tersebut mencakup seluruh wilayah administrasi di Kabupaten Musi Banyuasin yang terdiri dari 14 Kecamatan, 236 Desa (termasuk UPT) dan Kelurahan. Ibu kota Kabupaten Musi Banyuasin terletak di wilayah Sekayu. Batas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin meliputi :

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Propinsi Jambi

 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim

 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin

Secara geografis Kabupaten Musi Banyuasin terletak pada 1.30 – 40 Lintang Selatan dan 1030

1050 45’ Bujur Timur. Gambaran Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Berdasarkan Kecamatan,

selengkapnya dapat dilihat pada peta berikut.

Bab

(10)

Bab 2 - 2 PT. Waseco Tirta

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kab. Musi Banyuasin Berdasarkan Kecamatan 2.1.2. Fisik

a. Geologi

Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai topografi lahan yang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan kemiringan lahan, yaitu dataran rendah, bergelombang dan berbukit. Di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan Bayung Lencir kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah lainnya merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas permukaan laut. Adapun Jenis tanah di Kabupaten Musi Banyuasin dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: Organosol di dataran rendah atau rawa-rawa, Klei Humus, Alluvial di sepanjang sungai Musi dan Padzolik di daerah berbukit-bukit.

b. Iklim

Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis basah dengan variasi curah hujan antara 38 – 327 mm sepanjang tahun 2011. Curah hujan terbanyak pada bulan November 2011. Hari hujan pada tahun 2011 menunjukkan variasi antara 3 – 15 hari, dengan hari hujan paling banyak pada bulan November dan Desember 2011.

(11)

Bab 2 - 3 PT. Waseco Tirta 2.1.3. Sosial Ekonomi

a. Demografi

Rata-rata jumlah penduduk per kecamatan dan per desa/kelurahan di tahun 2011 masih relatif sedikit mengingat luas wilayah daerah ini. Rata-rata jumlah penduduk per kecamatan tahun 2011 sebesar 41.464 jiwa sedangkan rata-rata penduduk per desa/kelurahan 2.460 jiwa. Dengan kata lain jika dibandingkan dengan luas wilayahnya, ternyata setiap km2 dari wilayah Musi Banyuasin hanya dihuni sekitar 41 jiwa.

Tabel 2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011

NO KECAMATAN LUAS WILAYAH

(KM2) JUMLAH PENDUDUK (JIWA) KEPADATAN (JIWA/KM2) 1 Babat Toman 1.291,00 29.688 23,00 2 Plakat Tinggi 247,00 22.791 92,27 3 Batanghari Leko 2.107,79 21.873 10,38 4 Sanga Desa 317,00 31.051 97,95 5 Sungai Keruh 629,00 41.972 66,73 6 Sekayu 701,60 81.304 115,88 7 Lais 755,53 54.129 71,64 8 Sungai Lilin 374,26 54.580 145,83 9 Keluang 400,57 29.302 73,15 10 Bayung Lencir 4.847,00 74.327 15,33 11 Lalan 1.031,00 38.913 37,74 12 Lawang wetan 232,00 24.736 106,62 13 Babat Supat 511,02 34.071 66,67 14 Tungkal Jaya 821,19 41.752 50,84 JUMLAH 14.265,96 580.489 40,69

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, 2012

b. Tata Guna Lahan

Secara garis besar arahan pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya tetap mengedepankan kelestarian lingkungan hidup untuk kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengindentifikasiannya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain ketinggian, kemiringan/sudut lereng, keadaan hidrologi serta kawasan-kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan bahaya alamiah maupun kawasan-kawasan berupa cagar alam dan taman nasional. Kawasan budidaya ditetapkan dengan fungsi untuk di budidayakan atas dasar kondisi potensi sumber

(12)

Bab 2 - 4 PT. Waseco Tirta

daya alam, manusia dan buatan. Pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara spasial mencakup wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong tinggi dan sangat tinggi, baik untuk pengembangan kawasan pertanian maupun perkotaan. yang Berdasarkan analisis spasial arahan pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Musi Banyuasin luas kawasan budidaya sebesar 1.326.112,732 Ha.

c. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto adalah indikator utama dalam mengukur pertumbuhan perekenomian suatu wilayah. PDRB Musi Banyuasin dengan migas atas dasar harga berlaku selam tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2009 sebesar 25.118.824 juta rupiah, tahun 2010 sebesar 27.874.804 juta rupiah dan tahun 2011 sebesar 30.792.951 juta rupiah.

Tabel 2.2. Distribusi Persentase PDRB Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku (%) Lapangan Usaha 2009 2010 2011 Pertanian 15,46 15,45 15,38 Pertambangan dan Penggalian 60,32 58,77 57,02 Industri Pengolahan 6,75 6,80 6,89 Perdagangan 6,26 6,68 7,14 Lainnya 11,21 12,30 13,57 Jumlah PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, 2012

Sementara itu, PDRB dengan migas Musi Banyuasin atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2009 : hingga 2011 bernilai 11.130.764 juta rupiah tahun 2009, 11.465.342 juta rupiah tahun 2010 dan 11.856.897 juta rupiah tahun 2011.

(13)

Bab 2 - 5 PT. Waseco Tirta

Tabel 2.3. Distribusi persentase PDRB dengan migas atas dasar harga konstan 2000 (%) Lapangan Usaha 2009 2010 2011 Pertanian 14,64 14,75 14,80 Pertambangan dan Penggalian 61,66 60,57 59,32 Industri Pengolahan 7,53 7,63 7,75 Perdagangan 7,07 7,53 8,05 Lainnya 9,10 9,52 10,08 Jumlah PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, 2012

d. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana wilayah pada dasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya kehidupan suatu wilayah, karena masyarakat yang tinggal di suatu wilayah akan membutuhkan sarana prasarana untuk melangsungkan kegiatan. Sarana wilayah meliputi sarana pendidikan, kesehatan, permukiman, perdagangan, sarana perhubungan darat, serta sarana rekreasi dan olah raga. Prasarana wilayah meliputi prasarana permukiman; prasarana perhubungan; prasarana jaringan, yang terdiri dari jaringan drainase perkotaan, jaringan irigasi, jaringan utilitas lainnya; serta prasarana persampahan. Sarana prasarana pendukung bagi berlangsungnya kehidupan suatu wilayah secara umum sebagai berikut :

Jaringan Listrik

Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sampai pada saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat. Pembangunan di bidang kelistrikan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pedesaan dan perkotaan dan mendorong kegiatan ekonomi agar lebih produktif, seperti kegiatan industri dan kerajinan rumah tangga dan kegiatan bisnis lainnya dengan daya terpasang pada pelanggan 30.282 KVA. Ketersediaan tenaga listrik yang menjangkau masyarakat di pedesaan ataupun daerah terpencil menjadi suatu indikator penyediaan sarana dan prasarana oleh pemerintah. Demikian pula yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin, pada tahun 2010 terdapat total 224 desa yang teraliri oleh jaringan listrik dengan jumlah desa yang teraliri listrik PLN sebanyak 161 desa dan teraliri oleh Non PLN sebanyak 63 desa.

Jaringan Air Bersih

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki satu perusahaan milik daerah yang bergerak dalam penyediaan air minum. Dari data dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan

(14)

Bab 2 - 6 PT. Waseco Tirta

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Musi Banyuasin berjumlah 16.460 KK dengan pemakaian air bersih mencapai 4.163.108 M3. Jumlah pelanggan ini terletak di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin.

