Kelayakan Ekonomi
Setelah kita berhasil mengembangkan ide-ide atau
alternatif-alternatif pemecahan masalah pada langkah kedua dari proses
pengambilan keputusan, tahap selanjutnya adalah mengeksplorasi
dan menganalisa lebih dalam setiap alternatif yang ada.
Hal ini harus dilakukan dengan melihat setiap alternatif dari
berbagai perspektif seperti aspek teknis, sosial, lingkungan, dan
finansial.
Dari sudut pandang ekonomi teknik, dampak dari keputusan yang
diambil harus dianalisis berdasarkan kriteria finansial.
Pengambilan keputusan berdasarkan kriteria ekonomi
teknik umumnya didasarkan atas salah satu atau lebih
dari empat parameter finansial berikut:
• Nilai bersih sekarang (net present value),
• Nilai arus kas tahunan (uniform annual cash flow),
• Laju pengembalian modal (rate of return),
• Ataupun rasio pendapatan terhadap biaya
(benefit-cost ratio).
Analisis
biaya
dan
manfaat
(cost-benefit-analysis)
merupakan teknik analisis yang relatif sederhana dan sangat
umum digunakan dalam menentukan aksi atau keputusan yang
akan diambil.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, analisis biaya dan
manfaat dilakukan dengan semata-mata mempertimbangkan
aspek finansial (financial costs dan financial benefits) dari setiap
alternatif.
Misalnya, dalam pembangunan jalan baru untuk membuka ases bagi daerah-daerah yang terisolir, analisis biaya dan manfaat hanya
Analisis nilai bersih sekarang
(net present value analysis)
membandingkan antara nilai sekarang dari semua biaya yang akan
dikeluarkan dengan nilai sekarang dari semua pendapatan yang
akan diperoleh.
Secara sepintas kita dapat menghitung bahwa biaya rata-rata per tahun dari mesin tersebut adalah Rp 90 juta (diperoleh dari harga pembelian dibagi dengan jumlah tahun mesin tersebut akan berproduksi). Dengan tingkat keuntungan sebesar Rp 100 juta setiap tahun maka kita akan mengatakan bahwa investasi pada Mesin tersebut akan memberikan keuntungan sebesar Rp 10 juta setiap tahun. Benarkah demikian?
Misalkan sebuah perusahaan membutuhkan sebuah mesin produksi seharga Rp 450 juta dan mesin tersebut diperkirakan akan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 100 juta setiap tahun. Apabila mesin tersebut diperkirakan dapat digunakan selama lima tahun, apakah investasi tersebut layak dilakukan?
Dalam analisis ekonomi teknik, kita akan mempelajari konsep
pengaruh waktu terhadap nilai uang. Berdasarkan konsep ini,
uang sejumlah Rp 450 juta sekarang tidak sama nilainya dengan
uang yang akan diperoleh sebesar Rp 90 juta setiap tahun
selama lima tahun akibat adanya inflasi dan suku bunga.
Selain nilai net present value (NPV) dan nilai equivalent
uniform annual value, nilai internal rate of return (IRR)
juga sangat sering digunakan dalam menilai kelayakan
finansial suatu investasi.
Nilai IRR merupakan tingkat diskonto (discount rate)
dimana nilai sekarang (present value) dari semua aliran
kas yang akan terjadi selama kepemilikan suatu aset
sama dengan nilai investasi yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aset tersebut
Analisa Ekonomi
Klasifikasi persoalan ekonomi pada berbagai pengembangan
proyek sumber daya air dibedakan menurut 2 kategori :
Berupa persoalan, dimana manfaat dari kemungkinan
proyek dapat dikenali (identical), sehingga cara pemilihan
kemungkinan pemecahan yang paling ekonomis hanya
membandingkan biaya proyek saja.
Berupa persoalan, dimana manfaat dan biaya dari
kemungkinan
proyek
sangat
berbeda,
sehingga
perlu
dilakukan analisis dari manfaat dan biaya untuk memilih
kemungkinan yang diinginkan.