Jaringan Transportasi

Berdasarkan data pada tahun 2010, di Kabupaten Musi Banyuasin terdapat jaringan jalan negara sepanjang 304,05 km, jaringan jalan propinsi sepanjang 119,27 km, jaringan jalan kabupaten sepanjang 1078,91 km dan jaringan jalan desa sepanjang 1000 km. Dari jaringan jalan yang ada, kondisi yang tercatat bahwa 40 persen dalam kondisi bagus, 25 persen dalam kondisi sedang, 20 persen dalam kondisi rusak dan 15 persen dalam kondisi rusak berat. Sarana angkutan massa atau sarana transportasi merupakan salah satu satu sarana yang penting untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, baik dari daerah ke kota maupun sebaliknya.

Sarana Akomodasi

Untuk menunjang sektor pariwisata ini, sarana akomodasi juga perlu disiapkan untuk menampung wisatawan baik dari luar maupun dari dalam Kabupaten Musi Banyuasin sendiri. Sarana akomodasi ini selain untuk menunjang sektor pariwisata, juga menunjang untuk mobilitas penduduk atau sebagai tempat singgah bagi peduduk. Berdasarkan data akomodasi pariwisata, tercatat terdapat 314 ruang kamar dengan 903 tempat tidur yang tersebar pada berbagai hotel dan penginapan di Kabupaten Musi Banyuasin.

(15)

Bab 3 - 1 PT. Waseco Tirta

K

K

O

O

N

N

D

D

I

I

S

S

I

I

E

E

K

K

S

S

I

I

S

S

T

T

I

I

N

N

G

G

P

P

D

D

A

A

M

M

K

K

A

A

B

B

U

U

P

P

A

A

T

T

E

E

N

N

M

M

U

U

S

S

I

I

B

B

A

A

N

N

Y

Y

U

U

A

A

S

S

I

I

N

N

3.1. PDAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Musi Banyuasin dikelola oleh PDAM Tirta Randik sejak Tahun 1987 berdasarkan Keputusan Bupati Musi Banyuasin No. 13 Tahun 1987. Struktur organisasi dan Tata Kerja PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 32 Tahun 1995 tanggal 1 Februari 1995. Adapun berdasarkan Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 0893 Tanggal 22 Juni 2009 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin dan sesuai Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 1597 Tahun 2008 Tanggal 31 Oktober 2008 ditetapkan Firdaus L. Dine, ST sebagai Direktur PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin.

Struktur organisasi PDAM Tirta Randik KAbupaten Musi Banyuasin saat ini seperti terlihat padaGambar 3.1 dibawah ini.

Bab

(16)

Bab 3 - 2 PT. Waseco Tirta

(17)

Bab 3 - 3 PT. Waseco Tirta 3.1.1.

Aspek Teknis

Secara umum SPAM di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari:

 Unit Air Baku

 Unit Produksi dan Distribusi

 Unit Pelayanan

Unit Air Baku

Sumber air baku yang digunakan PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin adalah Sungai

Musi, Sungai Batang Hari Leko, Sungai Lalan, Sungai Air Dawas, Danau Konger.Selain sumber

air permukaan, air yang diproduksi oleh PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin juga

berasal dari Mata Air, Sumur Bor Dalam, Sumur Bor Dangkal dan Sumur Gali.Kualitas air baik

dan telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Intake yang dipergunakan PDAM Tirta Randik seperti Intake Sekayu, mempunyai elevasi yang datar dengan IPA sehingga sistem pengaliran dilakukan secara perpompaan.

Unit Produksi dan Distribusi

Kapasitas produksi terpasang sampai tahun 2012 terhitung 596 l/detik sedangkan kapasitas menganggur atau riil sebanyak 589 l/detik sehingga terdapat idle kapasitas sebanyak 7,0759 l/detik.

(18)

Bab 3 - 4 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.1. Data Teknis Bidang Produksi PDAM Tirta Randik Kab. Musi Banyuasin

NO URAIAN KAPASITAS

TERPASANG TAK TERMANFAATKAN RIIL IDLE

L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam

I KECAMATAN SEKAYU

1 PDAM PUSAT SEKAYU 76 0.0760 0.2736 - - - 74 0.0740 266.40 2.0759 0.0021 7.47 2 PDAM UNIT KAYUARA 35 0.0350 0.1260 - - - 30 0.0300 108.00 5.0000 0.0050 18.00 3 PDAM UNIT LUMPATAN 30 0.0300 0.1080 - - - 30 0.0300 108.00 - - - 4 PDAM UNIT MUARA

TELADAN 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 5 PDAM UNIT SUKARAMI 20 0.0200 0.0720 - - - 20 0.0200 72.00 - - - 6 PDAM UNIT BAILANGU 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - -

II KECAMATAN BABAT TOMAN

1 PDAM CABANG BABAT

TOMAN 40 0.0400 0.1440 - - - 40 0.0400 144.00 - - - 2 PDAM UNIT MANGUNJAYA 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - -

III KECAMATAN SANGA DESA

1 PDAM CABANG NGULAK 20 0.0200 0.0720 - - - 20 0.0200 72.00 - - - 2 PDAM UNIT AIR BALUI 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 3 PDAM UNIT KEBAN I 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 4 PDAM UNIT KEBAN II 20 0.0200 0.0720 - - - 20 0.0200 72.00 - - - 5 PDAM UNIT PENGAGE

(SIPAS) 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - -

IV KECAMATAN BAYUNG LENCIR

1 PDAM CABANG BAYUNG

LENCIR 60 0.0600 0.2160 - - - 60 0.0600 216.00 - - -

(19)

Bab 3 - 5 PT. Waseco Tirta

NO URAIAN KAPASITAS

TERPASANG TAK TERMANFAATKAN RIIL IDLE

L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam

1 PDAM CABANG SUNGAI

LILIN 40 0.0400 0.1440 - - - 40 0.0400 144.00 - - -

VI KECAMATAN KELUANG

1 PDAM CABANG KELUANG 40 0.0400 0.1440 - - - 40 0.0400 144.00 - - -

VII KECAMATAN LAIS

1 PDAM CABANG LAIS 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - - 2 PDAM UNIT EPIL 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - - 3 PDAM UNIT TELUK KIJING 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 4 PDAM UNIT PETALING 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 5 PDAM UNIT TANJUNG

AGUNG BARAT 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - -

VIII KECAMATAN BATANG HARI LEKO

1 PDAM CABANG TANAH

ABANG 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - - 2 PDAM UNIT PINGGAP -

PENGATURAN 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - -

IX KECAMATAN SUNGAI KERUH

1 PDAM CABANG TEBING

BULANG 20 0.0200 0.0720 - - - 20 0.0200 72.00 - - - 2 PDAM UNIT JIRAK (SIPAS) 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 3 PDAM UNIT SINAR JAYA 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - -

X KECAMATAN PLAKAT TINGGGI

1 PDAM CABANG SIDORAHAYU PLAKAT TINGGI

5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 2 PDAM UNIT AIR PUTIH ULU 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - -

(20)

Bab 3 - 6 PT. Waseco Tirta

NO URAIAN KAPASITAS

TERPASANG TAK TERMANFAATKAN RIIL IDLE

L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam L/Dtk M3/Dtk M3/Jam

(SIPAS)

3 PDAM UNIT BUKIT INDAH

(SIPAS) 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - - 4 PDAM UNIT WARGA MULYA 5 0.0050 0.0180 - - - 5 0.0050 18.00 - - -