•Benefit Cost Ratio (BCR)
BCR adalah perbandingan antara nilai ekivalen dari Benefit
(Manfaat) dengan nilai Ekivalen dari Cost (Biaya) pada suatu
titik waktu yang sama, misalnya Present Worth (Sekarang),
Future Worth (yang akan datang) ataupun Annual Worth.
Secara umum rumus untuk perhitungan nilai ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
t n t t n t t ti
Ct
i
Bt
BCR
1 1(
1
)
:
)
1
(
dimana : Bt = Benefit pada tiap tahun
Ct = Cost pada tiap tahun
1 / ( 1+i )t = Rumus Pv (Present Value)
t = 1,2,3 ………
n = jumlah tahun
i = tingkat bungaapabila :
BCR 1 maka proyek layak untuk dilaksanakan
BCR < 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan
Net Present Value (NPV)
NPV adalah jumlah dari keseluruhan manfaat (Benefit) dikurangi dengan keseluruhan biaya (cost) pada suatu titik waktu yang sama, misalkan Present Worth, Future Worth, ataupun Annual Worth.
Dari difinisi tersebut diatas dapat disimpulkan : NPV = Pv . Benefit– Pv. Cost.
t n t ti
Ct
Bt
NPV
1(
1
)
)
(
Dimana : Bt = Benefit pada tiap tahun
Ct = Cost pada tiap tahun
1 / ( 1+i )t = Rumus Pv (Present Value)
t = 1,2,3 ………
n = jumlah tahun
Tingkat Pengembalian Internal (IRR)
IRR adalah merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR bernilai sama dengan 1 atau nilai suku bunga yang diperoleh jika NPV bernilai sama dengan 0 (nol). IRR dihitung atas dasar pendapatan pertahun bersih dan total investasi yang diperlukan.
Nilai IRR ini sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku
Dimana :
Bt = Benefit pada tiap tahun
Ct = Cost pada tiap tahun
1 / ( 1+i )t = Rumus Pv (Present Value)
t = 1,2,3………
n = jumlah tahun
i = tingkat bunga apabila :
IRR > suku bunga yang ditetapkan (maka proyek layak untuk dilaksanakan)
IRR < suku bunga yang ditetapkan (maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan)
A. BIAYA PROYEK
Komposisi
dari
suatu
biaya
proyek
dapat
dipisahkan menjadi 3 bagian (Kuiper, 1969)
sebagai berikut :
•Biaya Modal (Investasi)
•Biaya Tahunan (Annual Cost)
•Biaya Kontraktor
1). Biaya Modal (Investasi)
Biaya modal (Investasi) suatu proyek dapat ditafsirkan sebagai sejumlah pengeluaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian / pelaksanaan Proyek. Pengeluaran (Komponen Cost) dari biaya modal (Investasi) terdiri dari :
a). Biaya Langsung terdiri dari biaya pekerjaan persiapan dan pekerjaan sipil (konstruksi dan tanah).
Pekerjaan Persiapan
Biaya pekerjaan persiapan adalah perkiraan biaya untuk kebutuhan pembuatan jalan sementara, kantor lapangan, Base Camp, Gudang material, bengkel, barak tempat tinggal, laboratorium, alat telekomunikasi, sistem air bersih, penerangan dan lain-lain.
Besarnya biaya Pekerjaan Persiapan diusahakan seminimal mungkin dan harus lebih kecil dari 5 % biaya pekerjaan sipil.
Pekerjaan Sipil
Biaya pekerjaan sipil adalah biaya untuk kebutuhan pekerjaan konstruksi dan tanah, yang besarnya sama dengan volume pekerjaan dikalikan harga satuan. Harga satuan tersebut sudah memasukkan biaya kompensasi kepada pelaksana pekerjaan (berupa resiko dan overhead kontraktor).
b). Biaya Tidak Langsung yaitu sejumlah pengeluaran yang merupakan porsi substansial dari biaya langsung dan terdiri dari biaya administrasi, jasa konsultasi dan Biaya Tak Terduga.
• Biaya Administrasi, adalah sejumlah biaya yang diperuntukkan guna menunjang manajemen proyek. Besarnya diperkirakan 2,50% dari jumlah biaya sipil dan biaya persiapan.
• Biaya Jasa Konsultasi, adalah biaya pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan engineering, misalnya Survai Pendahuluan, Studi Awal, Detail Desain (Perencanaan Rinci) dan Supervisi Konstruksi. Besarnya diperkirakan 10% dari jumlah biaya sipil dan biaya persiapan.
• Biaya Tak Terduga (Contigencies) adalah sejumlah biaya yang diperuntukkan guna menyesuaikan perencanaan rinci dengan lapangan pada saat pekerjaan konstruksi berlangsung dengan batasan biaya maximum 10% dari jumlah biaya pekerjaan sipil dan biaya persiapan
c). Biaya Pembebasan Tanah (apabila ada)
Dalam perhitungan pekerjaan biaya pembebasan tanah harus sudah termasuk ganti rugi tanaman, tempat tinggal dan untuk hal-hal khusus mencarikan alternatif lokasi pemindahan penduduk. Harga satuan untuk pembebasan tanah harus berpedoman pada ketentuan pemerintah daerah setempat atau panitia pembebasan tanah setempat. Mengenai pembebasan tanah untuk lahan memiliki harga rata-rata Rp. 200.000,- per M2.
2) Biaya Tahunan (Annual Cost)
Biaya tahunan (Annual Cost) suatu proyek dapat ditafsirkan sebagai pengeluaran yang dibutuhkan dalam 1 tahun.
Adapun Componen Cost untuk biaya tahunan terdiri dari : • Bunga Pinjaman (Interest)
• Cicilan Pinjaman (Amortisasi) • Penyusutan (Deprisiasi) • Biaya O & M
• Asuransi, Pajak dll.
Didalam “Analisis Ekonomi” ini perhitungan biaya tahunan untuk pekerjaan “Desain Rinci Rehabilitasi
DI. Glapan (18.740ha)” hanya didasarkan pada biaya
O & M saja mengingat bahwa pekerjaan ini dibiayai dengan rupiah murni
3) Biaya Kontraktor
Yang dimaksud dengan biaya kontraktor disini adalah biaya kompensasi kepada pelaksanaan pekerjaan berupa resiko dan overhead kontraktor. Didalam “Analisis Ekonomi” ini biaya kontraktor dimasukkan/digabungkan ke biaya konstruksi yaitu dengan cara menaikkan atau meninggikan Harga Satuan Pekerjaan (HSP).
B. MANFAAT PROYEK
Manfaat (Benefit) adalah kenaikan produksi “dengan proyek” dikurangi dengan produksi“tanpa proyek”.
Adapun komponen untuk dasar perhitungan manfaat (Benefit) adalah :
•Pola tanam (Cropping Pattern) •Intensitas tanam (Cropping Intensity)
•Tingkat produksi (Yield) setiap jenis tanaman
•Besarnya Input sarana produksi : pupuk, tenaga, insektisida, dll.
Komponen-komponen tersebut diatas dihitung untuk 2 keadaan : 1.Keadaan 1 yaitu keadaan saat ini (sekarang) tanpa proyek 2.Keadaan 2 yaitu keadaan saat ini (sekarang) dengan proyek
• Umur Pelayanan Fisik atau Teknik, adalah suatu periode dimana aset tetap dapat terus berfungsi meskipun diperoleh produk yang telah usang, boros dalam pengoperasiaan, dan pemeliharaan dengan biaya yang tinggi. Untuk evaluasi proyek atau analisis ekonomi umur pelayanan proyek, yang digunakan adalah umur pelayanan ekonomi, yaitu selama 20 tahun.
• Umur Pelayanan Ekonomi, adalah suatu periode dimana aset tetap mampu menghasilkan service yang efisien secara ekonomi kepada pemiliknya. Periode umur pelayanan ekonomi yang paling baik untuk proyek adalah selama 20 tahun. Biasanya evaluasi melebihi 20 tahun menjadi tidak berarti karena nilai manfaat dan biaya dibelakang hari menjadi kecil.