XI KECAMATAN LALAN

1 PDAM CABANG BANDAR

AGUNG LALAN 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - -

XII KECAMATAN LAWANG WETAN

1 PDAM UNIT ULAK PACEH

JAYA 30 0.0300 0.1080 - - - 30 0.0300 108.00 - - -

XIII KECAMATAN BABAT SUPAT

1 PDAM UNIT SUPAT 20 0.0200 0.0720 - - - 20 0.0200 72.00 - - -

XIV KECAMATAN TUNGKAL JAYA

1 PDAM UNIT PENINGGALAN 10 0.0100 0.0360 - - - 10 0.0100 36.00 - - -

JUMLAH 596 0.596 2.146 - - - 589 0.589 2,120.400 7.0759 0.007 25.473

(21)

Bab 3 - 7 PT. Waseco Tirta

Sistem Pengolahan PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin adalah pengolahan lengkap, antara produksi, Pompa intake dan distribusi dioperasikan secara simultan. Selain sistim Pengolahan lengkap PDAM juga memiliki Pusat Pelayanan Air Bersih yang berasal dari berbagai sumber sebagai berikut :

a. Mata Air dengan bangunan penangkap air yang dilengkapi dengan Ground

reservoir dan pompa transfer dari Reservoir ke Hidran hidran Umum dan tempat penampungan lainnya.

b. Sumur Bor dalam yang dilengkap dengan Ground reservoir dan pompa transfer dari Reservoir ke Hidran hidran Umum dan tempat penampungan lainnya.

c. Sumur Bor Dangkal (yang secara priodik dikontrol kualitasnya melalui PDAM atau

Dinas Kesehatan Kabupaten Muba).

d. Sumur Gali yang diproses melalui Pengolahan Air Sederhana

Sistem pendistrbusian air oleh PDAM Tirta Randik dengan sistem perpompaan mengingat

topografi daerah pelayan PDAM berbentuk dataran. Data kapasitas distribusi PDAM Tirta

Randik Kabupaten Musi Banyuasin tersaji dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.2. Kapasitas Distribusi PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin

NO Uraian Satuan Tahun

2010 2011 2012

1 Kapasitas Distribusi Lt/dt 491 608 665

2 Asumsi Kebutuhan Air Lt/Org/Hr 120 120 120

3 Air Terjual M3/Thn 4,261,534 5,033,085

-

4 Air Terdistribusi M3/Thn 5,447,394 6,426,209

-

Sumber : PDAM Tirta Randik Kab. Musi Banyuasin

Dari volume air yang didistribusikan 6.426.209 m3/tahun dengan volume yang terjual per tahun sebesar 5,033,085 m3, PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin mengalami kehilangan air sebesar 21,68 %. PDAM telah melakukan upaya menurunkan NRW dengan cara melakukan penggantian water meter pelanggan yang rusak dan meningkatkan jumlah pelanggan.

(22)

Bab 3 - 8 PT. Waseco Tirta

Unit Pelayanan

Cakupan pelayanan

Pada kondisi sekarang ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Musi Banyuasin baru mampu melayani kebutuhan air bersih sebesar 56,82 % dari total jumlah penduduk sebesar 483.218 jiwa. Cakupan pelayanan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Musi Banyuasin saat ini sudah mencakup 9 IKK dan 11 IKK yang ada (setelah pemekaran dua kecamatan).

Pelayanan dan Pemasaran

1. Memiliki kantor loket pelayanan dengan lokasi yang strategis.  Biaya sambungan baru Air bersih dapat dicicil selama 3 bulan.  Adanya upaya percepatan sistem prosedur sambungan baru.

2. Adanya keringanan biaya sambungan baru khususnya bagi daerah atau wilayah yang baru dikembangkan pelayanan air bersihnya dengan memberikan diskon biaya sambungan baru. 3. Adanya tindakan yang responsif terhadap laporan penurunan kualitas pelayanan dari

pelanggan.

4. Mampu mendistribusikan air bersih secara kontinu selama 24 jam sehari, khususnya kota Sekayu.

3.1.2. Aspek Keuangan

a. Kinerja Keuangan PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin

PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin dalam 3 tahun terakhir menunjukkan kondisi keuangan yang kurang baik untuk aspek keuangan, terlihat dari tahun 2009 hingga tahun 2011

PDAM tersebut mengalami rugi. Tingkat ratio kecukupan tarif (Full Cost Recovery) yang dicapai

PDAM Kabupaten Musi Banyuasin dalam 3 tahun terakhir hanya mencapai 36 % (2009), 44% (2010) dan pada tahun 2011 40 % hal ini menunjukkan bahwa harga jual air masih dibawah harga pokok air sehingga PDAM mengalami rugi.

Karena perusahaan masih mengalami rugi maka ROE akan menunjukkan hasil yang negatif , terlihat pada tabel indikator keuangan dimana ROE tahun 2009 sebesat – 11 % dan tanhun 2010 menjadi -9 % dan tahun 2011 menjadi – 7 %.

Hasil evaluasi kinerja yang dilakukan oleh BPPSPAM terhadap PDAM Kabupaten Musi Banyuasin selama tiga tahun menunjukkan hasil yang pada tahun 2009 PDAM masuk dalam kategori “Sehat” dan tahun 2010 “Kurang Sehat” dan tahun 2011 menjadi “Sehat” kembali. Walaupun kondisi keuangannya mengalami rugi akan tetapi kinerja menunjukkan bahwa PDAM tersebut “sehat”, hal ini karena PDAM tersebut tidak memiliki hutang jangka panjang kepada bank atau departemen keuangan (Pemerintah Pusat). Kondisi tersebut menjadikan salah satu indikator

(23)

Bab 3 - 9 PT. Waseco Tirta

kinerja yakni solvabilitas yang merupakan perbandingan atau rasio hutang terhadap total asset menghasilkan nilai yang tinggi.

Tingkat efisiensi penagihan pada tahun 2009 cukup tinggi mencapai 90 %, namun tahun berikutnya hingga tahun 2011 menurun menjadi 80 % tahun 2010 dan 79 % tahun 2011hal ini perlu upaya untuk meningkatkan kembali.

Tabel-tabel di bawah ini memperlihatkan data dan indikator keuangan PDAM Tirta Randik – Kabupaten Musi Banyuasin.

(24)

Bab 3 - 10 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.3. Data Keuangan PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2009 – 2011

2009 2010 2011 I Laba - Rugi

Pendapatan Usaha 8.856.782.733 12.294.263.348 16.467.183.523 - Pendapatan Air 7.682.449.827 10.622.265.490 13.017.000.500 - Pendapatan Non Air 1.174.332.906 1.671.997.858 3.450.183.023 Biaya Usaha 21.600.750.950 24.005.717.620 32.436.499.746 - Biaya Operasional 8.081.530.070 9.229.603.110 14.773.109.849 - Biaya Admin Umum 6.423.654.188 7.146.731.894 9.130.980.138 - Biaya Penyusutan 7.095.566.692 7.629.382.616 8.532.409.759 Pendapatan - Biaya (lain2) 36.927.185 362.790.589 3.524.188.355 Laba - Rugi Usaha (12.707.041.032) (11.348.663.683) (12.445.127.868) II Neraca

Aktiva Lancar

- Kas 466.542.340 1.317.798.337 2.225.905.366 - Piutang Usaha 1.760.306.977 2.022.299.552 3.369.476.665 ;- Penyisihan Piutang Usaha (563.609.175) (813.386.803) (365.444.026) - Piutang ragu-ragu 466.314.265 656.601.300 -- Piutang Non Usaha 98.922.491 76.822.239 - Persediaan 887.668.599 502.568.390 3.161.575.546 - Biaya yg dibayar dimuka 3.645.068 6.482.965

Jumlah Aktiva Lancar 3.020.868.074 3.791.286.232 8.468.335.790 Aktiva Tetap

- Tanah 825.632.081 825.632.081 825.632.081 - Aktiva Tetap (diluar Tanah) 146.728.817.314 162.333.911.774 218.958.889.229 - Akumulasi Penyusutan (30.144.735.342) (37.774.117.958) (46.306.527.717) Jumlah Aktiva Tetap 117.409.714.053 125.385.425.897 173.477.993.593 Aktiva Lain-lain 609.161.307 402.846.122 -Total Aktiva 121.039.743.434 129.579.558.251 181.946.329.383 Hutang Lancar 562.150 - -Hutang Jangka Panjang - -Hutang Lain-lain 5.781.630.450 6.770.671.100 -Ekuitas

- Kekayaan Pemerintah Daerah Yg Dipisahkan 153.093.296.724 171.893.296.724 228.618.296.724 - Penyertaan Pemerintah Pusat yg Belum Ditetapkan Statusnya 3.888.131.603 3.888.131.603 11.725.030.603 - Modal Hibah 5.166.312.976 5.266.312.976 5.516.312.976 - Laba - Rugi Tahun Lalu (34.183.149.436) (46.890.190.469) (51.468.183.053) - Laba - Rugi Tahun Berjalan (12.707.041.033) (11.348.663.683) (12.445.127.867) Jumlah Ekuitas 115.257.550.834 122.808.887.151 181.946.329.383 Total Pasiva 121.039.743.434 129.579.558.251 181.946.329.383 III Hasil Kinerja PDAM

Nilai 2,95 2,55 3,04 Kategori Sehat Kurang Sehat Sehat

Tahun

N0 Uraian

(25)

Bab 3 - 11 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.4. Indikator Keuangan PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2009 -2011

2009 2010 2011

1 Tarif Air Rata-rata (Rp./m3) 1.937 2.493 2.582

2 HPP Air (Rp./m3) 5.447 5.633 6.433

3 Tingkat FCR (%) 36% 44% 40%

4 Current Ratio 5.374 -

-5 Debt to total asset ratio (%) 5% 5% 0%

6 ROE (%) -11% -9% -7%

7 Ratio Pegawai (orang/1000 Sambungan) 14 14 12

8 Efisiensi Penagihan (%) 90% 81% 79%

9 Profitabilitas (%) -143% -92% -76%

10 Jangka waktu penagihan 91 78 66 Sumber data : hasil analisa

N0 Uraian Tahun

b. Tarif Air Minum PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin

Tarif yang berlaku saat ini di PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin adalah tarif berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan melalui surat keputusan Bupati Banyuasin dan berlaku sejak tanggal 01 September 2009, dengan tarif dasar sebesar Rp 2.250 /m3. Struktur tarif air minum PDAM Tirta Randik yang berlaku terlihat pada tabel berikut ini.

(26)

Bab 3 - 12 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.5. Struktur tarif air minum PDAM Tirta Randik

BLOK KONSUMSI 0 - 10 m3 11 - 20 m3 > 20 m3 Kelompok I - Sosial Umum 1.650 1.650 1.650 - Sosial Khusus 1.650 2.250 3.100 Kelompok II

- Rumah Sangat Sederhana 1.900 2700 4.000

- Panti Asuhan 1.900 2700 4.000

- Sekaolah 2.050 2.900 4.300

Kelompok III

- Rumah Tanwa)gga (selain RSS & Rumah Mewah) 2.250 3.100 4.500

- Rumah Sakit 2.250 3.100 4.500 - Instansi Pemerintah 2.400 3350 4850 - Niaga Kecil 4.200 4.200 8.400 - Niaga Besar 6.200 6.200 12.400 Kelompok IV - Rumah Mewah 6.750 6.750 13.500 - Industri Kecil 6.750 6.750 13.500 - Industri Besar 8.400 8.400 16.800 KELOMPOK PELANGGAN

Sumber : Kunjungan Lapangan, 2013

3.1.3. Rencana Pengembangan SPAM PDAM

PDAM Kabupaten Musi Banyuasin sampai saat ini tidak memiliki Master Plan Air Minum, namun memiliki Bussiness Plan (2007-2012). Sehingga informasi mengenai rencana pengembangan SPAM PDAM berdasarkan informasi yang diberikan oleh pejabat PDAM.

(27)

Bab 4 - 1 PT. Waseco Tirta

A

A

N

N

A

A

L

L

I

I

S

S

A

A

T

T

E

E

R

R

H

H

A

A

D

D

A

A

P

P

P

P

O

O

T

T

E

E

N

N

S

S

I

I

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

S

S

P

P

A

A

M

M

4.1. PDAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

4.1.1. Aspek Teknis

Kabupaten Musi Banyuasin Potensi untuk dikembangkan, hal ini ditnjukan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin 580.490 jiwa, dan jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM yaitu sebesar 276.850 jiwa dengan pelanggan sebanyak 22.995 SR dan asumsi 5 orang per-pelanggan, sedangkan jumlah penduduk yang belum terlayani sebesar 3.03.640 jiwa. Cakupan pelayanan mencapai 47,69%. Kabupaten Musi Banyuasin sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena kondisi air tanah di Kabupaten Musi Banyuasin ini kurang bagus karena tanahnya rawa, dan kalau musim kemarau airnya sulit.

Gambar 4.1. menunjukkan skematik rencana pengembangan SPAM PDAM Kab. Musi

Banyuasin

SKEMATIK RENCANA PENGEMBANGAN SPAM PDAM KAB. MUSI BANYUASIN

(GREEN FIELD) SU N G A I M U SI Debit Sungai Q.0 = 3000 l/dt INTAKE Kap. 5 l/dt IPA KAP. 5L/DT RESERVOAR KAP.50 M3 POMPA DAERAH PELAYANAN Desa Dusun Lama Yang akan dilayani 100 SR Jarak ke daerah

pelayanan 3000 m

POMPA

Gambar 4.1. Skematik Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kab. Musi Banyuasin

Bab

4

3

(28)

Bab 4 - 2 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.1. menunjukkan permasalahan dan solusi serta lingkup potensi kegiatan SPAM

Kabupaten Musi Banyuasin.

Tabel 4.1. Permasalahan dan Solusi/Lingkup Potensi Kegiatan SPAM Kabupaten Musi Banyuasin

PERMASALAHAN USULAN SOLUSI/LINGKUP POTENSI KEGIATAN

SPAM

 Cakupan Pelayanan saat ini

36.59%

 Kapasitas air baku (sungai Musi)

relatif besar

 NRW 21,54 %

o Perlu peningkatan pelayanan dengan

menggunakan air baku dari Sungai Musi dengan rencana kapasitas pengambilan sebesar 5 l/dt

o Penanganan kebocoran (NRW) tidak prioritas

o Rencana penambahan pelanggan berdasarkan

informasi dari pejabat PDAM yaiitu (Green

Field):

o Daerah Pelayanan Dusun Lama 100 SR

o Sebelum dilakukan FS perlu dilakukan RDS, SKP dan pendataan waiting list agar diperoleh informasi mengenai potensi pelanggan yang lebih akurat.

o Lingkup Kegiatan :

o Pembangunan Intake kap. 5 l/dt o Pompa Air Baku kap. 5 l/dt o Pembangunan IPA 5 l/dt

o Pembangunan Reservoar kap 50 M3

o Pipa Transmisi Air Baku jenis HDPE dn 50 mm o Pipa Transmisi Air Minum jenis HDPE dn 50 mm o Pipa Distribusi Utama jenis HDPE dn 100 mm

Sumber : Analisa Konsultan, 2013

Tabel 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum berikut menunjukkan proyeksi kebutuhan air di

daerah pelayanan Kabupaten Musi Banyuasin dengan rencana penambahan kapasitas Intake 5 l/detik dan IPA 5 l/detik.