C. UMUR EKONOMIS (UMUR PELAYANAN PROYEK)
Untuk keperluan evaluasi proyek perlu ditetapkan umur Pelayanan Proyek dimana manfaat akan timbul dan biaya harus dikeluarkan.
Umur pelayanan Proyek ada dua macam :
D. NILAI SEKARANG DAN TINGKAT SUKU BUNGA
1. Nilai Sekarang
Nilai pelayanan ekonomi proyek umumnya bertahun-tahun, dimana manfaat dan biaya yang akan datang berbeda-beda, untuk itu diperlukan waktu tertentu dan semua nilai manfaat dan biaya masa yang akan datang dikonversikan ke waktu tersebut (biasanya sekarang) agar dapat diperbandingkan, nilai manfaat dan biaya pada waktu tersebut disebut nilai sekarang (Present Value).
Pendekatan perhitungan nilai sekarang menggunakan Rumus
2. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga sangat penting sekali untuk menghitung Present value/nilai sekarang. Tingkat suku bunga juga mengindikasikan cut off rate dimana usulan investasi diterima atau ditolak.
Tingkat suku bunga untuk Analisis Finansial adalah cost of money yang berlaku dipasar. Ini sama dengan tingkat suku bunga untuk pinjaman. Tingkat suku bunga untuk Analisis Ekonomi adalah tingkat suku bunga bayangan, dan dibawah system harga yang efisien, ini menggambarkan Opportunity Cost dari Kapital/Modal. Opportunity Cost dari modal adalah tingkat pengembalian ekonomi yang akan ditimbulkan oleh alternatif Rencana Investasi yang terbaik.
Secara teori Opportunity Cost dari modal merupakan indicator terbaik untuk penilaian kelayakan ekonomi proyek.
Namun kenyataannya mengidentifikasi alternatif terbaik untuk seluruh negara adalah sulit, sehingga Opportunity Cost dari modal didekati sama dengan suku bunga Akaunting (Accounting Rate of Interest/ARI), yaitu suatu tingkat suku bunga dimana nilai investasi melebihi batas waktu, atau tingkat pengembalian ekonomi marjinal untuk modal terpengaruh. Umumnya tingkat suku bunga yang digunakan di Analisis Ekonomi dalam usulan proyek yang ditentukan Lembaga Keuangan Internasional berkisar antara 8 % sampai dengan 12 %.
E. ANALISIS KEPEKAAN (SENSITIVITAS)
Analisis Ekonomi dari suatu proyek sering berdasar pada kejadian yang tidak tentu di kemudian hari dan data yang tidak akurat. Elemen-elemen dasar dalam aliran biaya dan manfaat seperti misalnya harga input dan output atau parameter-parameter yang digunakan jarang diwakili oleh hanya satu nilai yang benar. Akan lebih baik bila Analisis Biaya dan Manfaat mempertimbangkan kemungkinan variasi dari elemen-elemen dasar. Cara sederhana untuk melakukan hal itu adalah dengan melakukan analisis sensitivitas, analisis ini akan melihat fenomena apa yang terjadi pada hasil analisis proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat
Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengikuti berbagai kasus (keadaan) perubahan yang mungkin terjadi, seperti diuraikan sebagai berikut :
Keadaan 1 : Normal
Keadaan 2 : Biaya proyek naik 20 %, manfaat normal Keadaan 3 : Biaya proyek normal, manfaat turun 10 % Keadaan 4 : Biaya proyek naik 20 %, manfaat turun 10 % Keadaan 5 : Pelaksanaan konstruksi mundur 2 th
HARGA-HARGA EKONOMI
Dalam Analisis proyek harga-harga yang dipakai
adalah harga-harga ekonomi, hal ini disebabkan
karena harga ekonomi tidak sama dengan harga
finansial
(harga
pasar)
dimana
dalam
harga
ekonomi
termasuk
penyesuaian/penggambaran
nilai opportunitas suatu komoditi/kegiatan pada
suatu
negara.