Asumsi-asumsi yang dipergunakan meliputi:

 Pemakaian air domestik sebesar 130 liter/orang/hari

 Cakupan pelayanan dari tahun ke tahun sebesar 0,57% - 1,87% dari total jumlah penduduk di daerah pengembangan

(29)

Bab 4 - 3 PT. Waseco Tirta

 Tingkat Kebocoran menurun dari tahun ke tahun sebesar= 25 %

 Faktor Hari Maksimum = 1,2 x Hari Rata-Rata

 Faktor Jam Puncak = 1,5 x Hari Rata-Rata

 Penambahan Kapasitas produksi (kapasitas Intake dan IPA ) sebesar15 l/detik hanya bisa

dapat dimanfaatkan untuk 375 SR (1875 jiwa ) pada tahun 2020.

Pada tahap studi kelayakan asumsi-asumsi ini harus dianalisa lebih mendalam agar memperoleh proyeksi kebutuhan air minum yang lebih akurat. Termasuk diantaranya adalah: 1. Survey RDS (Real Demand Survey), Survey Kepuasan Pelanggan dan waiting list (daftar

tunggu) untuk memperoleh gambaran mengenai: a. Pemakaian air domestik dan non domestik b. Cakupan pelayanan

c. Potensi pelanggan 2. Studi kebocoran

(30)

Bab 4 - 4 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum di Daerah Pengembangan

No Uraian Satuan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 1. Jumlah Penduduk di Daerah Pengembangan Jiwa 85,154 87,146 89,185 91,272 93,408 95,594 97,831 100,120 102,463 104,860 107,314 109,825 112,395 115,025 117,717 120,471 123,290 126,175 129,128 132,150 135,242 2 Pemakaian Air Domestik l/orang/har i 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 . . . . 3 Faktor Pemakaian a. Hari Maksimum 1.2 b. Jam Puncak 1.5 4 Penduduk yang terlayani a. Penambahan jumlah SR 100 150 200 250 300 350 375 b. Penambahan jumlah Penduduk Terlayani 500 750 1000 1250 1500 1750 1875 c. Cakupan Pelayanan Terhadap Penduduk di D Pengembangan % 0.57 0.84 1.10 1.34 1.57 1.79 1.87 5 Kebutuhan Air a. Penambahan Kebutuhan Air Domestik l/dt 0.75 1.13 1.50 1.88 2.26 2.63 2.82 b. Penambahan Kebutuhan Air Non Domestik (20% Dom) l/dt 0.15 0.23 0.30 0.38 0.45 0.53 0.56 c. Penambahan Kebutuhan Air Domestik dan Non Dom 0.90 1.35 1.81 2.26 2.71 3.16 3.39 6 Kebocoran % . 25 25 25 25 25 25 25 l/dt 0.23 0.34 0.45 0.56 0.68 0.79 0.85 7 Total Kebutuhan Air

Rata-Rata

l/dt 1.13 1.69 2.26 2.82 3.39 3.95 4.23 8 Kebutuhan Air Hari

Maksimum

l/dt 1.35 2.03 2.71 3.39 4.06 4.74 5.08 9 Kebutuhan Air jam

Puncak

l/dt 1.69 2.54 3.39 4.23 5.08 5.92 6.35

(31)

Bab 4 - 5 PT. Waseco Tirta

Di setiap wilayah kerja PDAM , besarnya potensi pelanggan dianggap penting untuk dikaji agar dapat melihat sampai sejauh mana PDAM tersebut mempunyai potensi untuk mengembangkan cakupan dan tingkat pelayanannya. Kajian terhadap potensi pelanggan ini dapat dilakukan oleh PDAM melalui 3 kegiatan seperti yang termuat dalam Permen Pu No: 21/PRT/M/2009 yaitu:

1. Real Demand Survey (RDS) 2. Survey Kepuasan Pelanggan 3. Waiting list (daftar tunggu)

Kegiatan–kegiatan seperti tersebut diatas sampai saat ini belum dilakukan oleh PDAM Kota Jambi. Oleh karena itu konsultan menyarankan agar sebelum dilakukan studi kelayakan SPAM maka dilakukan kegiatan yang tersebut diatas, sehingga pelayanan PDAM terhadap pelanggan dapat optimal. Sedangkan Tabel 4.3. menunjukkan rencana anggaran biaya untuk potensi kegiatan SPAM

Tabel 4.3. Rencana Anggaran Biaya Pengembangan SPAM PDAM Kab. Musi Banyuasin

No Uraian Pekerjaan Satuan Jumlah

Unit Volume

Harga

Satuan (Rp) Total (Rp) I. Unit Air baku

1.1. Intake Kapasitas 5 l/dt L/D 1 5 8,000,000 40,000,000

1.2. Pompa Air Baku Kapasitas 5 l/d

L/D 2 5 6,200,000 62,000,000

1.3 Pipa HDPE Transmisi Air Baku 50 mm

M' 1 30 62,500 1,875,000

II. Unit Produksi

2.1 IPA kap 5 l/dt L/D 1 5 80,000,000 400,000,000

2.2 Ground Reservoar kap 16 m3 = 50 m3

m3 1 50 1,800,000 90,000,000

2.3 Pompa Distribusi Kap 2,5 l/dt L/D 2 2.5 6,400,000 32,000,000

2.4 Pipa HDPE Tranmisi Air Minum secara Gravitasi 50 mm

M' 1 10 62,500 625,000

III. Perpipaan Distribusi

3.1 Pipa HDPE Distribusi utama 100 mm (pipa besar karena bisa digunakan untuk pengembangan yang akan datang)

M' 1 3000 175,000 525,000,000

IV. Sambungan Pelanggan

4.1 SR Desa Dusun Lama Unit 100 926,000 92,600,000

TOTAL HARGA 1,244,100,000

(32)

Bab 4 - 6 PT. Waseco Tirta

4.1.2. Kewajaran Biaya Investasi

Kegiatan ini direncanakan untuk melakukan Identifikasi Potensi Pengembangan SPAM di wilayah Sumatera yang diharapkan akan menjadi acuan untuk kegiatan selanjutnya berupa Study Kelayakan untuk lokasi yang potensial, sehingga dapat meningkatkan cakupan pelayanan serta mendukung target pencapaian MDG’s. Dalam menentukan potensi pengembangan SPAM tersebut akan dilakukan tahapan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 /PRT/M/2009 yang mengatur antara lain Penilaian Kewajaran Biaya Investasi.

Penilaian terhadap kewajaran biaya investasi dilakukan untuk menentukan apakah biaya investasi yang diusulkan dari bidang teknik masih dalam tingkat wajar atau tidak wajar. Untuk perencanaan SPAM wilayah Kabupaten Musi Banyuasin akan dilakukan penilaian kewajaran biaya investasi dengan mengacu pada empat penilaian tingkat kewajaran yang ada dalam Peraturan Mentri Pekerjaan Umum yang antara lain :

a. Kewajaran Harga Satuan Investasi per Sambungan Rumah

Rencana pengembangan SPAM di Kabupaten Musi Banyuasin adalah untuk melayani wilayah Desa Dusun Lama yang merupakan wilayah green field dengan jumlah rumah yang akan dilayani sebanyak 100 unit sambungan rumah dan tingkat kepadatan penduduk per Ha adalah 20 rumah per Ha maka perkiraan Zona distribusi adalah sebesar 5 Ha. Rencana pipa transmisi atau jarak hingga ke wilayah pelayanan sepanjang 30 m, maka biaya investasi berdasarkan pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 21 tahun 2009 adalah sebesar Rp. 5,790.000 per sambungan rumah berdasarkan harga tahun 2008 atau sebesar Rp. 6,606.388 per sambungan rumah berdasarkan harga tahun 2011. Dengan harga tersebut maka rencana SPAM untuk melayani wilayah Desa Dusun Lama tersebut, dimana jumlah sambungan atau pelanggan yang akan dilayani sebanyak 100 unit sambungan maka kebutuhan total biaya investasi adalah sebesar Rp. 661 juta. Lebih rinci dapat dilhat pada tabel Kewajaran Biaya Investasi berikut.

(33)

Bab 4 - 7 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.4. Kewajaran Biaya Investasi

Uraian

Jumlah

Data Eksisting dan Rencana Investasi :

Income per capita (Rp) 53.046.571

Rata-rata jumlah jiwa per Rumah (Jiwa) 5

Tingkat Kemampuan Membayar (WTP) Rp. 6.630.821

Rencana Penambahan SR (Unit) 100

Jarak IPA thdp batas daerah pelayanan (m) 30

Rencana Kepadatan pelanggan (Rumah/Ha) 20

Perkiraan Luas Zona Distribusi (Ha) 5

Total Investasi (Rp juta) 661

Biaya investasi berdasarkan pedoman Permen PU berdasarkan harga thn 2008 (Rp) 5.790,000

Tingkat Kewajaran :

* Investasi per SR (Rp./SR) 6.606.388

* Usulan Program Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan (WTP) 1,00

* Usulan Pinjaman Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan (WTP) 1,00

* Porsi Pendanaan Proyek : - Pinjaman 100%

- Equity 0%

--> Hasil tersebut menunjukkan bahwa besaran biaya investasi yang diusulkan wajar karena lebih kecil dari 5,5 WTP

Sumber : Perhitungan Konsultan, 2013

b. Kewajaran Usulan Program Investasi Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan

Tingkat kewajaran biaya investasi terhadap kemampuan membayar pelanggan berdasakan perhitungan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21 tahun 2009 dimana diperoleh dari hasil perbandingan antara biaya investasi yang diusulkan terhadap tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP), dimana besaran biaya investasi per sambungan rumah berdasarkan harga tahun 2011 adalah Rp, 6,606.388 per sambungan rumah sedangkan tingkat kemampuan membayar pelanggan diperoleh 2,5 % dari income percapita diwilayah tersebut dikalikan dengan jumlah jiwa per rumah tangga dan menunjukkan hasil untuk Kabupaten Musi Banyuasin sebesar Rp. 6.630.821. Dari nilai tersebut diperoleh hasil perhitungan terhadap tingkat kemampuan membayar pelanggan yakni Rp. 6,606 juta dibagikan dengan Rp. 6,630 juta menunjukkan hasil sebesar 1,00 WTP (kemampuan membayar pelanggan). Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 21 tahun 2009 mengatur bahwa besaran usulan investasi terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan (WTP) adalah < 5,5 WTP sedangkan hasil perhitungan terhadap Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 5,5 WTP yakni 1,00 WTP untuk ini berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa besaran biaya

(34)

Bab 4 - 8 PT. Waseco Tirta

investasi yang diusulkan dibandingkan dengan tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP) adalah wajar karena lebih kecil dari 5,5 WTP

c. Kewajaran Usulan Pinjaman Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan

Tingkat kewajaran usulan pinjaman terhadap kemampuan membayar pelanggan (WTP) diperoleh dari total pinjaman yang diusulkan dibagikan dengan jumlah rencana sambungan rumah dibagikan lagi dengan tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP). Usulan investasi untuk PDAM Kabupaten Musi Banyuasin telah menunjukkan wajar sehingga apabila investasi tersebut akan dilakukan, sumber pendanaan dapat dilakukan dari pinjaman dan secara penuh atau 100 % dari total biaya investasi yang diusulkan atau dengan besaran usulan pinjaman sebesar 1,00 dari tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP).

d. Kewajaran Porsi Pendanaan Proyek

Dari usulan biaya investasi untuk SPAM tersebut sebesar Rp. 6.606.388 per sambungan rumah dan tingkat kemampuan membayar pelanggan sebesar Rp. 6.630.821 per pelanggan maka menghasilkan besaran pendanaan proyek tersebut sebesar 1,00 WTP (tingkat kemampuan membayar pelanggan), hal ini menunjukkan bahwa biaya investasi per pelanggan lebih kecil dari 5,5 WTP sehingga usulan program tersebut perlu pendanaan dari pinjaman sebesar 100 % dari total biaya investasi yang diusulkan. Dari hasil perhitungan diatas dimana ratio usulan pinjaman pembiayaan investasi terhadap kemampuan membayar pelanggan adalah sebesar 1,00 WTP dan kita lihat pada grafik berikut ini dengan ratio tersebut porsi pendanaan berada pada tingkat 100 % leverage atau pada titik 1 yang menunjukkan dimana kebutuhan pendanaan untuk investasi di Kabupaten Musi Banyuasin adalah 100 % dari pinjaman.

(35)

Bab 4 - 9 PT. Waseco Tirta

Gambar 4.2. Porsi Pendanaan Proyek

4.1.3. Aspek Keuangan

Pengembangan SPAM di PDAM Kabupaten Musi Banyuasin direncanakan untuk pelayanan di wilayah Desa Dusun Lama dengan kapastas produksi yang direncanakan untuk pelayanan di wilayah tersebut sebesar 5 liter per detik dengan rencana jumlah sambungan rumah sebanyak 100 unit dimana wilayah tersebut merupakan wilayah yang belum dilayani oleh PDAM atau wilayah baru (Green Field). Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan analisa keuangan untuk SPAM tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Asumsi Perhitungan

No Indikator Asumsi Keterangan

1 Tahun Dasar 2014

2 Tingkat inflasi 6 % Per tahun

3 Periode Proyeksi 20 Tahun

4 Jumlah Sambungan 100 Pengembangan

5 Tarif rata-rata Rp. 2.582 Setiap tahun naik sebesar 6 % 6 Harga Pokok Produksi Rp. 4.599 Tdk ada penyesuaian selama proyeksi 7 Kapasitas Produksi 5 liter per detik Kapasitas terpasang