Sebagai
contoh
bahwa
nilai
opportunitas padi untuk Indonesia diperhitungkan
berdasarkan perkiraan harga pasar dunia, dan
dilihat apakah merupakan nilai eksport atau nilai
import. Perkiraan harga jangka panjang merupakan
dasar perhitungan harga-harga ekonomi (harga
ditingkat petani).
Sebagai garis besar asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
a). Padi & Jagung
Untuk tanaman padi dan jagung diasumsikan bahwa dalam jangka panjang Indonesia mencapai tingkat swasembada, dengan demikian analisis harga padi dan jagung adalah dengan menggunakan harga rata-rata eksport dan import.
b). Pupuk dan Obat-obatan
Nilai eksport pupuk Indonesia adalah urea, dengan demikian harga ekonomi urea dianalisis berdasarkan nilai eksport. Untuk TSP dan KCl dianalisis dengan menggunakan nilai import. Harga-harga untuk obat-obatan dianalisis berdasarkan Harga-harga dari PT. PERTANI.
d). Dalam Analisis Ekonomi Upah Tenaga Kerja Orang (baik laki-laki
maupun perempuan) diperhitungkan 70 % dari harga finansial/harga pasar. Untuk memperkirakan secara tepat besarnya upah rata-rata untuk tenaga kerja orang akan lebih
Tangible Cost
Semua biaya pembangunan yang dapat dinilai dengan uang
1. Biaya untuk material dan fasilitas infrastruktur
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya pembebasan lahan
4. Biaya penyediaan modal
5. Pengurangan produksi akibat genangan air waduk
6. Pengurangan produksi akibat penggunaan air untuk
Intangible Cost
Semua biaya pembangunan yang tidak mudah untuk dapat
dinilai dengan uang
1. Pengrusakan ekologi dan ekosistem
2. Salinisasi areal pertanian
3. Pengrusakan kehidupan keluarga dan masyarakat
tradisional
4. Mengingkatkan penyakit yang disebabkan oleh air
5. Penurunan kualitas air akibat kontaminasi mineral dan
biologi
6. Kerusakan lingkungan seperti kerusakan rawa, hutan, erosi
7. Kerusakan perikanan
8. Pendangkalan saluran air/sungai
Benefit
1. Benefit (manfaat, keuntungan), adalah semua peningkatan
penerimaan baik berupa barang dan jasa yang meningkatkan
pendapatan bersih pihak yang terkait. Ada dua jenis benefit yaitu
direct benefit, keuntungan dari proyek dan indirect benefit, yaitu
biaya yang tidak secara tidak langsung berhubungan dengan
output proyek.
2. Tangible benefit adalah keuntungan yang bisa diukur atau dinilai
dengan uang.
3. Intangible benefit adalah keuntungan yang tidak dapat dinilai
dengan uang, contoh: peningkatan rasa aman, peningkatan
kualitas lingkungan, dll
Proyek dan Evaluasi
Proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan
modal/resources/faktor produksi untuk mencapai suatu
tujuan/target tertentu sehingga kegiatan tersebut dapat
memberikan manfaat (benefit) setelah jangka waktu tertentu
Evaluasi Proyek adalah suatu kegiatan untuk:
mengetahui tingkat keuntungan suatu inventasi
menghindari pelaksanaan proyek yang tidak/kurang
menguntungkan
memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan
menentukan prioritas investasi
STUDI KELAYAKAN EKONOMI
PEMBANGUNAN EMBUNG SAWAHAN
1) Periode Pengembalian (Payback Period)
A. Analisa Kelayakan Ekonomi
Dalam (Giatman,2006: 85) analisis Payback Period pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break event- point) merupakan jangka waktu yang diperluan untuk membayar kembali (mengembalikan). Jika komponen cashflow benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulacost-nya menjadi:
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi
tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu
ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode Payback
Period ini rencana investasi dikatakan layak (feasible):
Jika k ≤ n dan sebaliknya.