8 Jumlah air yang diproduksi 39.000 m3 90 % dari kapasitas terpasang Porsi Loan 100% 70% 50% 30% A 1 B C 30% 50% 70% 2 Rasio Investasi = 2,5 WTP Rasio Pinjaman = 2,5 WTP Rasio Investasi = 3,5 WTP Rasio Pinjaman = 2,5 WTP Rasio Investasi = 4,8 WTP Rasio Pinjaman = 2,4 WTP Rasio Investasi = 5,0 WTP Rasio Pinjaman = 1,5 WTP Rasio Investasi = 5,3 WTP Rasio Pinjaman = 0 Porsi Equity (APBN/APBD/PDAM) Note : A : Max leverage B : Med Leverage C : Low Leverage 1 : 100% leverage 2 : No Leverage Sumber; PERMEN PU no 21/PRT/M/2009 (APBN/APBD/PDAM)

(36)

Bab 4 - 10 PT. Waseco Tirta

No Indikator Asumsi Keterangan

9 Jumlah air yang terjual 32.000 m3 80 % dari jumlah produksi 10 Total Biaya Investasi Rp 1,244 Milyar

12 Tingkat Diskonto 6 %.

13 Konsumsi rata-rata eksisting 27 m3 Per bulan per pelanggan

Sumber : Perhitungan Konsultan, 2013

a. Perkiraan Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan

Rencana pengembangan untuk SPAM di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin untuk melayani sebanyak 100 sambungan rumah dengan perkiraan total biaya investasi sebesar Rp. 1,244 milyar (berdasarkan harga tahun 2008) atau sebesar Rp. 1,420 milyar berdasarkan harga tahun 2014 dengan pembangunan yag akan dilakukan atau masa konstruksi selama satu tahun. Dalam perhitungan tersebut biaya investasi tersebut akan didanai secara keseluruhan atau 100 % dari equity.

b. Harga Pokok Produksi Air

Harga pokok produksi air untuk pengembangan SPAM tersebut digunakan harga pokok produksi yang berlaku di PDAM Kabupaten Musi Banyuasin yaitu sebesar Rp. 4.599 per m3 air yang diproduksi. Harga pokok produksi air tersebut diperhitungkan selama periode proyeksi tidak ada penyesuaian atau kenaikan, hal ini karena dibandingkan dengan harga jual air sudah jauh lebih tinggi berdasarkan data eksisting. Dengan jumlah sambungan yang akan dilayani sebanyak 100 unit maka, kapasitas produksi yang digunakan mencapai 90 % dari kapasitas terpasang. Dari 90 % kapasitas terpasang maka volume air yang diproduksi adalah sebesar 39.000 m3 per tahun sedangkan vuolume air yang dijual atau tingkat penyerapan direncanakan sebesar 80 % dari volume air yang diproduksi atau sebesar 32.000 m3 per tahun.

c. Tarif Air Minum

Dalam menghitung pendapatan dengan adanya pengembangan SPAM tersebut digunakan tarif rata-rata yang berlaku di PDAM Kabupaten Musi Banyuasin dikalikan dengan jumlah air yang terjual. Tarif rata-rata di PDAM Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebesar Rp. 2.582 per m3 dan setiap tahunnya disesuaikan sebesar tingkat inflasi yakni 6 % per tahun. Sedangkan tarif untuk sambungan baru berdasarkan harga yang berlaku adalah Rp. 1.250.000 per sambungan.

(37)

Bab 4 - 11 PT. Waseco Tirta d. Hasil Analisa Keuangan

Perhitungan terhadap keuangan SPAM yang direncanakan dengan menggunakan asumsi-asumsi yang seperti disampaikan di atas maka hasilnya menunjukkan NPV lebih kecil dari nol atau negatif Rp. 1,634 milyar dan IRR lebih kecil dari tingkat inflasi yakni sebesar negatif 11 % hal ini menunjukkan bahwa SPAM yang direncanakan tersebut tidak layak untuk dilakukan. Hasil perhitungan keuangan untuk pengembangan SPAM di Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(38)

Bab 4 - 12 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.6. Proyeksi Keuangan SPAM Pengembangan No Tahun Kap Prod Net (l/det) Kap Prod Net (juta m3) Vol Penj Air (juta m3) Biaya Investasi (Rp. juta) Biaya operasi (Rp/m3) Biaya operasi (Rp. Juta) Total Biaya (Rp. Juta) Tarif Air (rp/m3) Pend Samb Baru (juta Rp) Pend Penjualan Air(juta Rp) +/- Kas (Rp. Juta) 0 2014 1.420 1.420 (1.420) 1 2015 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 2.736 125 87 31 2 2016 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 2.901 93 (89) 3 2017 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 3.075 98 (83) 4 2018 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 3.259 104 (77) 5 2019 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 3.455 110 (71) 6 2020 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 3.662 117 (64) 7 2021 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 3.882 124 (57) 8 2022 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 4.115 131 (50) 9 2023 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 4.362 139 (42) 10 2024 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 4.623 148 (34) 11 2025 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 4.901 157 (25) 12 2026 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 5.195 166 (15) 13 2027 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 5.506 176 (5) 14 2028 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 5.837 186 5 15 2029 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 6.187 198 16 16 2030 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 6.558 209 28 17 2031 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 6.952 222 41 18 2032 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 7.369 235 54 19 2033 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 7.811 249 68 20 2034 5 0,039 0,032 4.599 181,3 181 8.280 264 83 Total 1.420 3.626 3.215 (1.705) Diskonto 6%

Tarif Air Curah tahun 2014 NPV (1.633,98)

Tarif Rata2 Tahun 2014 IRR -11%

(39)

Bab 4 - 13 PT. Waseco Tirta

4.1.4. Rekomendasi Pembiayaan

Dari rangkaian usulan Pengembangan SPAM di PDAM Kabupaten Musi Banyuasin serta berdasarkan hasil analisa keuangan dan tingkat kewajaran yang telah ditunjukkan diatas yang antara lain ;

Wilayah pengembangan adalah green field Kapasitas Produksi sebesar 5 liter per detik

Tarif yang berlaku di PDAM tersebut belum Full Cost Recovery (FCR) = 0,40 Debt coverage ratio = - (tidak mempunyai hutang)

Saldo kas akhir = 1,12 bulan biaya operasional dan pemeliharaan

Dengan kondisi PDAM seperti yang ditunjukkan di atas dan berdasarkan hasil analisa kemampuan yang ditunjukkan sebelumnya menunjukkan bahwa rencana program tersebut dapt dilakukan dengan dana pinjaman, namun dengan melihat rencana pengembangan dimana kapasitas yang direncanakan hanya 5 liter per detik dengan jumlah sambungan sebanyak 100 unit, maka rekomendasi pembiayaan investasi pengembangan SPAM di PDAM Kabupaten Musi Banyuasin dapat dilakukan dengan dana bantuan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

(40)

Bab 5 - 1 PT. Waseco Tirta

I

I

D

D

E

E

N

N

T

T

I

I

F

F

I

I

K

K

A

A

S

S

I

I

P

P

O

O

T

T

E

E

N

N

S

S

I

I

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

S

S

P

P

A

A

M

M

5.1. Umum

Identifikasi potensi pengembangan Sistem Penyadiaan Air Minum dilakukan terhadap PDAM-PDAM dengan tujuan agar rencana pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kondisi PDAM yang ada. Study ini dilakukan terhadap 10 PDAM yang ada di wilayah Sumatera yang antara lain;

- PDAM Kota Banda Aceh

- PDAM Kabupaten Tapanuli Utara - PDAM Kota Sibolga

- PDAM Kabupaten Bengkulu Utara - PDAM Kabupaten Kepahiang - PDAM Kota Tanjung Balai