,k = jumlah periode pengembalian
,n = umur investasi
2). Nilai Bersih pada Waktu Sekarang (Net Present
Value / NPV)
Dalam metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang dari hasil (proceeds) yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu, kemudian jumlah dari seluruh proceeds selama usianya dikurangi dengan PV dari jumlah investasi. Selisih antara PV keseluruhan proceeds dikurangi dengan PV dari pengeluaran modal dinamakan nilai sekarang neto (Net Present Value).
Dalam menganalisa, tanda layak dinyatakan oleh nilai NPV ≥ 0, artinya suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sama dengan
Sementara itu NPV diperoleh dari PWB-PWC. Untuk mendapatkan nilai PWB, PWC, dan NPV dipakai formula umum sebagai berikut:
dimana:
Cb = cash flow benefit Cc = cash flow cost FPB = faktor bunga present t = periode waktu
n = umur investasi
3). Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of
Return / IRR)
Pengertian internal rate of return (IRR) didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima.
Kriteria investasi IRR ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila IRR > Sosial Discount Rate. Begitu pula sebaliknya,
jika diperoleh IRR < Sosial Discount Rate, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan (Pujdosumarto, 1988: 49).
4). Nilai Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio
/ BCR)
BCR adalah hasil perbandingan antara present value jumlah benefit kotor pada setiap periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan investasi yang dikeluarkan (Cipta Karya, 2007: 34).
Jika analisis dilakukan terhadap present:
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:
Jika: BCR ≥ 1, berarti investasi layak (feasible) BCR < 1, berarti investasi tidak layak (unfeasible).
5). Analisa Sensitivitas
Dalam penentuan nilai – nilai untuk keadaan sesudah proyek seperti produksi, harga, dan lain – lain merupakan estimasi dari perencana, terdapat kemungkinan bahwa keadaan sebenarnya yang akan terjadi tidak sama dengan nilai estimasi tersebut. Dengan melakukan analisa sensitivitas, dapat diperkirakan dampak yang akan terjadi apabila keadaan yang sebenarnya terjadi sesudah proyek tidak sama dengan estimasi awal.
Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut :
Dari hasil analisa sensitivitas terhadap beberapa
keadaan tersebut di atas dapat diketahui elemen
proyek yang merupakan elemen sensitif terhadap
keberhasilan
proyek.
Misalnya
dari
analisa
sensitivitas disimpulkan bahwa proyek sangat
sensitif terhadap penundaan penyelesaian proyek,
perlu ditelaah kembali komponen pelaksanaan
proyek
agar
kemungkinan
tertundanya
penyelesaian dapat dikurangi. Hal ini dapat
dilakukan
dengan
jalan
menyederhanakan
komponen
proyek
agar
tidak
mempersulit
pelaksanaannya (Suyanto,dkk, 2001:41).
B. Analisa Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Asumsi laju pertumbuhan dapat menggunakan data dari studi-studi yang telah ada, atau hasil evaluasi data perkembangan jumlah penduduk 10 tahun ke belakang dan mengkonfirmasikan kepada Bappeda setempat. Untuk proyeksi jumlah penduduk pada tahun-tahun yang akan datang, terdapat beberapa metode. Namun, metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Metode Geometrik (Cipta Karya, 2007: 69 & 80),
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan penduduk dimana angka pertumbuhan (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahun (Muliakusuma, 1981: 254)
C. Kebutuhan Air
Dalam menentukan kebutuhan air perlu adanya perhitungan proyeksi penduduk tiap tahun. Dalam studi ini metode yang digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk adalah Metode Geometrik
B. Biaya Modal (Capital Cost)
1) Biaya Langsung (Direct Cost)
Bahan, tenaga dan peralatan proyek
2) Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Biaya Engineering
Biaya ini merupakan suatu angka prosentase dari biaya konstruksi yaitu sebesar 7%.
Biaya Administrasi
Biaya ini merupakan suatu angka prosentase dari biaya konstruksi yaitu sebesar 5%.
Biaya Tak Terduga
Biaya ini merupakan suatu angka prosentase dari biaya konstruksi dan
engineering sebesar 5%. Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi sebesar 8% dari biaya konstruksi.