- PDAM Kabupaten Musi Banyuasin - PDAM Kota Padang Panjang - PDAM Kabupaten Pasaman - PDAM Kota Jambi

5.2. Kriteria Penilaian Potensi Pengembangan SPAM

Dalam study yang dilakukan konsultan akan menentukan terhadap sepuluh PDAM yang diidentifikasi usulan program-program yang direncanakan apakah berpotensi atau tidak berpotensi. Untuk ini dilakukan penilaian terhadap rencana program masing-masing PDAM dengan menggunakan kriteria yang telah disepakati antara Konsultan dan BPPSPAM, sesuai dengan kesepakatan bahwa kriteria yang akan digunakan dalam penentuan potensi tersebut terdiri dari dua aspek yakni aspek teknis dan aspek keuangan. Masing-masing aspek diberikan bobot sesuai dengan kepentingan dan terdiri dari beberapa indikator yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kelayakan investasi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Kriteria penilaian potensi pengembangan SPAM tersebut adalah sebagai berikut ;

Bab

(41)

Bab 5 - 2 PT. Waseco Tirta

5.2.1. Aspek Teknis dengan bobot 60 %

Penilaian potensi dari aspek teknis terdiri dari lima indikator yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 21/PRT/M/2009 dan masing-masing indikator diberikan bobot. Lima indikator tersebut masing-masing adalah sebagai berikut ;

1. Ketersedian Air Baku (bobot 18 %)

Indikator tersebut digunakan untuk menilai keandalan dan kecukupan ketersediaan air baku terhadap rencana ppengambangan SPAM dengan bobot sebesar 18 %. Penilaian terhadap indikator ini menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan keandalan air hingga 20 tahun ke

depan disertai dengan kepemilikan SIPPA maka diberikan nilai 100;

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan kecukupan air baku untuk memenuhi

kebutuhan hingga 20 tahun ke depan namun tidak mempunyai SIPPA maka diberikan nilai 75;

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan kecukupan air baku untuk memenuhi

kebutuhan hingga 10 - 20 tahun ke depan diberikan nilai 50; dan

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan kecukupan air baku untuk memenuhi

kebutuhan kurang dari 10 tahun diberikan nilai 25. 2. Kesiapan Ketersediaan Lahan (bobot 6 %)

Indikator tersebut digunakan untuk menilai kesiapan ketersediaan lahan terhdap program pengembangan SPAM yang direncanakan, bobot bobot untuk indikator tersebut sebesar 6 % dan penilaian terhadap indikator tersebut dengan menggunakan beberapa pendekatan antara lain :

 PDAM yang sudah memiliki lahan untuk program pengembangan SPAM yang

direncanankan disertai dengan sertifikat kepemilikan diberikan nilai 100

 PDAM yang sudah memiliki lahan untuk untuk program pengembangan SPAM yang

direncanankan namun belum memilki sertifikat diberikan nilai 50

 PDAM yang belum memiliki lahan untuk untuk program pengembangan SPAM yang

direncanakan mendapat nilai 25.

3. Kesesuaian Dengan Rencana Induk (bobot 12 %)

Indikator tersebut untuk menilai kesesuian rencana program dengan Rencana Induk SPAM dengan bobot sebesar 12 % dan penilaian terhadap indikator ini menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 PDAM yang memiliki Rencana Induk SPAM serta dalam penyelenggaraannya sesuai

dengan program perencanaan yang termuat dalam Rencana Induk tersebut diberikan nilai 100

(42)

Bab 5 - 3 PT. Waseco Tirta

 PDAM yang memiliki Rencana Induk SPAM namun dalam penyelenggaraannya tidak

sesuai dengan program perencanaan yang termuat dalam Rencana Induk tersebut diberikan nilai 75

 PDAM yang tidak mempunyai Rencana Induk SPAM namun mempunyai dokumen

perencanaan lainnya seperti Corporate Plan/Business Plan, Feasibility Study, Detail Engineering Design, dll diberikan nilai 50; sedangkan

 PDAM yang tidak mempunyai dokumen perencanaan diberikan nilai 25.

4. Potensi Pelanggan di Daerah Target Pelayanan (bobot 18 %)

Indikator ini digunakan untuk melihat potensi pelayanan dimana potensi pelayanan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelayakan rencana program pengembangan SPAM, bobot untuk indikator tersebut sebesar 18 % dan penilaian dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan lebih dari 30 SR/Ha diberikan nilai 100

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan antara 21 SR/Ha - 30 SR/Ha diberikan nilai 75

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan antara 10 SR/Ha - 20 SR/Ha diberikan nilai 50

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan kurang dari 10 SR/Ha diberikan nilai 25

5. Tingkat Kehilangan Air (NRW), bobot 6 %

Indikator tingkat kehilangan air (NRW) tersebut digunakan untuk menilai tingkat kehilangan

air pada pengembangan SPAM di daerah eksisting (Brown Field), apabila tingkat kehilangan

air diatas 20 % maka perlu usulan program optimalisasi. Indikator tersebut diberikan bobot sesesar 6 % dan penilaian dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 Tingkat kehilangan air kurang dari atau sama dengan 20 % diberikan nilai 100

 Tingkat kehilangan air lebih besar dari 20 % sampai dengan 30 % diberikan nilai 75

 Tingkat kehilangan air lebih besar dari 30 % sampai dengan 40% diberikan nilai 50, dan

 Tingkat kehilangan air lebih besar 40% diberikan nilai 25

5.2.2. Aspek Keuangan dengan bobot 40 %

Kriteria penilaian terhadap usulan program pengembangan SPAM khususnya pada bidang keuangan akan menggunakan beberapa indikator yang berkaitan dengan bidang tersebut dan dari mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 21/PRT/M/2009. Masing-masing indikator diberikan bobot dan nilai sebagai berikut :

Gambar

Tabel 2.1.  Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kab. Musi Banyuasin Berdasarkan Kecamatan
Tabel 2.1.  Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan  di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011
Tabel 2.2.  Distribusi  Persentase  PDRB  Dengan  Migas  Atas  Dasar  Harga  Berlaku (%)  Lapangan Usaha  2009  2010  2011  Pertanian  15,46  15,45  15,38  Pertambangan dan  Penggalian  60,32  58,77  57,02  Industri Pengolahan  6,75  6,80  6,89  Perdaganga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan anugerah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tanpa ada halangan

Memperoleh BA dan Drs pada Jurusan Pendidikan Sosial IKIP Yogyakarta pada tahun 1977, Magister Sains (M.S.) dari Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada tahun

Biarpun masing-masing masyarakat bukum desa yang tergabung dalam masyarakat hukum wilayah itu mempunyai tata susunan dan pengurus sendiri-sendiri, masih juga

A.16.5 Melakukan tugasnya di wilayah hukum Pengadilan Agama Banggai. A.16.6 Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh pimpinan pengadilan dan atasan langsungnya.

Untuk menyederhanakan pemodelan di asumsikan bahwa beban thermal stress dan strain masih berada pada daerah elastis pada kedua bahan tersebut, dan ikatan adhesi keduanya adalah

Dari hasil kajian diketahui, untuk jenis reaktor dengan daya pembangkitan listrik yang setara, meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam hal jenis material, ukuran

Namun Longitudinal stress dan Circumferential Stress yang terjadi pada bejana tekan melampaui kekuatan batas material shell dan head. Untuk menanggulangi masalah

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Islam Asy-Syafi’iyah Pekalongan Batealit Jepara dalam Pembelajaran PAI Materi Meningkatkan Keimanan